Lompat ke isi

PSMS Medan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Email baru (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Membatalkan 1 suntingan oleh Buyek shing (bicara) ke revisi terakhir oleh Indonesiainfo24 (twinkle)
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(544 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Rapikan}}
{{refimprove}}
{{Infobox sepak bola Ligina
{{Infobox football club
|clubname = PSMS Medan
| clubname = PSMS Medan
|image = [[Berkas:LogoPSMS.png|100px|Logo PSMS]]
| image =LogoPSMS.png
| image_size = 220px
|fullname = Persatuan Sepak bola <br />Medan Sekitarnya
| fullname = Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya
|nickname = ''Ayam Kinantan''
| nickname = *''Ayam Kinantan''
|founded = [[21 April 1950]]
*''The Killer'' (Sang Pembunuh)
|ground = [[Stadion Teladan]],<br />[[Medan]], [[Indonesia]]
| founded = {{start date and age|1950|4|21}}
|capacity = 20.000
| chairman = [[dr Mahyono]]
| ground = [[Stadion Teladan]]
| capacity = 30.000
| coach = Suharto AD
| owner = PT. Kinantan Medan Indonesia
| ass. coach = Edy Syahputra & Sahari Gultom (Goal keeper coach)
| chrtitle = Direktur
| manager = Andry Mahyar Matondang
| chairman = {{flagicon|IDN}} Arifuddin Maulana Basri
| league = [[divisi utama Liga Indonesia]]
| direktur teknis = Andry Mahyar Matondang
| season = [[2014 Liga Indonesia Divisi Utama]]
| manager = {{flagicon|IDN}} Mulyadi Simatupang
| position = '''3rd in Grup 1'''
| pelatih = {{flagicon|IDN}} Miftahudin Mukson
| website = http://psmsmedanbola.com/
| asisten pelatih ={{flagicon|IDN}} Legimin Rahardjo
| pattern_la1=|pattern_b1=_whitethinlines|pattern_ra1=|leftarm1=008000|body1=008000|rightarm1=008000|shorts1=008000|socks1=FFFFFF
| league = [[Liga 2 (Indonesia) 2023–2024|Liga 2]]
| pattern_la2=|pattern_b2=_levadiabody2|pattern_ra2=|leftarm2=FFFFFF|body2=008000|rightarm2=FFFFFF|shorts2=FFFFFF|socks2=008000
| season = [[Liga 2 (Indonesia) 2023–2024|2023/2024]]
| position = Peringkat 3, Grup A
|pattern_la1=_juventude13t
|pattern_b1= _whitecollar
|pattern_ra1=_juventude13t
|pattern_sh1=
|pattern_so1=_whitestripe
|leftarm1=008000
|body1=008000
|rightarm1=008000
|shorts1=FFFFFF
|socks1=008000
|pattern_la2=
|pattern_b2= _vneck
|pattern_sh2=
|pattern_so2=
|pattern_ra2=_whiteborder
|leftarm2=FFFFFF
|body2=FFFFFF
|rightarm2=FFFFFF
|shorts2=007744
|socks2=FFFFFF
| website = https://instagram.com/official_psmsmedan
| fansgroup = * Kampak FC
* SMeCK Hooligan
* PSMS Fans Club
* La Curva 1950
| current = Liga 2 (Indonesia) 2023–2024
}}
}}
'''Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya''' (disingkat '''PSMS Medan''') adalah sebuah klub [[sepak bola]] profesional [[Indonesia]] yang berbasis di [[Kota Medan]], [[Sumatera Utara]]. Klub tersebut saat ini bermain di [[Liga 2 (Indonesia)|Liga 2]].


== Sejarah ==
'''Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya''' atau biasa disingkat '''PSMS Medan''' adalah sebuah klub [[sepak bola]] [[Indonesia]] yang berbasis di [[Medan]], [[Sumatera Utara]]. PSMS Medan saat ini bermain di divisi utama Liga Indonesia.
'''<big>Tahun-tahun awal (1907–1950)</big>'''


Sejarah PSMS dimulai dengan DVB. Secara eksplisit, para pemangku kepentingan sepakbola di Medan memulai rapat umum pertama untuk membentuk serikat pada tanggal 7 Juli 1907 (lihat pos De Sumatra, 08-07-1907). Kemudian kemudian, dengan berdirinya OSVB pada tahun 1915, DVB secara terbuka menyatakan bersedia untuk berintegrasi dengan OSVB (proses fusi). Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi, coverage area OSVB sudah tidak efektif lagi. Pada bulan September 1949, para pemangku kepentingan sepak bola di Medan membentuk VBMO (proses fisi). Dalam rangka menyesuaikan kebijakan VUVSI (NIVU suksesi) pada tahun 1948 untuk menerjemahkan VUVSI menjadi ISNIS, maka VBMO juga diterjemahkan menjadi PSMS dan kemudian serikat sepak bola Medan disebut VBMO/PSMS.
PSMS Medan dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian sejak tahun 1930 telah berdiri klub ''Medansche Voetbal Club'' (MSV) yang diyakini merupakan embrio PSMS. Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia oleh karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran bahwasannya logo PSMS berupa "daun" dan "bunga tembakau Deli".


Pada bulan Maret 1950, militer Belanda meninggalkan Medan . Organisasi sepak bola Negara Sumatera Timur pada masa pendudukan Belanda, Rumah Susun Football Club (RSFC) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang telah berdiri sejak awal tahun 1930-an kemudian pada tahun 1950 berubah nama menjadi Persatuan Sepakbola Medan dan Sekitarnya atau disingkat menjadi PSMS. Namun, tidak ada bukti yang jelas bahwa MVC, DVB, OSVB, VBMO, RSFC, dan klub sepak bola lain yang didirikan pada masa kolonial Belanda adalah cikal bakal PSMS. [2]
PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas ''rap-rap'' yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.


Penggagas lahirnya PSMS Medan ada 6 tokoh yang mewakili 6 Klub Amatir yang ada di Medan tahun 1950. Keenam tokoh tersebut adalah Adinegoro (Al Wathan), Madja Purba (Sahata), Sulaiman Siregar (PO Polisi), TM Harris (Medan Sport), dr Pierngadi (Deli Matschapij) dan Tedja Singh (India Football Team). Merekalah yang mengkoordinir 23 klub di Medan saat itu untuk mendirikan PSMS Medan pada 21 April 1950.
Menjelang digelarnya [[Liga Super Indonesia]] pada 12 Juli 2008, tim ini masih dipayungi dengan polemik internal antar pengurus tim dengan pihak pengelola yang mencuatkan pengunduran diri PSMS Medan dari ajang LSI 2008 di mana akhirnya pada tanggal 10 Juli 2008 [[Badan Liga Indonesia]] memutuskan untuk tetap mengikutsertakan PSMS Medan mengikuti ajang Liga Super Indonesia meski harus menggunakan [[Gelora Bung Karno|Stadion Gelora Bung Karno]] di [[Jakarta]] pada paruh musim pertama setelah pihak pengelola setuju memberi kompensasi sebesar Rp. 2,5 miliar sebagai dana renovasi infrastruktur [[Stadion Teladan]], [[Medan]].


Kota Medan sudah lama dikenal dunia karena adanya perkebunan tembakau Delinya. Tak heran jika logo PSMS berbentuk "daun" dan "bunga tembakau deli". Tembakau Deli juga menjadi lambang PSMS Medan sampai sekarang .1950 berarti lahirnya PSMS pada tanggal 21 April 1950. Warna Hijau berarti perkebunan. Warna Putih berarti Suci yang dalam arti luas berarti Sportif.
== Era Ligina ==
=== Ligina I ===
Pada musim pertama Liga Indonesia yang saat itu terbagi atas 2 wilayah, di mana PSMS berada Wilayah Barat, prestasi PSMS hanyalah di papan tengah klasemen. Pemain kunci saat itu antara lain : [[Iwan Karo-Karo]], Abdul Rahman, Witya Fusen, Irfansyah. PSMS pada saat itu dijuluki jago kandang karena sulit dikalahkan bila bermain di [[Medan]].
=== Ligina II ===
Pada musim kedua Liga Indonesia, PSMS kembali bergabung di Wilayah Barat, dan PSMS kembali hanya berada di papan tengah klasemen. Pemain kunci saat itu adalah [[Ronaldo]] dan [[Alessando]] dari [[Brasil]], serta [[Iwan Karo-Karo]]. Salah satu pertandingan pada musim ini yang paling mengesankan adalah ketika PSMS bertandang ke kandang Pelita Jaya dan menang 4 - 3, di mana gol PSMS dicetak oleh Ronaldo, Alessandro, dan 2 gol oleh [[Khair Rifo]]. Sementara, salah satu pencetak gol Pelita adalah pemain [[Italia]], [[Giuseppe Accardi]] yang saat ini berprofesi sebagai pemandu bakat bagi klub-klub Eropa. Musim ke-2 ini adalah awal sejarah di mana [[PSSI]] mensubsidi dua pemain asing bagi setiap tim.&lt;br /&gt;


Warna hijau tetap dipertahankan sebagai warna kostum utama PSMS Medan. Warna hijau pada kostum PSMS juga dapat diartikan sebagai kesejukan, kesegaran dan ketenangan.
=== Ligina III ===
Pada musim ketiga Liga Indonesia, PSMS tergabung di Wilayah Tengah. Pada musim ini, PSMS hampir saja terdegradasi. Pemain kunci saat itu adalah Khair Rifo, M. Halim, dan pemain Brasil, Brazio. Musim ini menjadi awal bangkitnya PSMS di musim selanjutnya. Penampilan yang bagus dari Khair Rifo dan M. Halim membuat mereka dibeli oleh Persib Bandung pada musim berikutnya.&lt;br /&gt;


PSMS Medan dikenal dengan ciri khas permainan rap-rap yaitu sepak bola yang keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih dan menjunjung tinggi sportivitas. Hal inilah yang sering diperlihatkan oleh tim berjuluk “The Killer” dan kini berjuluk “Ayam Kinantan”.
=== Ligina IV : 2 Wilayah (Wilayah Barat) {{br}} ===
* Prestasi : Peringkat 1 wilayah barat (sementara) {{br}}
* Pemain Kunci : Saphou Lassy (Gbn), Alain Mambenda (Gbn), Meiyadi Rakasiwi, M. Affan Lubis. {{br}}
* Komentar : Partai terakhir PSMS sebelum liga dihentikan adalah Vs PSIS dan kalah 1-2 di Teladan. Partai mengesankan adalah melawan Pelita Jaya dengan hasil 4-2 &amp; 2-2 Pelita adalah tim favorit dengan duet Kurniawan dan Dejan Glusevic, tapi PSMS tidak terkalahkan ketika melawan mereka. Dan di musim kompetisi ini PSMS dikenal sulit ditaklukan baik ketika bermain kandang maupun tandang. {{br}}
* [[Pelatih]] : Jairo Matos [[Brasil]] tapi diganti oleh Suimin Dihardja.&lt;br /&gt;


PSMS adalah klub sepak bola yang berasal dan berbasis di Stadion Kebun Bunga Jl. Candi Borobudur No.2 , Medan Sumatera Utara.


PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas ''rap-rap'' yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.
=== Ligina V : 5/6 Wilayah ( Wilayah IA) {{br}} ===
* Prestasi : Juara Wilayah dan Semifinalis. {{br}}
* Pemain Kunci : Jean Michel Babouaken (Cam), Baco Sadissou (Cam), Affan Lubis, Sahari Gultom. {{br}}
* Komentar : Partai Pertama 8 Besar PSMS - PKT 1–0 ( Babouaken )
PSMS kalah disemifinal ketika menghadapi Persebaya dengan adu pinalti, ketika itu PSMS mengenakan seragam putih.


=== Ligina VI : 2 Wilayah (Wilayah Barat) ===
=== Era ''The Killer'' (1953-1967) ===
Era kejayaan PSMS terjadi sejak tahun 1953. Saat itu, PSMS sering mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Grazer AK , Kowloon Motorbus (Hong Kong), Grasshopper , Star Soccerites (Singapura) dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dicicipi PSMS melawan tim asing, PSMS mendapat julukan "Killers" atau "Algojo" tim-tim dari luar negeri.


Eksistensi PSMS di awal kemunculannya sudah tidak diragukan lagi. PSMS sering menang melawan setiap pertandingan klub dalam dan luar negeri. Saat itu PSMS mendapat julukan The Killer karena selalu menghajar lawannya di lapangan. Saat itu PSMS juga beranggotakan pemain-pemain fenomenal seperti Ramlan Yatim, Ramli Yatim, Buyung Bahrum, Kliwon, Cornelius Siahaan, Yusuf Siregar, Filip Bonar Lumban Tobing, M.Rasijd, Arnold Van Der Vin dan lain-lain. Kepiawaian menggiring bola membuat PSMS dan Sumut kerap menjuarai beberapa turnamen dan liga olahraga. Tahun 1953 dan 1957 pemain PSMS yang membela Tim Sumut di Pekan Olahraga Nasional berhasil mempersembahkan Medali Emas. Di Perserikatan 1954 dan 1957 PSMS meraih gelar Runner Up.
* Pemain Kunci : Nelson Leon Sanchez (Chl), Jaime Rojas (Chl), Ariel Guttierrez (Chl), Colly Misrun, Slamet Riyadi. {{br}}
* Prestasi : 8 Besar Group B di Makassar. {{br}}
* Komentar : Merupakan tahun ketiga ditangani oleh Suimin Dihardja yang mana pelatih ini dikenal sebagi pelatih kampung yang membuat PSMS menjadi salah satu tim elit yang paling disegani di kompetisi utama [[Liga Indonesia]]. Selain itu pada musim ini, PSMS juga mengenalkan salah satu bintang lokal bernama [[Edu Juanda]].
=== Ligina VII &amp; Ligina VIII ===
==== Ligina VII ====
* Pemain Kunci : [[Marco Mourmada]] (Chad), [[Ariel Guttierrez]] (Chl), Colly Misrun, Supriyono, Edu Juanda, Sahari Gultom. {{br}}
* Prestasi : Juara Wilayah Barat dan semifinalis Ligina. {{br}}
* Komentar : Secara tragis PSMS kembali tersingkir di semifinal lewat adu pinalti yang kali ini dimenangi oleh [[PSM Makassar]]. PSMS sendiri ketika adu pinalti terpaksa menggunakan kiper kedua, Suprayetno setelah Sahari Gultom mengalami cedera. Musim ketujuh ini juga menjadi titik balik dari kekuatan PSMS yang membuat pelatih [[Suimin Diharja]]keluar. {{br}}
Skuad lainnya: Abdul Rahman Marasabessy, Mahadi, Lilik Suheri, Gunawan, M.Erwin, Agustiono. Sueb Suprarpto, [[Alamsyah Nasution]], Sugianto, Slamet Riyadi.


Pada Olimpiade 1956 di Melbourne 3 pemain PSMS Medan, yaitu Ramlan Yatim, Ramli Yatim dan M. Rasijd tampil membela Tim Nasional Sepak Bola yang tampil di Olimpiade
==== Ligina VIII ====


Pada era ini beberapa pemain PSMS seperti Ramli Yatim, Ramlan Yatim, M. Rasijd, Yusuf Siregar, Cornel Siahaan, Arnold Van Der Vin, Saari, Matseh, Azis Tanjung, Saiban, Eddy Simon, Muslim dan Ipong Silalahi kerap dipanggil memperkuat Tim Nasional Indonesia
* Pemain Kunci : [[Zulkarnaen]], Nasib Rayadi, Francis Wolo (Lbr), Herman Pulalo, [[Saktiawan Sinaga]], Syaiful Amri Harahap, Supriyono. {{br}}
* Prestasi : Degradasi. {{br}}
* Komentar : Prestasi paling buruk PSMS meski sempat mendapat bantuan tenaga dari Saphou Lassy. {{br}}
* Pelatih : Abdul Rahman Gurning.&lt;br /&gt;
&lt;br /&gt;


=== Era Perserikatan (1967-1990) ===
Memasuki tahun 1960-an, PSMS menjadi momok yang menakutkan bagi klub-klub di Indonesia. Pada April 1967, Final Piala Suratin berlangsung di Stadion Menteng, Jakarta. Di babak final ini, PSMS Jr yang diasuh oleh Legenda PSMS Ramli Yatim berhasil unjuk gigi sebagai kekuatan utama sepak bola saat itu.


Ramli Yatim berhasil memoles sosok Ronny Pasla, Sarman Panggabean, Wibisono, Tumsila, Nobon, dll sebagai bintang masa depan Medan dan Indonesia. Di final yang berlangsung pada 26 April 1967, PSMS menghadapi tuan rumah yang juga musuh bebuyutan mereka, Persija. Ronny Pasla menjadi bintang dalam duel ini dengan aksi briliannya di bawah mistar. Karena hari semakin gelap dan Stadion Menteng tidak memiliki penerangan yang memadai, akhirnya diputuskan PSMS dan Persija menjadi Juara Bersama dengan ketentuan 6 bulan pertama trofi dibawa ke Medan dan 6 bulan berikutnya trofi dibawa ke Jakarta.
=== Ligina IX, X, XI, XII, dan XIII ===


Kesuksesan skuad PSMS Jr mendorong pelatih PSMS Jusuf Siregar yang didampingi Ramli Yatim untuk mempromosikan beberapa pemain PSMS Jr ke Tim Senior PSMS yang berlaga di Kejuaraan Nasional PSSI 1967, di antaranya Ronny Pasla, Tumsila, Sarman Panggabean dan Wibisono. Kombinasi pemain muda ini dengan pemain senior antara lain Yuswardi, Zulham Yahya, Sukiman, Ipong Silalahi, Muslim, A. Rahim, Syamsuddin, Sunarto, Aziz Siregar, Zulkarnaen Pasaribu dll ternyata sukses besar, membuat PSMS semakin solid dan solid. akhirnya berhasil menjadi juara. Wilayah Barat dan lolos ke babak semifinal yang berlangsung di Jakarta didampingi Persib. Pada babak semifinal yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta, PSMS menghadapi Persebaya dan Persib menghadapi PSM. Di semifinal ini, pertandingan berlangsung dua kali, yakni pada 6 dan 7 September 1967. Di semifinal pertama ini, PSMS kalah 0-1 dari Persebaya. Dalam duel yang berlangsung malam ini PSMS tidak memiliki bintangnya Zulham Yahya yang diskors karena kartu merah di penyisihan grup dan posisinya ditempati oleh bintang muda Sarman Panggabean. Sementara Persib menang 1-0 atas PSM. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967.
Pemain Kunci : M. Affan Lubis, Nasib Rayadi, Saktiawan Sinaga, Coli Misrun, M. Halim, Cristian Gonzales (Cili), Saktiawan Sinaga, Alejandro Tobar (Cili), Alcidio Fleitas (Cili), Cristian Carrasco (Cili), Saktiawan Sinaga, Mario Alberto (Cili), Mbom Mbom Julien ([[Kamerun]]) {{br}}
Prestasi : Peringkat 2 Divisi Satu dan Promosi ke Divisi Utama, Peringkat ke-7 Wilayah Barat, Babak 8 Besar {{br}}
Pelatih : [[Nobon Kayammudin|Nobon Kayamudin]], Sutan Harhara {{br}}
Komentar : Bermain di Divisi Satu adalah sejarah terburuk bagi salah satu tim pilar Liga Indonesia ini. Nabun di bawah tangan dingin pelatih [[Nobon Kayammudin|Nobon Kayamudin]], PSMS berhasil promosi ke Divisi Utama. Kendati membawa PSMS promosi, Nobon didepak oleh klub dan kemudian digantikan oleh pelatih [[Sutan Harhara]].


Pada Final PSMS ini mendapat ujian yang berat karena salah satu bintangnya, Djamal mengalami cedera dan akhirnya posisi tersebut ditempati oleh bintang muda PSMS, Sarman Panggabean. Dan Zulham Yahya bisa muncul lagi. Selain Sarman dan Ronny Pasla di Final, striker muda Tumsila juga masuk sebagai starter. Ternyata di Final ini PSMS tampil apik dan akhirnya berhasil mengalahkan Persib 2-0 lewat gol yang dicetak A.Rahim dan Zulkarnaen Pasaribu ke gawang Persib yang dikawal Jus Etek. Ini kali pertama PSMS Medan juara. Kejuaraan Nasional/Divisi Utama Perserikatan PSSI sejak didirikan pada tahun 1950 dan disambut dengan meriah oleh para pendukung PSMS Medan di Jakarta dan di Sumatera Utara.
Kembali ke Divisi Utama membuat PSMS tidak ingin lengah dan mengulang degradasi. Meski dibesut pelatih stylish [[Sutan Harhara]], PSMS hanya bertengger di papan tengah Wilayah Barat. Di musim pertama menjadi pelatih utama di PSMS Medan membuat nama mantan pelatih kepala PSAD Medan M. Khaidir melejit menjadi salah satu pelatih yang cukup disegani di Liga Indonesia seiring dengan keberhasilannya membawa PSMS melaju ke putaran 8 Besar.


Keberhasilan PSMS membuat PSMS Medan mewakili Indonesia di Piala Emas Aga Khan 1967 yang berlangsung di Bangladesh. Dan akhirnya di Turnamen ini PSMS berhasil menjadi Juara setelah di Final mengalahkan tim tuan rumah Mohammaden 2-0 melalui 2 gol dari sundulan Tumsila. Saat kembali ke Medan rombongan disambut oleh Pangdam II/Bukit Barisan Mayjend Sarwo Edhie Wibowo dan disinilah Sarwo Edhie memberikan julukan “Kepala Emas” kepada Tumsila karena kemampuannya yang mumpuni dalam mencetak gol dengan sundulan dan sejak saat itu Julukan "Kepala Emas" sudah melekat pada Tumsila baik di PSMS maupun timnas. Saat itulah PSMS 1967 menjadi "Raja" Sepak Bola Indonesia
Pada musim kedua kepelatihan M. Khaidir justru menjadi puncak karirnya bersama PSMS Medan setelah dituntut mundur pasca kekalahan kandang atas [[Persitara]] yang juga mampu mengalahkan PSMS di kandang Persitara yang ketika itu digelar di [[Cilegon]], [[Banten]]. PSMS sendiri hanya menduduki posisi 5 dan gagal melaju ke babak 8 besar setelah pada pertandingan terakhir kalah 0-1 atas [[Persijap]] [[Jepara]] yang digelar di [[Stadion Teladan]], [[Medan]]. Posisi kosong M. Khaidir untuk sementara diganti oleh Asisten Pelatih Rudi Sa'ari yang berhasil memboyong untuk ketiga kalinya event tahunan Piala Emas Bang Yos di Jakarta. Musim ini para pendukung PSMS dan anggota dewan memintar pertanggungjawaban APBD senilai Rp. 16 Miliar yang dikucurkan untuk mengikuti Ligina XII.


Setelah tim nasional memenangkan Piala Raja 1968, para pemain tim nasional dikontrak secara profesional oleh TD Pardede di klubnya, Pardedetex. Pemain yang dikontrak tersebut antara lain Soetjipto Soentoro, Sinyo Aliandoe, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Muliyadi (Persija), M. Basri (PSM), Abdul Kadir, Jacob Sihasale (Persebaya), Anwar Ujang (Persika), Max Timisela (Persib). ) plus ada 3 bintang PSMS Medan yaitu Sarman Panggabean, Sunarto dan Aziz Siregar. Karena pada saat itu Pardedetex meskipun mengontrak pemain secara profesional namun dalam kompetisi bernaung di Kelas Utama/Divisi Utama PSMS sehingga secara otomatis skuad Pardedetex memperkuat PSMS pada Kejuaraan Nasional/Divisi Utama PSSI 1969. Skuad Pardedetex ini memperkuat PSMS plus dan didukung oleh Pemain Sepak Bola Medan Non Pardedetex antara lain Ronny Pasla, Yuswardi, Tumsila, Zulham Yahya, Ipong Silalahi, Syamsuddin dan di saat-saat tertentu Sukiman dan Nobon ditambahkan. Skuad ini dilatih oleh Ramli Yatim dan EA Mangindaan.
Inilah prestasi tertinggi PSMS Medan dengan menjadi finalis Liga Indonesia. Di partai puncaknya PSMS dikalahkan 1-3 oleh [[Sriwijaya FC]] yang juga berhasil menyingkirkan PSMS di babak semifinal Piala Indonesia. Hanya setahun menangani PSMS, pelatih Freddy Muli memilih kembali ke [[Persebaya]] yang dilatihnya sebelum hengkang ke PSMS Medan.


Skuad inilah yang berhasil membawa PSMS Medan ke Kejuaraan Nasional PSSI 1969 pada tanggal 6 Juli 1969 dengan rekor gol yang mengerikan di Final yang diikuti oleh 7 tim, yang termasuk 29 gol dan hanya kebobolan 2 gol dan tidak terkalahkan. Adapun 7 tim yang berlaga di babak final Kejuaraan Nasional PSSI adalah PSMS Medan, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persib Bandung, PSKB Binjai dan Persipura Jayapura. Keberhasilan ini membuat PSMS Medan untuk kedua kalinya menjuarai Kejuaraan Nasional PSSI setelah sebelumnya sukses menjadi Juara Umum Kejuaraan Nasional PSSI pada tahun 1967.
== Era Liga Super Indonesia ==
=== [[Liga Super Indonesia 2008-09|2008-09]] ===


Pada September 1969 skuad PSMS yang berhasil menjadi Juara Umum Kejurnas PSSI mempertahankan bendera Sumatera Utara (Sumut) dalam PON VII yang berlangsung di Surabaya. Pada PON kali ini, skuad Sumut yang diasuh Ramli Yatim dan EA Mangindaan sukses tampil gemilang dan membawa Sumut meraih Medali Emas usai final yang diwarnai adu jotos antar pemain, mengalahkan DKI Jakarta 2-1 lewat gol. dicetak oleh Iswadi Idris dan Soetjipto Soentoro. Ini merupakan Medali Emas ketiga bagi Sumut dalam cabang sepak bola PON setelah sebelumnya sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957. Pada PON 1969, Soetjipto Soentoro menjadi top skorer dengan 16 gol dan memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh seniornya di PSMS dan Tim PON Sumut Yusuf Siregar pada PON 1953 dengan 15 gol. Rekor Tjipto ini hingga kini masih bertahan dan belum terpecahkan. Ramli Yatim juga berhasil menjadi orang pertama yang meraih Medali Emas PON sebagai Pemain dan Pelatih. Sebagai pemain, Ramli Yatim sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957.
Mengawali Musim pertama penyelenggaraan Liga Super, PSMS dilanda banyak masalah. Mulai dari eksodus besar-besaran para pemain bintang yang keluar karena masalah gaji yang tak terselesaikan, ditambah Stadion Teladan yang tak lulus stratifikasi Liga Super yang membuat PSMS harus menjadi tim musafir yang berpindah - pindah home base hingga masalah perpecahan di tubuh Tim. PSMS mengawali liga super dengan sangat buruk. Di bawah asuhan Eric William, PSMS berkutat di zona degradasi sepanjang paruh musim pertama. Melihat prestasi ini, [[Eric William]] akhirnya didepak digantikan oleh [[Lestiadi]].


PSMS mempertahankan gelar musim 1969-1971 setelah mengalahkan Persebaya lagi di final. Dan bersama Persija Jakarta , mereka menjadi juara bersama pada musim 1973–1975 akibat protes berlebihan kepada wasit pada menit ke-40 yang menyebabkan pertandingan harus dihentikan.
Memasuki putara kedua liga super pembenahan besar besaran dilakukan. Diantaranya menarik Rudi Keltjes sebagai Pelatih Kepala mengganti posisi Lestiadi yang dijadikan Assisten Pelatih, hingga berpindah homebse dari Stadion Siliwangi Bandung menjadi Stadion Jakabaring Palemban. Hasilnya sedikit demi sedikit PSMS berhasil merangkak keluar dari zona deglarasi. Bahkan di kompetisi [[AFC Cup]] PSMS berhasil membuat rekor sebagai klub Indonesia pertama yang berhasil lolos ke Babak 16 Besar setelah menjadi Runner Up Group F dibawah [[South China FC]] dari Hongkong walau kemudian ditundukkan [[Chonburi FC]] dari Thailand di Perdelapan Final. Namun sayang di akhir kompetisi PSMS harus finish di urutan ke 15 yang mengharuskan ayam kinantan menjalani laga Play-Off menghadapi peringkat 4 Divisi Utama [[Persebaya Surabaya]] memperebutkan Tiket Liga Super musim depan.{{br}}&lt;br /&gt;


PSMS adalah klub Indonesia pertama yang berlaga di Asian Champion Club Tournament (sekarang Liga Champions AFC ) pada tahun 1970 . PSMS berhasil merebut posisi keempat di semifinal setelah dikalahkan Taj Club 2-0 dan di pertandingan perebutan tempat ketiga dikalahkan oleh Homenetmen 1-0.
PSMS akhirnya terdegradasi untuk kedua kalinya setelah pada partai tersebut PSMS takluk 6-7 dalam drama adu penalti di Stadion Siliwangi Bandung. untuk kedua kalinya PSMS harus menerima kenyataan terdegrarasi setelah pada musim sebelumnya menjadi Runner Up liga.


Setelah 8 tahun tanpa gelar, akhirnya PSMS mengakhiri kemarau gelar pada tahun 1983 setelah di final mengalahkan Persib Bandung 3–2 melalui adu penalti (aet 0-0). Mereka kembali mempertahankan gelar pada musim 1985 ketika mereka mengalahkan Persib 2-1 dalam adu penalti (aet 2-2). Pertandingan yang dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno ini disaksikan oleh 150.000 penonton dengan kapasitas 110.000 tempat duduk, yang merupakan rekor kehadiran tertinggi dalam sejarah sepak bola Indonesia. Menurut buku Konfederasi Sepak Bola Asia yang diterbitkan pada tahun 1987, pertandingan ini merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah sepak bola amatir di dunia
== [[Divisi Utama Liga Indonesia]] ==
=== [[Divisi Utama Liga Indonesia 2009-10|2009-10]] ===


=== Era Liga Indonesia ===
Terdeglarasi ke divisi utama untuk kedua kalinya benar - benar menjadi raihan terburuk PSMS Medan. PSMS Segera berbenah, namun kekacauan di manajemen PSMS Medan saat itu membuat persiapan tim terganggu. Kepemimpinan Suimin Diharja di awal musim sebenarnya cukup baik. Dari hasil 5 laga awal PSMS berhasil dibawa bercokol di papan atas group 1 Divisi Utama. Namun karena sesuatu hal manajemen PSMS mengganti Suimin dengan Kustiono yang saat itu adalah pelatih [[PSAP Sigli]]. Hasilnya sangat buruk. Di tangan Kustiono, PSMS tidak sekalipun meraih kemenangan dan hingga musim 2009 menyisahkan 3 laga terakhir, PSMS berada di dasar klasemen dan terancam terdegradasi ke Divisi Satu.
Pada musim pertama Liga Indonesia yang saat itu terbagi atas 2 wilayah, di mana PSMS berada Wilayah Barat, prestasi PSMS hanyalah di papan tengah klasemen.


Pada musim kedua Liga Indonesia, PSMS kembali bergabung di Wilayah Barat, dan PSMS kembali hanya berada di papan tengah klasemen. Musim ke-2 ini adalah awal sejarah di mana [[PSSI]] mensubsidi dua pemain asing bagi setiap tim.
Dianggap kurang berhasil menangani PSMS, Kustiono kemudian digantikan oleh Zulkarnaen Pasaribu. Hasilnya, tiga laga terakhir berhasil dimenangi dan PSMS selamat dari Degradasi.


Pada musim ketiga Liga Indonesia, PSMS tergabung di Wilayah Tengah. Pada musim ini, PSMS hampir saja terdegradasi.
=== [[Divisi Utama Liga Indonesia 2010-11|2010-11]] ===


=== Era Liga Super Indonesia ===
Berkaca dari prestasi musim sebelumnya, PSMS tidak mau lengah. Manajemen membuat perombakan besar. Diantaranya, Seleksi pemain dilakukan jauh sebelum musim baru bergulir dengan mempertahankan sebagian besar pemain dari musim sebelumnya. Ini dilakukan demi menjaga kekompakan tim yang sudah terjalin sebelumnya. Selain itu, PSMS juga memainkan seluruh partai kandangnya di Stadion Teladan pada malam hari dengan harapan partai kandang PSMS mampu disaksikan ribuan pendukungnya. Pemain - pemain bintang juga didatangkan seperti [[Kurniawan Dwi Julianto]], [[Gaston Castano]] dan [[Donny F Siregar]]. Hasilnya cukup menjanjikan. PSMS berhasil menunjukkan kualitasnya dan bersaing di papan atas Divisi Utama group I bersama [[PSAP Sigli]] dan [[Semen Padang]]. PSMS berhasil memastikan satu tiket ke babak 8 Besar namun akhirnya tersingkir setelah gagal lolos dari group B usai kalah melawan [[Mitra Kukar]] dan ditahan imbang [[Persisam]] di laga terakhir group.
Menjelang digelarnya [[Liga Super Indonesia]] pada 12 Juli 2008, tim ini masih dipayungi dengan polemik internal antar pengurus tim dengan pihak pengelola yang mencuatkan pengunduran diri PSMS Medan dari ajang LSI 2008 di mana akhirnya pada tanggal 10 Juli 2008 [[Badan Liga Indonesia]] memutuskan untuk tetap mengikutsertakan PSMS Medan mengikuti ajang Liga Super Indonesia meski harus menggunakan [[Gelora Bung Karno|Stadion Gelora Bung Karno]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] pada paruh musim pertama setelah pihak pengelola setuju memberi kompensasi sebesar Rp. 10 miliar sebagai dana renovasi infrastruktur [[Stadion Teladan]], [[Kota Medan]].


== Perpecahan Dua Kubu ==
=== Perpecahan dua kubu ===
Mengawali musim baru 2011 kekacauan terjadi di [[PSSI]] yang turut mempengaruhi keikutsertaan PSMS di liga indonesia. Terpecahnya kompetisi di indonesia menjadi dua yaitu [[Liga Super Indonesia]] dan [[Liga Prima Indonesia]] membuat manajemen PSMS ikut membagi dua tim untuk mengikuti kedua kompetisi ini. [[PSSI]] yang mengusung [[Liga Prima Indonesia]] mengikutsertakan PSMS Medan sebagai salah satu peserta Liga Prima Indonesia karena dianggap sebagai tim yang memiliki sejarah kuat dalam sepak bola indonesia. Sementara PT. Liga Indonesia memilih PSMS sebagai satu dari empat tim pengganti setelah [[Persiraja Banda Aceh]], [[Persijap Jepara]], [[Semen Padang FC]], dan [[Persiba Bantul]] mengikuti [[Liga Prima Indonesia]]. PSMS ISL dipersiapkan untuk mengikuti [[Liga Super Indonesia]] sementara PSMS Medan dipersiapkan untuk mengikuti [[Liga Prima Indonesia]].
=== PSMS [[Liga Super Indonesia]] &amp; PSMS [[Liga Prima Indonesia]] ===


== Pendukung ==
mengawali musim baru 2011 kekacauan terjadi di Manajemen [[PSSI]] yang turut mempengaruhi keikutsertaan PSMS di liga indonesia. Terpecahnya kompetisi di indonesia menjadi dua yaitu [[Liga Super Indonesia]] dan [[Liga Primer Indonesia]] membuat manajemen PSMS ikut membagi dua tim untuk mengikuti kedua kompetisi ini. PSSI yang mengusung Liga Prima Indonesia mengikutsertakan PSMS Medan sebagai salah satu anggota tim Liga Prima Indonesia karena dianggap sebagai tim yang memiliki sejarah kuat dalam sepakbola indonesia. Sementara [[PT. LIGA INDONESIA]] memilih PSMS sebagai satu dari empat tim pengganti setelah [[Persiraja Banda Aceh]], [[Persijap Jepara]], [[Semen Padang FC]], dan [[Persiba Bantul]] memilih mengikuti [[Liga Prima Indonesia]]. PSMS Medan dipersiapkan untuk mengikuti [[Liga Super Indonesia]] sementara [[PSMS Medan|PSMS IPL]] dipersiapkan untuk mengikuti [[Liga Primer Indonesia]] bersama tiga tim pengganti lainnya yaitu [[Gresik United]], [[Persiram Raja Ampat]] dan [[Persidafon Dafonsoro]].
'''PSMS Medan''' memiliki beberapa kelompok pendukung. Yang tertua dan pertama kali berdiri yaitu sejak 17 Januari 2001 adalah '''KAMPAK FC''' ''(Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan - Fans Club)''. Lalu akibat dinamika organisasi lahirlah kelompok supporter kedua yang bernama '''SMeCK Hooligan''' ''(Supporter Medan Cinta Kinantan Hooligan)'' yang terbentuk pada 30 September 2003 kemudian lahir juga '''PFC (PSMS FANS CLUB)''' dan juga '''LA CURVA1950'''
sebagai kelompok termuda saat ini. Selain mendukung PSMS di [[Stadion Teladan]] [[Kota Medan]], mereka juga ikut memberikan dukungan kepada tim yang terbentuk 30 April 1950 itu kala bertandang ke luar [[Kota Medan]]. Kampak FC merupakan klub supporter pendukung pertama yang dimiliki PSMS Medan dibentuk oleh Riza Andriansyah dan Diki Anugerah yang menginisiasi perubahan paradigma supporter modern di [[Provinsi Sumatera Utara]]. Menjadi Supporter mandiri dan penuh kreasi menjadi tujuan dan identitas supporter sepak bola di Tanah [[Deli]] saat ini.


== Liga Super Indonesia 2011 ==
== Sponsor & apparel ==
{{col-begin}}
{{col-2}}
=== Sponsor ===
Berikut korporasi yang menjadi sponsor PSMS Medan.
{|class="wikitable"
|-
! Korporasi
! Status
! Musim
|-
|[[North Cliff]]
|Sponsor utama
|2018–2019
|-
|[[Gojek]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|-
|[[Torabika]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|-
|[[Indofood]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|-
|[[FIFGROUP]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|-
|[[Corsa]]
|Sponsor pendukung
|2018–2019
|-
|[[Pelabuhan Indonesia I|Pelindo 1]]
|Sponsor utama
|2020–2022
|-
|[[Rabka Madbarlana]]
|Sponsor pendukung
|2020–2022
|-
|[[PT Alam]]
|Sponsor pendukung
|2020–2022
|-
|[[Bank Sumut]]
|Sponsor utama
|2020–sekarang
|-
|[[PDAM Tirtanadi]]
|Sponsor pendukung
|2020–sekarang
|-
|[[Inalum]]
|Sponsor pendukung
|2020–sekarang
|-
|[[PSTORE]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[Ucok Durian]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[NZR Foundation]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[PT. Pembangunan Prasarana Sumut]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[PT. Perkebunan Sumut]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[Zatan Mini Soccer]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|[[Musim Mas]]
|Sponsor pendukung
|2023–sekarang
|-
|}
{{col-2}}


=== Apparel ===
Masalah tidak selesai sampai disini. Pembayaran gaji pemain yang kembali menjadi masalah utama PSMS Medan ISL menyebabkan perpecahan dalam skuat. Hasilnya 7 Pemain termasuk 3 pemain asing andalan PSMS dikeluarkan dari tim.
Berikut adalah penyedia perlengkapan dan jersi PSMS Medan.

{|class="wikitable"
Kapten tim [[Markus Haris Maulana]] kemudian menyusul keluar setelah dianggap tidak betah lagi berada dalam skuat. Management PSMS Medan mendatangkan 2 pemain asing untuk menggantikan posisi pemain yang telah dikeluarkan, salah satunya adalah [[Natsja Cech]], pemain Yugoslavia yang pernah mendukung timnas Yugoslavia pada Piala Dunia 2002 di Korea Selatan dan Jepang.
|-

! Merk
== Supporter ==
! Asal

! Musim
PSMS Medan memiliki kelompok pendukung yang bernama "''SMeCK Hooligan''" (Supporter Medan Cinta Kinantan Hooligan) yang terbentuk pada 30 September 2003. Selain itu ada juga PSMS Medan Fans Club (PFC) yang selain mendukung PSMS di Stadion Teladan Medan, mereka juga ikut memberikan dukungan kepada tim yang terbentuk 30 April 1950 itu kala bertandang ke Pulau Jawa. Kampak FC juga merupakan salah satu klub suporter pendukung pertama yang dimiliki PSMS Medan, meski kini dengan massa yang paling sedikit.
|-
|[[JD Sport]]
|{{INA}}
|2018–2019
|-
|[[Adhoc Apparel]]
|{{INA}}
|2019–2023
|-
|[[Northon Asia]]
|{{INA}}
|2023–sekarang
|}
{{col-2}}
{{col-end}}


== Rekor Perserikatan ==
== Pencapaian era Perserikatan ==
* [[1954]] - Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
* [[1954]] - Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
* [[1957]] - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
* [[1957]] - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
* [[1967]] - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
* [[1967]] - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
*1969 - Juara mengalahkan Persija Jakarta
* [[1971]] - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
* [[1971]] - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
* [[1975]] - Juara bersama, dengan Persija Jakarta
* [[1975]] - Juara bersama, dengan Persija Jakarta
Baris 131: Baris 241:
* [[1992]] - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang
* [[1992]] - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang


== Rekor di Liga Indonesia ==
== Pencapaian liga domestik ==
* 1994/1995 - Peringkat ke-9 Divisi Utama Wilayah Barat
* 1994/1995 - Peringkat ke-9 Wilayah Barat [[Divisi Utama Liga Indonesia 1994–1995]]
* 1995/1996 - Peringkat ke-11 Divisi Utama Wilayah Barat
* 1995/1996 - Peringkat 11 Wilayah Barat [[Divisi Utama Liga Indonesia 1995–1996]]
* 1996/1997 - Peringkat ke-10 Divisi Utama Wilayah Tengah
* 1996/1997 - Peringkat 10 Wilayah Tengah [[Divisi Utama Liga Indonesia 1996–97]]
* 1997/1998 - Peringkat ke-1 Divisi Utama Wilayah Tengah (Liga dihentikan)
* 1997/1998 - ''"Kompetisi dihentikan" saat PSMS berada diperingkat 1 Wilayah Tengah [[Divisi Utama Liga Indonesia 1997–98]]''
* 1998/1999 - Semifinalis Divisi Utama ( Juara Grup A, Peringkat ke-2 Grup Q Babak 10 Besar)
* 1998/1999 - Semifinal [[Divisi Utama Liga Indonesia 1998–1999]]
* 1999/2000 - Babak 8 Besar Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat)
* 1999/2000 - Peringkat 4 Grup A 8 Besar [[Divisi Utama Liga Indonesia 1999–2000]]
* 2001 - Semifinalis Divisi Utama (Juara Wilayah Barat, Juara Grup Barat Babak 8 Besar)
* 2001 - Semifinal [[Divisi Utama Liga Indonesia 2001]]
* 2002 - Peringkat ke-11 Divisi Utama (Degradasi)
* 2002 - Peringkat 11 [[Divisi Utama Liga Indonesia 2002]] (Degradasi ke [[Divisi Satu Liga Indonesia]] 2003)
* 2003 - ''[[Divisi Satu Liga Indonesia|Divisi Satu]]'', Peringkat ke-2 (Juara Grup A)
* 2003 - Runner-Up [[Divisi Satu Liga Indonesia]] 2003 (Promosi ke [[Divisi Utama Liga Indonesia 2004]])
* 2004 - Peringkat ke-7 Divisi Utama
* 2004 - Peringkat 7 [[Divisi Utama Liga Indonesia 2004]]
* 2005 - Peringkat ke-4 Divisi Utama (Peringkat ke-4 Wilayah Barat, Peringkat ke-2 Grup Timur Babak 8 Besar)
* 2005 - Juara ke-4 [[Divisi Utama Liga Indonesia 2005]]
* 2006 - Peringkat ke-5 Wilayah Satu
* 2006 - Peringkat 5 Wilayah Barat [[Divisi Utama Liga Indonesia 2006]]
* 2007 - ''Runner-up''
* 2007 - Runner-Up [[Divisi Utama Liga Indonesia 2007]]
* 2008/2009 - Peringkat 15 [[Liga Super Indonesia 2008–2009]] (Degradasi ke [[Divisi Utama Liga Indonesia 2009–2010]])
* 2008 - degardasi ke divisi utama
* 2010 - Masuk 8 Besar Divisi Utama (sehingga masuk ke Liga Super)
* 2009/2010 - Peringkat 9 Grup 1 [[Divisi Utama Liga Indonesia 2009–2010]]
* 2011/2012 - Kembali terdegradasi ke Divisi Utama (PSMS ISL dan PSMS IPL)
* 2010/2011 - 8 Besar [[Divisi Utama Liga Indonesia 2010–2011]] (Promosi ke [[Liga Prima Indonesia 2011–2012]])
* 2011/2012 - Peringkat 12 [[Liga Prima Indonesia 2011–2012]] (Degradasi ke [[Divisi Utama Liga Indonesia 2013 (LPIS)|Divisi Utama Liga Indonesia 2013]])
* 2011/2012*** - Peringkat 16 [[Liga Super Indonesia 2011–2012]] (Degradasi ke Divisi Utama)
* 2013 - Peringkat 4 Grup 1 [[Divisi Utama Liga Indonesia 2013 (LPIS)|Divisi Utama Liga Indonesia 2013]]
* 2014 - Peringkat 3 Grup 1 [[Divisi Utama Liga Indonesia 2014]]
* ISC B 2016*** - Peringkat 5 Grup 1 ISC B
* 2017 - Runner-Up [[Liga 2 2017]] (Promosi ke [[Liga 1 2018]])
* 2018 - Peringkat 18 [[Liga 1 2018]] (Degradasi ke [[Liga 2 2019]])
* 2019 - Peringkat 3 Grup Y 8 Besar [[Liga 2 2019]]


©'''Catatan''': Liga Super Indonesia 2011-2012 & ISC B 2016 bukan kompetisi resmi yang berafiliasi dengan [[PSSI]], [[Konfederasi Sepak Bola Asia|AFC]] & [[FIFA]].
== Gelar lain ==
* [[2005]] - Juara ke-4 [[Copa Dji Sam Soe]]
* [[2005]] - Juara Pertama [[Piala Emas Bang Yos]] II (14 Februari 2005), di final mengalahkan tim asal Singapura Geylang United FC dengan skor 5-1.
* [[2005]] - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos III (17 Desember 2005), di final mengalahkan Persik Kediri dengan skor 2-1.
* [[2006]] - Juara Pertama Piala Emas Bang Yos IV(16 Desember 2006), di final mengalahkan PSIS Semarang dengan skor 4-2 (1-1) melalui drama adu pinalti dan PSMS Medan dinobatkan sebagai pemilik abadi Piala Emas Bang Yos.
* [[2008]] - Babak 16 Besar [[AFC Cup]]


==Pencapaian piala domestik==
===PSMS MEDAN &amp; PRESTASI===
*2005 : Semifinal [[Copa Indonesia]] 2005
=== Liga Nasional===
*2006 : Semifinal [[Copa Indonesia]] 2006
* '''Perserikatan PSSI'''
*2007 : -
* Juara (5): [[1967]], [[1971]], ([[1975]] Juara Bersama Persija), [[1983]], [[1985]]
*2008/09 : Perempat final [[Copa Indonesia]] 2008-2009
* Runner-Up (3): [[1954]], [[1957]], [[1992]]
*2010 : ''"Tidak ikut [[Piala Indonesia 2010]]"''
*2012 : Perempat final [[Piala Indonesia 2012]]
*2018/19 : 64 Besar [[Piala Indonesia 2018–2019]]


==Pencapaian level internasional==
* '''Liga Indonesia/ISL'''
* [[Turnamen Aga Khan Gold Cup 1967|1967]] : Juara ke-1 setelah menang 2-0 dari ''Mohammedan'' di Final '''Aga Khan Gold Cup'''
* Juara (0):
* [[Turnamen Klub Juara Asia 1970|1970]] : Juara ke-4 setelah kalah 1-0 dari {{flagicon|LIB}} ''Homenetmen'' diperebutan peringkat ketiga '''Turnamen Klub Juara Asia'''
* Runner-Up (1): [[2007]]
* [[Liga Champions AFC 2009|2009]] : Kalah 2-1 dari {{flagicon|SIN}} ''Singapore Armed Forces'' dibabak playoff 2 / tidak lolos ke babak grup(32 besar) '''[[Liga Champions Asia]]'''
* [[Piala AFC 2009|2009]] : Kalah 4-0 dari {{flagicon|THA}} ''Chonburi'' dibabak perdelapan final / tidak lolos ke babak perempat final '''[[Piala AFC]]'''


==Prestasi==
===Piala Nasional===
=== Liga Nasional ===
* '''Piala Indonesia'''
* '''[[Suratin]]'''
* Juara (0):
** Juara (2): [[1967]],[[1980]]
* Runner-Up (0)
* '''[[Perserikatan]]'''
** Juara (6): [[1967]],[[1969]], [[1971]], ([[1975]] Juara Bersama [[Persija Jakarta]]), [[1983]], [[1985]]
** Runner-Up (4): [[1954]], [[1957]],[[1979]], 1991/92
* '''Liga Indonesia'''
** Juara (0):
** Runner-Up (3): [[Divisi Satu Liga Indonesia]] 2003, [[Divisi Utama Liga Indonesia 2007]], [[Liga 2 2017]]


===Turnamen Nasional===
=== Piala Nasional ===
* '''Marah Halim Cup'''
* '''[[Piala Indonesia]]'''
* Juara (1): [[1973]]
** Peringkat ke-4 (2): [[2005]] & [[2006]]


=== Turnamen Nasional ===
* '''Bang Yos Gold Cup'''(PEBY)
* '''Piala Marah Halim'''
* Juara (3): ([[2005]] Bulan Februari), ([[2005]] Bulan Desember), [[2006]]
** Juara (2): [[1972]] & [[1973]]
* '''[[Piala Emas Bang Yos]]'''
** Juara (3): [[Piala Emas Bang Yos 2005 (Februari)|Februari 2005]], [[Piala Emas Bang Yos 2005 (Desember)|Desember 2005]], [[Piala Emas Bang Yos 2006|2006]]
* '''Piala Soeharto'''
** Juara (1): [[1972]]
* '''Piala Jusuf'''
** Juara (1): [[1974]]
* '''Piala Tugu Muda'''
** Juara (1): [[1979]]
* '''Piala Fatahillah'''
** Juara (1): [[1982]]
* '''[[Piala Kemerdekaan 2015|Piala Kemerdekaan]]'''
** Juara (1): [[Piala Kemerdekaan 2015|2015]]<ref>{{Cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20150913221939-142-78454/bermain-dengan-10-orang-psms-juara-piala-kemerdekaan|title=Bermain dengan 10 Orang, PSMS Juara Piala Kemerdekaan|last=Kardi|first=Dika Dania|website=olahraga|language=en|access-date=2019-03-08}}</ref>
* '''[[Piala Presiden]]'''
** Peringkat ke-4 (1): [[Piala Presiden 2018|2018]]<ref>{{Cite web|url=http://medan.tribunnews.com/2018/02/17/pupus-sudah-juara-ketiga-piala-presiden-psms-medan-dipecundangi-4-0-oleh-sriwijaya-fc|title=Pupus Sudah Juara Ketiga Piala Presiden, PSMS Medan Dipecundangi 4-0 oleh Sriwijaya FC|website=Tribun Medan|language=id-ID|access-date=2019-03-08}}</ref>


=== Internasional ===
* '''Jusuf Cup'''
* Juara (1): [[1971]]

===Internasional===
* '''Aga Khan Gold Cup'''
* '''Aga Khan Gold Cup'''
* Juara (1): [[1967]]
** Juara (1): [[1967]]
* '''[[Liga Champions AFC|Turnamen Klub Juara Asia]]'''

** Juara ke-4 (1): [[Turnamen Klub Juara Asia 1970|1970]]
* '''AFC Cup'''
* '''[[Piala AFC]]'''
* 16 Besar (1): [[2008]]
** 16 Besar (1): [[Piala AFC 2009|2009]]


== Pelatih ==
== Pelatih ==
{{col-begin}}

{{col-3}}
{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
|-
|-
Baris 200: Baris 338:
|{{flagicon|Indonesia}} Parlin Siagian||2002
|{{flagicon|Indonesia}} Parlin Siagian||2002
|-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Abdul Rahman Gurning||2002–2003
|{{flagicon|Indonesia}} [[Abdul Rahman Gurning]]||2002–2003
|-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Nobon Kayamuddin||2003
|{{flagicon|Indonesia}} Nobon Kayamuddin||2003
Baris 206: Baris 344:
|{{flagicon|Indonesia}} Sutan Harhara||2003–2005
|{{flagicon|Indonesia}} Sutan Harhara||2003–2005
|-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} M. Khaidir||2005–2006
|{{flagicon|Argentina}} Hektor Cooper||2005–2006
|-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Rudi Saari||2006
|{{flagicon|Australia}} [[Eric Williams (football coach)|Eric Williams]]||2008
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Freddy Muli||2006–2008
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Iwan Setiawan||2008
|-
|{{flagicon|New Zealand}} Eric Williams||2008
|-
|-
|{{flagicon|Brazil}} Luciano Leandro ||2008–2009
|{{flagicon|Brazil}} Luciano Leandro ||2008–2009
Baris 226: Baris 358:
|{{flagicon|Indonesia}} Rudy William Keltjes ||2010–2011
|{{flagicon|Indonesia}} Rudy William Keltjes ||2010–2011
|-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Suharto AD ||2011
|{{flagicon|Indonesia}} Erick Kholes ||2011
|-
|-
|{{flagicon|Malaysia}} Raja Isa (ISL)||2011–2012
|{{flagicon|Malaysia}} [[Raja Isa Raja Akram Shah|Raja Isa]] (ISL)||2011–2012
|-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} M. Khaidir (IPL)||2011
|{{flagicon|Indonesia}} Edhie Putra Jie (IPL)||2011
|-
|-
|{{flagicon|Italy}} [[Fabio Lopez]] (IPL)||2011–
|{{flagicon|Italy}} [[Fabio Lopez]] (IPL)||2011–2013
|-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Suharto AD ||2012-2013 (DU-PT-LI)
|{{flagicon|Indonesia}} [[Suharto AD]] (ISC B)||2015
|-
|-
|{{flagicon|Indonesia}} Edi Syahputra ||2012-2013 (DU-PT-LPIS)
|{{flagicon|Indonesia }} [[Abdul Rahman Gurning]] (ISC B)||2016
|-
|{{flagicon|Indonesia }} [[Mahruzar Nasution]] ||2017
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Djadjang Nurdjaman]] ||2017–2018
|-
|{{flagicon|England}} [[Peter Butler (footballer, born 1966)|Peter Butler]] ||2018
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Abdul Rahman Gurning]] ||2019
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Jafri Sastra]] ||2019
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Philip Hansen]] ||2020
|-
|{{flagicon|Brazil}} [[Gomes de Oliveira]] ||2020
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Ansyari Lubis]] ||2021–2022
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[I Putu Gede Dwi Santoso]] ||2022
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Ridwan Saragih]] ||2023-2023
|-
|{{flagicon|Indonesia}} [[Miftahudin Mukson ]] ||2023-
|}
|}
{{col-end}}


== Daftar pemain ==
== Daftar pemain ==
Berikut merupakan daftar pemain PSMS Medan untuk pertandingan [[Liga Super Indonesia]].&lt;ref&gt;[http://www.goal.com/id-ID/teams/indonesia/1254/psms#team-squad-box PSMS Medan]. ''Goal.com Indonesia''. Diakses pada [[30 Desember]] [[2011]].&lt;/ref&gt;
Berikut merupakan daftar pemain PSMS Medan untuk ajang <ref>https://sumut.idntimes.com/sport/soccer/hasudungan/launching-tim-dan-jersey-di-mall-ini-daftar-lengkap-skuat-psms</ref> [[Liga 2 2022]]
{{updated|12 Juli 2022}}

'''Caretaker''': {{flagicon|Indonesia}} [[Soeharto]]
=== [[Indonesia Super League|ISL]] ===
{{Fs start}}{{Fs player|no=1|nat=Indonesia|pos=GK|name=Irwin Ramadhana}}{{Fs player}}
{{Fs player|no=2|nat=Indonesia|pos=GK|name=Zulham Syahputra}}
{{Fs player|no=4|nat=Indonesia|pos=DF|name=Agung Prasetyo}}
{{Fs player|no=5|nat=Indonesia|pos=DF|name=[[Hardiantoro]]}}
{{Fs player|no=7|nat=Indonesia|pos=DF|name=[[Aun Carbiny]]}}
{{Fs player|no=8|nat=Indonesia|pos=DF|name=Novianto}}
{{Fs player|no=9|nat=Indonesia|pos=DF|name=Dodi Rahwana}}
{{Fs player|no=10|nat=Indonesia|pos=DF|name=M Abduh}}
{{Fs player|no=11|nat=Indonesia|pos=MF|name=Wijay}}
{{Fs player|no=12|nat=Indonesia|pos=MF|name=Affan Lubis}}
{{Fs player|no=13|nat=Indonesia|pos=MF|name=Tri Yudha Handoko}}
{{Fs player|no=14|nat=Indonesia|pos=MF|name=Dede Ariandi}}
{{Fs player|no=15|nat=Indonesia|pos=MF|name=M Irfan}}
{{Fs player|no=16|nat=Indonesia|pos=MF|name=Aidun Sastra Utami}}
{{Fs player|no=17|nat=Indonesia|pos=MF|name=Kiki Lussianto}}
{{Fs player|no=18|nat=Indonesia|pos=MF|name=Affandi Lubis}}
{{Fs player|no=19|nat=Indonesia|pos=MF|name=Rico Simanjuntak}}
{{Fs player|no=20|nat=Indonesia|pos=MF|name=Rudi Hartono}}
{{Fs player|no=21|nat=Indonesia|pos=FW|name=[[Suheri Daud]]}}
{{Fs player|no=22|nat=Indonesia|pos=FW|name=Nico Susanto}}
{{Fs player|no=23|nat=Indonesia|pos=FW|name=Zulkifli}}
{{Fs player|no=24|nat=Indonesia|pos=FW|name=Hendro}}
{{Fs player|no=76|nat=Thailand|pos=FW|name=Tenit Sarpong}}
{{Fs player|no=26|nat=England|pos=FW|name=Lukas Anderson Brazikowski}}
{{Fs player|no=27|nat=Indonesia|pos=FW|name=Handoko Tandi}}
{{Fs player|no=29|nat=Japan|pos=GK|name=Yoo Fan Chuan}}
{{Fs player|no=33|nat=Indonesia|pos=MF|name=Alamsyah Nasution}}
{{Fs end}}{

==== [[Liga Prima Indonesia|IPL]] ====
{{Fs start}}
{{Fs start}}
{{Fs player|no=1|nat=Indonesia|pos=GK|name=Adi Pratama}}
{{Fs player|no=7|nat=IDN|pos=MF|name=[[Andre Dio]]}}
{{Fs player|no=3|nat=Indonesia|pos=GK|name=Yuda Andika|other=[[Kapten|c]]}}
{{Fs player|no=8|pos=MF|nat=IDN|name=[[Krisna Septiawan]]}}
{{Fs player|no=4|nat=Indonesia|pos=GK|name=Dede Pranata}}
{{Fs player|no=10|nat=IDN|pos=FW|name=[[Martua Sandeni]]}}
{{Fs player|no=7|nat=Indonesia|pos=DF|name=Novi Handriawan}}
{{Fs player|no=11|nat=IDN|pos=MF|name=[[Robert Pires]]}}
{{Fs player|no=8|nat=Indonesia|pos=DF|name=Irwanto}}
{{Fs player|no=14|nat=IDN|pos=MF|name=[[Arif Suyono]]}}
{{Fs player|no=9|nat=Indonesia|pos=DF|name=Sugiono}}
{{Fs player|no=17|pos=FW|nat=IDN|name=[[Yoseph Malau|Nico Malau]]}}
{{Fs player|no=10|nat=Indonesia|pos=DF|name=[[Ade Irawan]]}}
{{Fs player|no=19|nat=IDN|pos=MF|name=[[Ahmad Bustomi]]}}
{{Fs player|no=11|nat=Indonesia|pos=DF|name=M Abdi}}
{{Fs player|no=20|nat=IDN|pos=GK|name=[[Abdul Rohim]]}}
{{Fs player|no=12|nat=Indonesia|pos=DF|name=Erwinsyah Hasibuan}}
{{Fs player|no=22|nat=IDN|pos=GK|name=[[Wisnu Pradipta]]}}
{{Fs player|no=13|nat=Indonesia|pos=DF|name=Ari Yuganda}}
{{Fs player|no=23|nat=IDN|pos=MF|name=[[Ichsan Pratama]]}}
{{Fs player|no=14|nat=Indonesia|pos=DF|name=Romy Agustiawan}}
{{Fs player|no=28|nat=IDN|pos=MF|name=[[Hari Habrian]]}}
{{Fs player|no=15|nat=Indonesia|pos=MF|name=Donny Fernando Siregar}}
{{Fs player|no=29|nat=IDN|pos=DF|name=[[Joko Susilo]]}}
{{Fs player|no=16|nat=Indonesia|pos=MF|name=[[Ahmad Junaidi]]}}
{{Fs player|no=33|nat=IDN|pos=DF|name=[[Didik Ariyanto]]}}
{{Fs mid}}
{{Fs player|no=17|nat=Indonesia|pos=MF|name=Hery Suwondo}}
{{Fs player|no=18|nat=Indonesia|pos=MF|name=Zulkarnain}}
{{Fs player|no=55|nat=IDN|pos=DF|name=[[Rizky Abdiansyah]]}}
{{Fs player|no=19|nat=Indonesia|pos=MF|name=Juanda Mayadi}}
{{Fs player|no=79|nat=IDN|pos=MF|name=[[Hamdi Sula Umanailo]]}}
{{Fs player|no=20|nat=Indonesia|pos=MF|name=[[M Antony]]}}
{{Fs player|no=82|nat=IDN|pos=FW|name=[[Beni Oktovianto]]}}
{{Fs player|no=21|nat=Indonesia|pos=MF|name=Juanda Mayadi}}
{{Fs player|no=88|nat=IDN|pos=DF|name=[[Muhammad Harry]]|other=}}
{{Fs player|no=22|nat=Indonesia|pos=MF|name=Ade Chandra Kirana}}
{{Fs player|no=90 |pos=DF|nat=IDN|name=[[Andre Sitepu]]}}
{{Fs player|no=23|nat=Indonesia|pos=MF|name=Putra}}
{{Fs player|no=92|nat=IDN|pos=FW|name=[[Dian Sasongko]]}}
{{Fs player|no=25|nat=Indonesia|pos=MF|name=Edi Syahputra}}
{{Fs player|no=93|nat=IDN|pos=FW|name=[[Ahmad Ihwan]]}}
{{Fs player|no=27|nat=Indonesia|pos=FW|name=Saktiawan Sinaga}}
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=GK|name=[[Adixi Lenzivio]]}}
{{Fs player|no=29|nat=Indonesia|pos=FW|name=Jecky Pasarela}}
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=DF|name=[[Supardi Nasir]]}}
{{Fs player|no=32|nat=Indonesia|pos=FW|name=Safri Koto}}
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=DF|name=[[Fardan Harahap]]}}
{{Fs player|no=33|nat=Indonesia|pos=FW|name=Anton Irawan }}
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=DF|name=[[Imam Mahmudi]]}}
{{Fs player|no=50|nat=Indonesia|pos=FW|name=Bambang Herianto}}
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=MF|name=[[Suandi]]}}
{{Fs player|no=|nat=IDN|pos=FW|name=[[Ricat Turnip]]}}
{{Fs end}}
{{Fs end}}


=== Mantan Pemain ===
== Mantan Pemain ==
{{col-begin}}
{{col-begin}}
{{col-3}}
{{col-3}}
*{{flagicon|Indonesia}} GK Decky Ardian Cahyadi
* {{flagicon|Indonesia}} GK Decky Ardian Cahyadi
*{{flagicon|Chile}} DF [[Luis Eduardo Hicks]]
* {{flagicon|Indonesia}} GK [[Ponirin Meka]]
*{{flagicon|Chile}} DF Patricio Jiménez Díaz
* {{flagicon|Chile}} DF Patricio Jiménez Díaz
*{{flagicon|Indonesia}} DF Agus Cima
* {{flagicon|Indonesia}} DF Agus Cima
*{{flagicon|Indonesia}} DF Rommy Dias Putra
* {{flagicon|Indonesia}} DF Rommy Dias Putra
*{{flagicon|Indonesia}} DF [[Supardi]]
* {{flagicon|Indonesia}} DF [[Supardi]]
*{{flagicon|Indonesia}} DF Satrio Syam
* {{flagicon|Indonesia}} DF Satrio Syam
*{{flagicon|Argentina}} MF [[Gustavo Chena]]
* {{flagicon|Cameroon}} MF Mbom Mbom Julien
*{{flagicon|Argentina}} MF [[Andrés Formento]]
* {{flagicon|Indonesia}} MF Deden Hermawan
*{{flagicon|Brazil}} MF Leonardo Martins Dinelli
* {{flagicon|Indonesia}} MF [[Oktovianus Maniani]]
* {{flagicon|Indonesia}} MF [[Mahyadi Panggabean]]
* {{flagicon|Indonesia}} MF [[Tommy Pranata]]
* {{flagicon|Liberia}} MF [[James Koko Lomell]]
* {{flagicon|Chile}} MF Patricio Acevedo
* {{flagicon|Uruguay}} MF [[Esteban Guillén]]
* {{flagicon|Argentina}} FW Mario Costas
{{col-3}}
{{col-3}}
*{{flagicon|Cameroon}} MF Mbom Mbom Julien
* {{flagicon|Cameroon}} FW Bako Sadissou
*{{flagicon|Indonesia}} MF Deden Hermawan
* {{flagicon|Chile}} FW Christian Carrasco
*{{flagicon|Indonesia}} MF [[Oktovianus Maniani]]
* {{flagicon|Indonesia}} FW Boy Jati Asmara
*{{flagicon|Indonesia}} MF [[Mahyadi Panggabean]]
* {{flagicon|Indonesia}} FW Putut Waringin Jati
*{{flagicon|Indonesia}} MF [[Tommy Pranata]]
* {{flagicon|Indonesia}} FW Andika Yudistira
*{{flagicon|Indonesia}} MF [[Legimin Raharjo]]
* {{flagicon|Serbia}} DF [[Sasa Zecevic]]
*{{flagicon|Liberia}} MF [[James Koko Lomell]]
* {{flagicon|Indonesia}} GK [[Panji Setya Wira Pamungkas]]
*{{flagicon|Palestine}} MF Patricio Acevedo
* {{flagicon|Indonesia}} GK [[Markus Haris Maulana]]
*{{flagicon|Uruguay}} MF [[Esteban Guillén]]
* {{flagicon|Indonesia}}MF [[Malwar Iskandar]]
*{{flagicon|Argentina}} FW Mario Costas
* {{flagicon|Indonesia}}FW [[Frets Listanto Butuan]]
* {{flagicon|Indonesia}}GK [[Oki Rengga Winata]]
{{col-3}}
*{{flagicon|Cameroon}} FW Bako Sadissou
* {{flagicon|Indonesia}}FW [[Suhandi]]
*{{flagicon|Chile}} FW Christian Carrasco
* {{flagicon|Indonesia}}FW [[Guntur triaji]]
*{{flagicon|Indonesia}} FW Boy Jati Asmara
* {{flagicon|Indonesia}}MF [[ Legimin Raharjo]]
*{{flagicon|Indonesia}} FW Putut Waringin Jati
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Amarzukih]]
*{{flagicon|Indonesia}} FW [[Saktiawan Sinaga]]
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Jajang sukmara]]
*{{flagicon|Indonesia}} FW Andika Yudistira
* {{flagicon|Pantai Gading}}FW [[Kisito yessoh]]
*{{flagicon|Nigeria}} FW [[Henry Makinwa]]
* {{flagicon|Namibia}}FW [[Sadney Urikhob]]
*{{flagicon|Nigeria}} FW [[Greg Nwokolo]]
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Roni Fatahillah]]
*{{flagicon|Indonesia}} DF [[Witson Sidebang]]
* {{flagicon|Indonesia}}DF [[Gusti Sandria]]
*{{flagicon|Korea Republic}} MF [[Inkyun Oh]]
* {{flagicon|Brazil}}DF [[Reinaldo Lobo]]
*{{flagicon|Serbia}} DF [[Sasa Zecevic]]
* {{flagicon | Indonesia}} DF [[Titus Bonai]]
*{{flagicon|Indonesia}} GK [[Ronny Paslah]]
{{col-end}}
{{col-end}}


== Referensi ==
== Pranala luar ==
{{Reflist}}
{{reflist}}


{{Liga 2}}
== Pranala luar ==
{{Tim Divisi Utama LI}}
{{Skuad PSMS Medan}}
{{Liga Prima Indonesia}}
{{Tim LSI}}
{{Tim sepak bola di Sumatera Utara}}
{{Tim sepak bola di Sumatera Utara}}
{{Sepak bola di Indonesia}}
{{Sepak bola di Indonesia}}


[[Kategori:PSMS Medan]]
{{Klub-sb-stub}}
[[Kategori:Klub sepak bola Indonesia]]

[[Kategori:Tim sepak bola Indonesia]]

Revisi terkini sejak 3 Juni 2024 12.15

PSMS Medan
Nama lengkapPersatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya
Julukan
  • Ayam Kinantan
  • The Killer (Sang Pembunuh)
Berdiri21 April 1950; 74 tahun lalu (1950-04-21)
StadionStadion Teladan
(Kapasitas: 30.000)
PemilikPT. Kinantan Medan Indonesia
DirekturIndonesia Arifuddin Maulana Basri
ManajerIndonesia Mulyadi Simatupang
PelatihIndonesia Miftahudin Mukson
Asisten PelatihIndonesia Legimin Rahardjo
LigaLiga 2
2023/2024Peringkat 3, Grup A
Situs webSitus web resmi klub
Kelompok suporter
  • Kampak FC
  • SMeCK Hooligan
  • PSMS Fans Club
  • La Curva 1950
Kostum kandang
Kostum tandang
Musim ini

Persatuan Sepak Bola Medan Sekitarnya (disingkat PSMS Medan) adalah sebuah klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di Kota Medan, Sumatera Utara. Klub tersebut saat ini bermain di Liga 2.

Tahun-tahun awal (1907–1950)

Sejarah PSMS dimulai dengan DVB. Secara eksplisit, para pemangku kepentingan sepakbola di Medan memulai rapat umum pertama untuk membentuk serikat pada tanggal 7 Juli 1907 (lihat pos De Sumatra, 08-07-1907). Kemudian kemudian, dengan berdirinya OSVB pada tahun 1915, DVB secara terbuka menyatakan bersedia untuk berintegrasi dengan OSVB (proses fusi). Sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi, coverage area OSVB sudah tidak efektif lagi. Pada bulan September 1949, para pemangku kepentingan sepak bola di Medan membentuk VBMO (proses fisi). Dalam rangka menyesuaikan kebijakan VUVSI (NIVU suksesi) pada tahun 1948 untuk menerjemahkan VUVSI menjadi ISNIS, maka VBMO juga diterjemahkan menjadi PSMS dan kemudian serikat sepak bola Medan disebut VBMO/PSMS.

Pada bulan Maret 1950, militer Belanda meninggalkan Medan . Organisasi sepak bola Negara Sumatera Timur pada masa pendudukan Belanda, Rumah Susun Football Club (RSFC) dan Oost Sumatera Voettbal Bond (OSVB) yang telah berdiri sejak awal tahun 1930-an kemudian pada tahun 1950 berubah nama menjadi Persatuan Sepakbola Medan dan Sekitarnya atau disingkat menjadi PSMS. Namun, tidak ada bukti yang jelas bahwa MVC, DVB, OSVB, VBMO, RSFC, dan klub sepak bola lain yang didirikan pada masa kolonial Belanda adalah cikal bakal PSMS. [2]

Penggagas lahirnya PSMS Medan ada 6 tokoh yang mewakili 6 Klub Amatir yang ada di Medan tahun 1950. Keenam tokoh tersebut adalah Adinegoro (Al Wathan), Madja Purba (Sahata), Sulaiman Siregar (PO Polisi), TM Harris (Medan Sport), dr Pierngadi (Deli Matschapij) dan Tedja Singh (India Football Team). Merekalah yang mengkoordinir 23 klub di Medan saat itu untuk mendirikan PSMS Medan pada 21 April 1950.

Kota Medan sudah lama dikenal dunia karena adanya perkebunan tembakau Delinya. Tak heran jika logo PSMS berbentuk "daun" dan "bunga tembakau deli". Tembakau Deli juga menjadi lambang PSMS Medan sampai sekarang .1950 berarti lahirnya PSMS pada tanggal 21 April 1950. Warna Hijau berarti perkebunan. Warna Putih berarti Suci yang dalam arti luas berarti Sportif.

Warna hijau tetap dipertahankan sebagai warna kostum utama PSMS Medan. Warna hijau pada kostum PSMS juga dapat diartikan sebagai kesejukan, kesegaran dan ketenangan.

PSMS Medan dikenal dengan ciri khas permainan rap-rap yaitu sepak bola yang keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih dan menjunjung tinggi sportivitas. Hal inilah yang sering diperlihatkan oleh tim berjuluk “The Killer” dan kini berjuluk “Ayam Kinantan”.

PSMS adalah klub sepak bola yang berasal dan berbasis di Stadion Kebun Bunga Jl. Candi Borobudur No.2 , Medan Sumatera Utara.

PSMS Medan dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.

Era The Killer (1953-1967)

[sunting | sunting sumber]

Era kejayaan PSMS terjadi sejak tahun 1953. Saat itu, PSMS sering mengundang tim-tim dari luar negeri seperti Grazer AK , Kowloon Motorbus (Hong Kong), Grasshopper , Star Soccerites (Singapura) dan lain-lain. Berkat kemenangan yang sering dicicipi PSMS melawan tim asing, PSMS mendapat julukan "Killers" atau "Algojo" tim-tim dari luar negeri.

Eksistensi PSMS di awal kemunculannya sudah tidak diragukan lagi. PSMS sering menang melawan setiap pertandingan klub dalam dan luar negeri. Saat itu PSMS mendapat julukan The Killer karena selalu menghajar lawannya di lapangan. Saat itu PSMS juga beranggotakan pemain-pemain fenomenal seperti Ramlan Yatim, Ramli Yatim, Buyung Bahrum, Kliwon, Cornelius Siahaan, Yusuf Siregar, Filip Bonar Lumban Tobing, M.Rasijd, Arnold Van Der Vin dan lain-lain. Kepiawaian menggiring bola membuat PSMS dan Sumut kerap menjuarai beberapa turnamen dan liga olahraga. Tahun 1953 dan 1957 pemain PSMS yang membela Tim Sumut di Pekan Olahraga Nasional berhasil mempersembahkan Medali Emas. Di Perserikatan 1954 dan 1957 PSMS meraih gelar Runner Up.

Pada Olimpiade 1956 di Melbourne 3 pemain PSMS Medan, yaitu Ramlan Yatim, Ramli Yatim dan M. Rasijd tampil membela Tim Nasional Sepak Bola yang tampil di Olimpiade

Pada era ini beberapa pemain PSMS seperti Ramli Yatim, Ramlan Yatim, M. Rasijd, Yusuf Siregar, Cornel Siahaan, Arnold Van Der Vin, Saari, Matseh, Azis Tanjung, Saiban, Eddy Simon, Muslim dan Ipong Silalahi kerap dipanggil memperkuat Tim Nasional Indonesia

Era Perserikatan (1967-1990)

[sunting | sunting sumber]

Memasuki tahun 1960-an, PSMS menjadi momok yang menakutkan bagi klub-klub di Indonesia. Pada April 1967, Final Piala Suratin berlangsung di Stadion Menteng, Jakarta. Di babak final ini, PSMS Jr yang diasuh oleh Legenda PSMS Ramli Yatim berhasil unjuk gigi sebagai kekuatan utama sepak bola saat itu.

Ramli Yatim berhasil memoles sosok Ronny Pasla, Sarman Panggabean, Wibisono, Tumsila, Nobon, dll sebagai bintang masa depan Medan dan Indonesia. Di final yang berlangsung pada 26 April 1967, PSMS menghadapi tuan rumah yang juga musuh bebuyutan mereka, Persija. Ronny Pasla menjadi bintang dalam duel ini dengan aksi briliannya di bawah mistar. Karena hari semakin gelap dan Stadion Menteng tidak memiliki penerangan yang memadai, akhirnya diputuskan PSMS dan Persija menjadi Juara Bersama dengan ketentuan 6 bulan pertama trofi dibawa ke Medan dan 6 bulan berikutnya trofi dibawa ke Jakarta.

Kesuksesan skuad PSMS Jr mendorong pelatih PSMS Jusuf Siregar yang didampingi Ramli Yatim untuk mempromosikan beberapa pemain PSMS Jr ke Tim Senior PSMS yang berlaga di Kejuaraan Nasional PSSI 1967, di antaranya Ronny Pasla, Tumsila, Sarman Panggabean dan Wibisono. Kombinasi pemain muda ini dengan pemain senior antara lain Yuswardi, Zulham Yahya, Sukiman, Ipong Silalahi, Muslim, A. Rahim, Syamsuddin, Sunarto, Aziz Siregar, Zulkarnaen Pasaribu dll ternyata sukses besar, membuat PSMS semakin solid dan solid. akhirnya berhasil menjadi juara. Wilayah Barat dan lolos ke babak semifinal yang berlangsung di Jakarta didampingi Persib. Pada babak semifinal yang berlangsung di Stadion Utama Senayan Jakarta, PSMS menghadapi Persebaya dan Persib menghadapi PSM. Di semifinal ini, pertandingan berlangsung dua kali, yakni pada 6 dan 7 September 1967. Di semifinal pertama ini, PSMS kalah 0-1 dari Persebaya. Dalam duel yang berlangsung malam ini PSMS tidak memiliki bintangnya Zulham Yahya yang diskors karena kartu merah di penyisihan grup dan posisinya ditempati oleh bintang muda Sarman Panggabean. Sementara Persib menang 1-0 atas PSM. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967. Pada pertandingan kedua tanggal 7 September 1967 PSMS berhasil mengalahkan Persebaya 3-1 dan Persib bermain imbang 1-1 dengan PSM. Menjadi Final mempertemukan PSMS dengan Persib di Final pada 10 September 1967.

Pada Final PSMS ini mendapat ujian yang berat karena salah satu bintangnya, Djamal mengalami cedera dan akhirnya posisi tersebut ditempati oleh bintang muda PSMS, Sarman Panggabean. Dan Zulham Yahya bisa muncul lagi. Selain Sarman dan Ronny Pasla di Final, striker muda Tumsila juga masuk sebagai starter. Ternyata di Final ini PSMS tampil apik dan akhirnya berhasil mengalahkan Persib 2-0 lewat gol yang dicetak A.Rahim dan Zulkarnaen Pasaribu ke gawang Persib yang dikawal Jus Etek. Ini kali pertama PSMS Medan juara. Kejuaraan Nasional/Divisi Utama Perserikatan PSSI sejak didirikan pada tahun 1950 dan disambut dengan meriah oleh para pendukung PSMS Medan di Jakarta dan di Sumatera Utara.

Keberhasilan PSMS membuat PSMS Medan mewakili Indonesia di Piala Emas Aga Khan 1967 yang berlangsung di Bangladesh. Dan akhirnya di Turnamen ini PSMS berhasil menjadi Juara setelah di Final mengalahkan tim tuan rumah Mohammaden 2-0 melalui 2 gol dari sundulan Tumsila. Saat kembali ke Medan rombongan disambut oleh Pangdam II/Bukit Barisan Mayjend Sarwo Edhie Wibowo dan disinilah Sarwo Edhie memberikan julukan “Kepala Emas” kepada Tumsila karena kemampuannya yang mumpuni dalam mencetak gol dengan sundulan dan sejak saat itu Julukan "Kepala Emas" sudah melekat pada Tumsila baik di PSMS maupun timnas. Saat itulah PSMS 1967 menjadi "Raja" Sepak Bola Indonesia

Setelah tim nasional memenangkan Piala Raja 1968, para pemain tim nasional dikontrak secara profesional oleh TD Pardede di klubnya, Pardedetex. Pemain yang dikontrak tersebut antara lain Soetjipto Soentoro, Sinyo Aliandoe, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Muliyadi (Persija), M. Basri (PSM), Abdul Kadir, Jacob Sihasale (Persebaya), Anwar Ujang (Persika), Max Timisela (Persib). ) plus ada 3 bintang PSMS Medan yaitu Sarman Panggabean, Sunarto dan Aziz Siregar. Karena pada saat itu Pardedetex meskipun mengontrak pemain secara profesional namun dalam kompetisi bernaung di Kelas Utama/Divisi Utama PSMS sehingga secara otomatis skuad Pardedetex memperkuat PSMS pada Kejuaraan Nasional/Divisi Utama PSSI 1969. Skuad Pardedetex ini memperkuat PSMS plus dan didukung oleh Pemain Sepak Bola Medan Non Pardedetex antara lain Ronny Pasla, Yuswardi, Tumsila, Zulham Yahya, Ipong Silalahi, Syamsuddin dan di saat-saat tertentu Sukiman dan Nobon ditambahkan. Skuad ini dilatih oleh Ramli Yatim dan EA Mangindaan.

Skuad inilah yang berhasil membawa PSMS Medan ke Kejuaraan Nasional PSSI 1969 pada tanggal 6 Juli 1969 dengan rekor gol yang mengerikan di Final yang diikuti oleh 7 tim, yang termasuk 29 gol dan hanya kebobolan 2 gol dan tidak terkalahkan. Adapun 7 tim yang berlaga di babak final Kejuaraan Nasional PSSI adalah PSMS Medan, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persib Bandung, PSKB Binjai dan Persipura Jayapura. Keberhasilan ini membuat PSMS Medan untuk kedua kalinya menjuarai Kejuaraan Nasional PSSI setelah sebelumnya sukses menjadi Juara Umum Kejuaraan Nasional PSSI pada tahun 1967.

Pada September 1969 skuad PSMS yang berhasil menjadi Juara Umum Kejurnas PSSI mempertahankan bendera Sumatera Utara (Sumut) dalam PON VII yang berlangsung di Surabaya. Pada PON kali ini, skuad Sumut yang diasuh Ramli Yatim dan EA Mangindaan sukses tampil gemilang dan membawa Sumut meraih Medali Emas usai final yang diwarnai adu jotos antar pemain, mengalahkan DKI Jakarta 2-1 lewat gol. dicetak oleh Iswadi Idris dan Soetjipto Soentoro. Ini merupakan Medali Emas ketiga bagi Sumut dalam cabang sepak bola PON setelah sebelumnya sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957. Pada PON 1969, Soetjipto Soentoro menjadi top skorer dengan 16 gol dan memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh seniornya di PSMS dan Tim PON Sumut Yusuf Siregar pada PON 1953 dengan 15 gol. Rekor Tjipto ini hingga kini masih bertahan dan belum terpecahkan. Ramli Yatim juga berhasil menjadi orang pertama yang meraih Medali Emas PON sebagai Pemain dan Pelatih. Sebagai pemain, Ramli Yatim sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957.

PSMS mempertahankan gelar musim 1969-1971 setelah mengalahkan Persebaya lagi di final. Dan bersama Persija Jakarta , mereka menjadi juara bersama pada musim 1973–1975 akibat protes berlebihan kepada wasit pada menit ke-40 yang menyebabkan pertandingan harus dihentikan.

PSMS adalah klub Indonesia pertama yang berlaga di Asian Champion Club Tournament (sekarang Liga Champions AFC ) pada tahun 1970 . PSMS berhasil merebut posisi keempat di semifinal setelah dikalahkan Taj Club 2-0 dan di pertandingan perebutan tempat ketiga dikalahkan oleh Homenetmen 1-0.

Setelah 8 tahun tanpa gelar, akhirnya PSMS mengakhiri kemarau gelar pada tahun 1983 setelah di final mengalahkan Persib Bandung 3–2 melalui adu penalti (aet 0-0). Mereka kembali mempertahankan gelar pada musim 1985 ketika mereka mengalahkan Persib 2-1 dalam adu penalti (aet 2-2). Pertandingan yang dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno ini disaksikan oleh 150.000 penonton dengan kapasitas 110.000 tempat duduk, yang merupakan rekor kehadiran tertinggi dalam sejarah sepak bola Indonesia. Menurut buku Konfederasi Sepak Bola Asia yang diterbitkan pada tahun 1987, pertandingan ini merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah sepak bola amatir di dunia

Era Liga Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Pada musim pertama Liga Indonesia yang saat itu terbagi atas 2 wilayah, di mana PSMS berada Wilayah Barat, prestasi PSMS hanyalah di papan tengah klasemen.

Pada musim kedua Liga Indonesia, PSMS kembali bergabung di Wilayah Barat, dan PSMS kembali hanya berada di papan tengah klasemen. Musim ke-2 ini adalah awal sejarah di mana PSSI mensubsidi dua pemain asing bagi setiap tim.

Pada musim ketiga Liga Indonesia, PSMS tergabung di Wilayah Tengah. Pada musim ini, PSMS hampir saja terdegradasi.

Era Liga Super Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Menjelang digelarnya Liga Super Indonesia pada 12 Juli 2008, tim ini masih dipayungi dengan polemik internal antar pengurus tim dengan pihak pengelola yang mencuatkan pengunduran diri PSMS Medan dari ajang LSI 2008 di mana akhirnya pada tanggal 10 Juli 2008 Badan Liga Indonesia memutuskan untuk tetap mengikutsertakan PSMS Medan mengikuti ajang Liga Super Indonesia meski harus menggunakan Stadion Gelora Bung Karno di Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada paruh musim pertama setelah pihak pengelola setuju memberi kompensasi sebesar Rp. 10 miliar sebagai dana renovasi infrastruktur Stadion Teladan, Kota Medan.

Perpecahan dua kubu

[sunting | sunting sumber]

Mengawali musim baru 2011 kekacauan terjadi di PSSI yang turut mempengaruhi keikutsertaan PSMS di liga indonesia. Terpecahnya kompetisi di indonesia menjadi dua yaitu Liga Super Indonesia dan Liga Prima Indonesia membuat manajemen PSMS ikut membagi dua tim untuk mengikuti kedua kompetisi ini. PSSI yang mengusung Liga Prima Indonesia mengikutsertakan PSMS Medan sebagai salah satu peserta Liga Prima Indonesia karena dianggap sebagai tim yang memiliki sejarah kuat dalam sepak bola indonesia. Sementara PT. Liga Indonesia memilih PSMS sebagai satu dari empat tim pengganti setelah Persiraja Banda Aceh, Persijap Jepara, Semen Padang FC, dan Persiba Bantul mengikuti Liga Prima Indonesia. PSMS ISL dipersiapkan untuk mengikuti Liga Super Indonesia sementara PSMS Medan dipersiapkan untuk mengikuti Liga Prima Indonesia.

Pendukung

[sunting | sunting sumber]

PSMS Medan memiliki beberapa kelompok pendukung. Yang tertua dan pertama kali berdiri yaitu sejak 17 Januari 2001 adalah KAMPAK FC (Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan - Fans Club). Lalu akibat dinamika organisasi lahirlah kelompok supporter kedua yang bernama SMeCK Hooligan (Supporter Medan Cinta Kinantan Hooligan) yang terbentuk pada 30 September 2003 kemudian lahir juga PFC (PSMS FANS CLUB) dan juga LA CURVA1950 sebagai kelompok termuda saat ini. Selain mendukung PSMS di Stadion Teladan Kota Medan, mereka juga ikut memberikan dukungan kepada tim yang terbentuk 30 April 1950 itu kala bertandang ke luar Kota Medan. Kampak FC merupakan klub supporter pendukung pertama yang dimiliki PSMS Medan dibentuk oleh Riza Andriansyah dan Diki Anugerah yang menginisiasi perubahan paradigma supporter modern di Provinsi Sumatera Utara. Menjadi Supporter mandiri dan penuh kreasi menjadi tujuan dan identitas supporter sepak bola di Tanah Deli saat ini.

[sunting | sunting sumber]

Pencapaian era Perserikatan

[sunting | sunting sumber]
  • 1954 - Runner-up, kalah dari Persija Jakarta
  • 1957 - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang (sekarang PSM Makassar)
  • 1967 - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
  • 1969 - Juara mengalahkan Persija Jakarta
  • 1971 - Juara, mengalahkan Persebaya Surabaya
  • 1975 - Juara bersama, dengan Persija Jakarta
  • 1983 - Juara, mengalahkan Persib Bandung
  • 1985 - Juara, mengalahkan Persib Bandung
  • 1992 - Runner-up, kalah dari PSM Ujungpandang

Pencapaian liga domestik

[sunting | sunting sumber]

©Catatan: Liga Super Indonesia 2011-2012 & ISC B 2016 bukan kompetisi resmi yang berafiliasi dengan PSSI, AFC & FIFA.

Pencapaian piala domestik

[sunting | sunting sumber]

Pencapaian level internasional

[sunting | sunting sumber]
  • 1967 : Juara ke-1 setelah menang 2-0 dari Mohammedan di Final Aga Khan Gold Cup
  • 1970 : Juara ke-4 setelah kalah 1-0 dari Lebanon Homenetmen diperebutan peringkat ketiga Turnamen Klub Juara Asia
  • 2009 : Kalah 2-1 dari Singapura Singapore Armed Forces dibabak playoff 2 / tidak lolos ke babak grup(32 besar) Liga Champions Asia
  • 2009 : Kalah 4-0 dari Thailand Chonburi dibabak perdelapan final / tidak lolos ke babak perempat final Piala AFC

Liga Nasional

[sunting | sunting sumber]

Piala Nasional

[sunting | sunting sumber]

Turnamen Nasional

[sunting | sunting sumber]

Internasional

[sunting | sunting sumber]

Daftar pemain

[sunting | sunting sumber]

Berikut merupakan daftar pemain PSMS Medan untuk ajang [3] Liga 2 2022

Per 12 Juli 2022.

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
7 MF Indonesia IDN Andre Dio
8 MF Indonesia IDN Krisna Septiawan
10 FW Indonesia IDN Martua Sandeni
11 MF Indonesia IDN Robert Pires
14 MF Indonesia IDN Arif Suyono
17 FW Indonesia IDN Nico Malau
19 MF Indonesia IDN Ahmad Bustomi
20 GK Indonesia IDN Abdul Rohim
22 GK Indonesia IDN Wisnu Pradipta
23 MF Indonesia IDN Ichsan Pratama
28 MF Indonesia IDN Hari Habrian
29 DF Indonesia IDN Joko Susilo
33 DF Indonesia IDN Didik Ariyanto
No. Pos. Negara Pemain
55 DF Indonesia IDN Rizky Abdiansyah
79 MF Indonesia IDN Hamdi Sula Umanailo
82 FW Indonesia IDN Beni Oktovianto
88 DF Indonesia IDN Muhammad Harry
90 DF Indonesia IDN Andre Sitepu
92 FW Indonesia IDN Dian Sasongko
93 FW Indonesia IDN Ahmad Ihwan
GK Indonesia IDN Adixi Lenzivio
DF Indonesia IDN Supardi Nasir
DF Indonesia IDN Fardan Harahap
DF Indonesia IDN Imam Mahmudi
MF Indonesia IDN Suandi
FW Indonesia IDN Ricat Turnip

Mantan Pemain

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]