Lompat ke isi

Sejarah lembaga mahasiswa UGM Pasca NKK/BKK: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ciko (bicara | kontrib)
gabungkan
 
(42 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
#ALIH [[Gerakan mahasiswa di Indonesia]]
== Latar Belakang ==

'''Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan''' adalah dua akronim yag menjadi momok bagi aktivis [[Gerakan Mahasiswa]] tahun 1980-an. Istilah tersebut mengacu pada kebijakan keras rezim [[Presiden Soeharto]] pada tahun [[1978]] melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan [[Daoed Joesoef]] untuk membungkam aksi kritis mahasiswa terhadap jalannya pembangunan dan kebijaksanaan [[pemerintah]] saat itu.

Simbol institusi perlawanan mahasiswa saat itu adalah [[Dewan Mahasiswa]], organisasi intra universiter yang berkembang di semua kampus sejak era kemerdekaan Republik. Karena banyak mengkritik penguasa, kampus dianggap tidak normal saat itu dan dirasa perlu untuk dinormalkan. Lahirlah kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) sekaligus pembubaran dan pelarangan organisasi intra universitas di tingkat [[perguruan tinggi]] yaitu [[Dewan Mahasiswa]].

Dan sejak 1978 itulah, ketika NKK/BKK diterapkan di kampus, aktivitas kemahasiswaan kembali terkonsentrasi di kantung-kantung Himpunan Jurusan dan Fakultas. Mahasiswa dipecah-pecah dalam disiplin ilmu nya masing-masing. Ikatan mahasiswa antar kampus yang diperbolehkan juga yang berorientasi pada disiplin ilmunya, misalnya ada Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (ISMEI), Ikatan [[Senat Mahasiswa]] Pertanian Indonesia (ISMPI) dan sebagainya.

== Penolakan Pembentukan BKK ==
Perjalanan upaya realisasi organisasi kemahasiswaan terpusat dalam kemahasiswaan di kampus-kampus Indonesia berjalan sangat beragam. Pemerintah memang mengganti keberadaan Dewan Mahasiswa (Universitas) dengan Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK). Menurut peraturan menteri, Ketua BKK adalah [[dosen]] yaitu Pembantu Rektor III. Bayangkan absurd-nya dan aneh-nya peraturan itu. Sebuah Lembaga Kemahasiswaan, tetapi Ketua nya Dosen !

Di [[ITB]], kampus yang paling keras menolak kebijaksanaan tersebut, BKK nyaris tak pernah jelas eksistensinya. Para dosen juga tampaknya enggan bermusuhan dengan para yunior-nya, mahasiswa yang jelas menentang habis keberadaan BKK. Di UGM, de facto BKK memang ada namun juga tidak berjalan. Tidak ada [[Senat Mahasiswa]] di tingkat Fakultas yang peduli dengan lembaga tersebut. Yang ajaib di UII Yogyakarta ! Di Kampus Perguruan Tinggi Islam tertua di Indonesia itu, [[Dewan Mahasiswa]] memang dibubarkan. Tetapi reinkarnasi menjadi BKK. Hanya saja Ketua BKK adalah mahasiswa juga, jadi masih dalam format [[Dewan Mahasiswa]] juga.

Di Salatiga, Kampus [[Universitas Kristen Satya Wacana]] juga melakukan kreasi serupa. Keberadaan BKK diakui namun pengurusnya berasal dari mahasiswa sendiri. Sedangkan di ibukota negara, [[Universitas Indonesia]] memang memiliki BKK tetapi fungsi sehari-hari dijalankan oleh Forum para Ketua Senat Mahasiswa Fakultas, dan dinamakan [[Forkom UI]].

== Terbentuknya Forkom Sema/BPM ==

Di [[Yogyakarta]] sendiri, khususnya di [[UGM]], pada tahun [[1985]] dengan tidak efektifnya fungsi BKK sejumlah Ketua [[Senat Mahasiswa]] [[Fakultas]] bertemu dengan para Pengurus [[Unit Kegiatan Mahasiswa]] (UKM). Pertemuan tersebut sepakat untuk secara rutin bertemu secara bergiliran di berbagai fakultas di lingkungan UGM. Bekas Sekretariat [[Dewan Mahasiswa]] yaitu [[Gelanggang Mahasiswa UGM]] juga kerap dijadikan tempat pertemuan, terutama ruang Kopma dan Pers Mahasiswa UGM.

Namun baru setelah berlangsungnya Pemilu mahasiswa UGM pada tahun 1987, serta didorong oleh [[Rektor UGM]] yang baru [[Koesnadi Hardjasoemantri]] pada akhirnya para aktivis [[Senat Mahasiswa]] berhasil mengukuhkan keberadaan Forum Komunikasi Senat Mahasiswa dan Badan Perwakilan Mahasiswa UGM atau [[Forkom SEMA/BPM]] [[UGM]]. Saat itu tidak terfikirkan untuk melibatkan para aktivis [[Unit Kegiatan Mahasiswa]] didalamnya, meskipun secara informal pertemuan dua komponen yang berbeda orientasi itu tetap berjalan.

Salah satu prestasi yang sempat ditorehkan oleh Forkom SEMA/BPM itu adalah keberanian institusi tersebut melakukan Pernyataan Sikap Menolak SDSB. Hebatnya lagi pernyataan yang disampaikan ke [[DPRD]] Provinsi DI [[Yogyakarta]] itu diantar sendiri oleh Rektor UGM. Aksi ini kontan mendapat liputan hangat [[media massa]] nasional. Bayangkan, seorang [[Rektor]] mengantar aksi demo para mahasiswanya ke Parlemen !

== Lahirnya Senat Mahasiswa UGM ==

[[Senat Mahasiswa]] periode 1987-1989 pun berakhir jabatannya. Sesuai ketentuan di UGM, Senat Mahasiswa dan BPM masa kepengurusannya memang hanya dua tahun, dan setelah itu harus diadakan Pemilihan pengurus baru. Pemilu pun digelar pada pertengahan tahun [[1989]], setelah Ujian Semester. Dan terpilihlah sejumlah pengurus [[Senat Mahasiswa]] dan BPM Fakultas baru periode 1989-1991. Diantaranya adalah Iwan Samariansyah (Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Geografi UGM), Janoe Arijanto (Ketua Umum Senat Mahasiswa Fisipol UGM), Lukman Hakim Hassan (Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi UGM), Nurhidayat Agam (Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM) dan Kusuma SP (Ketua Umum Senat Mahasiswa Fakultas Sastra UGM).

Kelima [[tokoh]] inilah, yang kemudian ditambah dengan almarhum Moh Khoiri Umar (Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi UGM) dikenal sebagai tokoh pendiri organisasi sentral kemahasiswaan di tingkat Universitas, [[Senat Mahasiswa UGM]]. Institusi baru ini dirancang atas dasar Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hasan dengan SK 0457/1990 tentang Pedoman Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi. Para aktivis menyebut SK tersebut sebagai SK [[SMPT]].

Sekedar diketahui, di [[UGM]] sendiri saat itu ada 20 Fakultas. 18 Fakultas setara Program S-1 dan dua Fakultas lainnya Program Non gelar atau D-3 yaitu Non Gelar Teknologi dan Non Gelar Ekonomi. Beberapa orang mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa dan Ketua Umum BPM periode sebelumnya kemudian mengajak pengurus yang baru terpilih menggelar pertemuan. Tempatnya di Fakultas Ekonomi. Dan disitulah terjadi diskusi yang hangat mengenai perlunya pengurus yang baru membentuk Forkom yang baru pula.

Sejumlah Pengurus [[Senat Mahasiswa]] yang baru kemudian melontarkan usulan agar para pengurus [[Unit Kegiatan Mahasiswa]] yang sekretariatnya ada di [[Gelanggang Mahasiswa]] juga diajak bergabung dalam institusi tersebut. Istilah [[Forum]] memang sudah tepat karena institusi tersebut sifatnya cair dan tidak mengikat. Tidak ada kepengurusan tunggal disitu dan semua keputusan diambil secara kolektif dan berasaskan kebersamaan.

Timbul masalah karena jumlah [[Unit Kegiatan Mahasiswa]] yang begitu banyak dan beragam. Namun wakil dari [[Gelanggang Mahasiswa]] secara cepat menemukan jalan keluarnya. Unit-unit Olahraga selama ini berkumpul dalam wadah Sekretariat Bersama Unit Kegiatan Olahraga, sedangkan Unit-unit Kesenian mempunyai Sekretariat Bersama Unit Kegiatan Kesenian. Dan masih ada pula Unit-unit Khusus seperti [[Pramuka]], [[Pers Mahasiswa]], [[Koperasi Mahasiswa]], [[Resimen Mahasiswa]] dan sebagainya. Jumlahnya ada 10.

Keputusan akhirnya, setelah beberapa kali pertemuan, Sekber Olahraga diwakili dua orang, Sekber Kesenian juga punya wakil dua orang, masing-masing Unit Khusus diwakili Ketua Umum-nya termasuk Komandan [[Resimen Mahasiswa]] sehingga wakil Gelanggang Mahasiswa di Forkom menjadi 14 orang. Sedangkan wakil-wakil Fakultas masing-masing dua orang pula yaitu Ketua Umum Senat Mahasiswa (Eksekutif) dan Ketua Umum BPM (Legislatif).

Hasil kesepakatan inilah yang kemudian diajukan ke [[Rektor]] dan diluar dugaan disetujui oleh [[Rektor]]. Rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Keluarga Mahasiswa UGM yang barupun segera disusun dan rencana Kongres Mahasiswa segera digelar. Yang jelas AD/ART [[Badan Keluarga Mahasiswa]] itulah yang kemudian menjadi dokumen otentik yang membuktikan bahwa [[Senat Mahasiswa UGM]] berbeda formatnya dengan SMPT versi pemerintah, sebuah keberanian untuk membangkang yang luar biasa mengingat kondisi [[otoritarianisme]] saat itu.

== Student Government ==

Senat Mahasiswa UGM memang memberlakukan sistem pemerintahan mahasiswa (Student Government) di lingkungan organisasi kemahasiswaan UGM. Senat Mahasiswa UGM berhasil melaksanakan Kongres Mahasiswa UGM yang pertama di Kaliurang, dan terpilihlah Moh Khoiri Umar sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa dengan Iwan Samariansyah sebagai Sekretaris Jenderal. Senat Mahasiswa UGM ini menyatakan dirinya sebagai Lembaga Legislatif. Senat Mahasiswa kemudian membentuk Kabinet mahasiswa yang diberi nama Badan Pelaksana Senat Mahasiswa UGM dengan Ketua Janoe Arijanto dan Wakil Ketua Kusuma SP. Keduanya juga diminta meletakkan jabatannya di Fakultas Sospol dan Sastra.

Dari sinilah ide mengenai Badan Eksekutif Mahasiswa ('''BEM''') berkembang dan mendapat penyempurnaan pada generasi-generasi aktivis intra Universiter selanjutnya. Lembaga inilah yang delapan tahun kemudian pada 1998 akhirnya berhasil menggoyang kekuasaan Presiden Soeharto dan mengakhiri 32 tahun kekuasaan otoriter Orde Baru.

Yang jelas, poembentukan lembaga sentral kemahasiswaan itu sangat memakan waktu, pikiran, perasaan, dan keringat. Berbagai konsep dirumuskan dalam berbagai pertemuan, siang maupun malam sebelum terlaksananya Kongres Mahasiswa UGM pada Tahun 1990 yang sangat bersejarah itu. Sebelum terbentuknya SM UGM, dan masih bernama Forum Komunikasi Mahasiswa UGM sempat pula diadakan studi banding ke berbagai kampus di Jawa. Perpecahan internal juga terjadi dengan lahirnya kelompok Komite Pembelaan Mahasiswa (KPM) UGM yang menyatakan menolak SMPT.

Yang jelas dasar-dasar organisasi kemahasiswaan telah dikembalikan ke jalurnya yang benar. Generasi pendiri kini dengan bangga bisa merasakan bahwa jerih payah mereka 16 tahun yang lalu itu tidaklah sia-sia. (Artikel ini dibuat pada tahun 2006, red). Bersama-sama dengan kampus-kampus lain di Indonesia cikal bakal [[Gerakan mahasiswa Indonesia 1998]] yang fenomenal itu diletakkan, disemaikan dan dipupuk oleh generasi berikutnya serta pada akhirnya dipanen oleh generasi 1998. Sebuah perjuangan yang begitu panjang dan melelahkan.

{{stub}}
[[Kategori:Gerakan mahasiswa]]

Revisi terkini sejak 19 Maret 2010 16.07