Lokomotif Bima Kunting: Perbedaan antara revisi
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
RaFaDa20631 (bicara | kontrib) k Moving from Category:Lokomotif sepur 1.067 mm to Category:Lokomotif sepur 3 kaki 6 inci using Cat-a-lot |
||
(26 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{DISPLAYTITLE:Lokomotif ''Bima Kunting''}} |
|||
{{untuk|nama kereta api|Kereta api Bima}} |
{{untuk|nama kereta api|Kereta api Bima}} |
||
{{kegunaanlain|Bima}} |
{{kegunaanlain|Bima}} |
||
{{hatnote|Bima Kunting atau Bima Kunthing beralih ke halaman ini. Untuk tokoh yang berjuluk Bima Kunting, lihat [[Setyaki]].}} |
{{hatnote|Bima Kunting atau Bima Kunthing beralih ke halaman ini. Untuk tokoh yang berjuluk Bima Kunting, lihat [[Setyaki]].}} |
||
{{Infobox Lokomotif |
{{Infobox Lokomotif |
||
|name=Bima |
|name=''Bima Kunting'' |
||
|image=Bima Kunthing.JPG |
|image=Bima Kunthing.JPG |
||
|caption=Bima |
|caption=Bima Kunting III dipajang di [[Museum Benteng Vredeburg]], [[Kota Yogyakarta]]. |
||
|powertype=[[Diesel |
|powertype=[[Diesel mekanik]]<br/>[[Diesel elektrik]] (Bima Kunting II-III) |
||
|builder=[[Balai Yasa Yogyakarta]] |
|builder=[[Balai Yasa Yogyakarta]] |
||
|builddate=Bima |
|builddate=Bima Kunting I: {{Start date and age|1960}}<br/>Bima Kunting II: {{Start date and age|1965}}<br/>Bima Kunting III: {{Start date and age|1965}} |
||
|totalproduction=3 unit |
|totalproduction=3 unit |
||
|length= |
|length={{convert|3800|mm|miydftin|lk=on|abbr=on}} (Bima Kunting I),<br/>{{convert|6500|mm|miydftin|lk=on|abbr=on}} (Bima Kunting II-III) |
||
|uicclass=1A (Bima Kunting I)<br/> B (Bima Kunting II-III) |
|||
|aarwheels=B |
|||
| |
|enginetype=[[Jeep Willys]] (Bima Kunting I),<br/> Daimler-Benz M204B (Bima Kunting II-III) |
||
|poweroutput={{convert|90|kW|lk=on|abbr=on}} |
|||
|whytetype=0-4-0 |
|||
| |
|gauge={{RailGauge|600mm|lk=on}} (Bima Kunting I),<br/>{{RailGauge|1067mm|lk=on}} (Bima Kunting II-III) |
||
|poweroutput=120 hp |
|||
|gauge={{railGauge|600}} (Bima Kunthing I),<br/> {{RailGauge|1067}} (Bima Kunthing II-III) |
|||
|railroad=[[Perusahaan Jawatan Kereta Api]] |
|railroad=[[Perusahaan Jawatan Kereta Api]] |
||
|firstrundate=1960 |
|firstrundate={{Start date and age|1960}} |
||
|locale=[[Pulau Jawa]] |
|locale=[[Pulau Jawa]] |
||
|lastrundate = Bima |
|lastrundate = Bima Kunting I {{Start date and age|1972}} & {{Start date and age|1973}}<br/>Bima Kunting II-III {{Start date and age|1985}} |
||
}} |
|||
'''Lokomotif''' '' |
'''Lokomotif''' '''''Bima Kunting''''' merupakan nama yang diberikan kepada tiga buah lokomotif milik [[Perusahaan Jawatan Kereta Api]], yang merupakan produk buatan Indonesia di [[Balai Yasa Yogyakarta]] (dulu Balai Karya). Lokomotif ini dibuat pada rentang dekade 1960-an. Nama lokomotif ini diberikan oleh [[Hamengkubuwana IX]] saat menjabat sebagai [[Hamengkubuwana|Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat]].<ref name=":0">{{Cite web|title=Lokomotif Bima Kunting|url=https://heritage.kai.id/page/Lokomotif%20Bima%20Kunting|website=Heritage Kereta Api Indonesia|access-date=2023-11-02}}</ref> |
||
Kata ''Bima |
Kata ''Bima Kunting'' sendiri berarti Bima kecil, yaitu [[Setyaki]], merujuk pada tokoh [[Mahabharata]] yang kekar, kukuh, kuat, dan pemberani seperti layaknya [[Bima (Mahabharata)|Bima]]. Meskipun kecil, lokomotif ini dapat melakukan pergerakan langsir secara lincah dan dapat melaju hingga {{Convert|45|km/h|mph|abbr=on}}.{{Sfn|Hartono A.S.|2012|p=168}} |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
[[File:Lokomotif Bima Kunting 1 di Taman Lalu Lintas Bandung 2018.png|jmpl|Bima Kunting I di Taman Lalu Lintas Bandung]] |
|||
Lokomotif ini pertama kali diperkenalkan pada tahun |
Lokomotif ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963 oleh Kepala Balai Karya Yogyakarta pada saat itu, Ir. Djoko Baroto. Pada saat ia menjabat di PNKA, lok yang diregistrasi B100 ini langsung dioperasikan dan diresmikan juga oleh Sultan Hamengkubuwana IX.<ref name=":0" /> Lokomotif ini bergandar 1A dengan mesin [[Willys Jeep]],<ref>[http://keretapi.tripod.com/dieselroster.html Diesel Locomotive Roster]</ref> serta memiliki panjang 3.800 mm. Lokomotif ini hanya beroperasi di jalur dengan lebar sepur {{RailGauge|600mm}}.<ref name="76r">[http://arsip76r.blogspot.com/2012/02/lokomotif-bima-kunting-b100-b201.html Bima Kunting B100, B200, B201]</ref> |
||
Selanjutnya ada pula Bima |
Selanjutnya ada pula ''Bima Kunting'' II dan III dengan nomor registrasi B200 dan B201 yang mulai operasi tahun 1965. Produksi lokomotif dipimpin oleh Kepala Balai Yasa Ir. Mardjono.<ref name=":0" /> B200 dan B201 dirancang untuk lebar sepur {{RailGauge|1067mm|lk=on}}. Secara teknis, lokomotif ini menggunakan bekas rangka yang dicomot dari [[Lokomotif C15|C15]]{{Sfn|Rinugroho|2015|p=25}} dan motor traksi GE 761 yang sudah di-''tune-up''.{{Sfn|Hartono A.S.|2012|p=168}} Kedua-duanya memiliki gandar B, panjang {{Convert|6500|mm|ftin|abbr=on}} (II) dan {{Convert|6300|mm|ftin|abbr=on}} (III), mesin [[Daimler|Daimler-Benz]] M204B, generator [[Hobart]] (II) dan Hanza (III), berdaya {{convert|90|kW|lk=on}} dan sanggup melaju hingga {{Convert|45|km/h|mph|abbr=on}} (III).{{Sfn|Hartono A.S.|2012|p=167-168}} Lokomotif ini hanya digunakan sebagai sebagai pelangsir saja di Balai Yasa. |
||
== Pengafkiran == |
== Pengafkiran == |
||
Bima |
''Bima Kunting'' I berhenti beroperasi pada rentang [[1972]]-[[1973]] akibat penutupan jalur rel dengan lebar sepur {{RailGauge|600mm|lk=on}}. Kini menjadi lokomotif andalan [[kereta mini]] di [[Taman Lalu-lintas Ade Irma Suryani Nasution]] [[Kota Bandung]].<ref name="76r"/> |
||
Lok Bima |
Lok ''Bima Kunting'' II dan III akhirnya berhenti beroperasi mulai tahun 1985. Sebelumnya, ''Bima Kunting'' III dipamerkan dalam ajang Pameran Produksi Indonesia Jakarta 1985 sebagai salah satu produk kebanggaan Indonesia. Selanjutnya, akibat kesulitan suku cadang, ''Bima Kunting'' akhirnya diafkirkan dan disimpan begitu saja di Balai Yasa Yogyakarta, hingga tahun 2014. Perannya digantikan oleh lokomotif pelangsir lainnya seperti [[Lokomotif D301|D301]].{{Sfn|Rinugroho|2015|p=25}} |
||
Sejak saat itu, Bima |
Sejak saat itu, ''Bima Kunting'' menjadi terlupakan. Banyak penggemar kereta api bertandang ke Balai Yasa melihat sisa-sisa kegagahan lokomotif ini yang saat itu telah menjadi onggokan di Balai Yasa. Tutup depan kipas [[radiator]]nya pun terbuka, dan roda-rodanya pun satu persatu copot dari rangka bajanya.{{Sfn|Rinugroho|2015|p=25}} |
||
== |
== Preservasi == |
||
Wacana untuk melakukan preservasi lokomotif ''Bima Kunting'' III telah dilakukan sejak 2007, oleh Dinas Kebudayaan DIY. Permintaan tersebut diproposalkan setelah Dinas Kebudayaan menemukan lokomotif tersebut dalam keadaan sudah ditanahkan di kebun Balai Yasa Yogyakarta. Pada masa itu, unit Heritage belum terbentuk, dan pada 2012, beberapa waktu setelah Unit Heritage terbentuk, Dinas Kebudayaan kemudian memproposalkan lagi untuk mempreservasi ''Bima Kunting'' III.{{Sfn|Rinugroho|2015|p=25}} |
|||
Pada [[2014]], ada ide untuk menghidupkan kembali lokomotif Bima Kunthing III yang tersisa di Balai Yasa untuk dijadikan sebagai wahana edukasi masyarakat akan perkeretaapian. Ide tersebut muncul karena sebagai lok kebanggan Indonesia, tentu tidak boleh membiarkan lok ini punah begitu saja setelah dirucat. Pada akhirnya diputuskan untuk memajang lokomotif tersebut. |
|||
Diawali dari rehab total |
Diawali dari rehab total sejak akhir Oktober 2014 hingga Desember 2014, ''Bima Kunting'' III sudah berhasil direhab dengan sempurna. Diawali dengan mencari komponennya yang tercecer, merakitnya kembali, hingga pengecatan warna krem-hijau ala [[Perusahaan Jawatan Kereta Api|PJKA]], dari sebelumnya dicat biru{{Sfn|Rinugroho|2015|p=25}} (skema warna lokomotif sejak awal beroperasi). |
||
Pada tanggal 29 Januari 2015, Bima |
Pada tanggal 29 Januari 2015, ''Bima Kunting'' III kemudian diangkut ke tempat barunya, [[Museum Benteng Vredeburg]] dengan truk. Prosesi dilakukan sejak sore hari. Pukul 22.30 barulah dilakukan pemberangkatan dengan dibuka selamatan. Pemberangkatan tersebut dikawal oleh Patroli Satlantas Polresta Yogyakarta dan belasan penggemar kereta api. Truk tersebut melewati rute Jalan Munggur–Jalan [[Oerip Soemohardjo]]–Jalan Jenderal [[Soedirman|Sudirman–]]Jalan Margo Utomo–[[Jalan Malioboro|Jalan Malioboro–]]Jalan Margo Mulyo, dan berakhir di Museum Benteng Vredeburg. Lokomotif ini akhirnya menjadi pajangan statis di depan benteng tersebut.{{Sfn|Rinugroho|2015|p=26}} |
||
== Catatan kaki == |
|||
{{notelist}} |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{Reflist}} |
{{Reflist}} |
||
=== Daftar pustaka === |
|||
* {{cite book|author=Hartono A.S.|year=2012|title=Lokomotif & Kereta Rel Diesel di Indonesia|publisher=Ilalang Sakti Komunikasi|location=Depok|isbn=9789791841702|ref=harv}} |
|||
* {{cite journal|first=R.|last=Rinugroho|year=2015|title=Dari Balai Yasa ke Museum Benteng Vredeburg|journal=[[Majalah KA]]|volume=104|pp=24-26|ref=harv}} |
|||
{{Daftar lokomotif Indonesia}} |
{{Daftar lokomotif Indonesia}} |
||
{{lokomotif-stub}} |
|||
[[Kategori:Lokomotif diesel |
[[Kategori:Lokomotif diesel elektrik di Indonesia|Bima Kunting]] |
||
[[Kategori:Lokomotif sepur 3 kaki 6 inci]] |
|||
[[Kategori:Lokomotif individu]] |
Revisi terkini sejak 5 September 2024 11.50
Data teknis | |
---|---|
Sumber tenaga | Diesel mekanik Diesel elektrik (Bima Kunting II-III) |
Produsen | Balai Yasa Yogyakarta |
Tanggal dibuat | Bima Kunting I: 1960 Bima Kunting II: 1965 Bima Kunting III: 1965 |
Jumlah dibuat | 3 unit |
Spesifikasi roda | |
Klasifikasi UIC | 1A (Bima Kunting I) B (Bima Kunting II-III) |
Dimensi | |
Lebar sepur | 600 mm (1 ft 11+5⁄8 in) (Bima Kunting I), 1.067 mm (3 ft 6 in) (Bima Kunting II-III) |
Panjang | 3.800 mm (4 yd 0 ft 6 in) (Bima Kunting I), 6.500 mm (7 yd 0 ft 4 in) (Bima Kunting II-III) |
Berat | |
Bahan bakar | |
Sistem mesin | |
Jenis mesin | Jeep Willys (Bima Kunting I), Daimler-Benz M204B (Bima Kunting II-III) |
Kinerja | |
Daya mesin | 90 kW (120 hp) |
Lain-lain | |
Karier | |
Perusahaan pemilik | Perusahaan Jawatan Kereta Api |
Daerah operasi | Pulau Jawa |
Mulai dinas | 1960 |
Terakhir dinas | Bima Kunting I 1972 Bima Kunting II-III 1985 | & 1973
Lokomotif Bima Kunting merupakan nama yang diberikan kepada tiga buah lokomotif milik Perusahaan Jawatan Kereta Api, yang merupakan produk buatan Indonesia di Balai Yasa Yogyakarta (dulu Balai Karya). Lokomotif ini dibuat pada rentang dekade 1960-an. Nama lokomotif ini diberikan oleh Hamengkubuwana IX saat menjabat sebagai Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat.[1]
Kata Bima Kunting sendiri berarti Bima kecil, yaitu Setyaki, merujuk pada tokoh Mahabharata yang kekar, kukuh, kuat, dan pemberani seperti layaknya Bima. Meskipun kecil, lokomotif ini dapat melakukan pergerakan langsir secara lincah dan dapat melaju hingga 45 km/h (28 mph).[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Lokomotif ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963 oleh Kepala Balai Karya Yogyakarta pada saat itu, Ir. Djoko Baroto. Pada saat ia menjabat di PNKA, lok yang diregistrasi B100 ini langsung dioperasikan dan diresmikan juga oleh Sultan Hamengkubuwana IX.[1] Lokomotif ini bergandar 1A dengan mesin Willys Jeep,[3] serta memiliki panjang 3.800 mm. Lokomotif ini hanya beroperasi di jalur dengan lebar sepur 600 mm (1 ft 11+5⁄8 in).[4]
Selanjutnya ada pula Bima Kunting II dan III dengan nomor registrasi B200 dan B201 yang mulai operasi tahun 1965. Produksi lokomotif dipimpin oleh Kepala Balai Yasa Ir. Mardjono.[1] B200 dan B201 dirancang untuk lebar sepur 1.067 mm (3 ft 6 in). Secara teknis, lokomotif ini menggunakan bekas rangka yang dicomot dari C15[5] dan motor traksi GE 761 yang sudah di-tune-up.[2] Kedua-duanya memiliki gandar B, panjang 6.500 mm (21 ft 4 in) (II) dan 6.300 mm (20 ft 8 in) (III), mesin Daimler-Benz M204B, generator Hobart (II) dan Hanza (III), berdaya 90 kilowatt (120 hp) dan sanggup melaju hingga 45 km/h (28 mph) (III).[6] Lokomotif ini hanya digunakan sebagai sebagai pelangsir saja di Balai Yasa.
Pengafkiran
[sunting | sunting sumber]Bima Kunting I berhenti beroperasi pada rentang 1972-1973 akibat penutupan jalur rel dengan lebar sepur 600 mm (1 ft 11+5⁄8 in). Kini menjadi lokomotif andalan kereta mini di Taman Lalu-lintas Ade Irma Suryani Nasution Kota Bandung.[4]
Lok Bima Kunting II dan III akhirnya berhenti beroperasi mulai tahun 1985. Sebelumnya, Bima Kunting III dipamerkan dalam ajang Pameran Produksi Indonesia Jakarta 1985 sebagai salah satu produk kebanggaan Indonesia. Selanjutnya, akibat kesulitan suku cadang, Bima Kunting akhirnya diafkirkan dan disimpan begitu saja di Balai Yasa Yogyakarta, hingga tahun 2014. Perannya digantikan oleh lokomotif pelangsir lainnya seperti D301.[5]
Sejak saat itu, Bima Kunting menjadi terlupakan. Banyak penggemar kereta api bertandang ke Balai Yasa melihat sisa-sisa kegagahan lokomotif ini yang saat itu telah menjadi onggokan di Balai Yasa. Tutup depan kipas radiatornya pun terbuka, dan roda-rodanya pun satu persatu copot dari rangka bajanya.[5]
Preservasi
[sunting | sunting sumber]Wacana untuk melakukan preservasi lokomotif Bima Kunting III telah dilakukan sejak 2007, oleh Dinas Kebudayaan DIY. Permintaan tersebut diproposalkan setelah Dinas Kebudayaan menemukan lokomotif tersebut dalam keadaan sudah ditanahkan di kebun Balai Yasa Yogyakarta. Pada masa itu, unit Heritage belum terbentuk, dan pada 2012, beberapa waktu setelah Unit Heritage terbentuk, Dinas Kebudayaan kemudian memproposalkan lagi untuk mempreservasi Bima Kunting III.[5]
Diawali dari rehab total sejak akhir Oktober 2014 hingga Desember 2014, Bima Kunting III sudah berhasil direhab dengan sempurna. Diawali dengan mencari komponennya yang tercecer, merakitnya kembali, hingga pengecatan warna krem-hijau ala PJKA, dari sebelumnya dicat biru[5] (skema warna lokomotif sejak awal beroperasi).
Pada tanggal 29 Januari 2015, Bima Kunting III kemudian diangkut ke tempat barunya, Museum Benteng Vredeburg dengan truk. Prosesi dilakukan sejak sore hari. Pukul 22.30 barulah dilakukan pemberangkatan dengan dibuka selamatan. Pemberangkatan tersebut dikawal oleh Patroli Satlantas Polresta Yogyakarta dan belasan penggemar kereta api. Truk tersebut melewati rute Jalan Munggur–Jalan Oerip Soemohardjo–Jalan Jenderal Sudirman–Jalan Margo Utomo–Jalan Malioboro–Jalan Margo Mulyo, dan berakhir di Museum Benteng Vredeburg. Lokomotif ini akhirnya menjadi pajangan statis di depan benteng tersebut.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Lokomotif Bima Kunting". Heritage Kereta Api Indonesia. Diakses tanggal 2023-11-02.
- ^ a b Hartono A.S. 2012, hlm. 168.
- ^ Diesel Locomotive Roster
- ^ a b Bima Kunting B100, B200, B201
- ^ a b c d e Rinugroho 2015, hlm. 25.
- ^ Hartono A.S. 2012, hlm. 167-168.
- ^ Rinugroho 2015, hlm. 26.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Hartono A.S. (2012). Lokomotif & Kereta Rel Diesel di Indonesia. Depok: Ilalang Sakti Komunikasi. ISBN 9789791841702.
- Rinugroho, R. (2015). "Dari Balai Yasa ke Museum Benteng Vredeburg". Majalah KA. 104: 24–26.