Lompat ke isi

Ponirah Terpidana: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Penghargaan dan nominasi: Bot: Merapikan artikel
 
(10 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Film
{{Infobox Film
|movie_name = Ponirah Terpidana
|movie_name = Ponirah Terpidana
|image = Ponirah_Terpidana.jpg
|image = Ponirah Terpidana (1983; obverse; wiki).jpg
|size =
|size =
|caption =
|caption =
Baris 10: Baris 10:
|writer = Slamet Rahardjo
|writer = Slamet Rahardjo
|starring = [[Christine Hakim]]<br />[[Ray Sahetapy]]<br />[[Nani Vidia]]<br />[[Bambang Hermanto]]<br />[[Slamet Rahardjo]]<br />[[Agus T. Sudibyo]]<br />[[Heru Sutopo]]<br />[[Clara Sinta]]<br />[[Moortri Purnomo]]<br />[[Sitoresmi Prabuningrat]]<br />[[Teguh Karya]]<br />[[N. Riantiarno]]
|starring = [[Christine Hakim]]<br />[[Ray Sahetapy]]<br />[[Nani Vidia]]<br />[[Bambang Hermanto]]<br />[[Slamet Rahardjo]]<br />[[Agus T. Sudibyo]]<br />[[Heru Sutopo]]<br />[[Clara Sinta]]<br />[[Moortri Purnomo]]<br />[[Sitoresmi Prabuningrat]]<br />[[Teguh Karya]]<br />[[N. Riantiarno]]
|music = Eros Djarot
|music = [[Eros Djarot]]
|cinematography = Tantra Surjadi
|cinematography = [[Tantra Surjadi]]
|editing = George Kamarullah
|editing = [[George Kamarullah]]
|distributor =
|distributor =
|released = 1984
|released = 1984
Baris 31: Baris 31:
* '''Pemeran Pendukung Pria Terbaik''' : [[Bambang Hermanto]]
* '''Pemeran Pendukung Pria Terbaik''' : [[Bambang Hermanto]]
* '''Tata Artistik Terbaik''' : [[Benny Benhardi]]
* '''Tata Artistik Terbaik''' : [[Benny Benhardi]]
* '''Penyuntingan Terbaik''' :[[George Kamarullah]]
* '''Penyuntingan Terbaik''' : [[George Kamarullah]]
}}
}}
'''Ponirah Terpidana''' adalah film [[Indonesia]] tahun 1984 dengan disutradarai oleh [[Slamet Rahardjo]] dan dibintangi oleh [[Christine Hakim]] dan [[Ray Sahetapy]].
'''Ponirah Terpidana''' adalah film [[Indonesia]] tahun 1984 disutradarai oleh [[Slamet Rahardjo]] dan dibintangi oleh [[Christine Hakim]] dan [[Ray Sahetapy]].


Film ini memperoleh [[Piala Citra]] dalam [[Festival Film Indonesia 1984]] untuk pemeran pembantu pria terbaik ([[Bambang Hermanto]], penyunting terbaik ([[George Kamarullah]]), dan tata artistik terbaik ([[Benny Benhardi]]).
Film ini memperoleh [[Piala Citra]] dalam [[Festival Film Indonesia 1984]] untuk pemeran pembantu pria terbaik ([[Bambang Hermanto]]), penyuntingan terbaik ([[George Kamarullah]]), dan tata artistik terbaik ([[Benny Benhardi]]).


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==


Ponirah dianggap sebagai anak pembawa sial, karena ibunya meninggal ketika melahirkannya. Kemudian kakaknya, Permadi, juga tewas tertabrak truk ketika memboncengkan Ponirah sewaktu kecil, dengan sepeda. Nyaris Ponirah ditikam dengan keris oleh ayahnya, Jabarudi (Bambang Hermanto) yang kalap. Trindil (Christine Hakim), pelayan yang setia membawa lari meninggalkan rumah. Sejak saat itu Trindil mengasuh Ponirah sebagai anak sendiri. Trindil sempat menjadi penari ronggeng, bahkan menjual tubuhnya dengan menghuni komplek pelacuran di daerah Yogyakarta, demi menghidupi Ponirah. Saat Ponirah dewasa (Nani Vidia) dan duduk di bangku SLA, guru baru Guritno (Slamet Rahardjo) sangat memperhatikannya. Ponirah merasa dimata-matai oleh Guritno yang sebenarnya adalah pamannya sendiri, yang mendapat tugas dari mendiang Jabarudi untuk mencari Ponirah. Merasa terus diamati oleh Guritno, Ponirah meninggalkan Trindil untuk mengikuti pemuda Jarkasi (Ray Sahetapy) ke Jakarta. Trindil putus asa lalu nekad gantung diri. Jarkasi sebenarnya bukan pemuda baik-baik, ia hanya calo pencari wanita muda ke daerah untuk dijadikan wanita penghibur di ibu kota. Tetapi Jarkasi ternyata jatuh cinta pada Ponirah. Sebaliknya, Ponirah menyatakan tekadnya untuk menjadi wanita penghibur termahal. Jarkasi tak berdaya menghadapi tekad Ponirah. Sang boss, Frangky Darling (Teguh Karya), tetap ingin menjemput Ponirah. Sementara itu Guritno terus mencari dan sempat bertemu Jarkasi. Saat Guritno mendahului menyerbu masuk ke dalam rumah, malah menjadi korban tikaman gunting Ponirah, yang sebenarnya berniat membunuh Franky. Jarkasi mengaku dialah yang membunuh Gurtino. Penyelidikan polisi akhirnya membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Ponirah terpidana, dengan membawa bekal cinta murni Jarkasi.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1539 Laman Ponirah Terpidana], diakses pada 17 Januari 2010</ref>
Ponirah dianggap sebagai anak pembawa sial, karena ibunya meninggal ketika melahirkannya. Kemudian kakaknya, Permadi, juga tewas tertabrak truk ketika memboncengkan Ponirah sewaktu kecil, dengan sepeda. Nyaris Ponirah ditikam dengan keris oleh ayahnya, Jabarudi (Bambang Hermanto) yang kalap. Trindil (Christine Hakim), pelayan yang setia membawa lari meninggalkan rumah. Sejak saat itu Trindil mengasuh Ponirah sebagai anak sendiri. Trindil sempat menjadi penari ronggeng, bahkan menjual tubuhnya dengan menghuni komplek pelacuran di daerah Yogyakarta, demi menghidupi Ponirah. Saat Ponirah dewasa (Nani Vidia) dan duduk di bangku SLA, guru baru Guritno (Slamet Rahardjo) sangat memperhatikannya. Ponirah merasa dimata-matai oleh Guritno yang sebenarnya adalah pamannya sendiri, yang mendapat tugas dari mendiang Jabarudi untuk mencari Ponirah. Merasa terus diamati oleh Guritno, Ponirah meninggalkan Trindil untuk mengikuti pemuda Jarkasi (Ray Sahetapy) ke Jakarta. Trindil putus asa lalu nekad gantung diri. Jarkasi sebenarnya bukan pemuda baik-baik, ia hanya calo pencari wanita muda ke daerah untuk dijadikan wanita penghibur di ibu kota. Tetapi Jarkasi ternyata jatuh cinta pada Ponirah. Sebaliknya, Ponirah menyatakan tekadnya untuk menjadi wanita penghibur termahal. Jarkasi tak berdaya menghadapi tekad Ponirah. Sang boss, Frangky Darling (Teguh Karya), tetap ingin menjemput Ponirah. Sementara itu Guritno terus mencari dan sempat bertemu Jarkasi. Saat Guritno mendahului menyerbu masuk ke dalam rumah, malah menjadi korban tikaman gunting Ponirah, yang sebenarnya berniat membunuh Franky. Jarkasi mengaku dialah yang membunuh Gurtino. Penyelidikan polisi akhirnya membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Ponirah terpidana, dengan membawa bekal cinta murni Jarkasi.<ref>[http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1539 Laman Ponirah Terpidana]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, diakses pada 17 Januari 2010</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

== Penghargaan dan nominasi ==
{| class="wikitable"
|+
!Tahun
!Penghargaan
!Kategori
!Penerima
!Hasil
|-
|rowspan="10" |1984
| rowspan="10" |[[Festival Film Indonesia 1984|Festival Film Indonesia]]
|[[Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia|Film Terbaik]]
|Ponirah Terpidana
|{{nom}}
|-
|[[Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia|Sutradara Terbaik]]
|[[Slamet Rahardjo]]
|{{nom}}
|-
|[[Pemeran Utama Perempuan Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Utama Wanita Terbaik]]
|[[Christine Hakim]]
|{{nom}}
|-
|[[Pemeran Utama Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Utama Pria Terbaik]]
|[[Ray Sahetapy]]
|{{nom}}
|-
|[[Pemeran Pendukung Pria Terbaik Festival Film Indonesia|Pemeran Pendukung Pria Terbaik]]
|[[Bambang Hermanto]]
|{{won}}
|-
|[[Skenario Terbaik Festival Film Indonesia|Penulis Skenario Terbaik]]
|[[Slamet Rahardjo]]
|{{nom}}
|-
|[[Pengarah Sinematografi Terbaik Festival Film Indonesia|Pengarah Sinematografi Terbaik]]
|Tantra Surjadi
|{{nom}}
|-
|[[Penyunting Gambar Terbaik Festival Film Indonesia|Penyunting Gambar Terbaik]]
|[[George Kamarullah]]
|{{won}}
|-
|[[Pengarah Artistik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Artistik Terbaik]]
|Benny Benhardi
|{{won}}
|-
|[[Penata Musik Terbaik Festival Film Indonesia|Penata Musik Terbaik]]
|[[Eros Djarot]]
|{{nom}}
|-
|}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1539 Resensi@Perfilmanjibis.pnri]
* {{id}} [http://perfilman.pnri.go.id/filmografi.php?1=1&a=view&recid=FILM-M1539 Resensi@Perfilmanjibis.pnri]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}

{{Film-indo-stub}}


[[Kategori:Film drama]]
[[Kategori:Film Indonesia]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1984]]
[[Kategori:Film Indonesia tahun 1984]]


{{film-indo-stub}}

Revisi terkini sejak 30 Desember 2023 05.20

Ponirah Terpidana
SutradaraSlamet Rahardjo
ProduserManu Sukmajaya
A. Gunawan
Ditulis olehSlamet Rahardjo
PemeranChristine Hakim
Ray Sahetapy
Nani Vidia
Bambang Hermanto
Slamet Rahardjo
Agus T. Sudibyo
Heru Sutopo
Clara Sinta
Moortri Purnomo
Sitoresmi Prabuningrat
Teguh Karya
N. Riantiarno
Penata musikEros Djarot
SinematograferTantra Surjadi
PenyuntingGeorge Kamarullah
Tanggal rilis
1984
Durasi107 menit
NegaraIndonesia
Penghargaan
Festival Film Indonesia 1984

Ponirah Terpidana adalah film Indonesia tahun 1984 disutradarai oleh Slamet Rahardjo dan dibintangi oleh Christine Hakim dan Ray Sahetapy.

Film ini memperoleh Piala Citra dalam Festival Film Indonesia 1984 untuk pemeran pembantu pria terbaik (Bambang Hermanto), penyuntingan terbaik (George Kamarullah), dan tata artistik terbaik (Benny Benhardi).

Ponirah dianggap sebagai anak pembawa sial, karena ibunya meninggal ketika melahirkannya. Kemudian kakaknya, Permadi, juga tewas tertabrak truk ketika memboncengkan Ponirah sewaktu kecil, dengan sepeda. Nyaris Ponirah ditikam dengan keris oleh ayahnya, Jabarudi (Bambang Hermanto) yang kalap. Trindil (Christine Hakim), pelayan yang setia membawa lari meninggalkan rumah. Sejak saat itu Trindil mengasuh Ponirah sebagai anak sendiri. Trindil sempat menjadi penari ronggeng, bahkan menjual tubuhnya dengan menghuni komplek pelacuran di daerah Yogyakarta, demi menghidupi Ponirah. Saat Ponirah dewasa (Nani Vidia) dan duduk di bangku SLA, guru baru Guritno (Slamet Rahardjo) sangat memperhatikannya. Ponirah merasa dimata-matai oleh Guritno yang sebenarnya adalah pamannya sendiri, yang mendapat tugas dari mendiang Jabarudi untuk mencari Ponirah. Merasa terus diamati oleh Guritno, Ponirah meninggalkan Trindil untuk mengikuti pemuda Jarkasi (Ray Sahetapy) ke Jakarta. Trindil putus asa lalu nekad gantung diri. Jarkasi sebenarnya bukan pemuda baik-baik, ia hanya calo pencari wanita muda ke daerah untuk dijadikan wanita penghibur di ibu kota. Tetapi Jarkasi ternyata jatuh cinta pada Ponirah. Sebaliknya, Ponirah menyatakan tekadnya untuk menjadi wanita penghibur termahal. Jarkasi tak berdaya menghadapi tekad Ponirah. Sang boss, Frangky Darling (Teguh Karya), tetap ingin menjemput Ponirah. Sementara itu Guritno terus mencari dan sempat bertemu Jarkasi. Saat Guritno mendahului menyerbu masuk ke dalam rumah, malah menjadi korban tikaman gunting Ponirah, yang sebenarnya berniat membunuh Franky. Jarkasi mengaku dialah yang membunuh Gurtino. Penyelidikan polisi akhirnya membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Ponirah terpidana, dengan membawa bekal cinta murni Jarkasi.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Laman Ponirah Terpidana[pranala nonaktif permanen], diakses pada 17 Januari 2010

Penghargaan dan nominasi

[sunting | sunting sumber]
Tahun Penghargaan Kategori Penerima Hasil
1984 Festival Film Indonesia Film Terbaik Ponirah Terpidana Nominasi
Sutradara Terbaik Slamet Rahardjo Nominasi
Pemeran Utama Wanita Terbaik Christine Hakim Nominasi
Pemeran Utama Pria Terbaik Ray Sahetapy Nominasi
Pemeran Pendukung Pria Terbaik Bambang Hermanto Menang
Penulis Skenario Terbaik Slamet Rahardjo Nominasi
Pengarah Sinematografi Terbaik Tantra Surjadi Nominasi
Penyunting Gambar Terbaik George Kamarullah Menang
Penata Artistik Terbaik Benny Benhardi Menang
Penata Musik Terbaik Eros Djarot Nominasi

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]