Lompat ke isi

Gatot: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Thesillent (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(13 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox food/wikidata
{{Infobox food/wikidata
|image=19. Gathot 2.jpg
|image=19. Gathot 2.jpg
|caption= penganan khas suku Jawa
|caption= penganan tradisional khas Jawa
|alternate=
|alternate=
|country=[[Indonesia]]
|country=[[Indonesia]]
|region=[[Daerah Istimewa Yogyakarta]] <br> [[Jawa Tengah]] <br> [[Jawa Timur]]
|region=[[Daerah Istimewa Yogyakarta]] <br> [[Jawa Tengah]] <br> [[Jawa Timur]]
|creator= [[suku Jawa|Jawa]]
|creator= [[Kabupaten Gunung Kidul]]
|course=
|course=
|served=
|served=
Baris 13: Baris 13:
}}
}}


'''Gatot''' (baca: ''gathot'') adalah penganan kukus, dibuat dari [[gaplek]] yang disayat kecil-kecil memanjang kemudian direbus dan dicampur dengan [[gula]], dimakan dengan parutan [[kelapa]].<ref>Gatot (nomina) penganan kukus, dibuat dari gaplek yang disayat kecil-kecil memanjang kemudian direbus dan dicampur dengan gula, dimakan dengan parutan kelapa. sumber: [https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gatot| kbbi.kemdikbud]</ref>
'''Gatot''' (''gathot'') adalah penganan kukus, dibuat dari [[gaplek]] yang disayat kecil-kecil memanjang kemudian direbus dan dicampur dengan [[gula]], dimakan dengan parutan [[kelapa]].<ref>{{cite web |url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gatot|title=Gatot|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia}}</ref>


Gatot merupakan penganan tradisional khas [[suku Jawa]] yang berasal dari [[Kabupaten Gunungkidul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Penganan ini sangat populer di [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]] dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]<ref name="cara.co.id">{{Cite web |url=http://cara.co.id/2015/03/cara-membuat-makanan-tradisional-gatot-gaplek/ |title=Salinan arsip |access-date=2016-01-03 |archive-date=2015-12-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151222004026/http://cara.co.id/2015/03/cara-membuat-makanan-tradisional-gatot-gaplek/ |dead-url=yes }}</ref><ref>Resep Gatot dari Singkong Kering, Jajan Tradisional Khas Gunung Kidul[https://www.kompas.com/food/read/2021/12/05/170300275/resep-gatot-dari-singkong-kering-jajan-tradisional-khas-gunung-kidul] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20230316091417/https://www.kompas.com/food/read/2021/12/05/170300275/resep-gatot-dari-singkong-kering-jajan-tradisional-khas-gunung-kidul|date=2023-03-16}}</ref>
Gatot merupakan penganan tradisional khas masyarakat [[suku Jawa|Jawa]] yang populer di wilayah [[Jawa Tengah]], [[Jawa Timur]] dan [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Penganan ini berasal dari [[Kabupaten Gunung Kidul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]].<ref name="cara.co.id">{{Cite web |url=http://cara.co.id/2015/03/cara-membuat-makanan-tradisional-gatot-gaplek/ |title=Salinan arsip |access-date=2016-01-03 |archive-date=2015-12-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20151222004026/http://cara.co.id/2015/03/cara-membuat-makanan-tradisional-gatot-gaplek/ |dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite web |url=https://www.kompas.com/food/read/2021/12/05/170300275/resep-gatot-dari-singkong-kering-jajan-tradisional-khas-gunung-kidul|title=Resep Gatot dari Singkong Kering, Jajan Tradisional Khas Gunung Kidul|website=kompas.com|publisher=Kompas Cyber Media}}</ref>

==Etimologi==
Kata Gatot (dari {{lang-jv|ꦒꦛꦺꦴꦠ꧀|Gathot}}<ref>gathot : a dessert made of cassava, brown sugar, and coconut. Sumber: [https://www.sastra.org/bahasa-dan-budaya/kamus-dan-leksikon/1724-javanese-english-dictionary-horne-1974-1968-hlm-180-202-g| Javanese-English Dictionary, Horne, 1974, #1968.]</ref>)


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Gatot penganan tradisional [[suku Jawa|Jawa]] asli [[Kabupaten Gunung Kidul]] terdokumentasi dalam [[Serat Centhini]] (Ensiklopedia Makanan Tradisional Jawa) yang diterbitkan pada abad ke-18M.<ref>{{cite web |url=https://staffnew.uny.ac.id/upload/198305022009122003/penelitian/b.6.Revitalisasi%20dan%20Reaktualisasi%20Makanan%20Tradisional%20Jawa%20dalam%20Serat%20Centhini.pdf|title=Revitalisasi dan Reaktualisasi Makanan Tradisional Jawa Dalam Serat Centhini|author=<!--Not stated--> |website=staffnew.uny.ac.id|publisher=Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta|access-date=29 Januari 2024}}</ref><ref>{{cite web |url=https://referenceworks.brillonline.com/entries/encyclopaedia-of-islam-3/*-COM_23877|title= “Centhini, Serat”, in: Encyclopaedia of Islam|author=Ricklefs, M. C.,|website=referenceworks.brillonline.com|publisher=Encyclopedia of Islam|access-date=29 Januari 2024}}</ref>
Gatot merupakan penganan tradisional asli [[Kabupaten Gunungkidul]], yang biasanya dimakan dengan sayuran sebagai pengganti nasi. Makanan ini menjadi makan yang sangat di favorit masyarakat Gunungkidul karena rasanya manis, lezat, dan gurih.<ref>Gatot Singkong: Camilan khas Gunungkidul yang Unik dan Otentik[https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/02/27/gatot-singkong]</ref>

Gatot biasanya dimakan dengan sayuran sebagai pengganti nasi. Penganan ini menjadi makanan yang sangat favorit bagi masyarakat Gunungkidul karena rasanya yang manis, lezat, dan gurih.<ref>{{cite web |url=https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/02/27/gatot-singkong|title=Gatot Singkong: Camilan khas Gunungkidul yang Unik dan Otentik|website=goodnewsfromindonesia.id|publisher=Goodnews from Indonesia}}</ref>

Dalam Sejarah Nya, Gatot sering disajikan dalam acara adat dan memiliki nilai budaya yang tinggi. <ref>{{cite web |url=https://gtkaca138pro.io/ |title=Gatot dalam Sejarah dan Budaya: Makanan Olahan Singkong dengan Nilai Adat Tinggi |website=sejarahmakanan.com|publisher=Sejarah makanan}}</ref>


Sebagai bagian dari warisan kuliner Jawa, gatot tetap dipertahankan dan dilestarikan hingga kini.Banyak keluarga yang masih membuat gatot secara tradisional,meneruskan resep dan cara pembuatan dari generasi ke generasi. <ref>{{cite web |url=https://gatotkaca138i.xyz/ |title=Gatot: Makanan Warisan kuliner Jawa |website=warisankuliner.com|publisher=Warisan Kuliner}}</ref>
== Proses pembuatan ==
== Proses pembuatan ==
Proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama, dari proses fermentasi ketela dengan cara dijemur sampai muncul jamur hasil permentasi ini berupa geplek kemudian gaplek ini direndam selama dua malam sampai ketela tersebut kenyal, setelah itu ditiriskan, dicuci, dan diambil kulit arinya, kemudian dipotong-potong kecil-kecil dan direndam selama satu malam.<ref name="cara.co.id" /> setelah direndam kemudian dikukus selama dua jam dan biasanya ditambahkan di tambahkan gula merah, garam, dan kelapa agar membuat makanannya terasa manis dan gurih. Agar lebih memperenak rasanya dan memperindah teksturnya ditambahkan dengan kelapa yang telah diparut.<ref name="cara.co.id" />
Proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama, dari proses fermentasi ketela dengan cara dijemur sampai muncul jamur hasil permentasi ini berupa geplek kemudian gaplek ini direndam selama dua malam sampai ketela tersebut kenyal, setelah itu ditiriskan, dicuci, dan diambil kulit arinya, kemudian dipotong-potong kecil-kecil dan direndam selama satu malam.<ref name="cara.co.id" /> setelah direndam kemudian dikukus selama dua jam dan biasanya ditambahkan di tambahkan gula merah, garam, dan kelapa agar membuat makanannya terasa manis dan gurih. Agar lebih memperenak rasanya dan memperindah teksturnya ditambahkan dengan kelapa yang telah diparut.<ref name="cara.co.id" />
Baris 37: Baris 39:
*[[Ciwel]]
*[[Ciwel]]
*[[Dages]]
*[[Dages]]
*[[Dodol]]
*[[Gaplek]]
*[[Gaplek]]
*[[Gembus]]
*[[Gembus]]
Baris 50: Baris 53:
* {{Cite web |title=Gatot Singkong, Makanan Legendaris Saat Rakyat Sengsara di Zaman Jepang, Cocok untuk Ngirit di Saat Pandemi Corona |author= |work=Nusa Daily |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://nusadaily.com/food/gatot-singkong-makanan-legendaris-saat-rakyat-sengsara-di-zaman-jepang-cocok-untuk-ngirit-di-saat-pandemi-corona.html |quote= |archivedate=2021-04-14 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20210414140931/https://nusadaily.com/food/gatot-singkong-makanan-legendaris-saat-rakyat-sengsara-di-zaman-jepang-cocok-untuk-ngirit-di-saat-pandemi-corona.html |url-status=live |dead-url=no }}
* {{Cite web |title=Gatot Singkong, Makanan Legendaris Saat Rakyat Sengsara di Zaman Jepang, Cocok untuk Ngirit di Saat Pandemi Corona |author= |work=Nusa Daily |date= |accessdate={{date|2020-10-10}} |url=https://nusadaily.com/food/gatot-singkong-makanan-legendaris-saat-rakyat-sengsara-di-zaman-jepang-cocok-untuk-ngirit-di-saat-pandemi-corona.html |quote= |archivedate=2021-04-14 |archiveurl=https://web.archive.org/web/20210414140931/https://nusadaily.com/food/gatot-singkong-makanan-legendaris-saat-rakyat-sengsara-di-zaman-jepang-cocok-untuk-ngirit-di-saat-pandemi-corona.html |url-status=live |dead-url=no }}


[[Kategori:Hidangan Jawa]]
[[Kategori:Hidangan Jawa Tengah]]
[[Kategori:Hidangan Jawa Tengah]]
[[Kategori:Hidangan Jawa Timur]]
[[Kategori:Hidangan Yogyakarta]]
[[Kategori:Hidangan Indonesia]]
[[Kategori:Makanan hasil fermentasi]]
[[Kategori:Makanan hasil fermentasi]]

Revisi terkini sejak 1 Agustus 2024 06.53

Infotaula de menjarGatot
penganan tradisional khas Jawa
Asal
WilayahDaerah Istimewa Yogyakarta
Jawa Tengah
Jawa Timur
Negara asalIndonesia
PembuatKabupaten Gunung Kidul
Keahlian memasakmasakan Indonesia Edit nilai pada Wikidata
Rincian
JenisBersantap Edit nilai pada Wikidata
Bahan utamasingkong Edit nilai pada Wikidata


Gatot (gathot) adalah penganan kukus, dibuat dari gaplek yang disayat kecil-kecil memanjang kemudian direbus dan dicampur dengan gula, dimakan dengan parutan kelapa.[1]

Gatot merupakan penganan tradisional khas masyarakat Jawa yang populer di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Penganan ini berasal dari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.[2][3]

Gatot penganan tradisional Jawa asli Kabupaten Gunung Kidul terdokumentasi dalam Serat Centhini (Ensiklopedia Makanan Tradisional Jawa) yang diterbitkan pada abad ke-18M.[4][5]

Gatot biasanya dimakan dengan sayuran sebagai pengganti nasi. Penganan ini menjadi makanan yang sangat favorit bagi masyarakat Gunungkidul karena rasanya yang manis, lezat, dan gurih.[6]

Dalam Sejarah Nya, Gatot sering disajikan dalam acara adat dan memiliki nilai budaya yang tinggi. [7]

Sebagai bagian dari warisan kuliner Jawa, gatot tetap dipertahankan dan dilestarikan hingga kini.Banyak keluarga yang masih membuat gatot secara tradisional,meneruskan resep dan cara pembuatan dari generasi ke generasi. [8]

Proses pembuatan

[sunting | sunting sumber]

Proses pembuatan gatot memakan waktu yang lumayan lama, dari proses fermentasi ketela dengan cara dijemur sampai muncul jamur hasil permentasi ini berupa geplek kemudian gaplek ini direndam selama dua malam sampai ketela tersebut kenyal, setelah itu ditiriskan, dicuci, dan diambil kulit arinya, kemudian dipotong-potong kecil-kecil dan direndam selama satu malam.[2] setelah direndam kemudian dikukus selama dua jam dan biasanya ditambahkan di tambahkan gula merah, garam, dan kelapa agar membuat makanannya terasa manis dan gurih. Agar lebih memperenak rasanya dan memperindah teksturnya ditambahkan dengan kelapa yang telah diparut.[2]

Kandungan

[sunting | sunting sumber]

Gatot memiliki kandungan gizi yang sangat banyak yang tidak kalah dengan makan pokok lainnya seperti beras, tiwul, dan nasi jagung, kandungan asam amino atau protein dalam gatot lebih besar dibanding dengan bahan pembuatannya (kayu). Hal ini terjadi karena keberadaan jamur yang memproduksi protein dari bahan pati ubi kayu sehingga gatot merupakan suatu makan yang kaya akan gizi dan dapat di jadikan sebagai makan pokok penganti beras.[9]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Gatot". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
  2. ^ a b c "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-22. Diakses tanggal 2016-01-03. 
  3. ^ "Resep Gatot dari Singkong Kering, Jajan Tradisional Khas Gunung Kidul". kompas.com. Kompas Cyber Media. 
  4. ^ "Revitalisasi dan Reaktualisasi Makanan Tradisional Jawa Dalam Serat Centhini" (PDF). staffnew.uny.ac.id. Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Diakses tanggal 29 Januari 2024. 
  5. ^ Ricklefs, M. C.,. ""Centhini, Serat", in: Encyclopaedia of Islam". referenceworks.brillonline.com. Encyclopedia of Islam. Diakses tanggal 29 Januari 2024. 
  6. ^ "Gatot Singkong: Camilan khas Gunungkidul yang Unik dan Otentik". goodnewsfromindonesia.id. Goodnews from Indonesia. 
  7. ^ "Gatot dalam Sejarah dan Budaya: Makanan Olahan Singkong dengan Nilai Adat Tinggi". sejarahmakanan.com. Sejarah makanan. 
  8. ^ "Gatot: Makanan Warisan kuliner Jawa". warisankuliner.com. Warisan Kuliner. 
  9. ^ "GATOT, Makanan Olahan Singkong Selain TIwul". bahan-pangan.blogspot.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-29. Diakses tanggal 10 Oktober 2020. 

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]