Lompat ke isi

Loa Sek Hie: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Update, diterjemahkan dari en.wp
 
(25 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{short description|Politisi Hindia Belanda}}
'''Loa Sek Hie Sia''' (1898-1965) adalah seorang tokoh politik, anggota [[Volksraad]] dan tuan tanah di saat akhir era [[Hindia Belanda]]. Ia adalah salah-satu pendiri dan kepala barisan keamanan [[Pao An Tui]] menjelang [[Revolusi Nasional Indonesia]](1945-1949).
{{Infobox person
| name=Loa Sek Hie
| native_name =
| native_name_lang =
| image =
| image_size =
| alt=
| caption=
| birth_date=1898
|birth_place=[[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = 1965
| death_place = [[Den Haag]], [[Belanda]]
| death_cause =
| education =
| alma_mater =
| occupation = [[Politisi]], [[anggota parlemen]], [[pemimpin komunitas]], dan [[tuan tanah]]
| years_active =
| notable_works =
| style =
| spouse = [[Tan Pouw Nio]]
| father = [[Loa Tiang Hoei|Loa Tiang Hoei, ''Kapitan Cina'']]
| mother = [[Louise Goldman]]
| family = [[Loa Po Seng]] (kakek)<br/> [[Tan Liok Tiauw]] (bapak mertua)<br/> [[Tan Tiang Po|Tan Tiang Po, Letnan Cina]] (kakek mertua)
| awards = Officer of the [[Order of Orange-Nassau]]
}}
'''Loa Sek Hie Sia''' (lahir di Batavia pada tahun 1898 - meninggal di Den Haag pada tahun 1965) dulu adalah seorang politisi dan anggota parlemen di [[Hindia Belanda]]. Ia adalah ''voorzitter'' atau [[chairman]] pertama dari [[hak membela diri|pasukan bela diri]] etnis Tionghoa, [[Pao An Tui]] (1946 - 1949).<ref name="Suryadinata, Leo (1995)">{{cite book|last1=Suryadinata|first1=Leo|title=Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches|date=1995|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|location=Singapore|isbn=9813055030|pages=103–104|url=https://books.google.com/books?id=ch7pIrYoF3kC&q=Loa+Sek+Hie&pg=PA103
}}</ref><ref name="Setiono, Benny G. (2003)">{{cite book|last1=Setiono|first1=Benny G.|title=Tionghoa dalam pusaran politik|date=2003|publisher=Elkasa|isbn=9799688744|pages=503, 624–625, 627|url=https://books.google.com/books?id=0A1wAAAAMAAJ&q=tionghoa+dalam+pusaran+politik
}}</ref><ref name="Setyautama">{{cite book |last1=Setyautama |first1=Drs Sam |title=Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Di Indonesia |date=2008 |publisher=Kepustakaan Populer Gramedia |location=Jakarta |isbn=978-602-424-661-7 |url=https://books.google.com/books?id=uVnUDwAAQBAJ&q=loa+sek+hie+%22pao+an+tui%22&pg=PA284
|access-date=27 November 2020 |language=id}}</ref> Ia adalah ''[[Peranakan]]'' keturunan [[Tionghoa-Indonesia]], [[Orang Austria|Austria]], dan [[Suku Jawa|Jawa]].<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" /><ref name="Haryono" /> Dalam karir politiknya, ia mengkampanyekan perlawanan terhadap diskriminasi rasial serta memperjuangkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik bagi etnis Tionghoa di [[Hindia Belanda]].<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" />


==Later Belakang==
==Sejarah==
===Keluarga dan pendidikan===
Loa adalah anak baba bangsawan Loa Tiang Hoei, [[Kapitan Cina|Kapitein der Chinezen]] di [[Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat|Pasar Baru]] dari salah-satu gundiknya yang berdarah [[Austria-Hongaria|Austria]] dan [[Orang Jawa|Jawa]], yaitu Louise Goldman. Ibu tiri Loa adalah kerabat dari Tio Tek Ho, Majoor der Chinezen di [[Batavia]]. Loa juga adalah cucu hartawan besar Loa Po Seng, yang namanya diabadikan di Jalan Poseng di Pasar Baru. Ia meyandang gelar 'Sia' sebagai keturunan Opsir Tionghoa.
Loa lahir di [[Pasar Baru]], [[Batavia, Hindia Belanda|Batavia]] pada tahun 1898 pada salah satu keluarga paling terkemuka di Batavia yang merupakan bagian dari '[[Cabang Atas]]' di Jawa.<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" /><ref name="Setiono, Benny G. (2003)" /><ref name="Haryono">{{cite book |last1=Haryono |first1=Steve |title=Perkawinan Strategis: Hubungan Keluarga Antara Opsir-opsir Tionghoa Dan 'Cabang Atas' Di Jawa Pada Abad Ke-19 Dan 20 |date=2017 |publisher=Steve Haryono |location=Utrecht |isbn=978-90-90-30249-2 |url=https://books.google.com/books?id=IoDgswEACAAJ&q=perkawinan+strategis
|access-date=27 November 2020 |language=en}}</ref> Kakeknya adalah [[Loa Po Seng]], yang tinggal [https://www.google.com/maps/place/Jl.+Poseng+I,+Sawah+Besar,+Kota+Jakarta+Pusat,+Daerah+Khusus+Ibukota+Jakarta+10710,+Indonesia/@-6.1648796,106.8315383,17z/data=!3m1!4b1!4m2!3m1!1s0x2e69f5c59b424bed:0xaef1590c190aff76 Jl. Poseng] di Pasar Baru, sementara bapaknya, [[Loa Tiang Hoei]], menjabat sebagai [[Kapitan Cina]] Pasar Baru.<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" /> Jabatan tersebut memberinya otoritas politik dan hukum atas komunitas Cina di suatu wilayah.<ref name="Haryono" />


Ibu Loa, [[Louise Goldman]], berasal dari sebuah keluarga [[Orang Indo|Indo-Eropa]] keturunan [[Yahudi Austria]], tetapi telah lama tinggal di Hindia Belanda.<ref name="Haryono" /><ref name="Overlijdensakte Sek Hie Loa">{{cite web |last1=BV |first1=DE REE Archiefsystemen |title=Overlijdensakte Sek Hie Loa |url=https://haagsgemeentearchief.nl/archieven-mais/overzicht?mizig=782&miadt=59&miaet=54&micode=0335-01.1853&minr=10796322&miview=ldt
Ia mendapat pendidikan Eropa, dan disekolahkan di Europeesche Lagere School (ESL) dan Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ia juga menempuh pendidikan perniagaan di Prins Hendrikschool.
|website=haagsgemeentearchief.nl |publisher=Haags Gemeentearchief |access-date=27 November 2020 |language=nl}}</ref> Ibu tirinya, [[Tio Bit Nio]], adalah sepupu pertama dari [[Tio Tek Ho|Tio Tek Ho, Mayor Cina keempat Batavia]].<ref name="Haryono" /> Sebagai keturunan dari pejabat Cina, Loa pun menyandang gelar turunan [[Sia (gelar)|''Sia'']].<ref name="Haryono" />


Ia awalnya bersekolah di [[Europeesche Lagere School|ELS]] dan [[Hogere Burgerschool|HBS]] di Batavia, lalu belajar perdagangan di [[Prins Hendrik School]], dan akhirnya lulus pada bulan Mei 1917.<ref>{{cite news|title=P. H. S. afdeeling Handelsschool.|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22LOA+SEK+HIE%22&facets%5Bperiode%5D%5B%5D=1%7C20e_eeuw%7C1910-1919%7C&page=1&coll=ddd&identifier=ddd%3A010169119%3Ampeg21%3Aa0005&resultsidentifier=ddd%3A010169119%3Ampeg21%3Aa0005
Pada tahun 1919, Loa menikah dengan Corry Tan, putri seorang tuan tanah bernama [[Tan Liok Tiauw Sia|Tan Liok Tiauw Sia, Landheer van Batoe-Tjepper]]. Mereka tinggal di Menteng bersama dengan tiga putra putri mereka.
|access-date=26 March 2018|work=Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië|date=9 May 1916}}</ref><ref>{{cite news|title=P. H. S. Afdeeling Handelsschool|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22LOA+SEK+HIE%22&facets%5Bperiode%5D%5B%5D=1%7C20e_eeuw%7C1910-1919%7C&page=2&coll=ddd&identifier=MMKB08%3A000132621%3Ampeg21%3Aa0021&resultsidentifier=MMKB08%3A000132621%3Ampeg21%3Aa0021
|work=De Preanger-bode|date=2 May 1917}}</ref>


Pada bulan November 1917, Loa menikahi [[Tan Pouw Nio]], anak dari [[Tan Liok Tiauw |Tan Liok Tiauw ''Sia'']] dan cucu dari [[Tan Tiang Po|Tan Tiang Po, Letnan Cina]], ''[[tuan tanah]]'' dari [[Batuceper|Batoe-Tjepper]].<ref>{{cite news|title=Familiebericht|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22LOA+SEK+HIE%22&facets%5Bperiode%5D%5B%5D=1%7C20e_eeuw%7C1910-1919%7C&page=2&coll=ddd&identifier=ddd%3A010169845%3Ampeg21%3Aa0113&resultsidentifier=ddd%3A010169845%3Ampeg21%3Aa0113
==Politik di Hindia Belanda==
|work=Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië|date=14 November 1917}}</ref><ref name="Haryono" /> Keduanya lalu tinggal di [[Menteng]], Batavia.<ref name="Woonhuis Loa Sek Hie Kebon Sirih (Jakarta)">{{cite web |title=Woonhuis Loa Sek Hie Kebon Sirih (Jakarta) |url=https://zoeken.hetnieuweinstituut.nl/nl/projecten/detail/f6a058a0-acbb-5e3f-950c-a4a48e45dd05
Loa menjadi anggota Volksraad, yang adalah badan legislatif pertama di Hindia Belanda, dari tahun 1927 sampai masuknya Jepang ke tanah air pada saat [[Perang Dunia Dua]]. Sebagai anggota legislatif, Loa bersama dengan [[Hok Hoei Kan|H. H. Kan]] mewakili Chung Hwa Hui, partai politik keturunan Tionghoa yang bekerja-sama dengan pemerintah kolonial. Namun mereka juga mengupayakan penghapusan diskriminasi berdasarkan ras di Hindia Belanda, dan berusaha mengembangkan sarana pendidikan dan kesehatan bagi komunitas Tionghoa di Indonesia. Ia juga menjadi anggota Dewan Kota Batavia (Gemeenteraad), dan adalah salah-satu pendiri Jang Seng Ie, yang sekarang bernama [[Rumah Sakit Husada]].
|website=zoeken.hetnieuweinstituut.nl |publisher=Het Nieuwe Instituut |access-date=27 November 2020 |language=nl}}</ref>


===Karir kolonial===
Pada tahun 1929, Loa membantu memberikan referensi untuk [[Liem Bwan Tjie]] yang diduka sebagai pendukung [[Komunisme]] oleh pemerintah kolonial. Dengan bantuan Loa maka Liem diberikan izin oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kembali menetap dan berkarya di tanah air.
Loa ditunjuk sebagai anggota ''Gemeenteraad'' (dewan kota) Batavia pada tahun 1919, dan kemudian ditunjuk sebagai anggota [[Volksraad|''Volksraad'']] (parlemen Hindia Belanda) pada tahun 1927.<ref>{{cite news|title=Ons doel bereikt!|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=%22LOA+SEK+HIE%22&facets%5Bperiode%5D%5B%5D=1%7C20e_eeuw%7C1910-1919%7C&page=1&coll=ddd&identifier=ddd%3A010179965%3Ampeg21%3Aa0005&resultsidentifier=ddd%3A010179965%3Ampeg21%3Aa0005
|work=Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië|date=16 August 1919}}</ref><ref name="Suryadinata, Leo (1995)" /> Mulai tahun 1928 hingga 1951, ia menjadi anggota dewan eksekutif dari [[Chung Hwa Hui]] (CHH), sebuah partai politik [[Centre-right politics|kanan tengah]] yang mengadvokasi perubahan melalui kerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda.<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" /> Loa juga merupakan bagian dari [[Freemasonry|Loji Mason Batavia]].<ref>{{cite book|last1=Stevens|first1=Th|title=Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indië en Indonesië 1764-1962|date=1994|publisher=Uitgeverij Verloren|isbn=9065503781|pages=305, 317, 350–353}}</ref><ref name="CNN Indonesia (16.25 WIB, February 4, 2016)">{{cite news|last1=Utama|first1=Abraham|title=Antara Freemasonry Indonesia, Soekarno dan Bung Hatta|url=http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160204123644-20-108856/antara-freemasonry-indonesia-soekarno-dan-bung-hatta/
|access-date=30 September 2016|agency=CNN Indonesia|issue=16.25 WIB|publisher=CNN Indonesia|date=February 4, 2016}}</ref><ref name="CNN Indonesia (2016)">{{cite news|last1=Utama|first1=Abraham|title=Lelaki Indonesia di Freemasonry, Raden Saleh hingga Kapolri|url=http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160204123536-20-108855/lelaki-indonesia-di-freemasonry-raden-saleh-hingga-kapolri/
|access-date=30 September 2016|agency=CNN Indonesia|publisher=CNN Indonesia|date=February 4, 2016}}</ref>


[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Opening van de Volksraad door gouverneur-generaal Van Limburg Stirum op 18 mei 1918 op Java TMnr 10001373.jpg|thumb|left|Sebuah rapat [[Volksraad]].]]
Seperti kakeknya, Loa juga adalah anggota [[Freemasonry di Indonesia]].


Sebagai seorang anggota parlemen, Loa bekerja erat dengan [[Hok Hoei Kan]], chairman dari CHH, untuk menghapus kebijakan yang diskriminatif terhadap [[Tionghoa Indonesia|etnis Cina]] di Hindia Belanda.<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" /><ref name="Setiono, Benny G. (2003)" /> Ia pun mengkampanyekan pembentukan lembaga pendidikan dan kesehatan khusus bagi komunitas Cina.<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" /><ref name="Setiono, Benny G. (2003)" /> Untuk mengatasi diskriminasi dari pemerintah, Loa juga memainkan peran penting dalam pendirian [[Jang Seng Ie]] (kini [http://www.husada.co.id Rumah Sakit Husada]).<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" /> Ia menjadi anggota dewan pimpinan dari rumah sakit tersebut mulai tahun 1924 hingga 1951.<ref name="Suryadinata, Leo (1995)" />
Pada saat Perang Dunia Dua, Loa membantu pengumpulan dana untuk [[Sekutu PD II|Sekutu]] baik di Eropa maupun Asia.


Sekitar tahun 1929, Loa memberi referensi karakter kepada pemerintah Hindia Belanda untuk [[Liem Bwan Tjie]], seorang arsitek terkenal yang kesulitan untuk kembali ke Hindia Belanda karena diduga bersimpati dengan komunis.<ref>{{cite book|last1=den Dikken|first1=Judy|title=Liem Bwan Tjie (1891-1966) Westerse vernieuwing en oosterse traditie|date=2002|publisher=STICHTING BONAS|location=Rotterdam|isbn=90-76643-14-8|page=10}}</ref> Liem pun tinggal di kediaman keluarga Loa, dan membantu Loa mendesain ulang kediaman tersebut, sehingga menjadi proyek pertama bagi Liem sekembalinya ke Hindia Belanda.<ref>{{cite book|last1=den Dikken|first1=Judy|title=Liem Bwan Tjie (1891-1966) Westerse vernieuwing en oosterse traditie|date=2002|publisher=STICHTING BONAS|location=Rotterdam|isbn=90-76643-14-8|page=10}}</ref>
==Jepang, Revolusi dan Pao An Tui==
Ketika Jepang masuk ke Indonesia, Loa ditahan di Cimahi bersama dengan banyak tokoh-tokoh pemerintah kolonial lainnya, seperti rekannya H. H. Kan dan [[Khouw Kim An|Khouw Kim An, Majoor der Chinezen]]. Loa akhirnya dibebaskan saat Jepang kalah perang di tahun 1945.


Pada tahun 1940, Loa ditunjuk oleh [[Ratu Wilhelmina dari Belanda]] sebagai seorang Officer of the [[Order of Orange-Nassau]] sebagai pengakuan atas kontribusinya bagi masyarakat.<ref name="Registration Agency NBN (1965 - 1966 - 8514)">{{cite web|title=Zitting 1965-1966 - 8514|url=http://resolver.kb.nl/resolve?urn=sgd:mpeg21:19651966:0003245&role=PDF
Dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1949, Indonesia mengalami [[Revolusi Nasional Indonesia|Revolusi Nasional]] guna mempertahankan kemerdekaan. Karena proses ini menimbulkan banyak huru-hara, Loa bersama dengan tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa lainnya mengambil keputusan untuk mendirikan [[Pao An Tui]] yang beritikad netral dan bertindak sebagai barisan keamanan masyarakat Tionghoa. Loa menjadi kepala Pao An Tui, dan berhasil mendapatkan dukungan resmi dari [[Sutan Sjahrir]], [[Perdana menteri|Perdana Menteri]] pertama Indonesia. Pao An Tui dipersenjatakan oleh tentara Sekutu. Karena bantuan senjata dari Sekutu maka banyak kelombok menunding Pao An Tui sebaga kaki-tangan penjajah Belanda.
|website=Registration Agency NBN|publisher=Koninklijke Bibliotheek|access-date=30 September 2016}}</ref> Saat [[Perang Dunia II]] pecah, Loa ditahan oleh pasukan Jepang karena dianggap berhubungan dekat dengan pemerintah Hindia Belanda. Ia pun ditahan selama perang, dan baru dibebaskan pada tahun 1945.


===Revolusi===
==Federalisme dan Sukarno==
Dalam suasana panas pasca berakhirnya Perang Dunia II dan dimulainya [[Revolusi Nasional Indonesia|Revolusi Indonesia]], Loa menganggap bahwa etnis Tionghoa di Hindia Belanda harus dapat membela diri secara militer.<ref name="Setiono, Benny G. (2003)" /> Sehingga, Loa pun menjadi salah satu pendiri dari [[Pao An Tui]], yang kemudian dituduh oleh sejumlah tokoh revolusioner sebagai milisi pro-Belanda.<ref name="Setiono, Benny G. (2003)" /> Loa bertindak sebagai ''voorzitter'' atau [[chairman]] dari Komite Pusat dari organisasi tersebut. Pao An Tui mendapat senjata dan pendanaan dari [[Sekutu (Perang Dunia II)|Sekutu]], serta mendapat dukungan dari perdana menteri pertama Indonesia, [[Sutan Sjahrir]].<ref name="Setiono, Benny G. (2003)" /> Selama periode [[Netherlands Indies Civil Administration|NICA]], Loa bertindak sebagai penasehat di kabinet darurat dari [[Hubertus van Mook]], Plt. Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Loa mendukung didirikannya [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) karena beranggapan bahwa RIS dapat lebih memberikan otonomi untuk kelompok-kelompok non-Jawa di tanah air. Menurut Loa, [[Federalisme|federalisme]] adalah bentuk pemerintahan yang paling cocok untuk Indonesia yang bersifat beragam suku-bangsa.


Setelah jelas bahwa [[Indonesia]] dapat meraih kemerdekaan, Loa mendukung [[Republik Indonesia Serikat|gerakan federal]]. Namun, federalisme tidak terlalu didukung oleh masyarakat Indonesia, karena dianggap sebagai buatan Belanda. Setelah federalisme dikalahkan oleh faksi negara kesatuan, yang dipimpin oleh [[Sukarno]] dan [[Mohammad Hatta]], Loa pun mengundurkan diri dari kancah politik.
Setelah Indonesia merdeka, President pertama RI [[Sukarno]] ada banyak minta pendapat Loa dalam hal-hal yang bersangkutan dengan usaha-usaha Belanda dan Tionghoa di Indonesia, dan juga [[Freemasonry]]. Namun karena kedekatan Loa dengan pemerintah kolonial, andil politknya sangat berkurang di era kemerdekaan.


===Emigrasi dan kematian===
Loa meninggal di [[Den Haag]] di Belanda pada tangga 24 Desember 1965.
Sukarno berkonsultasi dengan Loa Sek Hie mengenai sejumlah isu, mulai dari kepentingan bisnis Belanda hingga Freemasonry di Indonesia, tetapi Soekarno secara umum mengabaikan nasehat dari Loa.<ref name="CNN Indonesia (16.25 WIB, February 4, 2016)" /><ref name="CNN Indonesia (2016)" /> Loa akhirnya pindah ke [[Belanda]] pada tahun 1964.<ref name="Registration Agency NBN (1965 - 1966 - 8514)" /> Loa lalu di[[naturalisasi]] sebagai warga negara Belanda pada tahun 1965,<ref name="Registration Agency NBN (1965 - 1966 - 8514)" /> dan meninggal di [[Den Haag]] pada tahun yang sama.<ref name="Overlijdensakte Sek Hie Loa" />


==Pranala Luar==
==Referensi==
{{reflist|30em}}
*[https://books.google.co.uk/books?id=lEGrOWWEvswC&pg=PA234&dq=loa+sek+hie&hl=en&sa=X&ei=ACVdVeP0EpLhuQS0ioDABg&ved=0CC8Q6AEwBA#v=onepage&q=loa%20sek%20hie&f=false Setyautama, Sam & Mihardja, Suma. Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia (2008), pp. 234-235]
*[https://books.google.co.uk/books?id=ch7pIrYoF3kC&pg=PA103&lpg=PA103&dq=loa+sek+hie&source=bl&ots=1OQuBBd9eQ&sig=i0gYMFYKoEaGTEL0WWZDNW2U-pw&hl=en&sa=X&ei=8yNdVeT5OseIuwSDoIKYCA&ved=0CCsQ6AEwAg#v=onepage&q=loa%20sek%20hie&f=false Leo Suryadinata, Leo. Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches. Institute of Southeast Asian Studies. Singapore (1995), p. 103]
*[http://koloniaal.library.leiden.edu/cgi-bin/ubl.exe?a=d&d=CHABEC19340101-0031.2.7.19&cl=CL8.2.4.2&srpos=0&dliv=none&st=1&e=-0-------2nl----10--1----------IN-0 Koloniale Collectie (KIT) - Universiteitsbibliotheek Leiden]


==Rujukan==
[[Kategori:Tokoh Hindia-Belanda]]
*{{Cite book
| author=den Dikken, Judy| title=Liem Bwan Tjie (1891-1966) Westerse vernieuwing en oosterse traditie.|year= 2002|publisher=STICHTING BONAS Rotterdam|isbn=90-76643-14-8}}
*{{Cite book
| author=Haris, Syamsuddin| title=Partai dan Parlemen Lokal Era Transisi Demokrasi di Indonesia: Studi Kinerja Partai-Partai di DPRD Kabupaten/Kota|year= 2007|publisher=TransMedia|isbn=978-9797990527 }}
*{{Cite book
| author=Lohanda, Mona| title=Growing Pains: The Chinese and The Dutch in Colonial Java, 1890-1942|year= 2002|publisher=Yayasan Cipta Loka Caraka}}
*{{Cite book
| author=Setiono, Benny G.| title=Tionghoa dalam pusaran politik|year= 2003|publisher=Elkasa|isbn=9799688744}}
*{{Cite book
|author1=Setyautama, Sam |author2=Mihardja, Suma |name-list-style=amp | title=Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia|year= 2008|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|isbn=978-9799101259}}
*{{Cite book
| author=Stevens, Th| title=Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indië en Indonesië 1764-1962|year= 1994|publisher=Uitgeverij Verloren|isbn=9065503781}}
*{{Cite book
| author=Suryadinate, Leo| title=Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches|year= 1995|publisher=Institute of Southeast Asian Studies|isbn=9813055030}}
*{{Cite book
| author=Suryadinata, Leo| title=Peranakan Chinese Politics in Java, 1917-1942|year= 2005|publisher=Marshall Cavendish Academic|isbn=9812103600}}

{{DEFAULTSORT:Loa, Sek Hie}}
[[Category:Kelahiran 1898]]
[[Category:Kematian 1965]]
[[Category:Hokkien-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Yahudi Indonesia]]
[[Category:Tionghoa-Belanda]]
[[Category:Austria-Belanda]]
[[Category:Tokoh dari Batavia]]
[[Category:Penerima Orde Oranye-Nassau]]
[[Category:Tuan tanah Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Hindia Belanda]]
[[Kategori:Tokoh Tionghoa perantauan]]
[[Kategori:Tokoh Tionghoa perantauan]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Orang Indo]]
[[Kategori:Belanda-Indonesia]]
[[Kategori:Austria-Indonesia]]
[[Kategori:Yahudi-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Freemason]]

Revisi terkini sejak 2 Juli 2023 06.17

Loa Sek Hie
Lahir1898
Batavia, Hindia Belanda
Meninggal1965
Den Haag, Belanda
PekerjaanPolitisi, anggota parlemen, pemimpin komunitas, dan tuan tanah
Suami/istriTan Pouw Nio
Orang tua
KeluargaLoa Po Seng (kakek)
Tan Liok Tiauw (bapak mertua)
Tan Tiang Po, Letnan Cina (kakek mertua)
PenghargaanOfficer of the Order of Orange-Nassau

Loa Sek Hie Sia (lahir di Batavia pada tahun 1898 - meninggal di Den Haag pada tahun 1965) dulu adalah seorang politisi dan anggota parlemen di Hindia Belanda. Ia adalah voorzitter atau chairman pertama dari pasukan bela diri etnis Tionghoa, Pao An Tui (1946 - 1949).[1][2][3] Ia adalah Peranakan keturunan Tionghoa-Indonesia, Austria, dan Jawa.[1][4] Dalam karir politiknya, ia mengkampanyekan perlawanan terhadap diskriminasi rasial serta memperjuangkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang lebih baik bagi etnis Tionghoa di Hindia Belanda.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Keluarga dan pendidikan[sunting | sunting sumber]

Loa lahir di Pasar Baru, Batavia pada tahun 1898 pada salah satu keluarga paling terkemuka di Batavia yang merupakan bagian dari 'Cabang Atas' di Jawa.[1][2][4] Kakeknya adalah Loa Po Seng, yang tinggal Jl. Poseng di Pasar Baru, sementara bapaknya, Loa Tiang Hoei, menjabat sebagai Kapitan Cina Pasar Baru.[1] Jabatan tersebut memberinya otoritas politik dan hukum atas komunitas Cina di suatu wilayah.[4]

Ibu Loa, Louise Goldman, berasal dari sebuah keluarga Indo-Eropa keturunan Yahudi Austria, tetapi telah lama tinggal di Hindia Belanda.[4][5] Ibu tirinya, Tio Bit Nio, adalah sepupu pertama dari Tio Tek Ho, Mayor Cina keempat Batavia.[4] Sebagai keturunan dari pejabat Cina, Loa pun menyandang gelar turunan Sia.[4]

Ia awalnya bersekolah di ELS dan HBS di Batavia, lalu belajar perdagangan di Prins Hendrik School, dan akhirnya lulus pada bulan Mei 1917.[6][7]

Pada bulan November 1917, Loa menikahi Tan Pouw Nio, anak dari Tan Liok Tiauw Sia dan cucu dari Tan Tiang Po, Letnan Cina, tuan tanah dari Batoe-Tjepper.[8][4] Keduanya lalu tinggal di Menteng, Batavia.[9]

Karir kolonial[sunting | sunting sumber]

Loa ditunjuk sebagai anggota Gemeenteraad (dewan kota) Batavia pada tahun 1919, dan kemudian ditunjuk sebagai anggota Volksraad (parlemen Hindia Belanda) pada tahun 1927.[10][1] Mulai tahun 1928 hingga 1951, ia menjadi anggota dewan eksekutif dari Chung Hwa Hui (CHH), sebuah partai politik kanan tengah yang mengadvokasi perubahan melalui kerja sama dengan pemerintah Hindia Belanda.[1] Loa juga merupakan bagian dari Loji Mason Batavia.[11][12][13]

Sebuah rapat Volksraad.

Sebagai seorang anggota parlemen, Loa bekerja erat dengan Hok Hoei Kan, chairman dari CHH, untuk menghapus kebijakan yang diskriminatif terhadap etnis Cina di Hindia Belanda.[1][2] Ia pun mengkampanyekan pembentukan lembaga pendidikan dan kesehatan khusus bagi komunitas Cina.[1][2] Untuk mengatasi diskriminasi dari pemerintah, Loa juga memainkan peran penting dalam pendirian Jang Seng Ie (kini Rumah Sakit Husada).[1] Ia menjadi anggota dewan pimpinan dari rumah sakit tersebut mulai tahun 1924 hingga 1951.[1]

Sekitar tahun 1929, Loa memberi referensi karakter kepada pemerintah Hindia Belanda untuk Liem Bwan Tjie, seorang arsitek terkenal yang kesulitan untuk kembali ke Hindia Belanda karena diduga bersimpati dengan komunis.[14] Liem pun tinggal di kediaman keluarga Loa, dan membantu Loa mendesain ulang kediaman tersebut, sehingga menjadi proyek pertama bagi Liem sekembalinya ke Hindia Belanda.[15]

Pada tahun 1940, Loa ditunjuk oleh Ratu Wilhelmina dari Belanda sebagai seorang Officer of the Order of Orange-Nassau sebagai pengakuan atas kontribusinya bagi masyarakat.[16] Saat Perang Dunia II pecah, Loa ditahan oleh pasukan Jepang karena dianggap berhubungan dekat dengan pemerintah Hindia Belanda. Ia pun ditahan selama perang, dan baru dibebaskan pada tahun 1945.

Revolusi[sunting | sunting sumber]

Dalam suasana panas pasca berakhirnya Perang Dunia II dan dimulainya Revolusi Indonesia, Loa menganggap bahwa etnis Tionghoa di Hindia Belanda harus dapat membela diri secara militer.[2] Sehingga, Loa pun menjadi salah satu pendiri dari Pao An Tui, yang kemudian dituduh oleh sejumlah tokoh revolusioner sebagai milisi pro-Belanda.[2] Loa bertindak sebagai voorzitter atau chairman dari Komite Pusat dari organisasi tersebut. Pao An Tui mendapat senjata dan pendanaan dari Sekutu, serta mendapat dukungan dari perdana menteri pertama Indonesia, Sutan Sjahrir.[2] Selama periode NICA, Loa bertindak sebagai penasehat di kabinet darurat dari Hubertus van Mook, Plt. Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Setelah jelas bahwa Indonesia dapat meraih kemerdekaan, Loa mendukung gerakan federal. Namun, federalisme tidak terlalu didukung oleh masyarakat Indonesia, karena dianggap sebagai buatan Belanda. Setelah federalisme dikalahkan oleh faksi negara kesatuan, yang dipimpin oleh Sukarno dan Mohammad Hatta, Loa pun mengundurkan diri dari kancah politik.

Emigrasi dan kematian[sunting | sunting sumber]

Sukarno berkonsultasi dengan Loa Sek Hie mengenai sejumlah isu, mulai dari kepentingan bisnis Belanda hingga Freemasonry di Indonesia, tetapi Soekarno secara umum mengabaikan nasehat dari Loa.[12][13] Loa akhirnya pindah ke Belanda pada tahun 1964.[16] Loa lalu dinaturalisasi sebagai warga negara Belanda pada tahun 1965,[16] dan meninggal di Den Haag pada tahun yang sama.[5]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k Suryadinata, Leo (1995). Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 103–104. ISBN 9813055030. 
  2. ^ a b c d e f g Setiono, Benny G. (2003). Tionghoa dalam pusaran politik. Elkasa. hlm. 503, 624–625, 627. ISBN 9799688744. 
  3. ^ Setyautama, Drs Sam (2008). Tokoh-Tokoh Etnis Tionghoa Di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-602-424-661-7. Diakses tanggal 27 November 2020. 
  4. ^ a b c d e f g Haryono, Steve (2017). Perkawinan Strategis: Hubungan Keluarga Antara Opsir-opsir Tionghoa Dan 'Cabang Atas' Di Jawa Pada Abad Ke-19 Dan 20 (dalam bahasa Inggris). Utrecht: Steve Haryono. ISBN 978-90-90-30249-2. Diakses tanggal 27 November 2020. 
  5. ^ a b BV, DE REE Archiefsystemen. "Overlijdensakte Sek Hie Loa". haagsgemeentearchief.nl (dalam bahasa Belanda). Haags Gemeentearchief. Diakses tanggal 27 November 2020. 
  6. ^ "P. H. S. afdeeling Handelsschool." Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. 9 May 1916. Diakses tanggal 26 March 2018. 
  7. ^ "P. H. S. Afdeeling Handelsschool". De Preanger-bode. 2 May 1917. 
  8. ^ "Familiebericht". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. 14 November 1917. 
  9. ^ "Woonhuis Loa Sek Hie Kebon Sirih (Jakarta)". zoeken.hetnieuweinstituut.nl (dalam bahasa Belanda). Het Nieuwe Instituut. Diakses tanggal 27 November 2020. 
  10. ^ "Ons doel bereikt!". Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië. 16 August 1919. 
  11. ^ Stevens, Th (1994). Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indië en Indonesië 1764-1962. Uitgeverij Verloren. hlm. 305, 317, 350–353. ISBN 9065503781. 
  12. ^ a b Utama, Abraham (February 4, 2016). "Antara Freemasonry Indonesia, Soekarno dan Bung Hatta" (16.25 WIB). CNN Indonesia. CNN Indonesia. Diakses tanggal 30 September 2016. 
  13. ^ a b Utama, Abraham (February 4, 2016). "Lelaki Indonesia di Freemasonry, Raden Saleh hingga Kapolri". CNN Indonesia. CNN Indonesia. Diakses tanggal 30 September 2016. 
  14. ^ den Dikken, Judy (2002). Liem Bwan Tjie (1891-1966) Westerse vernieuwing en oosterse traditie. Rotterdam: STICHTING BONAS. hlm. 10. ISBN 90-76643-14-8. 
  15. ^ den Dikken, Judy (2002). Liem Bwan Tjie (1891-1966) Westerse vernieuwing en oosterse traditie. Rotterdam: STICHTING BONAS. hlm. 10. ISBN 90-76643-14-8. 
  16. ^ a b c "Zitting 1965-1966 - 8514". Registration Agency NBN. Koninklijke Bibliotheek. Diakses tanggal 30 September 2016. 

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  • den Dikken, Judy (2002). Liem Bwan Tjie (1891-1966) Westerse vernieuwing en oosterse traditie. STICHTING BONAS Rotterdam. ISBN 90-76643-14-8. 
  • Haris, Syamsuddin (2007). Partai dan Parlemen Lokal Era Transisi Demokrasi di Indonesia: Studi Kinerja Partai-Partai di DPRD Kabupaten/Kota. TransMedia. ISBN 978-9797990527. 
  • Lohanda, Mona (2002). Growing Pains: The Chinese and The Dutch in Colonial Java, 1890-1942. Yayasan Cipta Loka Caraka. 
  • Setiono, Benny G. (2003). Tionghoa dalam pusaran politik. Elkasa. ISBN 9799688744. 
  • Setyautama, Sam; Mihardja, Suma (2008). Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-9799101259. 
  • Stevens, Th (1994). Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indië en Indonesië 1764-1962. Uitgeverij Verloren. ISBN 9065503781. 
  • Suryadinate, Leo (1995). Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches. Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 9813055030. 
  • Suryadinata, Leo (2005). Peranakan Chinese Politics in Java, 1917-1942. Marshall Cavendish Academic. ISBN 9812103600.