Lompat ke isi

Topeng Cirebon: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
topeng cirebon
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Bersih-bersih (via JWB)
 
(18 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Reynan-Topeng-waryo-topengcirebon.jpg|thumb|right|Topeng Cirebon karya ''Ki'' Waryo]]
[[Berkas:Reynan-Topeng-waryo-topengcirebon.jpg|jmpl|ka|Topeng Cirebon karya ''Ki'' Waryo]]
'''[[Topeng]] [[Cirebon]]''' adalah topeng yang terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pembuatannya. Bahkan seorang pengrajin yang sudah ahli pun untuk membuat satu topeng membutuhkan waktu hingga satu hari, menurut keterangan dari ''Ki'' Kandeg (ahli pembuat topeng Cirebon) pada masa lalu kayu yang biasa digunakan adalah [https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Dolichandrone_spathacea kayu Jaran], [[Waru|kayu Waru]], [[Mangga|kayu Mangga]] dan [[Pulai|kayu Lame]]. Topeng ini biasanya digunakan untuk kesenian-kesenian yang berhubungan dengan ''kedok'' (bahasa Indonesia : topeng) diantaranya adalah kesenian [[tari Topeng Cirebon]]. Topeng Cirebon dibuat oleh seorang ahli ''kedok'' yang cukup mumpuni, biasanya keahlian para ahli ''kedok'' berkembang seiring dengan perkembangan kesenian-kesenian yang berhubungan dengan ''kedok'' tersebut dimana keahliannya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi<ref>[http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/2015/10/26/menguak-rahasia-keindahan-seni-kriya-kedok-tradisional-gaya-cirebon/ | Waryo. 2015. Menguak Rahasia Keindahan Seni Kriya Kedok Tradisional Gaya Cirebon. [[Cirebon]] : Dinas Pemuda, Olaharaga, Budaya dan Pariwisata Kota Cirebon]</ref>. Salah satu yang terkenal diantaranya adalah ''Ki'' Waryo putera dari maestro kesenian Cirebon ''Ki'' Empek.


'''Topeng Cirebon''' adalah topeng yang berkembang di [[Kota Cirebon|Cirebon]] dengan dibuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pembuatannya. Bahkan seorang pengrajin yang sudah ahli pun untuk membuat satu topeng membutuhkan waktu hingga satu hari, menurut keterangan dari ''Ki'' Kandeg (ahli pembuat topeng Cirebon) pada masa lalu kayu yang biasa digunakan adalah [https://en.wiki-indonesia.club/wiki/Dolichandrone_spathacea kayu Jaran], [[Waru|kayu Waru]], [[Mangga|kayu Mangga]] dan [[Pulai|kayu Lame]]. Topeng ini biasanya digunakan untuk kesenian-kesenian yang berhubungan dengan ''kedok'' (bahasa Indonesia: topeng) diantaranya adalah kesenian [[tari Topeng Cirebon]]. Topeng Cirebon dibuat oleh seorang ahli ''kedok'' yang cukup mumpuni, biasanya keahlian para ahli ''kedok'' berkembang seiring dengan perkembangan kesenian-kesenian yang berhubungan dengan ''kedok'' tersebut di mana keahliannya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.<ref>{{Cite web |url=http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/2015/10/26/menguak-rahasia-keindahan-seni-kriya-kedok-tradisional-gaya-cirebon/ |title=Waryo. 2015. Menguak Rahasia Keindahan Seni Kriya Kedok Tradisional Gaya Cirebon. &#91;&#91;Cirebon&#93;&#93;: Dinas Pemuda, Olaharaga, Budaya dan Pariwisata Kota Cirebon |access-date=2016-01-16 |archive-date=2016-03-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160327102907/http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/2015/10/26/menguak-rahasia-keindahan-seni-kriya-kedok-tradisional-gaya-cirebon/ |dead-url=yes }}</ref> Salah satu yang terkenal diantaranya adalah ''Ki'' Waryo putera dari maestro kesenian Cirebon ''Ki'' Empek.
== Filosofi topeng Cirebon ==


== Filosofi Topeng Cirebon ==
Topeng dalam filosofi kebudayaan Cirebon tidak hanya dipandang sebagai ''kedok'' (bahasa Indonesia : topeng) dalam artian penutup wajah, namun dipandang sebagai hiasan yang dipasang menempel pada bagian depan ''sorban'' (bahasa Indonesia : penutup kepala), hal tersebut terbukti dengan adanya ungkapan di masyarakat Cirebon yang berbunyi ''ketop-ketop gopeng'' (bahasa Indonesia : hiasan pada bagian depan ''sorban'') yang dibenarkan oleh ''mimi'' Wangi Indriya (maestro tari Topeng Cirebon gaya Tambi)<ref>[http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/2015/10/26/pesona-seni-topeng-adat-istiadat-dan-perkembangan/ | Waryo. 2015. Pesona Seni Topeng :Adat Istiadat dan Perkembangan. [[Cirebon]] : Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon]</ref>


Topeng dalam filosofi kebudayaan Cirebon tidak hanya dipandang sebagai ''kedok'' (bahasa Indonesia: topeng) dalam artian penutup wajah, namun dipandang sebagai hiasan yang dipasang menempel pada bagian depan ''serban'' (bahasa Indonesia: penutup kepala), hal tersebut terbukti dengan adanya ungkapan di masyarakat Cirebon yang berbunyi ''ketop-ketop gopeng'' (bahasa Indonesia: hiasan pada bagian depan ''serban'') yang dibenarkan oleh ''mimi'' Wangi Indriya (maestro tari Topeng Cirebon gaya Tambi)<ref>{{Cite web |url=http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/2015/10/26/pesona-seni-topeng-adat-istiadat-dan-perkembangan/ |title=Waryo. 2015. Pesona Seni Topeng:Adat Istiadat dan Perkembangan. &#91;&#91;Cirebon&#93;&#93;: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon |access-date=2016-02-03 |archive-date=2016-08-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160811123655/http://disporbudpar.cirebonkota.go.id/2015/10/26/pesona-seni-topeng-adat-istiadat-dan-perkembangan/ |dead-url=yes }}</ref>
== Sejarah topeng Cirebon ==


== Sejarah Topeng Cirebon ==
Pada masa awal munculnya kesenian topeng Cirebon terutama pada masa [[kesultanan Cirebon]] kesenian yang berkaitan dengan topeng atau ''kedok'' merupakan kesenian yang bernafaskan Islam karena digunakan sebagai sarana dakwah.

Pada masa awal munculnya kesenian topeng Cirebon terutama pada masa [[kesultanan Cirebon]] kesenian yang berkaitan dengan topeng atau ''kedok'' adalah kesenian yang bernafaskan Islam karena digunakan sebagai sarana dakwah.


=== Topeng pada masa [[kesultanan Cirebon]] ===
=== Topeng pada masa [[kesultanan Cirebon]] ===


Pada masa kekuasaan [[Sunan Gunung Jati]] di [[kesultanan Cirebon]] kesenian topeng dikaitkan dengan dakwah Islam, Sunan Jati melakukan pendekatan-pendekatan yang persuasif dengan masyarakat, salah satunya adalah dengan kesenian Topeng Cirebon.
Pada masa kekuasaan [[Sunan Gunung Jati]] di [[kesultanan Cirebon]], Sunan Gunung Jati bekerjasama dengan [[Sunan Kalijaga]] memfungsikan Tari Topeng klono sewandono sebagai bagian dari upaya penyebaran agama Islam dan sebagai tontonan dilingkungan keraton, Sunan Kali jaga dirasa telah mampu memikat warga pribumi untuk masuk islam melalui jalur budaya.[https://www.gapuranews.com/tari-topeng-cirebon-eksis-sejak-zaman-sunan-gunung-jati/]


Pada masa yang sama, [[Sunan Kalijaga]] juga membantu penyebaran dakwah Islam dengan menggunakan kesenian topeng Cirebon, menurut budayawan Cirebon Toto Suanda, Sunan Kalijaga mengajarkan kepada murid-muridnya yaitu Pangeran Bagusan, ''Ki'' buyut Trusmi dari desa Trusmi, [[plered, Cirebon|kecamatan Plered]], [[kabupaten Cirebon]] dan Pangeran Losari tentang kesenian topeng Cirebon, dari merekalah kemudian kesenian topeng Cirebon menyebar ke wilayah Indramayu, Majalengka dan wilayah-wilayah lainnya yang kemudian berkembang menjadi pelengkap penampilan dari gaya-gaya [[tari Topeng Cirebon]].
Pada masa yang sama, [[Sunan Kalijaga]] yang merupakan keturunan bangsawan Ponorogo turut juga membantu penyebaran dakwah Islam dengan menggunakan kesenian topeng [[Klono Sewandono|klono sewandono]] di Cirebon dalam garapan cirebonan, menurut budayawan Cirebon Toto Suanda, [[Sunan Kalijaga]] mengajarkan kepada murid-muridnya yaitu Pangeran Bagusan, ''Ki'' buyut Trusmi dari [[Trusmi Kulon, Plered, Cirebon|desa Trusmi]], [[plered, Cirebon|kecamatan Plered]], [[kabupaten Cirebon]] dan Pangeran Losari tentang kesenian topeng Cirebon, dari merekalah kemudian kesenian topeng Cirebon menyebar ke wilayah [[Kabupaten Indramayu|Indramayu]], [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]], [[Kabupaten Subang|Subang]] dan wilayah-wilayah lainnya yang kemudian berkembang menjadi pelengkap penampilan dari gaya-gaya [[Tari Topeng Cirebon]].


== Cara Pembuatan ==
== Cara Pembuatan ==
[[Berkas:Reynan-Topeng-waryo-topengkalan-kayujaran-belumjadi.jpg|200px|thumb|right|Proses pembuatan topeng Klana pesanan ''Ki'' Erik North (budayawan Cirebon asal Santa Barbara - California). ''angbobok'' (bahasa Indonesia : membuka) bagian belakang topeng serta mempertegas bentuk wajah.]]
[[Berkas:Reynan-Topeng-waryo-topengkalan-kayujaran-belumjadi.jpg|200px|jmpl|ka|Proses pembuatan topeng Klana pesanan ''Ki'' Erik North (budayawan Cirebon asal Santa Barbara - California). ''angbobok'' (bahasa Indonesia : membuka) bagian belakang topeng serta mempertegas bentuk wajah.]]
'''Langkah-langkah pembuatan topeng Cirebon adalah sebagai berikut:'''
'''Langkah-langkah pembuatan topeng Cirebon adalah sebagai berikut:'''


Baris 28: Baris 29:
== Jenis Topeng ==
== Jenis Topeng ==


[[Semua]] jenis topeng ini akan dikenakan pada saat pementasan tari topeng Cirebonan yang diiringi dengan gamelan. Tepeng Cirebon yang paling pokok ada lima yang disebut juga Topeng Panca Wanda :
[[Semua]] jenis topeng ini akan dikenakan pada saat pementasan [[Tari Topeng Cirebon]]an yang diiringi dengan [[gamelan]]. Tepeng Cirebon yang paling pokok ada lima yang disebut juga Topeng Panca Wanda:


* '''Panji''', wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir
* '''Panji''', wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir. Topeng berwarna Putih.
* '''Samba (Pamindo)''', topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah
* '''Samba (Pamindo)''', topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah. Topeng Berwarna Merah Muda muda.
* '''Rumyang''', wajahnya menggambarkan seorang remaja
* '''Rumyang''', wajahnya menggambarkan seorang remaja. Topeng berwarna Merah Muda.
* '''Patih (Tumenggung)''', topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab
* '''Patih (Tumenggung)''', topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab. Topeng berwarna Merah Kecoklatan/Coklat.
* '''Kelana (Rahwana)''', topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah
* '''Kelana (Rahwana)''', topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah. Topeng berwarna Merah.
*


Menurut [[Hasan Nawi]], salah seorang pengrajin topeng Cirebon dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia seperti mengenakan topeng, misalnya saja pada saat marah seperti sudah mengganti topeng berwajah ceria dengan topeng kemarahan. Kalau ada orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan maka ia seperti sedang mengganti topeng dewasanya dengan topeng anak-anak.
Menurut [[Hasan Nawi]], salah seorang pengrajin topeng Cirebon dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia seperti mengenakan topeng, misalnya saja pada saat marah seperti sudah mengganti topeng berwajah ceria dengan topeng kemarahan. Kalau ada orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan maka ia seperti sedang mengganti topeng dewasanya dengan topeng anak-anak.


Selain lima topeng yang ada biasa ditampilkan, menurut Ki Waryo (maestro tari Topeng Cirebon gaya Palimanan) pada masa lalu didalam gaya Palimanan juga dipentaskan tarian Ratu Kencana Wungu yang dibuktikan dengan keberadaan topeng ini yang tersimpan pada dalang tari Topeng Cirebon gaya Palimanan.
Selain lima topeng yang ada biasa ditampilkan, menurut Ki Waryo (maestro [[Tari Topeng Cirebon (Gaya Palimanan)|Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan]]) pada masa lalu di dalam gaya Palimanan juga dipentaskan tarian Ratu Kencana Wungu yang dibuktikan dengan keberadaan topeng ini yang tersimpan pada dalang [[Tari Topeng Cirebon (Gaya Palimanan)|Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan]].


=== Proses pembuatan topeng Kencana Wungu ===
=== Proses pembuatan topeng Kencana Wungu ===
Baris 56: Baris 58:
<gallery>
<gallery>


Berkas:Topeng-sujanapriya.jpg | ''Ki'' Sujana Priya salah satu dari beberapa ''tukang kedok'' (bahasa Indonesia : ahli pembuat topeng) di Cirebon, keterampilan membuat ''kedok'' dia pelajari dari ''Ki'' Kandeg sekaligus sebagai pelaku Wayang Wong gaya Cirebon.
Berkas:Topeng-sujanapriya.jpg | ''Ki'' Sujana Priya salah satu dari beberapa ''tukang kedok'' (bahasa Indonesia: ahli pembuat topeng) di Cirebon, keterampilan membuat ''kedok'' dia pelajari dari ''Ki'' Kandeg sekaligus sebagai pelaku Wayang Wong gaya Cirebon.


Berkas:Topeng-waryo.jpg | ''Ki'' Waryo, putera dari ''Ki'' Empek (maestro kesenian Cirebon). ''Ki'' Waryo mewarisi bakat keluarganya sebagai seniman multi kesenian di Cirebon, salah satu keahlian ''Ki'' Waryo adalah membuat ''kedok'' Cirebon.
Berkas:Topeng-waryo.jpg | ''Ki'' Waryo, putera dari ''Ki'' Empek (maestro kesenian Cirebon). ''Ki'' Waryo mewarisi bakat keluarganya sebagai seniman multi kesenian di Cirebon, salah satu keahlian ''Ki'' Waryo adalah membuat ''kedok'' Cirebon.


</gallery>
</gallery>

Revisi terkini sejak 8 Desember 2022 17.53

Topeng Cirebon karya Ki Waryo

Topeng Cirebon adalah topeng yang berkembang di Cirebon dengan dibuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah dibentuk namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam proses pembuatannya. Bahkan seorang pengrajin yang sudah ahli pun untuk membuat satu topeng membutuhkan waktu hingga satu hari, menurut keterangan dari Ki Kandeg (ahli pembuat topeng Cirebon) pada masa lalu kayu yang biasa digunakan adalah kayu Jaran, kayu Waru, kayu Mangga dan kayu Lame. Topeng ini biasanya digunakan untuk kesenian-kesenian yang berhubungan dengan kedok (bahasa Indonesia: topeng) diantaranya adalah kesenian tari Topeng Cirebon. Topeng Cirebon dibuat oleh seorang ahli kedok yang cukup mumpuni, biasanya keahlian para ahli kedok berkembang seiring dengan perkembangan kesenian-kesenian yang berhubungan dengan kedok tersebut di mana keahliannya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.[1] Salah satu yang terkenal diantaranya adalah Ki Waryo putera dari maestro kesenian Cirebon Ki Empek.

Filosofi Topeng Cirebon[sunting | sunting sumber]

Topeng dalam filosofi kebudayaan Cirebon tidak hanya dipandang sebagai kedok (bahasa Indonesia: topeng) dalam artian penutup wajah, namun dipandang sebagai hiasan yang dipasang menempel pada bagian depan serban (bahasa Indonesia: penutup kepala), hal tersebut terbukti dengan adanya ungkapan di masyarakat Cirebon yang berbunyi ketop-ketop gopeng (bahasa Indonesia: hiasan pada bagian depan serban) yang dibenarkan oleh mimi Wangi Indriya (maestro tari Topeng Cirebon gaya Tambi)[2]

Sejarah Topeng Cirebon[sunting | sunting sumber]

Pada masa awal munculnya kesenian topeng Cirebon terutama pada masa kesultanan Cirebon kesenian yang berkaitan dengan topeng atau kedok adalah kesenian yang bernafaskan Islam karena digunakan sebagai sarana dakwah.

Topeng pada masa kesultanan Cirebon[sunting | sunting sumber]

Pada masa kekuasaan Sunan Gunung Jati di kesultanan Cirebon, Sunan Gunung Jati bekerjasama dengan Sunan Kalijaga memfungsikan Tari Topeng klono sewandono sebagai bagian dari upaya penyebaran agama Islam dan sebagai tontonan dilingkungan keraton, Sunan Kali jaga dirasa telah mampu memikat warga pribumi untuk masuk islam melalui jalur budaya.[1]

Pada masa yang sama, Sunan Kalijaga yang merupakan keturunan bangsawan Ponorogo turut juga membantu penyebaran dakwah Islam dengan menggunakan kesenian topeng klono sewandono di Cirebon dalam garapan cirebonan, menurut budayawan Cirebon Toto Suanda, Sunan Kalijaga mengajarkan kepada murid-muridnya yaitu Pangeran Bagusan, Ki buyut Trusmi dari desa Trusmi, kecamatan Plered, kabupaten Cirebon dan Pangeran Losari tentang kesenian topeng Cirebon, dari merekalah kemudian kesenian topeng Cirebon menyebar ke wilayah Indramayu, Majalengka, Subang dan wilayah-wilayah lainnya yang kemudian berkembang menjadi pelengkap penampilan dari gaya-gaya Tari Topeng Cirebon.

Cara Pembuatan[sunting | sunting sumber]

Proses pembuatan topeng Klana pesanan Ki Erik North (budayawan Cirebon asal Santa Barbara - California). angbobok (bahasa Indonesia : membuka) bagian belakang topeng serta mempertegas bentuk wajah.

Langkah-langkah pembuatan topeng Cirebon adalah sebagai berikut:

  1. Kayu gelondongan dibentuk segitiga dan dihaluskan permukaannya
  2. Mulai dipahat sedikit demi sedikit terutama untuk peletakan bagian-bagian wajah seperti mata, pipi, dan bibir. Bagian hidung harus lebih timbul dari bagian lainnya
  3. Setiap permukaan wajah mulai dibentuk dengan menggunakan pahat
  4. Setelah cukup rapi, seluruh permukaan wajah diolesi cat dasar, kemudian diamplas.
  5. Setelah cat kering, mulailah wajah topeng itu didandani dengan menggunakan cat warna. Tentu saja disesuaikan dengan jenis topengnya.

Jenis Topeng[sunting | sunting sumber]

Semua jenis topeng ini akan dikenakan pada saat pementasan Tari Topeng Cirebonan yang diiringi dengan gamelan. Tepeng Cirebon yang paling pokok ada lima yang disebut juga Topeng Panca Wanda:

  • Panji, wajahnya yang putih bersih melambangkan kesucian bayi yang baru lahir. Topeng berwarna Putih.
  • Samba (Pamindo), topeng anak-anak yang berwajah ceria, lucu, dan lincah. Topeng Berwarna Merah Muda muda.
  • Rumyang, wajahnya menggambarkan seorang remaja. Topeng berwarna Merah Muda.
  • Patih (Tumenggung), topeng ini menggambarkan orang dewasa yang berwajah tegas, berkepribadian, serta bertanggung jawab. Topeng berwarna Merah Kecoklatan/Coklat.
  • Kelana (Rahwana), topeng yang menggambarkan seseorang yang sedang marah. Topeng berwarna Merah.

Menurut Hasan Nawi, salah seorang pengrajin topeng Cirebon dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia seperti mengenakan topeng, misalnya saja pada saat marah seperti sudah mengganti topeng berwajah ceria dengan topeng kemarahan. Kalau ada orang dewasa yang sikapnya kekanak-kanakan maka ia seperti sedang mengganti topeng dewasanya dengan topeng anak-anak.

Selain lima topeng yang ada biasa ditampilkan, menurut Ki Waryo (maestro Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan) pada masa lalu di dalam gaya Palimanan juga dipentaskan tarian Ratu Kencana Wungu yang dibuktikan dengan keberadaan topeng ini yang tersimpan pada dalang Tari Topeng Cirebon gaya Palimanan.

Proses pembuatan topeng Kencana Wungu[sunting | sunting sumber]

Pewarisan keahlian[sunting | sunting sumber]

Pewarisan keahlian pembuatan topeng Cirebon biasanya dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang sudah berjalan selama ratusan tahun dan ada pula proses pewarisan keahlian yang dilakukan dengan cara pembelajaran dari guru ke muridnya.

Tukang kedok[sunting | sunting sumber]

Sumber[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]