Lompat ke isi

Yahya Zaini: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Wadaihangit (bicara | kontrib)
melengkapi halaman dengan foto dan infobox #WPWP
(22 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{BLP sources|date=November 2021}}
'''Muhammad Yahya Zaini''', [[SH]] ({{lahirmati|[[Bawean]], [[Gresik]], [[Jawa Timur]]|24|4|1964}}) adalah mantan [[politikus]] dan mantan [[Dewan Perwakilan Rakyat|Anggota DPR-RI]]. Ia berasal dari daerah pemilihan [[Jawa Timur]] dan [[Partai Golkar|Golkar]] sejak tahun [[1997]]. Di tengah masa bakti 2004-2009, ia mengundurkan diri pada [[7 Desember]] 2006. Empat hari sebelumnya, ( tepatnya [[4 Desember]] [[2006]]), ia telah mundur posisinya dalam kepengurusan pusat Partai Golkar karena kasus skandal seks.
{{Infobox orang}}

'''Muhammad Yahya Zaini''', [[Sarjana Hukum|S.H.]] ({{lahirmati|[[Pulau Bawean|Bawean]], [[Gresik]], [[Jawa Timur]]|24|4|1964}}) adalah [[politikus]] dan [[Dewan Perwakilan Rakyat|Anggota DPR-RI]]. Ia berasal dari daerah pemilihan [[Jawa Timur]] dan [[Partai Golkar|Golkar]] sejak tahun [[1997]]. Di tengah masa bakti [[Daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia periode 2004–2009|2004-2009]], ia mengundurkan diri pada [[7 Desember]] 2006 karena skandal film porno dengan pedangdut [[Maria Eva]]. Akan tetapi ia kembali lagi terpilih menjadi anggota DPR-RI pada periode 2019-2024 dan periode 2024-2029.


== Kehidupan ==
== Kehidupan ==
Lahir di [[Dusun]] [[Teluk Jati]] ([[Desa]] [[Teluk Jati Dawang]], [[Kecamatan]] [[Tambak]], [[Pulau]] [[Bawean]], [[Gresik]], [[Jawa Timur]]), ia adalah putra dari [[Kyai Haji|KH]] Zaini dan Ny Khosniyah. Dusun yang terpencil di Jawa Timur itu terletak di wilayah yang berbukit. Ketika berusia tiga tahun, ibu kandungnya meninggal dan ikut dirawat oleh pamannya, H. Mukim. Sepeninggal istrinya, ayahnya menikahi [[Hajah|Hj.]] Hawa. Pernikahan kedua ayahnya melahirkan empat anak yang salah satunya bermukim di [[Malaysia]].Semenjak kecil, ia dikenal alim dan terpelajar. Sewaktu banyak anak seusianya tidak bersekolah, ia sudah bersekolah dan tergolong murid cerdas. Yahya juga pernah mengucurkan sebagian rezekinya ke kampungnya, seperti membantu membiayai warga kurang mampu yang kuliah.
Lahir di [[Dusun]] [[Teluk Jati]] ([[Desa]] [[Teluk Jati Dawang]], [[Kecamatan]] [[Tambak]], [[Pulau]] [[Bawean]], [[Gresik]], [[Jawa Timur]]), ia adalah putra dari [[Kyai Haji|KH]] Zaini dan Ny Khosniyah. Dusun yang terpencil di Jawa Timur itu terletak di wilayah yang berbukit. Ketika berusia tiga tahun, ibu kandungnya meninggal dan ikut dirawat oleh pamannya, H. Mukim. Sepeninggal istrinya, ayahnya menikahi [[Hajah|Hj.]] Hawa. Pernikahan kedua ayahnya melahirkan empat anak yang salah satunya bermukim di [[Malaysia]]. Semenjak kecil, ia dikenal alim dan terpelajar. Sewaktu banyak anak seusianya tidak bersekolah, ia sudah bersekolah dan tergolong murid cerdas. Yahya juga pernah mengucurkan sebagian rezekinya ke kampungnya, seperti membantu membiayai warga kurang mampu yang kuliah.


== Karier politik ==
== Karier politik ==
Selepas menyandang gelar sarjana hukum dari [[Universitas Airlangga|Unair]] pada 1990, Yahya menjadi [[Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia|Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga]] [[Akbar Tandjung]] hingga 1993. Periode 1992-1994, ia tampil sebagai Ketua [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI).
Selepas menyandang gelar sarjana hukum dari [[Universitas Airlangga|Unair]] pada 1990, Yahya menjadi [[Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia|Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga]] [[Akbar Tandjung]] hingga 1993. Periode 1992-1994, ia tampil sebagai Ketua [[Himpunan Mahasiswa Islam]] (HMI).


Yahya terus mengikuti kesuksesan Akbar, yang kala itu menjabat [[Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Perumahan Rakyat]] (1993-1998). Ia pernah memimpin Komite Nasional Pemuda Indonesia (1996-1999). Aktivitasnya di HMI dan Komite Nasional Pemuda Indonesia serta kedekatannya dengan Akbar menggiringnya masuk gedung parlemen pada 1997-1999.
Yahya terus mengikuti kesuksesan Akbar, yang kala itu menjabat [[Menteri Perumahan Rakyat Republik Indonesia|Menteri Perumahan Rakyat]] (1993-1998). Ia pernah memimpin [[Komite Nasional Pemuda Indonesia]] (1996-1999). Aktivitasnya di HMI dan Komite Nasional Pemuda Indonesia serta kedekatannya dengan Akbar menggiringnya masuk ke [[Kompleks Parlemen Republik Indonesia|gedung parlemen]] pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1997|periode 1997-1999]].


Dalam kabinet pengurus pusat Golkar periode 1998-2004 yang dipimpin Akbar Tandjung, ia menjadi Wakil Ketua Departemen Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan. Kariernya di parlemen berlanjut setelah Golkar menjadi pemenang Pemilihan Umum 2004. Setelah melalui [[KNPI]], ia kariernya di bidang politik semakin bersinar hingga menjadi [[Anggota DPR|Anggota DPR-RI]] pada periode 2004-2009.
Dalam kabinet pengurus pusat Golkar periode 1998-2004 yang dipimpin Akbar Tandjung, ia menjadi Wakil Ketua Departemen Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan. Kariernya di parlemen berlanjut setelah Golkar menjadi pemenang [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2004|Pemilihan Umum 2004]]. Setelah melalui [[KNPI]], ia kariernya di bidang politik semakin bersinar hingga menjadi [[Anggota DPR|Anggota DPR-RI]] pada periode 2004-2009.


Nasib baik Yahya memang tak bisa dilepaskan dari campur tangan Akbar, seniornya di HMI. Tapi, pada Musyawarah Nasional Golkar 2004, Yahya mengambil peranan dalam menggagalkan ambisi Akbar mempertahankan kursi ketua umum. Ia berpihak ke kubu lawan, [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Jusuf Kalla]] dan [[Ketua DPR|Ketua DPR-RI]] [[Agung Laksono]]. Kerja kerasnya mengegolkan Kalla berbuah jabatan baru di Golkar sebagai koordinator bidang agama dan [[Partai Golkar|Sekretaris Fraksi Partai Golkar]] di [[Dewan Perwakilan Rakyat]].
Nasib baik Yahya memang tak bisa dilepaskan dari campur tangan Akbar, seniornya di HMI. Tapi, pada Musyawarah Nasional Golkar 2004, Yahya mengambil peranan dalam menggagalkan ambisi Akbar mempertahankan kursi ketua umum. Ia berpihak ke kubu lawan, [[Wakil Presiden Indonesia|Wakil Presiden]] [[Jusuf Kalla]] dan [[Ketua DPR|Ketua DPR-RI]] [[Agung Laksono]]. Kerja kerasnya mengegolkan Kalla berbuah jabatan baru di Golkar sebagai koordinator bidang agama dan [[Partai Golkar|Sekretaris Fraksi Partai Golkar]] di [[Dewan Perwakilan Rakyat]]. Zaini menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Golkar dan merupakan anggota Komisi II di DPR. Ia juga pernah terlibat dalam Pansus RUU Partai Politik sebagai ketua.

Zaini menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Golkar dan merupakan anggota Komisi II di DPR. Ia juga pernah terlibat dalam Pansus RUU Partai Politik sebagai ketua.

== Skandal seks ==
Yahya menikah dengan Ir. Sharmila dan memiliki tiga orang anak. Pada akhir November 2006 beredar video hubungan mesum antara Zaini dengan seorang [[Dangdut|penyanyi dangdut]] bernama [[Maria Eva]]. Seiring beredarnya video mesum tersebut, karier politik yang dirintisnya dengan penuh perjuangan seperti meredup. Bahkan, karier politiknya cenderung merosot setelah beredarnya rekaman video mesum lewat telepon seluler dan surat elektronik. Bahkan, stasiun televisi swasta sudah menayangkan 42 detik adegan ranjang dirinya dan pasangannya yang direkam pada 2004. Ia menghindari pers sejak pulang dari kunjungan dinas ke [[Australia]] pada [[1 Desember]] [[2006]].

Menurut pengakuan Maria Eva, hubungan tersebut dilakukan tanpa [[pernikahan]] dan ia sempat mengandung janin [[bayi]] hasil hubungan tersebut, yang kemudian digugurkan.<ref>[http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2006/bulan/12/tgl/04/time/1639-55/idnews/715973/idkanal/10 berita terkait di detik.com]</ref>

Setelah menjadi bulan-bulanan pers, ia memutuskan mundur dari jabatan kepartaian. Ia mengundurkan diri sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Bidang Kerohanian. Surat pengunduran diri tertanggal [[4 Desember]] [[2006]] diterima Wakil Ketua Umum Partai Golkar [[Agung Laksono]].


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 39: Baris 33:


{{lifetime|1964||Zaini, Yahya}}
{{lifetime|1964||Zaini, Yahya}}
{{Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Jawa Timur, 2019 |state=collapsed}}


[[Kategori:Alumni Universitas Airlangga]]
[[Kategori:Tokoh Bawean]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh dari Gresik]]
[[Kategori:Tokoh dari Gresik]]
[[Kategori:Tokoh KNPI]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Himpunan Mahasiswa Islam]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1997–1999]]
[[Kategori:Alumni Universitas Airlangga]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1999–2004]]
[[Kategori:Tokoh HMI]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2004–2009]]
[[Kategori:Tokoh Bawean]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 2019–2024]]

Revisi per 3 Agustus 2024 00.06

Infobox orangYahya Zaini

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran24 April 1964 Edit nilai pada Wikidata (60 tahun)
Pulau Bawean Edit nilai pada Wikidata
Anggota DPR-RI
1r Oktober 2019 – 30 September 2024

Daerah pemilihan: Jawa Timur VIII

Data pribadi
AgamaIslam Edit nilai pada Wikidata
PendidikanUniversitas Airlangga Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanpolitikus Edit nilai pada Wikidata
Partai politikPartai Golongan Karya Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AnakFarah Savira (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata


Muhammad Yahya Zaini, S.H. (lahir 24 April 1964) adalah politikus dan Anggota DPR-RI. Ia berasal dari daerah pemilihan Jawa Timur dan Golkar sejak tahun 1997. Di tengah masa bakti 2004-2009, ia mengundurkan diri pada 7 Desember 2006 karena skandal film porno dengan pedangdut Maria Eva. Akan tetapi ia kembali lagi terpilih menjadi anggota DPR-RI pada periode 2019-2024 dan periode 2024-2029.

Kehidupan

Lahir di Dusun Teluk Jati (Desa Teluk Jati Dawang, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur), ia adalah putra dari KH Zaini dan Ny Khosniyah. Dusun yang terpencil di Jawa Timur itu terletak di wilayah yang berbukit. Ketika berusia tiga tahun, ibu kandungnya meninggal dan ikut dirawat oleh pamannya, H. Mukim. Sepeninggal istrinya, ayahnya menikahi Hj. Hawa. Pernikahan kedua ayahnya melahirkan empat anak yang salah satunya bermukim di Malaysia. Semenjak kecil, ia dikenal alim dan terpelajar. Sewaktu banyak anak seusianya tidak bersekolah, ia sudah bersekolah dan tergolong murid cerdas. Yahya juga pernah mengucurkan sebagian rezekinya ke kampungnya, seperti membantu membiayai warga kurang mampu yang kuliah.

Karier politik

Selepas menyandang gelar sarjana hukum dari Unair pada 1990, Yahya menjadi Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Akbar Tandjung hingga 1993. Periode 1992-1994, ia tampil sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Yahya terus mengikuti kesuksesan Akbar, yang kala itu menjabat Menteri Perumahan Rakyat (1993-1998). Ia pernah memimpin Komite Nasional Pemuda Indonesia (1996-1999). Aktivitasnya di HMI dan Komite Nasional Pemuda Indonesia serta kedekatannya dengan Akbar menggiringnya masuk ke gedung parlemen pada periode 1997-1999.

Dalam kabinet pengurus pusat Golkar periode 1998-2004 yang dipimpin Akbar Tandjung, ia menjadi Wakil Ketua Departemen Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan. Kariernya di parlemen berlanjut setelah Golkar menjadi pemenang Pemilihan Umum 2004. Setelah melalui KNPI, ia kariernya di bidang politik semakin bersinar hingga menjadi Anggota DPR-RI pada periode 2004-2009.

Nasib baik Yahya memang tak bisa dilepaskan dari campur tangan Akbar, seniornya di HMI. Tapi, pada Musyawarah Nasional Golkar 2004, Yahya mengambil peranan dalam menggagalkan ambisi Akbar mempertahankan kursi ketua umum. Ia berpihak ke kubu lawan, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua DPR-RI Agung Laksono. Kerja kerasnya mengegolkan Kalla berbuah jabatan baru di Golkar sebagai koordinator bidang agama dan Sekretaris Fraksi Partai Golkar di Dewan Perwakilan Rakyat. Zaini menjabat sebagai Sekretaris Fraksi Partai Golkar dan merupakan anggota Komisi II di DPR. Ia juga pernah terlibat dalam Pansus RUU Partai Politik sebagai ketua.

Referensi

Catatan kaki

Pranala luar