Lompat ke isi

Jetis, Selopampang, Temanggung: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Geografi: Bot: Merapikan artikel
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Tempat lain|Jetis}}
{{desa
{{desa
|peta =
|peta =
Baris 11: Baris 12:
|kepadatan = -
|kepadatan = -
}}
}}

{{untuk|tempat lain yang bernama sama|Jetis}}
'''Jetis''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Selopampang, Temanggung|Selopampang]], [[Kabupaten Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
'''Jetis''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Selopampang, Temanggung|Selopampang]], [[Kabupaten Temanggung]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].


== Geografi ==
== Geografi ==
Jetis berada pada ketinggian 1.025 m dpl dan berjarak 4 km dari ibu kota kecamatan Selopampang dan 17 km dari ibu kota kabupaten. Jetis mencakup daerah seluas 151,68 ha untuk lahan bukan sawah, yang dipergunakan untuk [[bangunan]]/[[pekarangan]], [[ladang]]/[[tegalan]]/[[huma]], perkebunan negara/rakyat, dan lain-lain.
Jetis berada pada ketinggian 1.025 m dpl dan berjarak 4 km dari ibu kota kecamatan Selopampang dan 17 km dari ibu kota kabupaten. Jetis mencakup daerah seluas 151,68 ha untuk lahan bukan sawah, yang dipergunakan untuk [[bangunan]]/[[pekarangan]], [[ladang]]/[[tegalan]]/[[huma]], perkebunan negara/rakyat, dan lain-lain.


== Pembagian administratif ==
== Pembagian administratif ==

Revisi terkini sejak 27 September 2023 00.44

Jetis
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenTemanggung
KecamatanSelopampang
Kode pos
56262
Kode Kemendagri33.23.15.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas-
Jumlah penduduk2.093 (2008)
Kepadatan-


Jetis adalah desa di kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia.

Geografi[sunting | sunting sumber]

Jetis berada pada ketinggian 1.025 m dpl dan berjarak 4 km dari ibu kota kecamatan Selopampang dan 17 km dari ibu kota kabupaten. Jetis mencakup daerah seluas 151,68 ha untuk lahan bukan sawah, yang dipergunakan untuk bangunan/pekarangan, ladang/tegalan/huma, perkebunan negara/rakyat, dan lain-lain.

Pembagian administratif[sunting | sunting sumber]

Desa Jetis memiliki 5 dusun yang terdiri dari 5 rukun warga (RW) dan 11 rukun tetangga (RT).

Demografi[sunting | sunting sumber]

Desa yang memiliki 551 rumah tangga ini berpenduduk 2.093 jiwa, terdiri dari 1.060 jiwa laki-laki dan 1.033 jiwa perempuan.

Penduduk usia 10 tahun ke atas bermata pencaharian sebagai petani tanaman pangan dan perkebunan. Ada juga yang bekerja di sektor bangunan.

Sumber air minum berasal dari ledeng/PDAM, dan sumur.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Dalam bidang pendidikan penduduk di atas 5 tahun yang tamat perguruan tinggi/universitas berjumlah 3 orang, akademi 7 orang, SLTA/sederajat 36 orang, SLTP/ sederajat 279 orang, SD/sederajat 1.374 orang, tidak tamat SD 13 orang, belum tamat SD 145 orang dan belum/tidak sekolah 132 orang. Untuk sarana pendidikan terdapat 1 unit TK dan 2 unit SD/MI.

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Di bidang kesehatan, desa Jetis memiliki 4 posyandu.

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Pertanian[sunting | sunting sumber]

Tanaman pangan yang dikembangkan di Jetis adalah jagung dan ketela pohon. Tanaman sayuran yang dikembangkan adalah cabai. Buah-buahan yang dikembangkan adalah pisang. Sedangkan tanaman perkebunan yang dikembangkan berupa tembakau, kopi, vanili, cengkeh, jahe, dan kelapa.

Peternakan[sunting | sunting sumber]

Ternak yang dikembangkan di desa Jetis berupa sapi, kambing/domba, dan ayam buras.

Budaya[sunting | sunting sumber]

Setiap hari Jum'at Pahing di bulan Ruwah dalam kalender Jawa diselenggarakan tradisi sadranan sebagai ungkapan rasa syukur penduduk desa atas limpahan karunia dari Tuhan YME dan memperingati Nyi Nondo yang diyakini sebagai leluhur perintis desa. Upacara dibuka dengan doa bersama, lalu bekal makanan yang dibawa dari rumah dinikmati. Seusai acara, potongan nasi bucu yang dibawa penduduk dikumpulkan oleh beberapa petugas, lalu dibagi-bagikan kepada para undangan sebagai nasi berkat untuk dibawa pulang.

Tempat wisata[sunting | sunting sumber]

  • Lokawisata Walitis

Pranala luar[sunting | sunting sumber]