Lompat ke isi

Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Unzil (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(154 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{nofootnotes}}
[[Berkas:emgain.jpg|thumb|alt=Gedung depan sekolah Madrasah Mu'allimiin tahun 1964|258x258px]]
{{Infobox university|
'''Mu'allimiin (معلمين)''' (didirikan pada tahun 1920) merupakan nama pendek dari Madrasah Mu'allimiin Muhammadiyah Yogyakarta [http://www.muallimin.sch.id/ مدرسة المعلمين المحمدية يوكياكرتا] [[Sekolah]] ini juga sering disebut secara pendek ''m3in'' (baca: ''Emgain'') dan Moein oleh para alumninya, sebelum nama mu'allimiin muhammadiyah, namanya kweekschool moehammadijah. Ia terletak di jantung kota [[Yogyakarta]] dan termasuk sebagai salah satu sekolah yang memiliki sejarah yang cukup panjang khususnya berkaitan dengan pendirian dan perkembangan organisasi [[Muhammadiyah]] di [[Indonesia]].
| name = Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta
| native_name = <span lang="ar"> '''مدرسة المعلمين المحمدية بيوجياكرتا'''
| motto = Kawah Candradimuka Pemimpin Masa Depan
| image_name =
| image_size =
| image_alt =
| established = 1918 (Qismul Arqa), 1920 (Kweekschool Moehammadijah)
| type = [[Sekolah Kader]], Sesuai Amanat Kongres Muhammadiyah ke-23 tahun 1934 di Yogyakarta
| city = [[Kota Yogyakarta]]
| state = [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]
| country = [[Indonesia]]
| students = 1.951 Santri
| staff =
| campus =
| former_names = [[Kweekschool]] Moehammadijah
| website = https://muallimin.sch.id
| coordinates =
| didirikan =
| tipe =
| rektor =
| kepsek = Aly Aulia
| ketua komite =
| lonem =
| hinem =
| avgnem =
| koordinat =
| situs web =
| surel =
| kampus =
| alumni = [[Ahmad Syafii Maarif]], [[Abdul Rozak Fachruddin]], [[Drs. Thohari Musnamar]], [[Dr. Khoiruddin Bashori]], [[Banyu Bening]], [[Nasrullah (politikus)]], [[Faris Haidar Fatkhurrahman]]



Mu'allimiin bukanlah sekolah Muhammadiyah biasa. Ia memiliki predikat sebagai Sekolah Kader Muhammadiyah, di mana banyak alumninya mengabdikan dirinya dalam perjuangan organisasi ini, baik dari tingkat Ranting hingga tingkat Pimpinan Pusat.
| institusi = Pesantren Muhammadiyah Internasional Modern
| catatan =
}}
'''Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta''' ({{lang-ar|'''<big>مدرسة المعلمين المحمدية بيوجياكرتا</big>'''}}; transliterasi: ''madrasatul-Mu'allimiinal-Muhammadiyyati bi-Yugyakarta'') adalah sekolah kader di bawah Pimpinan Pusat [[Muhammadiyah]] yang didirikan langsung oleh [[KH Ahmad Dahlan]] pada tahun 1918 terletak 1 Km barat [[Taman Sari Yogyakarta]] dan hanya berjarak 2,5 Km dari [[Malioboro]] menjadikan sekolah ini berada di jantung kota [[Yogyakarta]], tepatnya di sebelah timur simpang perempatan Patangpuluhan. [[Sekolah]] ini juga sering disebut secara pendek ''m3in'' (baca: ''Emgain'') dan oleh para alumninya, sebelum nama Mu'allimin, namanya masih menggunakan bahasa belanda yaitu '''Kweekschool Moehammadijah''' yang artinya "Sekolah Para Guru Muhammadiyah". Lalu namanya ditransliterasi kedalam bahasa Arab menjadi '''Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah'''. Mu'allimin merupakan salah satu sekolah yang memiliki sejarah yang cukup panjang khususnya berkaitan dengan pendirian dan perkembangan organisasi [[Muhammadiyah]] di [[Indonesia]].

Mu'allimin bukanlah sekolah Muhammadiyah biasa. Ia memiliki predikat sebagai Sekolah Kader Muhammadiyah, di mana banyak alumninya mengabdikan dirinya dalam perjuangan organisasi ini, baik dari tingkat Ranting hingga tingkat Pimpinan Pusat. Dengan tokoh penting antara lain [[KH Ahmad Dahlan]] (Pendiri & Direktur Pertama), [[Mas Mansoer]] (Mantan Direktur Kehormatan).


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Madrasah Mu’allimiin [[Muhammadiyah]] Yogyakarta pada awalnya didirikan oleh KH [[Ahmad Dahlan]] pada tahun 1918 dengan nama “Qismul Arqa” di Kampung Kauman Yogyakarta (Alfian, 1989). Sepanjang sejarahnya, Madrasah al-Qismu al-Arqo mengalami beberapa kali perubahan nama. Secara kronologis, perubahan nama ini dimulai dari Madrasah al-Qismu al-Arqo kemudian [[Hogere Moehammadijah School]], kemudian [[Kweekschool Islam]] dan menjadi [[Kweekschool Moehammadijah]].
[[Madrasah]] Mu'allimiin [[Muhammadiyah]] [[Yogyakarta]] pada awalnya didirikan oleh KH [[Ahmad Dahlan]] pada tahun 1918 dengan nama “Qismul Arqa” di Kampung [[Kauman]] [[Yogyakarta]] (Alfian, 1989). Sepanjang sejarahnya, Madrasah al-Qismu al-Arqo mengalami beberapa kali perubahan nama. Secara kronologis, perubahan nama ini dimulai dari Madrasah al-Qismu al-Arqo kemudian '''Hogere Moehammadijah School''', kemudian '''Kweekschool Islam''' dan menjadi '''Kweekschool Moehammadijah'''.


Nama [[Kweekschool]] muncul dalam pikiran KH Ahmad Dahlan setelah kunjungannya dari [[Katholieke Kweekschool]] di [[Muntilan]] (Sejarah Muhammadiyah, tt). Pada mulanya sekolah ini bertempat di [[Kauman]]. Kemudian pindah ke Ketanggungan [[Wirobrajan]] (sekarang Jl. Letjend. S. Parman 68). Pada tahun 1952, Comite Ara-ara melaporkan telah berhasil mendirikan bangunan permanen sekolah meliputi ruang kelas, [[masjid]], rumah direktur dan sebagainya (Soeara Muhammadijah, 1952). Bangunan utama (tampak dalam foto) ini akhirnya diruntuhkan setelah rusak parah pada saat kota Yogyakarta dihantam gempa bumi 26 Mei 2006. Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga salah satu alumni madrasah ini berinisiatif menggalang dana untuk membangun bangunan utama Mu'allimiin. Pada awal tahun 2008, bangunan utama ini berhasil dibangun kembali.
Nama [[Kweekschool]] muncul dalam pikiran KH Ahmad Dahlan setelah kunjungannya dari [[Katholieke Kweekschool]] di [[Muntilan]] (Sejarah Muhammadiyah, tt). Pada mulanya sekolah ini bertempat di [[Kauman]]. Kemudian pindah ke Ketanggungan [[Wirobrajan]] di Jalan Tamansari (sekarang Jalan S. Parman). Pada tahun 1952, Comite Ara-ara melaporkan telah berhasil mendirikan bangunan permanen sekolah meliputi ruang kelas, [[masjid]], rumah direktur dan sebagainya (Soeara Muhammadijah, 1952). Bangunan utama ini akhirnya diruntuhkan setelah rusak parah pada saat kota Yogyakarta dihantam gempa bumi 26 Mei 2006. [[Ahmad Syafii Maarif]], mantan [[Ketua Umum Muhammadiyah]] yang juga salah satu [[alumni]] madrasah ini berinisiatif menggalang dana untuk membangun bangunan utama Mu'allimiin. Pada awal tahun 2008, bangunan utama ini berhasil dibangun kembali dengan gedung yang lebih megah.


Perubahan nama menjadi Madrasah Mu’allimiin Muhammadijah terjadi pada tahun 1941 berdasar hasil kongres Muhammadyah ke-23 19-25 Juli 1934 di Yogyakarta (Soeara Muhammadijah, 1941). Nama Madrasah Mu’allimiin Muhammadiyah Yogyakarta dipergunakan hingga sekarang. Perubahan nama ini bermula dari kritik para warga Muhammadiyah, mengapa harus memakai nama sekolah Belanda; Kweekschool, padahal ijazahnya dan kurikulumnya jelas berbeda.
Perubahan nama menjadi Madrasah Mu’allimiin Muhammadijah terjadi pada tahun 1941 berdasar hasil kongres Muhammadyah ke-23 19-25 Juli 1934 di Yogyakarta (Soeara Muhammadijah, 1941). Nama Madrasah Mu’allimiin Muhammadiyah Yogyakarta dipergunakan hingga sekarang. Perubahan nama ini bermula dari kritik para warga Muhammadiyah, mengapa harus memakai nama sekolah Belanda; [[Kweekschool]], padahal ijazahnya dan kurikulumnya jelas berbeda.


Pada mulanya, sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk mencetak [[muballigh]], guru, dan pemimpin Muhammadiyah. Awalnya sekolah ini lebih mirip sebagai [[pesantren]] dengan mengadopsi sistem dan metode pendidikan modern. Namun setelah berubah menjadi Hogere Muhammadijah School, kurikulumnya ditambah dengan pelajaran ilmu [[sekuler]]/umum.
Pada mulanya, sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk mencetak muballigh, [[guru]], dan [[pemimpin]] [[Muhammadiyah]]. Awalnya [[sekolah]] ini lebih mirip sebagai [[pesantren]] dengan mengadopsi sistem dan metode pendidikan modern. Namun setelah berubah menjadi Hogere Moehammadijah School, kurikulumnya ditambah dengan pelajaran ilmu [[sekuler]]/umum.


Materi kurikulum sekolah yang meliputi ilmu agama dan ilmu sekuler/umum menjadi satu wujud cita-cita dan eksperimen KH Ahmad Dahlan untuk mendamaikan dua kutub ilmu tersebut dalam sistem pendidikan Muhammadiyah. Versi lain menyebutkan bahwa latar belakang pendirian al-Qismu al-Arqo sangat sederhana. Sekolah ini didirikan menjawab tuntutan para alumnus [[Sekolah Rakyat]] (sekolah ongko loro) Muhammadiyah yang tidak bisa melanjutkan ke sekolah guru milik ''gubernemen''. Informasi ini diperkuat oleh artikel dalam Soeara Muhammadijah terbitan Januari 1922 yang menyebutkan al-Qismu al-Arqo sebagai sekolah kelanjutan sekolah kelas dua (ongko loro). Muhammadiyah beberapa kali mengajukan permohonan persamaan ijazah dengan rekomendasi [[Boedi Oetomo]], namun tidak juga diterima. Akhirnya KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918 mendirikan Madrasah al-Qismu al-Arqo sehingga para alumnus sekolah rakyatnya bisa melanjutkan sekolah. Di samping itu, mereka juga dapat membantu mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang lain.
Materi kurikulum sekolah yang meliputi ilmu agama dan ilmu sekuler/umum menjadi satu wujud cita-cita dan eksperimen [[KH Ahmad Dahlan]] untuk mendamaikan dua kutub ilmu tersebut dalam sistem pendidikan Muhammadiyah. Versi lain menyebutkan bahwa latar belakang pendirian al-Qismu al-Arqo sangat sederhana. Sekolah ini didirikan menjawab tuntutan para alumnus [[Sekolah Rakyat]] sekolah ongko loro (sekarang SD) Muhammadiyah yang tidak bisa melanjutkan ke sekolah guru milik ''gubernemen''. Informasi ini diperkuat oleh artikel dalam Soeara Muhammadijah terbitan Januari 1922 yang menyebutkan al-Qismu al-Arqo sebagai sekolah kelanjutan sekolah kelas dua (ongko loro). Muhammadiyah beberapa kali mengajukan permohonan persamaan ijazah ke pemerintah kolonial [[Belanda]] dengan rekomendasi [[Boedi Oetomo]], namun tidak juga diterima. Akhirnya KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918 mendirikan Madrasah al-Qismu al-Arqo sehingga para alumnus sekolah rakyatnya bisa melanjutkan sekolah. Di samping itu, mereka juga dapat membantu mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang lain.

== Menjadi Sekolah Kader Muhammadiyah ==


=== Menjadi sekolah kader ===
Tamatan-tamatan Kweekschool Islam/Muhammadijah ini kemudian menyebar, mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah terutama di [[Jawa]]. Tidak ada dokumen yang menyebutkan spesialisasi ilmu yang mereka ajarkan. Keterbatasan sumber daya manusia mengakibatkan tidak adanya spesialisasi keilmuan para guru di lembaga-lembaga pendidikan [[Islam]] masa itu (Boland, 1982). Tamatan-tamatan Kweekschool Muhammadijah ini mengajar semua mata pelajaran yang ada, baik ilmu agama seperti [[Tafsir]], [[Hadits]], [[Fiqih]] maupun ilmu umum/[[sekuler]] seperti ilmu bumi, ilmu hayat, falak/hisab dan lain sebagainya. Namun warna [[pesantren]] masih terlihat lebih kental dengan porsi pendidikan keagamaan yang lebih banyak.
Tamatan-tamatan Kweekschool Islam/Muhammadijah ini kemudian menyebar, mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah terutama di [[Jawa]]. Tidak ada dokumen yang menyebutkan spesialisasi ilmu yang mereka ajarkan. Keterbatasan sumber daya manusia mengakibatkan tidak adanya spesialisasi keilmuan para guru di lembaga-lembaga pendidikan [[Islam]] masa itu (Boland, 1982). Tamatan-tamatan Kweekschool Muhammadijah ini mengajar semua mata pelajaran yang ada, baik ilmu agama seperti [[Tafsir]], [[Hadits]], [[Fiqih]] maupun ilmu umum/[[sekuler]] seperti ilmu bumi, ilmu hayat, falak/hisab dan lain sebagainya. Namun warna [[pesantren]] masih terlihat lebih kental dengan porsi pendidikan keagamaan yang lebih banyak.


Peran para alumnus ini ternyata tidak hanya mengajar di sekolah-sekolah [[Muhammadiyah]] yang baru berdiri. Mereka ternyata juga aktif dalam dakwah Islam dan pengembangan masyarakat khususnya dalam cabang-cabang Muhammadiyah. Kiprah mereka dalam perkembangan awal Muhammadiyah menempatkan Muallimin menjadi pusat pendidikan generasi mudanya. Dapat disimpulkan, bahwa sebenarnya predikat Sekolah [[Kader]] Muhammadiyah pada diri Mu’allimin tidak bersangkut paut dengan cikal bakal pendiriannya. al-Qismu al-Arqo didirikan sebagai sekolah calon guru dan muballigh Muhammadiyah (Sejarah Muhammadiyah, tt). Konsep Kader Muhammadiyah tidak tampak dalam al-Qismu al-Arqo. Orientasi al-Qismu al-Arqo jelas untuk memenuhi tuntutan kebutuhan guru dan muballigh Muhammadiyah dari cabang-cabang Muhammadiyah di [[Hindia-Belanda]].
Peran para alumnus ini ternyata tidak hanya mengajar di sekolah-sekolah [[Muhammadiyah]] yang baru berdiri. Mereka ternyata juga aktif dalam dakwah Islam dan pengembangan masyarakat khususnya dalam cabang-cabang Muhammadiyah. Kiprah mereka dalam perkembangan awal Muhammadiyah menempatkan Muallimin menjadi pusat pendidikan generasi mudanya. Dapat disimpulkan, bahwa sebenarnya predikat Sekolah [[Kader]] Muhammadiyah pada diri Mu’allimin tidak bersangkut paut dengan cikal bakal pendiriannya. al-Qismu al-Arqo didirikan sebagai sekolah calon guru dan muballigh Muhammadiyah (Sejarah Muhammadiyah, tt). Konsep Kader Muhammadiyah tidak tampak dalam al-Qismu al-Arqo. Orientasi al-Qismu al-Arqo jelas untuk memenuhi tuntutan kebutuhan guru dan muballigh Muhammadiyah dari cabang-cabang Muhammadiyah di [[Hindia Belanda]].


Predikat Sekolah Kader Muhammadiyah ini kemungkinan baru muncul setelah para alumnusnya mampu mewarnai corak pergerakan Muhammadiyah baik di [[Yogyakarta]] maupun di cabang-cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta. Pengakuan ini ditandai dengan salah satu keputusan [[Kongres]] Muhammadiyah ke-28 di [[Medan]] yang mengamanatkan kepada Hoofdbestur Muhammadijah untuk mengelola secara resmi madrasah ini (Sejarah Muhammadiyah, tt). Amanat kongres ini menempatkan Mu’allimin dalam posisi penting dan strategis dalam sistem pengkaderan Muhammadiyah.
Predikat Sekolah Kader Muhammadiyah ini kemungkinan baru muncul setelah para alumnusnya mampu mewarnai corak pergerakan Muhammadiyah baik di [[Yogyakarta]] maupun di cabang-cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta. Pengakuan ini ditandai dengan salah satu keputusan [[Kongres]] Muhammadiyah ke-28 di [[Medan]] yang mengamanatkan kepada ''Hoofdbestur Muhammadijah'' (sekarang Pimpinan Pusat) untuk mengelola secara resmi madrasah ini (Sejarah Muhammadiyah, tt). Amanat kongres ini menempatkan Mu’allimin dalam posisi penting dan strategis dalam sistem pengkaderan Muhammadiyah.


== Mu'allimin di masa modern ==
Madrasah Mu'allimiin Muhammadiyah kemudian berkembang dan berdiri di daerah-daerah lain di Indonesia, seperti: [[Solo]], [[Ponorogo]], [[Pekalongan]], [[Bogor]], [[Bandung]], [[Watukebo]] ([[Jember]]), dan sebagainya.


Kemudian pada tahun 1987, di bawah kepemimpinan Drs. H. [[Sri Setyorahayu|Sri Satoto]], dilakukanlah resistematisasi [[kurikulum]]. Tujuannya agar proses pendidikan dan pengajaran dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna. Sehubungan dengan itu, pengembangan Mu’allimin dilajutkan lagi dengan kebijakan untuk merekayasa suatu paket terpadu yang menyangkut materi bidang studi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dengan teknik kurikulum silang (crossing curriculum), yakni memadukan materi GBPP [[Madrasah Tsanawiyah]] dan [[Madrasah Aliyah]] [[Departemen Agama Republik Indonesia]] dengan materi Mu’allimin yang merujuk kepada referensi “[[kitab kuning]]”. Proses terakhir inilah yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Tentu saja, dalam rangka memperoleh hasil yang sempurna, evaluasi dan revisi (perbaikan) terus menerus dilakukan terhadap materi bidang studi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
== Muallimin sekarang ==


Ketika Mu'allimin membuka jurusan Keagamaan dalam program pendidikan Aliyah pada tahun pendidikan 1996/1997, antara lain untuk mengimbangi program MAN PK (Pendidikan Keagamaan) yang digagas dan dicanangkan oleh Menteri Agama RI waktu itu, Prof. Drs. H. [[Munawir Sjadzali]], M.A., maka Muallimin pun mempertegas orientasi program pendidikannya dengan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada para siswanya untuk melanjutkan studi ke berbagai Perguruan Tinggi Agama dan Umum, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Program pendidikan yang dimaksud terbagi dua, yaitu pertama, Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu-ilmu Alam (M-IIA) dan Ilmu-ilmu Sosial (M-IIS), serta kedua, Madrasah Aliyah Ilmu-ilmu Keagamaan (M-IIK).
Kemudian pada tahun 1987, di bawah kepemimpinan Drs. H. Sri Satoto, dilakukanlah resistematisasi [[kurikulum]]. Tujuannya agar proses pendidikan dan pengajaran dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna. Sehubungan dengan itu, pengembangan Mu’allimin dilajutkan lagi dengan kebijakan untuk merekayasa suatu paket terpadu yang menyangkut materi bidang studi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dengan teknik kurikulum silang (crossing curriculum), yakni memadukan materi GBPP [[Madrasah Tsanawiyah]] dan [[Madrasah Aliyah]] [[Departemen Agama Republik Indonesia]] dengan materi Mu’allimin yang merujuk kepada referensi “[[kitab kuning]]”. Proses terakhir inilah yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Tentu saja, dalam rangka memperoleh hasil yang sempurna, evaluasi dan revisi (perbaikan) terus menerus dilakukan terhadap materi bidang studi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.


== Direktur ==
Ketika Muallimin membuka jurusan Keagamaan dalam program pendidikan Aliyah pada tahun pendidikan 1996/1997, antara lain untuk mengimbangi program MAN PK (Pendidikan Keagamaan) yang digagas dan dicanangkan oleh Menteri Agama RI waktu itu, Prof. Drs. H. [[Munawir Sjadzali]], M.A., maka Muallimin pun mempertegas orientasi program pendidikannya dengan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada para siswanya untuk melanjutkan studi ke berbagai Perguruan Tinggi Agama dan Umum, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Program pendidikan yang dimaksud terbagi dua, yaitu pertama, Madrasah Aliyah Umum (MAU) jurusan IPA dan IPS, serta kedua, Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK).
* [[KH Ahmad Dahlan|K.H. Ahmad Dahlan]]
* [[KH Ahmad Dahlan|K.H. Siradj Dahlan]]
* K.H.R. Hadjid
* [[KH Ahmad Dahlan|K.H. Siradj Dahlan]] (Periode Kedua)
* [[Mas Mansoer|K.H. Mas Mansyur]] (Direktur Kehormatan)
* [[Abdoel Kahar Moezakir|K.H.A. Kahar Muzakkir]]
* K.H. Aslam Zainuddin
* K.H. Djazari Hisyam
* K.H. Mohammad Mawardi
* K.H. Amin Syahri
* K.H. Mohammad Mawardi (Periode Kedua)
* K.H. M.S. Ibnu Juraimy
* Drs. K.H. Sri Satoto
* Drs. K.H. Hamdan Hambali
* Drs. K.H. Zamzuri Umar, M.Pd
* Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A. (2005-2013)
* Asep Sholahuddin S.Ag, M.A (2013 - 2016)
* H. Aly Aulia, Lc, M.Hum (2016 - 2024)
Di antara 16 direktur yang pernah memimpin Mu'allimin terdapat 3 diantaranya yang anugerahi gelar "Pahlawan Nasional" yaitu : K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Mas Mansur, K.H. Abdul Kahar Muzakkir


== Mu'allimin Bogor ==
== Kehidupan Pondok Pesantren ==
Pondok Pesantren Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta pada dasarnya menganut sistem pelajaran ''long life education.'' Sehingga, kehidupan di asrama/''ma'had'' pondok masih berada dalam satu naungan di bawah pimpinan direksi madrasah. Sehingga kebijakan di asrama masih terkontrol oleh pihak madrasah. Walaupun demikian, letak asramanya banyak yang berada di luar lingkungan madrasah. Dari 10 asrama yang ada, 9 di antaranya berada di luar. Hanya asrama Abu Bakar Ash-Shiddiq yang berada di dalam madrasah. Adapun asrama yang terjauh adalah asrama Abdurrahman bin Auf (asrama 9), Yang terletak di Jl. Pareanom No.6, Wirobrajan Yogyakarta.
Mu'allimin juga terdapat di Kab. Bogor, Jawa Barat . Madrasah ini didirikan sekitar tahun 1970, ialah KH. Adang Qamarudidin yang memiliki gagasan untuk menddirikan Madrasah Mu'allimien Muhammadiyah di Kab. Bogor. Dia yang notabenenya seorang alumni dari Madrasah Mu'allimien Muhammadiyah Jogjakarta ini menjadi direktur yang pertama yang di pegangnya selama kurang lebih 10 tahun, yang kemudian dilanjutkan oleh bapak H. Maliyudin, hingga kini Mu'allimien Bogor ditelah dipimpin oleh 6 orang Direktur. Kini Mu'allimien sudah menjadi salah satu sekolah favorit di kawasan Bogor Barat khususnya.


== Asrama dan pamong ==
== Direktur-direktur Muallimin Jogjakarta ==
Asrama Madrasah Mualimin tersebar di 12 lokasi.

* Asrama Abu Bakar Ash-Shiddiq (Anang): Jl S. Parman 68 Yogyakarta
* [[KH Ahmad Dahlan]]
* Asrama Umar bin Khattab(anton): Jl Pandu 18 Ketanggungan
* KH Siradj Dahlan (I)
* Asrama Utsman bin Affan: Jl Pandu 11 Ketanggungan
* KH R. Hadjid
* Asrama Ali bin Abi Thalib: Jl Kresna 2 Ketanggungan
* KH Siradj Dahlan (II)
* Asrama Khalid bin Walid: Jl Kresna 18 Ketanggungan
* [https://wiki-indonesia.club/wiki/Mas_Mansoer KH Mas Mansyur] (Direktur Kehormatan)
* Asrama Al-Mawardi(abdan): Jl Wekudara 12 Wirobrajan
* KH A. Kahar Muzakkir
* Asrama Thariq bin Ziyad: Jl Patangpuluhan 10 Wirobrajan
* KH Aslam Zainuddin
* Asrama Mu'āż bin Jabal I(sanusi): Jl. Sadewa 19 Ketanggungan
* KH Djazari Hisyam
* Asrama Abdurrahman bin Auf: Jl Pareanom 6 Patangpuluhan
* H. Mhd. Mawardi (I)
* Asrama Abu Żar Al-Gifari: Jl S. Parman 64 Yogyakarta
* H. Amin Syahri
* Asrama Mu'adz Bin Jabal II(abdul wahid): Jl. Sadewa 19 Ketanggungan
* H. Mhd. Mawardi (II)
* Asrama Ahmad Dahlan (Asrama A) : Sedayu
* H. MS Ibnu Juraimy
* Drs. H. Sri Satoto
* Drs. H. Hamdan Hambali
* Drs. H. Zamzuri Umar, M.Pd
* Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A.
* Asep Sholahuddin
*

== Kehidupan Pondok Pesantren==
Pondok Pesantren Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta pada dasarnya menganut sistem pelajaran long life education. Sehingga, kehidupan di asrama / ma'had pondok masih berada dalam satu naungan di bawah pimpinan direksi madrasah. sehingga kebijakan di asrama masih teontrol oleh pihak madrasah. Walaupun demikian, letak asramanya banyak yang berada di luar lingkungan madrasah. Dari 10 asrama yang ada, 9 di antaranya berada di luar. Hanya asrama Abu Bakar Ash-shiddiq yang berada di dalam madraasah. Adapun asrama yang terjauh adalah asrama Abdurrahman bin Auf (asrama 9), Yang terletak di jl. Pareanom no.6, Wirobrajan Yogyakarta.


== Keluarga Alumni ==
== Keluarga Alumni ==
Para alumni dari Madrasah ini kemudian membentuk suatu organisasi yang menyatukan mereka yang diberi nama KABAMMMA (Keluarga Besar Abiturient Mu'allimin Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta. Saat ini KABAMMMA dipimpin oleh Dr. Khairuddin Bashori, M.Si. dengan alamat sekretariat di Jl. S.Parman 64 Yogyakarta. Selain KABAMMMA alumni Madrasah Mu'allimin dan Mu'allimaat Muhammadiyah juga memiliki organisasi kemahasiswaan yang disebut dengan IKMAMMM
Para alumni dari madrasah ini kemudian membentuk suatu organisasi yang menyatukan mereka yang diberi nama KABAMMMA (Keluarga Besar Abiturient Mu'allimin Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta). Saat ini KABAMMMA dipimpin oleh Dr. [[Khairuddin Syah Sitorus|Khairuddin Bashori]], M.Si. dengan alamat sekretariat di Jl. S.Parman 64 Yogyakarta. Salah satu tokoh pentingnya adalah [[Ahmad Syafii Maarif]]. Selain KABAMMMA alumni Madrasah Mu'allimin dan Mu'allimaat Muhammadiyah juga memiliki organisasi kemahasiswaan yang disebut dengan IKMAMMM. Organisasi kemahasiswaan tersebut merupakan Ortom (''organisasi Otonom'') dari KABAMMMA. Saat ini IKMAMMM di pimpin oleh Velandani Prakoso, S.IP

== Referensi ==
* [http://muallimin.sch.id]


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Muhammadiyah]]
* [[Muhammadiyah]]
* [[Ikatan Pelajar Muhammadiyah]]
* [[Ikatan Pelajar Muhammadiyah]]
* [[Muallimat]]


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* [http://muallimin.org/ Situs web]
* [http://muallimin.sch.id Situs resmi Mu'allimin]
* [http://instagram.com/mualliminjogja Instagram Mu'allimin]
{{Sekolah Muhammadiyah}}
{{Sekolah Muhammadiyah}}
{{Sekolah di Indonesia}}


[[Kategori:Sekolah di Indonesia]]
[[Kategori:Sekolah di Indonesia]]

Revisi terkini sejak 23 Desember 2023 01.55

Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta
مدرسة المعلمين المحمدية بيوجياكرتا
 
Informasi
Nama sebelumnya
Kweekschool Moehammadijah
MotoKawah Candradimuka Pemimpin Masa Depan
JenisSekolah Kader, Sesuai Amanat Kongres Muhammadiyah ke-23 tahun 1934 di Yogyakarta
Didirikan1918 (Qismul Arqa), 1920 (Kweekschool Moehammadijah)
Jumlah mahasiswa1.951 Santri
AlumniAhmad Syafii Maarif, Abdul Rozak Fachruddin, Drs. Thohari Musnamar, Dr. Khoiruddin Bashori, Banyu Bening, Nasrullah (politikus), Faris Haidar Fatkhurrahman
Lokasi, ,
Situs webhttps://muallimin.sch.id

Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta (bahasa Arab: مدرسة المعلمين المحمدية بيوجياكرتا; transliterasi: madrasatul-Mu'allimiinal-Muhammadiyyati bi-Yugyakarta) adalah sekolah kader di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang didirikan langsung oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1918 terletak 1 Km barat Taman Sari Yogyakarta dan hanya berjarak 2,5 Km dari Malioboro menjadikan sekolah ini berada di jantung kota Yogyakarta, tepatnya di sebelah timur simpang perempatan Patangpuluhan. Sekolah ini juga sering disebut secara pendek m3in (baca: Emgain) dan oleh para alumninya, sebelum nama Mu'allimin, namanya masih menggunakan bahasa belanda yaitu Kweekschool Moehammadijah yang artinya "Sekolah Para Guru Muhammadiyah". Lalu namanya ditransliterasi kedalam bahasa Arab menjadi Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah. Mu'allimin merupakan salah satu sekolah yang memiliki sejarah yang cukup panjang khususnya berkaitan dengan pendirian dan perkembangan organisasi Muhammadiyah di Indonesia.

Mu'allimin bukanlah sekolah Muhammadiyah biasa. Ia memiliki predikat sebagai Sekolah Kader Muhammadiyah, di mana banyak alumninya mengabdikan dirinya dalam perjuangan organisasi ini, baik dari tingkat Ranting hingga tingkat Pimpinan Pusat. Dengan tokoh penting antara lain KH Ahmad Dahlan (Pendiri & Direktur Pertama), Mas Mansoer (Mantan Direktur Kehormatan).

Madrasah Mu'allimiin Muhammadiyah Yogyakarta pada awalnya didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1918 dengan nama “Qismul Arqa” di Kampung Kauman Yogyakarta (Alfian, 1989). Sepanjang sejarahnya, Madrasah al-Qismu al-Arqo mengalami beberapa kali perubahan nama. Secara kronologis, perubahan nama ini dimulai dari Madrasah al-Qismu al-Arqo kemudian Hogere Moehammadijah School, kemudian Kweekschool Islam dan menjadi Kweekschool Moehammadijah.

Nama Kweekschool muncul dalam pikiran KH Ahmad Dahlan setelah kunjungannya dari Katholieke Kweekschool di Muntilan (Sejarah Muhammadiyah, tt). Pada mulanya sekolah ini bertempat di Kauman. Kemudian pindah ke Ketanggungan Wirobrajan di Jalan Tamansari (sekarang Jalan S. Parman). Pada tahun 1952, Comite Ara-ara melaporkan telah berhasil mendirikan bangunan permanen sekolah meliputi ruang kelas, masjid, rumah direktur dan sebagainya (Soeara Muhammadijah, 1952). Bangunan utama ini akhirnya diruntuhkan setelah rusak parah pada saat kota Yogyakarta dihantam gempa bumi 26 Mei 2006. Ahmad Syafii Maarif, mantan Ketua Umum Muhammadiyah yang juga salah satu alumni madrasah ini berinisiatif menggalang dana untuk membangun bangunan utama Mu'allimiin. Pada awal tahun 2008, bangunan utama ini berhasil dibangun kembali dengan gedung yang lebih megah.

Perubahan nama menjadi Madrasah Mu’allimiin Muhammadijah terjadi pada tahun 1941 berdasar hasil kongres Muhammadyah ke-23 19-25 Juli 1934 di Yogyakarta (Soeara Muhammadijah, 1941). Nama Madrasah Mu’allimiin Muhammadiyah Yogyakarta dipergunakan hingga sekarang. Perubahan nama ini bermula dari kritik para warga Muhammadiyah, mengapa harus memakai nama sekolah Belanda; Kweekschool, padahal ijazahnya dan kurikulumnya jelas berbeda.

Pada mulanya, sekolah ini didirikan dengan tujuan untuk mencetak muballigh, guru, dan pemimpin Muhammadiyah. Awalnya sekolah ini lebih mirip sebagai pesantren dengan mengadopsi sistem dan metode pendidikan modern. Namun setelah berubah menjadi Hogere Moehammadijah School, kurikulumnya ditambah dengan pelajaran ilmu sekuler/umum.

Materi kurikulum sekolah yang meliputi ilmu agama dan ilmu sekuler/umum menjadi satu wujud cita-cita dan eksperimen KH Ahmad Dahlan untuk mendamaikan dua kutub ilmu tersebut dalam sistem pendidikan Muhammadiyah. Versi lain menyebutkan bahwa latar belakang pendirian al-Qismu al-Arqo sangat sederhana. Sekolah ini didirikan menjawab tuntutan para alumnus Sekolah Rakyat sekolah ongko loro (sekarang SD) Muhammadiyah yang tidak bisa melanjutkan ke sekolah guru milik gubernemen. Informasi ini diperkuat oleh artikel dalam Soeara Muhammadijah terbitan Januari 1922 yang menyebutkan al-Qismu al-Arqo sebagai sekolah kelanjutan sekolah kelas dua (ongko loro). Muhammadiyah beberapa kali mengajukan permohonan persamaan ijazah ke pemerintah kolonial Belanda dengan rekomendasi Boedi Oetomo, namun tidak juga diterima. Akhirnya KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918 mendirikan Madrasah al-Qismu al-Arqo sehingga para alumnus sekolah rakyatnya bisa melanjutkan sekolah. Di samping itu, mereka juga dapat membantu mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang lain.

Menjadi sekolah kader

[sunting | sunting sumber]

Tamatan-tamatan Kweekschool Islam/Muhammadijah ini kemudian menyebar, mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah terutama di Jawa. Tidak ada dokumen yang menyebutkan spesialisasi ilmu yang mereka ajarkan. Keterbatasan sumber daya manusia mengakibatkan tidak adanya spesialisasi keilmuan para guru di lembaga-lembaga pendidikan Islam masa itu (Boland, 1982). Tamatan-tamatan Kweekschool Muhammadijah ini mengajar semua mata pelajaran yang ada, baik ilmu agama seperti Tafsir, Hadits, Fiqih maupun ilmu umum/sekuler seperti ilmu bumi, ilmu hayat, falak/hisab dan lain sebagainya. Namun warna pesantren masih terlihat lebih kental dengan porsi pendidikan keagamaan yang lebih banyak.

Peran para alumnus ini ternyata tidak hanya mengajar di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang baru berdiri. Mereka ternyata juga aktif dalam dakwah Islam dan pengembangan masyarakat khususnya dalam cabang-cabang Muhammadiyah. Kiprah mereka dalam perkembangan awal Muhammadiyah menempatkan Muallimin menjadi pusat pendidikan generasi mudanya. Dapat disimpulkan, bahwa sebenarnya predikat Sekolah Kader Muhammadiyah pada diri Mu’allimin tidak bersangkut paut dengan cikal bakal pendiriannya. al-Qismu al-Arqo didirikan sebagai sekolah calon guru dan muballigh Muhammadiyah (Sejarah Muhammadiyah, tt). Konsep Kader Muhammadiyah tidak tampak dalam al-Qismu al-Arqo. Orientasi al-Qismu al-Arqo jelas untuk memenuhi tuntutan kebutuhan guru dan muballigh Muhammadiyah dari cabang-cabang Muhammadiyah di Hindia Belanda.

Predikat Sekolah Kader Muhammadiyah ini kemungkinan baru muncul setelah para alumnusnya mampu mewarnai corak pergerakan Muhammadiyah baik di Yogyakarta maupun di cabang-cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta. Pengakuan ini ditandai dengan salah satu keputusan Kongres Muhammadiyah ke-28 di Medan yang mengamanatkan kepada Hoofdbestur Muhammadijah (sekarang Pimpinan Pusat) untuk mengelola secara resmi madrasah ini (Sejarah Muhammadiyah, tt). Amanat kongres ini menempatkan Mu’allimin dalam posisi penting dan strategis dalam sistem pengkaderan Muhammadiyah.

Mu'allimin di masa modern

[sunting | sunting sumber]

Kemudian pada tahun 1987, di bawah kepemimpinan Drs. H. Sri Satoto, dilakukanlah resistematisasi kurikulum. Tujuannya agar proses pendidikan dan pengajaran dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna. Sehubungan dengan itu, pengembangan Mu’allimin dilajutkan lagi dengan kebijakan untuk merekayasa suatu paket terpadu yang menyangkut materi bidang studi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dengan teknik kurikulum silang (crossing curriculum), yakni memadukan materi GBPP Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Departemen Agama Republik Indonesia dengan materi Mu’allimin yang merujuk kepada referensi “kitab kuning”. Proses terakhir inilah yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Tentu saja, dalam rangka memperoleh hasil yang sempurna, evaluasi dan revisi (perbaikan) terus menerus dilakukan terhadap materi bidang studi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.

Ketika Mu'allimin membuka jurusan Keagamaan dalam program pendidikan Aliyah pada tahun pendidikan 1996/1997, antara lain untuk mengimbangi program MAN PK (Pendidikan Keagamaan) yang digagas dan dicanangkan oleh Menteri Agama RI waktu itu, Prof. Drs. H. Munawir Sjadzali, M.A., maka Muallimin pun mempertegas orientasi program pendidikannya dengan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada para siswanya untuk melanjutkan studi ke berbagai Perguruan Tinggi Agama dan Umum, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Program pendidikan yang dimaksud terbagi dua, yaitu pertama, Madrasah Aliyah Jurusan Ilmu-ilmu Alam (M-IIA) dan Ilmu-ilmu Sosial (M-IIS), serta kedua, Madrasah Aliyah Ilmu-ilmu Keagamaan (M-IIK).

  • K.H. Ahmad Dahlan
  • K.H. Siradj Dahlan
  • K.H.R. Hadjid
  • K.H. Siradj Dahlan (Periode Kedua)
  • K.H. Mas Mansyur (Direktur Kehormatan)
  • K.H.A. Kahar Muzakkir
  • K.H. Aslam Zainuddin
  • K.H. Djazari Hisyam
  • K.H. Mohammad Mawardi
  • K.H. Amin Syahri
  • K.H. Mohammad Mawardi (Periode Kedua)
  • K.H. M.S. Ibnu Juraimy
  • Drs. K.H. Sri Satoto
  • Drs. K.H. Hamdan Hambali
  • Drs. K.H. Zamzuri Umar, M.Pd
  • Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A. (2005-2013)
  • Asep Sholahuddin S.Ag, M.A (2013 - 2016)
  • H. Aly Aulia, Lc, M.Hum (2016 - 2024)

Di antara 16 direktur yang pernah memimpin Mu'allimin terdapat 3 diantaranya yang anugerahi gelar "Pahlawan Nasional" yaitu : K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Mas Mansur, K.H. Abdul Kahar Muzakkir

Kehidupan Pondok Pesantren

[sunting | sunting sumber]

Pondok Pesantren Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta pada dasarnya menganut sistem pelajaran long life education. Sehingga, kehidupan di asrama/ma'had pondok masih berada dalam satu naungan di bawah pimpinan direksi madrasah. Sehingga kebijakan di asrama masih terkontrol oleh pihak madrasah. Walaupun demikian, letak asramanya banyak yang berada di luar lingkungan madrasah. Dari 10 asrama yang ada, 9 di antaranya berada di luar. Hanya asrama Abu Bakar Ash-Shiddiq yang berada di dalam madrasah. Adapun asrama yang terjauh adalah asrama Abdurrahman bin Auf (asrama 9), Yang terletak di Jl. Pareanom No.6, Wirobrajan Yogyakarta.

Asrama dan pamong

[sunting | sunting sumber]

Asrama Madrasah Mualimin tersebar di 12 lokasi.

  • Asrama Abu Bakar Ash-Shiddiq (Anang): Jl S. Parman 68 Yogyakarta
  • Asrama Umar bin Khattab(anton): Jl Pandu 18 Ketanggungan
  • Asrama Utsman bin Affan: Jl Pandu 11 Ketanggungan
  • Asrama Ali bin Abi Thalib: Jl Kresna 2 Ketanggungan
  • Asrama Khalid bin Walid: Jl Kresna 18 Ketanggungan
  • Asrama Al-Mawardi(abdan): Jl Wekudara 12 Wirobrajan
  • Asrama Thariq bin Ziyad: Jl Patangpuluhan 10 Wirobrajan
  • Asrama Mu'āż bin Jabal I(sanusi): Jl. Sadewa 19 Ketanggungan
  • Asrama Abdurrahman bin Auf: Jl Pareanom 6 Patangpuluhan
  • Asrama Abu Żar Al-Gifari: Jl S. Parman 64 Yogyakarta
  • Asrama Mu'adz Bin Jabal II(abdul wahid): Jl. Sadewa 19 Ketanggungan
  • Asrama Ahmad Dahlan (Asrama A) : Sedayu

Keluarga Alumni

[sunting | sunting sumber]

Para alumni dari madrasah ini kemudian membentuk suatu organisasi yang menyatukan mereka yang diberi nama KABAMMMA (Keluarga Besar Abiturient Mu'allimin Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta). Saat ini KABAMMMA dipimpin oleh Dr. Khairuddin Bashori, M.Si. dengan alamat sekretariat di Jl. S.Parman 64 Yogyakarta. Salah satu tokoh pentingnya adalah Ahmad Syafii Maarif. Selain KABAMMMA alumni Madrasah Mu'allimin dan Mu'allimaat Muhammadiyah juga memiliki organisasi kemahasiswaan yang disebut dengan IKMAMMM. Organisasi kemahasiswaan tersebut merupakan Ortom (organisasi Otonom) dari KABAMMMA. Saat ini IKMAMMM di pimpin oleh Velandani Prakoso, S.IP

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]