Lompat ke isi

Kota Palu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tabaro (bicara | kontrib)
Dwianto08 (bicara | kontrib)
Menambah kosakata
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(424 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{disambiginfo|Palu (disambiguasi)}}
{{Ibukota provinsi|
{{Dati2
|nama = Kota Palu
| settlement_type = Ibu kota
|pulau = Sulawesi
| nama = Kota Palu
|provinsi = Sulawesi Tengah
| provinsi = Sulawesi Tengah
|logo = logo_palu.gif
| logo = Lambang Kota Palu.png
|peta =
| image_skyline = {{multiple image
|motto =
| border = infobox
|berdiri =
| total_width = 280
|jenis pemimpin = Walikota
| image_style = border:1;
|pemimpin = Rusdi Mastura
| perrow = 1/2/2
|wilayah = 395,06 km²
| image1 = Palu city at night.png
|jenis admin = Kecamatan
| image2 = Masjid_APUNG_Palu.jpg
|jumlah admin = 4
| image3 = Palu Nusantara Gong of Peace.png
|penduduk = 268.664
| image4 = "Lokasi-Pantai-Taipa Palu.jpg".jpg
|tglpend = 2000
| image5 = Tugu Perdamaian Palu.jpg
|kepadatan = 680,05/km²
|suku = [[Suku Kaili|Kaili]], [[Suku Kulawi|Kulawi]], [[Suku Pamona|Pamona]], [[Suku Banggai|Banggai]], [[Tionghoa]]
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Kaili|Kaili]]
|agama = [[Islam]], [[Kristen]], [[Buddha]]
|zona = WITA
|kode = 0451
|situs = http://www.kota-palu.go.id
}}
}}
| caption = '''Searah jarum jam dari atas:''' Kota Palu saat malam hari. [[Masjid Arqam Baburahman|Masjid Terapung Palu]]. Gong Perdamaian Nusantara. Pantai Taipa. Tugu Perdamaian
'''Palu''' adalah sebuah [[kota]] sekaligus merupakan [[ibu kota]] [[provinsi]] [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Palu terletak sekitar 1.650km di sebelah timur laut [[Jakarta]]. Koordinatnya adalah [http://kvaleberg.com/extensions/mapsources/index.php?params=0_54_S_119_50_E_ 0°54′ LS 119°50′ BT]. Penduduknya berjumlah 282.500 jiwa ([[2005]]).
| peta = Locator Kota Palu.svg
| julukan = ''Kota Teluk''
| motto = Maliu Nti Nuvu
| berdiri = 27 September 1978
| nama_walikota = [[Hadianto Rasyid]]
| nama_wakil_walikota = [[Reny Lamadjido]]
|nama sekretaris daerah = Irmayanti Pettalolo
| luas = 395,06
| kecamatan = 8
| kelurahan = 46
| penduduk = 389959
| penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
| pendudukref = <ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=4 Agustus 2024|format=visual|archive-date=2021-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210805043517/http://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|dead-url=no}}</ref><ref name="PALUKOTA">{{cite web|url=https://palukota.bps.go.id/publication/2020/04/27/3ae167927d01f31ef016d910/kota-palu-dalam-angka-2020.html|title=Kota Palu Dalam Angka 2020|website=www.palukota.bps.go.id|accessdate=20 Januari 2021|format=pdf|page=48|archive-date=2021-01-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210128204355/https://palukota.bps.go.id/publication/2020/04/27/3ae167927d01f31ef016d910/kota-palu-dalam-angka-2020.html|dead-url=no}}</ref>
| kepadatan = auto
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Kaili|Kaili]], [[Bahasa Melayu Palu|Melayu Palu]]
| agama = [[Islam]] 80,05%<br>[[Kristen]] 15,16%<br>- [[Protestan]] 12,68%<br>- [[Katolik]] 2,48%<br> [[Hindu]] 2,42%<br> [[Buddha]] 2,37%<ref name="PALU">{{cite web|url=https://palukota.bps.go.id/publication/2016/07/15/3be3e0c4ba68cb882c8a9772/kota-palu-dalam-angka-2016.html|title=Kota Palu Dalam Angka 2016|page=159|website=www.palukota.bps.go.id|accessdate=20 Januari 2021|archive-date=2021-01-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210128173008/https://palukota.bps.go.id/publication/2016/07/15/3be3e0c4ba68cb882c8a9772/kota-palu-dalam-angka-2016.html|dead-url=no}}</ref>
| zona = WITA
| kode = +62 451
| nomor_polisi = DN ''xxxx'' A*/I*/N*/V*/Y*
| SNI = PAL
| latd = 0
| latm = 54
| lats =
| latNS = S
| longd = 119
| longm = 50
| longs =
| longEW = E
| flora = Banga
| fauna = [[Maleo]]
| dau = Rp 709.876.943.000,- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=21 Juli 2021|format=pdf}}</ref>
| IPM = {{increase}} 83,71 ([[2023]])<br> {{fontcolor|DarkGreen|Sangat Tinggi}}<ref>{{cite web|url=https://palukota.bps.go.id/news/2024/01/05/58/ipm-kota-palu-di-angka-83-71.html}}</ref>
| web = {{url|https://palukota.go.id/}}
}}

'''Kota Palu''' adalah sebuah kota yang di tepi laut dan sekaligus [[ibu kota|Ibukota]] dari [[provinsi]] [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Palu merupakan kota yang terletak di Sulawesi Tengah, berbatasan dengan [[Kabupaten Donggala]] di sebelah barat dan utara, [[Kabupaten Sigi]] di sebelah selatan, dan [[Kabupaten Parigi Moutong]] di sebelah timur. Kota Palu dijuluki sebagai kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk. Letak Kota Palu dekat dengan garis khatulistiwa, dengan koordinatnya 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Pada tahun [[2021]], penduduk Kota Palu berjumlah 372.113 jiwa, dengan kepadatan 942 jiwa/km<sup>2</sup>.<ref name="DUKCAPIL"/>

Kota Palu terletak di [[Teluk Palu]]; awalnya merupakan kota pertanian kecil hingga terpilih menjadi ibu kota provinsi [[Sulawesi Tengah]] yang baru dibentuk pada tahun 1953. Kota Palu terletak di [[Sesar Palu-Koro]] dan sering dilanda [[gempa bumi]], dan pernah terkenal sesaat setelah dilanda [[Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018|gempa bumi 28 September tahun 2018]], menewaskan setidaknya lebih dari 4.000 jiwa. Menurut [[Badan Nasional Penanggulangan Bencana]], gempa bumi tahun 2018 menyebabkan "fenomena [[pencairan tanah]] yang terbesar di dunia". Sebagian besar infrastruktur kota hancur dan sebagian besar lahan menjadi tidak dapat dihuni, kota Palu kemudian dibangun kembali di tempat yang sama.

== Sejarah ==
=== Asal usul nama Kota Palu ===

Asal usul nama kota Palu adalah kata '''Topalu'e''' yang artinya ''Tanah yang terangkat(dalam bahasa mandar)'' karena daerah ini awalnya lautan. Pernah terjadi gempa dan pergeseran lempeng (''palu koro'') sehingga daerah yang tadinya lautan tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu. Ini menurut versi mandar (sekarang wilayah sulbar).

Teori lain juga menyebutkan bahwa kata asal usul nama Kota Palu berasal dari bahasa Kaili ''bolovatu/volovatu,'' sejenis bambu yang tumbuh dari daerah Tawaeli sampai di daerah Sigi. Bambu sangat erat kaitannya dengan masyarakat Suku Kaili, ini dikarenakan ketergantungan masyarakat Kaili dalam penggunaan bambu sebagai kebutuhan sehari-hari mereka, baik itu dijadikan Bahan makanan, Bahan bangunan (dinding, tikar, dll), perlengkapan sehari hari, permainan (Tilako), serta alat musik (Lalove).


=== Pembentukan kota Palu ===
Bersama dengan [[Poso]], Palu telah beberapa kali menjadi target dalam konflik yang sedang berlangsung di [[Sulawesi]]. Pada November [[2005]], sepasang warga beragama [[Kristen]] ditembak dan dicederai di kota ini. Sebuah bom juga meledak di sebuah [[pasar]] yang khusus menjual daging [[babi]] pada [[31 Desember]] 2005 dan menewaskan delapan orang serta mencederai 45 lainnya.
Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kerajaan yang terdiri dari kesatuan empat kampung, yaitu: [[Besusu, Palu Timur, Palu|Besusu]], Tanggabanggo yang sekarang bernama [[Kamonji, Palu Barat, Palu|Kelurahan Kamonji]], Panggovia yang sekarang bernama [[Lere, Palu Barat, Palu|Kelurahan Lere]], dan Boyantongo yang sekarang bernama [[Baru, Palu Barat, Palu|Kelurahan Baru]]. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. [[Kerajaan Palu]] lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado pada tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888, Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.


[[Berkas:UvA-BC_300.065_-_Siboga_-_Dongala.jpg|jmpl|ki|Teluk Palu di sekitar tahun 1900]]
== Gempa 2005 ==
Pada awal mulanya, Kota Palu merupakan pusat pemerintahan [[Kerajaan Palu]]. Pada masa penjajahan Belanda, Kerajaan Palu menjadi bagian dari wilayah kekuasaan (''Onder Afdeling ''Palu) yang terdiri dari tiga wilayah yaitu ''Landschap ''Palu yang mencakup distrik Palu Timur, Palu Tengah, dan Palu Barat; ''Landschap ''Kulawi; dan ''Landschap ''Sigi Dolo.<ref name=":0">Pemerintah Kota Palu. (2009). '''Palu Kota Dua Wajah. '''Palu: CACDS.
Pada tanggal [[24 Januari]] [[2005]] pukul 04.10 [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]], [[Gempa bumi|gempa]] berkekuatan 6,2 pada [[Skala Richter]] mengguncang Palu. Pusat gempa terjadi di Kecamatan [[Biromaru]], Kabupaten [[Donggala]], 16 km arah tenggara Palu tepatnya di sekitar air panas [[Desa Bora]], di kedalaman 30 km. Gempa itu berada pada 1°03′ LS - 119°99′ BT. Warga panik dan langsung mengungsi karena takut kemungkinan adanya [[tsunami]] [[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|seperti yang terjadi]] di [[Aceh]]. Sebagian dari mereka melarikan diri ke perbukitan dan pegunungan. Akibatnya, satu orang meninggal, empat orang cedera dan 177 bangunan rusak.
</ref>


Pada tahun 1942, terjadi pengambilalihan kekuasaan dari Pemerintahan Belanda kepada pihak Jepang. Pada masa Perang Dunia II ini, kota Donggala yang kala itu merupakan ibu kota ''Afdeling'' Donggala dihancurkan oleh pasukan Sekutu maupun Jepang. Hal ini mengakibatkan pusat pemerintahan dipindahkan ke kota Palu pada tahun 1950. Saat itu, kota Palu berkedudukan sebagai Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) setingkat wedana dan menjadi wilayah daerah Sulawesi Tengah yang berpusat di Kabupaten Poso sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950. Kota Palu kemudian mulai berkembang setelah dibentuknya Residen Koordinator Sulawesi Tengah Tahun 1957 yang menempatkan Kota Palu sebagai Ibu kota Keresidenan.<ref name=":0" />
== Kondisi Umum ==
{{wikify}}
=== Letak Geografi ===
Provinsi [[Sulawesi Tengah]] terletak diantara 2° 22’ Lintang Utara dan 4° 48’ Lintang Selatan serta 119° 22’ dan 124° 22’ Bujur Timur.


Terbentuknya Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964, status Kota Palu sebagai ibu kota ditingkatkan menjadi Ibu kota Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah. Kemudian pada tahun 1978, Kota Palu ditetapkan sebagai kota administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978. Kini, berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1994 Kota Palu ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Palu.<ref name=":0" />
Batas-Batas Wilayah
# Batas Utara dengan Provinsi [[Gorontalo]]
# Batas Timur dengan Propinsi [[Maluku]]
# Batas Selatan dengan Propinsi [[Sulawesi Selatan]] dan Propinsi [[Sulawesi Tenggara]]
# Batas Barat dengan [[Selat Makassar]]


== Geografi ==
Propinsi Sulawesi Tangah yang dibentuk dengan Undang-Undang nomor 13 tahun 1964 terdiri dari wilayah daratan 68.033,00 Km2 dan wilayah lautan 189.408,00 Km2. Secara administratif Sulawesi Tengah dibagi dalam 9 (sembilan) kabupaten, 1 (satu) kota madya dengan 85 kecamatan serta 1300 desa dan 132 [[kelurahan]] 91.432 desa/kelurahan.
Bentang alam Kota Palu membentang memanjang dari Timur ke Barat dengan luas wilayah 395,06&nbsp;km<sup>2</sup>. Secara astronomis, Kota Palu terletak pada posisi 119,45 - 121,15 BT dan 0,36 - 0,56 LS.


=== Batas Wilayah ===
Topografi wilayah daratan diklasifikasikan sebagai berikut:
Secara geografis, Kota Palu berbatasan dengan daerah sebagai berikut:
# Lahan [[Pertanian]] : 673.759 Ha (10,56%)
* Sebelah Utara berbatasan dengan [[Labuan, Donggala|Kecamatan Labuan]] ([[Kabupaten Donggala]]).
# [[Hutan]] Lindung : 1.764.720 Ha (21,71%)
* Sebelah Timur berbatasan dengan [[Parigi Barat, Parigi Moutong|Kecamatan Parigi Barat]] ([[Kabupaten Parigi Moutong]])
# Hutan Suaka Wisata : 604.780 Ha (9,49 %)
* Sebelah Selatan berbatasan dengan [[Marawola, Sigi|Kecamatan Marawola]] dan Kecamatan Biromaru ([[Kabupaten Sigi]])
# Hutan Suaka Tetap : 422.809 Ha (33,64 %)
* Sebelah Barat berbatasan dengan [[Banawa Selatan, Donggala|Kecamatan Banawa Selatan]] ([[Kabupaten Donggala]])
# Hutan Produksi yang dapat di konversi : 241.757 Ha (3,80 %)
# Lahan [[Pemukiman]] : 519.757 Ha (8,16%)


=== Iklim dan Cuaca ===
Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut) dataran di Propinsi Sulawesi Tengah terdiri dari:
Dataran Kota Palu dikelilingi oleh pegunungan dan pantai. Peta ketinggian mencatat, 376,68 Km<sup>2</sup> (95,34%) wilayah Kota Palu berada pada ketinggian 100 - 500 mdpl dan hanya 18,38 Km<sup>2</sup> (46,66%) terletak di dataran yang lebih rendah. Kota Palu terletak di bagian selatan khatulistiwa, menjadikan Kota Palu sebagai salah satu kota tropis terkering di Indonesia dengan curah hujan kurang dari 1.500&nbsp;mm per tahun.<ref name=":0" />
* 0 - 100 M = 20,2 %
{{Palu weatherbox}}
* 101 - 500 M = 27,2 %
* 501 - 1000 = 26,7 %
* 1.001 M keatas = 25,9 %


=== Jarak ===
Jarak antara ibukota propinsi ke daerah kabupaten:
Jarak antara ibu kota provinsi (Kota Palu) ke daerah kabupaten tergantung situasi dan kondisi lalu lintas:<ref>{{Cite web|title=BPS Prov Sulawesi Tengah|url=https://sulteng.bps.go.id/statictable/2020/04/25/708/jarak-dari-ibukota-kabupaten-kota-ke-ibukota-provinsi-di-provinsi-sulawesi-tengah-km-2019.html|website=sulteng.bps.go.id|access-date=2021-12-03|archive-date=2021-12-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20211203061636/https://sulteng.bps.go.id/statictable/2020/04/25/708/jarak-dari-ibukota-kabupaten-kota-ke-ibukota-provinsi-di-provinsi-sulawesi-tengah-km-2019.html|dead-url=no}}</ref>
{| align=left border=1
{| class="wikitable"
!No.
!No
!Jarak Antara
!Destinasi
!Kilometer
!Jarak (KM)
|----
!Akses
|-
|1
|1
|Palu - Poso
|[[Poso (kota)|Poso]]
|212
|221 Km
| rowspan="10" |Darat
|----
|2
|-
|2
|Palu - Luwuk
|[[Luwuk, Banggai|Luwuk]]
|607 Km
|595
|----
|3
|-
|3
|Palu - Toli-Toli
|[[Baolan, Tolitoli|Baolan]]
|439 Km
|424
|----
|4
|-
|4
|Palu - Donggala
|[[Banawa, Donggala|Banawa]]
|34 Km
|41
|----
|5
|-
|5
|Palu - Parigi Moutong
|[[Parigi, Parigi Moutong|Parigi]]
|66 Km
|79
|----
|6
|-
|6
|Palu - Morowali
|[[Bungku Tengah, Morowali|Bungku Tengah]]
|756 Km
|501
|----
|7
|-
|7
|Palu - Buol
|[[Kolonodale, Petasia, Morowali Utara|Kolonodale]]
|806 Km
|416
|----
|8
|-
|8
|Palu - Tojo Unauna
|[[Buol, Biau, Buol|Buol]]
|300 Km
|591
|-
|9
|[[Sigi Kota, Sigi|Bora]]
|26
|-
|10
|[[Ampana Kota, Tojo Una-Una|Ampana Kota]]
|365
|-
|11
|[[Salakan, Tinangkung, Banggai Kepulauan|Salakan]]
|607 + 46 mil
| rowspan="2" |Darat + Laut
|-
|12
|[[Banggai, Banggai Laut|Banggai]]
|607 + 96 mil
|}
|}


== Pemerintahan ==
{{clr}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Controleurswoning Paloe TMnr 60033358.jpg|jmpl|Kediaman ''[[controleur]]'' pada masa [[Hindia Belanda]] (tahun 1930-an)]]
=== Daratan ===
=== Daftar Wali Kota ===
Sulawesi merupakan pulau terbesar kelima di [[Indonesia]] setelah Papua, [[Kalimantan]] dan Sumatera dengan luas daratan 227.654 kilometer persegi. Bentuknya yang unik menyerupai bunga mawar laba-laba yang membujur dari utara ke selatan dan tiga semenanjung yang membujur ke timur laut, timur dan tenggara. Pulau ini dibatasi oleh Selat Makasar di bagian barat dan terpisah dari Kalimantan serta dipisahkan juga dari Kepulauan Maluku oleh Laut Maluku.
{{utama|Daftar Wali Kota Palu}}
{{:Daftar Wali Kota Palu}}


=== Dewan Perwakilan ===
Pemerintahan di Sulawesi dibagi menjadi enam propinsi yaitu propinsi [[Sulawesi Utara]], [[Sulawesi Tengah]], [[Sulawesi Selatan]], [[Sulawesi Tenggara]], [[Sulawesi Barat]], dan [[Gorontalo]]. Sulawesi Tengah merupakan propinsi terbesar dengan luas wilayah daratan 68,033 kilometer persegi dan luas laut mencapai 189,480 kilometer persegi yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta Kepulauan Togean di Teluk Tomini dan pulau-pulau di Banggai Kepulauan di Teluk Tolo. Sebagian besar daratan di propinsi ini bergunung-gunung (42.80% berada di atas ketinggian 500 meter dari permukaan laut) dan Katopasa adalah gunung tertinggi dengan ketinggian 2.835 meter cari permukaan laut.
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palu}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palu}}


=== Kecamatan ===
Sulawesi Tengah juga memiliki beberapa sungai, diantaranya sungai Lariang yang terkenal sebagai arena arung jeram, sungai Gumbasa dan sungai Palu. Juga terdapat danau yang menjadi obyek wisata terkenal yakni Danau Poso dan Danau Lindu.
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palu}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palu}}


== Demografi ==
Sulawesi Tengah memiliki beberapa kawasan konservasi seperti suaka alam, suaka margasatwa dan hutan lindung yang memiliki keunikan flora dan fauna yang sekaligus menjadi obyek penelitian bagi para ilmuwan dan naturalis.
{|class="wikitable" style="font-size:90%;width:80%;border:0px;text-align:center;line-height:120%;"
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" |Tahun
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" |1990
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" |2000
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" |2010
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" |2021
|- Align="center"
! style="background: #FFEBCD; color: #000080" height="17" |Jumlah penduduk
|style="background: #FFFFFF; color: black;" |[[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 199.495
|style="background: #FFFFFF; color: black;" |[[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 268.322
|style="background: #FFFFFF; color: black;" |[[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 335.297
|style="background: #FFFFFF; color: black;" |[[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px|link=]] 372.113
|-
|colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Sejarah kependudukan kota Palu<br />'''Sumber:'''<ref name="BPSPdg">palukota.bps.go.id [https://web.archive.org/web/20200427095056/https://palukota.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=8&Itemid=22&lang=in Pertumbuhan dan Total Penduduk]. Diakses pada 23 Januari 2012.</ref>
|}


=== Kondisi masyarakat ===
Ibukota Sulawesi Tengah adalah Palu. Kota ini terletak di Teluk Palu dan terbagi dua oleh Sungai Palu yang membujur dari Lembah Palu dan bermuara di laut.
Masyarakat Kota Palu sangat heterogen. Mayoritas penduduk kota Palu adalah [[suku Kaili]] yang merupakan penduduk asli dari Kota ini sekaligus suku terbesar di Provinsi [[Sulawesi Tengah]]. Selain itu, ada juga suku asli lain dari [[Sulawesi Tengah]] yang menetap di Kota Palu seperti suku [[Suku Pamona|Pamona]], [[Suku Mori|Mori]], dan [[Suku Kulawi|Kulawi]]. Ada juga pendatang dari etnis [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Toraja|Toraja]], dan [[Suku Mandar|Mandar]] yang berasal dari [[Sulawesi Selatan]] dan [[Sulawesi Barat]]. Di kota ini jug terdapat komunitas bersejarah [[Arab-Indonesia]] yang terkait dengan penyebaran agama [[Islam]] dan [[bahasa Melayu Palu]] di kawasan pesisir [[Teluk Palu]].


=== Penduduk ===
== Kesehatan ==
=== Rumah sakit ===
Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas 12 kelompok etnis atau suku, yaitu:
{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Palu}}
# Etnis Kaili berdiam di kabupaten Donggala dan kota Palu
{{:Daftar rumah sakit di Kota Palu}}
# Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Donggala
# Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso
# Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso
# Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali
# Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali
# Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai
# Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai
# Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan
# Etnis Buol mendiami kabupaten Buol
# Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli
# Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong


== Ekonomi ==
Disamping 12 kelompok etnis, ada beberapa suku terasing hidup di daerah pegunungan seperti suku Da'a di Donggala, suku Wana di Morowali, suku Seasea di Banggai dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari.
Kota Palu menjadi salah kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia bagian timur. Berbagai persiapan untuk ditetapkan Kota Palu sebagai kawasan ekonomi khusus telah dilakukan, penyiapan lahan seluas 1.520 hektare di Kecamatan [[Palu Utara, Palu|Palu Utara]], yang meliputi Kelurahan Pantoloan, Baiya, dan Lambara. Lahan seluas 1.520 hektare itu akan dibagi menjadi kawasan industri seluas 700 hektare, kawasan perumahan (500 hektare), kawasan pendidikan dan penelitian (100 hektare), kawasan komersial (100 hektare), daerah olahraga (50 hektare), kawasan pergudangan (50 hektare), kawasan perkebunan dan taman (20 hektare).<ref name=":1">Kompas.com. (27 Februari 2012). Palu Bisa Menjadi Pusat Budaya Sulawesi. Diakses pada 4 Juni 2014 11:21 dari http://oase.kompas.com/read/2012/02/27/16481582/Palu.Bisa.Menjadi.Pusat.Budaya.Sulawesi{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>


== Pariwisata ==
Selain penduduk asli, Sulawesi Tengah dihuni pula oleh transmigran seperti dari Bali, Jawa, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan masyarakat Bugis dan Makasar serta etnis lainnya di Indonesia sejak awal abad ke 19 dan sudah membaur. Jumlah penduduk di daerah ini sekitar 2.128.000 jiwa yang mayoritas beragama Islam, lainnya Kristen, Hindu dan Budha. Tingkat toleransi beragama sangat tinggi dan semangat gotong-royong yang kuat merupakan bagian dari kehidupan masyarakat.
[[Berkas:Jembatan ponulele.jpg|jmpl|[[Jembatan Palu IV]]/Jembatan Ponulele, Palu Barat]]
=== Tempat Wisata ===
'''Jembatan Ponulele'''


Jembatan Ponulele atau oleh warga kota Palu, dikenal dengan Jembatan Kuning atau Jembatan IV (empat) merupakan jembatan lengkung pertama yang dibangun di Indonesia. Jembatan Kuning menawarkan pemandangan pengunungan di sisi timur dan barat Kota Palu sekaligus Teluk Palu di sisi utara. Jembatan Kuning memiliki daya tarik tersendiri, terlebih pada sore dan malam hari. Jembatan Kuning terlihat megah dengan gemerlapnya lampu-lampu yang terpasang di sepanjang jembatan. Jembatan yang panjangnya kurang lebih 250 meter, berdiri di muara Sungai Palu dan menghubungkan Kelurahan Besusu Barat di Kecamatan Palu Timur dan Kelurahan Lere di Kecamatan Palu Barat. Namun, sayang pada tanggal 28 September 2018 sore hari pukul 18.02 WITA, gempa & tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya mengakibatkan jembatan ini hancur.
Pertanian merupakan sumber utama mata pencaharian penduduk dengan padi sebagai tanaman utama. Kopi, kokoa dan cengkeh merupakan tanaman perdagangan unggulan daerah ini dan hasil hutan berupa rotan, beberapa macam kayu seperti agatis, ebony dan meranti yang merupakan andalan Sulawesi Tengah.


==== Danau Sibili ====
Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan diketuai oleh ketua adat disamping pimpinan pemerintahan seperti Kepala Desa. Ketua adat menetapkan hukum adat dan denda berupa kerbau bagi yang melanggar. Umumnya masyarakat yang jujur dan ramah sering mengadakan upacara untuk menyambut para tamu seperti persembahan ayam putih, beras, telur dan tuak yang difermentasikan dan disimpan dalam bambu.
[[Berkas:Danau sibili.jpg|jmpl|Danau Sibili, Pantoloan,Tawaeli]]
[[Danau Sibili]] merupakan danau alam yang terletak di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Danau ini merupakan salah satu objek wisata kebanggaan masyarakat Tawaeli karena pemandangannya yang indah. Danau yang terletak 24&nbsp;km di utara pusat Kota Palu ini awalnya merupakan danau yang dijadikan tempat pemancingan ikan oleh masyarakat sekitar. Tetapi, karena seringnya pengunjung yang datang dari luar Kecamatan Tawaeli untuk datang berwisata akhirnya danau ini dijadikan salah satu objek wisata andalan di kecamatan tersebut.


Danau Sibili yang indah telah menjadi tempat wisata bagi masyarakat sekitar maupun dari luar kota Palu. Wisata yang menjadi andalan di sini adalah wisata memancing dengan berbagai jenis ikan seperti mas, bawal, mujair, gabus, dll. Di pinggir danau, ada sarana yang dapat digunakan bagi Anda yang ingin menikmati keindahan danau, seperti perahu tradisional.
=== Budaya ===
Sulawesi Tengah kaya akan budaya yang diwariskan secara turun temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.


==== Banua Oge (Sou Raja) ====
Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo.
[[Berkas:"Banuaoge Souraja Palu.jpg".jpg|jmpl|'''Banua Oge Sou Raja Rumah Adat Kota Palu''']]
Banua Oge atau Souraja adalah istana dari [[Kerajaan Palu]] pada masa sebelum kemerdekaan. Kata Souraja dapat diartikan rumah besar, merupakan rumah kediaman tidak resmi dari manggan atau raja beserta keluarga-keluarganya. Rumah orang biasa atau rakyat kebanyakan meskipun bentuk dan ukurannya sama dengan Souraja.


Bangunan Souraja berbentuk rumah panggung yang ditopang sejumlah tiang kayu balok persegi empat dari kayu keras seperti kayu ulin, bayan, atau sejenisnya. Atapnya berbentuk piramida segitiga, bagian depan dan belakang atapnya ditutup dengan papan yang dihiasi dengan ukiran disebut panapiri dan pada ujung bubungan bagian depan dan belakang diletakkan mahkota berukir disebut bangko-bangko. Seluruh bahan bangunan mulai dari lantai, dinding balok-balok terbagi atas tiga ruangan, yaitu:
Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti nampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan.


Ruang depan disebut lonta karawana yang dibiarkan kosong, berfungsi untuk menerima tamu. Dahulu sebelum ada meja kursi, di ruangan ini dibentangkan tikar atau onysa. Ruangan ini juga untuk tempat tidur tamu yang menginap.
Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan. Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri.


Ruangan kedua adalah ruang tengah, disebut lonta tata ugana diperuntukkan bagi tamu keluarga serta lonta rorana yaitu ruang belakang, berfungsi sebagai ruang makan, tetapi kadang-kadang ruang makan berada di lonta tatangana. Antara dinding dan dibuat kamar-kamar tidur. Khusus untuk kamar tidur perempuan atau anak-anak gadis biasanya ditempatkan di pojok belakang lonta rarana, maksudnya agar mudah diawasi oleh orang tua. Untuk tamu perempuan dan para kenalan dekat diterima di ruang makan.
Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba-semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat.


Ruang dapur, sumur dan jamban dibuatkan bangunan tambahan atau ruangan lain di bagian belakang rumah induk. Untuk menghubungkan rumah induk dengan dapur atau urang avu dibuatkan jembatan beratap disebut hambate atau bahasa bugis Jongke. Di bagian ini kadang-kadang dibuatkan pekuntu yakni ruangan terbuka untuk berangin-angin anggota keluarga. Di kolong dapur diberi pagar sekeliling, sedangkan di bawah rumah induk dibiarkan terbuka dan kadang-kadang menjadi ruang kerja untuk pertukangan, atau keperluan-keperluan lainnya. Sedangkan loteng rumah dipergunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka dan lain-lain.
=== Kesenian ===
Musik dan tarian di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik tradisional memiliki instrume seperti suling, gong dan gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat - waino - musik tradisional - ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. Banyak tarian yang berasal dari kepercayaan keagamaan dan ditampilkan ketika festival.


Secara keseluruhan, bangunan Souraja cukup unik dan artistik, lebih-lebih bila dilihat dari hiasannya yang berupa kaligrafi huruf Arab
Tari masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu. Dero adalah salah satu tarian dimana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Tarian ini bukan warisan leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama pendudukan jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II.
tertampang pada jelusi-jelusi pintu atau jendela, atau ukiran pada dinding, loteng, di bagian lonta-karavana, pinggira cucuran atap, papanini, bangko-bangko dengan motif bunga-bungaan dan daun-daunan. Semua hiasan tersebut melambangkan kesuburan, kemuliaan, keramah-tamahan dan kesejahteraan bagi penghuninya.


=== Agama ===
==== Jembatan Lalove ====
[[Berkas:"Jembatan lalove palu.jpg".jpg|jmpl|Jembatan Lalove / Palu V]]
Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72.36% penduduk memeluk agama Islam, 24.51% memeluk agama Kristen dan 3.13% memeluk agama Hindu dan Budha. Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karamah, seorang ulama dari Sumatera Barat dan diteruskan oleh Said ldrus Salim Aldjuri - seorang guru pada sekolah Alkhairaat.
Jembatan Palu V atau disebut lalove merupakan jembatan penghubung dua kelurahan di Kecamatan Tatanga dan Kecamatan Palu selatan yang terpisah oleh sungai Palu. pembangunan Jembatan ini dibangun pada sejak Juni 2019 lalu dan diresmikan oleh bapak walikota '''''Drs. Hidayat, M.Si''''' pada tanggal 26 Agustus 2020.


Keunikan dari jembatan ini adalah berdirinya dua tiang duplikat seruling berwana kuning atau warga Palu menyebutnya Lalove, merupakan alat musik tiup tradisional Suku Kaili yang mendiami lembah Palu, Sulawesi Tengah.
Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh missioner Belanda A.C Cruyt dan Adrian.


==== Masjid 'Apung' Argam Bab Al Rahman ====
=== lklim ===
[[Berkas:Masjid terapung.jpg|jmpl|Masjid terapung, Palu Barat]]
Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk curah hujan terendah di Indonesia.


{{utama|Masjid Arkam Babu Rahman}}
Temperatur berkisar antara 25 sampai 31° Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%. Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.


Masjid ini memiliki luas 121 meter persegi dan mampu menampung sebanyak 150 orang. Masjid ini berlantai satu dengan empat menara di ke empat sudutnya. Masjid ini sering disebut masjid apung karena posisinya menjorok 30 meter ke laut yang seakan-akan mengapung. Panorama bentang pegunungan dan Teluk Palu menambah keindahan bagi para jamaah maupun wisatawan yang ingin menikmati wisata religi di Kota Palu.<ref>Kompas.com. (19 Januari 2011). ''Palu Bakal Punya Masjid Terapung''. Diakses pada 4 Juni 2014 11:47 dari https://web.archive.org/web/20131019083322/http://regional.kompas.com/read/2011/01/19/20054943/Palu.Bakal.Punya.Masjid.Terapung</ref>
=== Flora dan Fauna ===
Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tersier, monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung, serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.


==== Kawasan Wisata Religi Sis Al Jufrie ====
Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.
[[Berkas:Masjid alkhairat.jpg|jmpl|Masjid Al Khairat, Palu Barat]]
Kawasan ini terletak di sepanjang Jalan Sis Aljufrie, Kelurahan Boyaoge, Kecamatan Tatanga dan Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat. Dijalan ini terdapat berbagai macam objek wisata belanja dan objek wisata Religi. Objek wisata perbelanjaan yang ada disini adalah Pertokoan Palu Plaza. Di sini masyarakat kota Palu menjual berbagai macam kuliner, pakaian dan oleh - oleh. Objek wisata Religi di kawasan ini terletak di depan pertokoan Palu Plaza, yaitu Yayasan AL Khairaat Pusat yang merupakan Organisasi Islam Terbesar di Indonesia Timur. Di sana terdapat makam Idrus Bin Salim Al Jufrie (SIS AL JUFRIE) Pendiri AL Khairaat, Masjid AL Khairaat, Masjid Nurul Khairaat, dan Masjid Nur Sa'adah, juga beberapa sekolah berbasis Islam.


==== Dombu ====
==== Museum Sulawesi Tengah ====
[[Berkas:museumpalu.jpg|jmpl|Museum Sulawesi Tengah, Palu Barat]]
Gunung Gawalise di barat kota Palu, kabupaten Donggala, berpotensi sebagai obyek wisata alam dan budaya yang menarik. Gunung Gawalise berjarak ± 34 kilometer dari Palu dan dapat ditempuh oleh kendaraan roda empat dalam kurun waktu ± 1 jam 30 menit. Di gunung Gawalise terdapat desa Dombu yang terletak di ketinggian dan berhawa sejuk. Desa lainnya adalah desa Matantimali, desa Panasibaja, desa Bolobia dan desa Rondingo.
Museum ini adalah museum terbesar di Sulawesi Tengah, terletak di Palu Barat. Di museum ini terdapat berbagai macam replika baju adat dari semua kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tengah, sejarah mengenai Sulawesi Tengah dan lain lain. Yang menarik dari museum ini adalah batu megalith berbentuk manusia yang dibuat oleh nenek moyang suku Kaili yang berasal dari Lembah Napu yang bentuknya hampir mirip dengan batu megalith berbentuk manusia di [[Pulau Paskah]], [[Samudera Pasifik]].


==== Taman Ria ====
Desa-desa ini didiami oleh suku Da'a. Suku Da'a merupakan sub-etnis suku Kaili yang mendiami daerah pegunungan. Di desa-desa ini dapat disaksikan atraksi sumpit yang diperagakan oleh warga setempat. Rumah di atas pohon masih ditemukan di desa Dombu sampai sekarang.
[[Berkas:tamanria.jpg|jmpl|Pantai Taman Ria, Palu Barat|al=]]
Taman Ria merupakan objek wisata yang terletak di Kelurahan Lere, Palu Barat. Taman Ria sangat terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya yang indah. Apabila anda ke Taman Ria belum lengkap rasanya jika belum mencicipi jagung bakar, pisang gepe, dan saraba yang dijual oleh pedagang setempat.


'''Taipa Beach'''
Di Gunung Gawalise dapat dilakukan hiking/trekking dengan rute-rute Wayu - Taipanggabe - Dombu - Wiyapore - Rondingo Kayumpia/Bolombia - Uemanje dalam waktu kurang dari 1 minggu.


Pantai Taipa atau yang lebih di kenal dengan sebutan Taipa Beach letaknya ditengah Kota Palu ini, kini memang menjadi ikon baru wisata di Sulawesi Tengah. Selain letaknya strategis berada tidak jauh dari pusat kota, Taipa Beach ini relatif aman dari gempuran gelombang besar karena berada diteluk Palu
==== Taman Nasional Lore Lindu ====
Taman Nasional Lore Lindu merupakan salah satu lokasi perlindungan hayati Sulawesi. Taman Nasional Lore Lindu terletak sekitar 60 kilometer selatan kota Palu dan terletak antara 119°90’ - 120°16’ di sebelah timur dan 1°8’ - 1°3’ di sebelah selatan.


Taipa Beach memang cukup ideal sebagai tujuan wisata bahari. Pantainya yang bersih ditambah hangatnya sinar matahari, bisa menjadi tempat bersantai yang sangat mengasyikkan bagi anda dan keluarga. Anda juga sekaligus dapat melihat pemandangan nan elok Gunung Gawalise dari kejauhan. Pepohonan yang menghijau di pegunungan seakan membentuk gradasi warna antara birunya langit dengan jernihnya air laut. Semua ini bisa anda nikmati dari bibir pantai atau saung dan pendopo yang berdiri berjejer disepanjang kawasan pantai ini
Kalau dibandingkan dengan taman nasional lain di Indonesia, ukurannya sedang saja, Taman Nasional ini secara resmi meliputi kawasan 217.991.18 ha (sekitar 1.2% wilayah Sulawesi yang luasnya 189.000 km² atau 2.4% dari sisa hutan Sulawesi yakni 90.000 km²)dengan ketinggian bervariasi antara 200 sampai dengan 2.610 meter diatas permukaan laut. Taman Nasional ini sebagian besar terdiri atas hutan pegunungan dan sub-pegunungan (±90%) dan sebagian kecil hutan dataran rendah (±10%).


Fasilitas disini lengkap terdapat cafe, villa, gazebo, cottage dan juga kolam permandian.
Taman Nasional Lore Lindu memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama alam yang menarik karena terletak di garis Wallacea yang merupakan wilayah peralihan antara zona Asia dan Australia.


masuk pantai taipa ini tidak gratis alias berbayar.
Taman Nasional Lore Lindu yang terletak di selatan kabupaten Donggala dan bagian barat kabupaten Poso menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu.


[[Berkas:"Lokasi-Pantai-Taipa Palu.jpg".jpg|alt=sebuah pantai yang berada di pinggir kota palu. https://backpackerjakarta.com/pantai-taipa-palu/|jmpl|287x287px|'''''Taipa Beach''''']]
Kawasan Taman Nasional Lore Lindu merupakan habitat mamalia asli terbesar di Sulawesi. Anoa, babi rusa, rusa, kera hantu, kera kakaktonkea, kuskus marsupial dan binatang pemakan daging terbesar di Sulawesi, civet Sulawesi hidup di taman ini. Taman Nasional Lore Lindu juga memiliki paling sedikit 5 jenis bajing dan 31 dari 38 jenis tikusnya, termasuk jenis endemik.


'''Monumen Tugu Nosarara Nosabatutu ( Gong Perdamaian )'''
Sedikitnya ada 55 jenis kelelawar dan lebih dari 230 jenis burung, termasuk maelo, 2 jenis enggang Sulawesi.yaitu julang Sulawesi dan kengkareng Sulawesi. Burung enggang benbuncak juga disebut rangkong atau burung allo menjadi pengghuni Taman Nasional Lore Lindu.
[[Berkas:Tugu Perdamaian Palu.jpg|jmpl|290x290px|'''Tugu Perdamaian Palu''']]
''Sumber Artikel :'' ''[https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12951/Gong-Perdamaian-Nusantara-Palu.html#:~: Gong Perdamaian Nusantara Palu]''


Gong Perdamaian Nusantara atau Monumen Nosarara Nosabatutu yang dalam Bahasa Kaili (suku asli di Sulawesi Tengah) memiliki arti bersaudara dan bersatu. Di Kota Palu pembangunan monumen Gong Perdamaian Nusantara ini dilatar belakangi oleh keprihatinan atas terjadinya kekerasan sosial dan konflik di wilayah Sulawesi Tengah seperti Poso, Sigi, dan wilayah lainnya yang telah menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat korban kekerasan sosial dan konflik di wilayah tersebut, sehingga dirasa perlu membangun simbol-simbol perdamaian di kota Palu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali masyarakat dan generasi berikutnya agar tidak terulang lagi kekerasan sosial dan konflik di Sulawesi Tengah.
Ribuan serangga aneh dan cantik dapat dilihat di sekitar taman ini. Layak diamati adalah kupu-kupu berwarna mencolok yang terbang di sekitar taman maupun sepanjang jalan setapak dan aliran sungai.


Simbol perdamaian berupa Gong Perdamaian atau Monumen Nosarara Nosabatutu ini, diresmikan pada tanggal 11 Maret 2014 oleh Brigadir Dewa Parsana Kapolda Sulawesi Tengah, selaku pencetus Ide pembuatan monumen sebagai simbol perdamaian bertujuan sebagai dasar dalam membangun kebersamaan, kerukunan, dan mengajak seluruh komponen bangsa untuk ikut berperan aktif dalam mewujudkan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah.
Patung-patung megalit yang usianya mencapai ratusan bahkan ribuan tahun tersebar di kawasan Taman Nasional Lore Lindu seperti Lembah Napu, Besoa dan Bada. Patung-patung ini sebagai monumen batu terbaik diantara patung-patung sejenis di Indonesia. Ada 5 klasifikasi patung berdasarkan bentuknya:
# Patung-patung batu: patung-patung ini biasanya memiliki ciri manusia, tetapi hanya kepala, bahu dan kelamin.
# Kalamba: ini adalah bentuk megalit yang banyak ditemukan dan menyerupai jambangan besar. Mungkin ini adalah tempat persediaan air, atau juga tempat menaruh mayat pada upacara penguburan.
# Tutu'na: ini adalah piringan-piringan dari batu, kemungkinan besar penutup kalamba.
# Batu Dakon: batu-batu berbentuk rata sampai cembung yang menggambarkan saluran-saluran, lubang-lubang tidak teratur dan lekukan-lekukan lain.
# Lain-lain: mortar batu, tiang penyangga rumah dan beberapa bentuk lain juga ditemukan.


Monumen ini terletak di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Berada di atas bukit yang berjarak 2&nbsp;km di belakang Mako Polda Sulawesi Tengah, tempat ini bisa dicapai melalui jalan Soekarno-Hatta dengan jalan mendaki sekitar 10 menit dengan menggunakan kendaraan.
=====Sejarah dan Status=====


Gong Perdamaian Nosarara Nosabatutu memiliki beberapa tulisan disetiap bagiannya. Pada bagian depan gong terdiri dari 3 bagian lingkaran dan 1 bagian yang menonjol keluar. Lingkaran yang paling luar terdapat 444 logo beserta nama Kota dan Kabupaten yang ada di Indonesia. Lingkaran tengah terdapat 33 logo beserta nama Provinsi yang ada di negeri tercinta Indonesia, dan juga tulisan “GONG PERDAMAIAN NUSANTARA, SARANA PERSAUDARAAN DAN PEMERSATU BANGSA”. Bagian dalamnya terdapat 5 logo agama yang ada di Indonesia, yaitu agama Islam, Buddha, Kristen, Katolik dan Hindu. Sedangkan pada bagian tengah gong yang menonjol keluar terdapat gambar pulau Indonesia dan di atas gong terdapat tulisan UUD 1945.
*Suaka Margasatwa Lore Kalamanta. 1973
*Status Biosfer. 1977
*Hutan Wisata/Hutan Lindung Danau Lindu . 1978.
*Suaka Margasatwa Lore Lindu (Perluasan Lore Kalamanta). 1981
*Pemerintah Indonesia menyatakan Lore Lindu sebagai Taman Nasional dalam Konggres Dunia mengenai Taman Nasional. 1982
*Dinyatakan sebagai Pusat Keanekaragaman Tanaman. 1994
*Status Taman Nasional akhirnya diresmikan pada tahun 1993.
*Dinyatakan sebagai bagian dari Kawasan Burung Endemik. 1998
*Dinyatakan sebagai Kawasan Ekologi Global 200. 1998
*Perluasan Barat Laut.


Selain simbol gong untuk menjaga perdamaian, di Bukit Tondo juga dibangun graha yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah, menjadi alternatif tempat rekreasi dan hiburan masyarakat di Kota Palu. Salah satu manfaat lebih dari dibangunnya tempat tersebut, adalah adanya jalan yang membelah perbukitan dapat menghubungkan Kelurahan Tondo dengan Keluruhan Paboya, sekaligus dapat berfungsi sebagai jalan evakuasi bila ada bencana tsunami.
=====Hutan Wisata Danau Lindu=====


Beragam lokasi berswa foto (selfi) yang tersedia di area ini selain juga terdapat beberapa kafe jika kita haus dan ingin menikmati minuman hangat dan makanan kecil sambil memanjakan mata dengan memandangi pemandangan hijau berbagai tumbuhan dan pepohonan yang menghiasi taman serta Teluk Palu yang indah beratapkan awan putih dan alunan live music sebagai releksasi setelah seharian penat bekerja. Tempat ini juga dilengkapi dengan mushola kecil serta toilet untuk pengunjung muslim yang akan melaksanakan solat.
Hutan Wisata Danau Lindu termasuk dalam kategori wilayah Enclave Lindu dan termasuk bagian dari Wilayah Kecamatan Kulawi yang secara Geografis terletak di dalam Kawasan [[Taman Nasional]] Lore Lindu, oleh karena itu semua desa di wilayah ini berbatasan langsung dengan TNLL.


Untuk mencapai Gong Perdamaian, kita akan melewati taman dan Monumen Nusarara Nusabatutu yang indah, serta kita juga harus menaiki beberapa tangga. Pada lokasi tersebut setelah mengitari beberapa tangga kita dapat menaiki bangunan tugu perdamaian Palu yang terdiri dari 3 tingkat, yang menggambarkan untuk tetap menjaga 3 keseimbangan dalam hidup manusia didunia, yaitu: hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta, hubungan antara manusia dengan manusia, dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lokasi ini menjadi spot paling favorit bagi pengunjung karena dari ketinggian pengunjung dapat berswa foto dengan latar belakang laut dan kota Palu.
Wilayah yang sering disebut Dataran Lindu ini dikelilingi oleh punggung pegunungan sehingga sulit untuk dijangkau oleh kendaraan bermotor, memiliki 4 ( empat ) desa yaitu desa Puroo, Desa Langko, desa Tomado dan desa Anca. Ke-empat desa ini terletak di tepi danau Lindu yang cukup terkenal keindahannya. Di wilayah yang berpenduduk dengan luas wilayah ini juga terkenal dengan Laboratorium untuk pemeriksaan penyakit yang disebabkan oleh sejenis cacing [[Schistosomiasis]] yang hanya bisa hidup melalui perantaraan sejenis keong endemik yang juga hanya hidup dibeberapa tempat di dunia.


'''Bukit Doda Indah'''
Danau Lindu dimasukkan ke dalam kelas danau tektonik yang terbentuk selama era Pliocene setelah bak besar dilokalisasi dari sebuah bagian rangkaian pegunungan. Merupakan danau terbesar kedelapan di [[Sulawesi]] dari segi wilayah maksimal permukaannya. Danau ini biasa dikatakan melingkupi sekitar 3.488 ha. Pada ketinggian sekitar 1.000 m danau ini merupakan badan air terbesar ke-dua dari pulau ini (yang lebih kecil, Danau Dano hanya 50 m lebih tinggi).


Bukit Doda terletak di gunung gawalise tepatnya di Kabupaten Sigi. Panorama alamnya cukup memanjakan mata. Puncak bukit Doda ini bisa juga disebut dengan bukit Bintang.
Daya tarik Hutan Wisata Danau Lindu adalah Keindahan panorama pegunungan dan pemandangan danau, khususnya bagi wisatawan pejalan kaki dan pendaki [[gunung]]. Danau Lindu terkenal dengan melimpahnya ikan dan merupakan habitat bagi berbagai macam tumbuhan dan hewan yang kini mulai berkurang keanekaragamannya karena menurunya populasi species serta hilangnya beberapa spesies Seperti Burung Tokoku dan Tanaman Rano.


Sebab, dapat menyaksikan banyak sekali cahaya-cahaya yang memancar dari kota Palu dan kabupaten sigi serta cahaya dari bintang-bintang di langit.<ref>{{Cite web|last=Kompasiana.com|title=Memanjakan Mata di Vila Bukit Indah Doda|url=https://video.kompasiana.com/rafiqmuhammad001/5f2c67f1d541df7aa9084a52/memanjakan-mata-di-vila-bukit-indah-doda|website=KOMPASIANA|language=id|access-date=2022-05-23|archive-date=2022-05-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20220531053555/https://video.kompasiana.com/rafiqmuhammad001/5f2c67f1d541df7aa9084a52/memanjakan-mata-di-vila-bukit-indah-doda|dead-url=no}}</ref>
==Pemerintahan==
Kota Palu dibagi kepada 4 kecamatan dan 43 kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah:
*[[Palu Barat, Palu|Palu Barat]]
*[[Palu Selatan, Palu|Palu Selatan]]
*[[Palu Timur, Palu|Palu Timur]]
*[[Palu Utara, Palu|Palu Utara]]


Lokasi Bukit Indah Doda kira-kira 15-20 menit dari Kota Palu, tergantung dari mana berangkatnya. Misalnya, berangkat dari Palu Selatan daerah Balaikota atau pusat kota menuju sekitar Jalan Gunung Gawalise, kemudian berbelok menuju arah SMK N 4 Palu (SMK N 4 Palu ini jadi patokannya), kemudian lurus saja, jalan menuju Villa Bukit Indah Doda ini menanjak kira- kira-kira 1&nbsp;km. Lokasi villa berada di sebelah kiri jalan setelah masjid Al Askar. Karena tidak ada transportasi umum yang bisa digunakan, menurut pendapat lebih baik menggunakan kendaraan pribadi, baik motor ataupun mobil agar bisa lebih leluasa menikmati waktu di villa ini. Lokasi parkiran yang cukup luas, sehingga tidak perlu khawatir.
==Transportasi==
[[Transportasi Udara]]


Di bukit Ini terdapat sebuah restoran & Villa di dalamnya. Ya, restoran itu bernama'''''"The Hills Cafe Doda"''''' Fasilitasnya cukup lengkap terdapat Kolam permandian, Penginapan/Villa, Ruang Gym, Panggung konser dan parkir yang cukup luas.<ref>{{Cite web|date=2022-02-13|title=Review Villa Bukit Indah Doda {{!}} Ruang Cindi|url=https://cindiriyanika.com/2022/02/13/review-villa-bukit-indah-doda/|language=en-US|access-date=2022-05-23|archive-date=2022-06-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220630161909/https://cindiriyanika.com/2022/02/13/review-villa-bukit-indah-doda/|dead-url=no}}</ref>
Kota Palu mempunyai sebuah [[bandara]] internasional, [[Bandara Mutiara]].


== Makanan khas ==
[[Transportasi Darat]]


=== Kaledo/Uvempoi ===
*Angkot
Kaledo/uvempoi merupakan olahan daging sapi. Kaledo berasal dari kata ''nakaa'' yang berarti keras, dan ''ledo'' yang berarti tidak dalam Bahasa Kaili dialek Ledo. Sedangkan uvempoi berasal dari kata ''uve'' yang berarti air, dan ''poi'' yang berarti asam. Kaledo/uvempoi berarti daging yang dimasak hingga empuk (tidak keras) dan memiliki kuah yang berasa asam. Makanan ini memiliki bumbu yang cukup sederhana, hanya asam jawa yang masih muda, garam, dan cabai rawit. Terdapat sedikit perbedaan antara kaledo dan uvempoi yaitu kaledo menggunakan bagian tulang kaki sapi yang masih memiliki sedikit daging yang menempel (di pasar tradisional sering disebut "tulang" saja), sedangkan uvempoi menggunakan bagian rusuk. Kadang masyarakat Palu memelesetkan kata kaledo menjadi "kaki lembu Donggala", walau sebenarnya kaledo bukan hanya berasal dari Donggala. Kaledo disajikan beserta dengan nasi putih atau singkong/ubi kayu rebus.
Di kota Palu terdapat sekitar 800 [[bus]] mini atau juga dikenal dengan sebutan [[angkot]] yang menjadi komuter utama di kota ini. Jumlah angkot di kota ini seringkali dianggap terlalu banyak mengingat kota ini hanya membutuhkan sekitar 500 angkot. Hal ini berarti terdapat 2 angkot untuk seorang komuter. Biaya Rp.1000,- untuk orang dewasa dan Rp.500,- untuk pelajar.


=== Uta Kelo/Sayur Kelor ===
*Bus
Uta Kelo merupakan sayur yang berbahan dasar daun kelor. Kuahnya gurih terbuat dari campuran santan kelapa dan biasanya dicampur dengan berbagai bahan seperti palola ngura/terong muda, loka ngura/pisang muda, pusu/jantung Pisang, kasubi/ubi, dan lamale/udang rebon. Pendatang di Kota Palu mungkin kurang familiar dengan olahan kelor, terutama yang berasal dari Jawa di mana daun kelor sering dikaitkan dengan ritual mistis dan bukan untuk dimakan. Sebenarnya kelor yang tumbuh di Palu sedikit berbeda dengan kelor yang tumbuh di Jawa. Daun pohon kelor di Palu biasanya lebih kecil dan tipis dibandingkan kelor di Jawa yang lebih lebar dan tebal, sehingga daun kelor di Palu lebih nikmat jika dibuat sayur, apalagi masyarakat Palu khususnya Suku Kaili akan memilih daun kelor yang dekat dengan pucuknya saja untuk dibuat sayur. Daun kelor sudah terbukti memiliki nilai gizi yang tinggi, dan kini juga diolah menjadi teh herbal.
Pada umumnya bus hanya digunakan untuk transportasi dalam skala besar dan bus tidak bersifat publik di dalam kota. Pada umumnya untuk skala antar kota.


=== Putu ===
*Taksi
Berbeda dengan kue putu yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, putu khas Kota Palu memiliki cita rasa yang jauh berbeda. Putu khas Palu terbuat dari ketan/pulut putih atau hitam yang dikukus, berbeda dengan kue putu yang terbuat dari tepung beras dan diwarnai dengan daun suji. Pulut yang sudah matang kemudian dicetak meggunakan bambu dan dibaluri kelapa yang dikukur. Putu sering disantap sebagai sarapan. Putu mudah dijumpai di sekitar Pantai Talise/Kampung Nelayan, pasar tradisional, bahkan di pinggir jalan.
Taksi adalah komuter paling eksklusif di kota ini.


==Lihat pula==
=== Duo Sole ===
Duo sole adalah makanan khas masyarakat Kota Palu. Duo sole memiliki cita rasa asin, gurih, dan pedas. Ikan duo atau dikenal juga dengan penja atau ikan nike sering disamakan dengan ikan teri, namun sebenarnya berbeda. Ikan duo adalah larva dari ikan yang memiliki nama latin ''Awaous melanocephalus'', yang masih berkerabat dengan ikan ''guppies.'' Duo sole sering disantap dengan putu, atau uta kelo.
*[[Pengeboman Palu 2005]]
*[[Daftar taman nasional di Indonesia]]


==Pranala luar==
=== Pallumara ===
Pallumara merupakan makanan yang berbahan dasar ikan, kunyit, asam jawa dan cabai untuk rasa pedas. Pallumara juga merupakan makanan khas Makassar. Namun terdapat sedikit perbedaan di mana pallumara di Makassar memiliki kuah cenderung kuning dan rasa yang lebih segar, sedangkan pallumara di Palu seringkali berkuah merah dan lebih pedas.
*{{id}} [http://www.kota-palu.go.id/selayang%20pandang.htm Situs resmi]
*{{en}} [http://smh.com.au/news/world/six-killed-in-indonesian-blast/2005/12/31/1135915716771.html "Six killed in Indonesian blast"], ''Sydney Morning Herald'', 31 Desember 2005


=== Bau Ngau/Ikan Kering ===
Bau ngau atau ikan kering adalah salah satu makanan khas Kota Palu. Bau Ngau biasa diolah dengan cara digoreng atau dibakar dan disajikan dengan irisan cabai, bawang merah, tomat juga perasan jeruk nipis.

=== Uta Dada/Sayur Santan ===
Uta dada <ref>{{Cite web|title=Uta Dada, Kuliner Khas Palu dan Rahasia Memasaknya {{!}} aginamo|url=https://aginamo.blogspot.com/2016/04/uta-dada-kuliner-khas-palu-dan-rahasia.html|website=aginamo.blogspot.com|access-date=2022-05-23|archive-date=2022-05-30|archive-url=https://web.archive.org/web/20220530194533/https://aginamo.blogspot.com/2016/04/uta-dada-kuliner-khas-palu-dan-rahasia.html|dead-url=no}}</ref> merupakan kuliner khas Kota Palu yang tidak hanya digemari masyarakat asli daerah ini, tetapi juga menu kesukaan masyarakat pendatang. Uta dada merupakan jenis kuliner bersantan, agak pedas, dengan aroma dan rasa khas ayam bakar/asap. Terdapat dua jenis Uta dada, yakni Uta dada ayam dan ikan, yang keduanya sama-sama dibakar/diasap. Kekuatan rasa Uta dada adalah dari proses pembakaran/pengasapan. Oleh karena itu Uta dada tidak membutuhkan bawang putih dalam campuran bumbunya karena bawang putih dapat menenggelamkan aroma asap tersebut. Bahkan, masakan khas Kaili pada umumnya juga tidak menggunakan bawang putih.

Jenis ayam yang digunakan untuk memasak Uta dada biasanya ayam kampung, dan jenis ikan yang biasa digunakan adalah ikan cakalang asap atau ikan teri medan yang telah diasapi (''rono tapa'' dalam Bahasa Kaili). Antara Uta dada ayam dan ikan hanya terdapat sedikit perbedaan bumbu. Uta dada ayam menggunakan sereh dan sedikit air asam jawa, Sedangkan uta dada ikan tidak menggunakan sereh tetapi menggunakan tomat, bukan air asam jawa.

=== Tabaro Dange ===
Dange terbuat dari sagu (''tabaro'', dalam Bahasa Kaili berarti sagu, dan ''dange'' yaitu panggang) sehingga tabaro dange berarti sagu panggang. Sagu dicampur dengan kelapa parut, kemudian dipanggang di atas kayu bakar menggunakan wajan khusus yang terbuat dari tanah liat yang bentuknya lebih ceper seperti piring. Proses pembakarannya unik, di mana campuran sagu dipanggang di antara dua wajan tanah yang panas sehingga matang merata. Tabaro dange dapat dinikmati dengan ikan, atau gula merah/gula aren jika ingin rasa manis. Makanan serupa juga dikenal dengan nama ''ambal'' di Kabupaten Buol, ''jepa'' oleh Suku Mandar di Sulawesi Barat, dan juga ''dange'' di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Bedanya, dange di Palu dan ambal terbuat dari sagu, dange di Pangkep terbuat dari beras ketan, sedangkan jepa terbuat dari parutan singkong.

=== Tetu ===
Tetu merupakan kue basah yang berbahan dasar terigu, tepung beras, santan, dan gula aren atau gula putih. Tetu dicetak dengan wadah yang terbuat dari daun pandan besar yang telah dibentuk seperti perahu/mangkuk. Gula aren yang telah disisir atau gula putih dimasukkan ke dalam cetakan daun pandan, lalu dituangi adonan dan dikukus hingga matang. Ada petuah yang mengatakan untuk tidak membuka kukusan sebelum tetu benar-benar matang, karena akan memengaruhi hasilnya. Tetu memiliki tekstur lembut, adonan yang tawar, manis gula yang meleleh di bagian bawah, serta wangi pandan. Tetu sangat mudah dijumpai di bulan Ramadan dan dijadikan sebagai takjil. Tetu juga dikenal oleh masyarakat Suku Mandar di Sulawesi Barat. Tetu disebut juga sebagai kue perahu atau kue lampu-lampu di Sulawesi Utara dan Gorontalo.

=== Nasi Kuning ===
Kota Palu juga memiliki jenis nasi kuning yang khas. Nasi kuning di Palu biasanya disajikan dengan ikan saus (dimasak dengan cabai, tomat bawang, dll), ayam saus, telur rebus, atau gore-gore (daging yang direbus, digoreng, dan ditumis dengan bumbu dengan cita rasa manis pedas berempah, dengan tambahan ubi kayu goreng), serta sambal. Nasi kuning menjadi pilihan sarapan dan makan malam bagi masyarakat Palu.

=== Bawang Goreng ===
Meski tidak untuk dimakan begitu saja, bawang goreng menjadi pelengkap di berbagai hidangan dan merupakan salahsatu buah tangan yang cukup populer di Kota Palu. Bawang goreng Palu terbuat dari bawang varietas lokal, bukan bawang merah biasa. Bentuknya mirip seperti bawang merah, namun dengan warna yang lebih pucat nyaris putih dan sedikit kehijauan. Jenis bawang seperti ini konon kurang enak untuk digunakan sebagai bumbu masakan, dan lebih cocok untuk dijadikan bawang goreng. Bawang goreng khas Palu memiliki tekstur yang lebih padat, renyah, dan warna yang kuning keemasan dibandingkan bawang goreng dari bawang merah biasa yang biasanya lebih kecoklatan. Bawang goreng dapat dengan mudah ditemukan di toko oleh-oleh, dan di pasar tradisional. Bahkan di beberapa pasar ada yang menjual bawang goreng mentahan yang sudah diiris dan siap digoreng.

== Transportasi ==

=== Transportasi Udara ===
Kota Palu mempunyai sebuah [[bandara]] nasional yang berada di dalam kota, yaitu [[Bandara Mutiara|Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie]], terletak di [[Palu Selatan, Palu|Kecamatan Palu Selatan]], [[Birobuli Utara, Palu Selatan, Palu|Kelurahan Birobuli Utara]].

=== Transportasi Laut ===
Kota Palu juga mempunyai sebuah [[Pelabuhan]] Nasional yang juga berada di dalam wilayah kota, yaitu [[Pelabuhan Pantoloan]], terletak di Palu Utara, [[Tawaeli, Palu|Kecamatan Tawaeli]], [[Pantoloan Induk, Tawaeli, Palu|Kelurahan Pantoloan]].

=== Transportasi Darat ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Brug te Paloe TMnr 60033357.jpg|jmpl|ki|Jembatan di Palu pada tahun 1930-an]]
Transportasi darat di kota Palu meliputi transportasi tradisional dan modern.

* [[Angkutan kota]]

Di kota Palu sedikitnya telah beroperasi 800 minibus angkutan kota (angkot) yang menjadi komuter utama di kota ini. Jumlah angkot di kota ini sering kali dianggap terlalu banyak, mengingat kota ini hanya membutuhkan sekitar 500 angkot. Hal ini berarti terdapat 2 angkot untuk seorang komuter. Biaya Rp. 4.000,- untuk orang dewasa dan Rp. 3.000,- untuk pelajar. Uniknya, meskipun trayek angkot telah ditetapkan, setiap angkot dapat saja mengantar penumpang ke mana saja sepanjang sopir angkot berkenan. Satu hal lagi yang unik adalah angkot tersebut disebut sebagai "Taksi" oleh penduduk setempat. Warna angkot ini juga hanya 1, yaitu warna biru tua.

* [[Bus]]
Moda bus hanya digunakan untuk transportasi dalam skala besar dan tidak bersifat publik di dalam kota. Moda ini digunakan untuk mengangkut penumpang antar kota dalam maupun lintas provinsi.

* [[Taksi]]
Taksi adalah komuter paling eksklusif di kota ini. Untuk menunjukkan perbedaan dengan 'taksi' angkot, maka penduduk setempat menggunakan kata "argo" (taksi argo) untuk menyebut komuter ini yang mengacu pada argometer yang melengkapi setiap taksi.

* [[Ojek]]

Ojek adalah moda transportasi alternatif di kota ini. Sama seperti di kota-kota lainnya, ojek merupakan 'taksi motor' yang selalu siap mengantar penumpang langsung ke tujuannya dengan tarif yang sesuai dengan jarak tempuh tujuannya. Bila di kota-kota lain para tukang ojek menggunakan seragam, maka di kota ini Anda mungkin akan kesulitan untuk menemukannya karena tidak adanya baju seragam bagi para tukang ojek. Namun, Anda bisa menemukannya di sudut-sudut perempatan jalan atau mereka akan menawarkan jasanya langsung jika melewati Anda yang terlihat sedang menunggu di tepi jalan. Pertengahan tahun 2017 komunitas ojek palu diramaikan dengan kedatangan aplikasi ojek daring yaitu [[Grab (aplikasi)|Grab]]

* [[Dokar]] dan [[becak]]
Moda transportasi tradisional ini masih dapat dijumpai di beberapa wilayah kota ini. Namun, wilayah peredarannya dibatasi agar tidak memasuki pusat kota dan hanya terbatas untuk mengangkut penumpang dan barang di sekitar lokasi pasar-pasar tradisional.

== Media ==

{{Main|Daftar stasiun televisi di Sulawesi Tengah}}

== Bencana alam ==
=== Gempa bumi 2005 ===
Pada tanggal [[24 Januari]] [[2005]] pukul 04.10 [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]], [[Gempa bumi]] berkekuatan 6,2 pada [[Skala Richter]] mengguncang Palu. Pusat gempa terjadi di Desa Bora Kecamatan Biromaru, [[Kabupaten Sigi]], 16&nbsp;km arah tenggara Kota Palu tepatnya, di kedalaman 30&nbsp;km. Gempa itu berada pada 1°03′ LS - 119°99′ BT. Warga panik dan langsung mengungsi karena takut kemungkinan adanya [[tsunami]] [[Gempa bumi Samudra Hindia 2004|seperti yang terjadi]] di [[Aceh]]. Sebagian dari mereka melarikan diri ke perbukitan dan pegunungan. Akibatnya, satu orang meninggal, empat orang cedera dan 177 bangunan rusak. Warga sekitar Biromaru malah Mengungsi didekat tempat pusat gempa.

=== Gempa bumi dan tsunami 2018 ===
{{utama|Gempa bumi dan tsunami Sulawesi 2018}}
Pada tanggal [[28 September]] [[2018]] pukul 18.02 [[Waktu Indonesia Tengah|WITA]], [[Gempa bumi|gempa]] berkekuatan 7,4 [[Skala kekuatan momen|M<sub>w</sub>]] mengguncang daerah Donggala, Palu, Sigi dan sekitarnya. Selain korban jiwa, gempa dan [[tsunami]] menyebabkan sarana dan prasarana rusak. Salah satunya Jembatan Kuning yang menjadi ikon Kota Palu ambruk. Berikut informasi terkini terkait bangunan yang rusak:
* Bangunan dan utilitas kota sepanjang Teluk Palu yang tersapu tsunami dengan radius pencapaian gelombang rata-rata 300 meter dari bibir pantai.
* Hotel Roa-Roa berlantai 8 di Jalan Pattimura rata dengan tanah. Di hotel terdapat 76 kamar dari 80 kamar yang terisi oleh tamu.
* Permukiman padat Perumahan Nasional Perumnas Balaroa, Palu Barat yang terdampak likuifaksi, setidaknya lebih dari 1800 bangunan amblas 4 meter dan 550 korban meninggal dunia tertimbun tanah dan reruntuhan. Kawasan terdampak likuifaksi di zonasi sebagai kawasan dilarang membangun (red zone).
* Permukiman beserta lahan pertanian di Kelurahan Petobo yang terdampak [[Pencairan tanah|likuifaksi]].
* Desa Jono Oge dan Desa Sibalaya Kabupaten Sigi dan lahan pertanian sekitar terdampak likuifaksi.
* Bandar udara Mutiara SIS Al-jufri mengalami kerusakan pada landasan pacu sepanjang 400 meter dari panjang utama 2400 meter, menara pemantau (ATC) roboh dengan 1 korban meninggal dunia, dan bangunan utama bandar udara yang rusak dan retak.
* Pusat perbelanjaan atau salah satu mal terbesar di kota Palu, Mall Tatura Jalan Emmy Saelan ambruk.
* Pusat perbelanjaan Palu Grand Mall terletak di jalan Diponegoro terhempas tsunami terletak persis berhadapan dengan Teluk Palu.
* Hotel Mercure terletak di jalan Cumi-cumi dan Hotel Palu Golden terletak di jalan Raden Saleh rusak dan terhempas tsunami.
* [[Festival Palu Nomoni|Arena Festival Pesona Palu Nomoni]] merupakan kawasan sepanjang teluk sebagai tempat acara utama Hari jadi Kota Palu dimana terdapat ratusan hingga ribuan orang pengisi acara.
* Gedung Anutapura Medical Centre (AMC) di Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat di Jalan Kangkung, Palu roboh
* [[Jembatan Palu IV|Jembatan Kuning Ponulele]] roboh diguncang gempa dan diterjang tsunami.
* Jalur trans Sulawesi Palu dari Polo-Poso-Makassar tertutup longsor, jalur trans Sulawesi Palu-Mamuju-Makassar, dan jalur trans Sulawesi Palu-Donggala-Toli-toli tertutup material tsunami.
* Garis patahan [[sesar Palu-Koro]] terlihat mengalami pergeseran tanah mendatar kurang lebih hingga 5,5 meter membentuk garis lurus membelah kota yang ditandai dengan bengkoknya jalan-jalan strategis kota di antaranya Jalan Cumi-cumi, jalan Diponegoro, jalan Lasoso, jalan Asam, jalan Kedondong, jalan Pipa air, jalan Cemara, jalan Manggis, jalan Kamboja (Perumnas Balaroa), hingga jalan Padanjakaya, semuanya membentuk garis dengan perpindahan yang sama.

== Lihat pula ==
* [[Pengeboman Palu 2005]]
* [[Daftar taman nasional di Indonesia]]

== Referensi ==
{{reflist}}

== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kota-palu.go.id/selayang%20pandang.htm Situs resmi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060315221516/http://www.kota-palu.go.id/selayang%20pandang.htm |date=2006-03-15 }}
* {{en}} [http://smh.com.au/news/world/six-killed-in-indonesian-blast/2005/12/31/1135915716771.html "Six killed in Indonesian blast", ''Sydney Morning Herald'', 31 Desember 2005]
* {{id}} [http://kotapalu.net Kota Palu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170723202438/http://www.kotapalu.net/ |date=2017-07-23 }}
{{ibu kota provinsi di Indonesia}}
{{Kota Palu}}
{{Kota Palu}}
{{sulteng}}
{{sulteng}}
{{Commonscat|Palu}}


[[Kategori:Kota Palu| ]]
{{indo-geo-stub}}
[[Kategori:Ibukota Provinsi di Indonesia|Palu, Kota]]
[[Kategori:Ibu kota provinsi di Indonesia|Palu, Kota]]
[[Kategori:Kota di Sulawesi Tengah|Palu]]
[[Kategori:Kota di Sulawesi Tengah|Palu]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Palu]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Palu]]
[[Kategori:Kota Palu| ]]

[[de:Palu]]
[[en:Palu]]
[[fi:Palu]]
[[no:Palu]]
[[pl:Palu]]
[[sv:Palu]]

Revisi terkini sejak 12 Agustus 2024 01.59

Kota Palu
Searah jarum jam dari atas: Kota Palu saat malam hari. Masjid Terapung Palu. Gong Perdamaian Nusantara. Pantai Taipa. Tugu Perdamaian
Lambang resmi Kota Palu
Julukan: 
Kota Teluk
Motto: 
Maliu Nti Nuvu
Peta
Peta
Kota Palu di Sulawesi
Kota Palu
Kota Palu
Peta
Kota Palu di Indonesia
Kota Palu
Kota Palu
Kota Palu (Indonesia)
Koordinat: 0°54′S 119°50′E / 0.900°S 119.833°E / -0.900; 119.833
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
Tanggal berdiri27 September 1978
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 8
  • Kelurahan: 46
Pemerintahan
 • Wali KotaHadianto Rasyid
 • Wakil Wali KotaReny Lamadjido
 • Sekretaris DaerahIrmayanti Pettalolo
Luas
 • Total395,06 km2 (152,53 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[1][2]
 • Total389.959
 • Kepadatan990/km2 (2,600/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 80,05%
Kristen 15,16%
- Protestan 12,68%
- Katolik 2,48%
Hindu 2,42%
Buddha 2,37%[3]
 • BahasaIndonesia, Kaili, Melayu Palu
 • IPMKenaikan 83,71 (2023)
Sangat Tinggi[4]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7271 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 451
Pelat kendaraanDN xxxx A*/I*/N*/V*/Y*
Kode Kemendagri72.71 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023PAL
DAURp 709.876.943.000,- (2020)[5]
Flora resmiBanga
Fauna resmiMaleo
Situs webpalukota.go.id


Kota Palu adalah sebuah kota yang di tepi laut dan sekaligus Ibukota dari provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Palu merupakan kota yang terletak di Sulawesi Tengah, berbatasan dengan Kabupaten Donggala di sebelah barat dan utara, Kabupaten Sigi di sebelah selatan, dan Kabupaten Parigi Moutong di sebelah timur. Kota Palu dijuluki sebagai kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk. Letak Kota Palu dekat dengan garis khatulistiwa, dengan koordinatnya 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Pada tahun 2021, penduduk Kota Palu berjumlah 372.113 jiwa, dengan kepadatan 942 jiwa/km2.[1]

Kota Palu terletak di Teluk Palu; awalnya merupakan kota pertanian kecil hingga terpilih menjadi ibu kota provinsi Sulawesi Tengah yang baru dibentuk pada tahun 1953. Kota Palu terletak di Sesar Palu-Koro dan sering dilanda gempa bumi, dan pernah terkenal sesaat setelah dilanda gempa bumi 28 September tahun 2018, menewaskan setidaknya lebih dari 4.000 jiwa. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, gempa bumi tahun 2018 menyebabkan "fenomena pencairan tanah yang terbesar di dunia". Sebagian besar infrastruktur kota hancur dan sebagian besar lahan menjadi tidak dapat dihuni, kota Palu kemudian dibangun kembali di tempat yang sama.

Asal usul nama Kota Palu

[sunting | sunting sumber]

Asal usul nama kota Palu adalah kata Topalu'e yang artinya Tanah yang terangkat(dalam bahasa mandar) karena daerah ini awalnya lautan. Pernah terjadi gempa dan pergeseran lempeng (palu koro) sehingga daerah yang tadinya lautan tersebut terangkat dan membentuk daratan lembah yang sekarang menjadi Kota Palu. Ini menurut versi mandar (sekarang wilayah sulbar).

Teori lain juga menyebutkan bahwa kata asal usul nama Kota Palu berasal dari bahasa Kaili bolovatu/volovatu, sejenis bambu yang tumbuh dari daerah Tawaeli sampai di daerah Sigi. Bambu sangat erat kaitannya dengan masyarakat Suku Kaili, ini dikarenakan ketergantungan masyarakat Kaili dalam penggunaan bambu sebagai kebutuhan sehari-hari mereka, baik itu dijadikan Bahan makanan, Bahan bangunan (dinding, tikar, dll), perlengkapan sehari hari, permainan (Tilako), serta alat musik (Lalove).

Pembentukan kota Palu

[sunting | sunting sumber]

Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kerajaan yang terdiri dari kesatuan empat kampung, yaitu: Besusu, Tanggabanggo yang sekarang bernama Kelurahan Kamonji, Panggovia yang sekarang bernama Kelurahan Lere, dan Boyantongo yang sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan. Kerajaan Palu lama-kelamaan menjadi salah satu kerajaan yang dikenal dan sangat berpengaruh. Itulah sebabnya Belanda mengadakan pendekatan terhadap Kerajaan Palu. Belanda pertama kali berkunjung ke Palu pada masa kepemimpinan Raja Maili (Mangge Risa) untuk mendapatkan perlindungan dari Manado pada tahun 1868. Pada tahun 1888, Gubernur Belanda untuk Sulawesi bersama dengan bala tentara dan beberapa kapal tiba di Kerajaan Palu, mereka pun menyerang Kayumalue. Setelah peristiwa perang Kayumalue, Raja Maili terbunuh oleh pihak Belanda dan jenazahnya dibawa ke Palu. Setelah itu ia digantikan oleh Raja Jodjokodi, pada tanggal 1 Mei 1888, Raja Jodjokodi menandatangani perjanjian pendek kepada Pemerintah Hindia Belanda.

Teluk Palu di sekitar tahun 1900

Pada awal mulanya, Kota Palu merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Palu. Pada masa penjajahan Belanda, Kerajaan Palu menjadi bagian dari wilayah kekuasaan (Onder Afdeling Palu) yang terdiri dari tiga wilayah yaitu Landschap Palu yang mencakup distrik Palu Timur, Palu Tengah, dan Palu Barat; Landschap Kulawi; dan Landschap Sigi Dolo.[6]

Pada tahun 1942, terjadi pengambilalihan kekuasaan dari Pemerintahan Belanda kepada pihak Jepang. Pada masa Perang Dunia II ini, kota Donggala yang kala itu merupakan ibu kota Afdeling Donggala dihancurkan oleh pasukan Sekutu maupun Jepang. Hal ini mengakibatkan pusat pemerintahan dipindahkan ke kota Palu pada tahun 1950. Saat itu, kota Palu berkedudukan sebagai Kepala Pemerintahan Negeri (KPN) setingkat wedana dan menjadi wilayah daerah Sulawesi Tengah yang berpusat di Kabupaten Poso sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950. Kota Palu kemudian mulai berkembang setelah dibentuknya Residen Koordinator Sulawesi Tengah Tahun 1957 yang menempatkan Kota Palu sebagai Ibu kota Keresidenan.[6]

Terbentuknya Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1964, status Kota Palu sebagai ibu kota ditingkatkan menjadi Ibu kota Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah. Kemudian pada tahun 1978, Kota Palu ditetapkan sebagai kota administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1978. Kini, berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1994 Kota Palu ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Palu.[6]

Bentang alam Kota Palu membentang memanjang dari Timur ke Barat dengan luas wilayah 395,06 km2. Secara astronomis, Kota Palu terletak pada posisi 119,45 - 121,15 BT dan 0,36 - 0,56 LS.

Batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]

Secara geografis, Kota Palu berbatasan dengan daerah sebagai berikut:

Iklim dan Cuaca

[sunting | sunting sumber]

Dataran Kota Palu dikelilingi oleh pegunungan dan pantai. Peta ketinggian mencatat, 376,68 Km2 (95,34%) wilayah Kota Palu berada pada ketinggian 100 - 500 mdpl dan hanya 18,38 Km2 (46,66%) terletak di dataran yang lebih rendah. Kota Palu terletak di bagian selatan khatulistiwa, menjadikan Kota Palu sebagai salah satu kota tropis terkering di Indonesia dengan curah hujan kurang dari 1.500 mm per tahun.[6]

Data iklim Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rekor tertinggi °C (°F) 38
(100)
37
(99)
37
(99)
37
(99)
35
(95)
37
(99)
37
(99)
37
(99)
38
(100)
37
(99)
37
(99)
38
(100)
38
(100)
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.3
(86.5)
30.4
(86.7)
30.7
(87.3)
30.8
(87.4)
31.1
(88)
30.5
(86.9)
29.7
(85.5)
30.8
(87.4)
30.9
(87.6)
31.3
(88.3)
31.1
(88)
30.8
(87.4)
30.7
(87.25)
Rata-rata harian °C (°F) 27.3
(81.1)
27.4
(81.3)
27.5
(81.5)
27.8
(82)
28.1
(82.6)
27.3
(81.1)
26.7
(80.1)
27.5
(81.5)
27.6
(81.7)
28.3
(82.9)
28.1
(82.6)
27.8
(82)
27.62
(81.7)
Rata-rata terendah °C (°F) 24.3
(75.7)
24.3
(75.7)
24.4
(75.9)
24.8
(76.6)
25.1
(77.2)
24.1
(75.4)
23.8
(74.8)
24.2
(75.6)
24.4
(75.9)
25.2
(77.4)
25.1
(77.2)
24.9
(76.8)
24.55
(76.18)
Rekor terendah °C (°F) 22
(72)
21
(70)
18
(64)
20
(68)
21
(70)
21
(70)
21
(70)
20
(68)
20
(68)
17
(63)
21
(70)
21
(70)
17
(63)
Curah hujan mm (inci) 108
(4.25)
90
(3.54)
116
(4.57)
139
(5.47)
137
(5.39)
152
(5.98)
124
(4.88)
109
(4.29)
107
(4.21)
122
(4.8)
112
(4.41)
105
(4.13)
1.421
(55,92)
Rata-rata hari hujan 9 7 10 11 12 14 11 9 8 11 10 8 120
% kelembapan 75 76.5 75.5 76 75.5 76.5 77 74 74.5 73 73 74.5 75
Rata-rata sinar matahari bulanan 252 247 221 194 183 177 175 205 216 255 263 276 2.664
Sumber #1: Weatherbase[7]
Sumber #2: BMKG[8]

Jarak antara ibu kota provinsi (Kota Palu) ke daerah kabupaten tergantung situasi dan kondisi lalu lintas:[9]

No Destinasi Jarak (KM) Akses
1 Poso 212 Darat
2 Luwuk 595
3 Baolan 424
4 Banawa 41
5 Parigi 79
6 Bungku Tengah 501
7 Kolonodale 416
8 Buol 591
9 Bora 26
10 Ampana Kota 365
11 Salakan 607 + 46 mil Darat + Laut
12 Banggai 607 + 96 mil

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]
Kediaman controleur pada masa Hindia Belanda (tahun 1930-an)

Daftar Wali Kota

[sunting | sunting sumber]
Wali Kota Palu
Petahana
Hadianto Rasyid

sejak 26 Februari 2021
Pemerintah Kota Palu
KediamanRumah Jabatan Wali Kota Palu
Masa jabatan5 tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan
PendahuluWali Kota Administratif Palu
Dibentuk1995; 29 tahun lalu (1995)
Pejabat pertamaRully Azis Lamadjido
WakilWakil Wali Kota Palu
Situs webSitus web resmi

Berikut adalah daftar Wali Kota Palu secara definitif sejak tahun 1995 di bawah Pemerintah Republik Indonesia.[10]

Wali kota administratif

[sunting | sunting sumber]

Sebelum menjadi sebuah kota, Palu merupakan kota administratif dan merupakan bagian dari Kabupaten Donggala.

Wali Kota Administratif Palu
Kabupaten Donggala
No. Wali Kota Administratif Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Ref.
1   Kisman Abdullah
Non Partai 1978 1986 7–8 tahun [11]
2   Syahbuddin Labadjo
Non Partai 1986 1994 7–8 tahun

Wali kota madya

[sunting | sunting sumber]
Wali Kota Palu
No. Wali Kota Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1   Rully Azis Lamadjido
Non Partai 1995 2000 4–5 tahun 1
(1995)
Tidak ada
2   Baso Lamakarate
Non Partai 2000 2004 3–4 tahun 2
(2000)
Suardin Suebo
2000–2004
[ket. 1]
3   Suardin Suebo
Non Partai 17 Mei 2004 12 Oktober 2005 1 tahun, 148 hari Lowong [12]
4   Rusdy Mastura
(lahir 1950)
Golkar 12 Oktober 2005 12 Oktober 2010 5 tahun, 0 hari 3
(2005)
Suardin Suebo
2000–2008
[13][14]
12 Oktober 2010 12 Oktober 2015 5 tahun, 0 hari 4
(2010)
Andi Mulhanan Tombolotutu
2008–2015
[15]
5   Hidayat
(lahir 1963)
PKB 17 Februari 2016 17 Februari 2021 5 tahun, 0 hari 5
(2015)
Sigit Purnomo Said
6   Hadianto Rasyid
(lahir 1975)
Hanura 26 Februari 2021 Petahana 3 tahun, 196 hari 6
(2020)
Reny Lamadjido
Catatan
  1. ^ Meninggal dunia pada saat menjabat

</onlyinclude>

Pengganti sementara

[sunting | sunting sumber]

Dalam tumpuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil wali kota, termasuk ketika posisi wali kota berada dalam masa transisi.

Potret Wali Kota Partai Awal Akhir Periode Definitif Ref.
M. Hidayat Lamakarate
(Penjabat)
(lahir 1970)
Non Partisan 12 Oktober 2015 17 Februari 2016 Transisi [16][17]
Sigit Purnomo Said
(Pelaksana Tugas)
(lahir 1979)
PAN 26 September 2020 5 Desember 2020 5
(2015)
Hidayat [18]
Asri
(Pelaksana Harian)
Non Partisan 17 Februari 2021 26 Februari 2021 Transisi [19]

Lihat Pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 4 Agustus 2024. 
  2. ^ "Kota Palu Dalam Angka 2020" (pdf). www.palukota.bps.go.id. hlm. 48. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-28. Diakses tanggal 20 Januari 2021. 
  3. ^ "Kota Palu Dalam Angka 2016". www.palukota.bps.go.id. hlm. 159. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-28. Diakses tanggal 20 Januari 2021. 
  4. ^ https://palukota.bps.go.id/news/2024/01/05/58/ipm-kota-palu-di-angka-83-71.html.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  5. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 21 Juli 2021. 
  6. ^ a b c d Pemerintah Kota Palu. (2009). Palu Kota Dua Wajah. Palu: CACDS.
  7. ^ "PALU, INDONESIA". weatherbase.com. Diakses tanggal 15 Juli 2017. 
  8. ^ "Curah Hujan Kota Palu periode 1991-2020 – Non ZOM 46" (PDF). BMKG. hlm. 79. Diakses tanggal 15 Mei 2022. 
  9. ^ "BPS Prov Sulawesi Tengah". sulteng.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-03. Diakses tanggal 2021-12-03. 
  10. ^ "Semarak Pekan Budaya Ala Kemdikbud di Palu". monitor.co.id. Diakses tanggal 2017-11-21. 
  11. ^ "6 Wajah Pemimpin Kota Palu". SeputarPalu. Palu. 7 Oktober 2014. Diakses tanggal 20 Februari 2016. [pranala nonaktif permanen]
  12. ^ Syamsuddin (24 Mei 2004). "Suardin Suebo Resmi Jadi Wali kota Palu"[pranala nonaktif permanen]. Cybernews & Detik.com. Diakses tanggal 20 Februari 2016
  13. ^ ADO (9 Agustus 2005). "Rusdy Mastura Wali Kota Palu Periode 2005-2010". Liputan6.com. Diakses tanggal 20 Februari 2016. 
  14. ^ "Ministers, Mayors and Participating City Leaders: HE Rusdy Mastura". World Cities Summit. Diakses tanggal 20 Februari 2016. [pranala nonaktif permanen]
  15. ^ Tim Penyusun dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kota Palu (September 2014). Profil Kota Palu 2014 (PDF) (Laporan). Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal Kota Palu. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-02-25. Diakses tanggal 20 Februari 2016. 
  16. ^ AFD (19 Oktober 2015). "Hidayat Lamakarate dilantik jadi Penjabat Wali Kota Palu". Berita Palu. Palu. Diakses tanggal 20 Februari 2016. [pranala nonaktif permanen]
  17. ^ "Hidayat Lamakarate Penjabat Wali kota Palu". Pemerintah Kota Palu. Pemerintah Kota Palu. 16 November 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-02. Diakses tanggal 20 Februari 2016. 
  18. ^ "Pasha Ungu Ditunjuk Jadi Plt Wali Kota Palu". detik.com. 27-09-2020. Diakses tanggal 12-01-2024. 
  19. ^ "Gubernur Tunjuk Sekkot Jadi Pelaksana Harian Walikota Palu". sultengnews.com. 17-02-2021. Diakses tanggal 12-01-2024. 

fifing s hut dkk morowali, morowali

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Palu dalam dua periode terakhir.[1][2] <onlyinclude>

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 3 Steady 3
Gerindra 6 Steady 6
PDI-P 3 Steady 3
Golkar 6 Penurunan 5
NasDem 2 Kenaikan 4
PKS 3 Kenaikan 4
Perindo (baru) 1
PPP 1 Penurunan 0
PAN 4 Penurunan 2
Hanura 4 Steady 4
Demokrat 3 Steady 3
Jumlah Anggota 35 Steady 35
Jumlah Partai 10 Steady 10


Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Kota Palu terdiri dari 8 Kecamatan dan 46 Kelurahan dengan luas wilayah 395,06 km² dan jumlah penduduk sebesar 363.867 jiwa dengan sebaran penduduk 921 jiwa/km².[3][4] Sebelumnya, Kota Palu terbagi atas 4 Kecamatan sesuai arah mata angin yaitu Kecamatan Palu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Utara dan Kecamatan Palu Selatan. Empat kecamatan baru yang mekar itu adalah Kecamatan Tatanga, Kecamatan Ulujadi, Kecamatan Mantikulore dan Kecamatan Tawaeli. Pemekaran ini sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang pemekaran kecamatan.

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palu, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Daftar Kelurahan
72.71.08 Mantikulore 8
72.71.02 Palu Barat 6
72.71.03 Palu Selatan 5
72.71.01 Palu Timur 5
72.71.04 Palu Utara 5
72.71.06 Tatanga 6
72.71.07 Tawaeli 5
72.71.05 Ulujadi 6
TOTAL 46


Demografi

[sunting | sunting sumber]
Tahun 1990 2000 2010 2021
Jumlah penduduk 199.495 268.322 335.297 372.113
Sejarah kependudukan kota Palu
Sumber:[5]

Kondisi masyarakat

[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Kota Palu sangat heterogen. Mayoritas penduduk kota Palu adalah suku Kaili yang merupakan penduduk asli dari Kota ini sekaligus suku terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah. Selain itu, ada juga suku asli lain dari Sulawesi Tengah yang menetap di Kota Palu seperti suku Pamona, Mori, dan Kulawi. Ada juga pendatang dari etnis Bugis, Toraja, dan Mandar yang berasal dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Di kota ini jug terdapat komunitas bersejarah Arab-Indonesia yang terkait dengan penyebaran agama Islam dan bahasa Melayu Palu di kawasan pesisir Teluk Palu.

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Rumah sakit

[sunting | sunting sumber]
Kode Nama Rumah Sakit Jenis Tipe Alamat
1. 7271051 RSUD Madani RSUD C Jalan Thalua Konchi No. 11, Mamboro, Kec. Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94148
2. 7271014 RSUD Undata RSUD A Jalan RE. Martadinata №1, Tondo, Kec. Matikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94119
3. 7271036 RSUD Anutapura RSUD A Jalan Kangkung №1, Donggala Kodi, Kec. Ulujadi, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94111
4. 7271127 RS Bhayangkara Palu RS C Jalan Dr. Suharso Lorong III №2, Besusu Barat, Kec. Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94118
5. 7271095 RS Budi Agung RS C Jalan Maluku №4, Lolu Selatan, Kec. Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94111
6. 7271132 RS Samaritan RS C Jalan Towua №77, Tatura Selatan, Kec. Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94113
7. 7271128 RS Sis Al-Jufri RS C Jalan Sis Aljufri №72, Siranindi, Kec. Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94111
8. 7271133 RS Tadulako RS C Jalan Soekarno–Hatta №9, Tondo, Kec. Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94148
9. 7271025 RS Wirabuana Palu RS C Jalan Sisingamangaraja №4, Besusu Timur, Kec. Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94118
10. 7271040 RS Woodward RS C Jalan Woodward №1, Lolu Selatan, Kec. Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94112
11. 7271131 RSIA Care She RSIA C Jalan Letjen MT. Haryono №24, Besusu Tengah, Kec. Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94118
12. 7271130 RSIA Nasana Pura RSIA C Jalan H. Moh. Soeharto №10, Petobo, Kec. Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94235
13. 7271084 RSIA Sitti Masyithah RSIA C Jalan WR. Supratman №7, Lere, Kec. Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94221
14. 7271116 RSIA Tinatapura RSIA C Jalan Raden Saleh №31, Besusu Barat, Kec. Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah 94111

Kota Palu menjadi salah kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia bagian timur. Berbagai persiapan untuk ditetapkan Kota Palu sebagai kawasan ekonomi khusus telah dilakukan, penyiapan lahan seluas 1.520 hektare di Kecamatan Palu Utara, yang meliputi Kelurahan Pantoloan, Baiya, dan Lambara. Lahan seluas 1.520 hektare itu akan dibagi menjadi kawasan industri seluas 700 hektare, kawasan perumahan (500 hektare), kawasan pendidikan dan penelitian (100 hektare), kawasan komersial (100 hektare), daerah olahraga (50 hektare), kawasan pergudangan (50 hektare), kawasan perkebunan dan taman (20 hektare).[6]

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]
Jembatan Palu IV/Jembatan Ponulele, Palu Barat

Tempat Wisata

[sunting | sunting sumber]

Jembatan Ponulele

Jembatan Ponulele atau oleh warga kota Palu, dikenal dengan Jembatan Kuning atau Jembatan IV (empat) merupakan jembatan lengkung pertama yang dibangun di Indonesia. Jembatan Kuning menawarkan pemandangan pengunungan di sisi timur dan barat Kota Palu sekaligus Teluk Palu di sisi utara. Jembatan Kuning memiliki daya tarik tersendiri, terlebih pada sore dan malam hari. Jembatan Kuning terlihat megah dengan gemerlapnya lampu-lampu yang terpasang di sepanjang jembatan. Jembatan yang panjangnya kurang lebih 250 meter, berdiri di muara Sungai Palu dan menghubungkan Kelurahan Besusu Barat di Kecamatan Palu Timur dan Kelurahan Lere di Kecamatan Palu Barat. Namun, sayang pada tanggal 28 September 2018 sore hari pukul 18.02 WITA, gempa & tsunami yang melanda Kota Palu dan sekitarnya mengakibatkan jembatan ini hancur.

Danau Sibili

[sunting | sunting sumber]
Danau Sibili, Pantoloan,Tawaeli

Danau Sibili merupakan danau alam yang terletak di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Kota Palu. Danau ini merupakan salah satu objek wisata kebanggaan masyarakat Tawaeli karena pemandangannya yang indah. Danau yang terletak 24 km di utara pusat Kota Palu ini awalnya merupakan danau yang dijadikan tempat pemancingan ikan oleh masyarakat sekitar. Tetapi, karena seringnya pengunjung yang datang dari luar Kecamatan Tawaeli untuk datang berwisata akhirnya danau ini dijadikan salah satu objek wisata andalan di kecamatan tersebut.

Danau Sibili yang indah telah menjadi tempat wisata bagi masyarakat sekitar maupun dari luar kota Palu. Wisata yang menjadi andalan di sini adalah wisata memancing dengan berbagai jenis ikan seperti mas, bawal, mujair, gabus, dll. Di pinggir danau, ada sarana yang dapat digunakan bagi Anda yang ingin menikmati keindahan danau, seperti perahu tradisional.

Banua Oge (Sou Raja)

[sunting | sunting sumber]
Banua Oge Sou Raja Rumah Adat Kota Palu

Banua Oge atau Souraja adalah istana dari Kerajaan Palu pada masa sebelum kemerdekaan. Kata Souraja dapat diartikan rumah besar, merupakan rumah kediaman tidak resmi dari manggan atau raja beserta keluarga-keluarganya. Rumah orang biasa atau rakyat kebanyakan meskipun bentuk dan ukurannya sama dengan Souraja.

Bangunan Souraja berbentuk rumah panggung yang ditopang sejumlah tiang kayu balok persegi empat dari kayu keras seperti kayu ulin, bayan, atau sejenisnya. Atapnya berbentuk piramida segitiga, bagian depan dan belakang atapnya ditutup dengan papan yang dihiasi dengan ukiran disebut panapiri dan pada ujung bubungan bagian depan dan belakang diletakkan mahkota berukir disebut bangko-bangko. Seluruh bahan bangunan mulai dari lantai, dinding balok-balok terbagi atas tiga ruangan, yaitu:

Ruang depan disebut lonta karawana yang dibiarkan kosong, berfungsi untuk menerima tamu. Dahulu sebelum ada meja kursi, di ruangan ini dibentangkan tikar atau onysa. Ruangan ini juga untuk tempat tidur tamu yang menginap.

Ruangan kedua adalah ruang tengah, disebut lonta tata ugana diperuntukkan bagi tamu keluarga serta lonta rorana yaitu ruang belakang, berfungsi sebagai ruang makan, tetapi kadang-kadang ruang makan berada di lonta tatangana. Antara dinding dan dibuat kamar-kamar tidur. Khusus untuk kamar tidur perempuan atau anak-anak gadis biasanya ditempatkan di pojok belakang lonta rarana, maksudnya agar mudah diawasi oleh orang tua. Untuk tamu perempuan dan para kenalan dekat diterima di ruang makan.

Ruang dapur, sumur dan jamban dibuatkan bangunan tambahan atau ruangan lain di bagian belakang rumah induk. Untuk menghubungkan rumah induk dengan dapur atau urang avu dibuatkan jembatan beratap disebut hambate atau bahasa bugis Jongke. Di bagian ini kadang-kadang dibuatkan pekuntu yakni ruangan terbuka untuk berangin-angin anggota keluarga. Di kolong dapur diberi pagar sekeliling, sedangkan di bawah rumah induk dibiarkan terbuka dan kadang-kadang menjadi ruang kerja untuk pertukangan, atau keperluan-keperluan lainnya. Sedangkan loteng rumah dipergunakan untuk menyimpan benda-benda pusaka dan lain-lain.

Secara keseluruhan, bangunan Souraja cukup unik dan artistik, lebih-lebih bila dilihat dari hiasannya yang berupa kaligrafi huruf Arab tertampang pada jelusi-jelusi pintu atau jendela, atau ukiran pada dinding, loteng, di bagian lonta-karavana, pinggira cucuran atap, papanini, bangko-bangko dengan motif bunga-bungaan dan daun-daunan. Semua hiasan tersebut melambangkan kesuburan, kemuliaan, keramah-tamahan dan kesejahteraan bagi penghuninya.

Jembatan Lalove

[sunting | sunting sumber]
Jembatan Lalove / Palu V

Jembatan Palu V atau disebut lalove merupakan jembatan penghubung dua kelurahan di Kecamatan Tatanga dan Kecamatan Palu selatan yang terpisah oleh sungai Palu. pembangunan Jembatan ini dibangun pada sejak Juni 2019 lalu dan diresmikan oleh bapak walikota Drs. Hidayat, M.Si pada tanggal 26 Agustus 2020.

Keunikan dari jembatan ini adalah berdirinya dua tiang duplikat seruling berwana kuning atau warga Palu menyebutnya Lalove, merupakan alat musik tiup tradisional Suku Kaili yang mendiami lembah Palu, Sulawesi Tengah.

Masjid 'Apung' Argam Bab Al Rahman

[sunting | sunting sumber]
Masjid terapung, Palu Barat

Masjid ini memiliki luas 121 meter persegi dan mampu menampung sebanyak 150 orang. Masjid ini berlantai satu dengan empat menara di ke empat sudutnya. Masjid ini sering disebut masjid apung karena posisinya menjorok 30 meter ke laut yang seakan-akan mengapung. Panorama bentang pegunungan dan Teluk Palu menambah keindahan bagi para jamaah maupun wisatawan yang ingin menikmati wisata religi di Kota Palu.[7]

Kawasan Wisata Religi Sis Al Jufrie

[sunting | sunting sumber]
Masjid Al Khairat, Palu Barat

Kawasan ini terletak di sepanjang Jalan Sis Aljufrie, Kelurahan Boyaoge, Kecamatan Tatanga dan Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat. Dijalan ini terdapat berbagai macam objek wisata belanja dan objek wisata Religi. Objek wisata perbelanjaan yang ada disini adalah Pertokoan Palu Plaza. Di sini masyarakat kota Palu menjual berbagai macam kuliner, pakaian dan oleh - oleh. Objek wisata Religi di kawasan ini terletak di depan pertokoan Palu Plaza, yaitu Yayasan AL Khairaat Pusat yang merupakan Organisasi Islam Terbesar di Indonesia Timur. Di sana terdapat makam Idrus Bin Salim Al Jufrie (SIS AL JUFRIE) Pendiri AL Khairaat, Masjid AL Khairaat, Masjid Nurul Khairaat, dan Masjid Nur Sa'adah, juga beberapa sekolah berbasis Islam.

Museum Sulawesi Tengah

[sunting | sunting sumber]
Museum Sulawesi Tengah, Palu Barat

Museum ini adalah museum terbesar di Sulawesi Tengah, terletak di Palu Barat. Di museum ini terdapat berbagai macam replika baju adat dari semua kabupaten dan kota yang ada di Sulawesi Tengah, sejarah mengenai Sulawesi Tengah dan lain lain. Yang menarik dari museum ini adalah batu megalith berbentuk manusia yang dibuat oleh nenek moyang suku Kaili yang berasal dari Lembah Napu yang bentuknya hampir mirip dengan batu megalith berbentuk manusia di Pulau Paskah, Samudera Pasifik.

Taman Ria

[sunting | sunting sumber]
Pantai Taman Ria, Palu Barat

Taman Ria merupakan objek wisata yang terletak di Kelurahan Lere, Palu Barat. Taman Ria sangat terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya yang indah. Apabila anda ke Taman Ria belum lengkap rasanya jika belum mencicipi jagung bakar, pisang gepe, dan saraba yang dijual oleh pedagang setempat.

Taipa Beach

Pantai Taipa atau yang lebih di kenal dengan sebutan Taipa Beach letaknya ditengah Kota Palu ini, kini memang menjadi ikon baru wisata di Sulawesi Tengah. Selain letaknya strategis berada tidak jauh dari pusat kota, Taipa Beach ini relatif aman dari gempuran gelombang besar karena berada diteluk Palu

Taipa Beach memang cukup ideal sebagai tujuan wisata bahari. Pantainya yang bersih ditambah hangatnya sinar matahari, bisa menjadi tempat bersantai yang sangat mengasyikkan bagi anda dan keluarga. Anda juga sekaligus dapat melihat pemandangan nan elok Gunung Gawalise dari kejauhan. Pepohonan yang menghijau di pegunungan seakan membentuk gradasi warna antara birunya langit dengan jernihnya air laut. Semua ini bisa anda nikmati dari bibir pantai atau saung dan pendopo yang berdiri berjejer disepanjang kawasan pantai ini

Fasilitas disini lengkap terdapat cafe, villa, gazebo, cottage dan juga kolam permandian.

masuk pantai taipa ini tidak gratis alias berbayar.

sebuah pantai yang berada di pinggir kota palu. https://backpackerjakarta.com/pantai-taipa-palu/
Taipa Beach

Monumen Tugu Nosarara Nosabatutu ( Gong Perdamaian )

Tugu Perdamaian Palu

Sumber Artikel : Gong Perdamaian Nusantara Palu

Gong Perdamaian Nusantara atau Monumen Nosarara Nosabatutu yang dalam Bahasa Kaili (suku asli di Sulawesi Tengah) memiliki arti bersaudara dan bersatu. Di Kota Palu pembangunan monumen Gong Perdamaian Nusantara ini dilatar belakangi oleh keprihatinan atas terjadinya kekerasan sosial dan konflik di wilayah Sulawesi Tengah seperti Poso, Sigi, dan wilayah lainnya yang telah menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat korban kekerasan sosial dan konflik di wilayah tersebut, sehingga dirasa perlu membangun simbol-simbol perdamaian di kota Palu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali masyarakat dan generasi berikutnya agar tidak terulang lagi kekerasan sosial dan konflik di Sulawesi Tengah.

Simbol perdamaian berupa Gong Perdamaian atau Monumen Nosarara Nosabatutu ini, diresmikan pada tanggal 11 Maret 2014 oleh Brigadir Dewa Parsana Kapolda Sulawesi Tengah, selaku pencetus Ide pembuatan monumen sebagai simbol perdamaian bertujuan sebagai dasar dalam membangun kebersamaan, kerukunan, dan mengajak seluruh komponen bangsa untuk ikut berperan aktif dalam mewujudkan keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya di Sulawesi Tengah.

Monumen ini terletak di Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Berada di atas bukit yang berjarak 2 km di belakang Mako Polda Sulawesi Tengah, tempat ini bisa dicapai melalui jalan Soekarno-Hatta dengan jalan mendaki sekitar 10 menit dengan menggunakan kendaraan.

Gong Perdamaian Nosarara Nosabatutu memiliki beberapa tulisan disetiap bagiannya. Pada bagian depan gong terdiri dari 3 bagian lingkaran dan 1 bagian yang menonjol keluar. Lingkaran yang paling luar terdapat 444 logo beserta nama Kota dan Kabupaten yang ada di Indonesia. Lingkaran tengah terdapat 33 logo beserta nama Provinsi yang ada di negeri tercinta Indonesia, dan juga tulisan “GONG PERDAMAIAN NUSANTARA, SARANA PERSAUDARAAN DAN PEMERSATU BANGSA”. Bagian dalamnya terdapat 5 logo agama yang ada di Indonesia, yaitu agama Islam, Buddha, Kristen, Katolik dan Hindu. Sedangkan pada bagian tengah gong yang menonjol keluar terdapat gambar pulau Indonesia dan di atas gong terdapat tulisan UUD 1945.

Selain simbol gong untuk menjaga perdamaian, di Bukit Tondo juga dibangun graha yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah, menjadi alternatif tempat rekreasi dan hiburan masyarakat di Kota Palu. Salah satu manfaat lebih dari dibangunnya tempat tersebut, adalah adanya jalan yang membelah perbukitan dapat menghubungkan Kelurahan Tondo dengan Keluruhan Paboya, sekaligus dapat berfungsi sebagai jalan evakuasi bila ada bencana tsunami.

Beragam lokasi berswa foto (selfi) yang tersedia di area ini selain juga terdapat beberapa kafe jika kita haus dan ingin menikmati minuman hangat dan makanan kecil sambil memanjakan mata dengan memandangi pemandangan hijau berbagai tumbuhan dan pepohonan yang menghiasi taman serta Teluk Palu yang indah beratapkan awan putih dan alunan live music sebagai releksasi setelah seharian penat bekerja. Tempat ini juga dilengkapi dengan mushola kecil serta toilet untuk pengunjung muslim yang akan melaksanakan solat.

Untuk mencapai Gong Perdamaian, kita akan melewati taman dan Monumen Nusarara Nusabatutu yang indah, serta kita juga harus menaiki beberapa tangga. Pada lokasi tersebut setelah mengitari beberapa tangga kita dapat menaiki bangunan tugu perdamaian Palu yang terdiri dari 3 tingkat, yang menggambarkan untuk tetap menjaga 3 keseimbangan dalam hidup manusia didunia, yaitu: hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta, hubungan antara manusia dengan manusia, dan hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lokasi ini menjadi spot paling favorit bagi pengunjung karena dari ketinggian pengunjung dapat berswa foto dengan latar belakang laut dan kota Palu.

Bukit Doda Indah

Bukit Doda terletak di gunung gawalise tepatnya di Kabupaten Sigi. Panorama alamnya cukup memanjakan mata. Puncak bukit Doda ini bisa juga disebut dengan bukit Bintang.

Sebab, dapat menyaksikan banyak sekali cahaya-cahaya yang memancar dari kota Palu dan kabupaten sigi serta cahaya dari bintang-bintang di langit.[8]

Lokasi Bukit Indah Doda kira-kira 15-20 menit dari Kota Palu, tergantung dari mana berangkatnya. Misalnya, berangkat dari Palu Selatan daerah Balaikota atau pusat kota menuju sekitar Jalan Gunung Gawalise, kemudian berbelok menuju arah SMK N 4 Palu (SMK N 4 Palu ini jadi patokannya), kemudian lurus saja, jalan menuju Villa Bukit Indah Doda ini menanjak kira- kira-kira 1 km. Lokasi villa berada di sebelah kiri jalan setelah masjid Al Askar. Karena tidak ada transportasi umum yang bisa digunakan, menurut pendapat lebih baik menggunakan kendaraan pribadi, baik motor ataupun mobil agar bisa lebih leluasa menikmati waktu di villa ini. Lokasi parkiran yang cukup luas, sehingga tidak perlu khawatir.

Di bukit Ini terdapat sebuah restoran & Villa di dalamnya. Ya, restoran itu bernama"The Hills Cafe Doda" Fasilitasnya cukup lengkap terdapat Kolam permandian, Penginapan/Villa, Ruang Gym, Panggung konser dan parkir yang cukup luas.[9]

Makanan khas

[sunting | sunting sumber]

Kaledo/Uvempoi

[sunting | sunting sumber]

Kaledo/uvempoi merupakan olahan daging sapi. Kaledo berasal dari kata nakaa yang berarti keras, dan ledo yang berarti tidak dalam Bahasa Kaili dialek Ledo. Sedangkan uvempoi berasal dari kata uve yang berarti air, dan poi yang berarti asam. Kaledo/uvempoi berarti daging yang dimasak hingga empuk (tidak keras) dan memiliki kuah yang berasa asam. Makanan ini memiliki bumbu yang cukup sederhana, hanya asam jawa yang masih muda, garam, dan cabai rawit. Terdapat sedikit perbedaan antara kaledo dan uvempoi yaitu kaledo menggunakan bagian tulang kaki sapi yang masih memiliki sedikit daging yang menempel (di pasar tradisional sering disebut "tulang" saja), sedangkan uvempoi menggunakan bagian rusuk. Kadang masyarakat Palu memelesetkan kata kaledo menjadi "kaki lembu Donggala", walau sebenarnya kaledo bukan hanya berasal dari Donggala. Kaledo disajikan beserta dengan nasi putih atau singkong/ubi kayu rebus.

Uta Kelo/Sayur Kelor

[sunting | sunting sumber]

Uta Kelo merupakan sayur yang berbahan dasar daun kelor. Kuahnya gurih terbuat dari campuran santan kelapa dan biasanya dicampur dengan berbagai bahan seperti palola ngura/terong muda, loka ngura/pisang muda, pusu/jantung Pisang, kasubi/ubi, dan lamale/udang rebon. Pendatang di Kota Palu mungkin kurang familiar dengan olahan kelor, terutama yang berasal dari Jawa di mana daun kelor sering dikaitkan dengan ritual mistis dan bukan untuk dimakan. Sebenarnya kelor yang tumbuh di Palu sedikit berbeda dengan kelor yang tumbuh di Jawa. Daun pohon kelor di Palu biasanya lebih kecil dan tipis dibandingkan kelor di Jawa yang lebih lebar dan tebal, sehingga daun kelor di Palu lebih nikmat jika dibuat sayur, apalagi masyarakat Palu khususnya Suku Kaili akan memilih daun kelor yang dekat dengan pucuknya saja untuk dibuat sayur. Daun kelor sudah terbukti memiliki nilai gizi yang tinggi, dan kini juga diolah menjadi teh herbal.

Berbeda dengan kue putu yang dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, putu khas Kota Palu memiliki cita rasa yang jauh berbeda. Putu khas Palu terbuat dari ketan/pulut putih atau hitam yang dikukus, berbeda dengan kue putu yang terbuat dari tepung beras dan diwarnai dengan daun suji. Pulut yang sudah matang kemudian dicetak meggunakan bambu dan dibaluri kelapa yang dikukur. Putu sering disantap sebagai sarapan. Putu mudah dijumpai di sekitar Pantai Talise/Kampung Nelayan, pasar tradisional, bahkan di pinggir jalan.

Duo sole adalah makanan khas masyarakat Kota Palu. Duo sole memiliki cita rasa asin, gurih, dan pedas. Ikan duo atau dikenal juga dengan penja atau ikan nike sering disamakan dengan ikan teri, namun sebenarnya berbeda. Ikan duo adalah larva dari ikan yang memiliki nama latin Awaous melanocephalus, yang masih berkerabat dengan ikan guppies. Duo sole sering disantap dengan putu, atau uta kelo.

Pallumara

[sunting | sunting sumber]

Pallumara merupakan makanan yang berbahan dasar ikan, kunyit, asam jawa dan cabai untuk rasa pedas. Pallumara juga merupakan makanan khas Makassar. Namun terdapat sedikit perbedaan di mana pallumara di Makassar memiliki kuah cenderung kuning dan rasa yang lebih segar, sedangkan pallumara di Palu seringkali berkuah merah dan lebih pedas.

Bau Ngau/Ikan Kering

[sunting | sunting sumber]

Bau ngau atau ikan kering adalah salah satu makanan khas Kota Palu. Bau Ngau biasa diolah dengan cara digoreng atau dibakar dan disajikan dengan irisan cabai, bawang merah, tomat juga perasan jeruk nipis.

Uta Dada/Sayur Santan

[sunting | sunting sumber]

Uta dada [10] merupakan kuliner khas Kota Palu yang tidak hanya digemari masyarakat asli daerah ini, tetapi juga menu kesukaan masyarakat pendatang. Uta dada merupakan jenis kuliner bersantan, agak pedas, dengan aroma dan rasa khas ayam bakar/asap. Terdapat dua jenis Uta dada, yakni Uta dada ayam dan ikan, yang keduanya sama-sama dibakar/diasap. Kekuatan rasa Uta dada adalah dari proses pembakaran/pengasapan. Oleh karena itu Uta dada tidak membutuhkan bawang putih dalam campuran bumbunya karena bawang putih dapat menenggelamkan aroma asap tersebut. Bahkan, masakan khas Kaili pada umumnya juga tidak menggunakan bawang putih.

Jenis ayam yang digunakan untuk memasak Uta dada biasanya ayam kampung, dan jenis ikan yang biasa digunakan adalah ikan cakalang asap atau ikan teri medan yang telah diasapi (rono tapa dalam Bahasa Kaili). Antara Uta dada ayam dan ikan hanya terdapat sedikit perbedaan bumbu. Uta dada ayam menggunakan sereh dan sedikit air asam jawa, Sedangkan uta dada ikan tidak menggunakan sereh tetapi menggunakan tomat, bukan air asam jawa.

Tabaro Dange

[sunting | sunting sumber]

Dange terbuat dari sagu (tabaro, dalam Bahasa Kaili berarti sagu, dan dange yaitu panggang) sehingga tabaro dange berarti sagu panggang. Sagu dicampur dengan kelapa parut, kemudian dipanggang di atas kayu bakar menggunakan wajan khusus yang terbuat dari tanah liat yang bentuknya lebih ceper seperti piring. Proses pembakarannya unik, di mana campuran sagu dipanggang di antara dua wajan tanah yang panas sehingga matang merata. Tabaro dange dapat dinikmati dengan ikan, atau gula merah/gula aren jika ingin rasa manis. Makanan serupa juga dikenal dengan nama ambal di Kabupaten Buol, jepa oleh Suku Mandar di Sulawesi Barat, dan juga dange di Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan. Bedanya, dange di Palu dan ambal terbuat dari sagu, dange di Pangkep terbuat dari beras ketan, sedangkan jepa terbuat dari parutan singkong.

Tetu merupakan kue basah yang berbahan dasar terigu, tepung beras, santan, dan gula aren atau gula putih. Tetu dicetak dengan wadah yang terbuat dari daun pandan besar yang telah dibentuk seperti perahu/mangkuk. Gula aren yang telah disisir atau gula putih dimasukkan ke dalam cetakan daun pandan, lalu dituangi adonan dan dikukus hingga matang. Ada petuah yang mengatakan untuk tidak membuka kukusan sebelum tetu benar-benar matang, karena akan memengaruhi hasilnya. Tetu memiliki tekstur lembut, adonan yang tawar, manis gula yang meleleh di bagian bawah, serta wangi pandan. Tetu sangat mudah dijumpai di bulan Ramadan dan dijadikan sebagai takjil. Tetu juga dikenal oleh masyarakat Suku Mandar di Sulawesi Barat. Tetu disebut juga sebagai kue perahu atau kue lampu-lampu di Sulawesi Utara dan Gorontalo.

Nasi Kuning

[sunting | sunting sumber]

Kota Palu juga memiliki jenis nasi kuning yang khas. Nasi kuning di Palu biasanya disajikan dengan ikan saus (dimasak dengan cabai, tomat bawang, dll), ayam saus, telur rebus, atau gore-gore (daging yang direbus, digoreng, dan ditumis dengan bumbu dengan cita rasa manis pedas berempah, dengan tambahan ubi kayu goreng), serta sambal. Nasi kuning menjadi pilihan sarapan dan makan malam bagi masyarakat Palu.

Bawang Goreng

[sunting | sunting sumber]

Meski tidak untuk dimakan begitu saja, bawang goreng menjadi pelengkap di berbagai hidangan dan merupakan salahsatu buah tangan yang cukup populer di Kota Palu. Bawang goreng Palu terbuat dari bawang varietas lokal, bukan bawang merah biasa. Bentuknya mirip seperti bawang merah, namun dengan warna yang lebih pucat nyaris putih dan sedikit kehijauan. Jenis bawang seperti ini konon kurang enak untuk digunakan sebagai bumbu masakan, dan lebih cocok untuk dijadikan bawang goreng. Bawang goreng khas Palu memiliki tekstur yang lebih padat, renyah, dan warna yang kuning keemasan dibandingkan bawang goreng dari bawang merah biasa yang biasanya lebih kecoklatan. Bawang goreng dapat dengan mudah ditemukan di toko oleh-oleh, dan di pasar tradisional. Bahkan di beberapa pasar ada yang menjual bawang goreng mentahan yang sudah diiris dan siap digoreng.

Transportasi

[sunting | sunting sumber]

Transportasi Udara

[sunting | sunting sumber]

Kota Palu mempunyai sebuah bandara nasional yang berada di dalam kota, yaitu Bandara Mutiara Sis Al-Jufrie, terletak di Kecamatan Palu Selatan, Kelurahan Birobuli Utara.

Transportasi Laut

[sunting | sunting sumber]

Kota Palu juga mempunyai sebuah Pelabuhan Nasional yang juga berada di dalam wilayah kota, yaitu Pelabuhan Pantoloan, terletak di Palu Utara, Kecamatan Tawaeli, Kelurahan Pantoloan.

Transportasi Darat

[sunting | sunting sumber]
Jembatan di Palu pada tahun 1930-an

Transportasi darat di kota Palu meliputi transportasi tradisional dan modern.

Di kota Palu sedikitnya telah beroperasi 800 minibus angkutan kota (angkot) yang menjadi komuter utama di kota ini. Jumlah angkot di kota ini sering kali dianggap terlalu banyak, mengingat kota ini hanya membutuhkan sekitar 500 angkot. Hal ini berarti terdapat 2 angkot untuk seorang komuter. Biaya Rp. 4.000,- untuk orang dewasa dan Rp. 3.000,- untuk pelajar. Uniknya, meskipun trayek angkot telah ditetapkan, setiap angkot dapat saja mengantar penumpang ke mana saja sepanjang sopir angkot berkenan. Satu hal lagi yang unik adalah angkot tersebut disebut sebagai "Taksi" oleh penduduk setempat. Warna angkot ini juga hanya 1, yaitu warna biru tua.

Moda bus hanya digunakan untuk transportasi dalam skala besar dan tidak bersifat publik di dalam kota. Moda ini digunakan untuk mengangkut penumpang antar kota dalam maupun lintas provinsi.

Taksi adalah komuter paling eksklusif di kota ini. Untuk menunjukkan perbedaan dengan 'taksi' angkot, maka penduduk setempat menggunakan kata "argo" (taksi argo) untuk menyebut komuter ini yang mengacu pada argometer yang melengkapi setiap taksi.

Ojek adalah moda transportasi alternatif di kota ini. Sama seperti di kota-kota lainnya, ojek merupakan 'taksi motor' yang selalu siap mengantar penumpang langsung ke tujuannya dengan tarif yang sesuai dengan jarak tempuh tujuannya. Bila di kota-kota lain para tukang ojek menggunakan seragam, maka di kota ini Anda mungkin akan kesulitan untuk menemukannya karena tidak adanya baju seragam bagi para tukang ojek. Namun, Anda bisa menemukannya di sudut-sudut perempatan jalan atau mereka akan menawarkan jasanya langsung jika melewati Anda yang terlihat sedang menunggu di tepi jalan. Pertengahan tahun 2017 komunitas ojek palu diramaikan dengan kedatangan aplikasi ojek daring yaitu Grab

Moda transportasi tradisional ini masih dapat dijumpai di beberapa wilayah kota ini. Namun, wilayah peredarannya dibatasi agar tidak memasuki pusat kota dan hanya terbatas untuk mengangkut penumpang dan barang di sekitar lokasi pasar-pasar tradisional.

Bencana alam

[sunting | sunting sumber]

Gempa bumi 2005

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 24 Januari 2005 pukul 04.10 WITA, Gempa bumi berkekuatan 6,2 pada Skala Richter mengguncang Palu. Pusat gempa terjadi di Desa Bora Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, 16 km arah tenggara Kota Palu tepatnya, di kedalaman 30 km. Gempa itu berada pada 1°03′ LS - 119°99′ BT. Warga panik dan langsung mengungsi karena takut kemungkinan adanya tsunami seperti yang terjadi di Aceh. Sebagian dari mereka melarikan diri ke perbukitan dan pegunungan. Akibatnya, satu orang meninggal, empat orang cedera dan 177 bangunan rusak. Warga sekitar Biromaru malah Mengungsi didekat tempat pusat gempa.

Gempa bumi dan tsunami 2018

[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 28 September 2018 pukul 18.02 WITA, gempa berkekuatan 7,4 Mw mengguncang daerah Donggala, Palu, Sigi dan sekitarnya. Selain korban jiwa, gempa dan tsunami menyebabkan sarana dan prasarana rusak. Salah satunya Jembatan Kuning yang menjadi ikon Kota Palu ambruk. Berikut informasi terkini terkait bangunan yang rusak:

  • Bangunan dan utilitas kota sepanjang Teluk Palu yang tersapu tsunami dengan radius pencapaian gelombang rata-rata 300 meter dari bibir pantai.
  • Hotel Roa-Roa berlantai 8 di Jalan Pattimura rata dengan tanah. Di hotel terdapat 76 kamar dari 80 kamar yang terisi oleh tamu.
  • Permukiman padat Perumahan Nasional Perumnas Balaroa, Palu Barat yang terdampak likuifaksi, setidaknya lebih dari 1800 bangunan amblas 4 meter dan 550 korban meninggal dunia tertimbun tanah dan reruntuhan. Kawasan terdampak likuifaksi di zonasi sebagai kawasan dilarang membangun (red zone).
  • Permukiman beserta lahan pertanian di Kelurahan Petobo yang terdampak likuifaksi.
  • Desa Jono Oge dan Desa Sibalaya Kabupaten Sigi dan lahan pertanian sekitar terdampak likuifaksi.
  • Bandar udara Mutiara SIS Al-jufri mengalami kerusakan pada landasan pacu sepanjang 400 meter dari panjang utama 2400 meter, menara pemantau (ATC) roboh dengan 1 korban meninggal dunia, dan bangunan utama bandar udara yang rusak dan retak.
  • Pusat perbelanjaan atau salah satu mal terbesar di kota Palu, Mall Tatura Jalan Emmy Saelan ambruk.
  • Pusat perbelanjaan Palu Grand Mall terletak di jalan Diponegoro terhempas tsunami terletak persis berhadapan dengan Teluk Palu.
  • Hotel Mercure terletak di jalan Cumi-cumi dan Hotel Palu Golden terletak di jalan Raden Saleh rusak dan terhempas tsunami.
  • Arena Festival Pesona Palu Nomoni merupakan kawasan sepanjang teluk sebagai tempat acara utama Hari jadi Kota Palu dimana terdapat ratusan hingga ribuan orang pengisi acara.
  • Gedung Anutapura Medical Centre (AMC) di Rumah Sakit Anutapura yang berlantai empat di Jalan Kangkung, Palu roboh
  • Jembatan Kuning Ponulele roboh diguncang gempa dan diterjang tsunami.
  • Jalur trans Sulawesi Palu dari Polo-Poso-Makassar tertutup longsor, jalur trans Sulawesi Palu-Mamuju-Makassar, dan jalur trans Sulawesi Palu-Donggala-Toli-toli tertutup material tsunami.
  • Garis patahan sesar Palu-Koro terlihat mengalami pergeseran tanah mendatar kurang lebih hingga 5,5 meter membentuk garis lurus membelah kota yang ditandai dengan bengkoknya jalan-jalan strategis kota di antaranya Jalan Cumi-cumi, jalan Diponegoro, jalan Lasoso, jalan Asam, jalan Kedondong, jalan Pipa air, jalan Cemara, jalan Manggis, jalan Kamboja (Perumnas Balaroa), hingga jalan Padanjakaya, semuanya membentuk garis dengan perpindahan yang sama.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Palu 2014-2019
  2. ^ "Perolehan Kursi DPRD Kota Palu 2019-2024". Diarsipkan dari versi asli Periksa nilai |url= (bantuan) tanggal 2013-07-11. Diakses tanggal 2022-01-24. 
  3. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  4. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  5. ^ palukota.bps.go.id Pertumbuhan dan Total Penduduk. Diakses pada 23 Januari 2012.
  6. ^ Kompas.com. (27 Februari 2012). Palu Bisa Menjadi Pusat Budaya Sulawesi. Diakses pada 4 Juni 2014 11:21 dari http://oase.kompas.com/read/2012/02/27/16481582/Palu.Bisa.Menjadi.Pusat.Budaya.Sulawesi[pranala nonaktif permanen]
  7. ^ Kompas.com. (19 Januari 2011). Palu Bakal Punya Masjid Terapung. Diakses pada 4 Juni 2014 11:47 dari https://web.archive.org/web/20131019083322/http://regional.kompas.com/read/2011/01/19/20054943/Palu.Bakal.Punya.Masjid.Terapung
  8. ^ Kompasiana.com. "Memanjakan Mata di Vila Bukit Indah Doda". KOMPASIANA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-31. Diakses tanggal 2022-05-23. 
  9. ^ "Review Villa Bukit Indah Doda | Ruang Cindi" (dalam bahasa Inggris). 2022-02-13. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 2022-05-23. 
  10. ^ "Uta Dada, Kuliner Khas Palu dan Rahasia Memasaknya | aginamo". aginamo.blogspot.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-05-30. Diakses tanggal 2022-05-23. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]