Lompat ke isi

Budaya Jibuti: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Amrullah SE (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{periksa terjemahan|en}}
[[Berkas:Masjid & Hidangan Jibuti.jpg|jmpl]]
[[Berkas:Masjid & Hidangan Jibuti.jpg|jmpl]]
'''Budaya Republik Djibouti''' beragam, karena bangsa Laut Merah lokasi di persimpangan jalan dari perdagangan. Penduduk Djibouti terbagi menjadi beberapa komponen manusia: Afar dan Issa Somali. Sebagian besar Muslim, yang secara tradisional terikat pada kelompok antropologis Hamitik. Mereka disebut "Hamites Orientals" untuk membedakan mereka dari Hamit lain yang merupakan orang Mesir dan Berber. Komunitas Arab penting yang berasal dari Yaman, juga berbasis di Djibouti.<ref>{{Cite book|last=Uhlig|first=Siegbert|date=2003|url=https://books.google.com/books?id=nobesFx6E7oC&pg=PA103|title=Encyclopaedia Aethiopica: A-C|publisher=Otto Harrassowitz Verlag|isbn=978-3-447-04746-3}}</ref>
'''Budaya Republik Jibuti''' beragam, karena [[Bangsa Laut (purba)|bangsa Laut]] Merah lokasi di persimpangan jalan dari perdagangan. Penduduk Jibuti terbagi menjadi beberapa komponen manusia: Afar dan Issa Somali. Sebagian besar [[Muslim]], yang secara tradisional terikat pada kelompok antropologis Hamitik. Mereka disebut "Hamites Orientals" untuk membedakan mereka dari Hamit lain yang merupakan orang Mesir dan Berber. Komunitas Arab penting yang berasal dari Yaman, juga berbasis di Jibuti.<ref name="Uhlig 2003">{{Cite book|last=Uhlig|first=Siegbert|date=2003|url=https://books.google.com/books?id=nobesFx6E7oC&pg=PA103|title=Encyclopaedia Aethiopica: A-C|publisher=Otto Harrassowitz Verlag|isbn=978-3-447-04746-3}}</ref>


Orang Afar dan Issa Somalia yang ditandai dengan ramping fisik, fitur biasa dan bantalan bangga. Mereka berbicara dalam menggunakan bahasa Afar dan Somali, secara tradisional hidup sebagai nomaden penggembala.<ref>{{Cite web|title=Kedutaan Besar Republik Indonesia di ADDIS ABABA, Merangkap Republik Djibouti dan Uni Afrika Ethiopia|url=https://kemlu.go.id/addisababa/id|website=Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia|language=id|access-date=2021-05-10}}</ref> Namun, penduduknya cenderung menetap karena saat ini lebih dari separuh warganya tinggal di ibu kota dan kota-kota serta desa-desa pedalaman. Tanah ini, titik persimpangan tradisional antara Mesir, Sudan, dan persimpangan negara-negara Saudi antara Afrika dan Asia, kemungkinan telah mengalami percampuran populasi yang telah memainkan peran penting dalam nasib masyarakat asli bangsa Djibouti. Puisi yang dibacakan secara tradisional di desa-desa oleh pembaca khusus yang disebut gabaye adalah cara merekam sejarah dan adat istiadat masyarakat, serta peristiwa terkini.<ref>{{Cite book|last=Uhlig|first=Siegbert|date=2003|url=https://books.google.com/books?id=nobesFx6E7oC&pg=PA103|title=Encyclopaedia Aethiopica: A-C|publisher=Otto Harrassowitz Verlag|isbn=978-3-447-04746-3}}</ref>
Orang Afar dan Issa Somalia yang ditandai dengan ramping fisik, fitur biasa dan bantalan bangga. Mereka berbicara dalam menggunakan bahasa Afar dan Somali, secara tradisional hidup sebagai nomaden penggembala.<ref>{{Cite web|title=Kedutaan Besar Republik Indonesia di ADDIS ABABA, Merangkap Republik Jibuti dan Uni Afrika Ethiopia|url=https://kemlu.go.id/addisababa/id|website=Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia|language=id|access-date=2021-05-10}}</ref> Namun, penduduknya cenderung menetap karena saat ini lebih dari separuh warganya tinggal di ibu kota dan kota-kota serta desa-desa pedalaman. Tanah ini, titik persimpangan tradisional antara Mesir, Sudan, dan persimpangan negara-negara Saudi antara Afrika dan Asia, kemungkinan telah mengalami percampuran populasi yang telah memainkan peran penting dalam nasib masyarakat asli bangsa Jibuti. Puisi yang dibacakan secara tradisional di desa-desa oleh pembaca khusus yang disebut gabaye adalah cara merekam sejarah dan adat istiadat masyarakat, serta peristiwa terkini.<ref name="Uhlig 2003"/>
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Jibuti-stub}}

[[Kategori:Budaya Jibuti| ]]

Revisi terkini sejak 3 Agustus 2024 08.32

Budaya Republik Jibuti beragam, karena bangsa Laut Merah lokasi di persimpangan jalan dari perdagangan. Penduduk Jibuti terbagi menjadi beberapa komponen manusia: Afar dan Issa Somali. Sebagian besar Muslim, yang secara tradisional terikat pada kelompok antropologis Hamitik. Mereka disebut "Hamites Orientals" untuk membedakan mereka dari Hamit lain yang merupakan orang Mesir dan Berber. Komunitas Arab penting yang berasal dari Yaman, juga berbasis di Jibuti.[1]

Orang Afar dan Issa Somalia yang ditandai dengan ramping fisik, fitur biasa dan bantalan bangga. Mereka berbicara dalam menggunakan bahasa Afar dan Somali, secara tradisional hidup sebagai nomaden penggembala.[2] Namun, penduduknya cenderung menetap karena saat ini lebih dari separuh warganya tinggal di ibu kota dan kota-kota serta desa-desa pedalaman. Tanah ini, titik persimpangan tradisional antara Mesir, Sudan, dan persimpangan negara-negara Saudi antara Afrika dan Asia, kemungkinan telah mengalami percampuran populasi yang telah memainkan peran penting dalam nasib masyarakat asli bangsa Jibuti. Puisi yang dibacakan secara tradisional di desa-desa oleh pembaca khusus yang disebut gabaye adalah cara merekam sejarah dan adat istiadat masyarakat, serta peristiwa terkini.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Uhlig, Siegbert (2003). Encyclopaedia Aethiopica: A-C. Otto Harrassowitz Verlag. ISBN 978-3-447-04746-3. 
  2. ^ "Kedutaan Besar Republik Indonesia di ADDIS ABABA, Merangkap Republik Jibuti dan Uni Afrika Ethiopia". Kementerian Luar Negeri Repulik Indonesia. Diakses tanggal 2021-05-10.