Maulana Hasanuddin dari Banten: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Adhiyan216 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
k Mengembalikan suntingan oleh Daeng Hanif (bicara) ke revisi terakhir oleh Raden Salman Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(44 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2: | Baris 2: | ||
{{untuk|pengertian lain|Hasanuddin (disambiguasi)}} |
{{untuk|pengertian lain|Hasanuddin (disambiguasi)}} |
||
{{refimprove}} |
{{refimprove}} |
||
{{Hiperbolis}} |
|||
{{Infobox |
{{Infobox royalty |
||
⚫ | |||
| honorific-prefix = |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
| |
| succession = Pendiri [[Daftar Sultan Banten|Kesultanan Banten]] |
||
| |
| image = Maulana Hasanuddin of Banten.jpg |
||
| |
| reign = 1552–1570 |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
| successor = [[Maulana Yusuf dari Banten|Maulana Yusuf]] |
|||
| denomination = [[Sunni]] |
|||
| succession1 = |
|||
| known_for = [[Wali Songo]] |
|||
| |
| reign1 = |
||
| predecessor1 = |
|||
⚫ | |||
| |
| successor1 = |
||
| |
| spouse = |
||
| issue = [[Maulana Yusuf dari Banten]]<br>Pangeran Sunyararas |
|||
| death_place = [[Berkas:Flag of the Sultanate of Banten.svg|25px]] [[Keraton Surosowan|Surasowan]], [[Kesultanan Banten]] |
|||
| |
| house = [[Al Bantani]] |
||
⚫ | |||
*[[Pangeran Sunyararas dari Tanara]] |
|||
⚫ | |||
*[[Waliyuddin dari Banten]] Pangeran Jaga Lautan |
|||
| full_name = |
|||
⚫ | |||
| birth_date = 1478 |
|||
⚫ | |||
| |
| birth_place = |
||
| death_date = {{death year and age|1570|1478}} |
|||
|predecessor=[[Syarif Abdullah/Sultan Malaka]] |
|||
| |
| death_place = [[Kesultanan Banten]] |
||
| date of burial = |
|||
|office1=Pendiri [[Kesultanan Banten]] |
|||
| place of burial = [[Masjid Agung Banten]], [[Serang]] |
|||
|term_start1=1552 |
|||
⚫ | |||
|term_end1=1570 |
|||
⚫ | |||
|successor1=[[Maulana Yusuf]] |
|||
|title= |
|||
|region= |
|||
|dynasty= |
|||
}} |
}} |
||
[[Sultan]] '''Maulana Hasanuddin''' adalah Pendiri [[Kesultanan Banten]]. Ia memiliki nama lain '''Pangeran Sabakingking''' dan memerintah di Banten dalam rentang waktu 1552 – 1570 M. |
|||
[[Berkas:Grave of Maulana Hasanuddin, Indonesia Tanah Airku, p88.jpg|jmpl|Makam Maulana Hasanuddin, tahun 1950-an]] |
|||
''Sulthanul-Auliya' wal-'Arifin asy-Syaikh [[Maulana Hasanuddin|as-Sulthan asy-Syarif Maulana Hasanuddin]] [[Suku Banten|al-Bantani]]''. Ia merupakan seorang pendiri [[Kesultanan Banten]]. Ia juga bergelar '''''Pangeran Sabakingking''''' dan berkuasa di Banten dalam rentang waktu [[1552]] - [[1570]]. Ia merupakan menantu dari salah satu [[Wali Songo|walisongo]], yaitu ''[[Syaikh|asy-Syaikh]] [[Cirebon|al-Cirbuni]] [[Gunungjati, Cirebon|Shahibu Jabal-Jati]] Syarif Hidayatullah ([[Sunan Gunung Jati]]) [[Cirebon]] [[Wali Songo|Walisongo)]]''. |
|||
== Masa Pemerintahan == |
== Masa Pemerintahan == |
||
Maulana Hasanuddin merupakan pendiri sekaligus [[sultan]] pertama dari [[Kesultanan Banten]]. Ia mendirikan Kesultanan Banten pada tahun 1527 setelah merebut wilayah [[Banten Girang]] dari [[Raga Mulya|Pucuk Umun]]. Banten Girang kemudian menjadi wilayah pertama dari Kesultanan Banten.<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=48|url-status=live}}</ref> |
Maulana Hasanuddin merupakan pendiri sekaligus [[sultan]] pertama dari [[Kesultanan Banten]]. Ia mendirikan Kesultanan Banten pada tahun 1527 setelah merebut wilayah [[Banten Girang]] dari [[Raga Mulya|Pucuk Umun]]. Banten Girang kemudian menjadi wilayah pertama dari Kesultanan Banten.<ref>{{Cite book|last=BPS Provinsi Banten|date=2019|url=https://dmsppid.bantenprov.go.id/upload/dms/52/buku-pbda-2019-final.pdf|title=Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019|publisher=Dinas Pariwisata Provinsi Banten|pages=48|url-status=live}}</ref> |
||
Di bawah pemerintahannya, Kesultanan Banten mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang. Kesultanan Banten adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perdagangan untuk menopang perekonomian kerajaan. Untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda, pusat pemerintahannya kemudian dipindahkan dari pedalaman Banten Girang ke pesisir.{{Butuh rujukan}} |
Di bawah pemerintahannya, Kesultanan Banten mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang. Kesultanan Banten adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perdagangan untuk menopang perekonomian kerajaan. Untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda, pusat pemerintahannya kemudian dipindahkan dari pedalaman Banten Girang ke pesisir.{{Butuh rujukan}} |
||
Baris 45: | Baris 39: | ||
Di tangan Sultan Maulana Hasanuddin, Banten dikenal sebagai bandar besar yang menjadi persinggahan utama dan penghubung antara pedagang dari Arab, Parsi, India dan Cina dengan negara-negara di Nusantara. Selain itu, Kesultanan Banten juga menguasai Lampung yang banyak menghasilkan rempah-rempah. Di era Sultan Maulana Hasanuddin pula, Banten dapat melepaskan diri dari Demak pada 1568 M. Sultan Maulana Hasanuddin wafat pada 1570 dan dimakamkan di Masjid Agung Banten. Ia juga dikenal sebagai Pangeran Surosowan karena telah mendirikan Keraton Surosowan.{{Butuh rujukan}} |
Di tangan Sultan Maulana Hasanuddin, Banten dikenal sebagai bandar besar yang menjadi persinggahan utama dan penghubung antara pedagang dari Arab, Parsi, India dan Cina dengan negara-negara di Nusantara. Selain itu, Kesultanan Banten juga menguasai Lampung yang banyak menghasilkan rempah-rempah. Di era Sultan Maulana Hasanuddin pula, Banten dapat melepaskan diri dari Demak pada 1568 M. Sultan Maulana Hasanuddin wafat pada 1570 dan dimakamkan di Masjid Agung Banten. Ia juga dikenal sebagai Pangeran Surosowan karena telah mendirikan Keraton Surosowan.{{Butuh rujukan}} |
||
'''SILSILAH :''' |
|||
* Kanjeng Nabi Muhammad SAW |
|||
* Syarifah Fatimah Az-Zahra |
|||
* Imam Hasan As-sibith |
|||
* Syarif Hasan Al-Mutsanna (Syarif Mekah ke-1) |
|||
* Syarif Abdullah Al-kamil / Al-mahdi (Syarif Mekah ke-3) |
|||
* Syarif Musa Al-jaun (Syarif Mekah ke-7) |
|||
* Syarif Abdullah Al-kiram (Syarif Mekah ke-9) |
|||
* Syarif Musa (Syarif Mekah ke-12) |
|||
* Syarif Muhammad Ats-Tsa-ir (Syarif Mekah ke-21) |
|||
* Syarif Abdullah (Syarif Mekah ke-22) |
|||
* Ali |
|||
* Sulaiman |
|||
* Husin |
|||
* Isa |
|||
* Abdul Karim |
|||
* Mutha’in |
|||
* Idris |
|||
* Syarif Mekah Qatadah (Syarif Mekah ke-43) |
|||
* Ali |
|||
* Hasan |
|||
* Abi Nami |
|||
* Abi Dzabih Muhammad |
|||
* Athifah |
|||
* Muhammad |
|||
* Jarullah Abdul Aziz |
|||
* Syarif Abdullah (Sultan Malaka) |
|||
* Maulana Hasanuddin |
|||
== Rujukan == |
== Rujukan == |
||
Baris 110: | Baris 74: | ||
}} |
}} |
||
Wangsa: |
Wangsa: Hasan al-Bantani |
||
[[Kategori:Bangsawan Sunda]] |
[[Kategori:Bangsawan Sunda]] |
Revisi terkini sejak 10 Desember 2024 22.28
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
Sultan Maulana Hasanuddin | |
---|---|
Pendiri Kesultanan Banten | |
Berkuasa | 1552–1570 |
Pendahulu | Jabatan Baru |
Penerus | Maulana Yusuf |
Kelahiran | 1478 |
Kematian | 1570 (umur 91–92) Kesultanan Banten |
Pemakaman | |
Keturunan | Maulana Yusuf dari Banten Pangeran Sunyararas |
Wangsa | Al Bantani |
Ayah | Sunan Gunung Jati |
Ibu | Nyai Ratu Kawunganten |
Agama | Islam Sunni |
Sultan Maulana Hasanuddin adalah Pendiri Kesultanan Banten. Ia memiliki nama lain Pangeran Sabakingking dan memerintah di Banten dalam rentang waktu 1552 – 1570 M.
Masa Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Maulana Hasanuddin merupakan pendiri sekaligus sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia mendirikan Kesultanan Banten pada tahun 1527 setelah merebut wilayah Banten Girang dari Pucuk Umun. Banten Girang kemudian menjadi wilayah pertama dari Kesultanan Banten.[1]
Di bawah pemerintahannya, Kesultanan Banten mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang. Kesultanan Banten adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perdagangan untuk menopang perekonomian kerajaan. Untuk memudahkan hubungan dagang dengan pesisir Sumatera melalui Selat Sunda, pusat pemerintahannya kemudian dipindahkan dari pedalaman Banten Girang ke pesisir.[butuh rujukan]
Di kawasan teluk Banten, Maulana Hasanuddin membangun tiga institusi penting sebagai motor perubahan kerajaannya. Tiga institusi tersebut adalah masjid (sebagai basis kegiatan sosial keagamaan), Kraton Surosowan (pusat pemerintahan), dan pelabuhan (sentra ekonomi).[butuh rujukan]
Di tangan Sultan Maulana Hasanuddin, Banten dikenal sebagai bandar besar yang menjadi persinggahan utama dan penghubung antara pedagang dari Arab, Parsi, India dan Cina dengan negara-negara di Nusantara. Selain itu, Kesultanan Banten juga menguasai Lampung yang banyak menghasilkan rempah-rempah. Di era Sultan Maulana Hasanuddin pula, Banten dapat melepaskan diri dari Demak pada 1568 M. Sultan Maulana Hasanuddin wafat pada 1570 dan dimakamkan di Masjid Agung Banten. Ia juga dikenal sebagai Pangeran Surosowan karena telah mendirikan Keraton Surosowan.[butuh rujukan]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ BPS Provinsi Banten (2019). Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019 (PDF). Dinas Pariwisata Provinsi Banten. hlm. 48.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Resimen baru | Penguasa Banten 1552–1570 |
Diteruskan oleh: Maulana Yusuf |
Wangsa: Hasan al-Bantani