Lompat ke isi

Ki Ageng Wanasaba: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 12: Baris 12:
| signature =
| signature =
}}
}}
'''Ki Ageng Wanasaba / ꦏꦶꦄꦒꦺꦁꦮꦤꦱꦧ'''
'''Ki Ageng Wanasaba''' adalah putra Bondan Kejawan / Dyah Lembu Peteng dan Dyah Nawangsih, putri dari [[Legenda Jaka Tarub|Ki Ageng Tarub]] dan Dyah Nawangwulan. Dari pernikahan Bondan Kajawan dan Dyah Nawangsih dikaruniai tiga orang anak yaitu Ki Ageng Wanasaba, [[Ki Getas Pandawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]].
adalah putra Bondan Kejawan / Dyah Lembu Peteng dan Dyah Ayu Dewi Nawangsih, putri dari [[Legenda Jaka Tarub|Ki Ageng Tarub]] / Ki Ageng Jaka Tarub atau Ki Jaka Tarub dan Dyah Ayu Dewi Nawangwulan. Dari pernikahan Bondan Kajawan dan Dyah Nawangsih dikaruniai tiga orang anak yaitu Ki Ageng Wanasaba, [[Ki Getas Pandawa]], [[Nyai Ageng Ngerang]].


== Biografi ==
== Biografi ==
Tokoh ini dikenal karena namanya disebut dalam Babad Tanah Jawi. Oleh karena itu, ketokohannya bersifat semi-mitologis. Ki Ageng Wanasaba memiliki nama asli '''Dyah Dukuh''', ia merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah [[Kabupaten Wonosobo]], tepatnya di desa Plobangan Selo merto. Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang pemimpin yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga sebagai Ki Wanuseba. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek Wonosobo terpengaruh oleh dialek Banyumasan.
Tokoh ini dikenal karena namanya disebut dalam Babad Tanah Jawi. Oleh karena itu, ketokohannya bersifat semi-mitologis. Ki Ageng Wanasaba memiliki nama asli '''Dyah Dukuh''', ia merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah [[Kabupaten Wonosobo]], tepatnya di desa Plobangan Selo merto. Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang pemimpin yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga sebagai Ki Wanuseba. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek Wonosobo terpengaruh oleh dialek Banyumasan.


Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai penyiar [[agama Islam]] di Kabupaten Wonosobo, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus berdakwah. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Bhre Kertabhumi, yang
Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai penyiar [[agama Islam]] di Kabupaten Wonosobo, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus berdakwah. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Bhre Kertabhumi, yang menurut literatur sejarah yang ada sang Kakek menjadi Raja Kerajaan Majapahit terakhir sebelum di wariskan atau diteruskan oleh Pamannya yang lahir dari istri lain alias selir kakeknya yaitu Raden Patah yang mendirikan Kerajaan Demak, sekaligus sebagai Raja Pertama Kerajaan Demak.


== Silsilah ==
== Silsilah ==
Ki Ageng Wanasaba mempunyai putra yaitu Pangeran Made Pandan, nama lain dari [[Ki Ageng Pandan Arang|Ki Ageng Pandanaran]] yang menikah dengan Nyai Made Pandan (cucu [[Sunan Giri]]). Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut.
Kanjeng Ki Ageng Wanasaba mempunyai putra yaitu Pangeran Made Pandan, nama lain dari Kanjeng [[Ki Ageng Pandan Arang|Ki Ageng Pandanaran]] yang menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Made Pandan (cucu Kanjeng [[Sunan Giri]] / Raden Paku). Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut.


Dyah Lembu Peteng atau Bondan Kajawan menikah dengan Dyah Nawangsih memiliki tiga orang putra-putri:
Dyah Lembu Peteng atau Bondan Kajawan menikah dengan Dyah Nawangsih memiliki tiga orang putra-putri:
# Dyah Dukuh / Ki Ageng Wanasaba
# Dyah Dukuh /Kanjeng Ki Ageng Wonosobo
# Dyah Depok / Ki Getas Pandawa
# Dyah Depok / Kanjeng Ki Ageng Getas Pendowo
# Rara Kasihan / Nyai Ageng Ngerang
# '''Nyai Dewi Rara Kasihan / Kanjeng Nyai Ngerang atau Nyi Ageng Ngerang'''


# Ki Ageng Wanasaba berputra-putri:
# Kanjeng Ki Ageng Wanasaba berputra-putri:
## Ki Ageng Pandanaran / Pangeran Made Pandan menikah dengan Nyai Ageng Pandanaran berputra-putri:
## '''Kanjeng Ki Ageng Pandanaran''' / Pangeran Made Pandan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Pandanaran berputra-putri:
### Ki Ageng Pakringan menikah dengan Rara Janten berputri:
### Kanjeng Ki Ageng Pakringan menikah dengan Dyah Dewi Rara Janten / Kanjeng Nyai Ageng Rara Janten / Kanjeng Nyai Ageng Pangkringan berputri:
#### Nyai Ageng Laweh
#### Kanjeng Nyai Ageng Laweh
#### Nyai Manggar
#### Kanjeng Nyai Ageng Manggar
### Ki Ageng Saba menikah dengan Nyai Ageng Saba berputra-putri:
### Kanjeng Ki Ageng Sobo menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Saba berputra-putri:
#### [[Ki Juru Martani]] / Patih Mandaraka menikah dengan Ratu Mas Banten berputra:
#### [[Ki Juru Martani]] atau Kanjeng Ki Ageng Juru Martani / Kanjeng Patih Mandaraka menikah dengan Kanjeng Ratu Mas Banten berputra:
##### Pangeran Mandura
##### Gusti Kanjeng Pangeran Mandura
##### Pangeran Juru Kiting
##### Gusti Kanjeng Pangeran Juru Kiting
##### Pangeran Jagabaya
##### Gusti Kanjeng Pangeran Jagabaya
#### Nyai Sabinah menikah dengan Ki Ageng Pamanahan
#### '''K'''anjeng Nyai Ageng atau Nyi Ageng Sabinah menikah dengan Kanjeng '''Ki Ageng Pamanahan''' berputra : '''Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .'''


# Ki Getas Pandawa berputra-putri:
# '''Kanjeng Ki Ageng Getas Pandawa''' berputra-putri:
## [[Ki Ageng Sela]] / Kyai Abdurrahman menikah dengan Nyai Bicak (Nyai Ageng Sela) berputra
## Kanjeng [[Ki Ageng Sela]] / Kanjeng Kyai Abdurrahman menikah dengan Nyai Bicak (Kanjeng Nyai /Nyi Ageng Sela) berputra/putri :
### Nyai Ageng Lurung Tengah
### Nyai Ageng Lurung Tengah
### Nyai Ageng Saba
### Nyai Ageng Saba
### Nyai Ageng Bangsri
### Nyai Ageng Bangsri
### Nyai Ageng Jati
### Nyai Ageng Jati
### Nyai Ageng Patanen
### Nyai Ageng Patanen
### Nyai Ageng Pakisdadu.
### Nyai Ageng Pakisdadu.
### [[Ki Ageng Enis|Ki Ageng Anis]] / Ki Ageng Laweyan menikah dengan Nyai Ageng Laweyan berputra:
### Kanjeng [[Ki Ageng Enis|Ki Ageng Anis]] /Kanjeng Ki Ageng Laweyan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Laweyan berputra:
#### [[Ki Ageng Pamanahan]] menikah dengan Nyai Sabinah
#### Kanjeng [[Ki Ageng Pamanahan]] menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Sabinah berputra : '''Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .'''


# Nyai Ageng Ngerang berputra-putri:
# Kanjeng Nyai Ageng Ngerang berputra-putri:
## Rara Kinasih / Nyai Bicak / Nyai Ageng Sela menikah dengan Ki Ageng Sela
## Dewi Rara Kinasih / Nyai Bicak / Kanjeng Nyai Ageng Sela menikah dengan Kanjeng Ki Ageng Sela
## Ki Ageng Ngerang II berputra:
## Ki Ageng Ngerang II berputra:
### Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Dyah Ayu Panengah berputra:
### Kanjeng Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Dyah Ayu Panengah / RAy. Panengah berputra:
#### [[Ki Panjawi|Ki Ageng Panjawi]]
#### Kanjeng [[Ki Panjawi|Ki Ageng Panjawi]] / Kanjeng Ki Ageng Gede Panjawi


Situs makam Ki Ageng Wanasaba terletak di [[Selomerto, Wonosobo]]. Situsnya telah dipugar dan dirawat dengan baik oleh warga setempat. Lokasi situs ini sangat dihormati oleh masyarakat, karena Ki Ageng Wanasaba merupakan tokoh penyebar agama islam dan sekaligus cikal bakal dari desa Plobangan Selomerto, Wonosobo. Di sekitar makam Ki Ageng Wanasaba terdapat tiga makam kuno. Menurut masyarakat ketiga makam itu juga merupakan pendahulu, seorang ulama yang sejaman dengan Ki Ageng Wanasaba.
Situs makam Ki Ageng Wanasaba terletak di [[Selomerto, Wonosobo]]. Situsnya telah dipugar dan dirawat dengan baik oleh warga setempat. Lokasi situs ini sangat dihormati oleh masyarakat, karena Ki Ageng Wanasaba merupakan tokoh penyebar agama islam dan sekaligus cikal bakal dari desa Plobangan Selomerto, Wonosobo. Di sekitar makam Ki Ageng Wanasaba terdapat tiga makam kuno. Menurut masyarakat ketiga makam itu juga merupakan pendahulu, seorang ulama yang sejaman dengan Ki Ageng Wanasaba.

Revisi terkini sejak 24 Maret 2024 14.39

Ki Ageng Wanasaba
ꦏꦶꦲꦒꦼꦁꦮꦤꦱꦧ
Nama lengkap
Ki Ageng Wanasaba
AyahDyah Lembu Peteng
IbuDyah Nawangsih (putri Ki Ageng Tarub)
AnakMade Pandan
AgamaIslam

Ki Ageng Wanasaba / ꦏꦶꦄꦒꦺꦁꦮꦤꦱꦧ adalah putra Bondan Kejawan / Dyah Lembu Peteng dan Dyah Ayu Dewi Nawangsih, putri dari Ki Ageng Tarub / Ki Ageng Jaka Tarub atau Ki Jaka Tarub dan Dyah Ayu Dewi Nawangwulan. Dari pernikahan Bondan Kajawan dan Dyah Nawangsih dikaruniai tiga orang anak yaitu Ki Ageng Wanasaba, Ki Getas Pandawa, Nyai Ageng Ngerang.

Biografi[sunting | sunting sumber]

Tokoh ini dikenal karena namanya disebut dalam Babad Tanah Jawi. Oleh karena itu, ketokohannya bersifat semi-mitologis. Ki Ageng Wanasaba memiliki nama asli Dyah Dukuh, ia merupakan kakak kandung Nyai Ageng Ngerang yang pertama / sulung, yang sekarang makamnya ada di daerah Kabupaten Wonosobo, tepatnya di desa Plobangan Selo merto. Dalam masa hidupnya, Ki Ageng Wanasaba juga sebagai seorang pemimpin yang hebat dan karismatik. Ki Ageng Wanasaba dikenal juga sebagai Ki Wanuseba. Perbedaan nama tersebut disebabkan dialek Wonosobo terpengaruh oleh dialek Banyumasan.

Ki Ageng Wanasaba dipercaya dan diyakini sebagai penyiar agama Islam di Kabupaten Wonosobo, yang telah melanglang buana keberbagai tempat dalam rangka mencari ilmu sekaligus berdakwah. Ki Ageng Wanasaba merupakan cucu dari Bhre Kertabhumi, yang menurut literatur sejarah yang ada sang Kakek menjadi Raja Kerajaan Majapahit terakhir sebelum di wariskan atau diteruskan oleh Pamannya yang lahir dari istri lain alias selir kakeknya yaitu Raden Patah yang mendirikan Kerajaan Demak, sekaligus sebagai Raja Pertama Kerajaan Demak.

Silsilah[sunting | sunting sumber]

Kanjeng Ki Ageng Wanasaba mempunyai putra yaitu Pangeran Made Pandan, nama lain dari Kanjeng Ki Ageng Pandanaran yang menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Made Pandan (cucu Kanjeng Sunan Giri / Raden Paku). Silsilah lengkapnya adalah sebagai berikut.

Dyah Lembu Peteng atau Bondan Kajawan menikah dengan Dyah Nawangsih memiliki tiga orang putra-putri:

  1. Dyah Dukuh /Kanjeng Ki Ageng Wonosobo
  2. Dyah Depok / Kanjeng Ki Ageng Getas Pendowo
  3. Nyai Dewi Rara Kasihan / Kanjeng Nyai Ngerang atau Nyi Ageng Ngerang
  1. Kanjeng Ki Ageng Wanasaba berputra-putri:
    1. Kanjeng Ki Ageng Pandanaran / Pangeran Made Pandan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Pandanaran berputra-putri:
      1. Kanjeng Ki Ageng Pakringan menikah dengan Dyah Dewi Rara Janten / Kanjeng Nyai Ageng Rara Janten / Kanjeng Nyai Ageng Pangkringan berputri:
        1. Kanjeng Nyai Ageng Laweh
        2. Kanjeng Nyai Ageng Manggar
      2. Kanjeng Ki Ageng Sobo menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Saba berputra-putri:
        1. Ki Juru Martani atau Kanjeng Ki Ageng Juru Martani / Kanjeng Patih Mandaraka menikah dengan Kanjeng Ratu Mas Banten berputra:
          1. Gusti Kanjeng Pangeran Mandura
          2. Gusti Kanjeng Pangeran Juru Kiting
          3. Gusti Kanjeng Pangeran Jagabaya
        2. Kanjeng Nyai Ageng atau Nyi Ageng Sabinah menikah dengan Kanjeng Ki Ageng Pamanahan berputra : Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .
  1. Kanjeng Ki Ageng Getas Pandawa berputra-putri:
    1. Kanjeng Ki Ageng Sela / Kanjeng Kyai Abdurrahman menikah dengan Nyai Bicak (Kanjeng Nyai /Nyi Ageng Sela) berputra/putri :
      1. Nyai Ageng Lurung Tengah
      2. Nyai Ageng Saba
      3. Nyai Ageng Bangsri
      4. Nyai Ageng Jati
      5. Nyai Ageng Patanen
      6. Nyai Ageng Pakisdadu.
      7. Kanjeng Ki Ageng Anis /Kanjeng Ki Ageng Laweyan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Laweyan berputra:
        1. Kanjeng Ki Ageng Pamanahan menikah dengan Kanjeng Nyai Ageng Sabinah berputra : Gusti Kanjeng Panembahan Senopati .
  1. Kanjeng Nyai Ageng Ngerang berputra-putri:
    1. Dewi Rara Kinasih / Nyai Bicak / Kanjeng Nyai Ageng Sela menikah dengan Kanjeng Ki Ageng Sela
    2. Ki Ageng Ngerang II berputra:
      1. Kanjeng Ki Ageng Ngerang III menikah dengan Dyah Ayu Panengah / RAy. Panengah berputra:
        1. Kanjeng Ki Ageng Panjawi / Kanjeng Ki Ageng Gede Panjawi

Situs makam Ki Ageng Wanasaba terletak di Selomerto, Wonosobo. Situsnya telah dipugar dan dirawat dengan baik oleh warga setempat. Lokasi situs ini sangat dihormati oleh masyarakat, karena Ki Ageng Wanasaba merupakan tokoh penyebar agama islam dan sekaligus cikal bakal dari desa Plobangan Selomerto, Wonosobo. Di sekitar makam Ki Ageng Wanasaba terdapat tiga makam kuno. Menurut masyarakat ketiga makam itu juga merupakan pendahulu, seorang ulama yang sejaman dengan Ki Ageng Wanasaba.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Kepustakaan[sunting | sunting sumber]

  • Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
  • Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius
  • H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
  • Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu