Cerpelai melayu: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k migrasi |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Infobox spesies|name=Cerpelai melayu|image=|status=LC|status_system=IUCN3.1|status_ref=<ref name="iucn status 16 November 2021">{{cite iucn |author=Duckworth, J.W. |author2=Chutipong, W. |author3=Hearn, A. |author4=Ross, J. |date=2015 |title=''Mustela nudipes'' |volume=2015 |page=e.T41657A45214257 |doi=10.2305/IUCN.UK.2015-4.RLTS.T41657A45214257.en |access-date=16 November 2021}}</ref>|genus=Mustela|familia=nudipes|synonyms=|range_map=Malayan Weasel area.png|range_map_caption=Distribution of the Malayan weasel}} |
|||
'''Cerpelai melayu''' ( '''''Musela nudipes''''' ) atau '''Musang kepala-putih''', '''pulusan chuk-putih''', atau '''jelu masak pisang''' adalah [[spesies]] [[cerpelai]] asli [[Semenanjung Malaka|Semenanjung Malaya]] dan pulau [[Sumatra|Sumatera]] dan [[Kalimantan]] . Cerpelai ini terdaftar sebagai [[Spesies risiko rendah|berisiko rendah]] dalam [[Daftar merah IUCN|Daftar Merah IUCN]].<ref name="iucn status 16 November 2021">{{cite iucn |author=Duckworth, J.W. |author2=Chutipong, W. |author3=Hearn, A. |author4=Ross, J. |date=2015 |title=''Mustela nudipes'' |volume=2015 |page=e.T41657A45214257 |doi=10.2305/IUCN.UK.2015-4.RLTS.T41657A45214257.en |access-date=16 November 2021}}</ref> |
|||
⚫ | |||
'''Cerpelai Melayu''' ( '''''Musela nudipes''''' ) atau '''Musang kepala-putih''' atau '''pulusan chuk-putih''' adalah [[spesies]] [[cerpelai]] asli [[Semenanjung Malaka|Semenanjung Malaya]] dan pulau [[Sumatra|Sumatera]] dan [[Kalimantan]] . Cerpelai ini terdaftar sebagai [[Spesies risiko rendah|berisiko rendah]] dalam [[Daftar merah IUCN|Daftar Merah IUCN]].<ref name="iucn status 16 November 2021">{{cite iucn |author=Duckworth, J.W. |author2=Chutipong, W. |author3=Hearn, A. |author4=Ross, J. |date=2015 |title=''Mustela nudipes'' |volume=2015 |page=e.T41657A45214257 |doi=10.2305/IUCN.UK.2015-4.RLTS.T41657A45214257.en |access-date=16 November 2021}}</ref> |
|||
== Keterangan == |
== Keterangan == |
||
Cerpelai Melayu berwarna coklat kemerahan hingga putih keabu-abuan. Warna kepalanya lebih terang dibandingkan bagian tubuh lainnya. Separuh distal [[ |
Cerpelai Melayu berwarna coklat kemerahan hingga putih keabu-abuan. Warna kepalanya lebih terang dibandingkan bagian tubuh lainnya. Separuh distal [[ekor]]nya berwarna oranye pucat hingga putih. Telapak kaki telanjang. Ia memiliki panjang tubuh {{Convert|12|-|14|in|abbr=on|order=flip|cm}} dengan {{Convert|9.4|-|10.2|in|abbr=on|order=flip|cm}} ekor panjang. |
||
== Distribusi dan habitat == |
== Distribusi dan habitat == |
||
Cerpelai melayu berasal dari Semenanjung Malaya dari Thailand selatan hingga semenanjung Malaysia, serta [[Sumatra|Sumatera]] dan [[Kalimantan]] . Umumnya berasosiasi dengan hutan tropis dataran rendah, namun telah tercatat di habitat mulai dari hutan [[Hutan rawa air tawar|rawa]] dan [[Ekosistem montana|pegunungan]] hingga perkebunan dan semak belukar pegunungan di dataran tinggi hingga {{Convert|5600|ft|m|abbr=on|order=flip}}.<ref name="iucn status 16 November 2021"/> Pemahaman yang lebih baik mengenai preferensi habitat memerlukan survei yang secara khusus ditujukan pada cerpelai Melayu karena cerpelai ini jarang terdeteksi oleh kamera jebakan umum, kematian di jalan raya, dan survei visual. |
Cerpelai melayu berasal dari Semenanjung Malaya dari Thailand selatan hingga semenanjung Malaysia, serta [[Sumatra|Sumatera]] dan [[Kalimantan]] . Umumnya berasosiasi dengan hutan tropis dataran rendah, namun telah tercatat di habitat mulai dari hutan [[Hutan rawa air tawar|rawa]] dan [[Ekosistem montana|pegunungan]] hingga perkebunan dan semak belukar pegunungan di dataran tinggi hingga {{Convert|5600|ft|m|abbr=on|order=flip}}.<ref name="iucn status 16 November 2021"/> Pemahaman yang lebih baik mengenai preferensi habitat memerlukan survei yang secara khusus ditujukan pada cerpelai Melayu karena cerpelai ini jarang terdeteksi oleh kamera jebakan umum, kematian di jalan raya, dan survei visual.<ref name="Duckworth_al20064">{{Cite journal|last=Duckworth, J.W.|last2=Lee, B.|last3=Meijaard, E.|last4=Meiri, S.|year=2006|title=The Malay weasel ''Mustela nudipes'': distribution, natural history and a global conservation status review|url=http://nebula.wsimg.com/8b3ccbfdde4156dab9270140a5155aaf?AccessKeyId=35E369A09ED705622D78&disposition=0&alloworigin=1#page=4|journal=Small Carnivore Conservation|volume=34|pages=2–21}}</ref> |
||
Di Kalimantan, ia difoto di [[Dipterocarpaceae|dipterokarpa]] [[Hutan primer|primer]] dan hutan bekas tebangan pada ketinggian {{Convert|177-1032|m|abbr=on}} . |
Di Kalimantan, ia difoto di [[Dipterocarpaceae|dipterokarpa]] [[Hutan primer|primer]] dan hutan bekas tebangan pada ketinggian {{Convert|177-1032|m|abbr=on}} .<ref>{{Cite journal|last=Ross, J.|last2=Hearn, A.J.|last3=Macdonald, D.W.|year=2013|title=Recent camera-trap records of Malay Weasel ''Mustela nudipes'' in Sabah, Malaysian Borneo|url=http://nebula.wsimg.com/3ec6ef55c19b4a90733380f8ce21f22a?AccessKeyId=35E369A09ED705622D78&disposition=0&alloworigin=1|journal=Small Carnivore Conservation|volume=49|pages=21–24}}</ref> |
||
== Ekologi dan perilaku == |
== Ekologi dan perilaku == |
||
Cerpelai melayu sangat kurang dikenal, namun diasumsikan memiliki kepadatan rendah dan berperilaku sulit dipahami berdasarkan tingkat deteksi yang rendah. Ia adalah spesies yang hidup di darat dan morfologinya tidak sesuai untuk memanjat. Makanan mereka tidak diketahui tetapi diasumsikan mirip dengan musang kecil lainnya: kebanyakan karnivora, termasuk hewan pengerat kecil, burung, telur, dan reptil kecil. Sebagian besar pencatatan spesies terjadi pada siang hari, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah cerpelai Melayu juga aktif pada malam hari. Mayoritas penampakan adalah hewan tunggal, menunjukkan sifat soliter seperti yang terlihat pada sebagian besar spesies [[cerpelai]] dari genus ''Mustela'' . Tidak banyak yang diketahui tentang kebiasaan berkembang biaknya, tetapi tercatat ada empat anak yang tercatat. |
Cerpelai melayu sangat kurang dikenal, namun diasumsikan memiliki kepadatan rendah dan berperilaku sulit dipahami berdasarkan tingkat deteksi yang rendah. Ia adalah spesies yang hidup di darat dan morfologinya tidak sesuai untuk memanjat. Makanan mereka tidak diketahui tetapi diasumsikan mirip dengan musang kecil lainnya: kebanyakan karnivora, termasuk hewan pengerat kecil, burung, telur, dan reptil kecil. Sebagian besar pencatatan spesies terjadi pada siang hari, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah cerpelai Melayu juga aktif pada malam hari. Mayoritas penampakan adalah hewan tunggal, menunjukkan sifat soliter seperti yang terlihat pada sebagian besar spesies [[cerpelai]] dari genus ''Mustela'' . Tidak banyak yang diketahui tentang kebiasaan berkembang biaknya, tetapi tercatat ada empat anak yang tercatat.<ref name="Duckworth_al20064"/> |
||
== Hubungan dengan manusia == |
== Hubungan dengan manusia == |
||
Cerpelai Melayu terekam berkeliaran di hutan, perkebunan, dan bahkan daerah pinggiran kota yang sangat terdegradasi menunjukkan bahwa spesies ini toleran terhadap manusia. Cerpelai Melayu terkadang dibunuh oleh penduduk desa untuk keperluan pengobatan, makanan, piala, bulu, untuk membunuh ayam, dan tangkapan sampingan dalam jerat. Meskipun demikian, di beberapa daerah mereka dipandang positif dan diperbolehkan di desa-desa sebagai predator tikus yang merampok tanaman. Beragamnya spesies di berbagai habitat dan toleransi manusia menunjukkan ketahanan terhadap konversi habitat lokal. Meskipun jumlah keseluruhannya stabil, cerpelai Melayu dilindungi di semenanjung Malaysia dan Thailand karena penurunan jumlah populasinya di tingkat lokal. |
Cerpelai Melayu terekam berkeliaran di hutan, perkebunan, dan bahkan daerah pinggiran kota yang sangat terdegradasi menunjukkan bahwa spesies ini toleran terhadap manusia. Cerpelai Melayu terkadang dibunuh oleh penduduk desa untuk keperluan pengobatan, makanan, piala, bulu, untuk membunuh ayam, dan tangkapan sampingan dalam jerat. Meskipun demikian, di beberapa daerah mereka dipandang positif dan diperbolehkan di desa-desa sebagai predator tikus yang merampok tanaman. Beragamnya spesies di berbagai habitat dan toleransi manusia menunjukkan ketahanan terhadap konversi habitat lokal. Meskipun jumlah keseluruhannya stabil, cerpelai Melayu dilindungi di semenanjung Malaysia dan Thailand karena penurunan jumlah populasinya di tingkat lokal.<ref name="Duckworth_al20064"/> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{Reflist}} |
{{Reflist}} |
||
⚫ | |||
[[Kategori:Mamalia Indonesia]] |
[[Kategori:Mamalia Indonesia]] |
||
[[Kategori:Fauna Sumatra]] |
[[Kategori:Fauna Sumatra]] |
Revisi terkini sejak 15 September 2024 12.33
Cerpelai melayu
| |
---|---|
Mustela nudipes | |
Status konservasi | |
Risiko rendah | |
IUCN | 41657 |
Taksonomi | |
Kelas | Mammalia |
Ordo | Carnivora |
Superfamili | Musteloidea |
Famili | Mustelidae |
Genus | Mustela |
Spesies | Mustela nudipes Desmarest, 1822 |
Distribusi | |
Cerpelai melayu ( Musela nudipes ) atau Musang kepala-putih, pulusan chuk-putih, atau jelu masak pisang adalah spesies cerpelai asli Semenanjung Malaya dan pulau Sumatera dan Kalimantan . Cerpelai ini terdaftar sebagai berisiko rendah dalam Daftar Merah IUCN.[1]
Keterangan
[sunting | sunting sumber]Cerpelai Melayu berwarna coklat kemerahan hingga putih keabu-abuan. Warna kepalanya lebih terang dibandingkan bagian tubuh lainnya. Separuh distal ekornya berwarna oranye pucat hingga putih. Telapak kaki telanjang. Ia memiliki panjang tubuh 30–36 cm (12–14 in) dengan 240–260 cm (94–102 in) ekor panjang.
Distribusi dan habitat
[sunting | sunting sumber]Cerpelai melayu berasal dari Semenanjung Malaya dari Thailand selatan hingga semenanjung Malaysia, serta Sumatera dan Kalimantan . Umumnya berasosiasi dengan hutan tropis dataran rendah, namun telah tercatat di habitat mulai dari hutan rawa dan pegunungan hingga perkebunan dan semak belukar pegunungan di dataran tinggi hingga 1.700 m (5.600 ft).[1] Pemahaman yang lebih baik mengenai preferensi habitat memerlukan survei yang secara khusus ditujukan pada cerpelai Melayu karena cerpelai ini jarang terdeteksi oleh kamera jebakan umum, kematian di jalan raya, dan survei visual.[2]
Di Kalimantan, ia difoto di dipterokarpa primer dan hutan bekas tebangan pada ketinggian 177–1.032 m (581–3.386 ft) .[3]
Ekologi dan perilaku
[sunting | sunting sumber]Cerpelai melayu sangat kurang dikenal, namun diasumsikan memiliki kepadatan rendah dan berperilaku sulit dipahami berdasarkan tingkat deteksi yang rendah. Ia adalah spesies yang hidup di darat dan morfologinya tidak sesuai untuk memanjat. Makanan mereka tidak diketahui tetapi diasumsikan mirip dengan musang kecil lainnya: kebanyakan karnivora, termasuk hewan pengerat kecil, burung, telur, dan reptil kecil. Sebagian besar pencatatan spesies terjadi pada siang hari, namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah cerpelai Melayu juga aktif pada malam hari. Mayoritas penampakan adalah hewan tunggal, menunjukkan sifat soliter seperti yang terlihat pada sebagian besar spesies cerpelai dari genus Mustela . Tidak banyak yang diketahui tentang kebiasaan berkembang biaknya, tetapi tercatat ada empat anak yang tercatat.[2]
Hubungan dengan manusia
[sunting | sunting sumber]Cerpelai Melayu terekam berkeliaran di hutan, perkebunan, dan bahkan daerah pinggiran kota yang sangat terdegradasi menunjukkan bahwa spesies ini toleran terhadap manusia. Cerpelai Melayu terkadang dibunuh oleh penduduk desa untuk keperluan pengobatan, makanan, piala, bulu, untuk membunuh ayam, dan tangkapan sampingan dalam jerat. Meskipun demikian, di beberapa daerah mereka dipandang positif dan diperbolehkan di desa-desa sebagai predator tikus yang merampok tanaman. Beragamnya spesies di berbagai habitat dan toleransi manusia menunjukkan ketahanan terhadap konversi habitat lokal. Meskipun jumlah keseluruhannya stabil, cerpelai Melayu dilindungi di semenanjung Malaysia dan Thailand karena penurunan jumlah populasinya di tingkat lokal.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Duckworth, J.W.; Chutipong, W.; Hearn, A.; Ross, J. (2015). "Mustela nudipes". 2015: e.T41657A45214257. doi:10.2305/IUCN.UK.2015-4.RLTS.T41657A45214257.en.
- ^ a b c Duckworth, J.W.; Lee, B.; Meijaard, E.; Meiri, S. (2006). "The Malay weasel Mustela nudipes: distribution, natural history and a global conservation status review". Small Carnivore Conservation. 34: 2–21.
- ^ Ross, J.; Hearn, A.J.; Macdonald, D.W. (2013). "Recent camera-trap records of Malay Weasel Mustela nudipes in Sabah, Malaysian Borneo". Small Carnivore Conservation. 49: 21–24.