Lompat ke isi

Delman: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Ibukota → Ibu kota
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
 
(28 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{globalize|article|Indonesia|date=April 2020}}
[[Berkas:Delman in Blitar.jpg|jmpl|240px|Delman di [[Blitar]]]]
[[Berkas:Bendi_pengantin.jpg|jmpl|270x270px|Delman atau disebut bendi di Padang yang tetap eksis dalam arak-arakan pengantin]]
'''Delman''' adalah kendaraan [[transportasi]] [[tradisional]] yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan [[mesin]] tetapi menggunakan [[kuda]] sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda antara lain adalah [[Kariot|kereta perang]], [[kereta kencana]] dan [[kereta kuda]].
Di [[Indonesia]], '''delman''' adalah kendaraan [[transportasi]] [[tradisional]] yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan [[mesin]] tetapi menggunakan [[kuda]] sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda antara lain adalah [[Kariot|kereta perang]], [[kereta kencana]] dan [[kereta kuda]].


Nama kendaraan ini berasal dari nama penemunya, yaitu '''[[Charles Theodore Deeleman]]''', seorang litografer dan insinyur pada masa [[Hindia Belanda]].<ref>Snoek, Kees. ''Manhafte heren en rijke erfdochters: Het voorgeslacht van E.du Perron op Java'', Penerbit : KITLV Uitgeverij Leiden, 2003. Dari resensi berjudul [http://achmadsunjayadi.wordpress.com/2007/05/01/mencari-asal-usul-keluarga-indo-prancis-di-jawa/ Mencari Asal Usul Keluarga Indo Prancis di Jawa], oleh Achmad Sunjayadi.</ref> Orang Belanda sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama ''dos-à-dos'' (punggung pada punggung, arti harfiah [[bahasa Prancis]]), yaitu sejenis kereta yang posisi duduk penumpangnya saling memunggungi. Istilah dos-à-dos ini kemudian oleh penduduk [[Suku Betawi|pribumi Batavia]] disingkat lagi menjadi 'sado'.<ref>''[http://djawatempodoeloe.multiply.com/photos/album/263/Kartupos_dari_Meester_Cornelis_dikirim_ke_Belanda_dengan_prangko_Jawa_1908?&album=263&view:replies=reverse Kartupos dari Meester Cornelis dikirim ke Belanda dengan prangko Jawa 1908]'', pada website Priyambodo Prayitno, di akses Oct 29, '07 11:28 AM.</ref>
Nama kendaraan ini berasal dari nama penemunya, yaitu [[Charles Theodore Deeleman]], seorang litografer dan insinyur pada masa [[Hindia Belanda]].<ref>Snoek, Kees. ''Manhafte heren en rijke erfdochters: Het voorgeslacht van E.du Perron op Java'', [[Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde|KITLV]] Leiden, 2003. Dari resensi berjudul [http://achmadsunjayadi.wordpress.com/2007/05/01/mencari-asal-usul-keluarga-indo-prancis-di-jawa/ Mencari Asal Usul Keluarga Indo Prancis di Jawa], oleh Achmad Sunjayadi.</ref> Orang Belanda sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama ''dos-à-dos'' (punggung pada punggung, arti harfiah [[bahasa Prancis]]), yaitu sejenis kereta yang posisi duduk penumpangnya saling memunggungi. Istilah dos-à-dos ini oleh penduduk [[Suku Betawi|pribumi Batavia]] disingkat lagi menjadi 'sado'.<ref>''[http://djawatempodoeloe.multiply.com/photos/album/263/Kartupos_dari_Meester_Cornelis_dikirim_ke_Belanda_dengan_prangko_Jawa_1908?&album=263&view:replies=reverse Kartupos dari Meester Cornelis dikirim ke Belanda dengan prangko Jawa 1908]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}'', pada website Priyambodo Prayitno, di akses Oct 29, '07 11:28 AM.</ref>


== Penamaan ==
== Jenis delman ==
Penamaan Delman berasal dari penemunya yakni Ir Charles Theodore Deeleman, seorang insinyur, ahli irigasi yang memiliki bengkel besi di pesisir [[Batavia]] ([[Jakarta]] sekarang). Penamaan kendaraan yang sama adalah Sado yang berasal dari [[Bahasa Prancis]] ''dos-à-dos'' yang berarti saling memunggungi. Istilah lain dalam berbagai bahasa daerah cukup beragam yang sebenarnya merujuk pada wujud benda yang sama.
Penamaan delman berasal dari penemunya yakni Charles Theodore Deeleman, seorang insinyur, ahli irigasi yang memiliki bengkel besi di pesisir [[Batavia]] ([[Jakarta]] sekarang). Penamaan kendaraan yang sama adalah Sado yang berasal dari [[Bahasa Prancis]] ''dos-à-dos'' yang berarti saling memunggungi. Istilah lain dalam berbagai bahasa daerah cukup beragam yang sebenarnya merujuk pada wujud benda yang sama.


=== Kahar atau keretek ===
=== Kahar atau keretek ===
[[Bahasa Sunda]] mengenal istilah ''kahar'' dan ''keretek''. Meskipun merujuk pada kendaraan yang sejenis, tempat pijakan penumpang untuk naik pada ''keretek'' lebih lebar dibandingkan ''delman''. Pijakan pada delman hanya berukuran cukup untuk satu kaki saja. Selain itu, delman lebih tinggi dari ''keretek''.
[[Bahasa Sunda]] mengenal istilah ''[[kahar]]'' dan ''keretek''. Meskipun merujuk pada kendaraan yang sejenis, tempat pijakan penumpang untuk naik pada ''keretek'' lebih lebar dibandingkan ''delman''. Pijakan pada delman hanya berukuran cukup untuk satu kaki saja. Selain itu, delman lebih tinggi dari ''keretek''.


=== Nayor ===
=== Nayor ===
[[Nayor]] adalah variasi bentuk delman, dengan kabin yang lebih tertutup; yang bukan tidak mirip dengan kabin [[oplet]]. Nayor hanya dijumpai beroperasi di sekitar kota [[Cibadak, Sukabumi]].
[[Nayor]] adalah variasi bentuk delman, dengan kabin yang lebih tertutup; yang bukan tidak mirip dengan kabin [[oplet]]. Nayor hanya dijumpai beroperasi di sekitar kota [[Cibadak, Sukabumi]].

=== Sado ===
{{Main|Sado (kereta kuda)}}


=== Dokar ===
=== Dokar ===
Baris 24: Baris 28:
# Kereta dengan satu kuda, biasanya beroda dua dan tinggi, dengan dua bangku melintang yang saling memunggungi. Dalam [[bahasa Inggris]] [[slang]], kendaraan ini disebut "bounder". Di India, kendaraan ini disebut "tumtum".
# Kereta dengan satu kuda, biasanya beroda dua dan tinggi, dengan dua bangku melintang yang saling memunggungi. Dalam [[bahasa Inggris]] [[slang]], kendaraan ini disebut "bounder". Di India, kendaraan ini disebut "tumtum".
# Versi Prancis memiliki empat roda dan dua bangku yang saling memunggungi sehingga disebut ''dos-à-dos'' ([[bahasa Prancis]] untuk "saling memunggungi").
# Versi Prancis memiliki empat roda dan dua bangku yang saling memunggungi sehingga disebut ''dos-à-dos'' ([[bahasa Prancis]] untuk "saling memunggungi").
# ''Dogcart'' versi Amerika memiliki empat roda dan sebuah kompartemen untuk membawa binatang hasil buruan.<ref>[http://www.caaonline.com/seabrook/gamecarttrap.html Seabrook Coaching Stable Dispersal Auction: Game Cart Trap.] The Carriage Association of America, Inc.</ref>
# ''Dogcart'' versi Amerika memiliki empat roda dan sebuah kompartemen untuk membawa binatang hasil buruan.<ref>[http://www.caaonline.com/seabrook/gamecarttrap.html Seabrook Coaching Stable Dispersal Auction: Game Cart Trap.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080401141913/http://www.caaonline.com/seabrook/gamecarttrap.html |date=2008-04-01 }} The Carriage Association of America, Inc.</ref>


=== Andong ===
=== Andong ===
Baris 32: Baris 36:


=== Bendi ===
=== Bendi ===
[[Berkas:Bendi bakudo Padang.JPG|jmpl|270x270px|Bendi di Padang]]
Bendi pernah menjadi transportasi primadona di [[Minangkabau]]. Pada masa Kolonial Belanda, bendi sering digunakan oleh saudagar kaya, para penghulu, ataupun petinggi ''pangrehpraja'', seperti ''controleur'', demang, asisten demang, dan lain sebagainya. Bendi juga sering mangkal di [[Stasiun Simpang Haru]] untuk menunggu para penumpang yang pulang.<ref name=fikrul>Fikrul Hanif Sufyan (staf pengajar di Prodi Pendidikan Sejarah STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh dan staf pengajar Bahasa Belanda di [[Universitas Andalas]] Padang). 10 Mei 2013. [http://talogondan.wordpress.com/category/sejarah-transportasi/ Bendi, Nasibmu Dulu dan Kini…].</ref> Dalam sebuah lagu Minang yang mengiringi tari payung, terdapat lirik “''Babendi-bendi ka sungai tanang, singgahlah mamatiak bungo lambayuang''”. Lirik tersebut mengisyarakatkan bahwa bendi dulunya merupakan kendaraan tradisional populer masyarakat Minangkabau.<ref name=riki>Riki Salayo. 7 Juli 2013. [http://sosok.kompasiana.com/2013/07/07/balada-si-kusir-bendi-di-ibukota-sumatera-barat-575069.html "Sosok Kompasiana", Balada Si Kusir Bendi di Ibu kota Sumatra Barat].</ref>
Bendi pernah menjadi transportasi primadona di [[Minangkabau]]. Pada masa Kolonial Belanda, bendi sering digunakan oleh saudagar kaya, para penghulu, ataupun petinggi ''pangrehpraja'', seperti ''controleur'', demang, asisten demang, dan lain sebagainya. Bendi juga sering mangkal di [[Stasiun Simpang Haru]] untuk menunggu para penumpang yang pulang.<ref name="fikrul">[[Fikrul Hanif Sufyan]] (staf pengajar di Prodi Pendidikan Sejarah STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh dan staf pengajar Bahasa Belanda di [[Universitas Andalas]] Padang). 10 Mei 2013. [http://talogondan.wordpress.com/category/sejarah-transportasi/ Bendi, Nasibmu Dulu dan Kini…].</ref> Dalam sebuah lagu Minang yang mengiringi tari payung, terdapat lirik “''Babendi-bendi ka sungai tanang, singgahlah mamatiak bungo lambayuang''”. Lirik tersebut mengisyarakatkan bahwa bendi dulunya merupakan kendaraan tradisional populer masyarakat Minangkabau.<ref name=riki>Riki Salayo. 7 Juli 2013. [http://sosok.kompasiana.com/2013/07/07/balada-si-kusir-bendi-di-ibukota-sumatera-barat-575069.html "Sosok Kompasiana", Balada Si Kusir Bendi di Ibu kota Sumatera Barat]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}.</ref>


Keberadaan bendi di [[Kota Padang]] semakin berkurang karena kalah oleh kehadiran bemo pada tahun 1980-an. Kondisi tersebut diperparah krisis moneter yang terajdi pada tahun 1998.<ref name=riki/> Abdullah Rudolf Smit pada harian Haluan mengatakan bahwa ia merasa gelisah dengan berkurangnya bendi di Kota Padang, sebab alat transportasi tradisional itu seharusnya bisa menjadi potensi yang bisa tergarap secara maksimal, tetapi belum dilakukan oleh pemerintah kota. Keunikan dan orisinalitas bendi bisa mendongkrak jumlah wisatawan asing untuk datang ke Kota Padang dan beberapa daerah lainnya di [[Sumatra Barat]].<ref name=fikrul/>
Keberadaan bendi di [[Kota Padang]] semakin berkurang karena kalah oleh kehadiran bemo pada tahun 1980-an. Kondisi tersebut diperparah krisis moneter yang terajdi pada tahun 1998.<ref name=riki/> Abdullah Rudolf Smit pada ''[[harian Haluan]]'' mengatakan bahwa ia merasa gelisah dengan berkurangnya bendi di Kota Padang, sebab alat transportasi tradisional itu seharusnya bisa menjadi potensi yang bisa tergarap secara maksimal, tetapi belum dilakukan oleh pemerintah kota. Keunikan dan orisinalitas bendi bisa mendongkrak jumlah wisatawan asing untuk datang ke Kota Padang dan beberapa daerah lainnya di [[Sumatera Barat]].<ref name=fikrul/>


Istilah bendi juga digunakan oleh masyarakat [[Sulawesi Utara]].
Istilah bendi juga digunakan oleh masyarakat [[Sulawesi Utara]].


== Sejarah penggunaan delman ==
== Sejarah penggunaan delman ==
[[Berkas:Rijtuigen op een weg, vermoedelijk te Padang KITLV 84841.tiff|jmpl|270x270px|Suasana jalan di Padang dengan banyak bendi pada masa kolonial Belanda]]
Berbeda dengan kendaraan lain seperti [[mobil]], sejak awal hingga sekarang delman sejak awal dibuat dengan bentuk yang sama atau tetap, meskipun ada pula yang menggunakan ban mobil.
Berbeda dengan kendaraan lain seperti [[mobil]], sejak awal hingga sekarang delman sejak awal dibuat dengan bentuk yang sama atau tetap, meskipun ada pula yang menggunakan ban mobil.


Baris 50: Baris 56:
# ''Dog-cart'' sering disebut oleh Sir [[Arthur Conan Doyle]] dalam tulisannya mengenai detektif fiksional [[Sherlock Holmes]],<ref>[http://melanconent.com/lib/holmes/things/dogcart.html Dogcart - Things in "Speckled Band".] Melançon Enterprises</ref> dan berbagai penulis [[Literatur Victorian|Victorian]] karena kendaraan tersebut merupakan kendaraan umum pada [[Era Victoria|era tersebut]].
# ''Dog-cart'' sering disebut oleh Sir [[Arthur Conan Doyle]] dalam tulisannya mengenai detektif fiksional [[Sherlock Holmes]],<ref>[http://melanconent.com/lib/holmes/things/dogcart.html Dogcart - Things in "Speckled Band".] Melançon Enterprises</ref> dan berbagai penulis [[Literatur Victorian|Victorian]] karena kendaraan tersebut merupakan kendaraan umum pada [[Era Victoria|era tersebut]].


== Galeri ==
== Galeri ==
[[Berkas:Andong Atau Dokar Di Pasar Kutowinangun Kebumen Jawa Tengah.jpg|al=Andong Atau Dokar Di Kutowinangun Kab.Kebumen Jateng|jmpl|Dokar di Kutowinangun, [[Kebumen]] ]]

[[Berkas:Ciri Khas Andong Di Kab.Demak.jpg|al=Andong Atau Dokar Di Kab.Demak Jateng|jmpl|Andong atau dokar di [[Demak]] ]]


<gallery caption="Dokar" widths="180px" heights="120px" perrow="3">
<gallery widths="180" heights="120" perrow="3" caption="Dokar">
Berkas:dokar.jpg|Dokar
Berkas:Dokar.jpg|Dokar di wilayah [[Tegal]]
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Sado's lichte tweewielige rijtuigen op het stationsplein van Sidhoardjo traject Malang-Modjokerto Oost-Java TMnr 60013786.jpg|Dokar di [[Stasiun Sidoarjo|Stasiun Sidhoardjo]]. Rute Modjokerto, Malang, Jawa Timur. 1904.
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Sado's lichte tweewielige rijtuigen op het stationsplein van Sidhoardjo traject Malang-Modjokerto Oost-Java TMnr 60013786.jpg|Dokar (sado) di [[Stasiun Sidoarjo|Stasiun Sidhoardjo]]. Rute Modjokerto - Malang, Jawa Timur. 1904.
Berkas:Cepu-28.jpg|Dokar di depan sebuah terminal bus.
Berkas:Delman in Blitar.jpg|Dokar di [[Blitar]]
File:Dokar from Kalibaru, East Java, Indonesia.jpg|Dokar yang digunakan penduduk Kota [[Kalibaruwetan, Kalibaru, Banyuwangi|Kalibaru Wetan]]
Berkas:Dokar from Kalibaru, East Java, Indonesia.jpg|Dokar yang digunakan penduduk [[Kalibaruwetan, Kalibaru, Banyuwangi|Kalibaru Wetan]], [[Banyuwangi]]
File:Dogcart (PSF).png|Tipe lebih baru ''dogcart'' yang didesain eksklusif untuk seorang pengemudi dan penumpang
Berkas:Dogcart (PSF).png|Tipe lebih baru ''dogcart'' yang didesain eksklusif untuk seorang pengemudi dan penumpang
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangfiguur voorstellende een wagen met twee paarden TMnr 3582-104.jpg|Penggambaran delman dalam [[wayang]].
</gallery>
</gallery>


<gallery caption="Bendi" widths="180px" heights="120px" perrow="3">
<gallery widths="180px" heights="120px" perrow="3" caption="Bendi">
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mensen in een bendy bij maneschijn in een laan TMnr 3728-829.jpg|[[Litografi]] sebuah bendi (1883–1889)
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Mensen in een bendy bij maneschijn in een laan TMnr 3728-829.jpg|[[Litografi]] sebuah bendi (1883–1889)
File:Bendi bakudo Bukittinggi (1).JPG|Bendi tradisional Minangkabau di [[Bukittinggi]]
Berkas:Bendi bakudo Bukittinggi (1).JPG|Bendi tradisional Minangkabau di [[Bukittinggi]]
</gallery>
</gallery>


Baris 81: Baris 91:
[[Kategori:Transportasi]]
[[Kategori:Transportasi]]
[[Kategori:Transportasi di Indonesia]]
[[Kategori:Transportasi di Indonesia]]
[[Kategori:Angkutan]]
[[Kategori:Kereta kuda]]

Revisi terkini sejak 24 Juli 2024 03.06

Delman atau disebut bendi di Padang yang tetap eksis dalam arak-arakan pengantin

Di Indonesia, delman adalah kendaraan transportasi tradisional yang beroda dua, tiga atau empat yang tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan kuda sebagai penggantinya. Variasi alat transportasi yang menggunakan kuda antara lain adalah kereta perang, kereta kencana dan kereta kuda.

Nama kendaraan ini berasal dari nama penemunya, yaitu Charles Theodore Deeleman, seorang litografer dan insinyur pada masa Hindia Belanda.[1] Orang Belanda sendiri menyebut kendaraan ini dengan nama dos-à-dos (punggung pada punggung, arti harfiah bahasa Prancis), yaitu sejenis kereta yang posisi duduk penumpangnya saling memunggungi. Istilah dos-à-dos ini oleh penduduk pribumi Batavia disingkat lagi menjadi 'sado'.[2]

Jenis delman

[sunting | sunting sumber]

Penamaan delman berasal dari penemunya yakni Charles Theodore Deeleman, seorang insinyur, ahli irigasi yang memiliki bengkel besi di pesisir Batavia (Jakarta sekarang). Penamaan kendaraan yang sama adalah Sado yang berasal dari Bahasa Prancis dos-à-dos yang berarti saling memunggungi. Istilah lain dalam berbagai bahasa daerah cukup beragam yang sebenarnya merujuk pada wujud benda yang sama.

Kahar atau keretek

[sunting | sunting sumber]

Bahasa Sunda mengenal istilah kahar dan keretek. Meskipun merujuk pada kendaraan yang sejenis, tempat pijakan penumpang untuk naik pada keretek lebih lebar dibandingkan delman. Pijakan pada delman hanya berukuran cukup untuk satu kaki saja. Selain itu, delman lebih tinggi dari keretek.

Nayor adalah variasi bentuk delman, dengan kabin yang lebih tertutup; yang bukan tidak mirip dengan kabin oplet. Nayor hanya dijumpai beroperasi di sekitar kota Cibadak, Sukabumi.

Dos-à-dos style carriage

Istilah lain yang dikenal masyarakat adalah Dokar. Sebagian kalangan menyakini nama dokar berasal dari Bahasa Inggris dog car. Keberadaan dokar sebagai salah satu warisan budaya Jawa memberikan ciri khas tersendiri di tempat-tempat wisata, seperti Parangtritis, Alun-alun Kidul Yogyakarta Indonesia.

Dogcart (atau dog-cart) adalah sebuah kendaraan berkuda ringan yang awalnya didesain untuk kegiatan berburu, dengan sebuah kotak di belakang kursi pengemudi untuk membawa seekor anjing pemburu atau lebih. Kotak tersebut dapat diubah menjadi bangku kedua. Seorang pemuda atau anak kecil yang disebut "tiger" berdiri di balkon bagian belakang kereta untuk membantu atau melayani pengendara.

Bentuk kendaraan berubah dengan cepat pada abad ke-19 sehingga memunculkan berbagai variasi nama untuk jenis yang berbeda. Dog-cart memiliki kesamaan dengan phaeton, yaitu kereta berkuda satu yang sporty dan ringan; curricle, kereta ringan yang tangkas dan ringan serta dapat dinaiki seorang pengendara dan pengemudi, tetapi berkuda dua; chaise atau shay pada tipenya yang beroda dua untuk satu atau dua orang, dengan sebuah bangku belakang dan penutup yang bisa dibuka-tutup; dan cabriolet yang beroda dua dan berkuda satu, serta penutup lipat yang bisa menutupi dua orang (salah satunya adalah si pengemudi).

Berbagai variasi yang lebih baru antara lain:

  1. Kereta dengan satu kuda, biasanya beroda dua dan tinggi, dengan dua bangku melintang yang saling memunggungi. Dalam bahasa Inggris slang, kendaraan ini disebut "bounder". Di India, kendaraan ini disebut "tumtum".
  2. Versi Prancis memiliki empat roda dan dua bangku yang saling memunggungi sehingga disebut dos-à-dos (bahasa Prancis untuk "saling memunggungi").
  3. Dogcart versi Amerika memiliki empat roda dan sebuah kompartemen untuk membawa binatang hasil buruan.[3]

Andong merupakan salah satu alat transportasi tradisional di Yogyakarta dan sekitarnya, seperti Solo dan Klaten. Keberadaan andong sebagai salah satu warisan budaya Jawa memberikan ciri khas kebudayaan tersendiri yang kini masih terus dilestarikan. Walaupun sudah banyak kendaraan bermotor yang lebih cepat dan murah, tetapi pengguna Andong di Yogyakarta ini masih cukup banyak. Andong-andong ini dapat ditemui dengan mudah di sepanjang jalan Malioboro, pasar Ngasem, serta di Kotagede.

Perbedaan andong dengan delman adalah andong memiliki empat roda. Di Jakarta, andong disebut ebro yang diambil dari singkatan Eerste Bataviasche Rijtuig Onderneming (lit. Perusahaan Kereta Pertama di Jakarta).

Bendi di Padang

Bendi pernah menjadi transportasi primadona di Minangkabau. Pada masa Kolonial Belanda, bendi sering digunakan oleh saudagar kaya, para penghulu, ataupun petinggi pangrehpraja, seperti controleur, demang, asisten demang, dan lain sebagainya. Bendi juga sering mangkal di Stasiun Simpang Haru untuk menunggu para penumpang yang pulang.[4] Dalam sebuah lagu Minang yang mengiringi tari payung, terdapat lirik “Babendi-bendi ka sungai tanang, singgahlah mamatiak bungo lambayuang”. Lirik tersebut mengisyarakatkan bahwa bendi dulunya merupakan kendaraan tradisional populer masyarakat Minangkabau.[5]

Keberadaan bendi di Kota Padang semakin berkurang karena kalah oleh kehadiran bemo pada tahun 1980-an. Kondisi tersebut diperparah krisis moneter yang terajdi pada tahun 1998.[5] Abdullah Rudolf Smit pada harian Haluan mengatakan bahwa ia merasa gelisah dengan berkurangnya bendi di Kota Padang, sebab alat transportasi tradisional itu seharusnya bisa menjadi potensi yang bisa tergarap secara maksimal, tetapi belum dilakukan oleh pemerintah kota. Keunikan dan orisinalitas bendi bisa mendongkrak jumlah wisatawan asing untuk datang ke Kota Padang dan beberapa daerah lainnya di Sumatera Barat.[4]

Istilah bendi juga digunakan oleh masyarakat Sulawesi Utara.

Sejarah penggunaan delman

[sunting | sunting sumber]
Suasana jalan di Padang dengan banyak bendi pada masa kolonial Belanda

Berbeda dengan kendaraan lain seperti mobil, sejak awal hingga sekarang delman sejak awal dibuat dengan bentuk yang sama atau tetap, meskipun ada pula yang menggunakan ban mobil.

Sebagian kusir mengatakan bahwa penggunaan ban mobil lebih bagus untuk jalan yang rata dan berkondisi baik atau penggunaan pada jalan raya. Namun, untuk jalan yang kondisinya kurang baik, lebih baik menggunakan roda delman yang konstruksinya memiliki jari-jari yang lebih besar. Di beberapa daerah terutama di Nusa Tenggara Barat, dikenal dengan Cidomo yakni kependekan dari "Cikar-Dokar-Mobil".

Delman kini digunakan lebih pada angkutan lingkungan yang berjarak tempuh pendek atau di pedesaan yang bersifatnya regional antar kampung. Terlebih saat ini tergusur oleh kehadiran ojek sepeda motor, taksi ataupun angkutan umum bermotor lainnya seperti bajaj dan bemo. Meskipun demikian, pada beberapa kawasan terutama kawasan wisata, Delman diizinkan beroperasi dengan mengikuti aturan kebersihan perkotaan seperti penampung kotoran kuda. Untuk tujuan tersebut, Delman diberi nomor seperti halnya pada penomoran kendaraan bermotor yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Setempat.

Dalam sejarah, tercatat pada masa Pemerintah Hindia Belanda di Indonesia, Delman digunakan sebagai angkutan antar kota, terutama sebelum kereta api dan kendaraan bermotor lainnya beroperasi di Indonesia. Tercatat pada tahun 1885, Forbes pernah menyewa delman untuk perjalanan dari Bogor menuju Bandung dengan biaya enam belas gulden yang ditempuh selama tiga belas jam perjalanan.

Kultur populer

[sunting | sunting sumber]
  1. Dog-cart sering disebut oleh Sir Arthur Conan Doyle dalam tulisannya mengenai detektif fiksional Sherlock Holmes,[6] dan berbagai penulis Victorian karena kendaraan tersebut merupakan kendaraan umum pada era tersebut.
Andong Atau Dokar Di Kutowinangun Kab.Kebumen Jateng
Dokar di Kutowinangun, Kebumen
Andong Atau Dokar Di Kab.Demak Jateng
Andong atau dokar di Demak

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Artikel Delman pada rubrik Sungkeman, Majalah Bahasa Sunda Mangle edisi 1039 tahun 1986
  1. ^ Snoek, Kees. Manhafte heren en rijke erfdochters: Het voorgeslacht van E.du Perron op Java, KITLV Leiden, 2003. Dari resensi berjudul Mencari Asal Usul Keluarga Indo Prancis di Jawa, oleh Achmad Sunjayadi.
  2. ^ Kartupos dari Meester Cornelis dikirim ke Belanda dengan prangko Jawa 1908[pranala nonaktif permanen], pada website Priyambodo Prayitno, di akses Oct 29, '07 11:28 AM.
  3. ^ Seabrook Coaching Stable Dispersal Auction: Game Cart Trap. Diarsipkan 2008-04-01 di Wayback Machine. The Carriage Association of America, Inc.
  4. ^ a b Fikrul Hanif Sufyan (staf pengajar di Prodi Pendidikan Sejarah STKIP Abdi Pendidikan Payakumbuh dan staf pengajar Bahasa Belanda di Universitas Andalas Padang). 10 Mei 2013. Bendi, Nasibmu Dulu dan Kini….
  5. ^ a b Riki Salayo. 7 Juli 2013. "Sosok Kompasiana", Balada Si Kusir Bendi di Ibu kota Sumatera Barat[pranala nonaktif permanen].
  6. ^ Dogcart - Things in "Speckled Band". Melançon Enterprises

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]