Antisthenes: Perbedaan antara revisi
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa , - di masa-masa + pada masa-masa , -Di masa-masa +Pada masa-masa ) |
Wadaihangit (bicara | kontrib) melengkapi halaman dengan foto #WPWP |
||
(7 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3: | Baris 3: | ||
| era = [[Filsafat Kuno]] |
| era = [[Filsafat Kuno]] |
||
| color = #B0C4DE |
| color = #B0C4DE |
||
| image_name = |
| image_name = Antisthenes Pio-Clementino Inv288.jpg |
||
| image_size = 200px |
| image_size = 200px |
||
| image_caption = Antisthenes |
| image_caption = Antisthenes |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
| influenced = [[Diogenes dari Sinope]], [[Crates dari Thebes]], dan filsuf Mazhab Sinis lainnya |
| influenced = [[Diogenes dari Sinope]], [[Crates dari Thebes]], dan filsuf Mazhab Sinis lainnya |
||
| signature = |
| signature = |
||
|image=Antisthenes BM 1838.jpg}} |
|||
}} |
|||
'''Antisthenes''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk ke dalam [[Mazhab Sinis]].<ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 92.</ref> Dia adalah pendiri mazhab tersebut dan guru dari [[Diogenes dari Sinope]].<ref name="Zeller"/> Antisthenes adalah salah satu murid [[Sokrates]], dan ia mengklaim diri sebagai penerus spiritual dari gurunya itu.<ref name="Zeller">{{en}}Edward Zeller. 1957. ''Outlines of the History of Greek Philosophy''. New York: Meridian Books. P. 125-128.</ref> Sebelum Antithenes belajar pada Sokrates, ia pernah belajar pada filsuf [[Gorgias]].<ref name="Zeller"/> |
'''Antisthenes''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk ke dalam [[Mazhab Sinis]].<ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 92.</ref> Dia adalah pendiri mazhab tersebut dan guru dari [[Diogenes dari Sinope]].<ref name="Zeller"/> Antisthenes adalah salah satu murid [[Sokrates]], dan ia mengklaim diri sebagai penerus spiritual dari gurunya itu.<ref name="Zeller">{{en}}Edward Zeller. 1957. ''Outlines of the History of Greek Philosophy''. New York: Meridian Books. P. 125-128.</ref> Sebelum Antithenes belajar pada Sokrates, ia pernah belajar pada filsuf [[Gorgias]].<ref name="Zeller"/> |
||
Antisthenes tidak terlalu mementingkan konsep-konsep [[filsafat]], melainkan mempelajari etika.<ref name="Avey"/> Etika dipandangnya sebagai bagian paling penting dari filsafat dan juga sebagai keutamaan tertinggi yang patut dicari oleh manusia.<ref name="Avey">{{en}}Albert A. Avey. 1954. ''Handbook in the History of Philosophy''. New York: Barnes & Noble. P. 23.</ref> Oleh karena itu, ia dan pengikut-pengikutnya meninggalkan pengajaran tentang seni, matematika, dan ilmu alam.<ref name="Zeller"/> |
Antisthenes tidak terlalu mementingkan konsep-konsep [[filsafat]], melainkan mempelajari etika.<ref name="Avey"/> Etika dipandangnya sebagai bagian paling penting dari filsafat dan juga sebagai keutamaan tertinggi yang patut dicari oleh manusia.<ref name="Avey">{{en}}Albert A. Avey. 1954. ''Handbook in the History of Philosophy''. New York: Barnes & Noble. P. 23.</ref> Oleh karena itu, ia dan pengikut-pengikutnya meninggalkan pengajaran tentang seni, matematika, dan ilmu alam.<ref name="Zeller"/> |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
== Riwayat Hidup == |
== Riwayat Hidup == |
||
Antisthenes berasal dari kota [[Athena]].<ref name="Zeller"/> Diketahui bahwa ayahnya berasal dari Athena sedangkan ibunya adalah budak dari [[Thrake]].<ref name=" |
Antisthenes berasal dari kota [[Athena]].<ref name="Zeller"/> Diketahui bahwa ayahnya berasal dari Athena sedangkan ibunya adalah budak dari [[Thrake]].<ref name="Zeller"/><ref name="Paul"/> Karena itu, dia bukanlah tidak memiliki status penuh sebagai warga kota Athena.<ref name="Zeller"/> Ia lahir sekitar tahun 445 SM dan meninggal di sekitar tahun 365 SM.<ref name="Zeller"/><ref name="Paul">{{en}}I.G. Kidd. 1972. "Antisthenes". In ''The Encyclopedia of Philosophy Volume One and Two''. Paul Edwards, ed. 130-131. New York: Macmillan Publishing.</ref> |
||
Setelah itu, ia mengumpulkan murid-murid dan mengajar mereka di sebuah [[gymnasium]] yang bernama ''Kynosarges'' (dalam [[bahasa Yunani]] berarti tempat latihan [[anjing]]-anjing).<ref name=" |
Setelah itu, ia mengumpulkan murid-murid dan mengajar mereka di sebuah [[gymnasium]] yang bernama ''Kynosarges'' (dalam [[bahasa Yunani]] berarti tempat latihan [[anjing]]-anjing).<ref name="Bertens"/><ref name="Zeller"/> Gymnasium tersebut merupakan tempat pemujaan bagi [[Herkules]].<ref name="Zeller"/> Antithenes memilih tempat tersebut karena Herkules dianggap sebagai model terbaik bagi ajarannya Antithenes tentang kehidupan, ketahanan fisik, mengandalkan diri sendiri, dan juga kerja keras.<ref name="Zeller"/> Nama "Sinis" berasal dari nama gymnasium tempat mereka berkumpul.<ref name="Bertens"/><ref name="Zeller"/> |
||
== Pemikiran == |
== Pemikiran == |
||
=== Tentang Tujuan Hidup Manusia === |
=== Tentang Tujuan Hidup Manusia === |
||
Antisthenes berpendapat bahwa manusia mempunyai keutamaan bila ia dapat melepaskan diri dari segala barang duniawi dan segala macam kesenangan, sebagaimana telah dipraktikkan oleh Sokrates.<ref name="Bertens"/><ref name="Paul"/> Kesenangan adalah musuh yang menghalangi kebahagiaan manusia.<ref name="Bertens"/> Seorang bijaksana tidak akan tergantung dari apa pun juga dan hidup dengan mencukupi dirinya sendiri.<ref name="Bertens"/> Kemudian manusia harus bekerja keras dengan usaha-usaha dari tubuh maupun jiwa untuk melewati beragam tantangan, kesakitan, dan penderitaan.<ref name="Paul"/> Setelah ia berhasil dalam perjuangan tersebut, barulah manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati.<ref name="Paul"/> |
Antisthenes berpendapat bahwa manusia mempunyai keutamaan bila ia dapat melepaskan diri dari segala barang duniawi dan segala macam kesenangan, sebagaimana telah dipraktikkan oleh Sokrates.<ref name="Bertens"/><ref name="Paul"/> Kesenangan adalah musuh yang menghalangi kebahagiaan manusia.<ref name="Bertens"/> Seorang bijaksana tidak akan tergantung dari apa pun juga dan hidup dengan mencukupi dirinya sendiri.<ref name="Bertens"/> Kemudian manusia harus bekerja keras dengan usaha-usaha dari tubuh maupun jiwa untuk melewati beragam tantangan, kesakitan, dan penderitaan.<ref name="Paul"/> Setelah ia berhasil dalam perjuangan tersebut, barulah manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati.<ref name="Paul"/> |
||
=== Tentang Politik === |
=== Tentang Politik === |
||
Baris 40: | Baris 40: | ||
: "O Plato, aku dapat melihat seekor kuda, tetapi aku tidak dapat melihat ide ke-kuda-an itu."<ref name="Copleston">{{en}}Frederick Copleston. 1993. ''A History of Philosophy Volume I: Greece and Rome''. New York: Doubleday. P. 118-120.</ref> |
: "O Plato, aku dapat melihat seekor kuda, tetapi aku tidak dapat melihat ide ke-kuda-an itu."<ref name="Copleston">{{en}}Frederick Copleston. 1993. ''A History of Philosophy Volume I: Greece and Rome''. New York: Doubleday. P. 118-120.</ref> |
||
Berkaitan dengan konsep tersebut, Antisthenes juga berpendapat bahwa setiap benda memiliki namanya masing-masing.<ref name="Zeller"/><ref name="Copleston"/> Di sini, setiap benda dianggap sebagai subyek yang nyata.<ref name=" |
Berkaitan dengan konsep tersebut, Antisthenes juga berpendapat bahwa setiap benda memiliki namanya masing-masing.<ref name="Zeller"/><ref name="Copleston"/> Di sini, setiap benda dianggap sebagai subyek yang nyata.<ref name="Zeller"/><ref name="Paul"/> Karena itulah, tidak ada kontradiksi di dalam kenyataan, sebab ketika orang berbicara tentang hal yang berbeda, berarti ia menunjuk kepada kenyataan yang lain juga.<ref name="Zeller"/><ref name="Paul"/><ref name="Copleston"/> |
||
== Lihat Juga == |
== Lihat Juga == |
||
Baris 50: | Baris 50: | ||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
== Pranala |
== Pranala luar == |
||
{{Commonscat}} |
{{Commonscat}} |
||
* [[Diogenes Laërtius]], [http://classicpersuasion.org/pw/diogenes/dlantisthenes.htm ''Life of Antisthenes''] |
* [[Diogenes Laërtius]], [http://classicpersuasion.org/pw/diogenes/dlantisthenes.htm ''Life of Antisthenes''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050306054506/http://classicpersuasion.org/pw/diogenes/dlantisthenes.htm |date=2005-03-06 }} |
||
* [[Xenophon]], [http://ebooks.adelaide.edu.au/x/xenophon/x5sy/chapter4.html ''Symposium'', Book IV] |
* [[Xenophon]], [http://ebooks.adelaide.edu.au/x/xenophon/x5sy/chapter4.html ''Symposium'', Book IV] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150909171533/http://ebooks.adelaide.edu.au/x/xenophon/x5sy/chapter4.html |date=2015-09-09 }} |
||
{{ |
{{Filsuf Mazhab Sinis}} |
||
{{Authority control}} |
|||
[[Kategori:Filsafat Barat]] |
[[Kategori:Filsafat Barat]] |
Revisi terkini sejak 3 Agustus 2024 10.12
Antisthenes | |
---|---|
Lahir | c. 445 SM Athena |
Meninggal | c. 365 SM Athena |
Era | Filsafat Kuno |
Kawasan | Filsafat Barat |
Aliran | Mazhab Sinis |
Minat utama | Asketisme, Etika, Lingusitik, Sastra, Logika |
Gagasan penting | Memberikan fondasi terhadap filsafat Mazhab Sinis |
Memengaruhi
|
Antisthenes adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Sinis.[1] Dia adalah pendiri mazhab tersebut dan guru dari Diogenes dari Sinope.[2] Antisthenes adalah salah satu murid Sokrates, dan ia mengklaim diri sebagai penerus spiritual dari gurunya itu.[2] Sebelum Antithenes belajar pada Sokrates, ia pernah belajar pada filsuf Gorgias.[2]
Antisthenes tidak terlalu mementingkan konsep-konsep filsafat, melainkan mempelajari etika.[3] Etika dipandangnya sebagai bagian paling penting dari filsafat dan juga sebagai keutamaan tertinggi yang patut dicari oleh manusia.[3] Oleh karena itu, ia dan pengikut-pengikutnya meninggalkan pengajaran tentang seni, matematika, dan ilmu alam.[2]
Menurut sumber-sumber kuno, Antisthenes pernah menulis beberapa karya.[2] Karyanya yang paling penting adalah "Herkules" yang berisi etika ideal kehidupan menurut Mazhab Sinis.[2] Karya-karya lainnya berjudul "Cyrus", "Alcibiades", "Arkhelaos" yang isinya kritik terhadap tirani, "Politikus" yang isinya juga kritikan terhadap sistem demokrasi, dan "Sathon" yang merupakan polemik dengan Plato.[2] Plato menulis "Euthydemus" sebagai tanggapan atas tulisan dari Antisthenes tersebut.[2]
Riwayat Hidup
[sunting | sunting sumber]Antisthenes berasal dari kota Athena.[2] Diketahui bahwa ayahnya berasal dari Athena sedangkan ibunya adalah budak dari Thrake.[2][4] Karena itu, dia bukanlah tidak memiliki status penuh sebagai warga kota Athena.[2] Ia lahir sekitar tahun 445 SM dan meninggal di sekitar tahun 365 SM.[2][4]
Setelah itu, ia mengumpulkan murid-murid dan mengajar mereka di sebuah gymnasium yang bernama Kynosarges (dalam bahasa Yunani berarti tempat latihan anjing-anjing).[1][2] Gymnasium tersebut merupakan tempat pemujaan bagi Herkules.[2] Antithenes memilih tempat tersebut karena Herkules dianggap sebagai model terbaik bagi ajarannya Antithenes tentang kehidupan, ketahanan fisik, mengandalkan diri sendiri, dan juga kerja keras.[2] Nama "Sinis" berasal dari nama gymnasium tempat mereka berkumpul.[1][2]
Pemikiran
[sunting | sunting sumber]Tentang Tujuan Hidup Manusia
[sunting | sunting sumber]Antisthenes berpendapat bahwa manusia mempunyai keutamaan bila ia dapat melepaskan diri dari segala barang duniawi dan segala macam kesenangan, sebagaimana telah dipraktikkan oleh Sokrates.[1][4] Kesenangan adalah musuh yang menghalangi kebahagiaan manusia.[1] Seorang bijaksana tidak akan tergantung dari apa pun juga dan hidup dengan mencukupi dirinya sendiri.[1] Kemudian manusia harus bekerja keras dengan usaha-usaha dari tubuh maupun jiwa untuk melewati beragam tantangan, kesakitan, dan penderitaan.[4] Setelah ia berhasil dalam perjuangan tersebut, barulah manusia akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati.[4]
Tentang Politik
[sunting | sunting sumber]Menurut Antisthenes, partisipasi dalam politik membahayakan moralitas seseorang.[4] Suatu konvensi tidak berlaku bila bertentangan dengan nilai-nilai keutamaan manusia.[4] Kemudian ia juga menyatakan bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki dapat mengendalikan moralnya sendiri.[4] Ia memberikan contoh para pemimpin pada masa lalu yang menurutnya sesuai dengan apa yang diajarkannya.[4]
Tentang Kenyataan
[sunting | sunting sumber]Untuk melawan konsep Plato tentang ide sebagai yang nyata, Antisthenes menyatakan bahwa hanya individu yang memiliki eksistensi nyata.[2] Oleh karena itu, yang dianggap nyata adalah yang bersifat badaniah dan dapat dirasakan.[2] Antisthenes berkata kepada Plato:
- "O Plato, aku dapat melihat seekor kuda, tetapi aku tidak dapat melihat ide ke-kuda-an itu."[5]
Berkaitan dengan konsep tersebut, Antisthenes juga berpendapat bahwa setiap benda memiliki namanya masing-masing.[2][5] Di sini, setiap benda dianggap sebagai subyek yang nyata.[2][4] Karena itulah, tidak ada kontradiksi di dalam kenyataan, sebab ketika orang berbicara tentang hal yang berbeda, berarti ia menunjuk kepada kenyataan yang lain juga.[2][4][5]
Lihat Juga
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 92.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u (Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 125-128.
- ^ a b (Inggris)Albert A. Avey. 1954. Handbook in the History of Philosophy. New York: Barnes & Noble. P. 23.
- ^ a b c d e f g h i j k (Inggris)I.G. Kidd. 1972. "Antisthenes". In The Encyclopedia of Philosophy Volume One and Two. Paul Edwards, ed. 130-131. New York: Macmillan Publishing.
- ^ a b c (Inggris)Frederick Copleston. 1993. A History of Philosophy Volume I: Greece and Rome. New York: Doubleday. P. 118-120.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Diogenes Laërtius, Life of Antisthenes Diarsipkan 2005-03-06 di Wayback Machine.
- Xenophon, Symposium, Book IV Diarsipkan 2015-09-09 di Wayback Machine.