Lompat ke isi

Biospeleologi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylorbot (bicara | kontrib)
"ilmu Bumi" -> "ilmu kebumian" WP:Warung_Kopi_(Bahasa)#"ilmu_bumi"_vs_"ilmu_Bumi"_vs_"ilmu_kebumian" | t=374 su=20 in=21 at=20 -- only 54 edits left of totally 75 possible edits | edr=000-0000 ovr=010-1111 aft=000-0000
Ayu Saraswati31 (bicara | kontrib)
memperbaiki ejaan
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3: Baris 3:
{{Unreferenced|date=Januari 2023}}
{{Unreferenced|date=Januari 2023}}
{{rapikan}}
{{rapikan}}
'''Biospeleologi''' merupakan salah satu cabang ilmu dalam speleologi yang lebih mendalami kehidupan dan faktor-faktor yang mendukung kehidupan di dalam gua. Arman Vire (1904) mengusulkan istilah “biospeologie” untuk sebuah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan bawah tanah. Ilmu ini benar-benar berawal pada pertangahan abad 19. Sejak saat itulah perkembangan ilmu ini berkembang dengan sangat pesat. Hasil penelitian saat itu berupa penyusunan jenis-jenis yang hidup di dalam gua. Beberapa makalah dan tulisan lebih banyak dicurahkan pada sistematik hewan-hewan dalam gua. Perkembangan berikutnya adalah membuat laboratorium bawah tanah yang telah mengawali era biospeologi eksperimen. Biospeologi pun akhirnya semakin berkembang dan istilah ini makin lama tidak digunakan. Akhirnya istilah “biospeleologi” lebih banyak diterima dan lebih tepat dan digunakan sampai sekarang.
'''Biospeleologi''' merupakan salah satu cabang ilmu dalam [[speleologi]] yang lebih mendalami kehidupan dan faktor-faktor yang mendukung kehidupan di dalam [[gua]]. [[Arman Vire]] (1904) mengusulkan istilah “biospeologie” untuk sebuah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan bawah tanah. [[Ilmu]] ini benar-benar berawal pada pertengahan abad 19.
Sejak saat itulah perkembangan ilmu ini berkembang dengan sangat pesat. Hasil penelitian saat itu berupa penyusunan jenis-jenis makhluk yang [[Kehidupan|hidup]] di dalam gua. Beberapa makalah dan tulisan lebih banyak dicurahkan pada sistematik hewan-hewan dalam gua. Perkembangan berikutnya adalah membuat laboratorium bawah tanah yang telah mengawali era biospeologi eksperimen.


== Biospeleologi di Indonesia ==
== Biospeleologi di Indonesia ==


Di Indonesia, biospeleologi belum begitu berkembang karena belum banyak lembaga penelitian maupun universitas yang tertarik untuk menekuni kehidupan biota di dalam gua. Namun sejarah perkembangan biospeleologi dapat ditelusuri dari beberapa literatur. Awal perkembangan biospeleologi dimulai ketika pendudukan zaman Belanda atau bisa disebut periode Belanda (1900-1940). Kemudian periode berikutnya bisa disebut Periode Kemerdekaan (1941-1980) dimana pada periode ini tidak banyak penelitian maupun temuan dari dalam gua. Periode perkembangan biospeleologi meningkat dengan tajam ketika era 80-an atau bisa disebut dengan Periode Terkini (1981- sekarang) dengan masuknya peneliti luar negeri. Pada saat itu, para penulusur gua dari Prancis yang dimotori APS banyak mengeksplorasi gua-gua di Sulawesi khususnya Karst Maros. Salah satu anggota tim yang terlibat adalah seorang biolog yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah biospeleologi Indonesia yaitu Dr. Louis Deharveng dan kolega yang selalu mendampinginya yaitu Dr. Anne Bedos. Kedua orang ini banyak menemukan jenis baru dari gua-gua di Indonesia dan banyak jenis yang namanya didedikasikan buat mereka.
Di [[Indonesia]], biospeleologi belum begitu berkembang karena belum banyak lembaga penelitian maupun universitas yang tertarik untuk menekuni kehidupan biota di dalam gua. Namun, sejarah perkembangan biospeleologi dapat ditelusuri dari beberapa literatur. Awal perkembangan biospeleologi dimulai ketika pendudukan zaman Belanda atau bisa disebut periode Belanda (1900—1940). Kemudian periode berikutnya bisa disebut Periode Kemerdekaan (1941—1980) di mana pada periode ini tidak banyak penelitian maupun temuan dari dalam gua.
Periode perkembangan biospeleologi meningkat dengan tajam ketika era 80-an atau bisa disebut dengan Periode Terkini (1981—sekarang) dengan masuknya peneliti luar negeri. Pada saat itu, para penelusur gua dari Prancis yang dimotori APS banyak mengeksplorasi gua-gua di Sulawesi khususnya [[Kawasan Karst Maros-Pangkep|Karst Maros]]. Salah satu anggota tim yang terlibat adalah seorang biolog yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah biospeleologi Indonesia yaitu Dr. Louis Deharveng dan kolega yang selalu mendampinginya yaitu Dr. Anne Bedos. Kedua orang ini banyak menemukan jenis organisme baru dari gua-gua di Indonesia dan banyak jenis organisme yang namanya didedikasikan untuk mereka.


Pada saat itu, peran peneliti Indonesia masih sangat kecil, namun sekelompok Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Biologi UGM (Matalabiogama) telah memulai kegiatan biospeleologi di awal 80-an dengan melakukan kegiatan inventarisasi fauna di beberapa gua di Nusakambangan dan Gombong Selatan. Peneliti Indonesia yang banyak terlibat dalam kegiatan biospeleologi pada era 80-an adalah Dr. Yayuk R. Suhardjon dan Drs. A. Suyanto, M.Sc. dari Pusat Penelitian Biologi LIPI. Mereka banyak mempelajari tentang arthropoda gua dan kelelawar gua.
Pada saat itu, peran peneliti Indonesia masih sangat kecil, namun sekelompok Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Biologi UGM (Matalabiogama) telah memulai kegiatan biospeleologi di awal 80-an dengan melakukan kegiatan inventarisasi fauna di beberapa gua di Nusakambangan dan Gombong Selatan. Peneliti Indonesia yang banyak terlibat dalam kegiatan biospeleologi pada era 80-an adalah Dr. Yayuk R. Suhardjon dan Drs. A. Suyanto, M.Sc. dari Pusat Penelitian Biologi LIPI. Mereka banyak mempelajari tentang artropoda gua dan kelelawar gua.


== Biota gua dan adaptasinya ==
== Biota gua dan adaptasinya ==
Baris 15: Baris 19:
Berdasarkan tingkat adaptasinya biota gua dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:
Berdasarkan tingkat adaptasinya biota gua dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:


* '''Trogloxene/stygoxene''' adalah kelompok biota (terestrial dan akuatik) yang menggunakan gua sebagai tempat tinggal sementara dan hidupnya masih tergantung dengan lingkungan luar gua.
* '''Trogloxene/stygoxene''' adalah kelompok biota ([[terestrial]] dan akuatik) yang menggunakan gua sebagai tempat tinggal sementara dan hidupnya masih tergantung dengan lingkungan luar gua.
* '''Troglophile/stygophile''' adalah kelompok biota (terestrial/akuatik) yang seluruh daur hidupnya dihabiskan di dalam gua namun jenis yang sama masih ditemukan di luar gua. Contoh: Amblypygi jenis *''Stygophrynus dammermani'' Roewer dari beberapa gua di Jawa Barat.
* '''Troglophile/stygophile''' adalah kelompok biota (terestrial/akuatik) yang seluruh daur hidupnya dihabiskan di dalam gua namun jenis yang sama masih ditemukan di luar gua. Contoh: Amblypygi jenis ''Stygophrynus dammermani'' Roewer dari beberapa gua di Jawa Barat.
* '''Troglobite/stygobite''' adalah kelompok biota (terestrial/akuatik) yang seluruh daur hidupnya berlangsung di dalam gua dan jenis-jenis yang sama sudah tidak ditemukan lagi di luar gua. Kelompok ini telah mengalami proses adaptasi dan evolusi yang cukup panjang untuk dapat hidup dan sangat bergantung dengan lingkungan gua. Contoh: udang gua akuatik Cibinong (''Stenasellus javanicus''), kepiting gua Gunung Sewu (''Karstarma jacobsoni''), isopoda gua Gunung Sewu (''Tenebrioscia antenuata'' Schultz (Gua Bribin) dan ''Javanoscia elongata'' Schultz (Gua Semuluh) dan banyak jenis lain dari Maros seperti Kumbang gua,'' Eustra saripaensis'' Deuve.
* '''Troglobite/stygobite''' adalah kelompok biota (terestrial/akuatik) yang seluruh daur hidupnya berlangsung di dalam gua dan jenis-jenis yang sama sudah tidak ditemukan lagi di luar gua. Kelompok ini telah mengalami proses adaptasi dan evolusi yang cukup panjang untuk dapat hidup dan sangat bergantung dengan lingkungan gua. Contoh: udang gua akuatik Cibinong (''Stenasellus javanicus''), kepiting gua Gunung Sewu (''Karstarma jacobsoni''), isopoda gua Gunung Sewu (''Tenebrioscia antenuata'' Schultz (Gua Bribin) dan ''Javanoscia elongata'' Schultz (Gua Semuluh) dan banyak jenis lain dari Maros seperti Kumbang gua,'' Eustra saripaensis'' Deuve.



Revisi terkini sejak 5 Agustus 2024 04.43


Biospeleologi merupakan salah satu cabang ilmu dalam speleologi yang lebih mendalami kehidupan dan faktor-faktor yang mendukung kehidupan di dalam gua. Arman Vire (1904) mengusulkan istilah “biospeologie” untuk sebuah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan bawah tanah. Ilmu ini benar-benar berawal pada pertengahan abad 19.

Sejak saat itulah perkembangan ilmu ini berkembang dengan sangat pesat. Hasil penelitian saat itu berupa penyusunan jenis-jenis makhluk yang hidup di dalam gua. Beberapa makalah dan tulisan lebih banyak dicurahkan pada sistematik hewan-hewan dalam gua. Perkembangan berikutnya adalah membuat laboratorium bawah tanah yang telah mengawali era biospeologi eksperimen.

Biospeleologi di Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Di Indonesia, biospeleologi belum begitu berkembang karena belum banyak lembaga penelitian maupun universitas yang tertarik untuk menekuni kehidupan biota di dalam gua. Namun, sejarah perkembangan biospeleologi dapat ditelusuri dari beberapa literatur. Awal perkembangan biospeleologi dimulai ketika pendudukan zaman Belanda atau bisa disebut periode Belanda (1900—1940). Kemudian periode berikutnya bisa disebut Periode Kemerdekaan (1941—1980) di mana pada periode ini tidak banyak penelitian maupun temuan dari dalam gua.

Periode perkembangan biospeleologi meningkat dengan tajam ketika era 80-an atau bisa disebut dengan Periode Terkini (1981—sekarang) dengan masuknya peneliti luar negeri. Pada saat itu, para penelusur gua dari Prancis yang dimotori APS banyak mengeksplorasi gua-gua di Sulawesi khususnya Karst Maros. Salah satu anggota tim yang terlibat adalah seorang biolog yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah biospeleologi Indonesia yaitu Dr. Louis Deharveng dan kolega yang selalu mendampinginya yaitu Dr. Anne Bedos. Kedua orang ini banyak menemukan jenis organisme baru dari gua-gua di Indonesia dan banyak jenis organisme yang namanya didedikasikan untuk mereka.

Pada saat itu, peran peneliti Indonesia masih sangat kecil, namun sekelompok Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Biologi UGM (Matalabiogama) telah memulai kegiatan biospeleologi di awal 80-an dengan melakukan kegiatan inventarisasi fauna di beberapa gua di Nusakambangan dan Gombong Selatan. Peneliti Indonesia yang banyak terlibat dalam kegiatan biospeleologi pada era 80-an adalah Dr. Yayuk R. Suhardjon dan Drs. A. Suyanto, M.Sc. dari Pusat Penelitian Biologi LIPI. Mereka banyak mempelajari tentang artropoda gua dan kelelawar gua.

Biota gua dan adaptasinya

[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan tingkat adaptasinya biota gua dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu:

  • Trogloxene/stygoxene adalah kelompok biota (terestrial dan akuatik) yang menggunakan gua sebagai tempat tinggal sementara dan hidupnya masih tergantung dengan lingkungan luar gua.
  • Troglophile/stygophile adalah kelompok biota (terestrial/akuatik) yang seluruh daur hidupnya dihabiskan di dalam gua namun jenis yang sama masih ditemukan di luar gua. Contoh: Amblypygi jenis Stygophrynus dammermani Roewer dari beberapa gua di Jawa Barat.
  • Troglobite/stygobite adalah kelompok biota (terestrial/akuatik) yang seluruh daur hidupnya berlangsung di dalam gua dan jenis-jenis yang sama sudah tidak ditemukan lagi di luar gua. Kelompok ini telah mengalami proses adaptasi dan evolusi yang cukup panjang untuk dapat hidup dan sangat bergantung dengan lingkungan gua. Contoh: udang gua akuatik Cibinong (Stenasellus javanicus), kepiting gua Gunung Sewu (Karstarma jacobsoni), isopoda gua Gunung Sewu (Tenebrioscia antenuata Schultz (Gua Bribin) dan Javanoscia elongata Schultz (Gua Semuluh) dan banyak jenis lain dari Maros seperti Kumbang gua, Eustra saripaensis Deuve.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]