Lompat ke isi

Masjid Umar (Yerusalem): Perbedaan antara revisi

Koordinat: 31°46′40.21″N 35°13′46.52″E / 31.7778361°N 35.2295889°E / 31.7778361; 35.2295889
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RusdianaDablang (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi '{{Infobox religious building | building_name = Masjid Omar | native_name = | native_name_lang = | image = Umar Mosque,Jerusale...'
 
 
(11 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox religious building
{{Infobox religious building
| building_name = Masjid Omar
| building_name = Masjid Umar bin Khaththab<br />مسجد عمر بن الخطاب
| native_name =
| native_name =
| native_name_lang =
| native_name_lang =
| image = Umar Mosque,Jerusalem123.jpg
| image = Mosque of Omar in Jerusalem2.jpg
| image_size =
| image_size =
| alt =
| alt =
| caption = Masjid Omar
| caption = Pintu masuk Masjid Umar. Dibangun pada abad ke-19.
| map_type =
| map_type =
| map_size =
| map_size =
Baris 28: Baris 28:
| consecration_year =
| consecration_year =
| status =
| status =
| functional_status =
| functional_status = [[Masjid]]
| heritage_designation =
| heritage_designation =
| leadership =
| leadership =
Baris 37: Baris 37:
| architecture_type =
| architecture_type =
| architecture_style =
| architecture_style =
| founded_by =
| founded_by = Al Afdal, Sultan Dinasti Al Ayyubi
| funded_by =
| funded_by =
| general_contractor =
| general_contractor =
Baris 65: Baris 65:
| designated =
| designated =
}}
}}
'''Masjid Umar''' ({{lang-ar|مسجد عمر بن الخطاب}}) adalah salah satu masjid yang berdiri di [[Kota Lama Yerusalem]]. Letak masjid ini berada di sebelah selatan Gereja Makam Kudus dan berada di Wilayah Kristen di Yerusalem.
'''Masjid Omar''' yang terletaknya di [[Kota Lama Yerusalem]] adalah masjid yang dibangun oleh umat [[Islam]] di kawasan atau tempat Sayyidina [[Umar bin Khattab]] melakukan sembahyang setelah menolak penawaran pemimpin besar Baitulmaqdis untuk melaksanakan solat di [[Church of the Holy Sepulchre]]. Masjid ini kini terletak bersebelahan dengan [[gereja]] besar orang [[Kristen]] itu. Ada juga yang menganggap bahwa [[Kubah Shakhrah]] sebagai Masjid Omar.<ref name="Krueger">{{cite book |title=Die Grabeskirche zu Jerusalem |author= Jürgen Krüger |publisher=Schnell & Steiner |year=2000 |location=Regensburg |pages=72-73 |isbn= 3-7954-1273-0 |url= |quote= }}</ref>


== Sejarah ==
== Sejarah ==
Pada tahun [[638]] masehi, setelah beberapa tahun wafatnya [[Muhammad|Nabi Muhammad]], tentara Islam mengepung [[Kota Lama Yerusalem]]. Ketua Gereja Baitulmuqaddis, [[Sophronius]], menyerahkan kota itu setelan kepungan yang singkat. Hanya terdapat satu syarat yaitu pembicaraan mengenai penyerahan itu harus meneruskan Khalifah [[Umar bin Khattab]] sendiri, khalifah kedua [[Islam]].
Masjid Umar adalah masjid yang dibangun pada masa kekuasaan Dinasti Ayyubiyah pada abad ke-12 untuk mengenang pengambilalihan kepemimpinan Yerusalem pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Pada tahun [[638]] M, setelah beberapa tahun wafatnya [[Muhammad|Nabi Muhammad]], tentara Islam mengepung [[Kota Lama Yerusalem]]. Patriark [[Gereja Makam Kudus]], Sophronius, menyerahkan kota itu setelaH kepungan yang singkat. Hanya terdapat satu syarat yaitu pembicaraan mengenai penyerahan itu harus dilakukan Umar sendiri, khalifah kedua umat [[Islam]].


Saiyydina Umar memasuki Yerusalem (Baitulmuqaddis) dengan berjalan. Tidak ada pertumpahan darah dan tidak ada pembunuhan oleh tentara Islam. Barang siapa yang ingin meninggalkan Yerusalem dengan segala harta benda mereka, dibenarkan berbuat demikian. Barang siapa yang ingin terus tinggal dijamin keselamatan nyawa, harta benda, dan tempat beribadah mereka. Semua ini terdapat dalam Perjanjian Umariyya.
Umar memasuki Yerusalem dengan berjalan. Tidak ada pertumpahan darah dan tidak ada pembunuhan oleh tentara Islam. Barang siapa yang ingin meninggalkan Yerusalem dengan segala harta benda mereka, dibenarkan berbuat demikian. Barang siapa yang ingin terus tinggal dijamin keselamatan nyawa, harta benda, dan tempat beribadah mereka. Semua ini terdapat dalam Perjanjian Umariyya.


Umar kemudian menemani Sophronious ke Gereja Makam Kudus dan ditawarkan untuk shalat di dalamnya. Namun Umar menolak karena ditakutkan dapat membuat umat Islam memiliki alasan untuk mengubah gereja tersebut menjadi masjid di kemudian hari,<ref>Steven Runciman, ''A History of the Crusades'', vol. 1 ''The First Crusade'' (Cambridge: Cambridge University Press, 1987), 3-4.</ref> sehingga Umar memilih shalat di luar di sebelah timur gereja.<ref name="Krueger">{{cite book |title=Die Grabeskirche zu Jerusalem |author= Jürgen Krüger |publisher=Schnell & Steiner |year=2000 |location=Regensburg |pages=72-73 |isbn= 3-7954-1273-0 |url= |quote= }}</ref>
Menurut cerita, Sayyidina Umar kemudiannya menemani [[Sophronious]] ke gereja [[Church of the Holy Sepulchre]] yang mana Sayyidina Umar ditawarkan solat di dalamnya. Sayyidina umar menolak takut akan timbulnya hal yang dapat menjejaskan penggunaan gereja itu sebagai tempat beribadah penganut Kristen. Sayyidina Umar sebaliknya menunaikan salat di sebelah selatan gereja tersebut yang saat ini merupakan jejak '''Masjid Omar''' di Baitul Maqdis.


Salah seorang mantan Yahudi yang masuk Islam, [[Ka'ab al-Ahbar|Ka'ab Al Ahbar]], memberi masukan kepada Umar agar mendirikan tempat ibadah di sebelah utara Batu Fondasi agar saat shalat, umat Islam dapat menghadap Ka'bah sekaligus batu tersebut. Namun Umar menolak gagasan tersebut dan shalat di bagian selatan Batu Fondasi, membelakangi batu tersebut.<ref name="Mosaad">Mosaad, Mohamed. [http://www.godsholymountain.org/papers/bayt.pdf Bayt al-Maqdis: An Islamic Perspective] pp.3–8</ref>
Sayyidina Umar kemudiannya pergi ke [[Kompleks al-Haram]].


== Kekeliruan ==
== Kekeliruan ==
Banyak orang menganggap bahwa Masjid Umar adalah tempat Umar shalat setelah dia menolak shalat di dalam Gereja Makam Kudus. Nyatanya, masjid ini dibangun oleh Sultan Al Afdal, putra Sultan Shalahuddin Al Ayyubi untuk mengenang peristiwa tersebut.<ref name="MurphyOConnor">{{cite book |title=The Holy Land: An Oxford Archaeological Guide from Earliest Times to 1700 |series=Oxford Archaeological Guides |author=Jerome Murphy-O’Connor |year=2008 |location=Oxford |publisher=Oxford University Press |page=62 |isbn=978-0-19-923666-4 |quote= |url=https://books.google.com/books?id=cSuErBFmykQC&pg=PA52&lpg=PA52&dq=%E2%80%9COmar+prayed+here%E2%80%9D&source=bl&ots=sZakg-NekJ&sig=eT_6jUnD09R5pcWWJmGAvE-TzYI&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjWmuf7qqLNAhVEbRQKHTcZApwQ6AEINzAH#v=snippet&q=%E2%80%9CC7%2C%20however%2C%20the%20entrance%20was%20on%20the%20east%E2%80%9D&f=false |accessdate=20 June 2016 }}</ref> Masjid ini sendiri terletak di sebelah selatan Gereja Makam Kudus dan bukan di sebelah timurnya, tempat Umar shalat. Posisi baru ini mungkin disebabkan lantaran pintu masuk Gereja Makam Kudus yang dipindahkan dari timur ke selatan gereja lantaran kerusakan yang terjadi pada abad ke-11 dan 12.<ref name="Krueger"/>
Banyak orang yang menganggap Sayyidina Umar menolak untuk melaksanakan salat di dalam Gereja [[Church of the Holy Sepulchre]] dia melaksanakan [[salat]] di [[Kompleks al-Haram]] yakni di tempat yang kemudian dibangun [[Kubah Shakhrah]] atau [[Masjid Al-Aqsa]]. Tetapi lebih banyak orang yang menganggap bahwa tempat yang Sayyidina Umar solat itu adalah [[Kubah Shakhrah]] termasuk orang non-[[Islam]]. Tanggapan mereka adalah salah, Sayyidina Umar tidak melakukan solat di [[Kompleks al-Haram]] setelah menolak tawaran bersolat di dalam Gereja [[Church of the Holy Sepulchre]] sebaliknya dia solat tidak jauh dari gereja itu. Masjid Omar dan [[Kubah Shakhrah]] adalah dua bangunan yang berbeda.

Tempat shalat Umar sendiri adalah berada di sebelah selatan Batu Fondasi<ref name = PetersJ>{{cite book | author = F. E. Peters | title = Jerusalem | url = https://archive.org/details/jerusalemholycit00pete | publisher = Princeton University Press | year = 1985 | pages = [https://archive.org/details/jerusalemholycit00pete/page/186 186]–192}}</ref> yang sekarang menjadi Masjid Al Qibli, masjid yang terletak di kompleks Masjid Al Aqsha bagian selatan. Dengan shalat di Masjid Al Aqsha, dikenal sebagai Bukit Bait oleh umat Yahudi, Umar dipandang telah menyucikan kembali tempat tersebut<ref>[http://www.mustaqim.co.uk/ipb-archive/alaqsa/chapone.htm The Furthest Mosque, The History of Al-Aqsa Mosque From Earliest Times] Mustaqim Islamic Art & Literature. 5 Januari 2008.</ref> setelah sebelumnya dijadikan tempat pembuangan sampah oleh umat Kristen.<ref>Shick p.301.</ref><ref>{{cite book|title=Jerusalem Today: What Future for the Peace Process?|first=Ghada|last=Karmi|year=1997|publisher=Garnet & Ithaca Press|isbn=0-86372-226-1|page=116}}</ref>

== Galeri ==
<gallery>

Image:Modern_jerusalem_1915.jpg|Pada peta tahun 1915, Masjid Umar terletak di sebelah selatan Gereja Makam Kudus di [[Muristan]].
File:Mosque of Omar in Jerusalem.jpg|Masjid ini diperuntukkan untuk kegiatan keagamaan
File:Church of the Holy Sepulchre.jpg|Dua kubah Gereja Makam Kudus dan menara Masjid Umar (kiri)
File:Mosque of Omar, Jerusalem1.jpg|Menara
File:Umar Mosque,Jerusalem123.jpg|Menara Masjid Umar yang bersebelahan dengan [[Gereja Makam Kudus]]
File:Mosque of Sidna Omar, Jerusalem (1925).jpg|Menara Masjid Umar dibangun pada masa Mamluk. Gambar diambil pada tahun 1920-an
</gallery>


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
{{commonscat|Mosque of Omar (Jerusalem)}}
{{commonscat|Mosque of Omar (Jerusalem)}}
* [[Masjid]]
* [[Masjid]]
* [[Masjid Al-Aqsha]], kompleks yang menjadi tempat suci ketiga umat Islam
* [[Kompleks al-Haram]]
* [[Masjid Al Qibli]], bangunan yang terletak di Masjid Al Aqsha bagian selatan
* [[Umar bin Khattab]]
* [[Kubah Shakhrah]], bangunan yang menaungi Batu Fondasi, terletak di Masjid Al Aqsha bagian tengah
* [[Gereja Makam Kudus]], tempat yang diyakini sebagai tempat penyaliban Yesus
* [[Umar bin Khattab|Umar bin Khaththab]], Khalifah Rasyidah kedua

== Catatan kaki ==
{{Reflist}}


== Bibliografi ==
== Bibliografi ==
* Busse, Heribert, ''Die 'Umar-Moschee im östlichen Atrium der Grabeskirche'' (lit. "The Mosque of 'Umar in the eastern atrium of the Church of the Holy Sepulchre"), Zeitschrift des deutschen Palästina-Vereins, 109 (1993), pp. 73-82.
* Busse, Heribert, ''Die 'Umar-Moschee im östlichen Atrium der Grabeskirche'' (lit. "The Mosque of 'Umar in the eastern atrium of the Church of the Holy Sepulchre"), Zeitschrift des deutschen Palästina-Vereins, 109 (1993), pp. 73-82.

==Referensi==
{{Reflist}}


{{commons category|Mosque of Omar (Jerusalem)}}
{{commons category|Mosque of Omar (Jerusalem)}}
Baris 97: Baris 113:
{{DEFAULTSORT:Omar, Jerusalem}}
{{DEFAULTSORT:Omar, Jerusalem}}
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*{{en}} [http://www.noblesanctuary.com/mosqumar.html http://www.noblesanctuary.com/mosqumar.html]
* {{en}} [http://www.noblesanctuary.com/mosqumar.html http://www.noblesanctuary.com/mosqumar.html] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051221045321/http://www.noblesanctuary.com/mosqumar.html |date=2005-12-21 }}
{{Kota Lama Yerusalem}}
{{Kota Lama Yerusalem}}

{{Masjid di Israel}}
{{Masjid di Israel}}

[[Kategori: Masjid di Palestina |Omar]]
[[Kategori:Masjid di Palestina|Umar]]
[[en:Mosque of Omar (Jerusalem)]]

Revisi terkini sejak 8 September 2023 04.42

Masjid Umar bin Khaththab
مسجد عمر بن الخطاب
Pintu masuk Masjid Umar. Dibangun pada abad ke-19.
Agama
AfiliasiIslam
StatusMasjid
Lokasi
LokasiYerusalem
Arsitektur
Dibangun olehAl Afdal, Sultan Dinasti Al Ayyubi
Rampung1193

Masjid Umar (bahasa Arab: مسجد عمر بن الخطاب) adalah salah satu masjid yang berdiri di Kota Lama Yerusalem. Letak masjid ini berada di sebelah selatan Gereja Makam Kudus dan berada di Wilayah Kristen di Yerusalem.

Masjid Umar adalah masjid yang dibangun pada masa kekuasaan Dinasti Ayyubiyah pada abad ke-12 untuk mengenang pengambilalihan kepemimpinan Yerusalem pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Pada tahun 638 M, setelah beberapa tahun wafatnya Nabi Muhammad, tentara Islam mengepung Kota Lama Yerusalem. Patriark Gereja Makam Kudus, Sophronius, menyerahkan kota itu setelaH kepungan yang singkat. Hanya terdapat satu syarat yaitu pembicaraan mengenai penyerahan itu harus dilakukan Umar sendiri, khalifah kedua umat Islam.

Umar memasuki Yerusalem dengan berjalan. Tidak ada pertumpahan darah dan tidak ada pembunuhan oleh tentara Islam. Barang siapa yang ingin meninggalkan Yerusalem dengan segala harta benda mereka, dibenarkan berbuat demikian. Barang siapa yang ingin terus tinggal dijamin keselamatan nyawa, harta benda, dan tempat beribadah mereka. Semua ini terdapat dalam Perjanjian Umariyya.

Umar kemudian menemani Sophronious ke Gereja Makam Kudus dan ditawarkan untuk shalat di dalamnya. Namun Umar menolak karena ditakutkan dapat membuat umat Islam memiliki alasan untuk mengubah gereja tersebut menjadi masjid di kemudian hari,[1] sehingga Umar memilih shalat di luar di sebelah timur gereja.[2]

Salah seorang mantan Yahudi yang masuk Islam, Ka'ab Al Ahbar, memberi masukan kepada Umar agar mendirikan tempat ibadah di sebelah utara Batu Fondasi agar saat shalat, umat Islam dapat menghadap Ka'bah sekaligus batu tersebut. Namun Umar menolak gagasan tersebut dan shalat di bagian selatan Batu Fondasi, membelakangi batu tersebut.[3]

Kekeliruan

[sunting | sunting sumber]

Banyak orang menganggap bahwa Masjid Umar adalah tempat Umar shalat setelah dia menolak shalat di dalam Gereja Makam Kudus. Nyatanya, masjid ini dibangun oleh Sultan Al Afdal, putra Sultan Shalahuddin Al Ayyubi untuk mengenang peristiwa tersebut.[4] Masjid ini sendiri terletak di sebelah selatan Gereja Makam Kudus dan bukan di sebelah timurnya, tempat Umar shalat. Posisi baru ini mungkin disebabkan lantaran pintu masuk Gereja Makam Kudus yang dipindahkan dari timur ke selatan gereja lantaran kerusakan yang terjadi pada abad ke-11 dan 12.[2]

Tempat shalat Umar sendiri adalah berada di sebelah selatan Batu Fondasi[5] yang sekarang menjadi Masjid Al Qibli, masjid yang terletak di kompleks Masjid Al Aqsha bagian selatan. Dengan shalat di Masjid Al Aqsha, dikenal sebagai Bukit Bait oleh umat Yahudi, Umar dipandang telah menyucikan kembali tempat tersebut[6] setelah sebelumnya dijadikan tempat pembuangan sampah oleh umat Kristen.[7][8]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Steven Runciman, A History of the Crusades, vol. 1 The First Crusade (Cambridge: Cambridge University Press, 1987), 3-4.
  2. ^ a b Jürgen Krüger (2000). Die Grabeskirche zu Jerusalem. Regensburg: Schnell & Steiner. hlm. 72–73. ISBN 3-7954-1273-0. 
  3. ^ Mosaad, Mohamed. Bayt al-Maqdis: An Islamic Perspective pp.3–8
  4. ^ Jerome Murphy-O’Connor (2008). The Holy Land: An Oxford Archaeological Guide from Earliest Times to 1700. Oxford Archaeological Guides. Oxford: Oxford University Press. hlm. 62. ISBN 978-0-19-923666-4. Diakses tanggal 20 June 2016. 
  5. ^ F. E. Peters (1985). Jerusalem. Princeton University Press. hlm. 186–192. 
  6. ^ The Furthest Mosque, The History of Al-Aqsa Mosque From Earliest Times Mustaqim Islamic Art & Literature. 5 Januari 2008.
  7. ^ Shick p.301.
  8. ^ Karmi, Ghada (1997). Jerusalem Today: What Future for the Peace Process?. Garnet & Ithaca Press. hlm. 116. ISBN 0-86372-226-1. 

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]
  • Busse, Heribert, Die 'Umar-Moschee im östlichen Atrium der Grabeskirche (lit. "The Mosque of 'Umar in the eastern atrium of the Church of the Holy Sepulchre"), Zeitschrift des deutschen Palästina-Vereins, 109 (1993), pp. 73-82.

31°46′40.21″N 35°13′46.52″E / 31.7778361°N 35.2295889°E / 31.7778361; 35.2295889


Pranala luar

[sunting | sunting sumber]