Lompat ke isi

Asrul Sani: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Magenta Montase (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(35 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{untuk|politikus Indonesia dengan nama yang mirip secara homofonik|Arsul Sani}}
{{untuk|politikus Indonesia dengan nama yang mirip secara homofonik|Arsul Sani}}
{{Infobox person
{{Infobox person
|name = Asrul Sani
| name = {{PAGENAME}}
|image = Asrul Sani Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essai 1 (1962) p50.jpg
| image = Asrul Sani Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essai 1 (1962) p50.jpg
|imagesize =
| imagesize =
|caption = Asrul Sani sekitar tahun 1955
| caption = Asrul Sani sekitar tahun 1955
|birth_date = {{birth date|1927|6|10|df=yes}}
| birth_date = {{birth date|1926|6|10|df=yes}}
|birth_place = {{negara|Hindia Belanda}} [[Pasaman]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]
| birth_place = [[Rao, Pasaman]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]
|height =
| height =
| birth_name =
|birthname = Asrul Sani
| other_name =
|othername =
|death_date = {{death date and age|2004|1|11|1927|6|10|df=yes}}
| death_date = {{death date and age|2004|1|11|1926|6|10|df=yes}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| death_place = [[Jakarta]], Indonesia
| nationality = Indonesia
|yearsactive = 1959 - 1992
| years_active = 1959–1992
|occupation = {{hlist|[[Sastrawan]]|[[Sutradara]]|[[Penulis skenario]]
| occupation = {{hlist|[[Sastrawan]]|[[redaktur]]|[[sutradara]]|tokoh perfilman|politikus}}
|party = {{legend|#006400|[[Nahdlatul Ulama|NU]]}}{{parpolicon|PPP}}
| education = [[Dokter hewan]]
| alma_mater = [[Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis Institut Pertanian Bogor|Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia]]
| spouse = Siti Nuraini<br/>[[Mutiara Sani|Mutiara Sarumpaet]]
| relatives = [[Ratna Sarumpaet]] {{small|(ipar)}} <br /> [[Atiqah Hasiholan|Atiqah Hasiholan Alhady]] {{small|(keponakan)}}
| children =
| parents = Marah Sani Syair Alamsyah {{small|(ayah)}} <br /> Nuraini Nasution {{small|(ibu)}}
| influences =
| influenced =
| awards = [[Festival Film Indonesia]]
| module = {{Infobox officeholder|embed=yes
| office = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]]
| term_start = 1 Februari 1967
| term_end = 30 September 1982
| parliamentarygroup = Nahdlatul Ulama<br>{{small|(1967–71)}}
| constituency = [[Sumatera Barat (daerah pemilihan)|Sumatera Barat]]<br>{{small|(1971–77)}}<br>[[Riau (daerah pemilihan)|Riau]]<br>{{small|(1977–82)}}
}}
}}
|module2 = {{Infobox penulis|embed=yes
|religion =
|pseudonym =
|spouse = [[Mutiara Sani|Mutiara Sarumpaet]]
|language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|relatives = [[Ratna Sarumpaet]] {{small|(ipar)}} <br /> [[Atiqah Hasiholan|Atiqah Hasiholan Alhady]] {{small|(keponakan)}}
|genre = {{hlist|[[Puisi]]|[[cerpen]]|[[drama]]|[[skenario]]|[[esai]]|terjemahan}}
|children =
|subject =
|parents = Marah Sani Syair Alamsyah {{small|(ayah)}} <br /> Nuraini Nasution {{small|(ibu)}}
|influences =
|movement =
|period = [[Sastrawan Angkatan 1945|Angkatan '45]]
|influenced =
|notableworks = ''Tiga Menguak Takdir''
|twitter =
|website =
|signature =
}}
}}
{{Penghargaan film
|award1 = [[Festival Film Indonesia]]
|ket-award1 = {{plainlist|
* '''[[Penghargaan FFI untuk Skenario Terbaik|Penulis Skenario Terbaik]]''' <br /> [[Festival Film Indonesia 1979|1979]] ''[[Kemelut Hidup]]'' <br /> [[Festival Film Indonesia 1982|1982]] ''[[Bawalah Aku Pergi]]'' <br /> [[Festival Film Indonesia 1983|1983]] ''[[Titian Serambut Dibelah Tujuh]]'' <br /> [[Festival Film Indonesia 1986|1986]] ''[[Kejarlah Daku Kau Kutangkap]]'' <br /> [[Festival Film Indonesia 1987|1987]] ''[[Nagabonar]]''
* '''[[Penghargaan FFI untuk Cerita Asli Terbaik|Cerita Asli Terbaik]]''' <br /> [[Festival Film Indonesia 1983|1983]] ''[[Sorta (Tumbuh Bunga di Sela Batu)]]'' <br /> [[Festival Film Indonesia 1987|1987]] ''[[Nagabonar]]'' <br /> [[Festival Film Indonesia 1992|1992]] ''[[Nada dan Dakwah]]''}}
}}
}}


'''Asrul Sani''' ({{lahirmati|[[Pasaman]], [[Sumatera Barat]]|10|6|1927|[[Jakarta]]|11|1|2004}}) adalah seorang [[penulis skenario]], [[sastrawan]] dan [[sutradara]] [[Indonesia]] keturunan [[Suku Batak|Batak]], [[Sumatera Utara]] dan [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Sumatera Barat]]. Ia merupakan suami dari pemeran Indonesia, [[Mutiara Sani|Mutiara Sarumpaet]] sekaligus paman dari model dan pemeran Indonesia, [[Atiqah Hasiholan|Atiqah Hasiholan Alhady]].
'''Asrul Sani''' ({{lahirmati|[[Rao, Pasaman]], [[Sumatera Barat]]|10|6|1926|[[Jakarta]]|11|1|2004}})<ref>{{Cite web|title=Artikel "Asrul Sani" - Ensiklopedia Sastra Indonesia|url=http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Asrul_Sani|website=ensiklopedia.kemdikbud.go.id|access-date=2022-04-01}}</ref> adalah seorang tokoh seni, [[sastrawan]] dan [[sutradara]] [[Indonesia]]. Asrul Sani merupakan anak bungsu dari tiga orang bersaudara. Ayahnya, Sultan Marah Sani Syair Alamsyah Yang Dipertuan Padang Nunang Rao Mapat Tunggul Mapat Cacang, merupakan kepala adat [[Suku Minangkabau|Minangkabau]] di daerahnya. Ibunya Nuraini binti Itam Nasution, adalah seorang keturunan [[Suku Mandailing|Mandailing]].<ref>{{cite book|last=Ismail|first=Taufiq|year=2008|title=Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan tulisan 1960-2008|location=Jakarta|publisher=Panitia 55 Tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia dan Majalah Sastra Horizon}}</ref>


== Latar belakang ==
== Riwayat hidup ==
=== Pendidikan ===
Asrul Sani merupakan anak bungsu dari tiga orang bersaudara. Ayahnya, Sultan Marah Sani Syair Alamsyah Yang Dipertuan Padang Nunang Rao Mapat Tunggul Mapat Cacang, merupakan kepala adat [[Suku Minangkabau|Minangkabau]] di daerahnya. Ibunya Nuraini binti Itam Nasution, adalah seorang keturunan [[Suku Mandailing|Mandailing]].<ref>{{cite book|first=Taufiq |last=Ismail |title=Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan tulisan 1960-2008 |publisher=Panitia 55 Tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia dan Majalah Sastra Horizon |location=Jakarta |year=2008}}</ref>

== Pendidikan ==
[[Berkas:Asrul Sani, Pekan Buku Indonesia 1954, p225.jpg|jmpl|180px|Sani pada tahun 1954]]
[[Berkas:Asrul Sani, Pekan Buku Indonesia 1954, p225.jpg|jmpl|180px|Sani pada tahun 1954]]
Asrul Sani memulai pendidikan formalnya di Holland Inlandsche School (sekolah dasar bentukan pemerintah kolonial Belanda) di [[Bukit Tinggi]] pada [[1936]]. Lalu ia melanjutkan SMP di SMP [[Taman Siswa]], Jakarta pada [[1942]]. Setelah tamat, ia melanjutkan ke Sekolah Kedokteran Hewan, [[Bogor]]. Akan tetapi, minatnya akan Sastra sempat mengalihkan perhatiannya dari kuliah kedokteran hewan sehingga Asrul sempat pindah ke Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]] dan, dengan beasiswa Lembaga Kebudayaan Indonesia- Belanda, mengikuti pertukaran ke Akademi Seni Drama, [[Amsterdam]] pada [[1952]] walaupun akhirnya kembali melanjutkan kuliah kedokteran hewan hingga memperoleh gelar dokter hewan pada [[1955]]. Pada masa kuliah itu juga Asrul sempat mengikuti seminar kebudayaan di [[Harvard University]] pada 1954. Setelah tamat kedokteran hewan, Asrul kembali mengejar hasratnya akan seni sastra dengan melanjutkan kuliah [[dramaturgi]] dan [[sinematografi]] di South California University, [[Los Angeles]], [[Amerika Serikat]] (1956) dan kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).
Asrul Sani memulai pendidikan formalnya di [[HIS|Holland Inlandsche School]] [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]] pada tahun 1936. Lalu ia melanjutkan sekolah menengah di [[Taman Siswa]], Jakarta pada tahun 1942. Setelah tamat, ia melanjutkan ke [[Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis Institut Pertanian Bogor|Sekolah Kedokteran Hewan]], [[Bogor]]. Akan tetapi minatnya terhadap sastra sempat mengalihkan perhatiannya dari kuliah kedokteran hewan. Asrul sempat pindah ke [[Fakultas Sastra Universitas Indonesia]] dan dengan beasiswa Lembaga Kebudayaan Indonesia-Belanda, ia mengikuti pertukaran ke Akademi Seni Drama, [[Amsterdam]] pada tahun 1952. Dia akhirnya kembali melanjutkan kuliah kedokteran hewan hingga memperoleh gelar dokter hewan pada 1955. Pada masa kuliah, Asrul sempat mengikuti seminar kebudayaan di [[Harvard University]]. Setelah tamat kedokteran hewan, Asrul kembali mengejar hasratnya pada seni sastra dengan melanjutkan kuliah [[dramaturgi]] dan [[sinematografi]] di South California University, [[Los Angeles]], [[Amerika Serikat]] (1956), dan kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).


Menurut [[Ajip Rosidi]], ia dapat berbicara dalam Bahasa [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], dan [[Bahasa Jerman|Jerman]].<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|p=61}}</ref>
Menurut [[Ajip Rosidi]], ia dapat berbicara dalam Bahasa [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], dan [[Bahasa Jerman|Jerman]].<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|p=61}}</ref>
== Karier ==
=== Karier ===
[[Berkas:Asrul Sani receiving Citra for Best Screenplay, Festival Film Indonesia (1982), 1983, p63.jpg|jmpl|kiri|180px|Asrul Sani saat menerima Piala Citra untuk Skenario Terbaik FFI 1982]]
[[Berkas:Asrul Sani receiving Citra for Best Screenplay, Festival Film Indonesia (1982), 1983, p63.jpg|jmpl|kiri|180px|Asrul Sani saat menerima Piala Citra untuk Skenario Terbaik FFI 1982]]
Di dalam dunia sastra Asrul Sani dikenal sebagai seorang pelopor [[Angkatan 45|Angkatan ’45]].<ref name="ti">{{cite web |url=http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/810-seniman-pelopor-angkatan-45 |title=Seniman Pelopor Angkatan '45 |work=tokohindonesia.com |accessdate=11 Maret 2012}}</ref> Kariernya sebagai sastrawan mulai menanjak ketika bersama [[Chairil Anwar]] dan [[Rivai Apin]] menerbitkan buku kumpulan [[puisi]] yang berjudul ''[[Tiga Menguak Takdir]]''. Kumpulan puisi itu sangat banyak mendapat tanggapan, terutama judulnya yang mendatangkan beberapa tafsir. Setelah itu, mereka juga menggebrak dunia sastra dengan memproklamirkan Surat Kepercayaan Gelanggang sebagai manifestasi sikap budaya mereka. Gebrakan itu benar-benar mempopulerkan mereka.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|p=62}}</ref>
Di dalam dunia sastra, Asrul Sani dikenal sebagai seorang pelopor [[Sastrawan Angkatan 1945|Angkatan ’45]].<ref name="ti">{{cite web |url=http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/810-seniman-pelopor-angkatan-45 |title=Seniman Pelopor Angkatan '45 |work=tokohindonesia.com |accessdate=11 Maret 2012 |archive-date=2017-07-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170723183358/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/810-seniman-pelopor-angkatan-45 |dead-url=yes }}</ref> Kariernya sebagai sastrawan mulai menanjak ketika bersama [[Chairil Anwar]] dan [[Rivai Apin]] menerbitkan buku kumpulan [[puisi]] yang berjudul ''[[Tiga Menguak Takdir]]''. Kumpulan puisi itu sangat banyak mendapat tanggapan, terutama judulnya yang mendatangkan beberapa tafsir. Setelah itu, mereka juga menggebrak dunia sastra dengan memproklamirkan Surat Kepercayaan Gelanggang sebagai manifestasi sikap budaya mereka. Gebrakan itu benar-benar mempopulerkan mereka.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|p=62}}</ref>


Selain itu, ia pun pernah menjadi redaktur majalah ''Pujangga Baru'', ''Gema Suasana'' (kemudian ''Gema''), ''Gelanggang'' (1966-1967), dan pimpinan umum ''Citra Film'' (1981-1982).<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 94</ref>
Selain itu, ia pun pernah menjadi redaktur majalah ''[[Pujangga Baru]]'', ''Gema Suasana'' (kemudian ''Gema''), ''Gelanggang'' (1966-1967), dan pimpinan umum ''Citra Film'' (1981-1982).<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 94</ref>


Sebagai sastrawan, Asrul Sani tidak hanya dikenal sebagai penulis [[puisi]], tetapi juga penulis [[cerpen]], dan [[drama]]. Cerpennya yang berjudul ''Sahabat Saya Cordiaz'' dimasukkan oleh Teeuw ke dalam ''Moderne Indonesische Verhalen'' dan dramanya ''Mahkamah'' mendapat pujian dari para kritikus. Di samping itu, ia juga dikenal sebagai penulis [[esai]], bahkan penulis esai terbaik tahun ’50-an. Salah satu karya esainya yang terkenal adalah ''Surat atas Kertas Merah Jambu'' (sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda).
Sebagai sastrawan, Asrul Sani tidak hanya dikenal sebagai penulis [[puisi]], tetapi juga penulis [[cerpen]], dan [[drama]]. Cerpennya yang berjudul ''Sahabat Saya Cordiaz'' dimasukkan oleh Teeuw ke dalam ''Moderne Indonesische Verhalen'' dan dramanya ''Mahkamah'' mendapat pujian dari para kritikus. Disamping itu, ia juga dikenal sebagai penulis [[esai]], bahkan penulis esai terbaik di dekade 1950-an. Salah satu karya esainya yang terkenal adalah ''Surat atas Kertas Merah Jambu'' (sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Belanda).


Sejak tahun 1950-an Asrul lebih banyak berteater dan mulai mengarahkan langkahnya ke dunia film. Garapan pertamanya di bidang film adalah skenario ''Pegawai Tinggi'' (1953). Debut pertama penyutradaraan filmnya adalah ''Titian Serambut Dibelah Tudjuh'' (1959).<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 65</ref> Ia mementaskan ''Pintu Tertutup'' karya [[Jean-Paul Sartre]] dan ''Burung Camar'' karya Anton P., dua dari banyak karya yang lain. Skenario yang di tulisnya untuk ''[[Lewat Djam Malam]]'' (mendapat penghargaan dari FFI, [[Festival Film Indonesia 1955|1955]]), ''[[Apa Jang Kau Tjari, Palupi?]]'' (mendapat Golden Harvest pada Festival Film Asia, 1971), dan ''[[Kemelut Hidup]]'' (mendapat [[Festival Film Indonesia 1979|Piala Citra 1979]]) memasukkan namanya pada jajaran sineas hebat Indonesia.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|p=63}}</ref> Ia juga menyutradarai film ''[[Salah Asuhan]]'' (1972), ''[[Jembatan Merah (film)|Jembatan Merah]]'' (1973), ''[[Bulan di Atas Kuburan]]'' (1973), dan sederet judul film lainnya.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|pp=63–64}}</ref> Salah satu film karya Asrul Sani yang kembali populer pada tahun 2000-an adalah ''[[Nagabonar]]'' yang dibuat sekuelnya, ''[[Nagabonar Jadi 2]]'' oleh sineas kenamaan [[Deddy Mizwar]].
Sejak tahun 1950-an Asrul lebih banyak berteater dan mulai mengarahkan langkahnya ke dunia film. Garapan pertamanya di bidang film adalah skenario ''Pegawai Tinggi'' (1953). Debut pertama penyutradaraan filmnya adalah ''Titian Serambut Dibelah Tudjuh'' (1959).<ref>Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 65</ref> Ia mementaskan ''Pintu Tertutup'' karya [[Jean-Paul Sartre]] dan ''Burung Camar'' karya Anton P., dua dari banyak karya yang lain. Skenario yang di tulisnya untuk ''[[Lewat Djam Malam]]'' (mendapat penghargaan dari FFI, [[Festival Film Indonesia 1955|1955]]), ''[[Apa Jang Kau Tjari, Palupi?]]'' (mendapat Golden Harvest pada Festival Film Asia, 1971), dan ''[[Kemelut Hidup]]'' (mendapat [[Festival Film Indonesia 1979|Piala Citra 1979]]) memasukkan namanya pada jajaran sineas hebat Indonesia.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|p=63}}</ref> Ia juga menyutradarai film ''[[Salah Asuhan]]'' (1972), ''[[Jembatan Merah (film)|Jembatan Merah]]'' (1973), ''[[Bulan di Atas Kuburan]]'' (1973), dan sederet judul film lainnya.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|pp=63–64}}</ref> Salah satu film karya Asrul Sani yang kembali populer pada tahun 2000-an adalah ''[[Nagabonar]]'' yang dibuat sekuelnya, ''[[Nagabonar Jadi 2]]'' oleh sineas kenamaan [[Deddy Mizwar]].


Selain menulis puisi, cerpen, esai, naskah teater, dan skenario film, dia banyak menerjemahkan karya sastra mancanegara. Sementara bergiat di film, pada masa-masa kalangan komunis aktif untuk menguasai bidang kebudayaan, Asrul mendampingi [[Usmar Ismail]] ikut menjadi arsitek lahirnya LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) dalam tubuh partai politik [[Nahdlatul Ulama|Nahdhatul Ulama]]. Lembaga yang berdiri pada tahun 1962 itu, didirikan untuk menghadapi aksi seluruh front kalangan "kiri". Usmar Ismail menjadi Ketua Umum, sedangkan Asrul sebagai wakilnya.<ref>{{Cite web|date=2019-03-01|title=Sejarah Pendirian Lesbumi III|url=https://jagadbudaya.com/gagasan/sejarah-pendirian-lesbumi-iii/|website=Jagad Budaya|language=id-ID|access-date=2021-02-14}}</ref> Pada saat itu ia juga menjadi Ketua Redaksi penerbitan LESBUMI, Abad Muslimin.
Selain menulis puisi, cerpen, esai, naskah teater, dan skenario film, dia banyak menerjemahkan karya sastra mancanegara.


Memasuki [[Orde Baru]], sejak tahun 1966 Asrul menjadi angota [[DPR]] mewakili NU. Terpilih lagi pada periode 1971-1976 mewakili [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) untuk provinsi Sumatera Barat.<ref>{{cite news|title=Daftar nama-nama tjalon jang terpilih untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam Pemilihan tahun 1971|work=Siaran Pemilihan Umum|location=[[Jakarta]]|date=14 August 1971|p=3}}</ref><ref>https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA143</ref> Sementara itu sejak tahun 1968 terpilih sebagai anggota DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) dan pada tahun 1976-1979 menjadi Ketua DKJ. Sejak tahun 1970, Asrul diangkat menjadi salah satu dari 10 anggota Akademi Jakarta. Ia juga pernah menjadi Rektor LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta), yang kini bernama [[Institut Kesenian Jakarta]] (IKJ). Asrul beberapa kali duduk sebagai anggota [[Lembaga Sensor Film|Badan Sensor Film]], dan pada tahun 1979 terpilih sebagai anggota dan Ketua [[Dewan Film Nasional]]. Pada tahun 1995, ia menjadi anggota BP2N ([[Badan Pertimbangan Perfilman Nasional]]).
Sementara bergiat di film, pada masa-masa kalangan komunis aktif untuk menguasai bidang kebudayaan, Asrul, mendampingi [[Usmar Ismail]], ikut menjadi arsitek lahirnya LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) dalam tubuh partai politik [[Nahdhatul Ulama]], yang mulai berdiri tahun [[1962]], untuk menghadapi aksi seluruh front kalangan "kiri". Usmar Ismail menjadi Ketua Umum, Asrul sebagai wakilnya.<ref>{{Cite web|date=2019-03-01|title=Sejarah Pendirian Lesbumi III|url=https://jagadbudaya.com/gagasan/sejarah-pendirian-lesbumi-iii/|website=Jagad Budaya|language=id-ID|access-date=2021-02-14}}</ref> Pada saat itu ia juga menjadi Ketua Redaksi penerbitan LESBUMI, Abad Muslimin.


== Kehidupan pribadi ==
Memasuki [[Orde Baru]], sejak tahun 1966 Asrul menjadi angota [[DPR]] mewakili NU, terpilih lagi pada periode 1971-1976 mewakili [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) untuk provinsi Sumatra Barat kotamadya Solok.<ref>{{cite news|title=Daftar nama-nama tjalon jang terpilih untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam Pemilihan tahun 1971|work=Siaran Pemilihan Umum|location=[[Jakarta]]|date=14 August 1971|p=3}}</ref> Sementara itu sejak tahun 1968 terpilih sebagai anggota DKJ (Dewan Kesenian Jakarta). Pada tahun 1976-79 menjadi Ketua DKJ. Sejak tahun 1970 diangkat menjadi salah satu dari 10 anggota Akademi Jakarta. Pernah menjadi Rektor LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta), kini bernama [[Institut Kesenian Jakarta]] (IKJ). Pernah beberapa kali duduk sebagai anggota [[Lembaga Sensor Film|Badan Sensor Film]], tahun 1979 terpilih sebagai anggota dan Ketua [[Dewan Film Nasional]], Sejak tahun 1995 menjadi anggota BP2N ([[Badan Pertimbangan Perfilman Nasional]]).
Dalam hidupnya Asrul Sani menikah dua kali. Pertama dengan Siti Nuraini, seorang penyair wanita. Kedua, dengan [[Mutiara Sani|Mutiara Sarumpaet]], seorang artis film dan sinetron yang lebih terkenal dengan nama Mutiara Sani. Dari kedua perkawinan ini, Asrul memperoleh tiga orang putra dan tiga orang putri.

Bersama Siti Nuraini, anak-anaknya yakni Fedja Annur Sani, Safira Annu Sani, dan Aini Saini Hutasoit.<ref>{{Cite web|last=IHW|title=Ahli Waris Utama, Istri Kedua atau Anak dari Istri Pertama?|url=https://hukumonline.com/berita/a/ahli-waris-utama-istri-kedua-atau-anak-dari-istri-pertama-hol19416/|website=hukumonline.com|language=Indonesia|access-date=2023-06-30}}</ref>


== Karya ==
== Karya ==
Baris 95: Baris 108:
* ''Inspektur Jendral'', drama [[Nikolai Gogol]] (1986)
* ''Inspektur Jendral'', drama [[Nikolai Gogol]] (1986)


== Nominasi dan penghargaan ==
== Penghargaan dan nominasi ==
{| class="wikitable"
===[[Festival Film Indonesia]]===
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|-
|-
! Penghargaan
! style="width: 33px; background: #ecc850;" | Tahun
! Tahun
! style="width: 200px; background: #ecc850;" | Kategori
! Kategori
! style="width: 100px; background: #ecc850;" | Karya yang dinominasikan
! Karya yang dinominasikan
! style="width: 200px; background: #ecc850;" | Hasil
! Hasil
|-
|-
|rowspan="2"|[[Festival Film Indonesia 1979|1979]]
| scope= "row" rowspan= "16" | '''[[Festival Film Indonesia]]'''
|[[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
| rowspan= "2" | [[Festival Film Indonesia 1979|1979]]
| [[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
|rowspan="2"|<center> ''[[Kemelut Hidup]]''
| rowspan= "2" | ''[[Kemelut Hidup]]''
|{{nom}}
| {{nom}}
|-
|-
|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
| [[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
|{{won}}
| {{won}}
|-
|-
|rowspan="2"|[[Festival Film Indonesia 1981|1981]]
| rowspan= "2" | [[Festival Film Indonesia 1981|1981]]
|[[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
| Sutradara Terbaik
|rowspan="2"|<center> ''[[Para Perintis Kemerdekaan]]''
| rowspan= "2" | ''[[Para Perintis Kemerdekaan]]''
|{{nom}}
| {{nom}}
|-
|-
|rowspan="3"|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
| rowspan= "3" | Penulis Skenario Terbaik
|{{nom}}
| {{nom}}
|-
|-
|[[Festival Film Indonesia 1982|1982]]
| [[Festival Film Indonesia 1982|1982]]
|<center> ''[[Bawalah Aku Pergi]]''
| ''[[Bawalah Aku Pergi]]''
|{{won}}
| {{won}}
|-
|-
|rowspan="3"|[[Festival Film Indonesia 1983|1983]]
| rowspan= "3" | [[Festival Film Indonesia 1983|1983]]
|rowspan="2"|<center> ''[[Titian Serambut Dibelah Tujuh]]''
| rowspan= "2" | ''[[Titian Serambut Dibelah Tujuh]]''
|{{won}}
| {{won}}
|-
|-
|rowspan="2"|[[Cerita Asli Terbaik Festival Film Indonesia|Cerita Asli Terbaik]]
| rowspan= "2" | [[Cerita Asli Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Cerita Asli Terbaik]]
|{{nom}}
| {{nom}}
|-
|-
|<center> ''[[Sorta (Tumbuh Bunga di Sela Batu)]]''
| ''[[Sorta, Tumbuh Bunga di Sela Batu]]''
|{{won}}
| {{won}}
|-
|-
|[[Festival Film Indonesia 1986|1986]]
| [[Festival Film Indonesia 1986|1986]]
|rowspan="2"|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
| rowspan= "2" | Penulis Skenario Terbaik
|<center> ''[[Kejarlah Daku Kau Kutangkap]]''
| ''[[Kejarlah Daku... Kau Kutangkap]]''
|{{won}}
| {{won}}
|-
|-
|rowspan="2"|[[Festival Film Indonesia 1987|1987]]
| rowspan= "2" | [[Festival Film Indonesia 1987|1987]]
|rowspan="2"|<center> ''[[Nagabonar]]''
| rowspan= "2" | ''[[Nagabonar]]''
|{{won}}
| {{won}}
|-
|-
|[[Cerita Asli Terbaik Festival Film Indonesia|Cerita Asli Terbaik]]
| rowspan= "2" | Penulis Cerita Asli Terbaik
|{{won}}
| {{won}}
|-
|-
|rowspan="2"|[[Festival Film Indonesia 1988|1988]]
| rowspan= "2" | [[Festival Film Indonesia 1988|1988]]
| rowspan= "2" | ''[[Istana Kecantikan]]''
|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
| {{nom}}
|rowspan="2"|<center> ''[[Istana Kecantikan]]''
|{{nom}}
|-
|-
| rowspan= "3" | Penulis Skenario Terbaik
|[[Cerita Asli Terbaik Festival Film Indonesia|Cerita Asli Terbaik]]
|{{nom}}
| {{nom}}
|-
|-
|[[Festival Film Indonesia 1989|1989]]
| [[Festival Film Indonesia 1989|1989]]
| ''[[Noesa Penida (film 1988)|Noesa Penida]]''
|rowspan="2"|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
| {{nom}}
|<center> ''[[Noesa Penida (film 1988)|Noesa Penida]]''
|{{nom}}
|-
|-
|rowspan="2"|[[Festival Film Indonesia 1992|1992]]
| rowspan= "2" | [[Festival Film Indonesia 1992|1992]]
|<center> ''[[Kuberikan Segalanya]]''
| ''[[Kuberikan Segalanya]]''
|{{nom}}
| {{nom}}
|-
|-
|[[Cerita Asli Terbaik Festival Film Indonesia|Cerita Asli Terbaik]]
| Penulis Cerita Asli Terbaik
|<center> ''[[Nada dan Dakwah]]''
| ''[[Nada & Dakwah]]''
|{{won}}
| {{won}}
|-
|-
|}
|}
Baris 172: Baris 184:
''Kejarlah Daku Kau Kutangkap'' (1985) memenangkan Piala Citra pada tahun 1986, Piala Antemas dan Piala Bing Slamet. ''Naga Bonar'' (1986) memenangkan Piala Citra pada tahun 1987.<ref name="imanjaya49">{{harvnb|Imanjaya|2006|p=49}}</ref>
''Kejarlah Daku Kau Kutangkap'' (1985) memenangkan Piala Citra pada tahun 1986, Piala Antemas dan Piala Bing Slamet. ''Naga Bonar'' (1986) memenangkan Piala Citra pada tahun 1987.<ref name="imanjaya49">{{harvnb|Imanjaya|2006|p=49}}</ref>


Sani menerima Anugerah Seni pada tahun 1969 dan Medali Bintang Mahaputera pada tahun 2000 dari Pemerintah Indonesia.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|p=60}}</ref>
Sani menerima Anugerah Seni pada tahun 1969 dan Medali [[Bintang Mahaputera]] pada tahun 2000 dari Pemerintah Indonesia.<ref>{{harvnb|Rosidi|2010|p=60}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 190: Baris 202:
{{wikisource|Asrul Sani}}
{{wikisource|Asrul Sani}}
* {{imdb nama|id=0762760|nama=Asrul Sani}}
* {{imdb nama|id=0762760|nama=Asrul Sani}}
* {{id}} [http://www.indonesianfamous.com/ensiklopedi/a/asrul-sani/index.shtml Profil di tokohindonesia.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070313110210/http://www.indonesianfamous.com/ensiklopedi/a/asrul-sani/index.shtml |date=2007-03-13 }}
* {{id}} [https://www.triksimple.com/2021/11/biografi-asrul-sani-dan-karyanya.html Profil Asrul Sani dan Karyanya] {{Webarchive}}
* {{id}} [http://republikpos.com/2008/05/naga-bonar-apa-kata-asrul-sani Profil Asrul Sani di Republikpos.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160302233352/http://republikpos.com/2008/05/naga-bonar-apa-kata-asrul-sani |date=2016-03-02 }}
* {{id}} [http://republikpos.com/2008/05/naga-bonar-apa-kata-asrul-sani Profil Asrul Sani di Republikpos.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160302233352/http://republikpos.com/2008/05/naga-bonar-apa-kata-asrul-sani |date=2016-03-02 }}


{{Authority control}}
{{Authority control}}

{{lifetime|1926|2004|Sani, Asrul}}
{{lifetime|1926|2004|Sani, Asrul}}
[[Kategori:Bangsawan Indonesia]]

[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Minangkabau]]
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Dokter Indonesia]]
[[Kategori:Dokter hewan]]
[[Kategori:Rektor Indonesia]]
[[Kategori:Penyair Indonesia]]
[[Kategori:Penulis Indonesia]]
[[Kategori:Penulis skenario Indonesia]]
[[Kategori:Dramawan Indonesia]]
[[Kategori:Esais Indonesia]]
[[Kategori:Sutradara Indonesia]]
[[Kategori:Sutradara Indonesia]]
[[Kategori:Sinematografer Indonesia]]
[[Kategori:Penyunting film Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh teater Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh teater Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Esais Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Pasaman]]
[[Kategori:Tokoh dari Pasaman]]
[[Kategori:Tokoh Sumatera Barat]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Partai Nadhlatul Ulama]]
[[Kategori:Politikus Partai Persatuan Pembangunan]]
[[Kategori:Anggota DPR-GR 1966–1971]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1971–1977]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1977–1982]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera]]

Revisi terkini sejak 5 September 2024 16.33

Asrul Sani
Asrul Sani sekitar tahun 1955
Lahir(1926-06-10)10 Juni 1926
Rao, Pasaman, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal11 Januari 2004(2004-01-11) (umur 77)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PendidikanDokter hewan
AlmamaterFakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia
Pekerjaan
Tahun aktif1959–1992
Partai politik
  NU
PPP
Suami/istriSiti Nuraini
Mutiara Sarumpaet
Orang tuaMarah Sani Syair Alamsyah (ayah)
Nuraini Nasution (ibu)
KerabatRatna Sarumpaet (ipar)
Atiqah Hasiholan Alhady (keponakan)
PenghargaanFestival Film Indonesia
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Masa jabatan
1 Februari 1967 – 30 September 1982
Grup parlemenNahdlatul Ulama
(1967–71)
Daerah pemilihanSumatera Barat
(1971–77)
Riau
(1977–82)
Karier menulis
BahasaIndonesia
PeriodeAngkatan '45
Genre
Karya terkenalTiga Menguak Takdir
IMDB: nm0762760 Allocine: 573912 Allmovie: p109813 Modifica els identificadors a Wikidata

Asrul Sani (10 Juni 1926 – 11 Januari 2004)[1] adalah seorang tokoh seni, sastrawan dan sutradara Indonesia. Asrul Sani merupakan anak bungsu dari tiga orang bersaudara. Ayahnya, Sultan Marah Sani Syair Alamsyah Yang Dipertuan Padang Nunang Rao Mapat Tunggul Mapat Cacang, merupakan kepala adat Minangkabau di daerahnya. Ibunya Nuraini binti Itam Nasution, adalah seorang keturunan Mandailing.[2]

Riwayat hidup

[sunting | sunting sumber]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Sani pada tahun 1954

Asrul Sani memulai pendidikan formalnya di Holland Inlandsche School Bukittinggi pada tahun 1936. Lalu ia melanjutkan sekolah menengah di Taman Siswa, Jakarta pada tahun 1942. Setelah tamat, ia melanjutkan ke Sekolah Kedokteran Hewan, Bogor. Akan tetapi minatnya terhadap sastra sempat mengalihkan perhatiannya dari kuliah kedokteran hewan. Asrul sempat pindah ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia dan dengan beasiswa Lembaga Kebudayaan Indonesia-Belanda, ia mengikuti pertukaran ke Akademi Seni Drama, Amsterdam pada tahun 1952. Dia akhirnya kembali melanjutkan kuliah kedokteran hewan hingga memperoleh gelar dokter hewan pada 1955. Pada masa kuliah, Asrul sempat mengikuti seminar kebudayaan di Harvard University. Setelah tamat kedokteran hewan, Asrul kembali mengejar hasratnya pada seni sastra dengan melanjutkan kuliah dramaturgi dan sinematografi di South California University, Los Angeles, Amerika Serikat (1956), dan kemudian membantu Sticusa di Amsterdam (1957-1958).

Menurut Ajip Rosidi, ia dapat berbicara dalam Bahasa Inggris, Belanda, Prancis, dan Jerman.[3]

Asrul Sani saat menerima Piala Citra untuk Skenario Terbaik FFI 1982

Di dalam dunia sastra, Asrul Sani dikenal sebagai seorang pelopor Angkatan ’45.[4] Kariernya sebagai sastrawan mulai menanjak ketika bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin menerbitkan buku kumpulan puisi yang berjudul Tiga Menguak Takdir. Kumpulan puisi itu sangat banyak mendapat tanggapan, terutama judulnya yang mendatangkan beberapa tafsir. Setelah itu, mereka juga menggebrak dunia sastra dengan memproklamirkan Surat Kepercayaan Gelanggang sebagai manifestasi sikap budaya mereka. Gebrakan itu benar-benar mempopulerkan mereka.[5]

Selain itu, ia pun pernah menjadi redaktur majalah Pujangga Baru, Gema Suasana (kemudian Gema), Gelanggang (1966-1967), dan pimpinan umum Citra Film (1981-1982).[6]

Sebagai sastrawan, Asrul Sani tidak hanya dikenal sebagai penulis puisi, tetapi juga penulis cerpen, dan drama. Cerpennya yang berjudul Sahabat Saya Cordiaz dimasukkan oleh Teeuw ke dalam Moderne Indonesische Verhalen dan dramanya Mahkamah mendapat pujian dari para kritikus. Disamping itu, ia juga dikenal sebagai penulis esai, bahkan penulis esai terbaik di dekade 1950-an. Salah satu karya esainya yang terkenal adalah Surat atas Kertas Merah Jambu (sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Belanda).

Sejak tahun 1950-an Asrul lebih banyak berteater dan mulai mengarahkan langkahnya ke dunia film. Garapan pertamanya di bidang film adalah skenario Pegawai Tinggi (1953). Debut pertama penyutradaraan filmnya adalah Titian Serambut Dibelah Tudjuh (1959).[7] Ia mementaskan Pintu Tertutup karya Jean-Paul Sartre dan Burung Camar karya Anton P., dua dari banyak karya yang lain. Skenario yang di tulisnya untuk Lewat Djam Malam (mendapat penghargaan dari FFI, 1955), Apa Jang Kau Tjari, Palupi? (mendapat Golden Harvest pada Festival Film Asia, 1971), dan Kemelut Hidup (mendapat Piala Citra 1979) memasukkan namanya pada jajaran sineas hebat Indonesia.[8] Ia juga menyutradarai film Salah Asuhan (1972), Jembatan Merah (1973), Bulan di Atas Kuburan (1973), dan sederet judul film lainnya.[9] Salah satu film karya Asrul Sani yang kembali populer pada tahun 2000-an adalah Nagabonar yang dibuat sekuelnya, Nagabonar Jadi 2 oleh sineas kenamaan Deddy Mizwar.

Selain menulis puisi, cerpen, esai, naskah teater, dan skenario film, dia banyak menerjemahkan karya sastra mancanegara. Sementara bergiat di film, pada masa-masa kalangan komunis aktif untuk menguasai bidang kebudayaan, Asrul mendampingi Usmar Ismail ikut menjadi arsitek lahirnya LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) dalam tubuh partai politik Nahdhatul Ulama. Lembaga yang berdiri pada tahun 1962 itu, didirikan untuk menghadapi aksi seluruh front kalangan "kiri". Usmar Ismail menjadi Ketua Umum, sedangkan Asrul sebagai wakilnya.[10] Pada saat itu ia juga menjadi Ketua Redaksi penerbitan LESBUMI, Abad Muslimin.

Memasuki Orde Baru, sejak tahun 1966 Asrul menjadi angota DPR mewakili NU. Terpilih lagi pada periode 1971-1976 mewakili Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk provinsi Sumatera Barat.[11][12] Sementara itu sejak tahun 1968 terpilih sebagai anggota DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) dan pada tahun 1976-1979 menjadi Ketua DKJ. Sejak tahun 1970, Asrul diangkat menjadi salah satu dari 10 anggota Akademi Jakarta. Ia juga pernah menjadi Rektor LPKJ (Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta), yang kini bernama Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Asrul beberapa kali duduk sebagai anggota Badan Sensor Film, dan pada tahun 1979 terpilih sebagai anggota dan Ketua Dewan Film Nasional. Pada tahun 1995, ia menjadi anggota BP2N (Badan Pertimbangan Perfilman Nasional).

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Dalam hidupnya Asrul Sani menikah dua kali. Pertama dengan Siti Nuraini, seorang penyair wanita. Kedua, dengan Mutiara Sarumpaet, seorang artis film dan sinetron yang lebih terkenal dengan nama Mutiara Sani. Dari kedua perkawinan ini, Asrul memperoleh tiga orang putra dan tiga orang putri.

Bersama Siti Nuraini, anak-anaknya yakni Fedja Annur Sani, Safira Annu Sani, dan Aini Saini Hutasoit.[13]

Penghargaan dan nominasi

[sunting | sunting sumber]
Penghargaan Tahun Kategori Karya yang dinominasikan Hasil
Festival Film Indonesia 1979 Sutradara Terbaik Kemelut Hidup Nominasi
Penulis Skenario Terbaik Menang
1981 Sutradara Terbaik Para Perintis Kemerdekaan Nominasi
Penulis Skenario Terbaik Nominasi
1982 Bawalah Aku Pergi Menang
1983 Titian Serambut Dibelah Tujuh Menang
Penulis Cerita Asli Terbaik Nominasi
Sorta, Tumbuh Bunga di Sela Batu Menang
1986 Penulis Skenario Terbaik Kejarlah Daku... Kau Kutangkap Menang
1987 Nagabonar Menang
Penulis Cerita Asli Terbaik Menang
1988 Istana Kecantikan Nominasi
Penulis Skenario Terbaik Nominasi
1989 Noesa Penida Nominasi
1992 Kuberikan Segalanya Nominasi
Penulis Cerita Asli Terbaik Nada & Dakwah Menang

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Kejarlah Daku Kau Kutangkap (1985) memenangkan Piala Citra pada tahun 1986, Piala Antemas dan Piala Bing Slamet. Naga Bonar (1986) memenangkan Piala Citra pada tahun 1987.[14]

Sani menerima Anugerah Seni pada tahun 1969 dan Medali Bintang Mahaputera pada tahun 2000 dari Pemerintah Indonesia.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
Catatan kaki
  1. ^ "Artikel "Asrul Sani" - Ensiklopedia Sastra Indonesia". ensiklopedia.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-04-01. 
  2. ^ Ismail, Taufiq (2008). Mengakar ke Bumi, Menggapai ke Langit: Himpunan tulisan 1960-2008. Jakarta: Panitia 55 Tahun Taufiq Ismail dalam Sastra Indonesia dan Majalah Sastra Horizon. 
  3. ^ Rosidi 2010, hlm. 61
  4. ^ "Seniman Pelopor Angkatan '45". tokohindonesia.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-07-23. Diakses tanggal 11 Maret 2012. 
  5. ^ Rosidi 2010, hlm. 62
  6. ^ a b Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 94
  7. ^ Sinematek Indonesia & Badan Penelitian dan Pengembangan, Penerangan, Departemen Penerangan RI. (1979). Apa Siapa Orang Film Indonesia 1926-1978. hlm. 65
  8. ^ Rosidi 2010, hlm. 63
  9. ^ Rosidi 2010, hlm. 63–64
  10. ^ "Sejarah Pendirian Lesbumi III". Jagad Budaya. 2019-03-01. Diakses tanggal 2021-02-14. 
  11. ^ "Daftar nama-nama tjalon jang terpilih untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam Pemilihan tahun 1971". Siaran Pemilihan Umum. Jakarta. 14 August 1971. hlm. 3. 
  12. ^ https://books.google.co.id/books?id=VODlHHq4FukC&pg=PA143
  13. ^ IHW. "Ahli Waris Utama, Istri Kedua atau Anak dari Istri Pertama?". hukumonline.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2023-06-30. 
  14. ^ Imanjaya 2006, hlm. 49
  15. ^ Rosidi 2010, hlm. 60
Bibliografi

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • M.S. Hutagalung, Tanggapan Dunia Asrul Sani (1967)
  • Ajip Rosidi dkk. (ed.), Asrul Sani 70 Tahun, Penghargaan dan Penghormatan (1997)

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]