Kaligrafi Jepang: Perbedaan antara revisi
Telah menyelesaikan bagian ringkasan dan menambah beberapa gambar. Saya juga menghapus beberapa sumber yang saya pertanyakan pengutipannya dalam versi sebelum saya edit. Selanjutnya akan ditambahkan bagian sejarah yang diambil dalam artikel wikipedia berjudul 日本の書道史. |
|||
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Huushincho 1.jpg|jmpl|Karya tulisan Kuukai yang berjudul 『Fuushincho』]] |
|||
{{nihongo|'''Kaligrafi Jepang'''|書道|shodō}} adalah sebuah bentuk dari [[kaligrafi]], atau [[penulisan]] artistik, dari [[bahasa Jepang]]. |
|||
[[Berkas:Lanting P3rd.jpg|jmpl|Karya tulisan Wáng Xīzhī]] |
|||
{{nihongo|'''Kaligrafi Jepang''' atau '''seni lukis huruf Jepang'''|書道|shodou}} adalah sebuah bentuk dari [[kaligrafi]], atau penulisan artistik, dari [[bahasa Jepang]]. Istilah Shodou sendiri terbentuk dari gabungan antara huruf {{Nihongo|sho|書}} yang berarti tulisan, dan {{Nihongo|dou|道}} yang berarti jalan. Seni ini merupakan sebuah seni tulisan bergaya [[oriental]] yang menampilkan keindahan huruf dalam setiap goresannya. Meskipun seni ini berasal dari [[Tiongkok]] dengan huruf ''[[Aksara Han|hanzi]]''-nya, namun terdapat beberapa pengembangan bentuk dan gaya tulisan di beberapa wilayah seperti di Jepang dengan huruf ''[[Aksara kana|kana]]'' (仮名), wilayah Korea dengan huruf ''[[Hangeul|hangul]]''[[Hangeul|,]] dan Vietnam dengan ''Chu Nom'', huruf tradisional yang merupakan turunan dari ''hanzi'', dan dapat juga menggunakan huruf [[alfabet]] dalam penulisannya. |
|||
== Ringkasan == |
|||
[[Berkas:Gyokusen jo ONO MICHIKAZE.JPG|kiri|jmpl|Karya tulisan Ono Michikaze]] |
|||
Karakter pada huruf awalnya digunakan secara praktis dalam komunikasi, namun dalam perkembangan kebudayaan muncullah ide untuk menampilkan keindahan dalam sebuah tulisan. Tulisan yang telah diperindah ini kemudian disebut dengan ''sho'' (書). |
|||
'''Shodou''' adalah upaya mempelajari standar penulisan yang ketat untuk mengekspresikan keindahan huruf sembari kita mempraktikkannya untuk memperindah kehidupan, juga menjadi sebuah sarana untuk mengekspresikan keindahan individualitas dan kekayaan hati melalui sebuah hobi. Selain itu proses pembelajaran tersebut membuat kita dapat melatih karakter dan berlatih mengendalikan emosi. Karena itu, Shodou menjadi salah satu metode pelatihan individu, dan sejak zaman Tiongkok kuno, seni ini telah dihormati sebagai salah satu dari enam seni Tiongkok (六芸)<ref>Fujiwara, Kakurai (bagian pendahuluan)</ref>. |
|||
Praktik shodou pada umumnya menggunakan kuas dan tinta yang digoreskan di atas media berupa selembar kertas tradisional Jepang (和紙, ''[[washi]]''), yang dilakukan dengan menonjolkan karakteristik dari alat tersebut. Terdapat berbagai macam teknik yang dapat digunakan dalam menulis, tergantung pada aliran dan gaya yang dianut. Untuk dapat mempelajari teknik penulisan, biasanya dilakukan dengan belajar di bawah bimbingan ahli kaligrafi yang dapat ditemukan dalam berbagai sekolah-sekolah kaligrafi, kemudian ikut berpartisipasi dalam pameran kaligrafi agar keahlian kaligrafi dapat semakin meningkat merupakan hal yang lumrah dilaksanakan. |
|||
Kecuali dalam pembuatan karya-karya besar, posisi badan bisa berbeda-beda tergantung dengan budaya di wilayah masing-masing. Di Tiongkok, menulis di meja yang tinggi sambil berdiri merupakan sebuah kebiasaan, sementara di Jepang biasanya banyak menggunakan posisi duduk ''[[seiza]]'' (正座) saat menulis. |
|||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
=== Zaman Heian === |
=== Zaman Heian === |
||
[[Berkas:Koku Saitcho shounin.jpg| |
[[Berkas:Koku Saitcho shounin.jpg|jmpl|ka|''Tangisan untuk bangsawan [[Saichō]]'' (哭最澄上人), yang ditulis oleh Kaisar Saga untuk kematian Saichō. Saga adalah seorang pelajar [[bahasa Tiongkok]] klasik. Ia juga memiliki kemampuan membuat [[kaligrafi]].]] |
||
[[Kaisar Kammu]] memindahkan [[Ibukota Jepang| |
[[Kaisar Kammu]] memindahkan [[Ibukota Jepang|ibu kota]] dari [[Heijō-kyō]] di [[Nara, Nara|Nara]], pertama ke [[Nagaoka-kyō]] pada 784, dan kemudian ke [[Heian-kyō]], Kyoto pada 794. Hal tersebut menandai dimulainya [[zaman Heian]], "zaman keemasan" Jepang. |
||
== |
== Pranala luar == |
||
* {{cite book |
|||
* {{cite book|last=Nakata|first=Yujiro|year=1973|url=https://archive.org/details/artofjapanesecal0000unse|title=The Art of Japanese Calligraphy|location=New York/Tokyo|publisher=Weatherhill/Heibonsha|isbn=0-8348-1013-1}} |
|||
|last=Nakata |
|||
|first=Yujiro |
|||
|title=The Art of Japanese Calligraphy |
|||
|publisher=Weatherhill/Heibonsha |
|||
|location=New York/Tokyo |
|||
|year=1973 |
|||
|isbn=0-8348-1013-1 |
|||
}} |
|||
* ''History of Japanese calligraphy'' ({{lang|ja|和様書道史}}), Hachiro ONOUE ({{lang|ja|尾上八郎}}), 1934 |
* ''History of Japanese calligraphy'' ({{lang|ja|和様書道史}}), Hachiro ONOUE ({{lang|ja|尾上八郎}}), 1934 |
||
* Yuuko Suzuki, ''Introduction to japanese calligraphy'', Search Press, 2005. |
* Yuuko Suzuki, ''Introduction to japanese calligraphy'', Search Press, 2005. |
||
==Pranala luar== |
|||
{{Commons category|Japanese calligraphy}} |
{{Commons category|Japanese calligraphy}} |
||
* [http://www.shodo-journal.com/ Shodo Journal Research Institute] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
* [http://japan.kalligrafiaklub.hu/ Japanese Calligraphy galleries and more (hungarian language)] |
|||
* [http://www.beyondcalligraphy.com/japanese_calligraphy.html The History of Japanese Calligraphy] In English, at BeyondCalligraphy.com |
|||
⚫ | |||
== Catatan dan Referensi == |
|||
⚫ | |||
==== Catatan Kaki ==== |
|||
<references /> |
|||
⚫ | |||
==== Referensi ==== |
|||
* <small>Fujiwara, Kakurai (2005). ''Wakan Shodoushi''. Nigensha. ISBN 4-544-01008-X.</small> |
|||
* <small>Shodo Journal Research Institute {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080807223028/http://www.shodo-journal.com/|date=2008-08-07}}</small> |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
* <small>Japanese Calligraphy galleries and more (hungarian language) {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100609073330/http://japan.kalligrafiaklub.hu/|date=2010-06-09}}</small> |
|||
* <small>The History of Japanese Calligraphy {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130116152707/http://www.beyondcalligraphy.com/japanese_calligraphy.html|date=2013-01-16}} In English, at BeyondCalligraphy.com</small> |
|||
⚫ |
Revisi terkini sejak 24 Juli 2024 10.28
Kaligrafi Jepang atau seni lukis huruf Jepang (書道 , shodou) adalah sebuah bentuk dari kaligrafi, atau penulisan artistik, dari bahasa Jepang. Istilah Shodou sendiri terbentuk dari gabungan antara huruf sho (書 ) yang berarti tulisan, dan dou (道 ) yang berarti jalan. Seni ini merupakan sebuah seni tulisan bergaya oriental yang menampilkan keindahan huruf dalam setiap goresannya. Meskipun seni ini berasal dari Tiongkok dengan huruf hanzi-nya, namun terdapat beberapa pengembangan bentuk dan gaya tulisan di beberapa wilayah seperti di Jepang dengan huruf kana (仮名), wilayah Korea dengan huruf hangul, dan Vietnam dengan Chu Nom, huruf tradisional yang merupakan turunan dari hanzi, dan dapat juga menggunakan huruf alfabet dalam penulisannya.
Ringkasan
[sunting | sunting sumber]Karakter pada huruf awalnya digunakan secara praktis dalam komunikasi, namun dalam perkembangan kebudayaan muncullah ide untuk menampilkan keindahan dalam sebuah tulisan. Tulisan yang telah diperindah ini kemudian disebut dengan sho (書).
Shodou adalah upaya mempelajari standar penulisan yang ketat untuk mengekspresikan keindahan huruf sembari kita mempraktikkannya untuk memperindah kehidupan, juga menjadi sebuah sarana untuk mengekspresikan keindahan individualitas dan kekayaan hati melalui sebuah hobi. Selain itu proses pembelajaran tersebut membuat kita dapat melatih karakter dan berlatih mengendalikan emosi. Karena itu, Shodou menjadi salah satu metode pelatihan individu, dan sejak zaman Tiongkok kuno, seni ini telah dihormati sebagai salah satu dari enam seni Tiongkok (六芸)[1].
Praktik shodou pada umumnya menggunakan kuas dan tinta yang digoreskan di atas media berupa selembar kertas tradisional Jepang (和紙, washi), yang dilakukan dengan menonjolkan karakteristik dari alat tersebut. Terdapat berbagai macam teknik yang dapat digunakan dalam menulis, tergantung pada aliran dan gaya yang dianut. Untuk dapat mempelajari teknik penulisan, biasanya dilakukan dengan belajar di bawah bimbingan ahli kaligrafi yang dapat ditemukan dalam berbagai sekolah-sekolah kaligrafi, kemudian ikut berpartisipasi dalam pameran kaligrafi agar keahlian kaligrafi dapat semakin meningkat merupakan hal yang lumrah dilaksanakan.
Kecuali dalam pembuatan karya-karya besar, posisi badan bisa berbeda-beda tergantung dengan budaya di wilayah masing-masing. Di Tiongkok, menulis di meja yang tinggi sambil berdiri merupakan sebuah kebiasaan, sementara di Jepang biasanya banyak menggunakan posisi duduk seiza (正座) saat menulis.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Zaman Heian
[sunting | sunting sumber]Kaisar Kammu memindahkan ibu kota dari Heijō-kyō di Nara, pertama ke Nagaoka-kyō pada 784, dan kemudian ke Heian-kyō, Kyoto pada 794. Hal tersebut menandai dimulainya zaman Heian, "zaman keemasan" Jepang.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Nakata, Yujiro (1973). The Art of Japanese Calligraphy. New York/Tokyo: Weatherhill/Heibonsha. ISBN 0-8348-1013-1.
- History of Japanese calligraphy (和様書道史), Hachiro ONOUE (尾上八郎), 1934
- Yuuko Suzuki, Introduction to japanese calligraphy, Search Press, 2005.
Catatan dan Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan Kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Fujiwara, Kakurai (bagian pendahuluan)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Fujiwara, Kakurai (2005). Wakan Shodoushi. Nigensha. ISBN 4-544-01008-X.
- Shodo Journal Research Institute Diarsipkan 2008-08-07 di Wayback Machine.
- Japanese Calligraphy in Zen Spirit
- Brush Calligraphy Galleries
- Japanese Calligraphy galleries and more (hungarian language) Diarsipkan 2010-06-09 di Wayback Machine.
- The History of Japanese Calligraphy Diarsipkan 2013-01-16 di Wayback Machine. In English, at BeyondCalligraphy.com
- Bridge of dreams: the Mary Griggs Burke collection of Japanese art, a catalog from The Metropolitan Museum of Art Libraries (fully available online as PDF), which contains material on Japanese calligraphy