Peria: Perbedaan antara revisi
Rescuing 4 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
|||
(29 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 5: | Baris 5: | ||
| image_width = 200px |
| image_width = 200px |
||
| image_caption = Peria |
| image_caption = Peria |
||
| color = {{tc2|tumbuhan}} |
|||
| regnum = [[Plantae]] |
|||
| |
| regnum = [[Tumbuhan|Plantae]] |
||
{{kladtb|[[Tumbuhan berpembuluh|Tracheophyta]]}} |
|||
| classis = [[Magnoliopsida]] |
|||
{{kladtb|[[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]}} |
|||
⚫ | |||
{{kladtb|[[Eudikotil]]}} |
|||
{{kladtb|[[Rosid]]}} |
|||
⚫ | |||
| familia = [[Cucurbitaceae]] |
| familia = [[Cucurbitaceae]] |
||
| genus = ''[[Momordica]]'' |
| genus = ''[[Momordica]]'' |
||
Baris 23: | Baris 26: | ||
}} |
}} |
||
[[File:Bitter gourd (Momordica charantia).jpg|thumb|Sebuah charantia momordica penuh dengan dua dibelah dua dan dua penampang]] |
|||
'''Peria''' atau '''pare''' adalah [[tumbuhan merambat]] yang berasal dari wilayah [[Asia Tropis]], terutama daerah [[India]] bagian barat, yaitu Assam dan Burma.<ref name="rospita">{{Citation |
'''Peria''', '''paria''', atau '''pare''' adalah [[tumbuhan merambat]] yang berasal dari wilayah [[Asia Tropis]], terutama daerah [[India]] bagian barat, yaitu Assam dan Burma.<ref name="rospita">{{Citation |
||
| last = Rospita |
| last = Rospita |
||
| first = |
| first = |
||
Baris 35: | Baris 39: | ||
| year =2002 |
| year =2002 |
||
| pages = 1 |
| pages = 1 |
||
| isbn = }}</ref> Anggota suku labu-labuan atau [[Cucurbitaceae]] ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai |
| isbn = }}</ref> Anggota suku labu-labuan atau [[Cucurbitaceae]] ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai [[sayur]]an maupun bahan pengobatan.<ref name="sinta">{{Citation |
||
| last = Sriutami |
| last = Sriutami |
||
| first =Sinta |
| first =Sinta |
||
Baris 65: | Baris 69: | ||
== Nama-nama lokal == |
== Nama-nama lokal == |
||
Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah [[Jawa]] di sebut sebagai ''paria'', ''pare'', ''pare pahit'', ''pepareh'' |
Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah [[Jawa]] di sebut sebagai ''paria'', ''pare'', ''pare pahit'', ''pepareh''.<ref name="iptek">[http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=92 Situs Sentra Informasi Iptek: Pare] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110823122600/http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=92 |date=2011-08-23 }} <small>diakses 15 Juni 2010</small></ref> Di [[Sumatra]], peria dikenal dengan nama ''prieu'', ''fori'', ''pepare'', ''kambeh'', ''paria''.<ref name="iptek"/> Orang [[Nusa Tenggara]] menyebutnya ''paya'', ''truwuk'', ''paitap'', ''paliak'', ''pariak'', ''pania'', dan ''pepule'', sedangkan di [[Sulawesi]], orang menyebutnya dengan ''poya'', ''pudu'', ''pentu'', ''paria belenggede'', serta ''palia''.<ref name="iptek"/> |
||
== Pemerian dan ekologi == |
== Pemerian dan ekologi == |
||
[[Berkas:Momordica charantia - fruit 01.JPG|jmpl|kiri|150px|Peria tumbuh merambat dengan membentuk sulur spiral]] |
[[Berkas:Momordica charantia - fruit 01.JPG|jmpl|kiri|150px|Peria tumbuh merambat dengan membentuk sulur spiral]] |
||
Peria adalah sejenis tumbuhan merambat dengan [[buah]] yang panjang dan runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi.<ref name="instalasi">{{Cite web |url=http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf |title=Situs Pustaka Departemen Pertanian: Usaha Tani Tanaman Pare |access-date=2010-05-11 |archive-date=2010-11-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101121142247/http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf |dead-url=yes }}</ref> Peria tumbuh baik di [[dataran rendah]] dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah telantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di [[pekarangan]] dengan dirambatkan di [[pagar]].<ref>Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, dan Purnomo. 2002.’’Tumbuhan Obat II’’. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM.</ref> Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk [[spiral]], banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma.<ref name="dwi">Dwi Hastuti Qodari.2009. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Pare |
Peria adalah sejenis tumbuhan merambat dengan [[buah]] yang panjang dan runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi.<ref name="instalasi">{{Cite web |url=http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf |title=Situs Pustaka Departemen Pertanian: Usaha Tani Tanaman Pare |access-date=2010-05-11 |archive-date=2010-11-21 |archive-url=https://web.archive.org/web/20101121142247/http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0118.pdf |dead-url=yes }}</ref> Peria tumbuh baik di [[dataran rendah]] dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah telantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di [[pekarangan]] dengan dirambatkan di [[pagar]].<ref>Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, dan Purnomo. 2002.’’Tumbuhan Obat II’’. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM.</ref> Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk [[spiral]], banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma.<ref name="dwi">Dwi Hastuti Qodari.2009. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Pare |
||
’’(Momordica charantia L.)’’ Menggunakan ’’gummi arabicum’’ Sebagai Bahan Pengikat Secara Granulasi Basah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal. 3</ref> [[Daun]] tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3, |
’’(Momordica charantia L.)’’ Menggunakan ’’gummi arabicum’’ Sebagai Bahan Pengikat Secara Granulasi Basah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal. 3</ref> [[Daun]] tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3,5–8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5–7, pangkalnya berbentuk [[jantung]], serta warnanya [[hijau]] tua.<ref name="iptek"/> [[Bunga]] merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna [[kuning]].<ref name="iptek"/> [[Buah]]nya bulat memanjang, dengan 8–10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8–30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.<ref name="iptek"/> |
||
== Persebaran, habitat, & perawatan == |
== Persebaran, habitat, & perawatan == |
||
Pare banyak di daerah [[tropis]]. Tumbuh baik di [[dataran rendah]] dan dapat ditemui di [[tanah]] telantar, tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di [[pagar]] untuk diambil [[buah]]nya. Tanaman ini tidak perlu cahaya [[matahari]] yang terlalu banyak sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.<ref name=Dalimartha/> Benih peria diambil dari buah yang sudah cukup matang. Sesudahnya, semai dalam polypot dengan ukuran 8–12 cm, isi dengan tanah yang baik. Sesudahnya, semai sebanyak |
Pare banyak di daerah [[tropis]]. Tumbuh baik di [[dataran rendah]] dan dapat ditemui di [[tanah]] telantar, tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di [[pagar]] untuk diambil [[buah]]nya. Tanaman ini tidak perlu cahaya [[matahari]] yang terlalu banyak sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.<ref name=Dalimartha/> Benih peria diambil dari buah yang sudah cukup matang. Sesudahnya, semai dalam polypot dengan ukuran 8–12 cm, isi dengan tanah yang baik. Sesudahnya, semai sebanyak 2–3 biji. Tanah harus selalu lembap, hingga tumbuh tunas. Jika daun sudah muncul sebanyak 2–4 lembar, sisakan satu dan cabut yang lainnya. Pindahkan ke tanah, dan siram dengan air yang cukup, dan tutup dengan sekam.<ref name="Menanam">Iritani, Galuh (2012). ''Vegetable Gardening:Menanam Sayuran di Rumah''. hal.77{{spaced ndash}}78. [[Yogyakarta]]:Indonesia Tera. ISBN 979-775-159-7.</ref> Akan tetapi, peria yang berjenis peria gajih lebih baik ditanam di dataran rendah dengan [[tanah]] yang gembur. Biasanya ditanam di pekarangan, dan harus ada sedikit naungan agar [[buah]]nya dapat berwarna putih.<ref name=Soeseno>Soeseno, Slamet (1985). ''Sayur-Mayur untuk Karang Gizi''. hal.48-49. [[Jakarta]]:Penebar Swadaya.</ref> |
||
Cara lain menanam tanaman pare adalah tanam langsung dengan memasukan 2 biji kedalam lubang sedalam |
Cara lain menanam tanaman pare adalah tanam langsung dengan memasukan 2 biji kedalam lubang sedalam 1–2 cm kemudian ditimbun tanah. Panen mulai usia 2 bulan dan diulangi setiap seminggu sekali. Peria gajih ditanam lewat [[biji]]nya. Saat menugal biji, sebaiknya diberi abu dapur dahulu. Sebab, menanam peria gajih tidak boleh sembarangan.<ref name=Soeseno/> Sulurnya harus dibantu merambat ke tiang rambatan. Adapun, jika sulur induk sudah berdaun lebih dari 10 lembar, gunting ujungnya agar bunga betina tidak muncul dari sulur induk. Setelah sulur dipotong, kelak akan ada muncul sulur yang baru. Jika hujan tidak juga turun, siram peria dengan teratur. Setelah bunga betina muncul, baru dilakukan [[pupuk|pemupukan]]. Jangan berlebihan, sebab akan mengakibatkan sementara [[daun]] menjadi lebar, akan tetapi buahnya tetap kecil saja. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali, dengan pupuk kimia atau organik.<ref name=Menanam/> Kalau buahnya sudah terbentuk, harus dilapis [[kertas]] 2 rangkap untuk menghindarkan dari serangan [[lalat buah]]. Setelah 3 bulan, sudah bisa dipanen.<ref name=Soeseno/> Buah barulah bisa dipanen apabila permukaan buah sudah menggembung dan berair. Tekan bagian tengah buah, apabila masih keras, tunggu hingga sudah agak kenyal.<ref name=Menanam/> Segerakanlah memetik buah sebelum menjadi kuning, karena itu pertanda buah sudah menua. Buah yang menguning, sudah boleh diambil bijinya sebagai bibit. Apabila daun sudah menguning, cabutlah pohon peria tersebut, karena pertanda sudah tak produktif.<ref name=Menanam/> |
||
== Kegunaan == |
== Kegunaan == |
||
Baris 81: | Baris 85: | ||
{{nutritionalvalue | name = Kandungan Peria | kJ=79 | protein=0,84 g | fat= 0,18 g | satfat=0,014 g | monofat = 0,033 g | polyfat = 0,078 g | carbs =4,32 g | sugars=1,95 g | fiber=2,0 g | thiamin_mg=0.051 | riboflavin_mg=0.053 | niacin_mg=0.280 | folate_ug=51 | vitA_ug = 6 | vitB6_mg=0.041 | vitB12_ug=0 | vitC_mg=33.0 | vitE_mg=0.14 | vitK_ug=4.8 | calcium_mg=9 | iron_mg=0.38 | magnesium_mg=16 | phosphorus_mg=36 | potassium_mg = 319 | sodium_mg=6 | zinc_mg=0.77 | water=93.95 g | copper_mg=0.033 g | source_usda=1 | right=1}} |
{{nutritionalvalue | name = Kandungan Peria | kJ=79 | protein=0,84 g | fat= 0,18 g | satfat=0,014 g | monofat = 0,033 g | polyfat = 0,078 g | carbs =4,32 g | sugars=1,95 g | fiber=2,0 g | thiamin_mg=0.051 | riboflavin_mg=0.053 | niacin_mg=0.280 | folate_ug=51 | vitA_ug = 6 | vitB6_mg=0.041 | vitB12_ug=0 | vitC_mg=33.0 | vitE_mg=0.14 | vitK_ug=4.8 | calcium_mg=9 | iron_mg=0.38 | magnesium_mg=16 | phosphorus_mg=36 | potassium_mg = 319 | sodium_mg=6 | zinc_mg=0.77 | water=93.95 g | copper_mg=0.033 g | source_usda=1 | right=1}} |
||
Di negara-negara Asia Timur, seperti [[Jepang]], [[Korea]], dan [[Cina]], peria dimanfaatkan untuk pengobatan, antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan perangsang muntah, bahkan telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal/jamu.<ref name="suara"/> Buahnya mengandung albuminoid, [[karbohidrat]], dan [[pigmen]]. [[Daun]]nya mengandung momordisina, momordina, [[carantina]], [[resin]], dan [[minyak]]. Sementara itu, [[akar]]nya mengandung [[asam momordial]] dan [[asam oleanolat]], sedangkan [[biji]]nya mengandung [[saponin]], [[alkaloid]], [[triterprenoid]], dan asam momordial.<ref name="davit">[http://davitherbal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=53:manfaat-tanaman-pare-1&catid=3:newsflash&Itemid=53 Situs Davit Herbal: Manfaat Tanaman Pare]<small> diakses 18 Mei 2010</small></ref> Peria juga dapat merangsang nafsu makan,menyembuhkan penyakit kuning,memperlancar [[pencernaan]], dan sebagai obat [[malaria]].<ref name="tati">Tati S.S. Subahar, Shuhaidawati Idayu.2007.’’Khasiat dan Manfaat Peria’’. Synergy Media Books.</ref> Selain itu, peria juga mengandung beta-[[karotena]] dua kali lebih besar daripada [[brokoli]] sehingga berpotensi mampu mencegah timbulnya penyakit [[kanker]] dan mengurangi risiko terkena [[serangan jantung]] ataupun infeksi [[virus]].<ref name="suara"/> Daun peria juga bermanfaat untuk menyembuhkan [[ |
Di negara-negara [[Asia Timur]], seperti [[Jepang]], [[Korea]], dan [[Cina]], peria dimanfaatkan untuk pengobatan, antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan perangsang muntah, bahkan telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal/jamu.<ref name="suara"/> Buahnya mengandung albuminoid, [[karbohidrat]], dan [[pigmen]]. [[Daun]]nya mengandung momordisina, momordina, [[carantina]], [[resin]], dan [[minyak]]. Sementara itu, [[akar]]nya mengandung [[asam momordial]] dan [[asam oleanolat]], sedangkan [[biji]]nya mengandung [[saponin]], [[alkaloid]], [[triterprenoid]], dan asam momordial.<ref name="davit">[http://davitherbal.com/index.php?option=com_content&view=article&id=53:manfaat-tanaman-pare-1&catid=3:newsflash&Itemid=53 Situs Davit Herbal: Manfaat Tanaman Pare]{{Pranala mati|date=Oktober 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}<small> diakses 18 Mei 2010</small></ref> Peria juga dapat merangsang nafsu makan, menyembuhkan penyakit kuning, memperlancar [[pencernaan]], dan sebagai obat [[malaria]].<ref name="tati">Tati S.S. Subahar, Shuhaidawati Idayu.2007.’’Khasiat dan Manfaat Peria’’. Synergy Media Books.</ref> Selain itu, peria juga mengandung beta-[[karotena]] dua kali lebih besar daripada [[brokoli]] sehingga berpotensi mampu mencegah timbulnya penyakit [[kanker]] dan mengurangi risiko terkena [[serangan jantung]] ataupun infeksi [[virus]].<ref name="suara"/> Daun peria juga bermanfaat untuk menyembuhkan [[menceret]] pada [[bayi]], membersihkan [[darah]] bagi wanita yang baru melahirkan, menurunkan [[demam]], mengeluarkan [[cacing kremi]], serta dapat menyembuhkan [[batuk]].<ref name="tati"/> |
||
Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada [[gado-gado]], [[pecel]], [[rendang]], atau [[gulai]].<ref name="instalasi"/> Di Cina peria diolah dengan [[tausi]], [[tauco]], daging [[sapi]], dan [[cabai]] sehingga rasanya makin enak atau diisi dengan adonan daging dan [[tofu]], sedangkan di Jepang peria jadi primadona makanan sehat karena diolah menjadi sup, [[tempura]], atau [[asinan]] sayuran.<ref name="suara"/> |
Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada [[gado-gado]], [[pecel]], [[rendang]], atau [[gulai]].<ref name="instalasi"/> Di Cina peria diolah dengan [[tausi]], [[tauco]], daging [[sapi]], dan [[cabai]] sehingga rasanya makin enak atau diisi dengan adonan daging dan [[tofu]], sedangkan di Jepang peria jadi primadona makanan sehat karena diolah menjadi sup, [[tempura]], atau [[asinan]] sayuran.<ref name="suara"/> |
||
Baris 90: | Baris 94: | ||
[[Berkas:Karela capsules 2.jpg|jmpl|kiri|150px|Ekstrak peria dikemas dalam bentuk kapsul sebagai obat herba]] |
[[Berkas:Karela capsules 2.jpg|jmpl|kiri|150px|Ekstrak peria dikemas dalam bentuk kapsul sebagai obat herba]] |
||
Sejak zaman [[purba]] peria digunakan untuk merawat penderita [[kencing manis]] karena terbukti berkhasiat [[hipoglikemik]] melalui [[insulin]] nabati yang mengurangi kandungan [[gula]] dalam [[darah]] dan air [[urin|kencing]].<ref>{{Cite web |url=http://fazlisyam.com/2008/01/21/khasiat-peria/ |title=Situs Bicara Tentang Tumbuhan: Khasiat Peria |access-date=2010-05-11 |archive-date=2010-08-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100809105828/http://fazlisyam.com/2008/01/21/khasiat-peria/ |dead-url=yes }}</ref> Penelitian mengenai khasiat hipoglikemik ini dilakukan oleh William D.Torres pada tahun 2004 baik secara in vitro maupun in vivo.<ref name="charantia"/> |
Sejak zaman [[purba]] peria digunakan untuk merawat penderita [[kencing manis]] karena terbukti berkhasiat [[hipoglikemik]] melalui [[insulin]] nabati yang mengurangi kandungan [[gula]] dalam [[darah]] dan air [[urin|kencing]].<ref>{{Cite web |url=http://fazlisyam.com/2008/01/21/khasiat-peria/ |title=Situs Bicara Tentang Tumbuhan: Khasiat Peria |access-date=2010-05-11 |archive-date=2010-08-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100809105828/http://fazlisyam.com/2008/01/21/khasiat-peria/ |dead-url=yes }}</ref> Penelitian mengenai khasiat hipoglikemik ini dilakukan oleh William D.Torres pada tahun 2004 baik secara in vitro maupun in vivo.<ref name="charantia"/> |
||
Efek peria dalam menurunkan gula darah pada [[hewan]] percobaan bekerja dengan mencegah [[usus]] menyerap [[gula]] yang dimakan<ref name="davit"/> |
Efek peria dalam menurunkan [[gula darah]] pada [[hewan]] percobaan bekerja dengan mencegah [[usus]] menyerap [[gula]] yang dimakan.<ref name="davit"/> Selain itu diduga peria memiliki komponen yang menyerupai [[sulfonylurea]], yakni obat antidiabetes paling tua.<ref name="davit"/> Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar [[pankreas]] tubuh memproduksi [[insulin]] lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula [[glikogen]] di [[hati]].<ref name="davit"/> Momordisin, sejenis glukosida yang terkandung dalam peria juga mampu menurunkan kadar gula dalam darah dan membantu pankreas menghasilkan insulin.<ref name="suara">[http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/makanan/21216-pare-putih-ramuan-ampuh-untuk-diabetesi.html Situs Suara Media, 1 Mei 2010:Pare Putih, Ramuan Ampuh Untuk Diabetes] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100503040818/http://www.suaramedia.com/gaya-hidup/makanan/21216-pare-putih-ramuan-ampuh-untuk-diabetesi.html |date=2010-05-03 }} <small>diakses 15 Juni 2010</small></ref> Efek peria dalam menurunkan gula darah pada [[kelinci]] diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.<ref name="davit"/> |
||
Penemuan peria sebagai antidiabetes ini diperkuat oleh hasil penelitian ahli obat berkebangsaan Inggris, A.Raman dan C.lau pada tahun 1996 yang menyatakan bahwa sari dan serbuk kering buah peria menyebabkan pengurangan kadar glukosa dalam |
Penemuan peria sebagai antidiabetes ini diperkuat oleh hasil penelitian ahli obat berkebangsaan Inggris, A.Raman dan C.lau pada tahun 1996 yang menyatakan bahwa sari dan serbuk kering buah peria menyebabkan pengurangan kadar glukosa dalam darah dan meningkatkan toleransi glukosa.<ref name="charantia"/> Dalam ramuan tradisional, buah peria ditumbuk hingga menghasilkan cairan pahit atau merebus daun serta buahnya sehingga menghasilkan air yang dapat diminum secara langsung.<ref name="charantia">[http://www.charantia.com/about-ampalaya/ (en) Situs Charantia: About Ampalaya - Bitter Melon (Momordica charantia Linn) ] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100818204140/http://www.charantia.com/about-ampalaya/ |date=2010-08-18 }}<small>diakses 15 Juni 2010</small></ref> |
||
Sebagai obat diabetes, buah peria dapat disajikan sebagai teh karena terbukti tidak memiliki efek samping terhadap [[sistem pencernaan]] sehingga tepat dikonsumsi oleh penderita yang mengalami [[konstipasi]].<ref name="jornalphp"> |
Sebagai obat diabetes, buah peria dapat disajikan sebagai teh karena terbukti tidak memiliki efek samping terhadap [[sistem pencernaan]] sehingga tepat dikonsumsi oleh penderita yang mengalami [[konstipasi]].<ref name="jornalphp"> |
||
{{cite journal |
{{cite journal |
||
Baris 113: | Baris 117: | ||
[[Berkas:Parepare.jpg|100px|jmpl|Peria hijau (kiri) dan peria putih.]] |
[[Berkas:Parepare.jpg|100px|jmpl|Peria hijau (kiri) dan peria putih.]] |
||
[[Berkas:Paria Kecil (Momordica balsamina).jpg|jmpl|ka|200px|Peria hutan kecil ([[Momordica balsamina]])]] |
[[Berkas:Paria Kecil (Momordica balsamina).jpg|jmpl|ka|200px|Peria hutan kecil ([[Momordica balsamina]])]] |
||
[[Berkas: |
[[Berkas:Pare ulo.jpg|100px|jmpl|kiri|Peria ular.]] |
||
Keanekaragaman peria ada tiga, peria gajih, peria hijau, dan peria ular. Kedua peria tersebut tidak dimakan, kecuali peria gajih karena rasanya pahit. Namun, peria gajih memiliki rasa yang masih lumayan, sehingga masih disukai.<ref name=Soeseno/> |
Keanekaragaman peria ada tiga, peria gajih, peria hijau, dan peria ular. Kedua peria tersebut tidak dimakan, kecuali peria gajih karena rasanya pahit. Namun, peria gajih memiliki rasa yang masih lumayan, sehingga masih disukai.<ref name=Soeseno/> |
||
* '''Peria gajih''' adalah jenis peria yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai.<ref name="instalasi"/> Jenis ini biasa disebut juga pare putih atau pare mentega yang berasal dari [[India]] dan [[Afrika]] dengan bentuk buah panjang berukuran 30 – 50 cm, diameter 3 – 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.<ref name="rospita"/> |
* '''Peria gajih''' adalah jenis peria yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai.<ref name="instalasi"/> Jenis ini biasa disebut juga pare putih atau pare mentega yang berasal dari [[India]] dan [[Afrika]] dengan bentuk buah panjang berukuran 30 – 50 cm, diameter 3 – 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.<ref name="rospita"/> |
||
Baris 120: | Baris 124: | ||
dengan baik.<ref name="instalasi"/> |
dengan baik.<ref name="instalasi"/> |
||
* '''Peria ular''' atau '''peria belut''' dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm.<ref name="rospita"/> Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit.<ref name="rospita"/> |
* '''Peria ular''' atau '''peria belut''' dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm.<ref name="rospita"/> Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit namun sedikit agak prengus.<ref name="rospita"/> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{Reflist |
{{Reflist}} |
||
⚫ | |||
{{Taxonbar|from=Q428750}} |
|||
== Galeri foto == |
== Galeri foto == |
||
Baris 138: | Baris 144: | ||
</gallery> |
</gallery> |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[Kategori:Sayur]] |
|||
[[Kategori: |
[[Kategori:Sayuran buah]] |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Tumbuhan obat]] |
[[Kategori:Tumbuhan obat]] |
Revisi per 3 Agustus 2024 08.24
Peria | |
---|---|
Peria | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | M. charantia
|
Nama binomial | |
Momordica charantia Descourt.
| |
Sinonim | |
Sumber:[1]
|
Peria, paria, atau pare adalah tumbuhan merambat yang berasal dari wilayah Asia Tropis, terutama daerah India bagian barat, yaitu Assam dan Burma.[2] Anggota suku labu-labuan atau Cucurbitaceae ini biasa dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai sayuran maupun bahan pengobatan.[3] Nama Momordica yang melekat pada nama binomialnya berarti "gigitan" yang menunjukkan pemerian tepi daunnya yang bergerigi menyerupai bekas gigitan.[4]
Nama-nama lokal
Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah Jawa di sebut sebagai paria, pare, pare pahit, pepareh.[5] Di Sumatra, peria dikenal dengan nama prieu, fori, pepare, kambeh, paria.[5] Orang Nusa Tenggara menyebutnya paya, truwuk, paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule, sedangkan di Sulawesi, orang menyebutnya dengan poya, pudu, pentu, paria belenggede, serta palia.[5]
Pemerian dan ekologi
Peria adalah sejenis tumbuhan merambat dengan buah yang panjang dan runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi.[6] Peria tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah telantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar.[7] Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak serta batangnya berusuk isma.[8] Daun tunggal, bertangkai dan letaknya berseling, berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3,5–8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5–7, pangkalnya berbentuk jantung, serta warnanya hijau tua.[5] Bunga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning.[5] Buahnya bulat memanjang, dengan 8–10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8–30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.[5]
Persebaran, habitat, & perawatan
Pare banyak di daerah tropis. Tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemui di tanah telantar, tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak perlu cahaya matahari yang terlalu banyak sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.[1] Benih peria diambil dari buah yang sudah cukup matang. Sesudahnya, semai dalam polypot dengan ukuran 8–12 cm, isi dengan tanah yang baik. Sesudahnya, semai sebanyak 2–3 biji. Tanah harus selalu lembap, hingga tumbuh tunas. Jika daun sudah muncul sebanyak 2–4 lembar, sisakan satu dan cabut yang lainnya. Pindahkan ke tanah, dan siram dengan air yang cukup, dan tutup dengan sekam.[9] Akan tetapi, peria yang berjenis peria gajih lebih baik ditanam di dataran rendah dengan tanah yang gembur. Biasanya ditanam di pekarangan, dan harus ada sedikit naungan agar buahnya dapat berwarna putih.[10]
Cara lain menanam tanaman pare adalah tanam langsung dengan memasukan 2 biji kedalam lubang sedalam 1–2 cm kemudian ditimbun tanah. Panen mulai usia 2 bulan dan diulangi setiap seminggu sekali. Peria gajih ditanam lewat bijinya. Saat menugal biji, sebaiknya diberi abu dapur dahulu. Sebab, menanam peria gajih tidak boleh sembarangan.[10] Sulurnya harus dibantu merambat ke tiang rambatan. Adapun, jika sulur induk sudah berdaun lebih dari 10 lembar, gunting ujungnya agar bunga betina tidak muncul dari sulur induk. Setelah sulur dipotong, kelak akan ada muncul sulur yang baru. Jika hujan tidak juga turun, siram peria dengan teratur. Setelah bunga betina muncul, baru dilakukan pemupukan. Jangan berlebihan, sebab akan mengakibatkan sementara daun menjadi lebar, akan tetapi buahnya tetap kecil saja. Pemupukan dilakukan dua minggu sekali, dengan pupuk kimia atau organik.[9] Kalau buahnya sudah terbentuk, harus dilapis kertas 2 rangkap untuk menghindarkan dari serangan lalat buah. Setelah 3 bulan, sudah bisa dipanen.[10] Buah barulah bisa dipanen apabila permukaan buah sudah menggembung dan berair. Tekan bagian tengah buah, apabila masih keras, tunggu hingga sudah agak kenyal.[9] Segerakanlah memetik buah sebelum menjadi kuning, karena itu pertanda buah sudah menua. Buah yang menguning, sudah boleh diambil bijinya sebagai bibit. Apabila daun sudah menguning, cabutlah pohon peria tersebut, karena pertanda sudah tak produktif.[9]
Kegunaan
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 79 kJ (19 kcal) |
4,32 g | |
Gula | 1,95 g |
Serat pangan | 2,0 g |
0,18 g | |
Jenuh | 0,014 g |
Tak jenuh tunggal | 0,033 g |
Tak jenuh jamak | 0,078 g |
0,84 g | |
Vitamin | Kuantitas %AKG† |
Vitamin A equiv. | 1% 6 μg |
Tiamina (B1) | 4% 0.051 mg |
Riboflavin (B2) | 4% 0.053 mg |
Niasin (B3) | 2% 0.280 mg |
Vitamin B6 | 3% 0.041 mg |
Folat (B9) | 13% 51 μg |
Vitamin B12 | 0% 0 μg |
Vitamin C | 40% 33.0 mg |
Vitamin E | 1% 0.14 mg |
Vitamin K | 5% 4.8 μg |
Mineral | Kuantitas %AKG† |
Kalsium | 1% 9 mg |
Tembaga | Kesalahan ekspresi: Kata "g" tidak dikenal.% 0.033 g mg |
Zat besi | 3% 0.38 mg |
Magnesium | 5% 16 mg |
Fosfor | 5% 36 mg |
Potasium | 7% 319 mg |
Sodium | 0% 6 mg |
Seng | 8% 0.77 mg |
Komponen lainnya | Kuantitas |
Air | 93.95 g |
| |
†Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa. Sumber: USDA FoodData Central |
Di negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Cina, peria dimanfaatkan untuk pengobatan, antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan perangsang muntah, bahkan telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul sebagai obat herbal/jamu.[11] Buahnya mengandung albuminoid, karbohidrat, dan pigmen. Daunnya mengandung momordisina, momordina, carantina, resin, dan minyak. Sementara itu, akarnya mengandung asam momordial dan asam oleanolat, sedangkan bijinya mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial.[12] Peria juga dapat merangsang nafsu makan, menyembuhkan penyakit kuning, memperlancar pencernaan, dan sebagai obat malaria.[13] Selain itu, peria juga mengandung beta-karotena dua kali lebih besar daripada brokoli sehingga berpotensi mampu mencegah timbulnya penyakit kanker dan mengurangi risiko terkena serangan jantung ataupun infeksi virus.[11] Daun peria juga bermanfaat untuk menyembuhkan menceret pada bayi, membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan, menurunkan demam, mengeluarkan cacing kremi, serta dapat menyembuhkan batuk.[13]
Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada gado-gado, pecel, rendang, atau gulai.[6] Di Cina peria diolah dengan tausi, tauco, daging sapi, dan cabai sehingga rasanya makin enak atau diisi dengan adonan daging dan tofu, sedangkan di Jepang peria jadi primadona makanan sehat karena diolah menjadi sup, tempura, atau asinan sayuran.[11]
Ekstrak biji peria selain digunakan sebagai bahan obat, ternyata juga dapat digunakan sebagai pembasmi larva alami yang merugikan seperti larva Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit demam berdarah dengue atau DBD.[14]
Peria dan diabetes
Sejak zaman purba peria digunakan untuk merawat penderita kencing manis karena terbukti berkhasiat hipoglikemik melalui insulin nabati yang mengurangi kandungan gula dalam darah dan air kencing.[15] Penelitian mengenai khasiat hipoglikemik ini dilakukan oleh William D.Torres pada tahun 2004 baik secara in vitro maupun in vivo.[16] Efek peria dalam menurunkan gula darah pada hewan percobaan bekerja dengan mencegah usus menyerap gula yang dimakan.[12] Selain itu diduga peria memiliki komponen yang menyerupai sulfonylurea, yakni obat antidiabetes paling tua.[12] Obat jenis ini menstimulasi sel beta kelenjar pankreas tubuh memproduksi insulin lebih banyak, selain meningkatkan deposit cadangan gula glikogen di hati.[12] Momordisin, sejenis glukosida yang terkandung dalam peria juga mampu menurunkan kadar gula dalam darah dan membantu pankreas menghasilkan insulin.[11] Efek peria dalam menurunkan gula darah pada kelinci diperkirakan juga serupa dengan mekanisme insulin.[12]
Penemuan peria sebagai antidiabetes ini diperkuat oleh hasil penelitian ahli obat berkebangsaan Inggris, A.Raman dan C.lau pada tahun 1996 yang menyatakan bahwa sari dan serbuk kering buah peria menyebabkan pengurangan kadar glukosa dalam darah dan meningkatkan toleransi glukosa.[16] Dalam ramuan tradisional, buah peria ditumbuk hingga menghasilkan cairan pahit atau merebus daun serta buahnya sehingga menghasilkan air yang dapat diminum secara langsung.[16] Sebagai obat diabetes, buah peria dapat disajikan sebagai teh karena terbukti tidak memiliki efek samping terhadap sistem pencernaan sehingga tepat dikonsumsi oleh penderita yang mengalami konstipasi.[17]
Keanekaragaman
Keanekaragaman peria ada tiga, peria gajih, peria hijau, dan peria ular. Kedua peria tersebut tidak dimakan, kecuali peria gajih karena rasanya pahit. Namun, peria gajih memiliki rasa yang masih lumayan, sehingga masih disukai.[10]
- Peria gajih adalah jenis peria yang paling banyak dibudidayakan dan paling disukai.[6] Jenis ini biasa disebut juga pare putih atau pare mentega yang berasal dari India dan Afrika dengan bentuk buah panjang berukuran 30 – 50 cm, diameter 3 – 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.[2]
- Peria hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil agak
halus.[6] Buah peria ini mempunyai panjang 15 – 20 cm, rasanya pahit dan daging buahnya tipis.[6] Peria hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman ini dapat tumbuh dengan baik.[6]
- Peria ular atau peria belut dapat dikenali dengan buahnya yang berbentuk bulat panjang, agak melengkung dan panjangnaya mencapai 60 cm.[2] Permukaan kulit buahnya berwarna belang-belang, yaitu hijau keputih-putihan mirip kulit ular dan rasa dagingnya tidak begitu pahit namun sedikit agak prengus.[2]
Referensi
- ^ a b Dalimartha, Setiawan (2008). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 5. hal.121 & 131-136. Jakarta: Puspa Swara. ISBN 978-979-1480-18-5.
- ^ a b c d Rospita (2002), Peri Kehidupan Tanaman Lobak(Rapharus sativus), Tasikmalaya: Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi, hlm. 1
- ^ Sriutami, Sinta (2008), Efek Pemberian Tepung Buah Pare (Momordica charantia l.) Terhadap Profil Lemak Serum Darah Tikus (Rattus norvegicus), Bogor: Program Studi Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, hlm. iii
- ^ (en)Sathish Kumar, D. (Maret-April). "A Medicinal Potency ff Momordica Charantia" (PDF). International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research. 1 (2): 95–100. ISSN 0976 – 044X. Diakses tanggal 15 Juni 2010.
- ^ a b c d e f Situs Sentra Informasi Iptek: Pare Diarsipkan 2011-08-23 di Wayback Machine. diakses 15 Juni 2010
- ^ a b c d e f "Situs Pustaka Departemen Pertanian: Usaha Tani Tanaman Pare" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2010-11-21. Diakses tanggal 2010-05-11.
- ^ Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyono, I.A. Donatus, dan Purnomo. 2002.’’Tumbuhan Obat II’’. Yogyakarta: Pusat Studi Obat Tradisional UGM.
- ^ Dwi Hastuti Qodari.2009. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Daun Pare ’’(Momordica charantia L.)’’ Menggunakan ’’gummi arabicum’’ Sebagai Bahan Pengikat Secara Granulasi Basah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal. 3
- ^ a b c d Iritani, Galuh (2012). Vegetable Gardening:Menanam Sayuran di Rumah. hal.77 – 78. Yogyakarta:Indonesia Tera. ISBN 979-775-159-7.
- ^ a b c d Soeseno, Slamet (1985). Sayur-Mayur untuk Karang Gizi. hal.48-49. Jakarta:Penebar Swadaya.
- ^ a b c d Situs Suara Media, 1 Mei 2010:Pare Putih, Ramuan Ampuh Untuk Diabetes Diarsipkan 2010-05-03 di Wayback Machine. diakses 15 Juni 2010
- ^ a b c d e Situs Davit Herbal: Manfaat Tanaman Pare[pranala nonaktif permanen] diakses 18 Mei 2010
- ^ a b Tati S.S. Subahar, Shuhaidawati Idayu.2007.’’Khasiat dan Manfaat Peria’’. Synergy Media Books.
- ^ Bahatiyanusa, Rudy. Pengaruh ekstrak biji pare (Momordica charantia L.) terhadap mortalitas larva Aedes aegypti L.[pranala nonaktif permanen]diakses 15 Juni 2010
- ^ "Situs Bicara Tentang Tumbuhan: Khasiat Peria". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-09. Diakses tanggal 2010-05-11.
- ^ a b c (en) Situs Charantia: About Ampalaya - Bitter Melon (Momordica charantia Linn) Diarsipkan 2010-08-18 di Wayback Machine.diakses 15 Juni 2010
- ^ (en)Rosales, MD, R. (Juli 2001). "An inquiry into the Hypoglycemic Action of Momordica Charantia among type-2 diabetic patients". Philippine Journal of Internal Medicine. 39: 214.
Cari tahu mengenai Peria pada proyek-proyek Wikimedia lainnya: | |
Definisi dan terjemahan dari Wiktionary | |
Gambar dan media dari Commons | |
Berita dari Wikinews | |
Kutipan dari Wikiquote | |
Teks sumber dari Wikisource | |
Buku dari Wikibuku |
Galeri foto
-
Buah peria
-
Bunga peria
-
Daun peria
-
Biji peria
-
Budidaya peria
-
Irisan melintang buah peria
-
Minuman kaleng sari peria
-
Buah yang sudah pecah