Lompat ke isi

Pabrik Gula Dukuhwringin: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
k Membatalkan 1 suntingan by 182.2.40.112 (bicara): Wikipedia bukan blog pribadi
Tag: Pembatalan
 
(32 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Pabrik Gula Dukuhwringin''' atau '''Suikerfabriek Doekoewringin''' merupakan salah satu perusahaan pengolahan tebu menjadi gula yang pernah berdiri pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]]. Letak PG Dukuhwringin berada di [[Dukuhwringin, Slawi, Tegal]] atau tepatnya sekarang telah menjadi Markas Komando (marko) militer [[Brigade Infanteri 4]] / Brigif Dewa Ratna Slawi.
'''Pabrik Gula Dukuhwringin''' atau '''Suikerfabriek Doekoewringin''' adalah salah satu perusahaan pengolahan tebu menjadi gula yang pernah berdiri pada masa pemerintahan [[Hindia Belanda]]. Letak PG Dukuhwringin berada di [[Dukuhwringin, Slawi, Tegal]] atau tepatnya sekarang telah menjadi Markas Komando (marko) militer [[Brigade Infanteri 4|Brigif 4 Dewa Ratna Slawi]].
[[Berkas:Rumah pegawai perkebunan (membesaran) pabrik gula Dukuwringin Slawi Tegal tahun 1930-1935.jpg|jmpl|Rumah Mbesaran / Administratur Pabrik Gula Dukuhwringin sekitar tahun 1920-1935.]]


== Sejarah ==
== Sejarah ==


=== Berdirinya Pabrik Gula Dukuhwringin ===
=== Berdirinya Pabrik Gula Dukuhwringin ===
[[Berkas:Theodore Lucassen by Knight .jpg|jmpl|Colonel Theodore Lucassen (1792-1854) pendiri dan pemilik pertama PG Kemanglen dan PG Dukuhwringin.]]
[[Berkas:Th. Lucassen, KITLV 47A24.tiff|jmpl|Colonel Theodore Lucassen (1792-1854) pendiri Pabrik Gula Kemanglen dan Dukuhwringin.]]
SF Doekoewringin ini didirikan oleh Lucassen pada tahun 1842 merupakan salah satu pabrik yang dibangun dengan sistem kontrak gula yang dikeluarkan oleh Menteri Koloni JC Baud pada tahun 1840. Jadi Pabrik Gula Dukuhwringin ini dibangun setelah selesainya pembangunan [[Pabrik Gula Kemanglen]] pada tahun 1842.
SF Doekoewringin ini didirikan oleh Lucassen pada tahun 1842 merupakan salah satu pabrik yang dibangun dengan sistem kontrak gula yang dikeluarkan oleh Menteri Koloni JC Baud pada tahun 1840. Jadi Pabrik Gula Dukuhwringin ini dibangun setelah selesainya pembangunan [[Pabrik Gula Kemanglen]] pada tahun 1842.


Pada awal Maret 1839, Lucassen dan Holmberg yang saat itu berada di [[Belanda]] mengajukan petisi kepada [[Willem I dari Belanda|Raja Willem I]] atas dasar studi mandiri teoretisnya tentang pembuatan gula yang lebih modern, keduanya meminta agar diberikan kontrak gula untuk membangun sebuah pabrik gula seluas 600 hektar di [[Pulau Jawa|Jawa]]. Namun niat kerjasama Lucassen dan Holmberg untuk bersama-sama membangun perusahaan pabrik gula akhirnya gagal karena masalahnya tidak satu pun dari mereka memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan tentang pengelolaan tebu menjadi gula, mereka berdua memutuskan untuk membangun pabrik gula sendiri-sendiri. Lucassen memilih mengasosiasikan dirinya dengan Hoevenaar. Terkait kapasitas pengolahan yang optimal, mereka mengubah permintaan dari satu pabrik menjadi dua pabrik dengan masing-masing mendapatkan tanah 400 hektar.
Pada awal Maret 1839, Lucassen dan Holmberg yang saat itu berada di [[Belanda]] mengajukan petisi kepada [[Willem I dari Belanda|Raja Willem I]] atas dasar studi mandiri teoretisnya tentang pembuatan gula yang lebih modern, keduanya meminta agar diberikan kontrak gula untuk membangun sebuah pabrik gula seluas 600 hektar di [[Pulau Jawa|Jawa]]. Namun niat kerjasama Lucassen dan Holmberg untuk bersama-sama membangun perusahaan pabrik gula akhirnya gagal karena masalahnya tidak satu pun dari mereka memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan tentang pengelolaan tebu menjadi gula, mereka berdua memutuskan untuk membangun pabrik gula sendiri-sendiri. Lucassen memilih mengasosiasikan dirinya dengan Hoevenaar. Terkait kapasitas pengolahan yang optimal, mereka mengubah permintaan dari satu pabrik menjadi dua pabrik dengan masing-masing mendapatkan tanah 400 hektar.<ref>{{Cite web|title=heddema-000622-p (GensDataPro Site)|url=https://www.nazatendevries.nl/Genealogie/Genealogie%20e.d.%20van%20derden/Heddema/Heddema%20GDP/heddema-000622-pframeset.htm?heddema-000622-p.htm|website=www.nazatendevries.nl|access-date=2021-03-07}}</ref>


Pada tahun 1840 Menteri Koloni JC Baud mengeluarkan sistem kontrak gula. Lucassen yang dibantu Hoevenaar mendapatkan dana sebesar 120.000 gulden untuk pembelian mesin dan 130.000 gulden untuk pembangun pabrik. Sedangkan Holmberg hanya diberikan dana sebesar 80.000 gulden.
Pada tahun 1840 Menteri Koloni JC Baud mengeluarkan sistem kontrak gula. Lucassen yang dibantu Hoevenaar mendapatkan dana sebesar 120.000 gulden untuk pembelian mesin dan 130.000 gulden untuk pembangun pabrik. Sedangkan Holmberg hanya diberikan dana sebesar 80.000 gulden.


Setelah dana persiapan untuk pembangunan pabrik, Lucassen dan Holmberg mengunjungi keluarga Hoevenaar di [[Paris]]. Dari tempat inilah Lucassen dan Holmberg menjalin kerjasama dengan pengusaha baja Perancis Derosne et Cail. Pengusaha inilah yang sebelumnya membuat mesin-mesin pabrikasi di [[Kepulauan Karibia|Karibia]] dan [[Amerika Serikat|Amerika]]. Mereka berdua juga mengumpulkan para insinyur-insiyur muda asal [[Skotlandia]] untuk merancang pabrik.
Setelah dana persiapan untuk pembangunan pabrik, Lucassen dan Holmberg mengunjungi keluarga Hoevenaar di [[Paris]]. Dari tempat inilah Lucassen dan Holmberg menjalin kerjasama dengan pengusaha baja Perancis Derosne et Cail. Pengusaha inilah yang sebelumnya membuat mesin-mesin pabrikasi di [[Kepulauan Karibia|Karibia]] dan [[Amerika Serikat|Amerika]]. Mereka berdua juga mengumpulkan para insinyur-insiyur muda asal [[Skotlandia]] untuk merancang pabrik.
[[Berkas:Para Pekerja Pabrik Gula Dukuwringin Slawi Tegal tahun 1920.jpg|jmpl|Para pekerja dan pegawai Pabrik Gula Dukuhwringin pada tahun 1920.]]
Setelah beberapa waktu menetap di [[Paris]], Lucassen, Holmberg, dan Hoevenaar yang juga membawa para pekerja berangkat menuju [[Pulau Jawa|Jawa]] menggunakan kapal. Kapal yang mereka tumpangi juga membawa mesin-mesin dan beberapa material bangunan yang digunakan untuk membangun pabrik. Berbulan-bulan lamanya mereka mengarungi lautan, hingga akhirnya mereka sampai di Pulau Jawa, mereka kemudian menuju ke sekitar [[Kabupaten Tegal|Tegal]] yang wilayah tanahnya menjadi sistem kontra gula. Lucassen dan Hoevenaar memilih wilayah [[Slawi]] untuk membangun sebuah pabrik gula, sedangkan Holmberg sendiri membangun pabrik gula di desa [[Ujungrusi, Adiwerna, Tegal|Ujungrusi]].
Setelah beberapa waktu menetap di [[Paris]], Lucassen, Holmberg, dan Hoevenaar yang juga membawa para pekerja berangkat menuju [[Pulau Jawa|Jawa]] menggunakan kapal. Kapal yang mereka tumpangi juga membawa mesin-mesin dan beberapa material bangunan yang digunakan untuk membangun pabrik. Berbulan-bulan lamanya mereka mengarungi lautan, hingga akhirnya mereka sampai di Pulau Jawa, mereka kemudian menuju ke sekitar [[Kabupaten Tegal|Tegal]] yang wilayah tanahnya menjadi sistem kontra gula. Lucassen dan Hoevenaar memilih wilayah [[Slawi]] untuk membangun sebuah pabrik gula, sedangkan Holmberg sendiri membangun pabrik gula di desa [[Ujungrusi, Adiwerna, Tegal|Ujungrusi]].


Baris 19: Baris 19:


Roger Knight mencatat bahwa pada tahun 1841-1842 di Kemanglen dan Dukuhwringin telah dibangun sebuah pabrik yang dilengkapi dengan teknologi paling canggih pada waktu itu. Kedua pabrik dilengkapi dengan mesin-mesin uap yang diimpor dari pengusaha baja Prancis Belgia Derosne et Cail. Pengusaha inilah yang sebelumnya membuat mesin-mesin pabrikasi di [[Karibia]] dan [[Amerika Serikat|Amerika.]] Pemilik kedua pabrik gula ini merupakan seorang pensiunan tentara kerajaan [[Belanda]] yang kaya raya yaitu Colonel Theodore Lucassen. Lucassen inilah yang mengerahkan insinyur-insiyur muda asal [[Skotlandia]] untuk merancang pabrik gula yang menggunakan teknologi maju pada saat itu.
Roger Knight mencatat bahwa pada tahun 1841-1842 di Kemanglen dan Dukuhwringin telah dibangun sebuah pabrik yang dilengkapi dengan teknologi paling canggih pada waktu itu. Kedua pabrik dilengkapi dengan mesin-mesin uap yang diimpor dari pengusaha baja Prancis Belgia Derosne et Cail. Pengusaha inilah yang sebelumnya membuat mesin-mesin pabrikasi di [[Karibia]] dan [[Amerika Serikat|Amerika.]] Pemilik kedua pabrik gula ini merupakan seorang pensiunan tentara kerajaan [[Belanda]] yang kaya raya yaitu Colonel Theodore Lucassen. Lucassen inilah yang mengerahkan insinyur-insiyur muda asal [[Skotlandia]] untuk merancang pabrik gula yang menggunakan teknologi maju pada saat itu.
[[Berkas:SF Dukuhwringin by Knight .jpg|jmpl|PG Dukuhwringin dalam buku "''Descrying the bourgeoisie: Sugar, capital and state in the Netherlands Indies, circa 1840-1884"'' Karya G. Roger Knight.]]
[[Berkas:Theodore Reinier Nicolaas Lucassen (1830-1897) Putra Lucassen(1).jpg|jmpl|Theodore Reinier Nicholas Lucassen (1830-1897), putra Lucassen.]]
[[Berkas:Theodore Reinier Nicolaas Lucassen (1830-1897) Putra Lucassen(1).jpg|jmpl|Theodore Reinier Nicholas Lucassen (1830-1897), putra Lucassen.]]
PG Dukuhwringin sendiri kemudian dikelola oleh putra Lucassen yaitu Nicholas Lucassen, sedangkan untuk [[Pabrik Gula Kemanglen|PG Kemanglen]] dikelola oleh Hoevenaar. Pada tahun 1843 kedua pabrik gula milik Lucassen ini menghasilkan gula untuk pertama kalinya. Pada tahun berikutnya Lucassen mendirikan rumah-rumah untuk para pegawai dan karyawan yang dibangun dekat dengan kedua pabrik gula ini. Rumah Lucassen sendiri sangatlah megah, orang-orang Jawa dan Belanda menggambarkan rumahnya sebagai ''"istana Indo-Eropa salah satu yang terindah dan termegah ada di Jawa"'' pada saat itu.
PG Dukuhwringin sendiri kemudian dikelola oleh putra Lucassen yaitu Nicholas Lucassen, sedangkan untuk [[Pabrik Gula Kemanglen|PG Kemanglen]] dikelola oleh Hoevenaar. Pada tahun 1843 kedua pabrik gula milik Lucassen ini menghasilkan gula untuk pertama kalinya. Pada tahun berikutnya Lucassen mendirikan rumah-rumah untuk para pegawai dan karyawan yang dibangun dekat dengan kedua pabrik gula ini. Rumah Lucassen sendiri sangatlah megah, orang-orang Jawa dan Belanda menggambarkan rumahnya sebagai ''"istana Indo-Eropa salah satu yang terindah dan termegah ada di Jawa"'' pada saat itu.


Disekitar komplek pabrik juga dibangun stasiun Dukuhwringin, stasiun ini terletak jalur kereta api Tegal-Balapulang yang diresmikan pada tahun 1885 oleh perusahaan kereta api swasta [[Javasche Spoorweg Maatschappij]] (JSM), yang kemudian jalur ini dibeli oleh perusahaan kereta api swasta [[Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij]] (SCS).Kemudian jalur kereta api ini perpanjang hingga ke [[Stasiun Prupuk]] , jalur kereta api ini dioperasikan terutama pada pengangkutan gula yang distribusikan juga oleh PG Dukuhwringin dan PG Kemanglen. Namun Stasiun Dukuhwringin ini sudah lama non aktif dan bekasnya sendiri tidak diketahui, hingga saat ini lokasi tepatnya Stasiun Dukuhwringin masih menjadi misteri.
Disekitar komplek pabrik juga dibangun stasiun Dukuhwringin, stasiun ini terletak jalur kereta api Tegal-Balapulang yang diresmikan pada tahun 1885 oleh perusahaan kereta api swasta [[Javasche Spoorweg Maatschappij]] (JSM), yang kemudian jalur ini dibeli oleh perusahaan kereta api swasta [[Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij]] (SCS).Kemudian jalur kereta api ini perpanjang hingga ke [[Stasiun Prupuk]] , jalur kereta api ini dioperasikan terutama pada pengangkutan gula yang distribusikan juga oleh PG Dukuhwringin dan PG Kemanglen. Namun Stasiun Dukuhwringin ini sudah lama non aktif dan bekasnya sendiri tidak diketahui, hingga saat ini lokasi tepatnya Stasiun Dukuhwringin masih menjadi misteri.
[[Berkas:PG Dukuhwringin 1880-1920(1).jpg|jmpl|Rel kereta api dari Stasiun Dukuhwringin menuju PG Dukuhwringin yang digunakan untuk mengangkut hasil distribusi gula sekitar tahun 1890-1920.]]
Tidak jauh dari lokasi Pabrik Gula Dukuhwringin tepatnya disebelah timur terdapat sebuah Klinik yang berawal dari balai pengobatan perusahaan gabungan pabrik gula se [[Keresidenan Pekalongan|Karesidenan Pekalongan]]. Klinik ini berdiri pada tahun 1917 bernama ''"Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfabrieken"'' atau Pusat kesehatan Pabrik Gula Dukuhwringin yang sekarang ini menjadi RSUD Dr. Soeselo Slawi. Bangunan Klinik ini sekarang menjadi pelayanan paru di RSUD Dr. Soeselo Slawi. [[Berkas:Klinik(1).jpg|jmpl|Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfanbrieken pada tahun 1920. Klinik tersebut sekarang ini menjadi bagian dari RSUD Dr.Soeselo Slawi.]]
Tidak jauh dari lokasi Pabrik Gula Dukuhwringin tepatnya disebelah timur terdapat sebuah Klinik yang berawal dari balai pengobatan perusahaan gabungan pabrik gula se [[Keresidenan Pekalongan|Karesidenan Pekalongan]]. Klinik ini berdiri pada tahun 1917 bernama ''"Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfabrieken"'' atau Pusat kesehatan Pabrik Gula Dukuhwringin yang sekarang ini menjadi RSUD Dr. Soeselo Slawi. Bangunan Klinik ini sekarang menjadi Klinik Rajawali di RSUD Dr. Soeselo Slawi.
[[Berkas:Klinik di Pabrik Gula Pagongan Tegal tahun 1920-1935 (1).jpg|jmpl|Beberapa dokter sedang mengobati pasien di Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfabrieken pada tahun 1920-1935.]]
Pada tahun 1863 PG Dukuhwringin pertama kali menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan NHM [[Nederlandsche Handel-Maatschappij]], sebuah perusahaan dagang milik pemerintah [[Hindia Belanda]] untuk mengekspor hasil gula ke [[Eropa]]. NV Cultuur Maatschappij Doekoewringin didirikan pada tanggal 21-22 Februari 1897, tujuan didirikannya NV ini yaitu untuk membuat undang-undang tentang mengoperasikan perusahaan industri gula. Sejak tahun 1897, Factorij bertindak sebagai utusan NV Cultuur Maatschappij di Hindia Belanda. Sejak 1 Agustus 1937, NHM bertindak sebagai direktur; pelaksanaan praktis dari tugas manajemen PG Dukuhwringin berada pada Divisi Kedua dari kantor pusat di Amsterdam. Pada saat itu komoditas gula sangat laku dipasaran Internasional, perusahaan industri gula termasuk PG Dukuhwringin melakukan ekspor gula ke Eropa dan wilayah lainnya.
Pada tahun 1863 PG Dukuhwringin pertama kali menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan NHM [[Nederlandsche Handel-Maatschappij]], sebuah perusahaan dagang milik pemerintah [[Hindia Belanda]] untuk mengekspor hasil gula ke [[Eropa]]. NV Cultuur Maatschappij Doekoewringin didirikan pada tanggal 21-22 Februari 1897, tujuan didirikannya NV ini yaitu untuk membuat undang-undang tentang mengoperasikan perusahaan industri gula. Sejak tahun 1897, Factorij bertindak sebagai utusan NV Cultuur Maatschappij di Hindia Belanda. Sejak 1 Agustus 1937, NHM bertindak sebagai direktur; pelaksanaan praktis dari tugas manajemen PG Dukuhwringin berada pada Divisi Kedua dari kantor pusat di Amsterdam. Pada saat itu komoditas gula sangat laku dipasaran Internasional, perusahaan industri gula termasuk PG Dukuhwringin melakukan ekspor gula ke Eropa dan wilayah lainnya.<ref>{{Cite web|title=Archief van de NV Cultuur Maatschappij Doekoewringin, [1867] 1897-1956 (NL-HaNA - 2.20.01) - Archives Portal Europe|url=http://www.archivesportaleurope.net/ead-display/-/ead/pl/aicode/NL-HaNA/type/fa/id/2.20.01/unitid/2.20.01+-+BB.23|website=www.archivesportaleurope.net|access-date=2021-03-07}}</ref>
[[Berkas:Tscher (1822-1877) Insinyur di Stoomwezen di Hindia Belanda (NI), yang kemudian menjadi direktur dan administrator perusahaan gula Kemanglen dan Doekoewringin.(1).jpg|jmpl|Gerardus Johannes Netscher (1822-1877), Insinyur di Stoomwezen Hindia Belanda yang kemudian menjadi Direktur dan Administrator [[Pabrik Gula Kemanglen]] dan Dukuhwringin.]]
[[Berkas:G.J. Netscher (1822-1877) Insinyur di Stoomwezen di Hindia Belanda (NI), yang kemudian menjadi direktur dan administrator perusahaan gula Kemanglen dan Doekoewringin.(1).jpg|jmpl|Gerardus Johannes Netscher (1822-1877), Insinyur di Stoomwezen Hindia Belanda yang kemudian menjadi Direktur dan Administrator [[Pabrik Gula Kemanglen]] dan Dukuhwringin.]]

=== Berakhirnya Pabrik Gula Dukuhwringin ===
=== Berakhirnya Pabrik Gula Dukuhwringin ===
[[Berkas:Pabrik Gula Dukuwringin Slawi tahun 1925.jpg|jmpl|Mesin-mesin PG Dukuhwringin pada tahun 1925.]]
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, Pabrik gula ini pernah mengalami penjarahan dan pengrusakan. Berbeda dengan [[Pabrik Gula Kemanglen]] yang dibumihanguskan oleh Jepang, Pabrik Gula Dukuhwringin tidak ikut dihancurkan oleh Jepang, melainkan Pabrik ini berubah menjadi pabrik tekstil yang dikelola oleh pemerintah [[Kekaisaran Jepang]], tetapi tidak berlangsung lama karena Jepang akhirnya kalah pada [[Perang Dunia II]]. Setelah Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, PG Dukuhwringin ini tidak terurus.
Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, Pabrik gula ini pernah mengalami penjarahan dan pengrusakan. Berbeda dengan [[Pabrik Gula Kemanglen]] yang dibumihanguskan oleh Jepang, Pabrik Gula Dukuhwringin tidak ikut dihancurkan oleh Jepang, melainkan Pabrik ini berubah menjadi pabrik tekstil yang dikelola oleh pemerintah [[Kekaisaran Jepang]], tetapi tidak berlangsung lama karena Jepang akhirnya kalah pada [[Perang Dunia II]]. Setelah Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, PG Dukuhwringin ini tidak terurus.


Pada Juli 1947 saat [[Agresi Militer Belanda I|Agresi Militer Belanda]], kontrol perusahaan Pabrik Gula Kemanglen dan juga Pabrik Gula Dukuhwringin diperoleh kembali oleh Belanda, Belanda berupaya menghidupkaan kembali kedua pabrik gula ini. Namun upaya yang dilakukan untuk menghidupkan kembali Pabrik Gula Dukuhwringin ternyata sia-sia, begitu juga [[Pabrik Gula Kemanglen]] yang kondisinya sama buruknya. Pada akhirnya keberlangsungan perusahaan terbukti tidak menguntungkan. Pada tahun 1950 rapat pemegang saham memutuskan untuk melikuidasi kedua perusahaan pabrik gula ini, proses ini akhirnya selesai pada tahun 1956, kemudian komplek Pabrik Gula Kemanglen dan juga Dukuhwringin secara resmi dinasionalisasi oleh pemerintah [[Indonesia]] pada tahun 1957. Beberapa tahun kemudian komplek Pabrik Gula Dukuhwringin ini terbengkalai lagi karena tidak terurus, bangunan utama pabrik dibongkar, kemudian PG Dukuhwringin beralih fungsi menjadi markas militer [[Brigade Infanteri 4|Brigade Infanteri 4 Dewa Ratna]] sejak tahun 1960-an.
Pada Juli 1947 saat [[Agresi Militer Belanda I|Agresi Militer Belanda]], kontrol perusahaan Pabrik Gula Kemanglen dan juga Pabrik Gula Dukuhwringin diperoleh kembali oleh Belanda, Belanda berupaya menghidupkaan kembali kedua pabrik gula ini. Namun upaya yang dilakukan untuk menghidupkan kembali Pabrik Gula Dukuhwringin ternyata sia-sia, begitu juga [[Pabrik Gula Kemanglen]] yang kondisinya sama buruknya. Pada akhirnya keberlangsungan perusahaan terbukti tidak menguntungkan. Pada tahun 1950 rapat pemegang saham memutuskan untuk melikuidasi kedua perusahaan pabrik gula ini, proses ini akhirnya selesai pada tahun 1956, kemudian komplek Pabrik Gula Kemanglen dan juga Dukuhwringin secara resmi dinasionalisasi oleh pemerintah [[Indonesia]] pada tahun 1957. Beberapa tahun kemudian komplek Pabrik Gula Dukuhwringin ini terbengkalai lagi karena tidak terurus, bangunan utama pabrik dibongkar, kemudian PG Dukuhwringin beralih fungsi menjadi markas militer [[Brigade Infanteri 4|Brigade Infanteri 4 Dewa Ratna]] sejak tahun 1960-an.
[[Berkas:Pegawai PG Kemanglen dan Dukuwringin.jpg|jmpl|Potret keluarga Wim Wijn (administrator PG Kemanglen) dan beberapa petinggi PG Dukuhwringin ketika sedang berlibur di [[Tuwel, Bojong, Tegal|Tuwel Bojong]] pada tahun 1932. Dari kiri ke kanan: '''Maus''' '''Peyroth, Berth''' '''Peyroth, Lou V.''' '''Velthuysen''' (yang memakai piyama)''', Jo''' '''Veltkamp, Flip''' '''Veltkamp''' (administator PG Dukuhwringin)''',''' '''Nel Wijn''' (anak kecil) dipangkuannya '''Jan V. Velyhuysen,''' dan '''Wim Wijn.''']]
[[Berkas:Download 3.jpg|jmpl|Keluarga Wim Wijn (administrator PG Kemanglen) dan petinggi PG Dukuhwringin ketika sedang berlibur di Pondok Sunny Home di Tuwel Bojong pada tahun 1932.]]
[[Berkas:Beberapa pg terdapat pada sebuah surat.jpg|jmpl|Beberapa surat yang ditunjukkan ke [[Pabrik Gula Adiwerna]], Banjaratma, [[Pabrik Gula Kemantran|Kemantran]], dan Dukuhwringin pada tahun 1926.]]
[[Berkas:Beberapa pg terdapat pada sebuah surat.jpg|jmpl|Beberapa surat yang ditunjukkan kepada [[Pabrik Gula Adiwerna]], [[Pabrik Gula Banjaratma|Banjaratma]], [[Pabrik Gula Kemantran|Kemantran]], dan Dukuhwringin pada tahun 1926.]]


== Kondisi saat ini ==
== Kondisi saat ini ==
[[Berkas:Brigif Dewa Ratna.jpg|jmpl|Markas Komando Brigade Infanteri 4 / Brigif Dewa Ratna.]]
[[Berkas:Brigif Dewa Ratna.jpg|jmpl|Markas Komando Brigade Infanteri 4 / Brigif Dewa Ratna.]]
Saat ini bekas lokasi Pabrik Gula Dukuhwringin digunakan sebagai Markas Komando [[Brigade Infanteri 4]] (Brigf Dewa Ratna) kodam Diponegoro, Slawi. Hingga sekarang bangunan utama pabrik sudah dibongkar, tidak berbekas. Namun, beberapa bangunan bekas petinggi pabrik gula digunakan kembali pada lingkungan Brigif Dewa Ratna, seperti Taman Bermain dan Wisma Jendral Ahmad Yani. Disekitar kompleks pabrik ini dulunya terdapat Stasiun Dukuhwringin yang memiliki percabangan ke arah pabrik untuk pengangkutan distribusi gula.
Saat ini bekas lokasi Pabrik Gula Dukuhwringin digunakan sebagai Markas Komando [[Brigade Infanteri 4]] (Brigf Dewa Ratna) kodam Diponegoro, Slawi. Hingga sekarang bangunan utama pabrik sudah dibongkar, tidak berbekas. Namun, beberapa bangunan bekas petinggi pabrik gula digunakan kembali pada lingkungan Brigif Dewa Ratna, seperti Taman Bermain dan Wisma Jendral Ahmad Yani. Disekitar kompleks pabrik ini dulunya terdapat Stasiun Dukuhwringin yang memiliki percabangan ke arah pabrik untuk pengangkutan distribusi gula.<ref>{{Cite web|last=Arif|first=Abdul|title=Mengulik Sejarah, Mako Brigif-4/Dewa Ratna Dulu Ternyata Pabrik Gula - Ayo Semarang|url=https://semarang.ayoindonesia.com/regional/pr-77774300/Mengulik-Sejarah-Mako-Brigif4Dewa-Ratna-Dulu-Ternyata-Pabrik-Gula|website=Mengulik Sejarah, Mako Brigif-4/Dewa Ratna Dulu Ternyata Pabrik Gula - Ayo Semarang|language=id|access-date=2021-10-09}}</ref>
[[Berkas:Rumah membesaran pabrik gula Dukuwringin Slawi Tegal tahun 1930-1935.jpg|jmpl|Rumah Mbesaran PG Dukuhwringin pada tahun 1930-1935.]]
[[Berkas:Membesaran interior kolonial (rumah pengurus perkebunan) Pabrik Gula Dukuwringin Slawi Tegal tahun 1930-1935.jpg|jmpl|Bagian dalam Rumah Mbesaran PG Dukuhwringin pada tahun 1930-1935.]]


Hal ini dibenarkan oleh Kasi Intel Brigif-4 / Dewa Ratna yaitu Mayor Inf Jendro Narpriyanto. "Wisma Jendral Ahmad Yani sampai sekarang masih ditempati oleh pimpinan" kata beliau. Dia menjelaskan, Brigif 4 / Dewa Ratna diresmikan pada tanggal 12 April 2007. Sebelumnya pada tanggal 18 Januari 1962, Pangdam IV / Diponegoro saat itu Brigjen Sarbini resmi membentuk Brigif 4 dengan lambang Dhuja "Dewa Ratna" terhitung mulai 1 Oktober 1961 sebagai Hari Lahir Brigif 4 / Dewa Ratna.
Hal ini dibenarkan oleh Kasi Intel Brigif-4 / Dewa Ratna yaitu Mayor Inf Jendro Narpriyanto. "Wisma Jendral Ahmad Yani sampai sekarang masih ditempati oleh pimpinan" kata beliau. Dia menjelaskan, Brigif 4 / Dewa Ratna diresmikan pada tanggal 12 April 2007. Sebelumnya pada tanggal 18 Januari 1962, Pangdam IV / Diponegoro saat itu Brigjen Sarbini resmi membentuk Brigif 4 dengan lambang Dhuja "Dewa Ratna" terhitung mulai 1 Oktober 1961 sebagai Hari Lahir Brigif 4 / Dewa Ratna.


Terkait dengan tinjauan historisny, Mayor Jendro Narpriyanto menunjukkan sisa-sisa rel kereta lori dan bekas bangun peninggalan Belanda yang masih ada. "Namun tidak seberapa seperti pinggiran jalur rel KA [[Stasiun Slawi]]-Porwokerto yang dulunya digunakan untuk pengangkutan distribusi gula" ujar beliau.
Terkait dengan tinjauan historisnya, Mayor Jendro Narpriyanto menunjukkan sisa-sisa rel kereta lori dan bekas bangun peninggalan Belanda yang masih ada. "Namun tidak seberapa seperti pinggiran jalur rel KA [[Stasiun Slawi]]-[[Stasiun Purwokerto|Porwokerto]] yang dulunya digunakan untuk pengangkutan distribusi gula" ujar beliau.


Disebelah timur PG Dukuhwringin dulunya terdapat sebuah Klinik berdiri pada tahun 1917 yang bernama 'Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfabrieken' atau pusat kesehatan perusahaan pabrik gula yang sekarang menjadi Bangunan Klinik ini sekarang menjadi pelayanan Paru di RSUD Dr. Soeselo Slawi. Dahulu terdapat juga beberapa bangunan rumah-rumah Belanda didepan RSUD Dr.Soeselo yang digunakan sebagai rumah untuk pegawai klinik dan juga pabrik, sayangnya rumah-rumah Belanda tersebut sudah dibongkar pada tahun 2020.
Disebelah timur PG Dukuhwringin dulunya terdapat sebuah Klinik berdiri pada tahun 1917 yang bernama 'Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfabrieken' atau pusat kesehatan perusahaan pabrik gula yang sekarang menjadi Bangunan Klinik Rajawali di RSUD Dr. Soeselo Slawi. Dahulu terdapat juga beberapa bangunan rumah-rumah Belanda didepan RSUD Dr.Soeselo yang digunakan sebagai rumah untuk pegawai klinik dan juga pabrik, sayangnya rumah-rumah Belanda tersebut sudah dibongkar pada tahun 2020.
[[Berkas:Bangsal rumah sakit di klinik di pabrik gula Dukuhwrigin Tegal tahun 1920-1935(1).jpg|jmpl|Suasana didalam Kliniek Doekoewringin van de Suikerfabrieken pada tahun 1920-1935.]]
[[Berkas:RSUD Dr.Soeselo Slawi, Kab. Tegal(1).jpg|jmpl|Rumah pelayanan Paru RSUD Dr. Soeselo Slawi yang dulunya merupakan sebuah Klinik.]]
[[Berkas:RSUD Dr.Soeselo Slawi, Kab. Tegal(1).jpg|jmpl|Klinik Rajawali RSUD Dr. Soeselo Slawi yang dulunya merupakan sebuah Klinik perusahaan gula.]]
Untuk Rumah Pegawai PG Dukuhwringin yang masih bisa dilihat yaitu di sebelah barat SMA Negeri 2 Slawi tepatnya sebelah utara jalan yang terdapat beberapa rumah peninggalan Belanda yang terbengkalai.
Untuk Rumah Pegawai PG Dukuhwringin yang masih bisa dilihat yaitu di sebelah barat SMA Negeri 2 Slawi tepatnya sebelah utara jalan yang terdapat beberapa rumah peninggalan Belanda yang terbengkalai.
[[Berkas:Rumah pegawai PG Dukuhwringin saat ini(1).jpg|jmpl|Kondisi saat ini rumah-rumah pegawai PG Dukuhwringin yang ada disebelah barat SMA Negeri 2 Slawi atau sebelah utara jalan.]]
[[Berkas:Rumah pegawai PG Dukuhwringin saat ini(1).jpg|jmpl|Kondisi saat ini rumah-rumah pegawai PG Dukuhwringin yang ada disebelah barat SMA Negeri 2 Slawi atau sebelah utara jalan.]]


== Lihat Pula ==
== Alamat ==
Lokasi Ex Pabrik Gula Dukuhwringin
*[[Brigade infanteri 4|Marko Brigif-4 Dewa Ratna]].

*Jalan DR. Soetomo, [[Dukuhwringin, Slawi, Tegal|Dukuhwringin]], [[Slawi, Tegal|Kecamatan Slawi]], [[Kabupaten Tegal]], [[Jawa Tengah]] 52419.

== Lihat pula ==
Pabrik Gula lainnya yang ada di Tegal :
Pabrik Gula lainnya yang ada di Tegal :
* [[Pabrik Gula Pangkah]]
* [[Pabrik Gula Pangkah]]
Baris 65: Baris 72:


* [[Pabrik Gula Kemantran]]
* [[Pabrik Gula Kemantran]]

* [[Pabrik Gula Kejambon]]

* [[Pabrik Gula Maribaya]]


* [[Pabrik Gula Balapulang]]
* [[Pabrik Gula Balapulang]]


== Referensi ==
== Referensi ==
<ref>{{Cite journal|last=Knight|first=G. R.|date=1994|title=Gully Coolies, Weed-Women and Snijvolk: The Sugar Industry Workers of North Java in the Early Twentieth Century|url=https://www.jstor.org/stable/312921|journal=Modern Asian Studies|volume=28|issue=1|pages=51–76|issn=0026-749X}}</ref><ref>{{Cite web|last=Network|first=Ayo Media|title=Mengulik Sejarah, Mako Brigif-4/Dewa Ratna Dulu Ternyata Pabrik Gula|url=http://m.ayotegal.com/read/2019/08/09/1247/mengulik-sejarah-mako-brigif-4dewa-ratna-dulu-ternyata-pabrik-gula|website=AyoTegal.com|language=id|access-date=2021-03-07}}</ref><ref>{{Cite web|title=heddema-000622-p (GensDataPro Site)|url=https://www.nazatendevries.nl/Genealogie/Genealogie%20e.d.%20van%20derden/Heddema/Heddema%20GDP/heddema-000622-pframeset.htm?heddema-000622-p.htm|website=www.nazatendevries.nl|access-date=2021-03-07}}</ref><ref>{{Cite web|title=Archief van de NV Cultuur Maatschappij Doekoewringin, [1867] 1897-1956 (NL-HaNA - 2.20.01) - Archives Portal Europe|url=http://www.archivesportaleurope.net/ead-display/-/ead/pl/aicode/NL-HaNA/type/fa/id/2.20.01/unitid/2.20.01+-+BB.23|website=www.archivesportaleurope.net|access-date=2021-03-07}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Knight|first=Roger|date=1999|title=The Visible Hand in Tempo Doeloe: The Culture of Management and the Organization of Business in Java's Colonial Sugar Industry|url=https://www.jstor.org/stable/20072107|journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=30|issue=1|pages=74–98|issn=0022-4634}}</ref>
<ref>{{Cite journal|last=Knight|first=G. R.|date=1994|title=Gully Coolies, Weed-Women and Snijvolk: The Sugar Industry Workers of North Java in the Early Twentieth Century|url=https://www.jstor.org/stable/312921|journal=Modern Asian Studies|volume=28|issue=1|pages=51–76|issn=0026-749X}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Knight|first=Roger|date=1999|title=The Visible Hand in Tempo Doeloe: The Culture of Management and the Organization of Business in Java's Colonial Sugar Industry|url=https://www.jstor.org/stable/20072107|journal=Journal of Southeast Asian Studies|volume=30|issue=1|pages=74–98|issn=0022-4634}}</ref>
[[Kategori:Pabrik gula di Indonesia]]
[[Kategori:Pabrik gula di Jawa Tengah|Dukuhwringin]]
[[Kategori:Slawi, Tegal]]
[[Kategori:Slawi, Tegal]]
__PAKSADAFTARISI__
__PAKSADAFTARISI__

Revisi terkini sejak 24 Juli 2024 14.35

Pabrik Gula Dukuhwringin atau Suikerfabriek Doekoewringin adalah salah satu perusahaan pengolahan tebu menjadi gula yang pernah berdiri pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Letak PG Dukuhwringin berada di Dukuhwringin, Slawi, Tegal atau tepatnya sekarang telah menjadi Markas Komando (marko) militer Brigif 4 Dewa Ratna Slawi.


Berdirinya Pabrik Gula Dukuhwringin

[sunting | sunting sumber]
Colonel Theodore Lucassen (1792-1854) pendiri Pabrik Gula Kemanglen dan Dukuhwringin.

SF Doekoewringin ini didirikan oleh Lucassen pada tahun 1842 merupakan salah satu pabrik yang dibangun dengan sistem kontrak gula yang dikeluarkan oleh Menteri Koloni JC Baud pada tahun 1840. Jadi Pabrik Gula Dukuhwringin ini dibangun setelah selesainya pembangunan Pabrik Gula Kemanglen pada tahun 1842.

Pada awal Maret 1839, Lucassen dan Holmberg yang saat itu berada di Belanda mengajukan petisi kepada Raja Willem I atas dasar studi mandiri teoretisnya tentang pembuatan gula yang lebih modern, keduanya meminta agar diberikan kontrak gula untuk membangun sebuah pabrik gula seluas 600 hektar di Jawa. Namun niat kerjasama Lucassen dan Holmberg untuk bersama-sama membangun perusahaan pabrik gula akhirnya gagal karena masalahnya tidak satu pun dari mereka memiliki pengetahuan teknis yang diperlukan tentang pengelolaan tebu menjadi gula, mereka berdua memutuskan untuk membangun pabrik gula sendiri-sendiri. Lucassen memilih mengasosiasikan dirinya dengan Hoevenaar. Terkait kapasitas pengolahan yang optimal, mereka mengubah permintaan dari satu pabrik menjadi dua pabrik dengan masing-masing mendapatkan tanah 400 hektar.[1]

Pada tahun 1840 Menteri Koloni JC Baud mengeluarkan sistem kontrak gula. Lucassen yang dibantu Hoevenaar mendapatkan dana sebesar 120.000 gulden untuk pembelian mesin dan 130.000 gulden untuk pembangun pabrik. Sedangkan Holmberg hanya diberikan dana sebesar 80.000 gulden.

Setelah dana persiapan untuk pembangunan pabrik, Lucassen dan Holmberg mengunjungi keluarga Hoevenaar di Paris. Dari tempat inilah Lucassen dan Holmberg menjalin kerjasama dengan pengusaha baja Perancis Derosne et Cail. Pengusaha inilah yang sebelumnya membuat mesin-mesin pabrikasi di Karibia dan Amerika. Mereka berdua juga mengumpulkan para insinyur-insiyur muda asal Skotlandia untuk merancang pabrik.

Setelah beberapa waktu menetap di Paris, Lucassen, Holmberg, dan Hoevenaar yang juga membawa para pekerja berangkat menuju Jawa menggunakan kapal. Kapal yang mereka tumpangi juga membawa mesin-mesin dan beberapa material bangunan yang digunakan untuk membangun pabrik. Berbulan-bulan lamanya mereka mengarungi lautan, hingga akhirnya mereka sampai di Pulau Jawa, mereka kemudian menuju ke sekitar Tegal yang wilayah tanahnya menjadi sistem kontra gula. Lucassen dan Hoevenaar memilih wilayah Slawi untuk membangun sebuah pabrik gula, sedangkan Holmberg sendiri membangun pabrik gula di desa Ujungrusi.

Pada tahun 1841 Lucassen dan Hoevenaar mendirikan Pabrik Gula Kemanglen, ditahun yang sama Holmberg mendirikan Pabrik Gula Adiwerna. Setelah selesainya pembangunan Pabrik Gula Kemanglen, Lucassen kemudian mendirikan Pabrik Gula Dukuhwringin pada tahun 1842 bersamaan berdirinya Pabrik Gula Jatibarang.

Roger Knight mencatat bahwa pada tahun 1841-1842 di Kemanglen dan Dukuhwringin telah dibangun sebuah pabrik yang dilengkapi dengan teknologi paling canggih pada waktu itu. Kedua pabrik dilengkapi dengan mesin-mesin uap yang diimpor dari pengusaha baja Prancis Belgia Derosne et Cail. Pengusaha inilah yang sebelumnya membuat mesin-mesin pabrikasi di Karibia dan Amerika. Pemilik kedua pabrik gula ini merupakan seorang pensiunan tentara kerajaan Belanda yang kaya raya yaitu Colonel Theodore Lucassen. Lucassen inilah yang mengerahkan insinyur-insiyur muda asal Skotlandia untuk merancang pabrik gula yang menggunakan teknologi maju pada saat itu.

Theodore Reinier Nicholas Lucassen (1830-1897), putra Lucassen.

PG Dukuhwringin sendiri kemudian dikelola oleh putra Lucassen yaitu Nicholas Lucassen, sedangkan untuk PG Kemanglen dikelola oleh Hoevenaar. Pada tahun 1843 kedua pabrik gula milik Lucassen ini menghasilkan gula untuk pertama kalinya. Pada tahun berikutnya Lucassen mendirikan rumah-rumah untuk para pegawai dan karyawan yang dibangun dekat dengan kedua pabrik gula ini. Rumah Lucassen sendiri sangatlah megah, orang-orang Jawa dan Belanda menggambarkan rumahnya sebagai "istana Indo-Eropa salah satu yang terindah dan termegah ada di Jawa" pada saat itu.

Disekitar komplek pabrik juga dibangun stasiun Dukuhwringin, stasiun ini terletak jalur kereta api Tegal-Balapulang yang diresmikan pada tahun 1885 oleh perusahaan kereta api swasta Javasche Spoorweg Maatschappij (JSM), yang kemudian jalur ini dibeli oleh perusahaan kereta api swasta Semarang–Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS).Kemudian jalur kereta api ini perpanjang hingga ke Stasiun Prupuk , jalur kereta api ini dioperasikan terutama pada pengangkutan gula yang distribusikan juga oleh PG Dukuhwringin dan PG Kemanglen. Namun Stasiun Dukuhwringin ini sudah lama non aktif dan bekasnya sendiri tidak diketahui, hingga saat ini lokasi tepatnya Stasiun Dukuhwringin masih menjadi misteri.

Tidak jauh dari lokasi Pabrik Gula Dukuhwringin tepatnya disebelah timur terdapat sebuah Klinik yang berawal dari balai pengobatan perusahaan gabungan pabrik gula se Karesidenan Pekalongan. Klinik ini berdiri pada tahun 1917 bernama "Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfabrieken" atau Pusat kesehatan Pabrik Gula Dukuhwringin yang sekarang ini menjadi RSUD Dr. Soeselo Slawi. Bangunan Klinik ini sekarang menjadi Klinik Rajawali di RSUD Dr. Soeselo Slawi.

Pada tahun 1863 PG Dukuhwringin pertama kali menjalin hubungan kerjasama dengan perusahaan NHM Nederlandsche Handel-Maatschappij, sebuah perusahaan dagang milik pemerintah Hindia Belanda untuk mengekspor hasil gula ke Eropa. NV Cultuur Maatschappij Doekoewringin didirikan pada tanggal 21-22 Februari 1897, tujuan didirikannya NV ini yaitu untuk membuat undang-undang tentang mengoperasikan perusahaan industri gula. Sejak tahun 1897, Factorij bertindak sebagai utusan NV Cultuur Maatschappij di Hindia Belanda. Sejak 1 Agustus 1937, NHM bertindak sebagai direktur; pelaksanaan praktis dari tugas manajemen PG Dukuhwringin berada pada Divisi Kedua dari kantor pusat di Amsterdam. Pada saat itu komoditas gula sangat laku dipasaran Internasional, perusahaan industri gula termasuk PG Dukuhwringin melakukan ekspor gula ke Eropa dan wilayah lainnya.[2]

Gerardus Johannes Netscher (1822-1877), Insinyur di Stoomwezen Hindia Belanda yang kemudian menjadi Direktur dan Administrator Pabrik Gula Kemanglen dan Dukuhwringin.

Berakhirnya Pabrik Gula Dukuhwringin

[sunting | sunting sumber]

Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942, Pabrik gula ini pernah mengalami penjarahan dan pengrusakan. Berbeda dengan Pabrik Gula Kemanglen yang dibumihanguskan oleh Jepang, Pabrik Gula Dukuhwringin tidak ikut dihancurkan oleh Jepang, melainkan Pabrik ini berubah menjadi pabrik tekstil yang dikelola oleh pemerintah Kekaisaran Jepang, tetapi tidak berlangsung lama karena Jepang akhirnya kalah pada Perang Dunia II. Setelah Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, PG Dukuhwringin ini tidak terurus.

Pada Juli 1947 saat Agresi Militer Belanda, kontrol perusahaan Pabrik Gula Kemanglen dan juga Pabrik Gula Dukuhwringin diperoleh kembali oleh Belanda, Belanda berupaya menghidupkaan kembali kedua pabrik gula ini. Namun upaya yang dilakukan untuk menghidupkan kembali Pabrik Gula Dukuhwringin ternyata sia-sia, begitu juga Pabrik Gula Kemanglen yang kondisinya sama buruknya. Pada akhirnya keberlangsungan perusahaan terbukti tidak menguntungkan. Pada tahun 1950 rapat pemegang saham memutuskan untuk melikuidasi kedua perusahaan pabrik gula ini, proses ini akhirnya selesai pada tahun 1956, kemudian komplek Pabrik Gula Kemanglen dan juga Dukuhwringin secara resmi dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1957. Beberapa tahun kemudian komplek Pabrik Gula Dukuhwringin ini terbengkalai lagi karena tidak terurus, bangunan utama pabrik dibongkar, kemudian PG Dukuhwringin beralih fungsi menjadi markas militer Brigade Infanteri 4 Dewa Ratna sejak tahun 1960-an.


Beberapa surat yang ditunjukkan kepada Pabrik Gula Adiwerna, Banjaratma, Kemantran, dan Dukuhwringin pada tahun 1926.

Kondisi saat ini

[sunting | sunting sumber]
Markas Komando Brigade Infanteri 4 / Brigif Dewa Ratna.

Saat ini bekas lokasi Pabrik Gula Dukuhwringin digunakan sebagai Markas Komando Brigade Infanteri 4 (Brigf Dewa Ratna) kodam Diponegoro, Slawi. Hingga sekarang bangunan utama pabrik sudah dibongkar, tidak berbekas. Namun, beberapa bangunan bekas petinggi pabrik gula digunakan kembali pada lingkungan Brigif Dewa Ratna, seperti Taman Bermain dan Wisma Jendral Ahmad Yani. Disekitar kompleks pabrik ini dulunya terdapat Stasiun Dukuhwringin yang memiliki percabangan ke arah pabrik untuk pengangkutan distribusi gula.[3]


Hal ini dibenarkan oleh Kasi Intel Brigif-4 / Dewa Ratna yaitu Mayor Inf Jendro Narpriyanto. "Wisma Jendral Ahmad Yani sampai sekarang masih ditempati oleh pimpinan" kata beliau. Dia menjelaskan, Brigif 4 / Dewa Ratna diresmikan pada tanggal 12 April 2007. Sebelumnya pada tanggal 18 Januari 1962, Pangdam IV / Diponegoro saat itu Brigjen Sarbini resmi membentuk Brigif 4 dengan lambang Dhuja "Dewa Ratna" terhitung mulai 1 Oktober 1961 sebagai Hari Lahir Brigif 4 / Dewa Ratna.

Terkait dengan tinjauan historisnya, Mayor Jendro Narpriyanto menunjukkan sisa-sisa rel kereta lori dan bekas bangun peninggalan Belanda yang masih ada. "Namun tidak seberapa seperti pinggiran jalur rel KA Stasiun Slawi-Porwokerto yang dulunya digunakan untuk pengangkutan distribusi gula" ujar beliau.

Disebelah timur PG Dukuhwringin dulunya terdapat sebuah Klinik berdiri pada tahun 1917 yang bernama 'Kliniek Doekoewringin van de Vereenigde Suikerfabrieken' atau pusat kesehatan perusahaan pabrik gula yang sekarang menjadi Bangunan Klinik Rajawali di RSUD Dr. Soeselo Slawi. Dahulu terdapat juga beberapa bangunan rumah-rumah Belanda didepan RSUD Dr.Soeselo yang digunakan sebagai rumah untuk pegawai klinik dan juga pabrik, sayangnya rumah-rumah Belanda tersebut sudah dibongkar pada tahun 2020.

Klinik Rajawali RSUD Dr. Soeselo Slawi yang dulunya merupakan sebuah Klinik perusahaan gula.

Untuk Rumah Pegawai PG Dukuhwringin yang masih bisa dilihat yaitu di sebelah barat SMA Negeri 2 Slawi tepatnya sebelah utara jalan yang terdapat beberapa rumah peninggalan Belanda yang terbengkalai.

Kondisi saat ini rumah-rumah pegawai PG Dukuhwringin yang ada disebelah barat SMA Negeri 2 Slawi atau sebelah utara jalan.

Lokasi Ex Pabrik Gula Dukuhwringin

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pabrik Gula lainnya yang ada di Tegal :

Referensi

[sunting | sunting sumber]

[4][5]


  1. ^ "heddema-000622-p (GensDataPro Site)". www.nazatendevries.nl. Diakses tanggal 2021-03-07. 
  2. ^ "Archief van de NV Cultuur Maatschappij Doekoewringin, [1867] 1897-1956 (NL-HaNA - 2.20.01) - Archives Portal Europe". www.archivesportaleurope.net. Diakses tanggal 2021-03-07. 
  3. ^ Arif, Abdul. "Mengulik Sejarah, Mako Brigif-4/Dewa Ratna Dulu Ternyata Pabrik Gula - Ayo Semarang". Mengulik Sejarah, Mako Brigif-4/Dewa Ratna Dulu Ternyata Pabrik Gula - Ayo Semarang. Diakses tanggal 2021-10-09. 
  4. ^ Knight, G. R. (1994). "Gully Coolies, Weed-Women and Snijvolk: The Sugar Industry Workers of North Java in the Early Twentieth Century". Modern Asian Studies. 28 (1): 51–76. ISSN 0026-749X. 
  5. ^ Knight, Roger (1999). "The Visible Hand in Tempo Doeloe: The Culture of Management and the Organization of Business in Java's Colonial Sugar Industry". Journal of Southeast Asian Studies. 30 (1): 74–98. ISSN 0022-4634.