Lompat ke isi

Pikon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaiki
Envapid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(27 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Instrument
{{hapus|tanpa referensi}}
|names={{Plainlist|
'''Pikon''' berasal dari kata Pikonane, yang dalam bahasa Lokal artinya alat musik bunyi. Pikon merupakan alat musik tradisional khas [[suku Hubula]] yang biasa dimainkan oleh kaum pria saat beristirahat setelah lelah bekerja seharian atau ketika bersantai di rumah Honai. Suara yang dihasilkan oleh Pikon sebenarnya tidaklah merdu, namun cenderung sumbang. Hal ini wajar karena pada awalnya, Pikon tidak dibuat sebagai alat musik romantis. Pikon hanya digunakan sebagai penghilang penat sehingga suara yang dihasilkan pun lebih mirip suara kicau burung yang tak bernada. Pikon lebih memilih posisi untuk diingat sebagai alat musik penenang. Namun, seiring berkembangnya jaman, kini suara yang dihasilkan oleh Pikon mulai dapat terdengar sebagai nada do, mi dan sol.
* [[Bahasa Walak|Walak]]: ''Goknggaik''
* [[Bahasa Lani|Lani]]: ''Longger''
}}
|image=
|classification=[[Alat musik tiup kayu]]<br>[[Instrumen musik tiup logam|Alat musik tiup logam]]
|range=
|related=
|musicians=
|articles=
}}


Wujud dari Pikon itu sendiri adalah ukurannya yang kecil, kurang lebih hanya sebesar satu genggaman orang dewasa. Terbuat dari sebilah bambu dengan bentuk yang bulat lonjong. Terdapat seutas tali yang dipasang cukup kencang dan terikat pada sepotong lidi penggetar pada bagian tengah potongan bambu. Hal ini dimaksudkan agar pada waktu lidi bagian pangkal ditarik, potongan penggetar akan bergetar dan akhirnya akan mengeluarkan suara.<ref>{{Cite web|url=http://www.cintaindonesia.web.id/2018/05/pikon-alat-musik-tradisional-dari-papua.html|title=Pikon, Alat Musik Tradisional Dari Papua|last=Admin|website=Cinta Indonesia|language=en-GB|access-date=2020-03-15}}</ref>
'''Pikon''' adalah [[alat musik]] tiup tradisional khas [[Suku Dani]] yang terbuat dari bambu. Pikon berasal dari kata ''Pikonane'' dalam [[bahasa Dani]], yang berarti alat musik bunyi.<ref>{{Cite web|url=http://www.cintaindonesia.web.id/2018/05/pikon-alat-musik-tradisional-dari-papua.html|title=Pikon, Alat Musik Tradisional Dari Papua|last=Admin|website=Cinta Indonesia|language=en-GB|access-date=2020-03-15}}</ref> Oleh [[Suku Walak]], alat musik ini disebut '''Goknggaik''' dan dipercaya diciptakan leluhur suku Walak, Nigirimabel.<ref name="Goknggaik">{{cite web | title=Goknggaik | website=Warisan Budaya Takbenda | url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=849 | language=id | access-date=2023-02-02}}</ref> Sedangkan oleh [[suku Lani]] disebut '''Longger'''.<ref name="Ambiaro">{{cite web | title=Tarian Ambiaro | website=Warisan Budaya Takbenda | url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=854 | language=id | access-date=2023-02-02}}</ref>

[[Berkas:The man is playing Pikon, Papuan traditional music instrument.jpg|pus|jmpl|Pikon yang dimainkan sedang dimainkan di sebuah acara.]]

Pikon berbentuk bulat lonjong. Pikon terbuat dari bambu, di mana pada bagian tengahnya dilekatkan sebuah lidi penggetar bersama seutas tali, sehingga mampu menghasilkan variasi bunyi. Alat musik ini pada umumnya dimainkan oleh laki-laki dalam [[Suku Dani]]. Mereka memainkan pikon sebagai penghilang penat, meskipun suara yang dihasilkan cenderung tidak merdu karena hanya seperti suara kicau burung tanpa nada.<ref>{{cite web|url=https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/menikmati-suara-santai-alat-musik-pikon|title=Menikmati Suara Santai Alat Musik Pikon}}</ref> Namun, seiring berkembangnya zaman, kini suara yang dihasilkan oleh Pikon mulai dapat terdengar sebagai nada do, mi dan sol. Pikon juga dimainkan dalam [[Festival Budaya Lembah Baliem]] Jayawijaya memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.<ref name="tribun">https://video.tribunnews.com/view/86312/pikon-alat-musik-khas-nusantara</ref>

[[Berkas:Alat Musik Tradisional Suku Dani - panoramio.jpg|pus|jmpl|Pikon yang dimainkan seorang Suku Dani]]

Panjang pikon pada umumnya ialah 5,2&nbsp;cm. Cara memainkan pikon ialah meniup bagian tengah bambu yang sudah diberi lubang seraya menarik tali yang menggabungkan dengan lidi.<ref name="tribun"/> Pikon juga dapat dibentuk menggunakan ''hite'', yakni kulit kayu dari anak panah.<ref>https://foto.tempo.co/read/64278/melihat-alat-musik-tradisional-pikon-dari-wamena-papua#foto-1</ref> Selain itu suku Walak menggunakan bambu Lokop, walaupun sekarang sudah ada yang menggunakan besi, yang menghasilkan suara lebih nyaring.<ref name="Goknggaik"/> Alat ini termasuk alat musik tidak bernada.

== Referensi ==
{{Reflist}}

== Pranala luar ==
* [https://www.youtube.com/watch?v=jhGnb4uOUdY ''Pikon, Alat Musik Bambu dari Tanah Papua''] pada Youtube.

{{Authority control}}

[[Kategori:Alat musik tradisional]]
[[Kategori:Suku Hubala]]
[[Kategori:Suku Dani]]


{{budaya-stub}}

Revisi terkini sejak 30 Agustus 2024 02.18

Pikon
Nama lain
Klasifikasi Alat musik tiup kayu
Alat musik tiup logam

Pikon adalah alat musik tiup tradisional khas Suku Dani yang terbuat dari bambu. Pikon berasal dari kata Pikonane dalam bahasa Dani, yang berarti alat musik bunyi.[1] Oleh Suku Walak, alat musik ini disebut Goknggaik dan dipercaya diciptakan leluhur suku Walak, Nigirimabel.[2] Sedangkan oleh suku Lani disebut Longger.[3]

Pikon yang dimainkan sedang dimainkan di sebuah acara.

Pikon berbentuk bulat lonjong. Pikon terbuat dari bambu, di mana pada bagian tengahnya dilekatkan sebuah lidi penggetar bersama seutas tali, sehingga mampu menghasilkan variasi bunyi. Alat musik ini pada umumnya dimainkan oleh laki-laki dalam Suku Dani. Mereka memainkan pikon sebagai penghilang penat, meskipun suara yang dihasilkan cenderung tidak merdu karena hanya seperti suara kicau burung tanpa nada.[4] Namun, seiring berkembangnya zaman, kini suara yang dihasilkan oleh Pikon mulai dapat terdengar sebagai nada do, mi dan sol. Pikon juga dimainkan dalam Festival Budaya Lembah Baliem Jayawijaya memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia.[5]

Pikon yang dimainkan seorang Suku Dani

Panjang pikon pada umumnya ialah 5,2 cm. Cara memainkan pikon ialah meniup bagian tengah bambu yang sudah diberi lubang seraya menarik tali yang menggabungkan dengan lidi.[5] Pikon juga dapat dibentuk menggunakan hite, yakni kulit kayu dari anak panah.[6] Selain itu suku Walak menggunakan bambu Lokop, walaupun sekarang sudah ada yang menggunakan besi, yang menghasilkan suara lebih nyaring.[2] Alat ini termasuk alat musik tidak bernada.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Admin. "Pikon, Alat Musik Tradisional Dari Papua". Cinta Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-15. 
  2. ^ a b "Goknggaik". Warisan Budaya Takbenda. Diakses tanggal 2023-02-02. 
  3. ^ "Tarian Ambiaro". Warisan Budaya Takbenda. Diakses tanggal 2023-02-02. 
  4. ^ "Menikmati Suara Santai Alat Musik Pikon". 
  5. ^ a b https://video.tribunnews.com/view/86312/pikon-alat-musik-khas-nusantara
  6. ^ https://foto.tempo.co/read/64278/melihat-alat-musik-tradisional-pikon-dari-wamena-papua#foto-1

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]