Suku Makassar: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(22 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11: | Baris 11: | ||
}} |
}} |
||
'''Suku |
'''Suku Makassar''' ([[bahasa Makassar]]: {{script|Bugi|ᨈᨘᨆᨀᨔᨑ}}, ''tu-Mangkasara’،'' تُو مَڠْكَاسَرَءْ; [[bahasa Melayu Klasik]]: ''orang Mengkasar'' اورڠ مڠكاسر) adalah [[kelompok etnis]] yang mendiami pesisir selatan pulau [[Sulawesi]], meliputi wilayah [[Kota Makassar|Kota Makassar]], [[Kabupaten Gowa]], [[Takalar]], [[Jeneponto]], [[Bantaeng]], [[Kepulauan Selayar]], [[Bulukumba]], [[Maros]], [[Pangkajene dan Kepulauan]], sebagian wilayah [[Kabupaten Sinjai|Sinjai]], dan sebagian wilayah [[Kabupaten Bone|Bone]] di [[Bontocani, Bone|Kecamatan Bontocani]] di Desa [[Bontojai, Bontocani, Bone|Bontojai]] & [[Bonto Padang, Kahu, Bone|Bontopadang]]. Suku Makassar adalah salah satu suku terbesar di Sulawesi. Berikut ini [[Daftar tokoh Makassar|daftar tokoh suku Makassar]] dalam dan luar Negeri. |
||
⚫ | Sumber-sumber [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|Portugis]] pada permulaan abad ke-16 telah mencatat nama Makassar ”''Macaçar''”. Bahkan dalam syair ke-14 [[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakertagama]] karangan [[Empu Prapañca|Prapanca]] (1365) nama Makassar "''Pulau-pulau Makassar''" atau lebih dikenal saat ini dengan [[Pulau Sulawesi]] telah tercantum. Sumber lokal nama Makassar telah tercatat dalam [[Kronik Gowa]] ketika [[Daeng Pamatte]] membuat Aksara dengan nama [[LONTARA MANGKASARA|Lontara Mangkasara]] pada tahun 1538. |
||
Sumber-sumber [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|Portugis]] pada permulaan abad ke-16 |
|||
⚫ | mencatat nama Makassar ”''Macaçar''”. Bahkan dalam syair ke-14 [[Kakawin Nagarakretagama|Nagarakertagama]] karangan [[Empu Prapañca|Prapanca]] (1365) nama Makassar "''Pulau-pulau Makassar''" atau lebih dikenal saat ini dengan [[Pulau Sulawesi]] telah tercantum. Sumber lokal nama Makassar telah tercatat dalam [[Kronik Gowa]] ketika [[Daeng Pamatte]] membuat Aksara dengan nama [[LONTARA MANGKASARA|Lontara Mangkasara]] pada tahun 1538. |
||
Daeng Matanre [[Tumapa'risi' Kallonna|Karaeng Tumapakrisi Kallongna]], raja Gowa ke-IX mendirikan kota Makassar pada tahun 1511 atau lebih dikenal dengan nama [[Benteng Somba Opu]]. Dan pada tahun itu pula bangsa [[Portugis]] sudah berlabuh dan berkunjung untuk bertemu raja Gowa. |
Daeng Matanre [[Tumapa'risi' Kallonna|Karaeng Tumapakrisi Kallongna]], raja Gowa ke-IX mendirikan kota Makassar pada tahun 1511 atau lebih dikenal dengan nama [[Benteng Somba Opu]]. Dan pada tahun itu pula bangsa [[Portugis]] sudah berlabuh dan berkunjung untuk bertemu raja Gowa. |
||
Baris 52: | Baris 50: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{ |
{{reflist|2}} |
||
<references/> |
|||
{{Commonscat}} |
|||
[[Kategori:Suku bangsa di Sulawesi Selatan|Makassar]] |
[[Kategori:Suku bangsa di Sulawesi Selatan|Makassar]] |
||
[[Kategori:Suku Makassar]] |
[[Kategori:Suku Makassar]] |
Revisi terkini sejak 1 November 2024 10.35
Sulawesi Selatan | 3.793.704 |
---|---|
Bahasa | |
Bahasa asli Makassar Sebagai bahasa kedua Melayu Makassar, Indonesia | |
Agama | |
Mayoritas Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
Bugis, Mandar, dan Toraja |
Suku Makassar (bahasa Makassar: ᨈᨘᨆᨀᨔᨑ, tu-Mangkasara’، تُو مَڠْكَاسَرَءْ; bahasa Melayu Klasik: orang Mengkasar اورڠ مڠكاسر) adalah kelompok etnis yang mendiami pesisir selatan pulau Sulawesi, meliputi wilayah Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Kepulauan Selayar, Bulukumba, Maros, Pangkajene dan Kepulauan, sebagian wilayah Sinjai, dan sebagian wilayah Bone di Kecamatan Bontocani di Desa Bontojai & Bontopadang. Suku Makassar adalah salah satu suku terbesar di Sulawesi. Berikut ini daftar tokoh suku Makassar dalam dan luar Negeri.
Sumber-sumber Portugis pada permulaan abad ke-16 telah mencatat nama Makassar ”Macaçar”. Bahkan dalam syair ke-14 Nagarakertagama karangan Prapanca (1365) nama Makassar "Pulau-pulau Makassar" atau lebih dikenal saat ini dengan Pulau Sulawesi telah tercantum. Sumber lokal nama Makassar telah tercatat dalam Kronik Gowa ketika Daeng Pamatte membuat Aksara dengan nama Lontara Mangkasara pada tahun 1538.
Daeng Matanre Karaeng Tumapakrisi Kallongna, raja Gowa ke-IX mendirikan kota Makassar pada tahun 1511 atau lebih dikenal dengan nama Benteng Somba Opu. Dan pada tahun itu pula bangsa Portugis sudah berlabuh dan berkunjung untuk bertemu raja Gowa.
Makassar sebagai ibu kota sudah dikenal oleh bangsa asing dari Eropa yang menetap di ibukota Somba Opu seperti Portugis, Inggris, Belanda, Denmark dan Prancis. Dari Asia Timur seperti China, bangsa Moor dari Afrika utara dan Yaman dari Timur Tengah . Komunitas Suku Melayu di Asia Tenggara seperti Pattani dari Thailand, Champa dari Vietnam, Minangkabau dari Sumatera barat, Johor dan Pahang dari Malaysia, Suku Aborigin dari Australia utara serta berbagai suku bangsa di Nusantara. Makassar menjadi kota paling Kosmopolitan di Asia Tenggara pada abad ke-XVII.
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Dari segi etimologi, Makassar berasal dari kata Mangkasara' ᨆᨀᨔᨑ yang terdiri dari morfem prefiks adjektif mang- dan morfem kata kasara' ᨀᨔᨑ (tampak, timbul, wujud, nyata, jelas) yang secara keseluruhan mengandung arti memiliki sifat besar (mulia) dan berterus terang (Jujur). Sementara dari segi terminologi, kata ‘Mangkasarak’ terdapat pada nama suku bangsa, nama kerajaan, nama selat, dan nama kota.[butuh rujukan]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Suku Makassar ini adalah etnis yang berjiwa penakluk dan pemberani namun demokratis dalam memerintah, gemar berperang dan jaya di laut. Tak heran dimulai pada tahun 1511 hingga 1699 dengan simbol Kerajaan Gowa, mereka berhasil membentuk satu wilayah kerajaan yang luas dengan kekuatan armada laut yang besar berhasil membentuk suatu Imperium bernafaskan Islam, mulai dari Sulawesi, kalimantan bagian Timur, NTT, NTB, Maluku, Brunei, Filipina bagian selatan hingga Australia bagian utara.[butuh rujukan]Mereka menjalin Traktat dengan Bali, kerjasama dengan Malaka dan Banten dan seluruh kerajaan lainnya dalam lingkup Nusantara maupun Internasional (khususnya Portugis). Kerajaan ini juga menghadapi perang yang dahsyat dengan Belanda hingga kejatuhannya akibat adu domba Belanda terhadap kerajaan taklukannya.[butuh rujukan]
Suku bangsa Makassar meninggalkan jejak nama Kampung dibeberpa negara seperti Macassan Beach atau Pantai Makassar dan Macassar Bay atau Teluk Makassar. Kedua tempat ini masuk dalam negara bagian Wilayah Utara Australia yang menjalin kontak dengan masyarakat pribumi sebelum abad ke-17 oleh pelaut Teripang asal Makassar. Dinegara Timor Leste pada tahun 1641 oleh Sultan Mudaffar Raja Tallo dengan nama Pante Makassar.[butuh rujukan]
Dinegeri Jiran Malaysia dengan nama Kampung Mengkasar (Makassar), pada tahun 1722 oleh Karaeng Aji. Mengkasar adalah penyebutan orang Melayu untuk nama Makassar. Kampung ini kelak melahirkan generasi Karaeng Aji yang bernama Tun Abdul Razak dan Najib Razak sebagai Perdana Menteri Malaysia.[butuh rujukan]
Di Negeri Pagoda Thailand pada tahun 1686 oleh Daeng Mangalle dengan nama Makkasan di jantung ibukota Bangkok. Di ujung selatan benua Afrika sebuah kota kecil bernama Macassar, Western Cape , Afrika Selatan. Syehk Yusuf al Makassari membuat sebuah perkampungan bersama pengikutnya bernama Makassar sesuai tempat asal mereka pada tahun 1694.[butuh rujukan]
Kampung Suku Makassar di luar Negeri
[sunting | sunting sumber]di negara Timor Leste
- Kecamatan Makkasan di kota Bangkok, Thailand
Perbedaan Makassar dengan Bugis
[sunting | sunting sumber]Banyak yang mengira bahwa Makassar adalah identik dan serumpun dengan suku Bugis karena marak dan populernya akan istilah "Bugis Makassar" yang diciptakan oleh Pemerintah Hindia Belanda awal abad ke-20. Hingga pada akhirnya kejatuhan Kesultanan Gowa Tallo (Kesultanan Makassar) pada VOC Belanda yang dibantu oleh para loyalitas lokalnya. Segala potensi Makassar dimatikan, mengingat suku ini terkenal sangat keras menentang Belanda. Di mana pun mereka bertemu Belanda, pasti diperanginya.[butuh rujukan]
Beberapa tokoh sentral Gowa yang menolak menyerah seperti Karaeng Galesong, Karaeng Bontomarannu, Karaeng Karunrung, Sultan Harun al Rasyid Raja Tallo dan Daeng Mangalle hijrah ke Tanah Jawa. Dibawah komando Karaeng Galesong bersama armada lautnya yang perkasa, memerangi setiap kapal Belanda yang mereka temui. Oleh karena itu, Belanda yang saat itu di bawah pimpinan Spellman menjulukinya dengan "Si-Bajak-Laut"[butuh rujukan]
Segi linguistik
[sunting | sunting sumber]Dari segi linguistik, bahasa Makassar dan bahasa Bugis berbeda, walau kedua bahasa ini termasuk dalam Rumpun bahasa Sulawesi Selatan[1] dalam cabang Melayu-Polinesia dari rumpun bahasa Austronesia. Dalam kelompok ini, bahasa Makassar[2] masuk dalam sub-kelompok yang sama dengan bahasa Bentong, Konjo dan Selayar, sedangkan bahasa Bugis[3] masuk dalam sub-kelompok yang sama dengan bahasa Campalagian dan dua bahasa yang ditutur di pulau Kalimantan yaitu bahasa Embaloh dan bahasa Taman. Perbedaan antara bahasa Bugis dan Makassar ini adalah salah satu ciri yang membedakan kedua suku tersebut.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Austronesian, Malayo-Polynesian, South Sulawesi" dalam www.ethnologue.com
- ^ (Inggris) Suku Makassar di Ethnologue
- ^ (Inggris) Suku Makassar di Ethnologue