Asimilasi (sosial): Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Perbaikan (fix). Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(17 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{disambiginfo |
{{disambiginfo|asimilasi}} |
||
'''Asimilasi''' adalah pembauran |
'''Asimilasi''' adalah pembauran satu [[kebudayaan]] yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.<ref>{{cite journal|authors= Hari Poerwanto|title= Asimilasi, Akulturasi, Dan Integrasi Nasional|journal= Humaniora|volume= 11|dates= 1999|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/view/668|page= 29-37|issn= 2302-9269}}</ref> Asimilasi muncul apabila ada golongan masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda, bergaul langsung secara intensif dengan waktu yang lama.<ref>{{Cite journal|last=|first=Kardiyan|date=2015|title=SETENGAH ABAD AMALGAMASI ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS TEMPATAN DI DESA SIABU KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR|url=http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/336861|journal=JOM Fisif|volume=2|issue=2|pages=3|doi=|access-date=2020-11-14|archive-date=2020-11-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20201114081725/http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/detail/336861|dead-url=yes}}</ref> Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara [[orang]] atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama. |
||
Hasil dari proses asimilasi yaitu |
Hasil dari proses asimilasi yaitu makin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan [[identifikasi]] diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. |
||
Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut: |
Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut: |
||
* Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda |
* Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda |
||
* Terjadi pergaulan |
* Terjadi pergaulan antar[[individu]] atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama |
||
* Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri |
* Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
=== Faktor pendorong === |
=== Faktor pendorong === |
||
Faktor-faktor umum yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain faktor [[toleransi]], kesamaan kepentingan [[ekonomi]], [[simpati]] terhadap budaya lain dan [[amalgamasi]].<ref>{{cite book|year=2019|url=http://ubl.ac.id/monograph-ubl/index.php/Monograf/catalog/download/35/60/295-1?inline=1|title=Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi|publisher=Aura Publisher|isbn=978-623-211-107-3|page=87|authors=Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari}}</ref> Toleransi yang menghasilkan asimilasi dapat terjadi jika kelompok minoritas mampu menghilangkan identitasnya, sedangkan kelompok mayoritas mampu menerima kelompok minoritas sebagai bagian baru dari kelompoknya.{{Sfn|Rahman|2011|p=8}} |
|||
Faktor-faktor umum yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain: |
|||
* Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan; |
|||
* Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi; |
|||
* Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya; |
|||
* Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat; |
|||
* Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal; |
|||
* Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya; |
|||
* Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut. |
|||
=== Faktor penghalang === |
=== Faktor penghalang === |
||
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain: |
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain: |
||
* Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas) |
* Kelompok yang terisolasi atau [[Alienasi|terasing]] (biasanya kelompok minoritas) |
||
* Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi |
* Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi |
||
* Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan |
* Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan |
||
* Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya |
* Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya |
||
* Perbedaan ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut |
* Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut |
||
* Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan |
* Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan |
||
* Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa |
* Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa |
||
== Tingkatan == |
|||
Masyarakat [[majemuk]] merupakan masyarakat yang paling utama menjadi tujuan dari asimilasi. Latar belakang kehidupan yang berbeda-beda membuat proses asimilasi mencapai tahap yang berbeda-beda pada masyarakat yang berbeda. Perbedaan ini menjadikan asimilasi tidak dapat dilakukan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kebudayaan yang berlaku.{{Sfn|Rahman|2011|p=9}} Asimilasi yang tidak sempurna terjadi karena masyarakat memiliki kebudayaan dan [[identitas]] yang selalu berusaha untuk dipertahankan beradaannya.{{Sfn|Rahman|2011|p=9-10}} |
|||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 40: | Baris 35: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
|||
* Richard D. Alba, Victor Nee. (2003) [http://books.google.com/books?id=qfTiUv4mv_sC ''Remaking the American Mainstream. Assimilation and Contemporary Immigration''], Harvard University Press, 359 pages ISBN 0-674-01813-3 |
|||
* Andrew Armitage. (1995) [http://books.google.com/books?id=Y-hBstoLN-MC ''Comparing the Policy of Aboriginal Assimilation: Australia, Canada, and New Zealand''], UBC Press, 286 pages ISBN 0-7748-0459-9 |
|||
* James A. Crispino (1980) ''The Assimilation of Ethnic Groups: The Italian Case'', Center for Migration Studies, 205 pages ISBN 0-913256-39-0 |
|||
* Gordon, Milton M. "Assimilation in America: Theory and Reality," in Yetman, pp. 245–258/ Originally from Daedalus, Journal of the American Academy of Arts and Sciences, Boston, Mass., vol. 90, no. 2 (Spring) 1961: 263-285.Q11.B7 [For the more thorough treatment see Assimilation in American Life: The Role of Race, Religion, and National Origins. New York: Oxford University Press, 1964.] |
|||
* Edward Murguía (1975) ''Assimilation, Colonialism, and the Mexican American People'', Center for Mexican American Studies, University of Texas at Austin, 124 pages ISBN 0-292-77520-2 |
|||
* Robert A. Grauman. (1951) ''Methods of studying the cultural assimilation of immigrants'', University of London |
|||
* Julius Drachsler. (1920) ''Democracy and Assimilation. The Blending of Immigrant Heritages in America'', Macmillan, 275 pages |
|||
* Zhou, Min. Segmented Assimilation: Issues, Controversies, and Recent Research on the New Second Generation. International Migration Review, Vol 31, No. 4, Special Issue: Immigrant Adaptation and Native-Born Responses in the Making of Americans. Winter 1997: 975-1008. |
|||
* Kazal, R. A. "Revisiting Assimilation" American Historical Society. Vol. 100 April 1995. |
|||
* [[Min Zhou|Zhou, Min]] and [[Carl L. Bankston]] III ''[[Growing Up American]]: How Vietnamese Children Adapt to Life in the United States'' New York: Russell Sage Foundation, 1998. ISBN 978-0-87154-995-2. |
|||
== |
== Daftar pustaka == |
||
# {{cite book|last=Rahman, M.T.|first=|date=|year=2011|url=http://digilib.uinsgd.ac.id/11819/1/Glosari%20Teori%20Sosial%20%28Baik%29.pdf|title=Glosari Teori Sosial|location=Bandung|publisher=Ibnu Sina Press|isbn=978-602-99802-0-2|pages=|ref={{sfnref|Rahman|2011}}|url-status=live}} |
|||
* [http://www.asian-nation.org/assimilation.shtml Asian-Nation: Asian American Assimilation & Ethnic Identity] |
|||
* [http://ambassadors.net/archives/issue19/opinions2.htm From Paris to Cairo: Resistance of the Unacculturated] |
|||
* [http://ilo-mirror.library.cornell.edu/public/english/bureau/inst/download/1parekh.pdf Unity and Diversity in Multicultural Societies] |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Sosiologi]] |
[[Kategori:Sosiologi]] |
||
[[Kategori:Hubungan mayoritas–minoritas]] |
|||
[[Kategori:Asimilasi budaya]] |
|||
⚫ | |||
[[Kategori:Etnik dalam politik]] |
|||
{{sosial-stub}} |
Revisi terkini sejak 21 Agustus 2024 07.00
Asimilasi adalah pembauran satu kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.[1] Asimilasi muncul apabila ada golongan masyarakat dengan latar belakang budaya yang berbeda, bergaul langsung secara intensif dengan waktu yang lama.[2] Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi yaitu makin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut:
- Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda
- Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama
- Kebudayaan masing-masing kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Faktor-faktor
[sunting | sunting sumber]Faktor pendorong
[sunting | sunting sumber]Faktor-faktor umum yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain faktor toleransi, kesamaan kepentingan ekonomi, simpati terhadap budaya lain dan amalgamasi.[3] Toleransi yang menghasilkan asimilasi dapat terjadi jika kelompok minoritas mampu menghilangkan identitasnya, sedangkan kelompok mayoritas mampu menerima kelompok minoritas sebagai bagian baru dari kelompoknya.[4]
Faktor penghalang
[sunting | sunting sumber]Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain:
- Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas)
- Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi
- Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
- Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya
- Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut
- Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan
- Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa
Tingkatan
[sunting | sunting sumber]Masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang paling utama menjadi tujuan dari asimilasi. Latar belakang kehidupan yang berbeda-beda membuat proses asimilasi mencapai tahap yang berbeda-beda pada masyarakat yang berbeda. Perbedaan ini menjadikan asimilasi tidak dapat dilakukan secara menyeluruh dalam seluruh aspek kebudayaan yang berlaku.[5] Asimilasi yang tidak sempurna terjadi karena masyarakat memiliki kebudayaan dan identitas yang selalu berusaha untuk dipertahankan beradaannya.[6]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Hari Poerwanto. "Asimilasi, Akulturasi, Dan Integrasi Nasional". Humaniora. 11: 29-37. ISSN 2302-9269.
- ^ "SETENGAH ABAD AMALGAMASI ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS TEMPATAN DI DESA SIABU KECAMATAN SALO KABUPATEN KAMPAR". JOM Fisif. 2 (2): 3. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-14. Diakses tanggal 2020-11-14.
- ^ Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari (2019). Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi. Aura Publisher. hlm. 87. ISBN 978-623-211-107-3.
- ^ Rahman 2011, hlm. 8.
- ^ Rahman 2011, hlm. 9.
- ^ Rahman 2011, hlm. 9-10.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Rahman, M.T. (2011). Glosari Teori Sosial (PDF). Bandung: Ibnu Sina Press. ISBN 978-602-99802-0-2.