Lompat ke isi

Dewi Sri (perusahaan bus): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
NFarras (bicara | kontrib)
Masih bisa dikembangkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11: Baris 11:
| company_slogan =
| company_slogan =
| parent =
| parent =
| founded = 1980-an di [[Kota Tegal|Tegal]], [[Jawa Tengah]]
| founded = 1980
| founder = H Ismail
| founder = H. Ismail
| commenced =
| commenced =
| ceased =
| ceased =
| headquarters =
| headquarters = [[Kota Tegal]], [[Jawa Tengah]]
| locale =
| locale =
| service_area = Jawa
| service_area = Jawa
| service_type = [[Bus Antarkota Antarprovinsi|AKAP]] dan [[Bus Pariwisata]]
| service_type = [[Bus Antarkota]] dan [[Bus Pariwisata]]
| alliance =
| alliance =
| shortest_route =
| shortest_route =
Baris 25: Baris 25:
| hubs =
| hubs =
| stations =
| stations =
| depots = Pool Pesurungan Tegal
| depots = Pesurungan, Tegal
| fleets =
| fleets =
| ridership = <!-- Daily ridership -->
| ridership = <!-- Daily ridership -->
Baris 38: Baris 38:
| map_name =
| map_name =
| map_state = <!-- show or collapsed -->
| map_state = <!-- show or collapsed -->
}}'''PO Dewi Sri''' (didirikan di [[Kota Tegal|Tegal]], [[Jawa Tengah]]) adalah sebuah [[perusahaan]] [[jasa]] [[transportasi]] [[transportasi umum|angkutan penumpang darat]] yang berasal dari [[Jawa Tengah]]. Bus ini melayani rute transportasi darat di pesisir pantura Jawa Tengah bagian barat.
}}'''Dewi Sri''' adalah sebuah [[perusahaan]] [[jasa]] [[transportasi]] [[transportasi umum|angkutan penumpang darat]] yang berasal dari [[Kota Tegal]], [[Jawa Tengah]]. Bus ini melayani rute transportasi darat di pesisir [[pantura]] Jawa Tengah bagian barat.


== Sejarah ==
== Sejarah ==
PO Dewi Sri didirikan di [[Kota Tegal]] pada dekade 1980-an oleh H Ismail, pria asal [[Randusanga Kulon, Brebes, Brebes]] yang merantau ke Tegal setelah menikahi istrinya Hj Rokhayah.{{Butuh rujukan}}
Dewi Sri didirikan di [[Kota Tegal]] pada dekade 1980-an oleh H Ismail, pria asal [[Randusanga Kulon, Brebes, Brebes]] yang merantau ke Tegal setelah menikahi istrinya Hj Rokhayah.{{Butuh rujukan}}


Pada masa awal pendiriannya, Dewi Sri beroperasi pada trayek Tegal-Jabodetabek pulang pergi. Saat itu, persaingan [[Bus Antarkota Antarprovinsi]] di jalur Pantura sangat ketat. Bersama dengan "saudara" nya yakni Dedy Jaya, Dewi Sri bersaing dengan [[PO Sinar Jaya]] yang saat itu sedang naik daun. Tak heran bila ketiga bus tersebut sering mengalami aksi kejar-kejaran.{{Butuh rujukan}}
Pada masa awal pendiriannya, Dewi Sri beroperasi pada trayek Tegal-Jakarta pulang pergi. Saat itu, persaingan [[bus antarkota]] di jalur Pantura sangat ketat. Bersama dengan saudaranya, yakni "''Dedy Jaya''". Dewi Sri bersaing dengan "''[[PO Sinar Jaya|Sinar Jaya]]''" yang saat itu sedang naik daun. Tak heran bila ketiga bus tersebut sering bersaing atau mengalami aksi kejar-kejaran.{{Butuh rujukan}}


Pada awal dekade 2000-an, Ismail menyerahkan tongkat kepemimpinan PO Dewi Sri kepada anaknya, [[Ikmal Jaya]]. Ikmal sendiri mempunyai pengalaman dalam mengelola bidang transportasi, seperti keberhasilannya dalam mengelola angkutan umum di Bumi Serpong Damai (BSD) dan sekitarnya. Pada 2006, kepemimpinan perusahaan diambil oleh [[Idza Priyanti]] yang merupakan adik dari Ikmal, menyusul Ikmal yang saat itu menjadi Walikota Tegal periode 2006-2011. Dan di tahun 2012, perusahaan diserahkan oleh [[Mukti Agung Wibowo]] yang merupakan anak terakhir dari H Ismail.<ref name="ayonaikbis.com">[https://ayonaikbis.com/bus-dewi-sri-dan-dinasti-politik/3355 "Perjalanan Bus Dewi Sri dan Dinasti Politik"]. Diakses [[10 Agustus]] 2021.</ref>
Pada awal dekade 2000-an, Ismail menyerahkan tongkat kepemimpinan Dewi Sri kepada anaknya, [[Ikmal Jaya]]. Ikmal sendiri mempunyai pengalaman dalam mengelola bidang transportasi, seperti keberhasilannya dalam mengelola [[angkutan kota]] di Bumi Serpong Damai (BSD) dan sekitarnya. Pada 2006, kepemimpinan perusahaan diambil oleh [[Idza Priyanti]] yang merupakan adik dari Ikmal, menyusul Ikmal yang saat itu menjadi Wali kota Tegal periode 2006-2011. Dan di tahun 2012, perusahaan diserahkan oleh [[Mukti Agung Wibowo]] yang merupakan anak terakhir dari H Ismail.<ref name="ayonaikbis.com">[https://ayonaikbis.com/bus-dewi-sri-dan-dinasti-politik/3355 "Perjalanan Bus Dewi Sri dan Dinasti Politik"]. Diakses [[10 Agustus]] 2021.</ref>


== Layanan ==
== Layanan ==
=== Bus AKAP ===
=== Bus Antarkota ===
Bus Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) PO Dewi Sri melayani antar penumpang lintas Jawa, dengan trayek :
Bus antarkota Dewi Sri melayani antar penumpang lintas Jawa, dengan trayek :
* Jabodetabek/Merak-Brebes-Tegal-Pekalongan-Banyuputih-Weleri
* Jabodetabek/Merak-Brebes-Tegal-Pekalongan-Banyuputih-Weleri
* Jabodetabek/Merak-Brebes-Tegal-Slawi-Margasari-Bumiayu-Purwokerto
* Jabodetabek/Merak-Brebes-Tegal-Slawi-Margasari-Bumiayu-Purwokerto

Dengan bus berkelas AC 2-2, Bisnis RS dan Ekonomi 2-3, serta didukung dengan chassis sebagai berikut :
Dengan bus berkelas AC 2-2, Bisnis RS dan Ekonomi 2-3, serta didukung dengan chassis sebagai berikut :
* Mercedes-Benz
* Mercedes-Benz
Baris 58: Baris 59:


=== Bus pariwisata ===
=== Bus pariwisata ===
PO Dewi Sri juga melayani Sewa Bus Pariwisata untuk kebutuhan perjalanan wisata menuju Jawa dan Bali.
Dewi Sri juga melayani Sewa Bus Pariwisata untuk kebutuhan perjalanan wisata menuju Jawa dan Bali.


== Kontroversi ==
== Kontroversi ==
=== Dinasti politik ===
=== Dinasti politik ===
Dinasti Politik Dewi Sri sudah sangat familiar dikalangan masyarakat pesisir pantura Jawa Tengah khususnya eks-Karesidenan Pekalongan. [[Ikmal Jaya]], [[Idza Priyanti]] dan [[Mukti Agung Wibowo]] adalah ketiga anak dari H. Ismail dan Hj. Rokhayah selaku pendiri PO Dewi Sri. Selain menjadi pemegang tampuk kekuasaan perusahaan milik orang tuanya, mereka juga mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Ikmal Jaya sukses menjadi [[Wali Kota Tegal]] periode 2003-2013 meski jatuh di tengah kepemimpinan periode keduanya lantaran tersandung kasus korupsi. Sedangkan Idza Priyanti menjadi [[Bupati Brebes]], dan si bungsu Mukti Agung Wibowo memenangkan [[Pemilihan umum Bupati Pemalang 2020|Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Pemalang]] tahun 2020.{{Butuh rujukan}}
Dinasti Politik Dewi Sri sudah sangat familiar dikalangan masyarakat pesisir pantura Jawa Tengah, khususnya [[eks-Karesidenan Pekalongan]]. [[Ikmal Jaya]], [[Idza Priyanti]] dan [[Mukti Agung Wibowo]] adalah ketiga anak dari H. Ismail dan Hj. Rokhayah selaku pendiri Dewi Sri. Selain menjadi pemegang tampuk kekuasaan perusahaan milik orang tuanya, mereka juga mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Ikmal Jaya sukses menjadi [[Wali Kota Tegal]] periode 2009-2014 meski jatuh di tengah kepemimpinan periode keduanya lantaran tersandung kasus korupsi. Sedangkan Idza Priyanti menjadi [[Bupati Brebes]], dan anak bungsu Mukti Agung Wibowo memenangkan [[Pemilihan umum Bupati Pemalang 2020|Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Pemalang]] tahun 2020.{{Butuh rujukan}}


Adanya dinasti politik tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya pelanggan setia bus Dewi Sri. Mereka menganggap dengan adanya dinasti-dinasti politik seperti ini dapat membuat ketidakfokusan dalam mengelola perusahaan bus yang bisa berujung pada penurunan kualitas pelayanan.<ref name="tempo.co">[https://koran.tempo.co/read/berita-utama-jateng/325256/dinasti-politik-dewi-sri-diusik "Dinasti Politik Dewi Sri Diusik"]. Diakses [[10 Agustus]] 2021.</ref>
Adanya dinasti politik tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya pelanggan setia bus Dewi Sri. Mereka menganggap dengan adanya dinasti-dinasti politik seperti ini dapat membuat ketidakfokusan dalam mengelola perusahaan bus yang bisa berujung pada penurunan kualitas pelayanan.<ref name="tempo.co">[https://koran.tempo.co/read/berita-utama-jateng/325256/dinasti-politik-dewi-sri-diusik "Dinasti Politik Dewi Sri Diusik"]. Diakses [[10 Agustus]] 2021.</ref>

== Dalam budaya populer ==

Dewi Sri dan Parno adalah anak Sopiah sekaligus anak tiri Karyo ([[Basuki (pelawak)|Basuki]]) sekaligus cucu Pak [[Bendot]] ia tinggal di rumah kontrakan bersama Babe Sabeni ([[Benyamin Sueb]]), Mak Lela ([[Aminah Tjendrakasih]]), Engkong Ali ([[Pak Tile|H. Tile]]), Nyai Rodiah ([[Nacih]]), [[Mandra]], Munaroh ([[Maryati Tohir]]), Doel ([[Rano Karno]]), Atun ([[Suti Karno]]), dan Sarah ([[Cornelia Agatha]]) dalam sinetron ''[[Si Doel Anak Sekolahan]]''.


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 70: Baris 75:


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

[[Kategori:Perusahaan otobus di Indonesia]]
[[Kategori:Transportasi bus di Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan otobus Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan transportasi Indonesia]]
[[Kategori:Bus pariwisata di Indonesia]]
[[Kategori:Transportasi darat]]
[[Kategori:Bus antarkota di Indonesia]]

[[Kategori:Bus]]

[[Kategori:Transportasi di Indonesia]]
[[Kategori:Transportasi bus]]
[[Kategori:Bus antarkota antarprovinsi]]
{{perusahaan-Indonesia-stub}}
{{perusahaan-Indonesia-stub}}

Revisi terkini sejak 20 Juli 2024 16.30

Dewi Sri
Didirikan1980
PendiriH. Ismail
Kantor pusatKota Tegal, Jawa Tengah
Wilayah layananJawa
Jenis layananBus Antarkota dan Bus Pariwisata
KelasBisnis AC, Bisnis RS, Ekonomi
GarasiPesurungan, Tegal
Jenis bahan bakarSolar
CEOHj Rokhayah
Idza Priyanti
Mukti Agung Wibowo

Dewi Sri adalah sebuah perusahaan jasa transportasi angkutan penumpang darat yang berasal dari Kota Tegal, Jawa Tengah. Bus ini melayani rute transportasi darat di pesisir pantura Jawa Tengah bagian barat.

Dewi Sri didirikan di Kota Tegal pada dekade 1980-an oleh H Ismail, pria asal Randusanga Kulon, Brebes, Brebes yang merantau ke Tegal setelah menikahi istrinya Hj Rokhayah.[butuh rujukan]

Pada masa awal pendiriannya, Dewi Sri beroperasi pada trayek Tegal-Jakarta pulang pergi. Saat itu, persaingan bus antarkota di jalur Pantura sangat ketat. Bersama dengan saudaranya, yakni "Dedy Jaya". Dewi Sri bersaing dengan "Sinar Jaya" yang saat itu sedang naik daun. Tak heran bila ketiga bus tersebut sering bersaing atau mengalami aksi kejar-kejaran.[butuh rujukan]

Pada awal dekade 2000-an, Ismail menyerahkan tongkat kepemimpinan Dewi Sri kepada anaknya, Ikmal Jaya. Ikmal sendiri mempunyai pengalaman dalam mengelola bidang transportasi, seperti keberhasilannya dalam mengelola angkutan kota di Bumi Serpong Damai (BSD) dan sekitarnya. Pada 2006, kepemimpinan perusahaan diambil oleh Idza Priyanti yang merupakan adik dari Ikmal, menyusul Ikmal yang saat itu menjadi Wali kota Tegal periode 2006-2011. Dan di tahun 2012, perusahaan diserahkan oleh Mukti Agung Wibowo yang merupakan anak terakhir dari H Ismail.[1]

Bus Antarkota

[sunting | sunting sumber]

Bus antarkota Dewi Sri melayani antar penumpang lintas Jawa, dengan trayek :

  • Jabodetabek/Merak-Brebes-Tegal-Pekalongan-Banyuputih-Weleri
  • Jabodetabek/Merak-Brebes-Tegal-Slawi-Margasari-Bumiayu-Purwokerto

Dengan bus berkelas AC 2-2, Bisnis RS dan Ekonomi 2-3, serta didukung dengan chassis sebagai berikut :

  • Mercedes-Benz
  • Hino
  • Volvo

Bus pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Dewi Sri juga melayani Sewa Bus Pariwisata untuk kebutuhan perjalanan wisata menuju Jawa dan Bali.

Kontroversi

[sunting | sunting sumber]

Dinasti politik

[sunting | sunting sumber]

Dinasti Politik Dewi Sri sudah sangat familiar dikalangan masyarakat pesisir pantura Jawa Tengah, khususnya eks-Karesidenan Pekalongan. Ikmal Jaya, Idza Priyanti dan Mukti Agung Wibowo adalah ketiga anak dari H. Ismail dan Hj. Rokhayah selaku pendiri Dewi Sri. Selain menjadi pemegang tampuk kekuasaan perusahaan milik orang tuanya, mereka juga mencalonkan diri menjadi kepala daerah. Ikmal Jaya sukses menjadi Wali Kota Tegal periode 2009-2014 meski jatuh di tengah kepemimpinan periode keduanya lantaran tersandung kasus korupsi. Sedangkan Idza Priyanti menjadi Bupati Brebes, dan anak bungsu Mukti Agung Wibowo memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Pemalang tahun 2020.[butuh rujukan]

Adanya dinasti politik tersebut memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, khususnya pelanggan setia bus Dewi Sri. Mereka menganggap dengan adanya dinasti-dinasti politik seperti ini dapat membuat ketidakfokusan dalam mengelola perusahaan bus yang bisa berujung pada penurunan kualitas pelayanan.[2]

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Dewi Sri dan Parno adalah anak Sopiah sekaligus anak tiri Karyo (Basuki) sekaligus cucu Pak Bendot ia tinggal di rumah kontrakan bersama Babe Sabeni (Benyamin Sueb), Mak Lela (Aminah Tjendrakasih), Engkong Ali (H. Tile), Nyai Rodiah (Nacih), Mandra, Munaroh (Maryati Tohir), Doel (Rano Karno), Atun (Suti Karno), dan Sarah (Cornelia Agatha) dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]