Lompat ke isi

Tapir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 115.178.235.102 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh LaninBot
Tag: Pengembalian Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(13 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox
{{Automatic Taxobox
| taxon = Tapirus
| name = Tapir
| name = Tapir
| image = South American tapir (Tapirus terrestris).JPG
| image = South American tapir (Tapirus terrestris).JPG
Baris 10: Baris 11:
| superfamilia = [[Tapiroidea]]
| superfamilia = [[Tapiroidea]]
| familia = '''Tapiridae'''
| familia = '''Tapiridae'''
| familia_authority = [[John Edward Gray|Gray]], 1821
| parent_authority = [[John Edward Gray|Gray]], 1821
| genus = '''''Tapirus'''''
| genus = '''''Tapirus'''''
| genus_authority = [[Morten Thrane Brünnich|Brünnich]], 1772
| authority = [[Morten Thrane Brünnich|Brünnich]], 1772
| subdivision_ranks = Species
| subdivision_ranks = Species
| subdivision =
| subdivision =
Baris 19: Baris 20:
''[[Tapirus indicus]]''<br>
''[[Tapirus indicus]]''<br>
''[[Tapirus pinchaque]]''<br>
''[[Tapirus pinchaque]]''<br>
''[[Tapirus terrestris]]''
''[[Tapirus terrestris]]''<br>
''[[Tapirus mazimmus]]''
}}
}}
[[Berkas:Central American Tapir-Belize20.jpg|jmpl|ka|[[Tapir Baird]], Tapir dari Amerika]]
[[Berkas:Central American Tapir-Belize20.jpg|jmpl|ka|[[Tapir Baird]], Tapir dari Amerika]]


'''Tapir''' adalah binatang herbivora yang memakan dedaunan muda di sepanjang hutan atau pinggiran sungai. Tapir memiliki bentuk tubuh seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling, sementara lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang mamalia.<ref>{{cite web |url=http://arumsekartaji.blogspot.com/2010/10/tapir-malaysia-hidup-berpindah-tempat.html | title=Tapir |date=20 March 2013}}</ref> Tapir merupakan hewan yang soliter, kecuali pada musim kawinnya. Aktivitasnya lebih banyak pada malam hari (''[[nokturnal]]''). Aktivitas makan biasanya dilakukan sambil tetap terus berpindah dalam jalur yang berpindah-pindah. Jangkauan jelajah tapir sangat luas karena mereka cenderung berjalan jauh untuk menemukan lokasi yang kaya garam mineral.<ref>[http://www.tapirback.com/tapirgal/tpf-news/2001/tpfn0107.htm TPF News], Tapir Preservation Fund, Vol. 4, No. 7, July 2001. See section on study by Charles Foerster.</ref>
'''Tapir''', '''tenuk''', atau '''badak babi''' adalah kelompok [[hewan]] [[herbivor]] dari genus '''''Tapirus'''''. Kelompok hewan ini umumnya hidup memakan dedaunan muda di sepanjang hutan atau pinggiran sungai. Tapir memiliki bentuk tubuh seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling, sementara lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang mamalia.<ref>{{cite web |url=http://arumsekartaji.blogspot.com/2010/10/tapir-malaysia-hidup-berpindah-tempat.html | title=Tapir |date=20 March 2013}}</ref> Tapir merupakan hewan yang soliter, kecuali pada musim kawinnya. Aktivitasnya lebih banyak pada malam hari (''[[nokturnal]]''). Aktivitas makan biasanya dilakukan sambil tetap terus berpindah dalam jalur yang berpindah-pindah. Jangkauan jelajah tapir sangat luas karena mereka cenderung berjalan jauh untuk menemukan lokasi yang kaya garam mineral.<ref>[http://www.tapirback.com/tapirgal/tpf-news/2001/tpfn0107.htm TPF News], Tapir Preservation Fund, Vol. 4, No. 7, July 2001. See section on study by Charles Foerster.</ref> Bukti arkeologi terbaru mengindikasikan bahwa hewan dengan nama latin ''Tapirus indicus'' ini pernah hidup di Kalimantan setidaknya sampai 1.500 tahun yang lalu.


== Spesies ==
== Spesies ==
Baris 30: Baris 32:
Sebaran tapir di Asia Tenggara meliputi bagian selatan Burma, Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaysia dan Indonesia. Bukti-bukti paleontologis menunjukkan bahwa dahulunya sebaran tapir meliputi Pulau Jawa dan Sumatra. Namun saat ini di Indonesia, tapir hanya bisa dijumpai di Sumatra, itupun hanya pada bagian selatan Danau Toba sampai ke Lampung. Hanya ada satu catatan keberadaan tapir di bagian utara Danau Toba yaitu di Pangkalan Berandan. Tapir umumnya dijumpai pada hutan dataran rendah, tetapi beberapa catatan menunjukkan kehadirannya pada daerah sampai ketinggian 2000 m, seperti di Gunung Tujuh (Taman Nasional Kerinci Seblat). Tapir bisa dijumpai di hutan primer, sekunder, campuran, kebun karet. Beberapa catatan menunjukkan kehadirannya di kebun sawit dan melintasi pemukiman penduduk ataupun kamp petugas di PHPA.
Sebaran tapir di Asia Tenggara meliputi bagian selatan Burma, Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaysia dan Indonesia. Bukti-bukti paleontologis menunjukkan bahwa dahulunya sebaran tapir meliputi Pulau Jawa dan Sumatra. Namun saat ini di Indonesia, tapir hanya bisa dijumpai di Sumatra, itupun hanya pada bagian selatan Danau Toba sampai ke Lampung. Hanya ada satu catatan keberadaan tapir di bagian utara Danau Toba yaitu di Pangkalan Berandan. Tapir umumnya dijumpai pada hutan dataran rendah, tetapi beberapa catatan menunjukkan kehadirannya pada daerah sampai ketinggian 2000 m, seperti di Gunung Tujuh (Taman Nasional Kerinci Seblat). Tapir bisa dijumpai di hutan primer, sekunder, campuran, kebun karet. Beberapa catatan menunjukkan kehadirannya di kebun sawit dan melintasi pemukiman penduduk ataupun kamp petugas di PHPA.
== Deskripsi ==
== Deskripsi ==
Tapir dewasa bisa mempunyai panjang tubuh sampai 225 cm. Bentuk tubuh lainnya yang menjadi ciri khas tapir adalah hidungnya yang memanjang menyerupai belalai pendek. Hidung ini selalu didekatkan ke tanah pada saat berjalan. Tapir lebih mengandalkan penciuman dan pendengaran dalam menjalani kehidupannya. Beberapa ahli menyatakan bahwa hewan ini mempunyai penglihatan yang lemah. Selain memiliki keunikan pada warna tubuh, tapir mempunyai keunikan tersendiri pada jumlah jemari kaki. Pada kaki depan tapir memiliki empat jari sedangkan pada kaki belakang hanya tiga.<ref>Gorog, A. 2001. [http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Tapirus_terrestris.html ''Tapirus terrestris''], Animal Diversity Web. Retrieved June 19, 2006.</ref>
Tapir dewasa bisa mempunyai panjang tubuh sampai 225&nbsp;cm. Bentuk tubuh lainnya yang menjadi ciri khas tapir adalah hidungnya yang memanjang menyerupai belalai pendek. Hidung ini selalu didekatkan ke tanah pada saat berjalan. Tapir lebih mengandalkan penciuman dan pendengaran dalam menjalani kehidupannya. Beberapa ahli menyatakan bahwa hewan ini mempunyai penglihatan yang lemah. Selain memiliki keunikan pada warna tubuh, tapir mempunyai keunikan tersendiri pada jumlah jemari kaki. Pada kaki depan tapir memiliki empat jari sedangkan pada kaki belakang hanya tiga.<ref>Gorog, A. 2001. [http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Tapirus_terrestris.html ''Tapirus terrestris''], Animal Diversity Web. Retrieved June 19, 2006.</ref>
== Makanan ==
== Makanan ==
Makanan utama tapir adalah dedaunan muda yang direnggut dengan lidah secara selektif. Sebagian besar berasal tumbuhan semak atau pohon kecil, seperti dari famili Rubiaceae dan Euphorbiaceae. Selain itu tapir juga memakan buah-buahan yang berserakan di lantai hutan seperti nangka, semangka, dan durian. Karena itu, tapir sangat berperan dalam proses regenerasi hutan, pemencaran, ataupun meningkatkan dinamika dan stratifikasi pada lapisan bawah hutan.
Makanan utama tapir adalah dedaunan muda yang direnggut dengan lidah secara selektif. Sebagian besar berasal tumbuhan semak atau pohon kecil, seperti dari famili Rubiaceae dan Euphorbiaceae. Selain itu tapir juga memakan buah-buahan yang berserakan di lantai hutan seperti nangka, semangka, dan durian. Karena itu, tapir sangat berperan dalam proses regenerasi hutan, pemencaran, ataupun meningkatkan dinamika dan stratifikasi pada lapisan bawah hutan.
Baris 39: Baris 41:
Berkas:Malayan Tapir.JPG
Berkas:Malayan Tapir.JPG
</gallery>
</gallery>

== Referensi ==
{{reflist}}{{Perissodactyla}}{{Taxonbar|from=Q128001}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://www.anneahira.com/tapir.htm Mengenal Tapir]
* [http://www.anneahira.com/tapir.htm Mengenal Tapir] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171217181952/http://www.anneahira.com/tapir.htm |date=2017-12-17 }}
== Catatan Kaki ==
{{reflist}}


[[Kategori:Tapir| ]]
[[Kategori:Tapir| ]]

Revisi terkini sejak 1 September 2024 02.09

Tapir
Rentang waktu: 55–0 jtyl
Eosen Awal–Holosen
Tapir Brasil
Sungai Cristalino, Amazon Selatan, Brasil
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Perissodactyla
Famili: Tapiridae
Gray, 1821
Genus: Tapirus
Brünnich, 1772
Species

Tapirus bairdii
Tapirus kabomani
Tapirus indicus
Tapirus pinchaque
Tapirus terrestris
Tapirus mazimmus

Tapir Baird, Tapir dari Amerika

Tapir, tenuk, atau badak babi adalah kelompok hewan herbivor dari genus Tapirus. Kelompok hewan ini umumnya hidup memakan dedaunan muda di sepanjang hutan atau pinggiran sungai. Tapir memiliki bentuk tubuh seperti babi, telinga yang mirip badak dan moncongnya yang panjang mirip trenggiling, sementara lenguhannya lebih mirip suara burung daripada binatang mamalia.[1] Tapir merupakan hewan yang soliter, kecuali pada musim kawinnya. Aktivitasnya lebih banyak pada malam hari (nokturnal). Aktivitas makan biasanya dilakukan sambil tetap terus berpindah dalam jalur yang berpindah-pindah. Jangkauan jelajah tapir sangat luas karena mereka cenderung berjalan jauh untuk menemukan lokasi yang kaya garam mineral.[2] Bukti arkeologi terbaru mengindikasikan bahwa hewan dengan nama latin Tapirus indicus ini pernah hidup di Kalimantan setidaknya sampai 1.500 tahun yang lalu.

Secara taksonomi, tapir dikelompokkan ke dalam ordo Perisodactyla dan famili Tapiridae. Ada empat jenis tapir yang masih eksis sampai saat ini. Tiga di antaranya bisa dijumpai di Amerika Selatan (Tapirus bairdii, Tapirus pinchaque dan Tapirus terrestris) dan hanya satu yang tersebar di Asia Tenggara (Tapirus indicus). Karena itu keberadaan tapir sering digunakan sebagai salah satu bukti teori pemisahan benua.

Sebaran tapir di Asia Tenggara meliputi bagian selatan Burma, Thailand bagian selatan, Semenanjung Malaysia dan Indonesia. Bukti-bukti paleontologis menunjukkan bahwa dahulunya sebaran tapir meliputi Pulau Jawa dan Sumatra. Namun saat ini di Indonesia, tapir hanya bisa dijumpai di Sumatra, itupun hanya pada bagian selatan Danau Toba sampai ke Lampung. Hanya ada satu catatan keberadaan tapir di bagian utara Danau Toba yaitu di Pangkalan Berandan. Tapir umumnya dijumpai pada hutan dataran rendah, tetapi beberapa catatan menunjukkan kehadirannya pada daerah sampai ketinggian 2000 m, seperti di Gunung Tujuh (Taman Nasional Kerinci Seblat). Tapir bisa dijumpai di hutan primer, sekunder, campuran, kebun karet. Beberapa catatan menunjukkan kehadirannya di kebun sawit dan melintasi pemukiman penduduk ataupun kamp petugas di PHPA.

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Tapir dewasa bisa mempunyai panjang tubuh sampai 225 cm. Bentuk tubuh lainnya yang menjadi ciri khas tapir adalah hidungnya yang memanjang menyerupai belalai pendek. Hidung ini selalu didekatkan ke tanah pada saat berjalan. Tapir lebih mengandalkan penciuman dan pendengaran dalam menjalani kehidupannya. Beberapa ahli menyatakan bahwa hewan ini mempunyai penglihatan yang lemah. Selain memiliki keunikan pada warna tubuh, tapir mempunyai keunikan tersendiri pada jumlah jemari kaki. Pada kaki depan tapir memiliki empat jari sedangkan pada kaki belakang hanya tiga.[3]

Makanan utama tapir adalah dedaunan muda yang direnggut dengan lidah secara selektif. Sebagian besar berasal tumbuhan semak atau pohon kecil, seperti dari famili Rubiaceae dan Euphorbiaceae. Selain itu tapir juga memakan buah-buahan yang berserakan di lantai hutan seperti nangka, semangka, dan durian. Karena itu, tapir sangat berperan dalam proses regenerasi hutan, pemencaran, ataupun meningkatkan dinamika dan stratifikasi pada lapisan bawah hutan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Tapir". 20 March 2013. 
  2. ^ TPF News, Tapir Preservation Fund, Vol. 4, No. 7, July 2001. See section on study by Charles Foerster.
  3. ^ Gorog, A. 2001. Tapirus terrestris, Animal Diversity Web. Retrieved June 19, 2006.


Pranala luar

[sunting | sunting sumber]