Lompat ke isi

Ular pelangi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wie146 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
k ~ref
 
(38 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox
{{Taxobox
| name = Ular Dharmawangsa
| color = pink
| name = Ular Pelangi
| image = Xeno unicolor 060610 6851 tdp ed resize.jpg
| image = Xeno unicolor 060610 6851 tdp ed resize.jpg
| image_width = 230px
| image_width = 250px
| image_caption = Ular Dharmawangsa (pelangi), ''Xenopeltis unicolor''<br />dari [[IPB|Kampus IPB Darmaga]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]]
| regnum = [[Hewan|Animalia]]
| regnum = [[Animalia]]
| phylum = [[Chordata]]
| phylum = [[Chordata]]
| classis = [[Reptil|Reptilia]]
| classis = [[Reptilia]]
| ordo = [[Squamata]]
| ordo = [[Squamata]]
| subordo = [[Ular|Serpentes]]
| subordo = [[Ular|Serpentes]]
| superfamilia = [[Henophidia]]
| superfamilia = [[Henophidia]]
| familia = '''Xenopeltidae'''
| familia = [[Xenopeltidae]]
| genus = [[Xenopeltis]]
| familia_authority = [[Charles Lucien Jules Laurent Bonaparte|Bonaparte]], 1845
| genus = '''''Xenopeltis'''''
| genus_authority = [[Boie]], 1827
| species = '''''X. unicolor'''''
| species = '''''X. unicolor'''''
| binomial = ''Xenopeltis unicolor''
| binomial = ''Xenopeltis unicolor''
| binomial_authority = [[Caspar Georg Karl Reinwardt|Reinwardt]], 1827<ref>{{aut|[[Friedrich Boie|Boie, F.]]}} 1827. "Bemerkungen über Merrem's Versuch eines Systems der Amphibien, 1. Lieferung: Ophidier". ''Isis von Oken'' [http://www.biodiversitylibrary.org/item/85168#page/308/mode/1up v. '''20''': 564.] Jena :Expedition der Isis [1820-1848].</ref>
| binomial_authority = [[Boie]], 1827
| synonyms =
* ''Xenopeltis unicolor'' {{small|Reinwardt in Boie 1827: 564}}
* ''Xenopeltis concolor'' {{small|Reinwardt in Boie 1827: 564}}
* ''Xenopeltis leucocephala'' {{small|Reinwardt in Boie 1827: 564}}
* ''Tortrix xenopeltis'' {{small|Schlegel 1837}}
* ''Xenopeltis unicolor'' — {{small|Boulenger 1893: 168}}
* ''Xenopeltis unicolor'' — {{small|Smith 1943}}
* ''Xenopeltis unicolor'' — {{small|Zhao & Adler 1993: 220}}
* ''Cryptophidion annamense'' {{small|Wallach & Jones 1992}}
* ''Xenopeltis unicolor'' — {{small|Manthey & Grossmann 1997: 436}}
* ''Xenopeltis unicolor'' — {{small|Cox et al. 1998: 16}}
* ''Xenopeltis unicolor'' — {{small|McDiarmid, Campbell & Touré 1999: 159}}
* ''Xenopeltis unicolor'' — {{small|Sang et al. 2009}}

<small><u>Sumber:</u> ''The Reptile Database''</small><ref name=rdb>The Reptile Database: [http://reptile-database.reptarium.cz/species?genus=Xenopeltis&species=unicolor ''Xenopeltis unicolor'' REINWARDT, 1827]</ref>
}}
}}


'''Ular pelangi''' adalah sejenis [[ular]] yang termasuk anggota suku [[Xenopeltidae]]. Ular ini diberi nama demikian karena lapisan transparan pada sisiknya membiaskan warna-warni pelangi cahaya matahari. Dalam [[bahasa Inggris]] disebut dengan nama ''sunbeam snake'' atau ''iridescent earth snake''. Sementara nama ilmiahnya adalah ''Xenopeltis unicolor'' (Schneider, 1799), merujuk pada keistimewaan sisik-sisiknya (''Xeno'': aneh, ajaib; ''peltis'': perisai).
'''Ular Dharmawangsa''' atau '''Ular pelangi''' adalah sejenis [[ular]] yang termasuk anggota [[familia|suku]] [[Xenopeltidae]]. Ular ini diberi nama demikian karena lapisan transparan pada sisiknya membiaskan warna-warni pelangi dari cahaya [[matahari]]. Dalam [[bahasa Inggris]] ia disebut dengan nama ''sunbeam snake'' atau ''iridescent earth snake''. Sementara nama ilmiahnya adalah '''''Xenopeltis unicolor''''', merujuk pada keistimewaan sisik-sisiknya (''xeno'': aneh, ajaib; ''peltis'': perisai).<ref name=rob>{{aut|Stuebing, R.B. & [[Robert F. Inger|R.F. Inger]].}} 1999. ''A Field Guide to The Snakes of Borneo'': 69-71. Kota Kinabalu: Natural History Publications (Borneo). ISBN 983-812-031-6</ref>

==Pemerian==
Sisi atas tubuh (''dorsal'', punggung) berwarna coklat atau abu-abu kehitaman, merata (''unicolor'': berwarna seragam) dan berkilauan apabila terkena cahaya. Sisik-sisik dorsal dalam 15 deret. Deret terbawah berwarna putih, beberapa deret berikutnya seperti warna punggung umumnya namun dengan tepian berwarna putih. Sisi bawah tubuh (''ventral'') putih.

Ular muda dengan kepala dan leher yang berwarna putih, kecuali moncongnya yang kecoklatan. Warna putih ini berangsur-angsur menghilang bersama dengan bertambah besarnya sang ular.


== Pemerian ==
Perisai (sisik-sisik besar) di atas ubun-ubun kepala berbentuk mirip [[belah ketupat]]. Tidak seperti kebanyakan ular, perisai ''parietal'' ([[pelipis]]) kanan dan kiri tidak bersinggungan; melainkan terpisah oleh adanya perlekatan perisai ''frontal'' ([[dahi]], di antara kedua mata) dengan perisai ''oksipital'' tengah yang berukuran besar. Keempat perisai itu berukuran hampir sama besar, dan bersama-sama membentuk bangun belah ketupat yang lebih besar lagi.
[[Berkas:Xeno unicolor 060611 6864 tdp ed resize.jpg|jmpl|kiri]]
Sisi atas tubuh (''dorsal'', punggung) berwarna cokelat atau abu-abu kehitaman, merata (''unicolor'': berwarna seragam) dan berkilauan apabila terkena cahaya. [[Sisik ular#Sisik-sisik di badan|Sisik-sisik dorsal]] dalam 15 deret. Deret terbawah berwarna putih, beberapa deret berikutnya seperti warna punggung umumnya namun dengan tepian berwarna putih. Sisi bawah tubuh (''ventral'') putih.<ref name=twee>{{aut|Tweedie, M.W.F.}} 1983. ''The Snakes of Malaya'': 30-1. Singapore: The Singapore National Printers.</ref>


Ular muda dengan kepala dan leher yang berwarna putih, kecuali moncongnya yang kecoklatan.<ref name=twee/> Warna putih ini berangsur-angsur menghilang bersama dengan bertambah besarnya sang ular.
Panjang tubuh maksimum lebih sedikit dari satu meter, kebanyakan antara 80-90 cm. Ekornya pendek, sekitar sepersepuluh panjang tubuh atau kurang. Sisik-sisik ''ventral'' 173-196 buah, ''anal'' (yang menutupi [[anus]]) sepasang, dan ''subkaudal'' (di bawah ekor) 24-32 pasang.


Perisai ([[sisik ular#sisik-sisik kepala|sisik-sisik besar]]) di atas ubun-ubun kepala berbentuk mirip [[belah ketupat]]. Tidak seperti kebanyakan ular, perisai ''parietal'' ([[pelipis]]) kanan dan kiri tidak bersinggungan; melainkan terpisah oleh adanya perlekatan perisai ''frontal'' ([[dahi]], di antara kedua mata) dengan perisai ''oksipital'' tengah yang berukuran besar.<ref name=twee/> Keempat perisai itu berukuran hampir sama besar, dan bersama-sama membentuk bangun belah ketupat yang lebih besar lagi.
==Bio-ekologi==
Ular pelangi menghuni daerah lembab dan berawa-[[rawa]] di sekitar [[pantai]], [[sungai]], [[sawah|persawahan]], dan daerah ber[[hutan]]; di dataran rendah hingga pegunungan di ketinggian sekitar 1300 m dpl (David and Vogel, 1997). Tidak jarang pula ditemukan di sekitar pemukiman, terutama di daerah terbuka dan berumput-rumput yang meliar. Ular ini sering bersembunyi di bawah kayu busuk, bebatuan, tumpukan [[serasah]], atau menggali lubang dalam lumpur, tidak jauh dari air.


Panjang tubuh maksimum lebih sedikit dari satu [[meter]],<ref name=rob/><ref name=twee/> kebanyakan sekitar 80 [[sentimeter|cm]].<ref name=dav>{{aut|David, P and G. Vogel.}} 1996. ''The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history.'': 38-9. Frankfurt: Edition Chimaira. ISBN 3-930612-08-9</ref> Ekornya pendek, sekitar sepersepuluh panjang tubuh atau kurang.<ref name=rob/> Sisik-sisik ''ventral'' 173-196 buah, perisai ''anal'' (yang menutupi [[anus]]) sepasang, dan [[Sisik ular#Sisik-sisik ekor|sisik-sisik ''subkaudal'']] (di bawah ekor) 24-31 pasang.
Mangsanya terutama terdiri dari [[kodok]], [[kadal]], jenis-jenis ular lain, dan mungkin pula burung yang tinggal di atas tanah. Tweedie (1983) menyebutkan bahwa ular pelangi yang dipelihara dalam [[kandang]] juga mau memangsa [[tikus]]. Ular ini aktif di siang dan malam hari, meski karena pemalu jarang terlihat di siang hari.


== Bio-ekologi ==
Berkembang biak dengan bertelur, ular pelangi setiap kalinya mengeluarkan hingga 17 butir telur.
Ular pelangi menghuni daerah lembap dan berawa-[[rawa]] di sekitar [[pantai]], [[sungai]], [[sawah|persawahan]], dan daerah ber[[hutan]];<ref name=rob/> di dataran rendah hingga pegunungan di ketinggian sekitar 1.300 m dpl.<ref name=dav/> Tidak jarang pula ditemukan di sekitar pemukiman, terutama di daerah terbuka dan berumput-rumput yang meliar. Ular ini sering bersembunyi di bawah kayu busuk, bebatuan, tumpukan [[serasah]], atau menggali lubang dalam lumpur, tidak jauh dari [[air]].<ref name=dav/>


Mangsanya terutama terdiri dari [[kodok]], [[kadal]], jenis-jenis [[ular]] yang lain,<ref name=rob/> dan mungkin pula [[burung]] yang tinggal di atas tanah.<ref name=dav/> Tweedie (1983) menyebutkan bahwa ular pelangi yang dipelihara dalam [[kandang]] juga mau memangsa [[tikus]].<ref name=twee/> Ular ini aktif di siang dan malam hari,<ref name=dav/> meski karena pemalu jarang terlihat di [[siang]] hari.
==Penyebaran==
Ular ini termasuk yang umum ditemukan, dan menyebar luas mulai dari [[India]], [[Cina]], [[Burma]], [[Kamboja]], [[Laos]], [[Vietnam]], [[Thailand]], [[Semenanjung Malaya]] hingga ke [[Filipina]].


Berkembang biak dengan bertelur (''ovipar''), ular pelangi setiap kalinya mengeluarkan hingga 17 butir telur.<ref name=dav/>
Di Indonesia, ular pelangi ditemukan di pulau-pulau [[Sumatra]], [[Simeulue]], [[Nias]], Kep. [[Mentawai]], Kep. [[Riau]], [[Jawa]], [[Kalimantan]] hingga [[Sulawesi]].


==Catatan Lain-lain==
== Penyebaran ==
Ular ini termasuk yang umum ditemukan, dan menyebar luas mulai dari [[India]], [[RRT|Tiongkok]], [[Burma]], [[Kamboja]], [[Laos]], [[Vietnam]], [[Thailand]], [[Semenanjung Malaya]], [[Singapura]], hingga ke [[Filipina]].<ref name=rdb/>
[[Gambar:Xeno unicolor 060611 6864 tdp ed resize.jpg|thumb|left]]
Ular pelangi termasuk golongan ular yang tidak berbahaya. Ular ini tidak berbisa dan biasanya tidak mau menggigit ketika ditangkap. Tatkala baru terpegang, ular pelangi kerap menggetarkan ekornya kuat-kuat. Ular ini juga mengeluarkan cairan berbau memualkan seperti bau bawang putih yang keras untuk mengusir musuhnya.


Di Indonesia, ular pelangi ditemukan di pulau-pulau [[Sumatra]], [[Simeulue]], [[Nias]], Kep. [[Mentawai]], Kep. [[Riau]], [[Jawa]], [[Kalimantan]] hingga [[Sulawesi]].<ref name=rdb/><ref name=dav/>
Ular ini juga mudah jinak dan relatif mudah dipelihara. Dalam tangkaran, ular pelangi dapat mencapai usia lebih dari 13 tahun (David and Vogel, 1997).


== Catatan lain-lain ==
Mengingat kulitnya yang relatif tebal dan bermutu baik, ular pelangi termasuk salah satu sasaran para pemburu dan pedagang kulit ular. Sayang sekali, belum ada informasi yang memadai mengenai keadaan populasinya di alam.
Ular pelangi termasuk golongan ular yang tidak berbahaya.<ref name=dav/> Ular ini tidak berbisa dan biasanya tidak mau menggigit ketika ditangkap.<ref name=twee/> Tatkala baru terpegang, ular pelangi kerap menggetarkan ekornya kuat-kuat.<ref name=twee/> Ular ini juga mengeluarkan cairan berbau memualkan seperti bau bawang putih yang keras untuk mengusir musuhnya.


Ular ini mudah jinak dan relatif gampang dipelihara. Dalam tangkaran, ular pelangi dapat mencapai usia lebih dari 13 tahun.<ref name=dav/>
==Bahan bacaan==
*David, P. & G. Vogel. 1997. ''The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history notes''. Edition Chimaira. Frankfurt.
*Stuebing, R.B. & R.F. Inger. 1999. ''A Field Guide to The Snakes of Borneo''. Natural History Publications (Borneo). Kota Kinabalu.
*Tweedie, M.W.F. 1983. ''The Snakes of Malaya''. The Singapore National Printers. Singapore


Mengingat kulitnya yang relatif tebal dan bermutu baik, ular pelangi termasuk salah satu di antara sasaran para pemburu dan pedagang kulit ular. Sayang sekali, belum ada informasi yang memadai mengenai keadaan populasinya di alam.
==Pranala luar==
{{en}} [http://www.embl-heidelberg.de/~uetz/families/Xenopeltidae.html EMBL Reptile Database - Family Xenopeltidae]


== Kerabat dekat ==
Kerabat dekat dari ular ini adalah ''[[Xenopeltis hainanensis]]'' yang terdapat di [[Hainan]], [[Cina]].


== Catatan kaki ==
{{reflist|2}}


== Pranala luar ==
[[Kategori:Hewan]]
* Ecology Asia: [http://www.ecologyasia.com/verts/snakes/sunbeam_snake.htm ''Sunbeam snake''].
[[Kategori:Reptilia]]
* IUCN Red List: [http://www.iucnredlist.org/details/178481/0 ''Xenopeltis unicolor''], status konservasi.
[[Kategori:Ular]]
* King Snake: [http://www.kingsnake.com/rockymountain/RMHPages/RMHsunbeam.htm Sunbeam Snake (''Xenopeltis unicolor'')], info pemeliharaan.
{{Taxonbar|from=Q1109192}}


[[en:Xenopeltis unicolor]]
[[Kategori:Xenopeltis]]
[[Kategori:Ular Indonesia|Pelangi]]

Revisi terkini sejak 27 September 2022 06.42

Ular Dharmawangsa
Ular Dharmawangsa (pelangi), Xenopeltis unicolor
dari Kampus IPB Darmaga, Bogor
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Subordo:
Superfamili:
Famili:
Genus:
Spesies:
X. unicolor
Nama binomial
Xenopeltis unicolor
Sinonim
  • Xenopeltis unicolor Reinwardt in Boie 1827: 564
  • Xenopeltis concolor Reinwardt in Boie 1827: 564
  • Xenopeltis leucocephala Reinwardt in Boie 1827: 564
  • Tortrix xenopeltis Schlegel 1837
  • Xenopeltis unicolorBoulenger 1893: 168
  • Xenopeltis unicolorSmith 1943
  • Xenopeltis unicolorZhao & Adler 1993: 220
  • Cryptophidion annamense Wallach & Jones 1992
  • Xenopeltis unicolorManthey & Grossmann 1997: 436
  • Xenopeltis unicolorCox et al. 1998: 16
  • Xenopeltis unicolorMcDiarmid, Campbell & Touré 1999: 159
  • Xenopeltis unicolorSang et al. 2009

Sumber: The Reptile Database[2]

Ular Dharmawangsa atau Ular pelangi adalah sejenis ular yang termasuk anggota suku Xenopeltidae. Ular ini diberi nama demikian karena lapisan transparan pada sisiknya membiaskan warna-warni pelangi dari cahaya matahari. Dalam bahasa Inggris ia disebut dengan nama sunbeam snake atau iridescent earth snake. Sementara nama ilmiahnya adalah Xenopeltis unicolor, merujuk pada keistimewaan sisik-sisiknya (xeno: aneh, ajaib; peltis: perisai).[3]

Pemerian[sunting | sunting sumber]

Sisi atas tubuh (dorsal, punggung) berwarna cokelat atau abu-abu kehitaman, merata (unicolor: berwarna seragam) dan berkilauan apabila terkena cahaya. Sisik-sisik dorsal dalam 15 deret. Deret terbawah berwarna putih, beberapa deret berikutnya seperti warna punggung umumnya namun dengan tepian berwarna putih. Sisi bawah tubuh (ventral) putih.[4]

Ular muda dengan kepala dan leher yang berwarna putih, kecuali moncongnya yang kecoklatan.[4] Warna putih ini berangsur-angsur menghilang bersama dengan bertambah besarnya sang ular.

Perisai (sisik-sisik besar) di atas ubun-ubun kepala berbentuk mirip belah ketupat. Tidak seperti kebanyakan ular, perisai parietal (pelipis) kanan dan kiri tidak bersinggungan; melainkan terpisah oleh adanya perlekatan perisai frontal (dahi, di antara kedua mata) dengan perisai oksipital tengah yang berukuran besar.[4] Keempat perisai itu berukuran hampir sama besar, dan bersama-sama membentuk bangun belah ketupat yang lebih besar lagi.

Panjang tubuh maksimum lebih sedikit dari satu meter,[3][4] kebanyakan sekitar 80 cm.[5] Ekornya pendek, sekitar sepersepuluh panjang tubuh atau kurang.[3] Sisik-sisik ventral 173-196 buah, perisai anal (yang menutupi anus) sepasang, dan sisik-sisik subkaudal (di bawah ekor) 24-31 pasang.

Bio-ekologi[sunting | sunting sumber]

Ular pelangi menghuni daerah lembap dan berawa-rawa di sekitar pantai, sungai, persawahan, dan daerah berhutan;[3] di dataran rendah hingga pegunungan di ketinggian sekitar 1.300 m dpl.[5] Tidak jarang pula ditemukan di sekitar pemukiman, terutama di daerah terbuka dan berumput-rumput yang meliar. Ular ini sering bersembunyi di bawah kayu busuk, bebatuan, tumpukan serasah, atau menggali lubang dalam lumpur, tidak jauh dari air.[5]

Mangsanya terutama terdiri dari kodok, kadal, jenis-jenis ular yang lain,[3] dan mungkin pula burung yang tinggal di atas tanah.[5] Tweedie (1983) menyebutkan bahwa ular pelangi yang dipelihara dalam kandang juga mau memangsa tikus.[4] Ular ini aktif di siang dan malam hari,[5] meski karena pemalu jarang terlihat di siang hari.

Berkembang biak dengan bertelur (ovipar), ular pelangi setiap kalinya mengeluarkan hingga 17 butir telur.[5]

Penyebaran[sunting | sunting sumber]

Ular ini termasuk yang umum ditemukan, dan menyebar luas mulai dari India, Tiongkok, Burma, Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaya, Singapura, hingga ke Filipina.[2]

Di Indonesia, ular pelangi ditemukan di pulau-pulau Sumatra, Simeulue, Nias, Kep. Mentawai, Kep. Riau, Jawa, Kalimantan hingga Sulawesi.[2][5]

Catatan lain-lain[sunting | sunting sumber]

Ular pelangi termasuk golongan ular yang tidak berbahaya.[5] Ular ini tidak berbisa dan biasanya tidak mau menggigit ketika ditangkap.[4] Tatkala baru terpegang, ular pelangi kerap menggetarkan ekornya kuat-kuat.[4] Ular ini juga mengeluarkan cairan berbau memualkan seperti bau bawang putih yang keras untuk mengusir musuhnya.

Ular ini mudah jinak dan relatif gampang dipelihara. Dalam tangkaran, ular pelangi dapat mencapai usia lebih dari 13 tahun.[5]

Mengingat kulitnya yang relatif tebal dan bermutu baik, ular pelangi termasuk salah satu di antara sasaran para pemburu dan pedagang kulit ular. Sayang sekali, belum ada informasi yang memadai mengenai keadaan populasinya di alam.

Kerabat dekat[sunting | sunting sumber]

Kerabat dekat dari ular ini adalah Xenopeltis hainanensis yang terdapat di Hainan, Cina.

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Boie, F. 1827. "Bemerkungen über Merrem's Versuch eines Systems der Amphibien, 1. Lieferung: Ophidier". Isis von Oken v. 20: 564. Jena :Expedition der Isis [1820-1848].
  2. ^ a b c The Reptile Database: Xenopeltis unicolor REINWARDT, 1827
  3. ^ a b c d e Stuebing, R.B. & R.F. Inger. 1999. A Field Guide to The Snakes of Borneo: 69-71. Kota Kinabalu: Natural History Publications (Borneo). ISBN 983-812-031-6
  4. ^ a b c d e f g Tweedie, M.W.F. 1983. The Snakes of Malaya: 30-1. Singapore: The Singapore National Printers.
  5. ^ a b c d e f g h i David, P and G. Vogel. 1996. The Snakes of Sumatra. An annotated checklist and key with natural history.: 38-9. Frankfurt: Edition Chimaira. ISBN 3-930612-08-9

Pranala luar[sunting | sunting sumber]