Lompat ke isi

Turnip: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kris Simbolon (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(51 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{tentang|salah satu [[Daftar marga Suku Batak|marga]] [[Suku Batak Toba|Batak Toba]]|kegunaan lain|Turnip (disambiguasi)}}
{{tidak dikembangkan|d=26|m=05|y=2011|i=14|ket=}}
{{Infobox Marga Batak|nama=Turnip|gambar=Tugu Marga Turnip.JPG|keterangan=Tugu persatuan marga Turnip di [[Simanindo, Samosir|Simanindo]], [[Pulau Samosir|Samosir]].|gambar2=|keterangan2=|marga=Turnip|alias=Saragih Turnip <br> {{small|([[Suku Simalungun|Batak Simalungun]])}}|aksara={{ubl|
{{btk|ᯖᯒᯮ᯲ᯉᯇᯪ᯲}} <br> {{small|([[Surat Batak|Surat Batak Toba]])}}
|{{btk|ᯖᯓᯮ᯳ᯉᯈᯫ᯳}} <br> {{small|([[Surat Batak#Bentuk|Surat Batak Simalungun]])}}}}|julukan=|arti=|jarak=<!--{{Infobox | subbox = yes
| labelstyle = background-color:#FF9966;
| label1 = 1 | data1 = {{{gen1 | Si Raja Batak}}}
| label2 = 2 | data2 = {{{gen2 | Raja Isumbaon}}}
| label3 = 3 | data3 = {{{gen3 | Tuan Sori Mangaraja}}}
| label4 = 4 | data4 = {{{gen4 |Tuan Sorba Di Julu}}}
| label5 = 5 | data5 = {{{gen5 |Ompu Raja Nabolon}}}
| label6 = 6 | data6 = {{{gen6 |Tamba Tua}}}
}}-->|nama lengkap=|nama istri=|nama anak=|induk='''Tamba Tua'''|persatuan=[[Parna]] <br> {{small|''(bersama seluruh marga keturunan Tuan Sorbadijulu)''}}|kerabat=|turunan=|mataniaribinsar=|padan=|suku=[[Suku Batak|Batak]]|kampung=[[Simanindo, Samosir|Simanindo]], [[Pulau Samosir|Samosir]]|etnis={{ubl|[[Suku Batak Toba|Batak Toba]]|[[Suku Simalungun|Batak Simalungun]]}}|}}


'''Turnip''' ([[Surat Batak]]: {{Btk|ᯖᯒᯮ᯲ᯉᯇᯪ᯲}}) merupakan salah satu [[Daftar marga Suku Batak|marga]] [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] yang berasal dari [[Simanindo, Samosir|Simanindo]], [[Pulau Samosir|Samosir]]. Dalam masyarakat [[Suku Simalungun|Batak Simalungun]], marga Turnip merupakan bagian dari marga [[Saragih]].
Marga '''[http://www.facebook.com/group.php?gid=134551740159&ref=search Turnip]''' adalah salah satu dari ratusan marga Batak yang leluhurnya berasal dari [[Pulau Samosir]]. Marga Turnip juga merupakan bagian dari kelompok marga yang tergabung dalam [[Pomparan ni Raja Nai Ambaton]] (PARNA). Hingga saat ini keseluruhan jumlah marga '''PARNA''' adalah sebanyak 71 marga (Sumber: www.batakonline.com).


== Asal ==
Nenek moyang marga Turnip adalah Guru Sojouon atau dikenal dengan panggilan [[Oppu Raja Manise (Raja Turnip)]] yang awalnya mendiami daerah pesisir Pulau Samosir tepatnya Simanindo (sekarang ini [[Kecamatan Simanindo]]). Oppu Raja Manise memiliki dua keturunan yakni [[Oppu Raja Oloan]] yang mendiami Lumban Uruk dan Oppu Raja Banua yang mendiami Lumban Turnip. Dari Oppu Raja Oloan memperanakkan Guru Mangata Manuk, sedangkan Oppu Raja Banua memiliki 5 anak laki-laki dan keturunan dari Oppu Jamanindo yang dapat diuraikan di bawah ini.
{{Rapikan bagian}}
{{Rapikan-naratif}}
Leluhur marga Turnip adalah Tamba Tua, yaitu melalui Guru Sojouon. Bagian ini perlu diperiksa kembali, sebab mungkin nama itu adalah anak Datu Parngongo. Padahal, menurut penuturan, Turnip bukanlah keturunan dari Datu Parngongo. Meski pun, Datu Parngongo juga adalah keturunan Tamba Tua.


Beberapa marga keturunan Datu Parngongo, antara lain: [[Sidabutar]], [[Sijabat]], [[Siadari]], dan [[Sidabalok]].
Oppu Raja Banua mempunyai lima keturunan yaitu (1) Oppu Marhilap, (2) Oppu Mualni Huta, (3) Oppu Sotardugur, (4) Oppu Raja Mamatik dan (5) Oppu Tagor. Keturunan Oppu Marhilap dan Oppu Tagor mendiami Lumban Turnip, keturunan Oppu Mualni Huta mendiami Peajolo, keturunan Oppu Sotardugur mendiami Rautbosi dan Oppu Raja Mamatik mendiami Huta Ginjang dan Lintong. Oppu Sotardugur memperanakkan Putra tunggal yakni SARAGI TUA dan Saragi Tua ini memiliki 2 putra (Oppu Tuan Joro Sondiraja dan Oppu Sileang Mangebas). Oppu Sileang Mangebas konon dikabarkan merantau ke daerah dolok (daerah perbukitan Pulau Samosir) dan menetap di Huta Janji Maria Dolok.


Leluhur marga Turnip dikenal sebagai Ompu Raja Manise (Raja Turnip), yang awalnya mendiami daerah pesisir [[Pulau Samosir]], tepatnya [[Simanindo]]. Ompu Raja Manise memiliki dua keturunan, yakni Ompu Raja Oloan yang mendiami Lumban Uruk dan Ompu Raja Banua yang mendiami Lumban Turnip. Dari Ompu Raja Oloan, lahirlah Guru Mangata Manuk. Sedangkan, dari Ompu Raja Banua, lahir lima anak laki-laki, yaitu: (1) Ompu Marhilap, (2) Ompu Mualni Huta, (3) Ompu Sotardugur, (4) Ompu Raja Mamatik, dan (5) Ompu Tagor.
Dari tempat-tempat inilah Marga Turnip (keturunan Guru Sawan) merantau dari Pulau Samosir. Sebagian besar ada yang merantau ke [[Kabupaten Simalungun]], Kabupaten Deli Serdang, Kotamadya [[Medan]], Kabupaten Labuhan Batu,[[Kabupaten Asahan]], bahkan ada yang keluar dari Propinsi [[Sumatera Utara]]. Saat ini Marga Turnip menyebar dan berinteraksi baik dengan marga batak lainnya maupun dengan suku-suku lainnya.


Keturunan Ompu Marhilap dan Ompu Tagor mendiami Lumban Turnip, keturunan Ompu Mualni Huta mendiami Peajolo, keturunan Ompu Sotardugur mendiami Rautbosi, dan keturunan Ompu Raja Mamatik mendiami Huta Ginjang dan Lintong.
Namun WM Hutagalung menulis dalam bukunya "PUSTAHA BATAK, Tarombo dan .....", edisi pertama tahun 1926, edisi/cetak ulang tahun 1991 menulis versi yang berbeda dari yang diatas, sebagai berikut:

Turnip, beranak 1, Ompu Hatoguan.
Ompu Sotardugur memperanakkan putra tunggal, yakni Saragi Tua. Kemudian, Saragi Tua memiliki 2 orang putra, yakni Ompu Tuan Joro Sondiraja dan Ompu Sileang Mangebas. Ompu Sileang Mangebas dikabarkan merantau ke daerah perbukitan di Pulau Samosir dan menetap di Huta Janji Maria Dolok.
Ompu Hatoguan beranak 4: Raja Mangatamanuk, Ompu Bosar (pergi dan berdiam di Rautbosi), Ompu Mardumpang (pergi dan berdiam di Hutaginjang), Ompu Sobaloson.

Raja Mangatamanuk beranak 3: Raja Manise, Raja Panjuljul (dijodohkan R Mangatamanuk dengan puteri Raja Tongging dan berdiam disana), Sinabegu (diutus R Mangatamanuk "marguru hadatuon" ke Raya, kawin dan tinggal disana).
Dari tempat-tempat inilah, marga Turnip (keturunan Guru Sojouon) merantau keluar dari Pulau Samosir. Sebagian besar ada yang menetap di [[kabupaten Simalungun]], [[kabupaten Deli Serdang]], [[Kota Medan|kotamadya Medan]], [[Kabupaten Labuhanbatu|kabupaten Labuhan Batu]], dan [[kabupaten Asahan]].
Raja Manise beranak 2: Turnip Dolok dan Turnip Toruan.

Turnip Dolok beranak 4: Ompu Bahalborngin, Ompu Saribu, Ompu Gontar, dan Ompu Sopuluan.
Namun, W.M. Hutagalung menulis dalam bukunya "Pustaha Batak" edisi pertama tahun 1926, edisi/cetak ulang tahun 1991, silsilah yang berbeda dari yang disebutkan di atas. Dalam bukunya disebutkan bahwa Turnip memiliki satu anak, yakni Ompu Hatoguan. Ompu Hatoguan memiliki empat anak, yakni Raja Mangatamanuk, Ompu Bosar (pergi dan berdiam di Rautbosi), Ompu Mardumpang (pergi dan berdiam di Hutaginjang), dan Ompu Sobaloson.
Ompu Bahalborngin beranak 4: Pangasaraja, Ompu Barangbeha ("Parjuji langgis", pergi ke dan tinggal/kawin di Salbe), Panjojor (pergi menyusul abangnya, Barangbeha ke Simalungun, tapi abangnya Barangbeha menyuruhnya ke dan tinggal/kawin di Tigaras), dan Ompu Gokmahuta (pergi ke dan berdiam/kawin di Janjimaria/daerah hulu Parbaba).

Namun, baik yang berdasarkan buku WM Hutagalung tersebut diatas maupun berdasarkan tulisan pada alinea-alinea yang sebelumnya, belum nyambung ("match") dengan Tarombo yang saya kumpulkan 3 tahun terahir dari Huta Peajolo & Hutaginjang, Desa Maduma, Simanindo. Hanya satu nama yang sama yakni Ompu Marhilap. Kalau O Marhilap dialinea kedua diatas adalah sama dengan O Marhilap yang dimaksud dalam Tarombo yang saya kumpulkan, maka O Marhilap beranak 4, ada satu diataranya yang tidak berketurunan laki-laki namun ada 2 perempuan: no 1 ke marga Sihaloho (Ompu Mangisi) dan no 2 ke marga Sirait (Ompu Maniar). Sementara anak O Marhilap yang 3 lainnya ialah O Painu, O Jahita, dan O Jabona. Sedang yang mendirikan "Harajaon Bius si Tolu Tali" Hutaginjang (sebagai ranting bius induk, Simanindo) bersama Sidauruk, Sitio dan Malau adalah abang O Marhilap, yakni O Sohajoloan yang turunannya "marsundut-sundut" ke bawah: Ompu Jumbe, Ompu Gontong, Amani Gontong, Gontong, dan anaknya, generasi sekarang diberi nama (kembali) si Togaturnip. Kalau kita amati dari dari 3 bersaudara: O Sohajoloan, O Marhilap, dan O Mangurdok, yang ketiganya adalah anak Ompu Sibarloan dan kita hubungkan dengan Tarombo Sidauruk dan Sitio, yang kebetulan juga saya kumpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa harajaon bius Hutaginjang (dibagian hulu Simanindo) sudah berdiri 7 generasi ("sundut") sampai sekarang. Kalau diasumsikan 1 generasi adalah 35 tahun, berarti sudah sejak 245 tahun yang lalu berdiri harajaon bius Hutaginjang, Simanindo, artinya berdiri kira-kira tahun 1766. Berarti pula, Harajaon Bius Simanindo, "Raja Sitolu Tali, Turnip, Sidauruk, Sitio paopat Boruna, Malau" telah berdiri di Simanindo jauh lebih awal, sebelum tahun 1776. Kurang-lebih 3 atau 4 generasi sebelum berdiri Bius Hutaginjang. Ditinjau dari segi generasi (berdasarkan tarombo yang saya catat), marga Sidauruk sekarang berada di generasi 10 hingga 12, Sitio kurang-lebih sama, Turnip yang lebih tua, mereka sekarang kurang-lebih di generasi 13 hingga 15. Sementara Malau, yang dikatakan orangtua lebih dulu berdiam di Malau-sekarang (bukan sekitar Hutabolon Simanindo) belum terlacak sudah berapa generasi berdiam di wilayah ex-ke-negerian Simanindo. Catatan, ex-ke-negerian Simanindo meliputi Simanindo, Malau, Sinuan, Sigurgur dan Rautbosi menuju Pangururan, dan Sinapuran, Sangkal dan Sibatubatu menuju Ambarita, serta Parmonangan/Sipinggan, Pangonjaran, Langge, Peajolo dan Hutaginjang menuju Ronggurnihuta dengan titik nol dihitung dari Hutabolon Simanindo, tempat museum dan sigalegale yang sekarang.
Raja Mangatamanuk memiliki tiga anak, yakni Raja Manise, Raja Panjuljul (dijodohkan oleh Raja Mangatamanuk dengan puteri Raja Tongging dan kemudian berdiam disana), dan Sinabegu (yang diutus Raja Mangatamanuk "''marguru hadatuon''" ke [[Raya, Simalungun|Raya]], kemudian kawin dan tinggal disana).

Raja Manise memiliki dua anak, Turnip Dolok dan Turnip Toruan. Turnip Dolok memiliki empat anak, yakni Ompu Bahalborngin, Ompu Saribu, Ompu Gontar, dan Ompu Sopuluan.

Ompu Bahalborngin memiliki empat anak, yakni Pangasaraja, Ompu Barangbeha (dijuluki "''parjuji langgis''", pergi ke Salbe kemudian tinggal dan kawin di sana), Panjojor (pergi menyusul abangnya, Barangbeha, ke [[Kabupaten Simalungun|Simalungun]], tetapi abangnya Barangbeha menyuruhnya ke [[Tigaras, Dolok Pardamean, Simalungun|Tigaras]], kemudian tinggal dan kawin di sana), dan Ompu Gokmahuta (pergi ke Janji Maria di daerah hulu Parbaba, kemudian tinggal dan kawin di sana).

Namun, baik silsilah yang didasarkan buku W.M. Hutagalung tersebut di atas, maupun didasarkan tulisan pada alinea-alinea yang sebelumnya, belum nyambung dengan Tarombo yang saya kumpulkan 3 tahun terahir dari Huta Peajolo & Hutaginjang, Desa Maduma, Simanindo. Hanya satu nama yang sama yakni Ompu Marhilap. Kalau O Marhilap dialinea kedua di atas adalah sama dengan O Marhilap yang dimaksud dalam Tarombo yang saya kumpulkan, maka O Marhilap beranak 4, ada satu diataranya yang tidak berketurunan laki-laki namun ada 2 perempuan: no 1 ke marga Sihaloho (Ompu Mangisi) dan no 2 ke marga Sirait (Ompu Maniar). Sementara anak O Marhilap yang 3 lainnya ialah O Painu, O Jahita, dan O Jabona. Sedang yang mendirikan "Harajaon Bius si Tolu Tali" Hutaginjang (sebagai ranting bius induk, Simanindo) bersama Sidauruk, Sitio dan Malau adalah abang O Marhilap, yakni O Sohajoloan yang turunannya "marsundut-sundut" ke bawah: Ompu Jumbe, Ompu Gontong, Amani Gontong, Gontong, dan anaknya, generasi sekarang diberi nama (kembali) si Togaturnip. Kalau kita amati dari dari 3 bersaudara: Ompu Sohajoloan, Ompu Marhilap, dan Ompu Mangurdok, yang ketiganya adalah anak Ompu Sibarloan dan kita hubungkan dengan Tarombo Sidauruk dan Sitio, yang kebetulan juga saya kumpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa harajaon bius Hutaginjang (dibagian hulu Simanindo) sudah berdiri 7 generasi ("sundut") sampai sekarang. Kalau diasumsikan 1 generasi adalah 35 tahun, berarti sudah sejak 245 tahun yang lalu berdiri harajaon bius Hutaginjang, Simanindo, artinya berdiri kira-kira tahun 1766. Berarti pula, Harajaon Bius Simanindo yang menjadi Bius Induk (Asal/Sabungan), "Harajaon Sitolu Tali: Turnip, Sidauruk, Sitio paopat Boruna, Malau" telah berdiri di Simanindo jauh lebih awal, sebelum tahun 1776. Kurang-lebih 3 atau 4 generasi sebelum berdiri Bius Hutaginjang. Ditinjau dari segi generasi (berdasarkan tarombo yang saya catat), marga Sidauruk sekarang berada di generasi 10 hingga 12, Sitio kurang-lebih sama, Turnip yang lebih tua, mereka sekarang kurang-lebih di generasi 13 hingga 15. Sementara Malau, yang dikatakan orang tua lebih dulu berdiam di Huta Malau (kira-kira satu-setengah km dari Pusat Harajaon Bius, Hutabolon Simanindo) belum terlacak sudah berapa generasi berdiam di wilayah ex-ke-negerian Simanindo. Catatan, ex-ke-negerian Simanindo meliputi Simanindo, Malau, Sinuan, Sigurgur dan Rautbosi (kearah Pangururan) dan Sinapuran, Sangkal dan Sibatubatu (kearah Ambarita) serta Parmonangan/Sipinggan, Pangonjaran, Langge, Peajolo dan Hutaginjang menuju Pinagar dan Ronggurnihuta dengan titik nol dihitung dari Hutabolon Simanindo, tempat museum dan sigalegale yang sekarang. Orang-orang tua menyebut Ronggurnihuta adalah merupakan pusat (sentral) Pulau Samosir dan tempat tertinggi DPL (di atas permukaan laut)nya, kira-kira 1400 meter.

== Tokoh ==
Beberapa tokoh yang bermarga Turnip, di antaranya adalah:
* [[Saragih Ras|Anggaraim Elias Saragih Turnip]] (dikenal sebagai A.E. Saragih Ras), pemimpin [[Revolusi Sosial Sumatera Timur|revolusi sosial]] di [[Kabupaten Simalungun|Simalungun]]
* [[Martin Susilo Martopo Turnip]]

== Referensi ==
{{reflist}}

{{Suku-Batak-stub}}


[[Kategori:Marga Batak]]
[[Kategori:Marga Batak]]
[[Kategori:Marga Batak Toba]]
[[Kategori:Marga Batak Simalungun]]
[[Kategori:Marga Parna]]
[[Kategori:Marga Turnip]]

Revisi terkini sejak 8 Juni 2024 18.49

Turnip
Tugu persatuan marga Turnip di Simanindo, Samosir.
Aksara Batak
Nama margaTurnip
Nama/
penulisan
alternatif
Saragih Turnip
(Batak Simalungun)
Kekerabatan
Induk margaTamba Tua
Persatuan
marga
Parna
(bersama seluruh marga keturunan Tuan Sorbadijulu)
Asal
SukuBatak
Etnis
Daerah asalSimanindo, Samosir

Turnip (Surat Batak: ᯖᯒᯮ᯲ᯉᯇᯪ᯲) merupakan salah satu marga Batak Toba yang berasal dari Simanindo, Samosir. Dalam masyarakat Batak Simalungun, marga Turnip merupakan bagian dari marga Saragih.

Asal[sunting | sunting sumber]

Leluhur marga Turnip adalah Tamba Tua, yaitu melalui Guru Sojouon. Bagian ini perlu diperiksa kembali, sebab mungkin nama itu adalah anak Datu Parngongo. Padahal, menurut penuturan, Turnip bukanlah keturunan dari Datu Parngongo. Meski pun, Datu Parngongo juga adalah keturunan Tamba Tua.

Beberapa marga keturunan Datu Parngongo, antara lain: Sidabutar, Sijabat, Siadari, dan Sidabalok.

Leluhur marga Turnip dikenal sebagai Ompu Raja Manise (Raja Turnip), yang awalnya mendiami daerah pesisir Pulau Samosir, tepatnya Simanindo. Ompu Raja Manise memiliki dua keturunan, yakni Ompu Raja Oloan yang mendiami Lumban Uruk dan Ompu Raja Banua yang mendiami Lumban Turnip. Dari Ompu Raja Oloan, lahirlah Guru Mangata Manuk. Sedangkan, dari Ompu Raja Banua, lahir lima anak laki-laki, yaitu: (1) Ompu Marhilap, (2) Ompu Mualni Huta, (3) Ompu Sotardugur, (4) Ompu Raja Mamatik, dan (5) Ompu Tagor.

Keturunan Ompu Marhilap dan Ompu Tagor mendiami Lumban Turnip, keturunan Ompu Mualni Huta mendiami Peajolo, keturunan Ompu Sotardugur mendiami Rautbosi, dan keturunan Ompu Raja Mamatik mendiami Huta Ginjang dan Lintong.

Ompu Sotardugur memperanakkan putra tunggal, yakni Saragi Tua. Kemudian, Saragi Tua memiliki 2 orang putra, yakni Ompu Tuan Joro Sondiraja dan Ompu Sileang Mangebas. Ompu Sileang Mangebas dikabarkan merantau ke daerah perbukitan di Pulau Samosir dan menetap di Huta Janji Maria Dolok.

Dari tempat-tempat inilah, marga Turnip (keturunan Guru Sojouon) merantau keluar dari Pulau Samosir. Sebagian besar ada yang menetap di kabupaten Simalungun, kabupaten Deli Serdang, kotamadya Medan, kabupaten Labuhan Batu, dan kabupaten Asahan.

Namun, W.M. Hutagalung menulis dalam bukunya "Pustaha Batak" edisi pertama tahun 1926, edisi/cetak ulang tahun 1991, silsilah yang berbeda dari yang disebutkan di atas. Dalam bukunya disebutkan bahwa Turnip memiliki satu anak, yakni Ompu Hatoguan. Ompu Hatoguan memiliki empat anak, yakni Raja Mangatamanuk, Ompu Bosar (pergi dan berdiam di Rautbosi), Ompu Mardumpang (pergi dan berdiam di Hutaginjang), dan Ompu Sobaloson.

Raja Mangatamanuk memiliki tiga anak, yakni Raja Manise, Raja Panjuljul (dijodohkan oleh Raja Mangatamanuk dengan puteri Raja Tongging dan kemudian berdiam disana), dan Sinabegu (yang diutus Raja Mangatamanuk "marguru hadatuon" ke Raya, kemudian kawin dan tinggal disana).

Raja Manise memiliki dua anak, Turnip Dolok dan Turnip Toruan. Turnip Dolok memiliki empat anak, yakni Ompu Bahalborngin, Ompu Saribu, Ompu Gontar, dan Ompu Sopuluan.

Ompu Bahalborngin memiliki empat anak, yakni Pangasaraja, Ompu Barangbeha (dijuluki "parjuji langgis", pergi ke Salbe kemudian tinggal dan kawin di sana), Panjojor (pergi menyusul abangnya, Barangbeha, ke Simalungun, tetapi abangnya Barangbeha menyuruhnya ke Tigaras, kemudian tinggal dan kawin di sana), dan Ompu Gokmahuta (pergi ke Janji Maria di daerah hulu Parbaba, kemudian tinggal dan kawin di sana).

Namun, baik silsilah yang didasarkan buku W.M. Hutagalung tersebut di atas, maupun didasarkan tulisan pada alinea-alinea yang sebelumnya, belum nyambung dengan Tarombo yang saya kumpulkan 3 tahun terahir dari Huta Peajolo & Hutaginjang, Desa Maduma, Simanindo. Hanya satu nama yang sama yakni Ompu Marhilap. Kalau O Marhilap dialinea kedua di atas adalah sama dengan O Marhilap yang dimaksud dalam Tarombo yang saya kumpulkan, maka O Marhilap beranak 4, ada satu diataranya yang tidak berketurunan laki-laki namun ada 2 perempuan: no 1 ke marga Sihaloho (Ompu Mangisi) dan no 2 ke marga Sirait (Ompu Maniar). Sementara anak O Marhilap yang 3 lainnya ialah O Painu, O Jahita, dan O Jabona. Sedang yang mendirikan "Harajaon Bius si Tolu Tali" Hutaginjang (sebagai ranting bius induk, Simanindo) bersama Sidauruk, Sitio dan Malau adalah abang O Marhilap, yakni O Sohajoloan yang turunannya "marsundut-sundut" ke bawah: Ompu Jumbe, Ompu Gontong, Amani Gontong, Gontong, dan anaknya, generasi sekarang diberi nama (kembali) si Togaturnip. Kalau kita amati dari dari 3 bersaudara: Ompu Sohajoloan, Ompu Marhilap, dan Ompu Mangurdok, yang ketiganya adalah anak Ompu Sibarloan dan kita hubungkan dengan Tarombo Sidauruk dan Sitio, yang kebetulan juga saya kumpulkan, maka dapat disimpulkan bahwa harajaon bius Hutaginjang (dibagian hulu Simanindo) sudah berdiri 7 generasi ("sundut") sampai sekarang. Kalau diasumsikan 1 generasi adalah 35 tahun, berarti sudah sejak 245 tahun yang lalu berdiri harajaon bius Hutaginjang, Simanindo, artinya berdiri kira-kira tahun 1766. Berarti pula, Harajaon Bius Simanindo yang menjadi Bius Induk (Asal/Sabungan), "Harajaon Sitolu Tali: Turnip, Sidauruk, Sitio paopat Boruna, Malau" telah berdiri di Simanindo jauh lebih awal, sebelum tahun 1776. Kurang-lebih 3 atau 4 generasi sebelum berdiri Bius Hutaginjang. Ditinjau dari segi generasi (berdasarkan tarombo yang saya catat), marga Sidauruk sekarang berada di generasi 10 hingga 12, Sitio kurang-lebih sama, Turnip yang lebih tua, mereka sekarang kurang-lebih di generasi 13 hingga 15. Sementara Malau, yang dikatakan orang tua lebih dulu berdiam di Huta Malau (kira-kira satu-setengah km dari Pusat Harajaon Bius, Hutabolon Simanindo) belum terlacak sudah berapa generasi berdiam di wilayah ex-ke-negerian Simanindo. Catatan, ex-ke-negerian Simanindo meliputi Simanindo, Malau, Sinuan, Sigurgur dan Rautbosi (kearah Pangururan) dan Sinapuran, Sangkal dan Sibatubatu (kearah Ambarita) serta Parmonangan/Sipinggan, Pangonjaran, Langge, Peajolo dan Hutaginjang menuju Pinagar dan Ronggurnihuta dengan titik nol dihitung dari Hutabolon Simanindo, tempat museum dan sigalegale yang sekarang. Orang-orang tua menyebut Ronggurnihuta adalah merupakan pusat (sentral) Pulau Samosir dan tempat tertinggi DPL (di atas permukaan laut)nya, kira-kira 1400 meter.

Tokoh[sunting | sunting sumber]

Beberapa tokoh yang bermarga Turnip, di antaranya adalah:

Referensi[sunting | sunting sumber]