Lompat ke isi

Didik Nini Thowok: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(66 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Bedakan|Nini Thowok|Nini Thowong}}
{{Infobox artis indonesia
{{Infobox person
| name = {{PAGENAME}}
| image = Didik Nini Thowok.jpg
| name = Didik Nini Thowok
| image = Didik Nini Thowok.JPG
| imagesize =
| caption =
| caption =
| alt =
| birthdate = {{birth date and age|1954|11|13}}
| birth_name = Kwee Tjoen Lian<br />Kwee Tjoen An
| birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| birth_date = {{birth date and age|1954|11|13}}
| birthname = Didik Hadiprayitno
| birth_place = [[Kabupaten Temanggung|Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
| othername = Didik Nini Thowok
| deathdate =
| baptised =
| deathplace =
| disappeared_date =
| yearsactive =
| disappeared_place =
| disappeared_status =
| occupation = [[penari]], [[koreografer]], [[komedian]], pemain [[pantomim]], [[penyanyi]], [[pengajar]]
| spouse =
| death_date =
| partner =
| death_place =
| children =
| death_cause =
| body_discovered =
| parents = Kwee Yoe Tiang (Hadiprayitno)<br />Suminah
| influences =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| influenced =
| website =
| burial_place =
| burial_coordinates =
| monuments =
| nationality =
| other_names = Didik Nini Thowok
| siglum =
| citizenship =
| education =
| alma_mater = [[ASTI Yogyakarta]]
| occupation = [[penari]], [[koreografer]], [[komedian]], pemain [[pantomim]], [[penyanyi]], [[pengajar]]
| years_active = [[1971]] - sekarang
| era =
| employer =
| organization =
| agent = <!-- Discouraged in most cases, specifically when promotional, and requiring a reliable source -->
| known_for =
| notable_works = <!-- produces label "Notable work"; may be overridden by |credits=, which produces label "Notable credit(s)"; or by |works=, which produces label "Works"; or by |label_name=, which produces label "Label(s)" -->
| style =
| net_worth = <!-- Net worth should be supported with a citation from a reliable source -->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| television =
| title = <!-- Formal/awarded/job title. The parameter |office=may be used as an alternative when the label is better rendered as "Office" (e.g. public office or appointments) -->
| term =
| predecessor =
| successor =
| party =
| movement =
| opponents =
| boards =
| criminal_charges = <!-- Criminality parameters should be supported with citations from reliable sources -->
| criminal_penalty =
| criminal_status =
| spouse =
| partner =
| children =
| parents = Kwee Yoe Tiang (Hadiprayitno) dan Suminah
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) -->
| relatives =
| family =
| callsign =
| awards =
| website = {{URL|http://www.didikninithowok.info/}}
| module =
| module2 =
| module3 =
| module4 =
| module5 =
| module6 =
| signature =
| signature_size =
| signature_alt =
| footnotes =
}}
}}
{{#if:Didik Nini Thowok.JPG||
'''Didik Hadiprayitno, SST''' (dengan nama lahir '''Kwee Tjoen Lian''', lalu '''Kwee Tjoen An''') yang lebih dikenal sebagai '''Didik Nini Thowok''' ({{lahirmati|[[Temanggung]], [[Jawa Tengah]]|13|11|1954}}) adalah [[penari]], [[koreografer]], [[komedian]], pemain [[pantomim]], [[penyanyi]], dan [[pengajar]].
}}
'''Didik Hadiprayitno, SST''' yang memiliki nama lahir '''Kwee Tjoen Lian '''dan '''Kwee Tjoen An''' atau yang lebih dikenal sebagai '''Didik Nini Thowok''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Temanggung|Temanggung]], [[Jawa Tengah]]|13|11|1954}}) adalah [[penari]], [[koreografer]], [[komedian]], pemain [[pantomim]], [[penyanyi]], dan [[pengajar]] berkebangsaan [[Indonesia]].<ref>http://profil.merdeka.com/indonesia/d/didik-nini-thowok/</ref><ref>http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2483-tari-adalah-nafasnya{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


== Biografi ==
== Kehidupan pribadi ==
'''Didik Nini Thowok''' terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Karena sakit-sakitan orang tuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ayah Didik, Kwee Yoe Tiang, merupakan seorang peranakan Tionghoa yang "terdampar" di Temanggung sedangkan ibunya, Suminah, adalah wanita [[Jawa]] asli, asal Desa [[Tayem, Karangpucung, Cilacap|Citayem]], [[Kabupaten Cilacap|Tjilatjap]]. Didik adalah sulung dari lima bersaudara (keempat adiknya perempuan). Setelah [[G30S]]/[[PKI]], keturunan Tionghoa diwajibkan mengganti nama Tionghoa mereka menjadi nama pribumi sehingga nama Kwee Tjoen An pun menjadi Didik Hadiprayitno.
=== Masa Kecil ===
Didik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Karena sakit-sakitan orang tuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ayah Didik, Kwee Yoe Tiang, merupakan seorang peranakan Tionghoa yang "terdampar" di [[Temanggung]] sedangkan ibunya, Suminah, adalah wanita [[Jawa]] asli, asal Desa [[Tayem, Karangpucung, Cilacap|Citayem]], [[Cilacap]]. Didik adalah sulung dari lima bersaudara (keempat adiknya perempuan). Setelah peristiwa G-30S/PKI, keturunan Tionghoa diwajibkan mengganti nama Tionghoa mereka menjadi nama pribumi sehingga nama Kwee Tjoen An pun menjadi Didik Hadiprayitno.


Kehidupan masa kecil Didik penuh keprihatinan. Ayahnya bisnis jual beli [[kulit]] [[kambing]] dan [[sapi]]. Ibunya membuka [[kios]] di Pasar Kayu. Hidup bersama mereka adalah kakek dan nenek Didik. Maka keluarga Didik harus hidup pas-pasan. Sebagai anak dan cucu pertama, Didik selalu dimanja oleh seluruh anggota keluarga. Selain itu, Didik tidak nakal seperti kebanyakan anak laki-laki seumurannya. Ia cenderung seperti anak perempuan dan menyukai permainan mereka, seperti ''pasar-pasaran'' (berjualan), masak-masakan, dan ''ibu-ibu''an. Saat kecil pun Didik diajari oleh neneknya “ketrampilan perempuan” seperti menjahit, menisik, menyulam, dan merenda.
Kehidupan masa kecil Didik penuh keprihatinan. Ayahnya bisnis jual beli [[kulit]] [[kambing]] dan [[sapi]]. Ibunya membuka [[kios]] di Pasar Kayu. Hidup bersama mereka adalah kakek dan nenek Didik. Maka keluarga Didik harus hidup pas-pasan. Sebagai anak dan cucu pertama, Didik selalu dimanja oleh seluruh anggota keluarga. Selain itu, Didik tidak nakal seperti kebanyakan anak laki-laki seumurannya. Ia cenderung seperti anak perempuan dan menyukai permainan mereka, seperti ''pasar-pasaran'' (berjualan), masak-masakan, dan ''ibu-ibu''an. Saat kecil pun Didik diajari oleh neneknya ketrampilan perempuan seperti menjahit, menisik, menyulam, dan merenda.<ref>http://www.thejakartapost.com/news/2011/07/19/didik-nini-thowok-dancing-his-life.html</ref>


=== Belajar Menari ===
== Pendidikan ==
Setelah lulus SMA, impian Didik untuk melanjutkan kuliah di ASTI Yogyakarta terbentur pada biaya. Didik pun bekerja, tak jauh dari kesukaannya, menari. Didik menjadi pegawai honorer di Kabin Kebudayaan Kabupaten Temanggung dengan tugas mengajar tari di beberapa sekolah (SD dan SMP), serta memberi les privat menari untuk anak-anak di sekitar Temanggung.
Saat masih sekolah, Didik suka menggambar dan menyanyi (suaranya bagus terutama saat menyanyi tembang Jawa). Namun setelah mengenal dunia tari akibat sering menonton pertunjukan wayang orang yang berupa sendratari, Didik pun bertekad untuk mempelajari tari. Sayangnya perekonomian keluarga yang pas-pasan menyulitkan langkah Didik untuk belajar.


Dua tahun setelah lulus SMA, Didik bertekad untuk kuliah di ASTI. Berbekal uang tabungannya, Didik berangkat ke [[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]] dan mendaftar di ASTI. Berkat Tari Manipuri, tarian wanita yang diperagakannya dengan begitu cantik, Didik berhasil memikat tim juri ASTI. Sehingga Didik diterima dan dinyatakan sebagai [[mahasiswa]] ASTI angkatan [[1974]].
Akhirnya Didik meminta teman sekelasnya Sumiasih, yang pandai menari dan nembang, untuk mengajarinya tari-tarian wayang orang. Menari bukan hal yang sulit dilakukan, karena selain tubuhnya yang lentur, Didik juga berbakat. Guru Didik berikutnya adalah Ibu Sumiyati yang mengajarinya dan ketiga adiknya, tari Jawa klasik gaya Surakarta. Didik membayar guru ini dari hasil menyewakan [[komik]] warisan kakeknya. Didik juga belajar tarian Bali klasik dari seorang tukang cukur [[rambut]].

Pribadinya yang hangat, kocak dan santun tak menyulitkan Didik untuk mendapat teman. Bersama teman-teman barunya, Didik menampilkan fragmen tari berjudul ''Ande-ande Lumut''. Didik berperan sebagai Mbok Rondo Dadapan, janda centil dari Desa Dadapan. Penampilan Didik sangat memukau mahasiswa ASTI yang lain.

Menjadi anak [[kost]] sangat sulit bagi Didik, karena tak mungkin mengharapkan kiriman dari rumah. Ketrampilan 'perempuan' yang dulu diajarkan neneknya terasa sangat berguna. Didik menerima pesanan membuat [[hiasan]] [[bordir]], juga menjual hasil kerajinannya, seperti [[syal]] dan taplak meja.

Beberapa bulan setelah mulai kuliah, Didik menerima tawaran dari kakak angkatannya, Bekti Budi Hastuti (Tutik) untuk membantu dalam fragmen tari ''Nini Thowok'' bersama Sunaryo. Nini Thowok atau Nini Thowong adalah semacam permainan [[jailangkung]] yang biasa dimainkan masyarakat Jawa tradisional. Pementasan ini sangat sukses. Kesuksesannya membawa trio tersebut pentas diberbagai acara. Merekapun mengemas pertunjukan mereka dengan konsep yang lebih matang. Saat Sunaryo mengundurkan diri, posisinya digantikan Bambang Leksono Setyo Aji, teman sekos Didik. Mereka lantas menyebut kelompok mereka sebagai '''Bengkel Nini Thowok'''. Dan di belakang nama mereka melekat nama tambahan Nini Thowok (berarti: "nenek yang menyeramkan"). Setelah itu, karier Didik Nini Thowok sebagai penari terus berlanjut, bahkan Didik sering muncul di televisi.

== Proses kreatif ==
Didik terus mengembangkan kemampuan tarinya dengan berguru ke mana-mana. Didik berguru langsung pada maestro tari Bali, [[I Gusti Gde Raka]], di [[Kabupaten Gianyar|Gianyar]]. Ia juga mempelajari tari klasik [[Sunda]] dari Endo Suanda; [[Tari Topeng Cirebon]] gaya [[Palimanan, Cirebon|Palimanan]] yang dipelajarinya dari tokoh besar Topeng Cirebon, Ibu Suji. Saat pergi ke [[Jepang]], Didik mempelajari tari klasik [[Noh]] (Hagoromo), di [[Spanyol]], ia pun belajar tari [[Flamenco]].<ref>http://www.tribunnews.com/seleb/2014/11/17/menari-ala-didik-nini-thowok-tak-sekadar-gerakan-tapi-ada-ritualnya</ref>

Setelah menyelesaikan studinya dan berhak menyandang gelar Didik Hadiprayitno, SST (Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai staff pengajar. Selain diangkat menjadi dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar [[Tata Rias]] di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.

Saat masih sekolah, Didik suka menggambar dan menyanyi (suaranya bagus terutama saat menyanyi tembang Jawa). Namun setelah mengenal dunia tari akibat sering menonton pertunjukan wayang orang yang berupa sendratari, Didik pun bertekad untuk mempelajari tari. Sayangnya perekonomian keluarga yang pas-pasan menyulitkan langkah Didik untuk belajar.

Akhirnya Didik meminta teman sekelasnya Sumiasih, yang pandai menari dan nembang, untuk mengajarinya tari-tarian wayang orang. Menari bukan hal yang sulit dilakukan, karena selain tubuhnya yang lentur, Didik juga berbakat. Guru Didik berikutnya adalah Ibu Sumiyati yang mengajarinya dan ketiga adiknya, tari Jawa klasik gaya Surakarta. Didik membayar guru ini dari hasil menyewakan [[komik]] warisan kakeknya. Didik juga belajar tarian Bali klasik dari seorang tukang cukur [[rambut]].


Didik berguru pada A. M. Sudiharjo, yang pandai menari Jawa Klasik juga sering menciptakan tari kreasi baru. Didik ikut kursus menari di Kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Temanggung. Salah satu gurunya adalah Prapto Prasojo, yang juga mengajar di padepokan tari milik Bagong Kussudiarjo di Yogyakarta.
Didik berguru pada A. M. Sudiharjo, yang pandai menari Jawa Klasik juga sering menciptakan tari kreasi baru. Didik ikut kursus menari di Kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Temanggung. Salah satu gurunya adalah Prapto Prasojo, yang juga mengajar di padepokan tari milik Bagong Kussudiarjo di Yogyakarta.


[[Koreografi]] tari ciptaan Didik yang pertama dibuat pada pertengahan [[1971]]. Tarian itu diberi judul “Tari Persembahan”, yang merupakan gabungan gerak [[tari Bali]] dan [[tari Jawa|Jawa]]. Didik tampil pertama kali sebagai penari wanita; ber[[kebaya]] dan ber[[sanggul]] saat acara kelulusan [[SMA]] tahun [[1972]]. Saat itu, didik juga mempersembahakan tari ciptaannya sendiri dengan sangat luwes.
[[Koreografi]] tari ciptaan Didik yang pertama dibuat pada pertengahan [[1971]]. Tarian itu diberi judul “Tari Persembahan”, yang merupakan gabungan gerak [[tari Bali]] dan Jawa. Didik tampil kali pertama sebagai penari wanita; ber[[kebaya]] dan bersanggul saat acara kelulusan [[SMA]] tahun [[1972]]. Saat itu, didik juga mempersembahakan tari ciptaannya sendiri dengan sangat luwes.


=== Kuliah ===
== Filmografi ==
Setelah lulus SMA, impian Didik untuk melanjutkan kuliah di [[ASTI Yogyakarta]] terbentur pada biaya. Didik pun bekerja, tak jauh dari kesukaannya, menari. Didik menjadi pegawai honorer di Kabin Kebudayaan Kabupaten Temanggung dengan tugas mengajar tari di beberapa sekolah (SD dan SMP), serta memberi les privat menari untuk anak-anak di sekitar Temanggung.


* {{judulfilm|Gengsi Dong||1980}}
Dua tahun setelah lulus SMA, Didik bertekad untuk kuliah di ASTI. Berbekal uang tabungannya, Didik berangkat ke [[Yogyakarta]] dan mendaftar di ASTI. Berkat [[Tari Manipuri]], tarian wanita yang diperagakannya dengan begitu cantik, Didik berhasil memikat tim juri ASTI. Sehingga Didik diterima dan dinyatakan sebagai [[mahasiswa]] ASTI angkatan 1974.
* {{judulfilm|Jagad X Code||2009}}
* {{judulfilm|Preman In Love||2009}}
*''[[Wonderful Life (film)]]'' (2016)
* ''[[Perempuan Pembawa Sial]]'' (segera)


== Sinetron ==
Pribadinya yang hangat, kocak dan santun tak menyulitkan Didik untuk mendapat teman. Bersama teman-teman barunya, Didik menampilkan fragmen tari berjudul “Ande-ande Lumut”. Didik berperan sebagai Mbok Rondo Dadapan, janda centil dari Desa Dadapan. Penampilan Didik sangat memukau mahasiswa ASTI yang lain.
* ''Warkop DKI'' ( episode Petinju ) (1996-1997) bersama [[Warkop DKI]] dan Hengky Siregar


== Referensi ==
Menjadi anak [[kost]] sangat sulit bagi Didik, karena tak mungkin mengharapkan kiriman dari rumah. Ketrampilan 'perempuan' yang dulu diajarkan neneknya terasa sangat berguna. Didik menerima pesanan membuat [[hiasan]] [[bordir]], juga menjual hasil kerajinannya, seperti [[syal]] dan [[taplak meja]].


{{reflist}}
Beberapa bulan setelah mulai kuliah, Didik menerima tawaran dari kakak angkatannya, Bekti Budi Hastuti (Tutik) untuk membantu dalam [[fragmen]] tari Nini Thowok bersama Sunaryo. Nini Thowok atau Nini Thowong adalah semacam permainan [[jailangkung]] yang biasa dimainkan masyarakat Jawa tradisional. Pementasan ini sangat sukses. Kesuksesannya membawa trio tersebut pentas diberbagai acara. Merekapun mengemas pertunjukan mereka dengan konsep yang lebih matang. Saat Sunaryo mengundurkan diri, posisinya digantikan Bambang Leksono Setyo Aji, teman sekos Didik. Mereka lantas menyebut kelompok mereka sebagai Bengkel Nini Thowok. Dan di belakang nama mereka melekat nama tambahan “Nini Thowok”.
Setelah itu, karir Didik Nini Thowok sebagai penari terus berlanjut, bahkan Didik sering muncul di televisi.


== Pranala luar ==
Didik terus mengembangkan kemampuan tarinya dengan berguru ke mana-mana. Didik berguru langsung pada maestro tari Bali, I Gusti Gde Raka, di [[Gianyar]]. Ia juga mempelajari tari klasik [[Sunda]] dari Endo Suanda; [[Tari Topeng Cirebon]] gaya [[Palimanan]] yang dipelajarinya dari tokoh besar Topeng Cirebon, Ibu Suji. Saat pergi ke [[Jepang]], Didik mempelajari tari klasik [[Kabuki]] (Hagoromo), di [[Spanyol]], ia pun belajar tari [[Flamenco]].


* {{id}} [http://www.didikninithowok.info/ Situs resmi]
=== Karir ===
* {{id}} [http://www.femina-online.com/serial/serial_detail.asp?id=50&views=16 Serial Femina]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
Setelah menyelesaikan studinya dan berhak menyandang gelar Didik Hadiprayitno, SST (Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai staff pengajar. Selain diangkat menjadi dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar Tata Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.
* {{id}} [http://profil.merdeka.com/indonesia/d/didik-nini-thowok/ Profile Didik Nini Thowok]
* {{id}} [http://www.tempo.co/read/news/2011/05/31/001338019/Didik-Nini-Thowok-Pengalaman-Mistis-Selama-Menari Didik Nini Thowok: Pengalaman Mistis Selama Menari]{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [https://music.washington.edu/events/2014-11-10/ethnomusicology-visiting-artist-event-didik-nini-thowok Ethnomusicology Visiting Artist Event: Didik Nini Thowok]
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2483-tari-adalah-nafasnya Tari adalah Nafasnya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150509102444/http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2483-tari-adalah-nafasnya |date=2015-05-09 }}
* {{Kapanlagi|d|didik_nini_thowok}}
* {{id}} [http://www.thejakartapost.com/news/2011/07/19/didik-nini-thowok-dancing-his-life.html Didik Nini Thowok: Dancing is his life]
* {{id}} [http://www.tribunnews.com/seleb/2014/11/17/menari-ala-didik-nini-thowok-tak-sekadar-gerakan-tapi-ada-ritualnya Menari Ala Didik Nini Thowok Tak Sekadar Gerakan, Tapi Ada Ritualnya]


{{Authority control}}
== Sumber tulisan ==
*[http://www.didikninithowok.info/ Situs resmi]
*[http://www.femina-online.com/serial/serial_detail.asp?id=50&views=16 Serial Femina]
*[http://selebriti.kapanlagi.com/didik_nini_thowok/ Profil dan berita di KapanLagi.com]


{{DEFAULTSORT:Thowok, Didik Nini}}
{{DEFAULTSORT:Thowok, Didik Nini}}
[[Kategori:Artikel artis Indonesia yang perlu diberi gambar|Didik Nini Thowok]]

[[Kategori:Penari Indonesia]]
[[Kategori:Pelawak Indonesia]]
[[Kategori:Pelawak Indonesia]]
[[Kategori:Pemeran laki-laki Indonesia]]
[[Kategori:Penari Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Temanggung]]
[[Kategori:Tokoh dari Temanggung]]
[[Kategori:Marga Guo]]
[[Kategori:Alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta]]

Revisi terkini sejak 6 Oktober 2024 19.39

Didik Nini Thowok
LahirKwee Tjoen Lian
Kwee Tjoen An

13 November 1954 (umur 69)
Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia
Nama lainDidik Nini Thowok
AlmamaterASTI Yogyakarta
Pekerjaanpenari, koreografer, komedian, pemain pantomim, penyanyi, pengajar
Tahun aktif1971 - sekarang
Orang tuaKwee Yoe Tiang (Hadiprayitno) dan Suminah
Situs webwww.didikninithowok.info

Didik Hadiprayitno, SST yang memiliki nama lahir Kwee Tjoen Lian dan Kwee Tjoen An atau yang lebih dikenal sebagai Didik Nini Thowok (lahir 13 November 1954) adalah penari, koreografer, komedian, pemain pantomim, penyanyi, dan pengajar berkebangsaan Indonesia.[1][2]

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Didik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian. Karena sakit-sakitan orang tuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An. Ayah Didik, Kwee Yoe Tiang, merupakan seorang peranakan Tionghoa yang "terdampar" di Temanggung sedangkan ibunya, Suminah, adalah wanita Jawa asli, asal Desa Citayem, Tjilatjap. Didik adalah sulung dari lima bersaudara (keempat adiknya perempuan). Setelah G30S/PKI, keturunan Tionghoa diwajibkan mengganti nama Tionghoa mereka menjadi nama pribumi sehingga nama Kwee Tjoen An pun menjadi Didik Hadiprayitno.

Kehidupan masa kecil Didik penuh keprihatinan. Ayahnya bisnis jual beli kulit kambing dan sapi. Ibunya membuka kios di Pasar Kayu. Hidup bersama mereka adalah kakek dan nenek Didik. Maka keluarga Didik harus hidup pas-pasan. Sebagai anak dan cucu pertama, Didik selalu dimanja oleh seluruh anggota keluarga. Selain itu, Didik tidak nakal seperti kebanyakan anak laki-laki seumurannya. Ia cenderung seperti anak perempuan dan menyukai permainan mereka, seperti pasar-pasaran (berjualan), masak-masakan, dan ibu-ibuan. Saat kecil pun Didik diajari oleh neneknya ketrampilan perempuan seperti menjahit, menisik, menyulam, dan merenda.[3]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Setelah lulus SMA, impian Didik untuk melanjutkan kuliah di ASTI Yogyakarta terbentur pada biaya. Didik pun bekerja, tak jauh dari kesukaannya, menari. Didik menjadi pegawai honorer di Kabin Kebudayaan Kabupaten Temanggung dengan tugas mengajar tari di beberapa sekolah (SD dan SMP), serta memberi les privat menari untuk anak-anak di sekitar Temanggung.

Dua tahun setelah lulus SMA, Didik bertekad untuk kuliah di ASTI. Berbekal uang tabungannya, Didik berangkat ke Yogyakarta dan mendaftar di ASTI. Berkat Tari Manipuri, tarian wanita yang diperagakannya dengan begitu cantik, Didik berhasil memikat tim juri ASTI. Sehingga Didik diterima dan dinyatakan sebagai mahasiswa ASTI angkatan 1974.

Pribadinya yang hangat, kocak dan santun tak menyulitkan Didik untuk mendapat teman. Bersama teman-teman barunya, Didik menampilkan fragmen tari berjudul Ande-ande Lumut. Didik berperan sebagai Mbok Rondo Dadapan, janda centil dari Desa Dadapan. Penampilan Didik sangat memukau mahasiswa ASTI yang lain.

Menjadi anak kost sangat sulit bagi Didik, karena tak mungkin mengharapkan kiriman dari rumah. Ketrampilan 'perempuan' yang dulu diajarkan neneknya terasa sangat berguna. Didik menerima pesanan membuat hiasan bordir, juga menjual hasil kerajinannya, seperti syal dan taplak meja.

Beberapa bulan setelah mulai kuliah, Didik menerima tawaran dari kakak angkatannya, Bekti Budi Hastuti (Tutik) untuk membantu dalam fragmen tari Nini Thowok bersama Sunaryo. Nini Thowok atau Nini Thowong adalah semacam permainan jailangkung yang biasa dimainkan masyarakat Jawa tradisional. Pementasan ini sangat sukses. Kesuksesannya membawa trio tersebut pentas diberbagai acara. Merekapun mengemas pertunjukan mereka dengan konsep yang lebih matang. Saat Sunaryo mengundurkan diri, posisinya digantikan Bambang Leksono Setyo Aji, teman sekos Didik. Mereka lantas menyebut kelompok mereka sebagai Bengkel Nini Thowok. Dan di belakang nama mereka melekat nama tambahan Nini Thowok (berarti: "nenek yang menyeramkan"). Setelah itu, karier Didik Nini Thowok sebagai penari terus berlanjut, bahkan Didik sering muncul di televisi.

Proses kreatif

[sunting | sunting sumber]

Didik terus mengembangkan kemampuan tarinya dengan berguru ke mana-mana. Didik berguru langsung pada maestro tari Bali, I Gusti Gde Raka, di Gianyar. Ia juga mempelajari tari klasik Sunda dari Endo Suanda; Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan yang dipelajarinya dari tokoh besar Topeng Cirebon, Ibu Suji. Saat pergi ke Jepang, Didik mempelajari tari klasik Noh (Hagoromo), di Spanyol, ia pun belajar tari Flamenco.[4]

Setelah menyelesaikan studinya dan berhak menyandang gelar Didik Hadiprayitno, SST (Sarjana Seni Tari), Didik ditawari almamaternya, ASTI Yogyakarta untuk mengabdi sebagai staff pengajar. Selain diangkat menjadi dosen di ASTI, ia juga diminta jadi pengajar Tata Rias di Akademi Kesejahteraan Keluarga (AKK) Yogya.

Saat masih sekolah, Didik suka menggambar dan menyanyi (suaranya bagus terutama saat menyanyi tembang Jawa). Namun setelah mengenal dunia tari akibat sering menonton pertunjukan wayang orang yang berupa sendratari, Didik pun bertekad untuk mempelajari tari. Sayangnya perekonomian keluarga yang pas-pasan menyulitkan langkah Didik untuk belajar.

Akhirnya Didik meminta teman sekelasnya Sumiasih, yang pandai menari dan nembang, untuk mengajarinya tari-tarian wayang orang. Menari bukan hal yang sulit dilakukan, karena selain tubuhnya yang lentur, Didik juga berbakat. Guru Didik berikutnya adalah Ibu Sumiyati yang mengajarinya dan ketiga adiknya, tari Jawa klasik gaya Surakarta. Didik membayar guru ini dari hasil menyewakan komik warisan kakeknya. Didik juga belajar tarian Bali klasik dari seorang tukang cukur rambut.

Didik berguru pada A. M. Sudiharjo, yang pandai menari Jawa Klasik juga sering menciptakan tari kreasi baru. Didik ikut kursus menari di Kantor Pembinaan Kebudayaan Kabupaten Temanggung. Salah satu gurunya adalah Prapto Prasojo, yang juga mengajar di padepokan tari milik Bagong Kussudiarjo di Yogyakarta.

Koreografi tari ciptaan Didik yang pertama dibuat pada pertengahan 1971. Tarian itu diberi judul “Tari Persembahan”, yang merupakan gabungan gerak tari Bali dan Jawa. Didik tampil kali pertama sebagai penari wanita; berkebaya dan bersanggul saat acara kelulusan SMA tahun 1972. Saat itu, didik juga mempersembahakan tari ciptaannya sendiri dengan sangat luwes.

Filmografi

[sunting | sunting sumber]
  • Warkop DKI ( episode Petinju ) (1996-1997) bersama Warkop DKI dan Hengky Siregar

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]