Kriopreservasi: Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi 'thumb|Tabung sampel biologis ditempatkan dalam nitrogen cair. thumb|Sampel yang diawetkan secara kriogenik dikeluarkan dari nitrogen cair. '''Kriopreservasi''' atau '''pengawetan kriogenik''' adalah proses di mana organel, sel, jaringan, matriks ekstraseluler, organ, atau konstruksi biologis lainnya yang rentan terhadap kerusakan akibat kinet...' Tag: pranala ke halaman disambiguasi |
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Teknologi yang sedang berkembang menjadi Teknologi yang sedang dikembangkan |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[ |
[[Berkas:Petefészekszövet-csíkok fagyasztva tárolása.jpg|jmpl|Tabung sampel biologis ditempatkan dalam nitrogen cair.]] |
||
[[ |
[[Berkas:Cryopreservation USDA Gene Bank.jpg|jmpl|Sampel yang diawetkan secara kriogenik dikeluarkan dari nitrogen cair.]] |
||
'''Kriopreservasi''' atau '''pengawetan kriogenik''' adalah proses di mana [[organel]], [[sel]], [[jaringan]], matriks ekstraseluler, [[organ]], atau |
'''Kriopreservasi''' atau '''pengawetan kriogenik''' adalah proses di mana [[organel]], [[sel]], [[jaringan]], matriks ekstraseluler, [[organ]], atau struktur biologis lainnya yang rentan terhadap kerusakan akibat kinetika kimia yang tak teratur dipertahankan dengan pendinginan hingga suhu yang sangat rendah<ref>{{cite book | vauthors = Pegg DE | title = Cryopreservation and Freeze-Drying Protocols | chapter = Principles of cryopreservation | series = Methods in Molecular Biology | volume = 368 | pages = 39–57 | date = January 1, 2007 | pmid = 18080461 | doi = 10.1007/978-1-59745-362-2_3 | isbn = 978-1-58829-377-0 }}</ref> (biasanya −80 °C menggunakan [[karbon dioksida]] padat atau −196 °C menggunakan [[nitrogen cair]]). Pada suhu yang sangat rendah, aktivitas enzimatik atau kimia apa pun yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan biologis akan dihentikan secara efektif. Metode kriopreservasi berusaha mencapai suhu rendah tanpa menyebabkan kerusakan tambahan yang disebabkan oleh pembentukan [[kristal]] [[es]] selama proses pembekuan. Kriopreservasi tradisional mengandalkan pelapisan bahan yang akan dibekukan dengan kelas molekul yang disebut krioprotektan. Metode baru yang lebih efektif sedang diselidiki karena adanya toksisitas pada banyak bahan krioprotektan.<ref name="A Bayesian approach to optimizing c">{{cite journal | vauthors = Sambu S | title = A Bayesian approach to optimizing cryopreservation protocols | journal = PeerJ | volume = 3 | pages = e1039 | date = June 25, 2015 | pmid = 26131379 | pmc = 4485240 | doi = 10.7717/peerj.1039 }}</ref> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
Baris 18: | Baris 18: | ||
[[Kategori:Kriopreservasi| ]] |
[[Kategori:Kriopreservasi| ]] |
||
[[Kategori:Teknologi yang sedang |
[[Kategori:Teknologi yang sedang dikembangkan]] |
||
[[Kategori:Metode pengawetan]] |
[[Kategori:Metode pengawetan]] |
||
{{biologi-stub}} |
{{biologi-stub}} |
Revisi terkini sejak 19 Agustus 2024 13.50
Kriopreservasi atau pengawetan kriogenik adalah proses di mana organel, sel, jaringan, matriks ekstraseluler, organ, atau struktur biologis lainnya yang rentan terhadap kerusakan akibat kinetika kimia yang tak teratur dipertahankan dengan pendinginan hingga suhu yang sangat rendah[1] (biasanya −80 °C menggunakan karbon dioksida padat atau −196 °C menggunakan nitrogen cair). Pada suhu yang sangat rendah, aktivitas enzimatik atau kimia apa pun yang dapat menyebabkan kerusakan pada bahan biologis akan dihentikan secara efektif. Metode kriopreservasi berusaha mencapai suhu rendah tanpa menyebabkan kerusakan tambahan yang disebabkan oleh pembentukan kristal es selama proses pembekuan. Kriopreservasi tradisional mengandalkan pelapisan bahan yang akan dibekukan dengan kelas molekul yang disebut krioprotektan. Metode baru yang lebih efektif sedang diselidiki karena adanya toksisitas pada banyak bahan krioprotektan.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Pegg DE (January 1, 2007). "Principles of cryopreservation". Cryopreservation and Freeze-Drying Protocols. Methods in Molecular Biology. 368. hlm. 39–57. doi:10.1007/978-1-59745-362-2_3. ISBN 978-1-58829-377-0. PMID 18080461.
- ^ Sambu S (June 25, 2015). "A Bayesian approach to optimizing cryopreservation protocols". PeerJ. 3: e1039. doi:10.7717/peerj.1039. PMC 4485240 . PMID 26131379.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Engelmann F, Dulloo ME, Astorga C, Dussert S, Anthony F, ed. (2007). Conserving coffee genetic resources. Bioversity International, CATIE, IRD. hlm. 61. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-04. Diakses tanggal 2007-12-12.
- Panis B (2009). Cryopreservation of Musa germplasm: 2nd Edition (PDF). Montpellier, France: Bioversity International. hlm. 51. ISBN 978-2-910810-86-3.
- ReproTech Limited (2012). "Fertility Preservation". ReproTech Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-04.
- Nakasone KK, Peterson SW, Jong SC (2004). "Preservation and distribution of fungal cultures.". Biodiversity of fungi: inventory and monitoring methods. Amsterdam: Elsevier Academic Press. hlm. 37–47.
- Perry SF (1995). "Freeze-drying and cryopreservation of bacteria". Cryopreservation and Freeze-Drying Protocols. Methods in Molecular Biology. 38. Clifton, N.J. hlm. 21–30. doi:10.1385/0-89603-296-5:21. ISBN 0-89603-296-5. PMID 7647859.