Jabon putih: Perbedaan antara revisi
k →top: clean up, replaced: {{Yatim → {{orphan |
k JumadilM memindahkan halaman Jabon Putih ke Jabon putih: penggunaan huruf kapital kurang tepat |
(Tidak ada perbedaan)
|
Revisi terkini sejak 25 Juli 2024 18.15
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Jabon putih adalah salah satu jenis tanaman endemik Asia Selatan dan Asia Tenggara.[1] Tekstur kayu Jabon putih berwarna putih kekuningan dan sangat halus serta pola seratnya tidak terlihat. Pengerjaan kayu Jabon putih lebih mudah dilakukan karena termasuk jenis kayu lunak. Selain itu, Jabon putih termasuk dalam jenis kayu kuat dan kayu awet pada kelas yang tinggi.[2] Jabon putih memiliki banyak kegunaan dan potensi pemanfaatan. Keunggulan dari Jabon putih adalah pertumbuhan yang cepat, kemampuan beradaptasi yang baik, dan nilai ekonomi yang tinggi.[3]
Penyebaran
[sunting | sunting sumber]Jabon putih adalah salah satu jenis tanaman endemik Asia Selatan dan Asia Tenggara. Secara alami, Jabon putih tumbuh dan tersebar di negara Indonesia, India, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Jabon putih juga tersebar ke negara Papua Nugini, bagian selatan negara China dan bagian utara negara Australia. Selain itu, Jabon putih juga telah diperkenalkan dan tersebar ke negara-negara subtropis, yaitu Kosta Rika, Puerto Riko, Afrika Selatan, Suriname, Taiwan, dan Venezuela.[4]
Ciri-ciri
[sunting | sunting sumber]Tekstur kayu Jabon putih berwarna putih kekuningan dan sangat halus serta pola seratnya tidak terlihat. Pengerjaan kayu Jabon putih lebih mudah dilakukan karena termasuk jenis kayu lunak. Selain itu, Jabon putih termasuk dalam jenis kayu kuat dan kayu awet pada kelas yang tinggi.[2] Jabon putih termasuk pohon berukuran besar dengan bentuk batang lurus, silindris, bertajuk tinggi dan bercabang mendatar sehingga menyerupai bentuk payung. Jabon putih dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 45 meter dengan ketebalan batang dapat mencapai 100–160 sentimeter. Kulit pohon muda berwarna abu-abu dan mulus, sedangkan kulit pohon tua bertekstur kasar dan sedikit beralur.
Daun jabon putih berwarna hijau mengilap, menempel pada batang utama, berpasangan, dan berbentuk oval agak lonjong. Ukuran daun dapat mencapai 15 x 8 sentimeter hingga 50 x 25 sentimeter.[5] Daun Jabon putih terasa licin pada bagian atas, sedangkan permukaan bawah daunnya halus tidak berbulu. Daun terlihat berkeriput akibat urat daun yang terlihat dengan jelas.[6] Pada pangkal daun Jabon Putih terdapat lekukan bulat kecil dan bentuknya meruncing.[7]
Pemanfaatan
[sunting | sunting sumber]Jabon putih memiliki banyak kegunaan dan potensi pemanfaatan. Keunggulan dari Jabon putih adalah pertumbuhan yang cepat, kemampuan beradaptasi yang baik, dan nilai ekonomi yang tinggi.[3] Kayu jabon putih digunakan sebagai bahan baku kayu lapis, konstruksi ringan, lantai, bubur kertas dan kertas. Selain itu, kayu Jabon putih yang kering juga dapat digunakan untuk pembuatan langit-langit, kotak, peti, mainan, ukiran, korek api, sumpit, pensil, sampan dan perkakas.[8]
Masyarakat lokal memanfaatkan bagian-bagian tanaman Jabon putih untuk keperluan peracikan obat-obatan. Jabon putih dapat digunakan untuk mengobati penyakit demam, anemia, oliguria, hipertensi, penyakit kulit, lepra, disentri, dan memperbaiki kualitas sperma. Di India, bagian-bagian tanaman Jabon putih digunakan untuk membuat obat pereda rasa sakit, radang, penurun demam, antimikroba, dan antibakteri. Daun segar dari Jabon putih dapat dijadikan pakan ternak atau kerajinan tangan berupa piring dan serbet. Selain itu, ekstrak daun Jabon putih dapat digunakan sebagai obat kumur. Buah jabon putih merupakan bahan antibakteri sedangkan kulit keringnya dimanfaatkan sebagai bahan tonik dan obat penurun demam. Bagian akar Jabon putih dimanfaatkan sebagai bahan antimikroba, sedangkan kulit akarnya digunakan sebagai pewarna kuning.[9]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Krisnawati, H., Kallio, M., dan Kanninen, M. (2011), hlm. 1."Anthocephalus cadamba Miq., yang juga dikenal dengan nama jabon, merupakan jenis pohon tropis yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara."
- ^ a b Kartikaningtyas, D., dan Widigdo (2014), hlm. 52."Kayu Jabon Putih mempunyai tekstur kayu yang halus berwarna putih kekuningan, tanpa terlihat seratnya. Kayu Jabon Putih termasuk kayu lunak dan mudah dikerjakan. Tergolong pada kelas kayu kuat III, kelas awet IV-V."
- ^ a b Sudrajat, Dede J. (2015), hlm. 8."Jabon putih sebagai jenis multiguna dan potensial banyak diminati masyarakat. Hal ini karena pertumbuhannya yang cepat, kemampuan beradaptasi yang baik, dan nilai ekonomi yang tinggi."
- ^ Sudrajat, Dede J. (2015), hlm. 21–22."Jabon putih merupakan jenis pohon tropis yang berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara,termasuk Indonesia. Jabon putih tumbuh secara alami di India, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Cina Bagian Selatan,Vietnam, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, dan Australia bagian Utara. Jabon putih merupakan jenis tanaman yang disukai tidak hanya di habitat alami, tetapi juga di luar habitat alaminya dan telah diintroduksikan di Kosta Rika, Puerto Riko, Afrika Selatan, Suriname, Taiwan, Venezuela dan negara-negara subtropis dan tropis lainnya (Lamprecht, 1989; Orwa et al., 2009)."
- ^ Sudrajat, Dede J. (2015), hlm. 10–11"Jabon putih termasuk pohon berukuran besar dengan batang lurus dan silindris, serta memiliki tajuk tinggi seperti payung dengan sistem percabangan yang khas mendatar. Tinggi pohon dapat mencapai 45 m dengan diameter batang 100–160 cm dan kadang-kadang berbanir hingga ketinggian 2 m. Kulit pohon muda berwarna abu-abu dan mulus, sedangkan kulit pohon tua bertekstur kasar dan sedikit beralur. Daun menempel pada batang utama, berwarna hijau mengilap, berpasangan, dan berbentuk oval-lonjong (berukuran 15–50 cm x 8–25 cm)."
- ^ Kartikaningtyas, D., dan Widigdo (2014), hlm. 53."Jabon Putih mempunyai daun yang licin pada bagian atas, karena pada permukaan atas daun mengandung selaput lilin. Sedangkan permukaan bawah daun Jabon Putih halus tidak berbulu dan mempunyai urat daun yang jelas. Hal ini menyebabkan daun tampak seperti keriput."
- ^ Kartikaningtyas, D., dan Widigdo (2014), hlm. 55."Pangkal daun pada kedua jenis Jabon terlihat sangat berbeda. Pangkal daun Jabon Putih memiliki tipe cenderung meruncing (acuminatus), terdapat lekukan bulat kecil pada pangkal daun."
- ^ Sudrajat, Dede J. (2015), hlm. 13."Kayu jabon putih dapat digunakan untuk bahan baku kayu lapis, konstruksi ringan, lantai, pulp dan kertas, langit-langit, kotak, peti, mainan, ukiran, korek api, sumpit dan pensil. Kayu jabon putih juga dapat dipakai untuk bahan pembuatan sampan dan perkakas rumah sederhana jika dikeringkan dengan benar."
- ^ Sudrajat, Dede J. (2015), hlm. 8–9."Bagian-bagian tanaman jabon putih, seperti daun, akar dan kulit batang, dilaporkan mempunyai khasiat farmakologi. Secara ethnomedik, jabon putih digunakan untuk mengobati demam, anemia, keluhan buang air kecil, tekanan darah tinggi, penyakit kulit, lepra, disentri, dan untuk memperbaiki sperma. Di India, bagian-bagian tanaman jabon putih telah diteliti untuk berbagai manfaat dan bahan obat-obatan, seperti penghilang rasa sakit, radang, penurun demam, antimikroba, dan antibakteri. Ekstrak dari daun jabon dapat berfungsi sebagai obat kumur dan daun segarnya dapat digunakan sebagai pakan ternak atau kadang kadang digunakan sebagai piring dan serbet alami. Buah jabon dapat dijadikan bahan antibakteri. Kulit kayu yang kering digunakan sebagai bahan tonik dan obat untuk menurunkan demam. Bagian akarnya dapat dijadikan bahan antimikroba, pewarna kuning dari kulit akar berfungsi sebagai tanin."
Daftar Pustaka
[sunting | sunting sumber]Buku
[sunting | sunting sumber]- Krisnawati, H., Kallio, M. dan Kanninen, M. (2011). Anthocephalus cadamba Miq.: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. Bogor: Center for International Forestry Research. ISBN 978-602-8693-46-2.
Bunga rampai
[sunting | sunting sumber]- Sudrajat D. J.; (2015). Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih. Bogor: Forda Press. ISBN 978-602-6961-00-6.
Jurnal
[sunting | sunting sumber]- Kartikaningtyas D., dan Widigdo (September 2014). "Identifikasi Morfologi Jabon Putih (Antochepallus cadamba Miq.) dan Jabon Merah (Antochepallus macrophylla Roxb.) pada Tingkat Semai". Informasi Teknis. 12 (2): 51–59.