Lompat ke isi

Kemiskinan di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
penambahan teknik menghadapi kemiskinan
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Beggars in Bandung.jpg|jmpl|Potret seorang pengemis di jalanan.]]
'''Kemiskinan di [[Indonesia]]''' merupakan masalah yang besar meskipun dalam beberapa tahun terakhir angka resmi menunjukkan tren yang menurun sedikit demi sedikit. Dikarenakan daerah pedesaan yang padat di Jawa, Bali, Lombok, dan sebagian Sumatra, kemiskinan dapat diklasifikasikan ke dalam kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Kemiskinan perkotaan lazim tidak hanya di [[Jabodetabek]], tetapi juga di [[Kota Medan|Medan]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]].
'''[[Kemiskinan]] di [[Indonesia]]''' merupakan masalah yang besar meskipun dalam beberapa tahun terakhir angka resmi menunjukkan tren yang menurun sedikit demi sedikit. Dikarenakan daerah pedesaan yang padat di Jawa, Bali, Lombok, dan sebagian Sumatra, kemiskinan dapat diklasifikasikan ke dalam kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Kemiskinan perkotaan lazim tidak hanya di [[Jabodetabek]], tetapi juga di [[Kota Medan|Medan]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]].


Sebagai kepulauan yang luas, karakteristik dan implikasi kemiskinan sangat bervariasi dari pulau ke pulau dan budaya ke budaya. [[Papua Bagian Barat|Papua]] memiliki masalah kemiskinan yang serius tersendiri karena isolasi ekonomi, budaya, bahasa dan fisik yang membedakannya dari wilayah lain di Indonesia.
Sebagai kepulauan yang luas, karakteristik dan implikasi kemiskinan sangat bervariasi dari pulau ke pulau dan budaya ke budaya. [[Papua Bagian Barat|Papua]] memiliki masalah kemiskinan yang serius tersendiri karena isolasi ekonomi, budaya, bahasa dan fisik yang membedakannya dari wilayah lain di Indonesia.{{butuh rujukan}}


== Jumlah ==
== Jumlah ==
Pada bulan Februari 1999, sebanyak 47,97 juta jiwa tergolong miskin, mewakili 23,43% populasi nasional.<ref name="bpsmis">[http://sumut.bps.go.id/f_brs/Miskin-010807.pdf BPS:Miskin]</ref> Namun, jumlah ini harus memperhitungkan pelemahan [[rupiah]] pada [[Krisis finansial Asia 1997|krisis finansial Asia]]. Pada bulan Juli 2005, jumlah tersebut berkurang menjadi 35,10 juta, mewakili 15,97% dari populasi keseluruhan. Jumlah terbaru pada bulan Maret 2007,{{Update after|2012|10|22}} menunjukkan bahwa 37,17 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan mewakili 16,58% dari populasi keseluruhan.
Pada bulan Februari 1999, sebanyak 47,97 juta jiwa tergolong miskin, mewakili 23,43% populasi nasional.<ref name="bpsmis">{{Cite web |url=http://sumut.bps.go.id/f_brs/Miskin-010807.pdf |title=BPS:Miskin |access-date=2017-04-04 |archive-date=2013-01-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130117093545/http://sumut.bps.go.id/f_brs/Miskin-010807.pdf |dead-url=yes }}</ref> Namun, jumlah ini harus memperhitungkan pelemahan [[rupiah]] pada [[Krisis finansial Asia 1997|krisis finansial Asia]]. Pada bulan Juli 2005, jumlah tersebut berkurang menjadi 35,10 juta, mewakili 15,97% dari populasi keseluruhan. Jumlah terbaru pada bulan Maret 2007,{{Update after|2012|10|22}} menunjukkan bahwa 37,17 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan mewakili 16,58% dari populasi keseluruhan.


Berdasarkan laporan dari [[Bank Pembangunan Asia]] (ADB), penduduk nasional Indonesia pada tahun 2015 berjumlah 255,46 juta jiwa, 11,2% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan nasional.<ref>Asian Development Bank. (n.d.</ref>
Berdasarkan laporan dari [[Bank Pembangunan Asia]] (ADB), penduduk nasional Indonesia pada tahun 2015 berjumlah 255,46 juta jiwa, 11,2% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan nasional.<ref>Asian Development Bank. (n.d.</ref>


Garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada rata-rata pengeluaran Rp302.735 per kapita per bulan - sekitar Rp10.000 per hari.<ref>Asian Development Bank. (2015, October). </ref> Ada juga perbedaan pada awal 2014, di mana 13,8% dari penduduk pedesaan tergolong miskin sementara penduduk perkotaan terdiri dari 8,2%. Ini berasal dari pekerjaan produktivitas rendah yang tersedia di negara sektor pertanian dan jasa ''low-end''.
Garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada rata-rata pengeluaran Rp302.735 per kapita per bulan - sekitar Rp10.000 per hari.<ref>Asian Development Bank. (2015, October).</ref> Ada juga perbedaan pada awal 2014, di mana 13,8% dari penduduk pedesaan tergolong miskin sementara penduduk perkotaan terdiri dari 8,2%. Ini berasal dari pekerjaan produktivitas rendah yang tersedia di negara sektor pertanian dan jasa ''low-end''.


Teknik Menghadapi Kemiskinan

Nama-nama Allah

# Ya Razzaq = Yang maha memberi rezeki
# Ya Ghoniy = Yang maha kaya
# Ya Mughniy =Yang maha memberi kekeyaan
# Ya Muqit = Yang maha kecukupan

Doa Bicara hati

Allahumma Ya Razzaq Ya Ghoniy Ya Mughniy Ya Muqit Ya Allah sesunguhnya engkaulah yang maha kaya lagi maha memberi kekayaan Ya Muqit yang menberi kecukupan kami mohon kepadaMu Ya Allah cukupkanlah keperluan kami di dunia dan juga di akhirat,masukkanlah kedalam jiwa kami sesungguhnya kemiskinan ini bukan tanda zolimMu kepada kami, melainkan ini adalah tanda kasih sayangMu Ya Rahman Ya Rahim yang Maha Pengasih Lagi Maha penyayang agar kami terus mengigatMu di sepanjang kehidupan kami ini bahwa dunia ini hanyalah persingahan dan yang kekal adalah hidup di akhirat yaitu masuk kedalam syurga abadiMu yang tidak ada lagi kemiskinan dan kesedihan.ng

== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}
Baris 31: Baris 17:
* [http://opinion.inquirer.net/78399/third-poorest-in-southeast-asia Third-poorest in Southeast Asia?]
* [http://opinion.inquirer.net/78399/third-poorest-in-southeast-asia Third-poorest in Southeast Asia?]
* [http://www.thejakartapost.com/news/2012/02/13/beyond-statistics-poverty.html Beyond statistics of poverty]
* [http://www.thejakartapost.com/news/2012/02/13/beyond-statistics-poverty.html Beyond statistics of poverty]
{{indonesia-stub}}


[[Kategori:Ekonomi Indonesia]]
[[Kategori:Ekonomi Indonesia]]
[[Kategori:Masyarakat Indonesia]]
[[Kategori:Masyarakat Indonesia]]
[[Kategori:Kemiskinan di Indonesia]]


{{indonesia-stub}}

Revisi terkini sejak 21 Agustus 2024 07.34

Potret seorang pengemis di jalanan.

Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah yang besar meskipun dalam beberapa tahun terakhir angka resmi menunjukkan tren yang menurun sedikit demi sedikit. Dikarenakan daerah pedesaan yang padat di Jawa, Bali, Lombok, dan sebagian Sumatra, kemiskinan dapat diklasifikasikan ke dalam kemiskinan pedesaan dan perkotaan. Kemiskinan perkotaan lazim tidak hanya di Jabodetabek, tetapi juga di Medan dan Surabaya.

Sebagai kepulauan yang luas, karakteristik dan implikasi kemiskinan sangat bervariasi dari pulau ke pulau dan budaya ke budaya. Papua memiliki masalah kemiskinan yang serius tersendiri karena isolasi ekonomi, budaya, bahasa dan fisik yang membedakannya dari wilayah lain di Indonesia.[butuh rujukan]

Pada bulan Februari 1999, sebanyak 47,97 juta jiwa tergolong miskin, mewakili 23,43% populasi nasional.[1] Namun, jumlah ini harus memperhitungkan pelemahan rupiah pada krisis finansial Asia. Pada bulan Juli 2005, jumlah tersebut berkurang menjadi 35,10 juta, mewakili 15,97% dari populasi keseluruhan. Jumlah terbaru pada bulan Maret 2007,[dated info] menunjukkan bahwa 37,17 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan mewakili 16,58% dari populasi keseluruhan.

Berdasarkan laporan dari Bank Pembangunan Asia (ADB), penduduk nasional Indonesia pada tahun 2015 berjumlah 255,46 juta jiwa, 11,2% di antaranya hidup di bawah garis kemiskinan nasional.[2]

Garis kemiskinan nasional Indonesia ditetapkan pada rata-rata pengeluaran Rp302.735 per kapita per bulan - sekitar Rp10.000 per hari.[3] Ada juga perbedaan pada awal 2014, di mana 13,8% dari penduduk pedesaan tergolong miskin sementara penduduk perkotaan terdiri dari 8,2%. Ini berasal dari pekerjaan produktivitas rendah yang tersedia di negara sektor pertanian dan jasa low-end.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "BPS:Miskin" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-01-17. Diakses tanggal 2017-04-04. 
  2. ^ Asian Development Bank. (n.d.
  3. ^ Asian Development Bank. (2015, October).

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]