Lompat ke isi

Tuduhan palsu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
'''Tuduhan palsu''' adalah [[berita]] yang disampaikan tidak sesuai fakta,<ref>{{Cite web|title=Accusation Law and Legal Definition {{!}} USLegal, Inc.|url=https://definitions.uslegal.com/a/accusation/|website=definitions.uslegal.com|access-date=2023-12-14}}</ref> tidak ada kebenaran, tidak ada fakta dan bukti dalam ucapannya.<ref>{{Cite web|last=S.H|first=Dian Dwi Jayanti|last2=Hukumonline|date=2018-07-07|title=Syarat Agar Tuduhan Dapat Dianggap sebagai Fitnah|url=https://www.hukumonline.com/klinik/a/syarat-agar-tuduhan-dapat-dianggap-sebagai-fitnah-lt513623d58969e/|website=www.hukumonline.com|language=id|access-date=2023-12-14}}</ref>
'''Tuduhan palsu''' adalah [[berita]] yang disampaikan tidak sesuai fakta,<ref>{{Cite web|title=Accusation Law and Legal Definition {{!}} USLegal, Inc.|url=https://definitions.uslegal.com/a/accusation/|website=definitions.uslegal.com|access-date=2023-12-14}}</ref> tidak ada kebenaran, tidak ada fakta dan bukti dalam ucapannya.<ref>{{Cite web|last=S.H|first=Dian Dwi Jayanti|last2=Hukumonline|date=2018-07-07|title=Syarat Agar Tuduhan Dapat Dianggap sebagai Fitnah|url=https://www.hukumonline.com/klinik/a/syarat-agar-tuduhan-dapat-dianggap-sebagai-fitnah-lt513623d58969e/|website=www.hukumonline.com|language=id|access-date=2023-12-14}}</ref>Tuduhan palsu juga dikenal sebagai tuduhan tidak berdasar atau tuduhan palsu atau klaim palsu. Tuduhan palsu dapat terjadi dalam salah satu konteks seperti dikegiatan sehari-hari, Kuasi-Yudisial atau legal.

= Jenis =
Tidak adanya bukti pendukung yang cukup untuk menentukan apakah tuduhan itu benar atau salah, maka tuduhan tersebut disebut sebagai “tidak berdasar” atau “tidak berdasar”. Tuduhan yang dinyatakan salah berdasarkan bukti yang menguatkan dapat dibagi menjadi tiga kategori.

* Tuduhan sepenuhnya salah. Tuduhan yang diberikan karena peristiwa yang dituduhkan tidak terjadi.
* Tuduhan menggambarkan peristiwa benar-benar terjadi, tetapi dilakukan oleh seseorang yang tidak dituduh, dan di mana orang yang dituduh tidak bersalah.
* Tuduhan salah. Tuduhan yang diberikan karena mencampur fakta benar dan salah dalam suatu peristiwa.
Tuduhan palsu dapat terjadi sebagai akibat dari kebohongan yang disengaja oleh pihak penuduh;<ref>{{Cite journal|last=Mikkelsen|first=Edwin J.|last2=Gutheil|first2=Thomas G.|last3=Emens|first3=Margaret|date=1992-10|title=False Sexual-Abuse Allegations by Children and Adolescents: Contextual Factors and Clinical Subtypes|url=https://psychiatryonline.org/doi/10.1176/appi.psychotherapy.1992.46.4.556|journal=American Journal of Psychotherapy|volume=46|issue=4|pages=556–570|doi=10.1176/appi.psychotherapy.1992.46.4.556|issn=0002-9564}}</ref> atau secara tidak sengaja, akibat konfabulasi, yang dapat terjadi secara spontan karena gangguan mental, atau sebagai akibat dari pertanyaan sugestif yang disengaja atau tidak sengaja, serta teknik wawancara yang tidak netral.<ref>{{Cite book|last=Ceci|first=Stephen J.|last2=Bruck|first2=Maggie|date=1995|title=Jeopardy in the courtroom: a scientific analysis of children's testimony|location=Washington, DC|publisher=American Psychological Association|isbn=978-1-55798-282-7|edition=lst ed}}</ref> Pada 1997, peneliti Poole dan Lindsay menyarankan agar label yang terpisah diterapkan pada kedua konsep tersebut, mengusulkan agar istilah “tuduhan palsu” digunakan secara khusus ketika penuduh sadar bahwa mereka berbohong, dan “kecurigaan palsu” untuk tuduhan palsu yang lebih luas di mana pertanyaan sugestif mungkin terlibat.<ref>{{Cite book|date=2003|title=Handbook of psychology|location=Hoboken, NJ|publisher=Wiley|isbn=978-0-471-17669-5|editor-last=Weiner|editor-first=Irving B.}}</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi terkini sejak 15 Desember 2024 07.34

Tuduhan palsu adalah berita yang disampaikan tidak sesuai fakta,[1] tidak ada kebenaran, tidak ada fakta dan bukti dalam ucapannya.[2]Tuduhan palsu juga dikenal sebagai tuduhan tidak berdasar atau tuduhan palsu atau klaim palsu. Tuduhan palsu dapat terjadi dalam salah satu konteks seperti dikegiatan sehari-hari, Kuasi-Yudisial atau legal.

Tidak adanya bukti pendukung yang cukup untuk menentukan apakah tuduhan itu benar atau salah, maka tuduhan tersebut disebut sebagai “tidak berdasar” atau “tidak berdasar”. Tuduhan yang dinyatakan salah berdasarkan bukti yang menguatkan dapat dibagi menjadi tiga kategori.

  • Tuduhan sepenuhnya salah. Tuduhan yang diberikan karena peristiwa yang dituduhkan tidak terjadi.
  • Tuduhan menggambarkan peristiwa benar-benar terjadi, tetapi dilakukan oleh seseorang yang tidak dituduh, dan di mana orang yang dituduh tidak bersalah.
  • Tuduhan salah. Tuduhan yang diberikan karena mencampur fakta benar dan salah dalam suatu peristiwa.

Tuduhan palsu dapat terjadi sebagai akibat dari kebohongan yang disengaja oleh pihak penuduh;[3] atau secara tidak sengaja, akibat konfabulasi, yang dapat terjadi secara spontan karena gangguan mental, atau sebagai akibat dari pertanyaan sugestif yang disengaja atau tidak sengaja, serta teknik wawancara yang tidak netral.[4] Pada 1997, peneliti Poole dan Lindsay menyarankan agar label yang terpisah diterapkan pada kedua konsep tersebut, mengusulkan agar istilah “tuduhan palsu” digunakan secara khusus ketika penuduh sadar bahwa mereka berbohong, dan “kecurigaan palsu” untuk tuduhan palsu yang lebih luas di mana pertanyaan sugestif mungkin terlibat.[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Accusation Law and Legal Definition | USLegal, Inc". definitions.uslegal.com. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  2. ^ S.H, Dian Dwi Jayanti; Hukumonline (2018-07-07). "Syarat Agar Tuduhan Dapat Dianggap sebagai Fitnah". www.hukumonline.com. Diakses tanggal 2023-12-14. 
  3. ^ Mikkelsen, Edwin J.; Gutheil, Thomas G.; Emens, Margaret (1992-10). "False Sexual-Abuse Allegations by Children and Adolescents: Contextual Factors and Clinical Subtypes". American Journal of Psychotherapy. 46 (4): 556–570. doi:10.1176/appi.psychotherapy.1992.46.4.556. ISSN 0002-9564. 
  4. ^ Ceci, Stephen J.; Bruck, Maggie (1995). Jeopardy in the courtroom: a scientific analysis of children's testimony (edisi ke-lst ed). Washington, DC: American Psychological Association. ISBN 978-1-55798-282-7. 
  5. ^ Weiner, Irving B., ed. (2003). Handbook of psychology. Hoboken, NJ: Wiley. ISBN 978-0-471-17669-5.