Lompat ke isi

Evvy Kartini: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k top: Tebal, koma
IShowMuhammad (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(20 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Orphan|date=November 2022}}
'''Evvy Kartini''' (lahir di Bogor, 22 April 1965) adalah seorang [[fisikawan]] dari indonesia dengan keahlian pada bidang [[penghamburan neutron]] dan [[Teknik material|ilmu material]]. Dia terkenal atas {{Infobox scientist|name=Evvy Kartini|doctoral_advisor=[[Ferenc Mezei]]|signature=|religion=|awards=10 Inovator Indonesia dalam Teknologi

{{Infobox scientist|name=Evvy Kartini|doctoral_advisor=[[Ferenc Mezei]]|signature=|religion=|awards=10 Inovator Indonesia dalam Teknologi
([[Tempo]], 2012)
([[Tempo]], 2012)


Baris 15: Baris 17:
[[Satyalancana Wira Karya]] (2003)|influenced=|influences=|author_abbrev_zoo=|author_abbrev_bot=|known_for=Penemu penghantar listrik berbahan gelas|notable_students=|doctoral_students=|academic_advisors=Malcolm F. Collins.|alma_mater=[[Institut Teknologi Bandung]] (Sarjana Sains,1988)
[[Satyalancana Wira Karya]] (2003)|influenced=|influences=|author_abbrev_zoo=|author_abbrev_bot=|known_for=Penemu penghantar listrik berbahan gelas|notable_students=|doctoral_students=|academic_advisors=Malcolm F. Collins.|alma_mater=[[Institut Teknologi Bandung]] (Sarjana Sains,1988)


[[Universitas Teknologi Berlin]]
[[Universitas Teknologi Berlin]]


(Master of Science, 1992.)
(Master of Science, 1992.)
(Dr.rer.nat,1996)
(Dr.rer.nat,1996)


Rekan pascadoktor [[Universitas McMaster]]
Rekan pascadoktor [[Universitas McMaster]]
(1999-2000)|image=Evvy Kartini.jpg|workplaces=[[BATAN]]
(1999-2000)|image=Evvy Kartini.jpg|workplaces=[[BATAN]]
(1988-)
(1988-)


[[LIPI]]
[[LIPI]]
(2010-)|fields=[[Fisikawan]]|ethnicity=|nationality=Indonesia|citizenship=Indonesia|residence=|death_place=|death_date=|birth_place=Bogor|birth_date={{birth-date and age|22 April 1965}}|caption=Foto Evvy Kartini dari Buletin Himpenindo|image_size=300px|footnotes=}}penemuannya tentang konduktor superionik berbahan gelas. Penemuannya berpotensi mempengaruhi teknologi baterai yang lebih ramah lingkungan. Evvy adalah salah satu peneliti utama di [[Badan Tenaga Nuklir Nasional|BATAN]]. Evvy menerima banyak penghargaan di tingkat nasional dan internasional. Salah satu penghargaan paling terkenal ialah Riset Unggulan Terpadu yang dihadiahkan oleh mantan Presiden [[Indonesia|Republik Indonesia]] (RI) [[Megawati Soekarnoputri]].
(2010-)|fields=[[Fisikawan]]|ethnicity=|nationality=Indonesia|citizenship=Indonesia|residence=|death_place=|death_date=|birth_place=Bogor|birth_date={{birth date and age|1965|4|22}}|caption=Foto Evvy Kartini dari Buletin Himpenindo|image_size=|footnotes=}}
'''Evvy Kartini''' ({{lahirmati|[[Bogor]]|22|4|1965}}) adalah seorang [[fisikawan]] dari [[Indonesia]] dengan keahlian pada bidang [[penghamburan neutron]] dan [[Teknik material|ilmu material]]. Dia terkenal atas penemuannya tentang konduktor superionik berbahan gelas. Penemuannya berpotensi mempengaruhi teknologi baterai yang lebih ramah lingkungan. Evvy adalah salah satu peneliti utama di [[Badan Tenaga Nuklir Nasional|BATAN]]. Evvy menerima penghargaan Riset Unggulan Terpadu yang dihadiahkan oleh mantan Presiden [[Indonesia|Republik Indonesia]] (RI) [[Megawati Soekarnoputri]].


== Kehidupan Pribadi dan Pendidikan ==
== Kehidupan Pribadi dan Pendidikan ==
Baris 35: Baris 38:


== Karier ==
== Karier ==
Pada tahun 1996, Evvy kembali ke indonesia dan bekerja sebagai peneliti utama di BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) di kota Yogyakarta.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=6XL24nPMYPYC&printsec=frontcover&dq=evvy+kartini+book&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwiqvfGBw7nqAhWb93MBHSqTDn8Q6AEwBHoECAMQAg#v=onepage&q=evvy%20kartini&f=false|title=30 tokoh penemu Indonesia|last=Pranowo, Lilih Prilian Ari.|first=|date=2009|publisher=Narasi|isbn=978-979-16817-6-6|edition=1|location=Yogyakarta|pages=29-32|oclc=591737943|url-status=live}}</ref> Dia telah menjadi presiden [[Perkumpulan Masyarakat Riset Material-Indonesia]] (Mrs-Ina) sejak tahun 2013 sekaligus dipilih menjadi Presiden Perkumpulan Hamburan Neutron Indonesia pada tahun 2015. Dia juga merupakan kepala cabang [[HImpunan Peneliti Indonesia|Himpunan Peneliti Indonesia]] (Himpenindo) di BATAN.<ref name=":3">{{Cite web|url=http://www.batan.go.id/index.php/en/staff-profile-evvy|title=Prof. Dr.rer.nat. Evvy Kartini|website=National Nuclear Energy Agency of Indonesia|language=id-id|access-date=2020-07-07}}</ref> LIPI menganugerahkan gelar profesor riset pada tahun 2010.<ref name=":2" />
Pada tahun 1996, Evvy kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai peneliti utama di BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) di kota Yogyakarta.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=6XL24nPMYPYC&printsec=frontcover&dq=evvy+kartini+book&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwiqvfGBw7nqAhWb93MBHSqTDn8Q6AEwBHoECAMQAg#v=onepage&q=evvy%20kartini&f=false|title=30 tokoh penemu Indonesia|last=Pranowo, Lilih Prilian Ari.|first=|date=2009|publisher=Narasi|isbn=978-979-16817-6-6|edition=1|location=Yogyakarta|pages=29-32|oclc=591737943|url-status=live}}</ref> Dia telah menjadi presiden [[Perkumpulan Masyarakat Riset Material-Indonesia]] (Mrs-Ina) sejak tahun 2013 sekaligus dipilih menjadi Presiden Perkumpulan Hamburan Neutron Indonesia pada tahun 2015. Dia juga merupakan kepala cabang [[HImpunan Peneliti Indonesia|Himpunan Peneliti Indonesia]] (Himpenindo) di BATAN.<ref name=":3">{{Cite web|url=http://www.batan.go.id/index.php/en/staff-profile-evvy|title=Prof. Dr.rer.nat. Evvy Kartini|website=National Nuclear Energy Agency of Indonesia|language=id-id|access-date=2020-07-07}}</ref> LIPI menganugerahkan gelar profesor riset pada tahun 2010.<ref name=":2" />


== Kontribusi di bidang fisika ==
== Kontribusi di bidang fisika ==
Penemuan pertamanya adalah model baru difusi dalam material gelas yang dia temukan selama studi magisternya di Jerman yang dibimbing oleh seorang ahli hamburan [[neutron]], Prof. Dr. Ferenc Mezei pada tahun 1990. Temuan ini pertama kali dipublikasikan di Konferensi Internasional Hamburan Neutron di Jepang dan telah diterbitkan di dalam jurnal internasional [[Physica B]] pada tahun 1994.<ref name=":0" />
Penemuan pertamanya adalah model baru difusi dalam material gelas yang dia temukan selama studi magisternya di Jerman yang dibimbing oleh seorang ahli hamburan [[neutron]], Prof. Dr. Ferenc Mezei pada tahun 1990. Temuan ini pertama kali dipublikasikan di Konferensi Internasional Hamburan Neutron di Jepang dan telah diterbitkan di dalam jurnal internasional [[Physica B]] pada tahun 1994.<ref name=":0" />


Evvy berhasil menemukan puncak [[Boson]] pada energi rendah di bawah bimbingan seorang Profesor di McMaster Kanada pada masa studi doktoralnya, yaitu Malcolm F. Collins. Setelah penemuan tersebut, Evvy kembali ke Jerman dan menyelesaikan studinya pada tahun 1996.<ref>{{Cite web|url=https://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/id/Home/evvy.htm|title=:: KANIGARA - Ragam Pustaka: Bendera Nusantara - Evvy|last=Hariyanto|first=Gesit|date=2004|website=www.jaist.ac.jp|publisher=Harian Kompas|access-date=2020-07-07}}</ref><ref name=":3" /> Pada tahun yang sama, Evvy pulang ke Indonesia dan melanjutkan penelitian tentang [[Konduktor ion cepat|superionik]] dengan bahan material gelas di Bantan. Ketertarikannya kepada materi gelas sebagai bahan superionik bermula dari permintaan profesornya untuk menyediakan materi gelas sebagai bahan hamburan neutron.Evvy tak mampu membuatnya sendiri karena selalu disediakan oleh Universitas Mcmaster. Akhirnya, dia meminta bantuan Prof. Dr. Ferenc Mezei untuk mengirimkan bahan tersebut. Namun, Mezei tak mampu menyediakannya. Peristiwa ini yang menjadi dorongan Evvy untuk mempelajari literatur tentang pembuatan material gelas sehingga keahlian ini yang membuatnyamenjadi terkenal.<ref name=":1" />
Evvy berhasil menemukan puncak [[Boson]] pada energi rendah di bawah bimbingan seorang Profesor di McMaster Kanada pada masa studi doktoralnya, yaitu Malcolm F. Collins. Setelah penemuan tersebut, Evvy kembali ke Jerman dan menyelesaikan studinya pada tahun 1996.<ref name=":3" /><ref>{{Cite web|url=https://www.jaist.ac.jp/~rac/pub/kanigara/id/Home/evvy.htm|title=:: KANIGARA - Ragam Pustaka: Bendera Nusantara - Evvy|last=Hariyanto|first=Gesit|date=2004|website=www.jaist.ac.jp|publisher=Harian Kompas|access-date=2020-07-07}}</ref> Pada tahun yang sama, Evvy pulang ke Indonesia dan melanjutkan penelitian tentang [[Konduktor ion cepat|superionik]] dengan bahan material gelas di Bantan. Ketertarikannya kepada materi gelas sebagai bahan superionik bermula dari permintaan profesornya untuk menyediakan materi gelas sebagai bahan hamburan neutron. Evvy tak mampu membuatnya sendiri karena selalu disediakan oleh Universitas Mcmaster. Akhirnya, dia meminta bantuan Prof. Dr. Ferenc Mezei untuk mengirimkan bahan tersebut. Namun, Mezei tak mampu menyediakannya. Peristiwa ini yang menjadi dorongan Evvy untuk mempelajari literatur tentang pembuatan material gelas sehingga keahlian ini yang membuatnyamenjadi terkenal.<ref name=":1" />


Penelitiannya tentang material superionik di Batan menggunakan fasilitas yang sangat sederhana. Kondisi ini sempat membuatnya frustasi. Evvy harus menghitung secara manual dan menggunakan [[voltmeter]] sebagai alat untuk menghitung [[Elektrolit|daya hantar listrik]] yang seharusnya bisa menggunakan [[LCR-meter]] yang lebih canggih. Atas ketekunannya, Evvy berhasil menemukan jenis bahan material gelas dengan bahan-bahan gelas superionik (AgI)x(AgPO3) <ref name=":0" />
Penelitiannya tentang material superionik di Batan menggunakan fasilitas yang sangat sederhana. Kondisi ini sempat membuatnya frustasi. Evvy harus menghitung secara manual dan menggunakan [[voltmeter]] sebagai alat untuk menghitung [[Elektrolit|daya hantar listrik]] yang seharusnya bisa menggunakan [[LCR-meter]] yang lebih canggih. Atas ketekunannya, Evvy berhasil menemukan jenis bahan material gelas dengan bahan-bahan gelas superionik (AgI)x(AgPO3).<ref name=":0" />


Penemuannya ini dinilai lebih ramah lingkungan kareana tidak terbuat dari bahan baku berbahaya seperti, [[timbal]], [[Kadmium]] dan [[nikel]] sehingga berpotensi akan menjadi pengganti baterai Lithium yang sering digunakan.<ref name=":1" />
Penemuannya ini dinilai lebih ramah lingkungan kareana tidak terbuat dari bahan baku berbahaya seperti, [[timbal]], [[kadmium]] dan [[nikel]] sehingga berpotensi akan menjadi pengganti baterai litium yang sering digunakan.<ref name=":1" />


== Penghargaan ==
== Penghargaan ==
Evvy telah mendapat banyak penghargaan intenasional dan nasional. Salah satu penghargaan yang ia dapatkan ialah penghargaan Riset Unggulan Terpadu (RUT) VI dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi atas penelitiannya berjudul "Sintesa dan Karakterisasi Bahan-bahan Gelas Superionik (AgI)x(AgPO3)1-x" pada tahun 1998.<ref name=":0" /> Pada tahun 2002 dan 2003, dia kembali menerima penghargaan RUT dari Presiden RI, Megawati Soekarnoputri sebagai peneliti utama terbaik nasional dan ‘Penghargaan IPTEK ’ dari ITSF, Jepang pada tahun 2004. Penghargaan terbarunya adalah penghargaan 10 Inovator Indonesia dalam bidang teknologi oleh Penerbit TEMPO (2012) serta penghargaan 'Alumnus Profesional' dari ITB pada tahun 2015.<ref>{{Cite web|url=http://mrs-ina.org/member/ekartini|title=Members - Prof. Evvy Kartini|website=mrs-ina.org|access-date=2020-07-07}}</ref> 
Evvy telah mendapat banyak penghargaan intenasional dan nasional. Salah satu penghargaan yang ia dapatkan ialah penghargaan Riset Unggulan Terpadu (RUT) VI dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi atas penelitiannya berjudul "Sintesa dan Karakterisasi Bahan-bahan Gelas Superionik (AgI)x(AgPO3)1-x" pada tahun 1998.<ref name=":0" /> Pada tahun 2002 dan 2003, dia kembali menerima penghargaan RUT dari Presiden RI, Megawati Soekarnoputri sebagai peneliti utama terbaik nasional dan ‘Penghargaan IPTEK ’ dari ITSF, Jepang pada tahun 2004. Penghargaan terbarunya adalah penghargaan 10 Inovator Indonesia dalam bidang teknologi oleh Penerbit TEMPO (2012) serta penghargaan 'Alumnus Profesional' dari ITB pada tahun 2015.<ref>{{Cite web|url=http://mrs-ina.org/member/ekartini|title=Members - Prof. Evvy Kartini|website=mrs-ina.org|access-date=2020-07-07}}</ref>


Evvy juga mendapatkan tanda kehormatan, yaitu Satyalancana Karya Satya pada tahun 1999 dan 2008 atas dedikasinya selama bertahun-tahun dan Satyalancana Wira karya pada tahun 2003 dari Presiden Republik Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://www.batan.go.id/index.php/en/staff-awards-evvy|title=Awards and Honours|website=National Nuclear Energy Agency of Indonesia|language=id-id|access-date=2020-07-07}}</ref>
Evvy juga mendapatkan tanda kehormatan, yaitu Satyalancana Karya Satya pada tahun 1999 dan 2008 atas dedikasinya selama bertahun-tahun dan Satyalancana Wira karya pada tahun 2003 dari Presiden Republik Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://www.batan.go.id/index.php/en/staff-awards-evvy|title=Awards and Honours|website=National Nuclear Energy Agency of Indonesia|language=id-id|access-date=2020-07-07}}</ref>


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
[http://www.batan.go.id/index.php/en/staff-profile-evvy Profil Evvy Kartini]
* [http://www.batan.go.id/index.php/en/staff-profile-evvy Profil Evvy Kartini]

== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}

{{Authority control}}

{{DEFAULTSORT:Kartini, Evvy}}
[[Kategori:Tokoh wanita]]
[[Kategori:Tokoh wanita]]
[[Kategori:Tokoh wanita Islam]]
[[Kategori:Tokoh wanita Islam]]
[[Kategori:Fisikawan Indonesia]]
[[Kategori:Fisikawan Indonesia]]
[[Kategori:Peneliti Indonesia]]
[[Kategori:Peneliti Indonesia]]
<references />
[[Kategori:Peneliti]]
[[Kategori:Peneliti]]
[[Kategori:Tokoh dari Bogor]]
[[Kategori:Alumni Institut Teknologi Bandung]]

Revisi terkini sejak 1 Oktober 2024 02.53


Evvy Kartini
Foto Evvy Kartini dari Buletin Himpenindo
Lahir22 April 1965 (umur 59)
Bogor
KebangsaanIndonesia
Warga negaraIndonesia
AlmamaterInstitut Teknologi Bandung (Sarjana Sains,1988)

Universitas Teknologi Berlin

(Master of Science, 1992.) (Dr.rer.nat,1996)

Rekan pascadoktor Universitas McMaster

(1999-2000)
Dikenal atasPenemu penghantar listrik berbahan gelas
Penghargaan10 Inovator Indonesia dalam Teknologi

(Tempo, 2012)

Penghargaan Alumni Profesional

( ITB,2015)

Penghargaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

(Yayasan Sains Toray Indonesia(ITSF), 2004)

RUT( Riset Unggulan Terpadu) (2002,2003)

Satyalancana Karya Satya (1999,2008)

Satyalancana Wira Karya (2003)
Karier ilmiah
BidangFisikawan
InstitusiBATAN

(1988-)

LIPI

(2010-)
Pembimbing doktoralFerenc Mezei
Pembimbing akademik lainMalcolm F. Collins.

Evvy Kartini (lahir 22 April 1965) adalah seorang fisikawan dari Indonesia dengan keahlian pada bidang penghamburan neutron dan ilmu material. Dia terkenal atas penemuannya tentang konduktor superionik berbahan gelas. Penemuannya berpotensi mempengaruhi teknologi baterai yang lebih ramah lingkungan. Evvy adalah salah satu peneliti utama di BATAN. Evvy menerima penghargaan Riset Unggulan Terpadu yang dihadiahkan oleh mantan Presiden Republik Indonesia (RI) Megawati Soekarnoputri.

Kehidupan Pribadi dan Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Evvy adalah anak dari seorang hakim dengan nama Eddy Djunaedi. Ayahnya adalah orang yang mendorongnya untuk belajar tentang fisika. Dorongan ini bermula dari ketertarikan dirinya terhadap peralatan yang membuatnya penasaran. Dia memiliki kebiasaan membongkar pasang korek api gas milik ayahnya. Perilakunya ini didasari dari pertanyaanya " Kok bisa benda ini mengeluarkan api?". Kebiasaan inilah yang menjadi dasar dorongan ayahnya untuk dia belajar fisika, bukan menjadi dokter seperti cita-cita awalnya.[1]

Evvy menyelesaikan studi S-1 jurusan fisika di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1988 dan melanjutkan studi S2 dan S-3 nya di Institut Teknologi Berlin dengan jurusan yang sama. Dia lulus dengan gelar cum laude atau lulus dengan pujian dan mendapatkan gelar Dr.rer.nat, (rerum naturalium ) pada tahun 1994[2] Dia melanjutkan studinya sebagai rekan pascadoktor setelah menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Mcmaster di Kanada selama 2 tahun, yaitu dari tahun 1999 hingga 2000.[3]

Evvy kartini telah menikah dan mempunyai dua orang anak.[4]

Pada tahun 1996, Evvy kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai peneliti utama di BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) di kota Yogyakarta.[5] Dia telah menjadi presiden Perkumpulan Masyarakat Riset Material-Indonesia (Mrs-Ina) sejak tahun 2013 sekaligus dipilih menjadi Presiden Perkumpulan Hamburan Neutron Indonesia pada tahun 2015. Dia juga merupakan kepala cabang Himpunan Peneliti Indonesia (Himpenindo) di BATAN.[6] LIPI menganugerahkan gelar profesor riset pada tahun 2010.[3]

Kontribusi di bidang fisika

[sunting | sunting sumber]

Penemuan pertamanya adalah model baru difusi dalam material gelas yang dia temukan selama studi magisternya di Jerman yang dibimbing oleh seorang ahli hamburan neutron, Prof. Dr. Ferenc Mezei pada tahun 1990. Temuan ini pertama kali dipublikasikan di Konferensi Internasional Hamburan Neutron di Jepang dan telah diterbitkan di dalam jurnal internasional Physica B pada tahun 1994.[5]

Evvy berhasil menemukan puncak Boson pada energi rendah di bawah bimbingan seorang Profesor di McMaster Kanada pada masa studi doktoralnya, yaitu Malcolm F. Collins. Setelah penemuan tersebut, Evvy kembali ke Jerman dan menyelesaikan studinya pada tahun 1996.[6][7] Pada tahun yang sama, Evvy pulang ke Indonesia dan melanjutkan penelitian tentang superionik dengan bahan material gelas di Bantan. Ketertarikannya kepada materi gelas sebagai bahan superionik bermula dari permintaan profesornya untuk menyediakan materi gelas sebagai bahan hamburan neutron. Evvy tak mampu membuatnya sendiri karena selalu disediakan oleh Universitas Mcmaster. Akhirnya, dia meminta bantuan Prof. Dr. Ferenc Mezei untuk mengirimkan bahan tersebut. Namun, Mezei tak mampu menyediakannya. Peristiwa ini yang menjadi dorongan Evvy untuk mempelajari literatur tentang pembuatan material gelas sehingga keahlian ini yang membuatnyamenjadi terkenal.[1]

Penelitiannya tentang material superionik di Batan menggunakan fasilitas yang sangat sederhana. Kondisi ini sempat membuatnya frustasi. Evvy harus menghitung secara manual dan menggunakan voltmeter sebagai alat untuk menghitung daya hantar listrik yang seharusnya bisa menggunakan LCR-meter yang lebih canggih. Atas ketekunannya, Evvy berhasil menemukan jenis bahan material gelas dengan bahan-bahan gelas superionik (AgI)x(AgPO3).[5]

Penemuannya ini dinilai lebih ramah lingkungan kareana tidak terbuat dari bahan baku berbahaya seperti, timbal, kadmium dan nikel sehingga berpotensi akan menjadi pengganti baterai litium yang sering digunakan.[1]

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Evvy telah mendapat banyak penghargaan intenasional dan nasional. Salah satu penghargaan yang ia dapatkan ialah penghargaan Riset Unggulan Terpadu (RUT) VI dari Kementerian Negara Riset dan Teknologi atas penelitiannya berjudul "Sintesa dan Karakterisasi Bahan-bahan Gelas Superionik (AgI)x(AgPO3)1-x" pada tahun 1998.[5] Pada tahun 2002 dan 2003, dia kembali menerima penghargaan RUT dari Presiden RI, Megawati Soekarnoputri sebagai peneliti utama terbaik nasional dan ‘Penghargaan IPTEK ’ dari ITSF, Jepang pada tahun 2004. Penghargaan terbarunya adalah penghargaan 10 Inovator Indonesia dalam bidang teknologi oleh Penerbit TEMPO (2012) serta penghargaan 'Alumnus Profesional' dari ITB pada tahun 2015.[8]

Evvy juga mendapatkan tanda kehormatan, yaitu Satyalancana Karya Satya pada tahun 1999 dan 2008 atas dedikasinya selama bertahun-tahun dan Satyalancana Wira karya pada tahun 2003 dari Presiden Republik Indonesia.[9]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Pusat Data dan Analisa Tempo (2020). 10 Tokoh Penemu Pilihan Tempo - Mereka yang Tak Mengutuk Gelap. Tempo Publishing. hlm. 62–65. ISBN 9786232620728. 
  2. ^ Himpenindo (2018). "e-Bulletin Himpenindo 2018" (PDF). e-Bulletin. 5: 1–10. 
  3. ^ a b "Educations". National Nuclear Energy Agency of Indonesia. Diakses tanggal 2020-07-07. 
  4. ^ Liputan6.com (2004-11-07). "Evvy Kartini, Ahli Nuklir Kaliber Internasional". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-07-07. 
  5. ^ a b c d Pranowo, Lilih Prilian Ari. (2009). 30 tokoh penemu Indonesia (edisi ke-1). Yogyakarta: Narasi. hlm. 29–32. ISBN 978-979-16817-6-6. OCLC 591737943. 
  6. ^ a b "Prof. Dr.rer.nat. Evvy Kartini". National Nuclear Energy Agency of Indonesia. Diakses tanggal 2020-07-07. 
  7. ^ Hariyanto, Gesit (2004). ":: KANIGARA - Ragam Pustaka: Bendera Nusantara - Evvy". www.jaist.ac.jp. Harian Kompas. Diakses tanggal 2020-07-07. 
  8. ^ "Members - Prof. Evvy Kartini". mrs-ina.org. Diakses tanggal 2020-07-07. 
  9. ^ "Awards and Honours". National Nuclear Energy Agency of Indonesia. Diakses tanggal 2020-07-07.