Wen Tianxiang: Perbedaan antara revisi
Wagino Bot (bicara | kontrib) k minor cosmetic change |
k typo |
||
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Wentianxiang touxiang.JPG| |
[[Berkas:Wentianxiang touxiang.JPG|jmpl|200px|Patung sedada Wen Tianxiang di Beijing]] |
||
'''Wen Tianxiang''' ([[hanzi]]: 文天祥)([[1236]]-[[1283]]) adalah seorang pahlawan [[Tiongkok]] di akhir [[Dinasti Song]] selatan |
'''Wen Tianxiang''' ([[hanzi]]: 文天祥)([[1236]]-[[1283]]) adalah seorang pahlawan [[Tiongkok]] di akhir [[Dinasti Song]] selatan yang terkenal karena kesetiaannya pada negara. Dia lahir di Luling (sekarang [[Ji’an]], provinsi [[Jiangxi]]). Tahun [[1256]] lulus ujian kerajaan dengan nilai terbaik dan belakangan menjabat sebagai perdana menteri Song dan mendapat gelar ''Adipati Xingguo''. |
||
Tahun [[1278]], setelah kekuatan Song di daratan tersapu bersih, Wen ditangkap pasukan [[Yuan]] ([[Mongol]]) di bawah pimpinan [[Kubilai Khan]]. Dia lalu dibawa ke [[Beijing]] dan dikenai tahanan rumah. Di sana Wen diperlakukan baik dan diberi hadiah-hadiah karena Kubilai menginginkan Wen bekerja padanya, dia menjanjikan jabatan penting dalam pemerintahannya, selain itu Kubilai menganggap Wen sebagai orang yang berpengaruh sehingga dapat dipakai untuk mengambil hati orang Han dan sisa-sisa tentara Song agar tunduk pada Mongol. Namun tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Wen. Selama masa tahanan rumahnya, Wen menulis puisinya yang terkenal ''“Lagu Kebenaran”'' dan ''“Melewati Lingdingyang”.'' |
Tahun [[1278]], setelah kekuatan Song di daratan tersapu bersih, Wen ditangkap pasukan [[Yuan]] ([[Mongol]]) di bawah pimpinan [[Kubilai Khan]]. Dia lalu dibawa ke [[Beijing]] dan dikenai tahanan rumah. Di sana Wen diperlakukan baik dan diberi hadiah-hadiah karena Kubilai menginginkan Wen bekerja padanya, dia menjanjikan jabatan penting dalam pemerintahannya, selain itu Kubilai menganggap Wen sebagai orang yang berpengaruh sehingga dapat dipakai untuk mengambil hati orang Han dan sisa-sisa tentara Song agar tunduk pada Mongol. Namun tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Wen. Selama masa tahanan rumahnya, Wen menulis puisinya yang terkenal ''“Lagu Kebenaran”'' dan ''“Melewati Lingdingyang”.'' |
||
Setelah empat tahun dibujuk dengan berbagai cara tanpa hasil, suatu hari pada awal tahun [[1283]], Kubilai secara pribadi mengunjungi Wen dan menanyakan apa yang diinginkannya. Wen menjawab tegas bahwa dia tidak akan pernah melayani dua tuan dan yang dia inginkan hanyalah kematian. Habis kesabaran, Kubilai memerintahkan hukuman mati untuknya keesokan harinya. Namun belakangan dia menyesal karena keputusannya yang terburu-buru menghukum mati Wen, dia menunjukkan |
Setelah empat tahun dibujuk dengan berbagai cara tanpa hasil, suatu hari pada awal tahun [[1283]], Kubilai secara pribadi mengunjungi Wen dan menanyakan apa yang diinginkannya. Wen menjawab tegas bahwa dia tidak akan pernah melayani dua tuan dan yang dia inginkan hanyalah kematian. Habis kesabaran, Kubilai memerintahkan hukuman mati untuknya keesokan harinya. Namun belakangan dia menyesal karena keputusannya yang terburu-buru menghukum mati Wen, dia menunjukkan dukacitanya terhadap Wen dengan berpuasa. |
||
Wen sebenarnya mempunyai dua orang putra, |
Wen sebenarnya mempunyai dua orang putra, tetapi keduanya mati muda, maka dia mengadopsi ketiga putra adiknya. Dia berpesan pada ketiganya agar tetap meneruskan perlawanan terhadap Dinasti Yuan dan membentuk kelompok perlawanan. Wen Tianxiang dianggap sebagai salah satu simbol kesetiaan dan patriotisme bagi orang Tiongkok. Tulisan-tulisan dan pemikirannya banyak dipakai sebagai bahan pengajaran di sekolah-sekolah hingga kini. |
||
== Keturunan == |
== Keturunan == |
||
⚫ | |||
* Pelukis dan ahli kaligrafi terkenal masa [[Dinasti Ming]], [[Wen Zhengming]] masih termasuk keturunannya, begitu juga ibu dari [[Mao Zedong]], pendiri [[ |
* Pelukis dan ahli kaligrafi terkenal masa [[Dinasti Ming]], [[Wen Zhengming]] masih termasuk keturunannya, begitu juga ibu dari [[Mao Zedong]], pendiri [[Tiongkok]]. |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
* Di desa San Tin, Hongkong juga banyak orang bermarga Wen (Man dalam dialek [[Kanton]]). Garis keturunan mereka dapat ditelusuri melalui Wen Tianshui, jenderal terkenal zaman Dinasti Song yang juga sepupu Wen Tianxiang. |
* Di desa San Tin, Hongkong juga banyak orang bermarga Wen (Man dalam dialek [[Kanton]]). Garis keturunan mereka dapat ditelusuri melalui Wen Tianshui, jenderal terkenal zaman Dinasti Song yang juga sepupu Wen Tianxiang. |
||
Baris 22: | Baris 18: | ||
* Di kampung halaman Wen, kota Ji’an, Jiangxi dibangun sebuah makam yang besar di Wohushan untuknya. Barang-barang yang diperkirakan peninggalannya berupa lukisan, kaligrafi, dan seragam militer dipajang di kuil keluarga Wen di [[Futian]]. |
* Di kampung halaman Wen, kota Ji’an, Jiangxi dibangun sebuah makam yang besar di Wohushan untuknya. Barang-barang yang diperkirakan peninggalannya berupa lukisan, kaligrafi, dan seragam militer dipajang di kuil keluarga Wen di [[Futian]]. |
||
* Di Beijing, dibangun tugu peringatan baginya yang didirikan tahun [[1376]] semasa pemerintahan [[Kaisar Hongwu]] dari Dinasti Ming. Tugu itu didirikan di sekitar tempat Wen dieksekusi yaitu di depan gang Fuxue. Di sana terpahat tulisan ''“Sarjana kelas atas dan perdana menteri Song, anak berbakti dan pejabat setia dari Xihu”'' |
* Di Beijing, dibangun tugu peringatan baginya yang didirikan tahun [[1376]] semasa pemerintahan [[Kaisar Hongwu]] dari Dinasti Ming. Tugu itu didirikan di sekitar tempat Wen dieksekusi yaitu di depan gang Fuxue. Di sana terpahat tulisan ''“Sarjana kelas atas dan perdana menteri Song, anak berbakti dan pejabat setia dari Xihu”'' |
||
* Di [[Hongkong]] juga ada ''Wen Tiangxiang Memorial Park'' dan kediaman Wen yang merupakan situs bersejarah favorit di sana. |
* Di [[Hongkong]] juga ada ''Wen Tiangxiang Memorial Park'' dan kediaman Wen yang merupakan situs bersejarah favorit di sana. |
||
Revisi terkini sejak 6 November 2020 02.13
Wen Tianxiang (hanzi: 文天祥)(1236-1283) adalah seorang pahlawan Tiongkok di akhir Dinasti Song selatan yang terkenal karena kesetiaannya pada negara. Dia lahir di Luling (sekarang Ji’an, provinsi Jiangxi). Tahun 1256 lulus ujian kerajaan dengan nilai terbaik dan belakangan menjabat sebagai perdana menteri Song dan mendapat gelar Adipati Xingguo.
Tahun 1278, setelah kekuatan Song di daratan tersapu bersih, Wen ditangkap pasukan Yuan (Mongol) di bawah pimpinan Kubilai Khan. Dia lalu dibawa ke Beijing dan dikenai tahanan rumah. Di sana Wen diperlakukan baik dan diberi hadiah-hadiah karena Kubilai menginginkan Wen bekerja padanya, dia menjanjikan jabatan penting dalam pemerintahannya, selain itu Kubilai menganggap Wen sebagai orang yang berpengaruh sehingga dapat dipakai untuk mengambil hati orang Han dan sisa-sisa tentara Song agar tunduk pada Mongol. Namun tawaran ini ditolak mentah-mentah oleh Wen. Selama masa tahanan rumahnya, Wen menulis puisinya yang terkenal “Lagu Kebenaran” dan “Melewati Lingdingyang”.
Setelah empat tahun dibujuk dengan berbagai cara tanpa hasil, suatu hari pada awal tahun 1283, Kubilai secara pribadi mengunjungi Wen dan menanyakan apa yang diinginkannya. Wen menjawab tegas bahwa dia tidak akan pernah melayani dua tuan dan yang dia inginkan hanyalah kematian. Habis kesabaran, Kubilai memerintahkan hukuman mati untuknya keesokan harinya. Namun belakangan dia menyesal karena keputusannya yang terburu-buru menghukum mati Wen, dia menunjukkan dukacitanya terhadap Wen dengan berpuasa.
Wen sebenarnya mempunyai dua orang putra, tetapi keduanya mati muda, maka dia mengadopsi ketiga putra adiknya. Dia berpesan pada ketiganya agar tetap meneruskan perlawanan terhadap Dinasti Yuan dan membentuk kelompok perlawanan. Wen Tianxiang dianggap sebagai salah satu simbol kesetiaan dan patriotisme bagi orang Tiongkok. Tulisan-tulisan dan pemikirannya banyak dipakai sebagai bahan pengajaran di sekolah-sekolah hingga kini.
Keturunan
[sunting | sunting sumber]- Pelukis dan ahli kaligrafi terkenal masa Dinasti Ming, Wen Zhengming masih termasuk keturunannya, begitu juga ibu dari Mao Zedong, pendiri Tiongkok.
- Beberapa keturunan Wen berimigrasi ke Indochina dan nama marga mereka dieja menjadi Van, sesuai ejaan Vietnam.
- Di desa San Tin, Hongkong juga banyak orang bermarga Wen (Man dalam dialek Kanton). Garis keturunan mereka dapat ditelusuri melalui Wen Tianshui, jenderal terkenal zaman Dinasti Song yang juga sepupu Wen Tianxiang.
Monumen Wen Tianxiang
[sunting | sunting sumber]- Di kampung halaman Wen, kota Ji’an, Jiangxi dibangun sebuah makam yang besar di Wohushan untuknya. Barang-barang yang diperkirakan peninggalannya berupa lukisan, kaligrafi, dan seragam militer dipajang di kuil keluarga Wen di Futian.
- Di Beijing, dibangun tugu peringatan baginya yang didirikan tahun 1376 semasa pemerintahan Kaisar Hongwu dari Dinasti Ming. Tugu itu didirikan di sekitar tempat Wen dieksekusi yaitu di depan gang Fuxue. Di sana terpahat tulisan “Sarjana kelas atas dan perdana menteri Song, anak berbakti dan pejabat setia dari Xihu”
- Di Hongkong juga ada Wen Tiangxiang Memorial Park dan kediaman Wen yang merupakan situs bersejarah favorit di sana.