Lompat ke isi

Patma raksasa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k r2.7.2) (bot Menambah: pnb:ریفلیزیا آرنلڈآئی
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15: Baris 15:
| binomial_authority = [[Robert Brown|R.Br.]]
| binomial_authority = [[Robert Brown|R.Br.]]
}}
}}
'''Padma Raksasa''' (''Rafflesia arnoldii'') merupakan [[tumbuhan]] [[tumbuhan parasit|parasit]] obligat yang terkenal karena memiliki [[bunga]] berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di [[dunia]]. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat ([[liana]]) ''[[Tetrastigma]]'' dan tidak memiliki [[daun]] sehingga tidak mampu ber[[fotosintesis]]. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis [[Bengkulu]] (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga [[Bengkulu]] dikenal di dunia sebagai [[The Land of Rafflesia]] atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Tumbuhan ini [[tumbuhan endemik|endemik]] di [[Pulau Sumatera]], terutama bagian selatan ([[Bengkulu]], [[Jambi]], dan [[Sumatera Selatan]]). [[Taman Nasional Kerinci Seblat]] merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus ''[[Rafflesia]]'' yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di [[Pulau Jawa]] tumbuh hanya satu jenis patma parasit, ''[[Rafflesia patma]]''.
'''Padma Raksasa''' (''Rafflesia arnoldii'') merupakan [[tumbuhan]] [[tumbuhan parasit|parasit]] obligat yang terkenal karena memiliki [[bunga]] berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di [[dunia]]. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat ([[liana]]) ''[[Tetrastigma]]'' dan tidak memiliki [[daun]] sehingga tidak mampu ber[[fotosintesis]]. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis [[Bengkulu]] (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga [[Bengkulu]] dikenal di dunia sebagai [[The Land of Rafflesia]] atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh [[Thomas Stamford Raffles]]. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama [[Thomas Stamford Raffles]] sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Tumbuhan ini [[tumbuhan endemik|endemik]] di [[Pulau Sumatera]], terutama bagian selatan ([[Bengkulu]], [[Jambi]], dan [[Sumatera Selatan]]). [[Taman Nasional Kerinci Seblat]] merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus ''[[Rafflesia]]'' yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di [[Pulau Jawa]] tumbuh hanya satu jenis patma parasit, ''[[Rafflesia patma]]''.


Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari [[tanaman inang]] ''Tetrastigma''. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat ''Tetrastigma''. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi [[benang sari]] atau [[putik]] bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah [[lalat]] yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.
Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari [[tanaman inang]] ''Tetrastigma''. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat ''Tetrastigma''. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi [[benang sari]] atau [[putik]] bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah [[lalat]] yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.

Revisi per 19 Maret 2013 13.15

Padma Padma
Bunga Rafflesia Arnoldi di Bengkulu, Bunga terbesar di Dunia
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
R. arnoldii
Nama binomial
Rafflesia arnoldii

Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii) merupakan tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia. Ia tumbuh di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Penamaan bunga raksasa ini tidak terlepas oleh sejarah penemuannya pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal di dunia sebagai The Land of Rafflesia atau Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles. Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Tumbuhan ini endemik di Pulau Sumatera, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan daerah konservasi utama spesies ini. Jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya, terancam statusnya akibat penggundulan hutan yang dahsyat. Di Pulau Jawa tumbuh hanya satu jenis patma parasit, Rafflesia patma.

Bunga merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai. Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 1 meter dengan berat sekitar 11 kilogram. Bunga menghisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma. Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga. Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5-7 hari) dan setelah itu layu dan mati. Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun kalau ada lalat yang datang membuahi.

Galeri

Kunjungi : http://www.rafflesia.or.id/ Situs Resmi Komunitas Peduli Puspa Langka Bengkulu