Lompat ke isi

Kata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
k Membatalkan 3 suntingan oleh Ruanganpribadiku (bicara) ke revisi terakhir oleh Silencemen21()
Tag: Pembatalan
(44 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
{{refimprove}}
{{refimprove}}


[[Berkas:Contoh kamus Jawa-Belanda GR.jpg|jmpl|200px|Contoh gambar satu halaman kamus atau daftar kata-kata.]]
[[Berkas:Kamus Frederick De Houtman.png|jmpl|200px|Contoh gambar satu halaman kamus atau daftar kata-kata.]]


'''Kata''' merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam [[bahasa Indonesia]] kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan) dalam suatu kalimat.<ref>{{cite journal|title= Analsis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab Berdasarkan Kala, Jumlah dan Persona|journal= Jurnal Sastra Indonesia|voulme= 2|number= 1|year= 2013|issn= 2685-9599|page= 2|url= https://www.google.co.id/}}</ref>
'''Kata''' atau '''ayat'''<ref>Istilah yang dipergunakan di Malaysia.</ref> adalah suatu unit dari suatu [[bahasa]] yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih [[morfem]]. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa [[afiks]]. Gabungan kata-kata dapat membentuk [[frasa]], [[klausa]], atau [[kalimat]].


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari [[bahasa Sanskerta|bahasa]] Ngapak ''kathā''. Dalam bahasa Sanskerta, ''kathā'' sebenarnya bermakna "konversasi", "bahasa", "cerita" atau "dongeng"<ref>Lema ''kathā'' di kamus bahasa Sanskerta-Inggris oleh Monier-Williams (1899)</ref>. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".
Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari [[bahasa Sanskerta|bahasa]] Ngapak ''kathā''. Dalam bahasa Sanskerta, ''kathā'' sebenarnya bermakna "percakapan", "bahasa", "cerita" atau "dongeng".<ref>{{cite book|title = Sanskrit-English Dictionary|url = https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.31959|last=Monier-Williams|first=Monier|year=1899}}</ref> Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".

== Masalah Pendefinisian ==
Istilah "kata" tidak sulit untuk didefinisikan. Di dalam artikel ini dicoba untuk menjelaskan konsep ini dengan menyajikan tiga definisi yang berbeda: definisi menurut KBBI, tata bahasa baku bahasa Indonesia dan definisi yang umum diberikan di Dunia Barat.

== Definisi Kamus Besar Bahasa Indonesia ==
''[[Kamus Besar Bahasa Indonesia|Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)]]'' (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
# Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
# konversasi, bahasa
# [[Morfem]] atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
# Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh ''kata'') atau beberapa morfem gabungan (contoh ''perkataan'')

Definisi pertama ''KBBI'' bisa diartikan sebagai [[leksem]] yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya ''kathā'' dalam [[bahasa Sanskerta]]. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.


== Jenis kata ==
== Jenis kata ==
Baris 39: Baris 27:
#* Orang ketiga (mereka),
#* Orang ketiga (mereka),
#* Kata ganti kepunyaan (-nya),
#* Kata ganti kepunyaan (-nya),
#* Kata ganti penunjuk (ini, itu)
#* Kata ganti penunjuk (ini, itu).
# [[Numeralia]] (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya ''satu'', ''kedua''.
# [[Numeralia]] (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya ''satu'', ''kedua''.
#* Angka kardinal (duabelas),
#* Angka kardinal (duabelas),
#* Angka ordinal (keduabelas)
#* Angka ordinal (keduabelas).
# [[Kata tugas]] atau partikel adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
# [[Kata tugas]] atau partikel adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
#* [[preposisi]] (kata depan) (contoh: dari),
#* [[preposisi]] (kata depan) (contoh: dari),
#* [[Konjungsi (bahasa)|konjungsi]] (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat (karena),
#* [[Konjungsi (bahasa)|konjungsi]] (kata sambung) - Konjungsi koordinasi (dan, atau), Konjungsi subordinat (karena);
#* [[artikula]] (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya ''the''),
#* [[artikula]] (kata sandang) (contoh: sang, si);
#* [[interjeksi]] (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
#* [[interjeksi]] (kata seru) (contoh: wow, wah);
#* [[partikel penegas]] berprilaku mirip dengan akhiran yang melekat dengan di belakang kata yang ditegaskannya, contohnya: ''<u>-lah</u>'', ''-kah'', ''-tah'', ''-nya'', dan ''-pun''.
#* [[partikel penegas]].


=== Klasifikasi Kata ===
== Penentuan batas kata ==
Tujuh kategori kata tersebut dapat dikategorikan kedalam dua klasifikasi kata, yaitu '''kelas terbuka''' dan '''kelas tertutup''', Kata yang tergolong dalam '''kelas terbuka''' dapat berkembang atau justru berkurang seiring waktu.<ref name=":0">Chaer, A. 2008. ''Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses)''. Jakarta: Rineka Cipta.</ref> Penambahan kata dalam kelas terbuka dapat terjadi karena proses morfologi dari kata tersebut, misalnya karena afiksasi. Kelas kata yang termasuk dalam kelas terbuka adalah '''nomina''', '''ajektifa''', '''verba''' dan '''adverbia'''. Berlawanan dengan kelas kata sebelumnya, '''kelas tertutup''' tidak dapat membentuk kata baru, oleh karena itu jumlah kata dalam kelas ini tidak pernah bertambah atau berkurang.<ref name=":0" /> Contoh dari kelas kata yang tergolong dalam '''kelas tertutup''' adalah pronomina, preposisi dan konjungsi.


Di dalam [[Linguistik|Ilmu linguistik]], minimal terdapat lima cara dalam menentukan batas-batas kata:
== Penentuan batas kata ==
Dalam ilmu linguistik ada minimal lima cara dalam menentukan batas-batas kata:
;Pada jeda
;Pada jeda
:Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metode ini tidaklah sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.
:Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metode ini tidaklah sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.
;Keutuhan
;Keutuhan
:Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah [[kalimat]] secara keras dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.<!-- Thus, ''I have lived in this village for ten years'' might become ''I and my family have lived in this little village for about ten or so years''. These extra words will tend to be added in the word boundaries of the original sentence. However, some languages have [[infix]]es, which are put inside a word. Similarly, some have [[separable affix]]es; in the [[German language|German]] sentence "Ich '''komme''' gut zu Hause '''an'''," the verb ''ankommen'' is separated.-->
:Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah [[kalimat]] secara keras dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.
;Bentuk bebas minimal
;Bentuk bebas minimal
:Konsep ini pertama kali diusulkan oleh [[Leonard Bloomfield]]. Kata-kata adalah [[leksem]], jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
:Konsep ini pertama kali diusulkan oleh [[Leonard Bloomfield]]. Kata-kata adalah [[leksem]], jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
;Batas fonetis
;Batas fonetis
:Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafazan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai [[harmoni vokal]] (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.
:Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafalan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai [[harmoni vokal]] (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.

;Satuan semantis
;Satuan semantis
:Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan [[semantik]]nya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
:Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan [[semantik]]nya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
Baris 69: Baris 54:
Dalam praktiknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.
Dalam praktiknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.


== Catatan kaki ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}

== Rujukan ==

# {{TB3I|3}}
# {{cite book
|title = Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI)
|publisher = PT. Cipta Adi Pustaka
|location = Jakarta
|edition = Jilid 8
|pages = hlm. 217-218
|year = 1990
}}
# {{cite book
|title = Kamus Besar Bahasa Indonesia
|location = Jakarta
|publisher = Balai Pustaka
|year=1997
}}
# {{cite book
|title = Sanskrit-English Dictionary
|last=Monier-Williams
|first=Monier
|year=1899
}}

== Lihat pula ==


{{wikibooks|Bahasa Indonesia|Kata}}
{{wikibooks|Bahasa Indonesia|Kata}}


==Lihat pula==
* [[Kata kerabat]]
* [[Kata kerabat]]


== Bahan bacaan terkait ==
== Bahan bacaan terkait ==
* {{cite book|title = Core Syntax: A Minimalist Approach|last=Adger|first=David|year=2003|location = Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-924370-0}}
* {{cite book|title = Core Syntax: A Minimalist Approach|url = https://archive.org/details/coresyntaxminima0000adge|last=Adger|first=David|year=2003|location = Oxford|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-924370-0}}
* {{cite book|title = Literacy: An Introduction to the Ecology of Written Language|author = Barton, David|publisher = Blackwell Publishing|year = 1994|page = 96}}
* {{cite book|title = Literacy: An Introduction to the Ecology of Written Language|url = https://archive.org/details/literacyintroduc0000bart|author = Barton, David|publisher = Blackwell Publishing|year = 1994|page = [https://archive.org/details/literacyintroduc0000bart/page/96 96]}}
* {{cite book|title = English Word-formation|author = Bauer, Laurie|year = 1983|location = Cambridge|publisher = Cambridge University Press|isbn = 0-521-28492-9}}
* {{cite book|title = English Word-formation|url = https://archive.org/details/englishwordforma0000baue|author = Bauer, Laurie|year = 1983|location = Cambridge|publisher = Cambridge University Press|isbn = 0-521-28492-9}}
* Brown, Keith R. (Ed.) (2005) Encyclopedia of Language and Linguistics (2nd ed.). Elsevier. 14 vols.
* Brown, Keith R. (Ed.) (2005) Encyclopedia of Language and Linguistics (2nd ed.). Elsevier. 14 vols.
* {{cite book|title = The Cambridge Encyclopedia of the English Language|author = Crystal, David|year = 1995|edition = 1|location = Cambridge|publisher = Cambridge University Press|isbn = 0-521-40179-8}}
* {{cite book|title = The Cambridge Encyclopedia of the English Language|url = https://archive.org/details/cambridgeencyclo00crys|author = Crystal, David|year = 1995|edition = 1|location = Cambridge|publisher = Cambridge University Press|isbn = 0-521-40179-8}}
* {{cite book|title = Meeting the Standards in Secondary English: A Guide to the ITT NC|author = Fleming, Michael et al.|year = 2001|publisher = Routledge|page = 77|isbn = 0-415-23377-1}}
* {{cite book|title = Meeting the Standards in Secondary English: A Guide to the ITT NC|author = Fleming, Michael et al.|year = 2001|publisher = Routledge|page = 77|isbn = 0-415-23377-1}}
* {{Cite book|last=Goddard|first=Cliff|year=2002|chapter=The search for the shared semantic core of all languages|editor=Cliff Goddard and Anna Wierzbicka|title=Meaning and Universal Grammar: Theory and Empirical Findings|volume=Volume I|location=Amsterdam|publisher=John Benjamins|pages=5–40|url=http://www.une.edu.au/lcl/nsm/pdf/Goddard_Ch1_2002.pdf|postscript=<!--None-->|archiveurl=http://web.archive.org/web/20080908083411/http://www.une.edu.au/lcl/nsm/pdf/Goddard_Ch1_2002.pdf|archivedate=2008-09-08}}
* {{Cite book|last=Goddard|first=Cliff|year=2002|chapter=The search for the shared semantic core of all languages|editor=Cliff Goddard and Anna Wierzbicka|title=Meaning and Universal Grammar: Theory and Empirical Findings|volume=Volume I|location=Amsterdam|publisher=John Benjamins|pages=5–40|url=http://www.une.edu.au/lcl/nsm/pdf/Goddard_Ch1_2002.pdf|postscript=<!--None-->|archiveurl=https://web.archive.org/web/20080908083411/http://www.une.edu.au/lcl/nsm/pdf/Goddard_Ch1_2002.pdf|archivedate=2008-09-08|access-date=2014-02-04|dead-url=yes}}
* {{cite book|title = English Words: Structure, History, Usage|author = Katamba, Francis|year = 2005|publisher = Routledge|isbn = 0-415-29893-8}}
* {{cite book|title = English Words: Structure, History, Usage|url = https://archive.org/details/englishwords0000unse|author = Katamba, Francis|year = 2005|publisher = Routledge|isbn = 0-415-29893-8}}
* {{cite book|title = Word-formation in English|author = Plag, Ingo|year = 2003|location = Cambridge|publisher = Cambridge University Press|isbn = 0-521-52563-2}}
* {{cite book|title = Word-formation in English|url = https://archive.org/details/wordformationine0000plag|author = Plag, Ingo|year = 2003|location = Cambridge|publisher = Cambridge University Press|isbn = 0-521-52563-2}}
* {{cite dictionary | encyclopedia = Oxford English Dictionary | editor = Simpson, J.A. and E.S.C. Weiner | edition = 2 | year = 1989 | publisher = Clarendon Press | isbn = 0-19-861186-2}}
* {{cite dictionary | encyclopedia = Oxford English Dictionary | editor = Simpson, J.A. and E.S.C. Weiner | edition = 2 | year = 1989 | publisher = Clarendon Press | isbn = 0-19-861186-2}}
* {{cite book|last=Wierzbicka|first=Anna|year=1996|title=Semantics: Primes and Universals|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-870002-4}}
* {{cite book|last=Wierzbicka|first=Anna|year=1996|title=Semantics: Primes and Universals|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-870002-4}}
* {{cite book|title= Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI)|publisher= PT. Cipta Adi Pustaka|location= Jakarta|edition= Jilid 8|pages= 217-218|year= 1990}}
* {{cite book|title= Kamus Besar Bahasa Indonesia|location= Jakarta|publisher= Balai Pustaka|year=1997}}
* {{TB3I|3}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.sussex.ac.uk/english/documents/essay---what-is-a-word.pdf What Is a Word?] – a working paper by [[Larry Trask]] (see [http://www.sussex.ac.uk/english/research/projects/linguisticspapers] for attribution), Department of Linguistics and English Language, [[University of Sussex]].
* [http://www.sussex.ac.uk/english/documents/essay---what-is-a-word.pdf What Is a Word?] – a working paper by [[Larry Trask]] (see [http://www.sussex.ac.uk/english/research/projects/linguisticspapers] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130120021805/http://www.sussex.ac.uk/english/research/projects/linguisticspapers |date=2013-01-20 }} for attribution), Department of Linguistics and English Language, [[University of Sussex]].
* For a different type of views cf. [http://ssrn.com/abstract=2016136 Wor(L)d- Spaces: The Definition of ‘Word’] Encyclopedia of Science of Language, Polimetrica Onlus, 2007. Milan, Italy.
* For a different type of views cf. [http://ssrn.com/abstract=2016136 Wor(L)d- Spaces: The Definition of ‘Word’] Encyclopedia of Science of Language, Polimetrica Onlus, 2007. Milan, Italy.
* [http://www.onkamus.com Berbagi Pengetahuan Arti Kata]
* [http://www.onkamus.com Berbagi Pengetahuan Arti Kata] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131203201544/http://www.onkamus.com/ |date=2013-12-03 }}


[[Kategori:Kata| ]]
[[Kategori:Kata]]

Revisi per 23 Juli 2024 08.17

Contoh gambar satu halaman kamus atau daftar kata-kata.

Kata merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan) dalam suatu kalimat.[1]

Etimologi

Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Ngapak kathā. Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna "percakapan", "bahasa", "cerita" atau "dongeng".[2] Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".

Jenis kata

Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.

Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:

  1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
  2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari.
    • Verba transitif (membunuh),
    • Verba kerja intransitif (meninggal),
    • Pelengkap (berumah)
  3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
  4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
  5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
    • Orang pertama (kami),
    • Orang kedua (engkau),
    • Orang ketiga (mereka),
    • Kata ganti kepunyaan (-nya),
    • Kata ganti penunjuk (ini, itu).
  6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
    • Angka kardinal (duabelas),
    • Angka ordinal (keduabelas).
  7. Kata tugas atau partikel adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
    • preposisi (kata depan) (contoh: dari),
    • konjungsi (kata sambung) - Konjungsi koordinasi (dan, atau), Konjungsi subordinat (karena);
    • artikula (kata sandang) (contoh: sang, si);
    • interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah);
    • partikel penegas berprilaku mirip dengan akhiran yang melekat dengan di belakang kata yang ditegaskannya, contohnya: -lah, -kah, -tah, -nya, dan -pun.

Penentuan batas kata

Di dalam Ilmu linguistik, minimal terdapat lima cara dalam menentukan batas-batas kata:

Pada jeda
Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metode ini tidaklah sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.
Keutuhan
Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.
Bentuk bebas minimal
Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
Batas fonetis
Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafalan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.
Satuan semantis
Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.

Dalam praktiknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.

Rujukan

  1. ^ "Analsis Kontrastif Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab Berdasarkan Kala, Jumlah dan Persona". Jurnal Sastra Indonesia (1): 2. 2013. ISSN 2685-9599. 
  2. ^ Monier-Williams, Monier (1899). Sanskrit-English Dictionary. 

Lihat pula

Bahan bacaan terkait

Pranala luar