Lompat ke isi

Mores: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
William Graham Sumner from left.jpg
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:William Graham Sumner from left.jpg|250px|thumb|William Graham Sumner merupakan ahli sosiologi yang mengembangkan konsep Folkways]]
[[Berkas:William Graham Sumner from left.jpg|250px|jmpl|William Graham Sumner merupakan ahli sosiologi yang mengembangkan konsep Folkways]]
'''Folkways''' adalah [[adat]] istiadat yang secara lazim dan luas dianut oleh warga masyarakat, tetapi pelanggarannya hanya dikenakan [[hukum sosial]] tak resmi.<ref name="a">{{id}} {{cite journal
'''Mores''' (dari [[bahasa Latin]]: ''mōrēs'') adalah [[adat]] istiadat yang secara lazim dan luas dianut oleh warga masyarakat, tetapi pelanggarannya hanya dikenakan [[hukum sosial]] tak resmi.<ref name="a">{{id}} {{cite journal
| author = Shadily, Hasan
| author = Shadily, Hasan
| year =
| year =
Baris 16: Baris 16:
| accessdate =
| accessdate =
}}
}}
</ref> Konsep ini dipakai sebagai lawan dari [[Mores]] dan dikembangkan oleh ahli [[sosiologi]] bernama [[William Graham Sumner]] dalam bukunya yang berjudul '''Folkways''' pada 1906.<ref name=a/><ref name="b">{{id}} {{cite journal
</ref> Konsep ini dikembangkan oleh ahli [[sosiologi]] bernama [[William Graham Sumner]] dalam bukunya yang berjudul '''Folkways''' pada 1906.<ref name=a/><ref name="b">{{id}} {{cite journal
| author = Pudjiastut, Puline
| author = Pudjiastut, Puline
| year =
| year =
Baris 35: Baris 35:


== Ciri-ciri ==
== Ciri-ciri ==
Folkways atau cara hidup juga diartikan sebagai suatu [[norma]] yang dipandang oleh kelompok tertentu tidak terlalu penting.<ref name=b/> Atau dengan kata lain, suatu norma yang mungkin saja dilanggar tanpa suatu bentuk hukum yang jelas, misalnya cara berjalan di dalam lingkungan [[keraton]], cara bicara, atau laki-laki yang harus berambut pendek dan perempuan harus berambut panjang.<ref name=b/>
Mores atau cara hidup juga diartikan sebagai suatu [[norma]] yang dipandang oleh kelompok tertentu tidak terlalu penting.<ref name=b/> Atau dengan kata lain, suatu norma yang mungkin saja dilanggar tanpa suatu bentuk hukum yang jelas, misalnya cara berjalan di dalam lingkungan [[keraton]], cara bicara, atau laki-laki yang harus berambut pendek dan perempuan harus berambut panjang.<ref name=b/>

Folkways berbeda dengan [[mores]] dalam kerangka ukuran, sifat, penting atau tidaknya, serta hukuman yang diberikan.<ref name=b/> Sebagai contoh, pembunuhan.<ref name=b/> Seorang [[tentara]] akan diberi bintang jasa bila mampu membunuh lawan dalam jumlah besar.<ref name=b/> Namun tetap saja ada aturan yang tidak memperbolehkan seorang tentara membunuh tentara lawan saat lawan sedang terjun payung.<ref name=b/> Hal ini juga berlaku bagi penjaga toko yang dengan terpaksa menembak mati sekawanan pencuri yang merampok tokonya.<ref name=b/>
Mores berbeda dengan folkways dalam kerangka ukuran, sifat, penting atau tidaknya, serta hukuman yang diberikan.<ref name=b/> Sebagai contoh, pembunuhan.<ref name=b/> Seorang [[tentara]] akan diberi bintang jasa bila mampu membunuh lawan dalam jumlah besar.<ref name=b/> Namun tetap saja ada aturan yang tidak memperbolehkan seorang tentara membunuh tentara lawan saat lawan sedang terjun payung.<ref name=b/> Hal ini juga berlaku bagi penjaga toko yang dengan terpaksa menembak mati sekawanan pencuri yang merampok tokonya.<ref name=b/>


== Referensi ==
== Referensi ==
Baris 43: Baris 44:
[[Kategori:Sosiologi]]
[[Kategori:Sosiologi]]
[[Kategori:Norma sosial]]
[[Kategori:Norma sosial]]


{{sosial-stub}}

Revisi terkini sejak 17 April 2024 02.56

William Graham Sumner merupakan ahli sosiologi yang mengembangkan konsep Folkways

Mores (dari bahasa Latin: mōrēs) adalah adat istiadat yang secara lazim dan luas dianut oleh warga masyarakat, tetapi pelanggarannya hanya dikenakan hukum sosial tak resmi.[1] Konsep ini dikembangkan oleh ahli sosiologi bernama William Graham Sumner dalam bukunya yang berjudul Folkways pada 1906.[1][2]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]

Mores atau cara hidup juga diartikan sebagai suatu norma yang dipandang oleh kelompok tertentu tidak terlalu penting.[2] Atau dengan kata lain, suatu norma yang mungkin saja dilanggar tanpa suatu bentuk hukum yang jelas, misalnya cara berjalan di dalam lingkungan keraton, cara bicara, atau laki-laki yang harus berambut pendek dan perempuan harus berambut panjang.[2]

Mores berbeda dengan folkways dalam kerangka ukuran, sifat, penting atau tidaknya, serta hukuman yang diberikan.[2] Sebagai contoh, pembunuhan.[2] Seorang tentara akan diberi bintang jasa bila mampu membunuh lawan dalam jumlah besar.[2] Namun tetap saja ada aturan yang tidak memperbolehkan seorang tentara membunuh tentara lawan saat lawan sedang terjun payung.[2] Hal ini juga berlaku bagi penjaga toko yang dengan terpaksa menembak mati sekawanan pencuri yang merampok tokonya.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b (Indonesia) Shadily, Hasan. "Ensiklopedia Indonesia". Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve: 1025. 
  2. ^ a b c d e f g h (Indonesia) Pudjiastut, Puline. "Sosiologi SMA/MA Kls X". Grasindo: 44.