Lompat ke isi

Keperawanan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Penambahan referensi tentang perawan.
Turmadan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(30 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[File:William-Adolphe Bouguereau (1825-1905) -Youth (1893).jpg|thumb|''Pemudi'', karya pelukis Prancis [[William-Adolphe Bouguereau]]. Warna putih secara tradisional dikaitkan dengan kesucian, kepolosan, dan keperawanan di [[Eropa]].]]
{{redirect|Virgin|film berjudul Virgin|Virgin (film)}}
'''Perawan''' atau '''dara''' merupakan seseorang yang belum pernah melakukan [[persetubuhan]].<ref>{{Cite web|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/virginity|title=Definition of VIRGINITY|website=www.merriam-webster.com|language=en|access-date=2017-09-12}}</ref><ref>{{Cite journal|title=Virgin|url=http://www.thefreedictionary.com/Virgin|journal=The Free Dictionary}}</ref> Beberapa budaya maupun tradisi agama menempatkan keperawanan atau kedaraan sebagai suatu kehormatan, yang umumnya disandang oleh perempuan yang tidak menikah. Konsep keperawanan biasanya melibatkan isu moral atau religius yang berdampak pada status sosial maupun [[hubungan antarpribadi]].<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=pXXZn_qSoDoC|title=Virginity Lost: An Intimate Portrait of First Sexual Experiences|author=Carpenter|first=Laura M.|publisher=[[New York University|NYU Press]]|year=2005|isbn=0-8147-1652-0|location=|pages=295 pages|quote=|accessdate=9 Oktober 2011}}</ref><ref>{{Cite book|title=Women, Islam and modernity: single women, sexuality and reproductive health in contemporary Indonesia|last=Bennett|first=Linda Rae|publisher=Psychology Press|year=2005|isbn=0-415-32929-9|location=|pages=19–21}}</ref>
[[Berkas:Virgin_Enthroned.JPG|thumb|right|350px|[[Lukisan]] berjudul ''Virgin Enthroned'' yang menggambarkan seorang [[wanita]] suci sedang duduk di [[takhta]] yang didampingi dua gadis kecil. Kesuciannya sebanding dengan kedua gadis tersebut dikarenakan kemurnian harga diri tanpa dinodai [[zina]].]]
'''Perawan''' atau '''gadis''' adalah [[perempuan]] yang belum mempunyai [[suami]] dan belum pernah melakukan [[persetubuhan]]. Secara umum, perawan juga direlasikan dengan kesucian.<ref>[http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/prostitusi Kamus Besar Bahasa Indonesia: Perawan]</ref><ref>[http://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/prostitusi Kamus Besar Bahasa Indonesia: Gadis]</ref>


Seperti [[kesucian]], konsep keperawanan secara tradisional berkaitan dengan pantangan seksual. Konsep keperawanan biasanya melibatkan masalah moral atau agama dan dapat memiliki konsekuensi dalam hal status sosial dan dalam hubungan interpersonal.<ref name="Carpenter">See here [https://books.google.com/books?id=6qNCeI2AcY4C&pg=PT11&lpg=PT11] and [https://books.google.com/books?id=pXXZn_qSoDoC&pg=PA48 pages 47–49] for views on what constitutes virginity loss and therefore sexual intercourse or other sexual activity; source discusses male virginity, how gay and lesbian individuals define virginity loss, and how the majority of researchers and heterosexuals define virginity loss/"technical virginity" by whether or not a person has engaged in penile-vaginal sex. {{Cite book|author=Laura M. Carpenter|title=Virginity Lost: An Intimate Portrait of First Sexual Experiences|publisher=[[New York University|NYU Press]]|year = 2005|access-date=October 9, 2011|pages=295 pages|isbn=978-0-8147-1652-6|url=https://books.google.com/books?id=pXXZn_qSoDoC}}</ref><ref name="Bennett">{{Cite book|author=Linda Rae Bennett|title=Women, Islam and modernity: single women, sexuality and reproductive health in contemporary Indonesia|publisher=Psychology Press|year = 2005|access-date=October 9, 2011|pages=19–21|isbn=978-0-415-32929-3|url=https://books.google.com/books?id=JaA1kxjMebEC&pg=PA19}}</ref> Meskipun keperawanan memiliki implikasi sosial dan hukum yang signifikan dalam beberapa budaya dan masyarakat masa lalu, saat ini keperawanan tidak memiliki konsekuensi hukum di sebagian besar masyarakat.
== Ciri-ciri ==
Secara [[fisik]], seorang perawan ditandai dengan utuhnya [[selaput dara]] yang berada pada daerah [[vagina]]. Hilangnya keperawanan biasanya disertai dengan keluarnya [[darah]] dari daerah vagina yang tergantung bentuk dan ketebalan selaput dara saat mengadakan persetubuhan pertama kali. Secara Islami, keperawanan bukan sekadar masih utuhnya selaput dara, melainkan setiap perempuan yang belum pernah melakukan aktivitas seksual seperti [[main jari]], [[masturbasi]], dan [[sepong]]. Kesucian dan kehormatan perempuan bagi manusia yang memahami makna kehormatan bukan sebatas berpedoman dengan selaput dara, melainkan perempuan yang tidak pernah ternodai setitik [[zina]]. Biasanya, perempuan yang tidak perawan sebelum menikah memberikan pernyataan bahwa dirinya pernah [[nikah siri]] atau telah menjadi korban suatu kecelakaan sehingga mengakibatkan hilangnya keperawanan. Hal tersebut semata-mata menutupi aibnya dari dosa zina yang pernah dilakukannya, sehingga calon suaminya bersedia menerimanya sebagai istri dan akan menyayanginya sepenuh hati. Strategi klasik tersebut bukanlah hal yang efektif untuk menakhlukkan kaum pria yang terhormat dari berbagai segi kehidupan. Pada umumnya, orang yang berpengetahuan rendah masih terpengaruh dengan kebodohan [[penghibur]] yang mempublikasi hiburan yang membodohi kaum yang mudah terpengaruhi hal-hal yang belum tepat. Akibat dari kebodohan tersebut, maka kenistaan dan siksaan dalam kehidupannya akan tetap berlanjut selama hidupnya.


Kata "perawan" awalnya merujuk pada perempuan yang tidak berpengalaman dalam hubungan seksual, tetapi saat ini tidak hanya sebatas itu.<ref name=":0" /><ref>{{Cite news|url=http://www.highbeam.com/doc/1G1-79439403.html|title=The Ambiguity of "Having Sex": The Subjective Experience of Virginity Loss in the United States – Statistical Data Included|last=Carpenter|first=Laura M.|date=|work=[[The Journal of Sex Research]]|access-date=2001|via=|archive-date=2013-01-26|archive-url=https://archive.today/20130126002610/http://www.highbeam.com/doc/1G1-79439403.html|dead-url=yes}}</ref><ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=qjvoSOMB5JMC&pg=PA186|title=The Marriage and Family Experience: Intimate Relationship in a Changing Society|last=Strong|first=Bryan|last2=DeVault|first2=Christine|last3=Cohen|first3=Theodore F.|publisher=[[Cengage Learning]]|year=2010|isbn=0-534-62425-1|location=|pages=186}}</ref><ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.com/?id=V6IPvgFKGFUC&pg=PA253&dq=virginity+loss+among+lesbians#v=onepage&q=virginity%20loss%20among%20lesbians&f=false|title=Virgin: The Untouched History|last=Blank|first=Hanne|publisher=[[Bloomsbury Publishing]] USA|year=2008|isbn=1-59691-011-9|location=|pages=304}}</ref> Seseorang yang berorientasi [[Heteroseksualitas|heteroseksual]] bisa beranggapan bahwa keperawanan hanya akan hilang melalui [[Persetubuhan|penetrasi]] [[penis]] dan [[vagina]],<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref>{{Cite news|url=http://www.dailycal.org/article/19565/sex_on_tuesday_virginity_a_fluid_issue|title=Sex on Tuesday: Virginity: A Fluid Issue|last=Friedman|first=Mindy|date=20 September 2005|work=The Daily Californian|archive-url=https://web.archive.org/web/20090506021934/http://www.dailycal.org/article/19565/sex_on_tuesday_virginity_a_fluid_issue|archive-date=2009-05-06|access-date=6 Oktober 2011|via=}}</ref> sementara orang yang berorientasi seksual lain juga dapat menganggap [[seks oral]], [[Seks anal|anal]], hingga [[masturbasi]] sebagai seks yang menghilangkan keperawanan.<ref name=":0" /><ref name=":2" />
== Pendeteksian ==
Banyak persepsi yang menggambarkan ciri-ciri perempuan yang masih perawan melalui melihat bagian-bagian tubuhnya seperti [[kening]], [[bibir]], [[bokong]], cara berjalan, [[perut]], dan lain sebagainya. Semua pedoman tersebut tidak dapat dijadikan acuan secara pasti dan terkesan [[takhayul]]. Secara realistis, keperawanan seorang perempuan hanya dapat dideteksi dengan cara menyelidiki keadaan selaput dara yang dimilikinya untuk memastikannya.


== Referensi ==
Pendeteksian dapat dilakukan dengan cara menelentangkan perempuan yang ingin diperiksa dengan posisi kaki yang mengangkang supaya dapat terlihat dengan jelas kondisi selaput dara pada vaginanya. Tingkat kualitas keperawanan dapat dinilai dari bentuk selaput dara yang nampak. Meskipun masih ada selaput dara, tetapi kerusakan tetap masih dapat diketahui jika perempuan telah melakukan aktivitas seksual dalam kehidupannya. Beberapa ahli [[seksologi]] sering berpendapat bahwa selaput dara dapat rusak jika perempuan melakukan aktivitas olahraga seperti mengendarai [[sepeda]], [[senam]], atau olahraga berat lainnya. Itu anggapan yang belum tepat, karena selaput dara hanya bisa rusak jika vagina dimasukkan benda tertentu atau terkena kecelakaan yang pastinya menusuk vagina. Perilaku seksual yang melibatkan penis merupakan penyebab utama secara pasti dan nyata yang mengakibatkan hilangnya keperawanan seorang perempuan.
{{reflist|2}}


==Daftar pustaka==
== Persepsi Barat mengenai keperawanan ==
;Artikel jurnal
[[Dunia Barat]] berpandangan bahwa keperawanan tidak identik dengan kesucian perempuan karena perempuan dikatakan masih perawan jika selaput dara masih utuh keberadaannya meskipun mereka telah melakukan aktivitas seksual, padahal makna ''virgin'' tersirat pada istilah ''[[Virgin Mary]]'' yang mereka maksudkan mengenai ibu [[Nabi Isa]] adalah wanita suci bukan sebatas wanita yang masih utuh selaput dara. Kekaburan istilah kesucian disebabkan keburaman pemikiran saat ketidakpahaman manusia menjaga kehormatan perempuan sesungguhnya, ajaran terdahulu sudah mulai sirna sehingga ajaran [[Islam]] berusaha mengembalikan tradisi-tradisi terdahulu yang mulai menghilang tersebut dengan pengembalian ajaran yang terlupakan.
* Armour, Stacy and Dana L Haynie. [https://web.archive.org/web/20131215143956/http://www.thesociety.org/pdf/sex%20init%20and%20delinquency%20feb%202007.pdf 'Adolescent Sexual Debut and Later Delinquency'.] ''Journal of Youth and Adolescence'' '''36''' (2007): 141–152. [abstract only]
* {{cite journal | last1 = Cooksey | first1 = Elizabeth C. | last2 = Mott | first2 = Frank L. | last3 = Neubauer | first3 = Stefanie A. | year = 2002 | title = Friendships and Early Relationships: Links to Sexual Initiation Among American Adolescents Born to Young Mothers | url = http://www.guttmacher.org/pubs/journals/3411802.pdf | journal = Perspectives on Sexual and Reproductive Health | volume = 34 | issue = 3| pages = 118–126 | doi=10.2307/3097710| jstor = 3097710 | pmid = 12137125 }}
* {{cite journal | last1 = Goodson | first1 = P. | last2 = Evans | first2 = A. | last3 = Edmundson | first3 = E. | year = 1997 | title = Female adolescents and onset of sexual intercourse: A theory-based review of research from 1984 to 1994 | url = https://archive.org/details/sim_journal-of-adolescent-health_1997-09_21_3/page/147 | journal = Journal of Adolescent Health | volume = 21 | issue = 3| pages = 147–156 | doi=10.1016/s1054-139x(97)00004-9| pmid = 9283935 }}
* {{cite journal | last1 = Rich | first1 = Lauren M. | last2 = Kim | first2 = Sun-Bin | year = 2002| title = Employment and the sexual and reproductive behavior of female adolescents | url = https://dx.doi.org/10.2307%2F3097711 | archive-url = https://web.archive.org/web/20151016142639/http://findarticles.com/p/articles/mi_m0NNR/is_3_34/ai_91653611 | url-status = dead | archive-date = 2015-10-16 | journal = Perspectives on Sexual and Reproductive Health | volume = 34 | issue = 3| pages = 127–134 | doi = 10.2307/3097711 | jstor = 3097711 | pmid = 12137126 }}
* {{cite journal | last1 = Rosenberg | first1 = J | title = 'Age at first sex and human papillomavirus infection linked through behavioral factors and partner's traits' | url = https://dx.doi.org/10.2307%2F3097722 | archive-url = https://web.archive.org/web/20151016142639/http://findarticles.com/p/articles/mi_m0NNR/is_3_34/ai_91653623 | url-status = dead | archive-date = 2015-10-16 | journal = Perspectives on Sexual and Reproductive Health | volume = 34 | issue = 3| pages = 171–172 | year = 2002 | doi = 10.2307/3097722 | jstor = 3097722 }}
;Monograf
* Bently, Thomas. ''[http://sunzi.lib.hku.hk/ER/detail/hkul/2413977 The Monument of Matrones]: Conteining Seven Severall Lamps of Virginitie''. Thomas Dawson, 1582.
* Carpenter, Laura. ''Virginity Lost: An Intimate Portrait of First Sexual Experiences''. [[New York University Press]], 2005. {{ISBN|0-8147-1653-9}}


==Pranala luar==
Kesalahan persepsi mengenai keperawanan telah menyebar dengan cepatnya karena dunia Barat yang secara [[teknologi]] lebih maju, sehingga penyebarannya sangat dahsyat dirasakan. Termasuk negara-negara sekelas Indonesia yang masih [[konsumtif]] dalam berbagai aspek kehidupan. Pada era saat ini, kaum muda maupun tua di Indonesia telah terpengaruhi dengan pandangan dunia Barat yang menganggap keperawanan masih terjaga jika selaput dara masih utuh keberadaannya, bahkan tidak lagi menjaga keperawanan mereka selayaknya kaum [[remaja]] di dunia Barat yang biasa dipublikasikan di [[media massa]].
* [https://www.kominfo.go.id/content/detail/23139/disinformasi-ciri-tidak-perawan-malam-pertama-tidak-berdarah/0/laporan_isu_hoaks Kominfo: <nowiki>[DISINFORMASI]</nowiki> Ciri Tidak Perawan Malam Pertama Tidak Berdarah]
{{Commons category}}
{{Wikiquote}}
{{Wiktionary}}<!-- Verified term is lower initial case on Wiktionary and changed it from upper initial case. -->


<!--spacing-->
== Pentingnya menjaga keperawanan ==
Perawan sangat erat dengan kehormatan dan harga diri perempuan. Setiap laki-laki terhormat mendambakan perempuan yang perawan untuk dijadikan [[istri]] demi menjaga harga diri dan kehormatannya. Rasa cinta untuk menjaga, membahagiakan, menafkahi, dan menyayangi setulus hati akan terbina karena suami merasakan ketenteraman memiliki istri yang belum digagahi siapa pun selain dirinya. Secara logika [[manusia]] yang diberi petunjuk kehidupan yang benar, laki-laki tidak ingin menikahi perempuan yang telah bekas pelaku [[zina]]. Meskipun telah terjadi pernikahan dengan adanya unsur penipuan ataupun tidak, perempuan yang tidak perawan tersebut akan hidup tidak selayaknya seorang istri yang diberikan haknya sebagaimana ketentuan yang dijanjikan saat pernikahan. Perempuan yang tidak perawan cenderung diceraikan, dan akan berstatus [[janda]]. Setelah menjanda dan kembali menikah, hidup perempuan tersebut akan masih tidak akan berubah sebagaimana hubungan pernikahan sebelumnya. Pernikahan berdasarkan hubungan cinta dan kasih sayang yang telah dijanjikan saat [[ijab kabul]] akan sulit dirasakan oleh kaum perempuan yang tidak menjaga keperawanannya sebelum menikah.


{{Kekerabatan}}
== Kualitas keperawanan ==
{{Authority control}}
Berikut ini persentase kualitas perawan yang dinilai kesuciannya berdasarkan aktivitas dosa zina yang dilakukan dalam kehidupannya:
{| class="wikitable"
|-
! Status !! Persentase
|-
| Belum pernah sanggama || 50%
|-
| Belum dilihat auratnya || 20%
|-
| Belum disentuh auratnya || 30%
|}


[[Kategori:Seks]]
Dari persentase di atas, perawan yang 100% adalah perempuan yang belum pernah melakukan [[sanggama]] selama hidupnya, auratnya berupa bagian-bagian tubuh selain wajah dan telapak tangan belum pernah dilihat terlebih lagi disentuh oleh yang tidak berhak sebelum [[pernikahan]] dan telah sah menjadi suaminya. Kalau perempuan pernah dilihat auratnya, itu berarti ia perawan 80%. Kalau perempuan pernah dilihat dan disentuh auratnya, itu berarti ia perawan 50%. Hal ini berarti bahwa perempuan saat [[pacaran]] telah melakukan aktivitas memperlihatkan dan memperbolehkan auratnya disentuh, maka sudah 50% kualitas keperawanannya sudah hilang.
[[Kategori:Sosiologi]]


Kualitas keperawanan sangat mempengaruhi kualitas perlakukan suami terhadap mereka. Setiap laki-laki yang memiliki kehormatan, kecerdasan, kesejahteraan, dan hal-hal baik lainnya dipastikan memperlakukan istrinya sebagaimana tuntunan dan ajaran agama, hukum yang berlaku, dan [[etika]] serta [[estetika]] yang ditentukan dalam menjalani kehidupan ke arah kebaikan.


{{sosio-stub}}
== Apalah arti keperawanan ==
[[Berkas:Virgin.jpg|thumb|right|250px|''[[Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan]]'' merupakan sebuah [[film]] yang bertemakan keperawanan. Film dengan pengaruh yang cukup besar dalam mempengaruhi persepsi kaum perempuan Indonesia tentang keperawanan.]]
Beberapa orang menganggap keperawanan bukanlah suatu hal yang penting. Berikut ini golongan yang tidak menganggap keperawanan suatu hal yang berharga:
* Kaum laki-laki dan perempuan yang tidak memperdulikan makna keperawanan dikarenakan mereka golongan yang tidak mengerti arti kehormatan dan harga diri. Mereka adalah orang-orang yang bangga berzina di saat pacaran yang penuh sandiwara mengisi kehidupannya sebagaimana drama yang biasa ditonton atau dibaca melalui media massa. Itu semua kebahagiaan sesaat yang setara dengan efek [[narkoba]]. Selain merusak pikiran, kegiatan ini juga merusak perasaan sehingga jiwa juga rusak akibatnya.
* Kaum laki-laki yang secara spiritual, finansial, dan intelektual yang lemah tidak berfokus untuk menyayangi kaum perempuan, targetnya untuk memperistri perempuan yang tidak perawan adalah demi menutup kekurangan kebutuhan hidupnya dengan memanfaatkan materi yang dimiliki oleh perempuan tersebut. Seandainya si perempuan tidak memadai materinya, perempuan tersebut akan dijadikan [[budak]] terselubung tanpa sepengetahuan mereka.
* Kaum laki-laki yang masih lugu dengan dominannya perasaan daripada akal dan belum memahami makna [[mahkota]] kaum perempuan, yakni keperawanan. Setelah pengetahuan telah dimilikinya, kesadaran akan timbul dan menyebabkan rasa cinta menjadi pudar. Kebencian akan mulai nampak, dan kemuliaan sikap dan tindakan tidak diberikan lagi kepada kaum perempuan yang tidak perawan. Jika rencana pernikahan telah dilakukan, pernikahan akan dibatalkan. Jika terlanjur menikah bagi yang memahami undang-undang pernikahan, maka ikatan pernikahan secara sah menurut hukum dibatalkan karena telah terjadi penipuan dalam statusnya pada pengarsipan dokumen pernikahan yang tertulis perawan.
* Kaum laki-laki yang sudah terlalu sering merusak kesucian para perempuan dengan cara menzinai perempuan perawan. Golongan ini pada umumnya tidak mementingkan keperawanan bagi pasangan hidupnya yang sah dan resmi. Golongan inilah yang secara turun-temurun memelihara dan melestarikan perzinaan bagi generasi berikutnya. Pasangan dari kaum laki-laki ini adalah kaum perempuan yang secara [[filosofis]] dikiaskan setara dengan seekor [[anjing]] [[betina]] ({{lang-en|bitch}}). Tidak mengherankan jika dalam bahasa Inggris, kaum perempuan jalang seperti ini disebut ''bitch'' (anjing betina).

== Lihat pula ==
* [[Bujangan]]
* [[Pacaran]]
* [[Zina]]
* [[Vagina]]

== Referensi ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
* {{kamus|Perawan}}
* {{id}} [https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080424234711AAhpRK5 Jawaban di Yahoo! Answers tentang derajat janda dan perawan]
* {{en}} [http://www.islam.tc/cgi-bin/askimam/ask.pl?q=5687&act=view Keperawanan menurut agama Islam]
* {{en}} [http://www.catholicplanet.com/virgin/index.htm Keperawanan menurut agama Kristen Katolik]
* {{en}} [http://wikiethica.wikidot.com/virginity Keperawanan di WikiEthica]

{{Kekerabatan}}
{{seks-stub}}
{{seks-stub}}
{{sosio-stub}}

[[Kategori:Seks]]
[[Kategori:Sosiologi]]

Revisi terkini sejak 2 Agustus 2024 21.19

Pemudi, karya pelukis Prancis William-Adolphe Bouguereau. Warna putih secara tradisional dikaitkan dengan kesucian, kepolosan, dan keperawanan di Eropa.

Perawan atau dara merupakan seseorang yang belum pernah melakukan persetubuhan.[1][2] Beberapa budaya maupun tradisi agama menempatkan keperawanan atau kedaraan sebagai suatu kehormatan, yang umumnya disandang oleh perempuan yang tidak menikah. Konsep keperawanan biasanya melibatkan isu moral atau religius yang berdampak pada status sosial maupun hubungan antarpribadi.[3][4]

Seperti kesucian, konsep keperawanan secara tradisional berkaitan dengan pantangan seksual. Konsep keperawanan biasanya melibatkan masalah moral atau agama dan dapat memiliki konsekuensi dalam hal status sosial dan dalam hubungan interpersonal.[5][6] Meskipun keperawanan memiliki implikasi sosial dan hukum yang signifikan dalam beberapa budaya dan masyarakat masa lalu, saat ini keperawanan tidak memiliki konsekuensi hukum di sebagian besar masyarakat.

Kata "perawan" awalnya merujuk pada perempuan yang tidak berpengalaman dalam hubungan seksual, tetapi saat ini tidak hanya sebatas itu.[3][7][8][9] Seseorang yang berorientasi heteroseksual bisa beranggapan bahwa keperawanan hanya akan hilang melalui penetrasi penis dan vagina,[3][8][10] sementara orang yang berorientasi seksual lain juga dapat menganggap seks oral, anal, hingga masturbasi sebagai seks yang menghilangkan keperawanan.[3][9]

Referensi

  1. ^ "Definition of VIRGINITY". www.merriam-webster.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-12. 
  2. ^ "Virgin". The Free Dictionary. 
  3. ^ a b c d Carpenter, Laura M. (2005). Virginity Lost: An Intimate Portrait of First Sexual Experiences. NYU Press. hlm. 295 pages. ISBN 0-8147-1652-0. Diakses tanggal 9 Oktober 2011. 
  4. ^ Bennett, Linda Rae (2005). Women, Islam and modernity: single women, sexuality and reproductive health in contemporary Indonesia. Psychology Press. hlm. 19–21. ISBN 0-415-32929-9. 
  5. ^ See here [1] and pages 47–49 for views on what constitutes virginity loss and therefore sexual intercourse or other sexual activity; source discusses male virginity, how gay and lesbian individuals define virginity loss, and how the majority of researchers and heterosexuals define virginity loss/"technical virginity" by whether or not a person has engaged in penile-vaginal sex. Laura M. Carpenter (2005). Virginity Lost: An Intimate Portrait of First Sexual Experiences. NYU Press. hlm. 295 pages. ISBN 978-0-8147-1652-6. Diakses tanggal October 9, 2011. 
  6. ^ Linda Rae Bennett (2005). Women, Islam and modernity: single women, sexuality and reproductive health in contemporary Indonesia. Psychology Press. hlm. 19–21. ISBN 978-0-415-32929-3. Diakses tanggal October 9, 2011. 
  7. ^ Carpenter, Laura M. "The Ambiguity of "Having Sex": The Subjective Experience of Virginity Loss in the United States – Statistical Data Included". The Journal of Sex Research. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-26. Diakses tanggal 2001. 
  8. ^ a b Strong, Bryan; DeVault, Christine; Cohen, Theodore F. (2010). The Marriage and Family Experience: Intimate Relationship in a Changing Society. Cengage Learning. hlm. 186. ISBN 0-534-62425-1. 
  9. ^ a b Blank, Hanne (2008). Virgin: The Untouched History. Bloomsbury Publishing USA. hlm. 304. ISBN 1-59691-011-9. 
  10. ^ Friedman, Mindy (20 September 2005). "Sex on Tuesday: Virginity: A Fluid Issue". The Daily Californian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-06. Diakses tanggal 6 Oktober 2011. 

Daftar pustaka

Artikel jurnal
Monograf

Pranala luar