Lompat ke isi

Musa Hassan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Indonesia-Malaysia menjadi Tokoh Malaysia keturunan Indonesia
 
(33 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox President
[[Berkas:MusaHassan.jpg|thumb|right|250px|Tan Sri Musa Hassan]]
|name = Tan Sri Musa Hassan
'''Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan''' adalah Kepala Kepolisian [[Malaysia]] yang kelapan dan yang sekarang, menjabat sejak 12 November 2006 hingga kini. Ia menggantikan [[Tan Sri Mohd. Bakri Hj. Omar]] yang telah memasuki masa pensiun sebagai polisi.
|image = Musa Hassan.jpg
|order = Kepala Kepolisian Kerajaan Malaysia
|vicepresident =
|predecessor = [[Bakri Omar|Tan Sri Bakri Omar]]
|successor =
|birth_date = {{birth date and age|1951|9|13}}
|birth_place = {{negara|Malaysia}} [[Kuala Lumpur]]
|death_date =
|death_place =
|order2 =
|term_start2 =
|term_end2 =
|predecessor2 =
|successor2 =
}}
'''Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan''' adalah Kepala Kepolisian [[Malaysia]] yang kedelapan dan yang sekarang, menjabat sejak 12 November 2006 hingga kini. Ia menggantikan [[Tan Sri Mohd. Bakri Hj. Omar]] yang telah memasuki masa pensiun sebagai polisi.


==Keluarga==
== Keluarga ==
Musa Hassan merupakan anak sulung kepada , Dato [[Hassan Azhari]], seorang guru al-Quran dan Qiraati yang terkenal di Malaysia. Beliau dipelihara oleh neneknya dan menerima pendidikan di [[Kuala Lumpur]]. Adiknya Dato [[Fuad Hassan]] merupakan pemimpin belia dan ahi politik serta pernah menjadi ADUN kawasan [[Pandan]]. Seorang lagi adiknya merupakan aktor terkenal di Malaysia iaitu [[Dato' Jalaluddin Hassan]].
Musa lahir pada 13 September 1951 di Kuala Lumpur merupakan anak sulung kepada Dato [[Hassan Azhari]], seorang guru Quran dan Qiraati yang terkenal di Malaysia. Ia dipelihara oleh neneknya dan menerima pendidikan di [[Kuala Lumpur]]. Saudara kandungnya Dato' [[Fuad Hassan]] merupakan pemimpin pemuda dan ahli politikus serta pernah menjabat jabatan Ahli Dewan Undangan Negeri kawasan [[Pandan]]. Seorang lagi saudaranya merupakan aktur terkenal di Malaysia iaitu Dato' [[Jalaluddin Hassan]].


==Karir sebagai polisi==
== Karier sebagai polisi ==

* 1969 -Inspektur Pelatihan.
* 1969 -Inspektur Pelatihan.
**Di Maktab Polis Kuala Kubu Bahru.
** Di Maktab Kepolisian Kuala Kubu Bahru.
* 1970 -Inspektur Investigasi Khusus.
* 1970 -Inspektur Selidikan Khusus.
**Di Kantor Kepolisian Daerah Melaka Tengah.
** Di Kantor Kepolisian Daerah Melaka Tengah.
* 1973 -Pegawai Pendakwa.
**Di Kantor Kepolisian Daerah Alor Gajah, Melaka.
* 1973 -Pegawai Pendakwa.
** Di Kantor Kepolisian Daerah Alor Gajah, Melaka.
* 1975 -PT Rekod / Perangkaan CAD
* 1975 -PT Rekod / Perangkaan CAD
**JSJ. Bukit Aman.
** JSJ. Bukit Aman.
* 1981 -PPP Bah. 'A'
* 1981 -PPP Bah. 'A'
**Narkotik, Bukit Aman.
** Narkotik, Bukit Aman.
* 1985 -PPP Pakar Bantuan Teknik CAD.
* 1985 -PPP Pakar Bantuan Teknik CAD.
**JSJ. Bukit Aman.
** Divisi Kriminal Tindak Pidana Bukit Aman.
* 1986 -PPP Sekolah Penegakan Hukum.
* 1986 -PPP Sekolah Penegakan Hukum.
**Maktab Kepolisian Kuala Kubu Bahru.
** Maktab Kepolisian Kuala Kubu Bahru.
* 1988 -Deputi Kepala Sekolah Penegakan.
* 1988 -Deputi Kepala Sekolah Penegakan.
**Maktab Polis Kuala Lubu Bahru.
** Maktab Polis Kuala Lubu Bahru.
* 1991 -Pegawai Pelatihan B1.
* 1991 -Pegawai Pelatihan B1.
**Cawangan Latihan, Kantor Pengurusan, Bukit Aman.
** Cawangan Latihan, Kantor Pengurusan, Bukit Aman.
* 1992 -PP Pelatihan (Peperiksaan).
* 1992 -PP Pelatihan (Peperiksaan).
**Cawangan Latihan, Jabatan Pengurusan, Bukit Aman.
** Cawangan Pelatihan, Kantor Pengurusan, Bukit Aman.
* 1995 -Pembantu Direktur Pendakwaan / Penegakan Hukum.
* 1995 -Pembantu Direktur Pendakwaan / Penegakan Hukum.
**JSJ. Bukit Aman.
** Divisi Kriminal Tindak Pidana Bukit Aman.
* 2000 -Deputi Direktur II.
* 2000 -Deputi Direktur II.
**JSJ. Bukit Aman.
** Divisi Kriminal Tindak Pidana Bukit Aman.
* 2001 -Deputi Direktur I.
* 2001 -Deputi Direktur I.
**JSJ. Bukit Aman.
** Divisi Kriminal Tindak Pidana Bukit Aman.
* 2003 -Kepala Kepolisian Negeri Johor.
* 2003 -Kepala Kepolisian Negeri Johor.
* 2004 -Direktur bagian JSJ.
* 2004 -Direktur bagian Divisi Kriminal Tindak Pidana
**Bukit Aman.
** Bukit Aman.
* 2005 -Deputi Kepala Kepolisian Malaysia
* 2005 -Deputi Kepala Kepolisian Malaysia
* 2006 -Kepala Kepolisian Malaysia.
* 2006 -Kepala Kepolisian Malaysia.


Dengan pengalaman lebih 30 tahun, kemampuannya memimpin jajaran kepolisian Malaysia tidak diragukan banyak pihak.
Dengan pengalaman lebih 30 tahun, kemampuannya memimpin jajaran kepolisian Malaysia tidak diragukan banyak pihak.


==Tuduhan korupsi==
== Tuduhan korupsi ==
Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan pernah dituduh korupsi RM2 juta bagi membebaskan 3 ahli sindikat perjudian haram di [[Kepolisian Daerah]] Kluang, [[Johor]] di bawah [[Ordinan Dharurat 1969]]. Pada [[18 Juni]] [[2007]], Kantor Penanggulangan Korupsi ''(Badan Pencegah Rasuah)'' telah menyelidiki kasus ini berdasarkan surat aduan dan e-mail yang diterima serta soal-siasat terhadap 6 saksi dan pernyataan akun-akun bank Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan.
Tan Sri Musa pernah dituduh korupsi RM2 juta bagi membebaskan 3 ahli sindiket perjudian haram di [[Kepolisian Daerah]] Kluang, [[Johor]] di bawah [[Ordinan Darurat 1969]]. Pada [[18 Juni]] [[2007]], Kantor Penanggulangan Korupsi ''(Badan Pencegah Rasuah)'' telah menyelidiki kasus ini berdasarkan surat aduan dan e-mail yang diterima serta soal-siasat terhadap 6 saksi dan pernyataan cek-cek bank Tan Sri Musa Hassan.

3 'ahli sindiket perjudian haram' itu ditangkap pada [[30 Maret]] [[2007]] berdasarkan informasi daripada 6 orang saksi. Wakil DSP Dato' Khalid Abu Bakar telah menyelidik kebenaran kasus ini sama ada berlaku penganiayaan atau tidak. Kiranya ada unsur penganiayaan, tahanan haruslah dibebaskan. Malangnya setelah diselidik, 6 saksi tersebut menidakkan maklumat itu daripada mereka dan tanda tangan itu bukanlah milik mereka. Pada hari laporan ditulis, 5 saksi masih ditahanan dan 1 sedang dibawa ke pengadilan. Oleh itu kredibiliti 6 saksi ini diragui dan tidak selaras. Pada 6 April 2007 mereka dibebaskan setelah ditahan selama 7 hari.


Jaksa Agung Nasional, Tan Sri [[Abdul Ghani Patail]] menyatakan kasus ini dihapus. Walau bagaimanapun penghapusan kasus ini secara tergesa-gesa menimbulkan polemik di kalangan warga sipil. Tambahan dengan tersebarnya dakwaan mengatakan anak kepada Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan bekerja di kantor teknologi maklumat milik salah seorang daripada 3 pemuka sindikat perjudian haram tersebut. Terdapat juga dakwaan bahawa kertas-kertas selidikan terhadap 3 orang pemuka sindikat haram ini telah diubah supaya pendakwaan terhadap mereka menjadi lemah dan seterusnya meletakkan kesalahan kepada pegawai penyelidik polisi. Para pegawai kepolisian terbabit akhirnya telah didakwa karena kesalahan menggunakan kuasa polisi secara kejahatan untuk membina kasus terhadap ahli sindikat terbabit.
3 'ahli sindikat perjudian haram' itu ditangkap pada [[30 Maret]] [[2007]] berdasarkan informasi daripada 6 orang saksi. Wakil DSP Dato' Khalid Abu Bakar telah menyelidik kebenaran kasus ini sama ada berlaku penganiayaan atau tidak. Kiranya ada unsur penganiayaan, tahanan haruslah dibebaskan. Malangnya setelah diselidik, 6 saksi tersebut menidakkan maklumat itu daripada mereka dan tandatangan itu bukanlah milik mereka. Pada hari laporan ditulis, 5 saksi masih ditahanan dan 1 sedang dibawa ke pengadilan. Oleh itu kredibiliti 6 saksi ini diragui dan tidak selaras. Pada 6 April 2007 mereka dibebaskan setelah ditahan selama 7 hari.


Kemuncak kepada kontroversi ini, Kepala Divisi Tindak Perdata PDRM, Dato' Ramli Yusuff telah didakwa di pengadilan atas kesalahan tidak mengisytiharkan harta miliknya dianggarkan bernilai RM27 miliar ''(Rp 77,770,019,531.3)''. Adalah merupakan satu kesalahan bagi kakitangan kerajaan jika tidak berbuat demikian. Kasus ini dilihat sebagai manifestasi konflik dalaman kepolisian Malaysia kerana Dato' Ramli Yusuff adalah kepala kepada para pegawai kepolisian yang tersangka menganiaya Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan dan 3 orang ahli sindiket terbabit.
[[Pengacara]] Negara Malaysia, Tan Sri [[Abdul Ghani Patail]] menyatakan kasus ini dihapus. Walau bagaimanapun penghapusan kasus ini secara tergesa-gesa menimbulkan polemik di kalangan warga sipil. Tambahan dengan tersebarnya dakwaan mengatakan anak kepada Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan bekerja di kantor teknologi maklumat milik salah seorang daripada 3 pemuka sindikat perjudian haram tersebut. Terdapat juga dakwaan bahawa kertas-kertas selidikan terhadap 3 orang pemuka sindikat haram ini telah diubah supaya pendakwaan terhadap mereka menjadi lemah dan seterusnya meletakkan kesalahan kepada pegawai penyelidik polisi. Para pegawai kepolisian terbabit akhirnya telah didakwa karena kesalahan menggunakan kuasa polisi secara kejahatan untuk membina kes terhadap ahli sindikat terbabit.


{{Kotak_mulai}}
Kemuncak kepada kontroversi ini, Kepala Divisi Tindak Perdata PDRM, Dato' Ramli Yusuff telah didakwa di pengadilan atas kesalahan tidak mengisytiharkan harta miliknya dianggarkan bernilai 27 juta. Adalah merupakan satu kesalahan bagi kakitangan kerajaan jika tidak berbuat demikian. Kasus ini dilihat sebagai manifestasi konflik dalaman kepolisian Malaysia kerana Dato' Ramli Yusuff adalah kepala kepada para pegawai kepolisian yang didakwa menganiaya Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan dan 3 orang ahli sindikat terbabit.
{{Kotak_suksesi |pendahulu = [[Bakri Omar|Tan Sri Bakri Omar]] |jabatan = Kepala [[Kepolisian Kerajaan Malaysia]] |tahun = 2006-sekarang |pengganti = sedang menjabat}}
{{Kotak_selesai}}


{{DEFAULTSORT:Hassan, Musa}}
{{bio-stub}}
[[Kategori:Kelahiran 1951]]
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Tokoh Malaysia]]
[[Kategori:Tokoh Malaysia]]
[[Kategori:Tokoh Malaysia keturunan Indonesia]]
[[ms:Musa Hassan]]

Revisi terkini sejak 19 Agustus 2024 13.12

Tan Sri Musa Hassan
Kepala Kepolisian Kerajaan Malaysia
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir13 September 1951 (umur 73)
Malaysia Kuala Lumpur
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan adalah Kepala Kepolisian Malaysia yang kedelapan dan yang sekarang, menjabat sejak 12 November 2006 hingga kini. Ia menggantikan Tan Sri Mohd. Bakri Hj. Omar yang telah memasuki masa pensiun sebagai polisi.

Musa lahir pada 13 September 1951 di Kuala Lumpur merupakan anak sulung kepada Dato Hassan Azhari, seorang guru Quran dan Qiraati yang terkenal di Malaysia. Ia dipelihara oleh neneknya dan menerima pendidikan di Kuala Lumpur. Saudara kandungnya Dato' Fuad Hassan merupakan pemimpin pemuda dan ahli politikus serta pernah menjabat jabatan Ahli Dewan Undangan Negeri kawasan Pandan. Seorang lagi saudaranya merupakan aktur terkenal di Malaysia iaitu Dato' Jalaluddin Hassan.

Karier sebagai polisi

[sunting | sunting sumber]
  • 1969 -Inspektur Pelatihan.
    • Di Maktab Kepolisian Kuala Kubu Bahru.
  • 1970 -Inspektur Selidikan Khusus.
    • Di Kantor Kepolisian Daerah Melaka Tengah.
  • 1973 -Pegawai Pendakwa.
    • Di Kantor Kepolisian Daerah Alor Gajah, Melaka.
  • 1975 -PT Rekod / Perangkaan CAD
    • JSJ. Bukit Aman.
  • 1981 -PPP Bah. 'A'
    • Narkotik, Bukit Aman.
  • 1985 -PPP Pakar Bantuan Teknik CAD.
    • Divisi Kriminal Tindak Pidana Bukit Aman.
  • 1986 -PPP Sekolah Penegakan Hukum.
    • Maktab Kepolisian Kuala Kubu Bahru.
  • 1988 -Deputi Kepala Sekolah Penegakan.
    • Maktab Polis Kuala Lubu Bahru.
  • 1991 -Pegawai Pelatihan B1.
    • Cawangan Latihan, Kantor Pengurusan, Bukit Aman.
  • 1992 -PP Pelatihan (Peperiksaan).
    • Cawangan Pelatihan, Kantor Pengurusan, Bukit Aman.
  • 1995 -Pembantu Direktur Pendakwaan / Penegakan Hukum.
    • Divisi Kriminal Tindak Pidana Bukit Aman.
  • 2000 -Deputi Direktur II.
    • Divisi Kriminal Tindak Pidana Bukit Aman.
  • 2001 -Deputi Direktur I.
    • Divisi Kriminal Tindak Pidana Bukit Aman.
  • 2003 -Kepala Kepolisian Negeri Johor.
  • 2004 -Direktur bagian Divisi Kriminal Tindak Pidana
    • Bukit Aman.
  • 2005 -Deputi Kepala Kepolisian Malaysia
  • 2006 -Kepala Kepolisian Malaysia.

Dengan pengalaman lebih 30 tahun, kemampuannya memimpin jajaran kepolisian Malaysia tidak diragukan banyak pihak.

Tuduhan korupsi

[sunting | sunting sumber]

Tan Sri Musa pernah dituduh korupsi RM2 juta bagi membebaskan 3 ahli sindiket perjudian haram di Kepolisian Daerah Kluang, Johor di bawah Ordinan Darurat 1969. Pada 18 Juni 2007, Kantor Penanggulangan Korupsi (Badan Pencegah Rasuah) telah menyelidiki kasus ini berdasarkan surat aduan dan e-mail yang diterima serta soal-siasat terhadap 6 saksi dan pernyataan cek-cek bank Tan Sri Musa Hassan.

3 'ahli sindiket perjudian haram' itu ditangkap pada 30 Maret 2007 berdasarkan informasi daripada 6 orang saksi. Wakil DSP Dato' Khalid Abu Bakar telah menyelidik kebenaran kasus ini sama ada berlaku penganiayaan atau tidak. Kiranya ada unsur penganiayaan, tahanan haruslah dibebaskan. Malangnya setelah diselidik, 6 saksi tersebut menidakkan maklumat itu daripada mereka dan tanda tangan itu bukanlah milik mereka. Pada hari laporan ditulis, 5 saksi masih ditahanan dan 1 sedang dibawa ke pengadilan. Oleh itu kredibiliti 6 saksi ini diragui dan tidak selaras. Pada 6 April 2007 mereka dibebaskan setelah ditahan selama 7 hari.

Jaksa Agung Nasional, Tan Sri Abdul Ghani Patail menyatakan kasus ini dihapus. Walau bagaimanapun penghapusan kasus ini secara tergesa-gesa menimbulkan polemik di kalangan warga sipil. Tambahan dengan tersebarnya dakwaan mengatakan anak kepada Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan bekerja di kantor teknologi maklumat milik salah seorang daripada 3 pemuka sindikat perjudian haram tersebut. Terdapat juga dakwaan bahawa kertas-kertas selidikan terhadap 3 orang pemuka sindikat haram ini telah diubah supaya pendakwaan terhadap mereka menjadi lemah dan seterusnya meletakkan kesalahan kepada pegawai penyelidik polisi. Para pegawai kepolisian terbabit akhirnya telah didakwa karena kesalahan menggunakan kuasa polisi secara kejahatan untuk membina kasus terhadap ahli sindikat terbabit.

Kemuncak kepada kontroversi ini, Kepala Divisi Tindak Perdata PDRM, Dato' Ramli Yusuff telah didakwa di pengadilan atas kesalahan tidak mengisytiharkan harta miliknya dianggarkan bernilai RM27 miliar (Rp 77,770,019,531.3). Adalah merupakan satu kesalahan bagi kakitangan kerajaan jika tidak berbuat demikian. Kasus ini dilihat sebagai manifestasi konflik dalaman kepolisian Malaysia kerana Dato' Ramli Yusuff adalah kepala kepada para pegawai kepolisian yang tersangka menganiaya Tan Sri Musa Dato' Hj Hassan dan 3 orang ahli sindiket terbabit.

Didahului oleh:
Tan Sri Bakri Omar
Kepala Kepolisian Kerajaan Malaysia
2006-sekarang
Diteruskan oleh:
sedang menjabat