Lompat ke isi

Lies Noor: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jelajahi riwayat secara interaktif
← Revisi sebelumnya
Konten dihapus Konten ditambahkan
VisualTeks wiki
HsfBot (bicara | kontrib)
Bot
1.172.010 suntingan
k Bot: Perubahan kosmetika
Wadaihangit (bicara | kontrib)
18.633 suntingan
melengkapi halaman dengan foto dan infobox #WPWP
 
(28 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox orang}}
⚫
[[Berkas:Lies Noor (c. 1956), Djakartawood.jpg|thumb|Noor kira-kira pada tahun 1956]]


'''Elisa Firmansjah Noor''' ({{lahirmati|[[Batavia]]|12|07|1933|[[Jakarta]]|14|03|1961}})<ref>{{Cite book|date=1953-07-01|title=Aneka|url-status=live}}</ref> adalah seorang aktris dan model berkebangsaan [[Indonesia]].
'''Elisa Firmansjah Noor''' (meninggal 14 Maret 1961), lebih dikenal sebagai '''Lies Noor''', adalah seorang aktris Indonesia. Dia menjadi popular setelah bermain dalam film ''[[Pulang (film)|Pulang]]'', yang disutradarai [[Basuki Effendy]] pada tahun 1952. Pada pertengahan tahun 1950-an Lies memperoleh honorarium sebanyak Rp 10.000 untuk setiap film. Lies mengidap [[encephalitis]] dan meninggal pada tahun 1961. Dia dikebumikan di [[Taman Pemakaman Umum Karet Bivak]].
⚫
[[File:Lies Noor (c. 1957).jpg|thumb|Lies Noor pada tahun 1957]]


== Riwayat hidup ==
== Kehidupan awal ==
[[File:Lies Noor, Film Varia 2.3 (March 1955), front cover.jpg|thumb|Lies pada tahun 1955]]
⚫
Lies dilahirkan di [[Hindia Belanda]]. Dalam sebuah wawancara dengan majalah ''Varia'', dia menyatakan bahwa dia berasal dari sebuah keluarga yang tidak senang kalau dia main film. Ketika masih duduk di bangku sekolah di [[Jakarta]], pada tahun 1952 Lies diminta [[Basuki Effendy]] untuk bermain dalam filmnya ''[[Pulang (film)|Pulang]]''. Karena dia beranggapan bahwa dia dapat pensiun setelah bermain dalam satu film, kemudian memperjuangkan kepentingan rakyat seperti idolanya [[Maria Ulfah Santoso]], Lies menerima tawaran tersebut.{{sfn|''Varia'' 1961|p=5}} ''Pulang'' disambut dengan baik oleh masyarakat,{{sfn|''Varia'' 1961|p=5}} dan salah satu resensi dalam koran ''De Nieuwsgier'' menyatakan bahwa Lies sangat bergiat dan fotojenis.{{Sfn|''De nieuwsgier'' 1954}}


⚫
Lies dilahirkan di [[Batavia]] pada tanggal 12 Juli 1933. Dalam sebuah wawancara dengan majalah ''Varia'', dia menyatakan bahwa dia berasal dari sebuah keluarga yang tidak senang kalau dia main film. Ketika masih duduk di bangku sekolah di [[Jakarta]], pada tahun 1952 Lies diminta [[Basuki Effendy]] untuk bermain dalam filmnya ''[[Pulang (film)|Pulang]]''. Karena dia beranggapan bahwa dia dapat pensiun setelah bermain dalam satu film, kemudian memperjuangkan kepentingan rakyat seperti idolanya [[Maria Ulfah Santoso]], Lies menerima tawaran tersebut.{{sfn|''Varia'' 1961|p=5}} ''Pulang'' disambut dengan baik oleh masyarakat,{{sfn|''Varia'' 1961|p=5}} dan salah satu resensi dalam koran ''De Nieuwsgier'' menyatakan bahwa Lies sangat bergiat dan fotojenis.{{Sfn|''De nieuwsgier'' 1954}}
⚫
Dengan cepat, Lies menjadi terkenal sebagai pemain film, dan dia kemudian banyak ditawarkan peran dalam film lain.{{sfn|''Varia'' 1961|p=5}} Dia mengambil peran dalam ''[[Rentjong dan Surat]]'' pada tahun 1953, serta ''[[Kopral Djono]]'' pada tahun 1954.{{sfn|Kristanto|2007|pp=34&ndash;36}} Dalam tulisan yang dimuat di majalah ''Film Varia'' pada bulan Agustus 1954, Haznam Rahman menyatakan bahwa Lies merupakan harapan baru untuk perfilman Indonesia. Dia menyatakan bahwa Lies sudah diterima oleh masyarakat, meskipun filmnya belum banyak, dan berharap kalau Lies akan terus berkarya. Dia juga mengusulkan agar Lies berpindah dari studio Gabungan Artis Film ke studio yang lebih besar seperti Persari atau [[Perfini]].{{sfn|Rahman|1954|p=35}}


⚫
Dengan cepat, Lies menjadi terkenal sebagai pemain film, dan dia kemudian banyak ditawarkan peran dalam film lain.{{sfn|''Varia'' 1961|p=5}} Dia mengambil peran dalam ''[[Rentjong dan Surat]]'' pada tahun 1953, serta ''[[Kopral Djono]]'' pada tahun 1954.{{sfn|Kristanto|2007|pp=34–36}} Dalam tulisan yang dimuat di majalah ''Film Varia'' pada bulan Agustus 1954, Haznam Rahman menyatakan bahwa Lies merupakan harapan baru untuk perfilman Indonesia. Dia menyatakan bahwa Lies sudah diterima oleh masyarakat, meskipun filmnya belum banyak, dan berharap kalau Lies akan terus berkarya. Dia juga mengusulkan agar Lies berpindah dari studio Gabungan Artis Film ke studio yang lebih besar seperti Persari atau [[Perfini]].{{sfn|Rahman|1954|p=35}}
⚫
Lies paling produktif pada tahun 1955, ketika dia berperan dalam lima film: ''[[Gagal (film)|Gagal]]'', ''[[Peristiwa Didanau Toba]]'', ''[[Sampai Berdjumpa Kembali]]'', ''[[Ibu dan Putri]]'', dan ''[[Oh, Ibuku]]''.{{sfn|Kristanto|2007|pp=36&ndash;38}} Pada pertengahan tahun 1950-an, Lies memperoleh honorarium sebanyak [[Rupiah|Rp]] 10.000 untuk film yang diproduksi di Jakarta atau Rp 12.500 untuk film yang diproduksi di luar Ibu Kota.{{efn|Menurut majalah ''Film Varia'', di bulan Maret 1955, honor tertinggi yang diterima bintang film Indonesia pada masa itu adalah Rp 10.000. Namun, ada beberapa bintang yang sudah mulai minta honor senilai Rp 15.000 {{harv|Sj. D.|1955|p=3}}.}} Ketika Lies didekati Honey Motion Pictures untuk filmnya ''[[Awan dan Tjemara]]'' (1955), dia menolak peran tersebut, sebab honornya&mdash;Rp 7,500&mdash;dianggap terlalu rendah. Peran itu akhirnya dimainkan oleh pemain baru, Triana.{{sfn|Kristanto|2007|p=38}}


⚫
Lies paling produktif pada tahun 1955, ketika dia berperan dalam lima film: ''[[Gagal (film)|Gagal]]'', ''[[Peristiwa Didanau Toba]]'', ''[[Sampai Berdjumpa Kembali]]'', ''[[Ibu dan Putri]]'', dan ''[[Oh, Ibuku]]''.{{sfn|Kristanto|2007|pp=36–38}} Pada pertengahan tahun 1950-an, Lies memperoleh honorarium sebanyak [[Rupiah|Rp]] 10.000 untuk film yang diproduksi di Jakarta atau Rp 12.500 untuk film yang diproduksi di luar Ibu Kota.{{efn|Menurut majalah ''Film Varia'', di bulan Maret 1955, honor tertinggi yang diterima bintang film Indonesia pada masa itu adalah Rp 10.000. Namun, ada beberapa bintang yang sudah mulai minta honor senilai Rp 15.000 {{harv|Sj. D.|1955|p=3}}.}} Ketika Lies didekati Honey Motion Pictures untuk filmnya ''[[Awan dan Tjemara]]'' (1955), dia menolak peran tersebut, sebab honornya—Rp 7,500—dianggap terlalu rendah. Peran itu akhirnya dimainkan oleh pemain baru, Triana.{{sfn|Kristanto|2007|p=38}}
⚫
Pada tahun 1956, Lies berangkat ke [[Hong Kong]] bersama dengan delegasi Indonesia ke [[Festival Film Asia Pasifik]] yang ketiga.{{sfn|''De nieuwsgier'' 1956}} Pada tahun yang sama dia bermain dalam tiga film: ''[[Melati Sendja]]'', ''[[Peristiwa 10 Nopember]]'', dan ''[[Rajuan Alam]]''.{{sfn|Kristanto|2007|pp=38&ndash;41}} Film yang terakhir ini memunculkan Lies dan [[Bambang Hermanto]] sebagai sepasang suami-istri yang berusaha melawan [[malaria]]. Film ''Rajuan Alam'' ditayangkan di [[Tokyo]] pada tahun 1957 di Festival Film Asia Pasifik yang keempat. Lies dan Bambang menghadiri acara tersebut.{{sfn|''Algemeen Indisch dagblad'' 1957a}}{{sfn|''Algemeen Indisch dagblad'' 1957b}}


⚫
Pada tahun 1956, Lies berangkat ke [[Hong Kong]] bersama dengan delegasi Indonesia ke [[Festival Film Asia Pasifik]] yang ketiga.{{sfn|''De nieuwsgier'' 1956}} Pada tahun yang sama dia bermain dalam tiga film: ''[[Melati Sendja]]'', ''[[Peristiwa 10 Nopember]]'', dan ''[[Rajuan Alam]]''.{{sfn|Kristanto|2007|pp=38–41}} Film yang terakhir ini memunculkan Lies dan [[Bambang Hermanto]] sebagai sepasang suami-istri yang berusaha melawan [[malaria]]. Film ''Rajuan Alam'' ditayangkan di [[Tokyo]] pada tahun 1957 di Festival Film Asia Pasifik yang keempat. Lies dan Bambang menghadiri acara tersebut.{{sfn|''Algemeen Indisch dagblad'' 1957a}}{{sfn|''Algemeen Indisch dagblad'' 1957b}}
⚫
[[Berkas:Minggu Pagi 6.45 (7 February 1954) cover.jpg|thumb|Lies di sampul majalah ''[[Minggu Pagi]]'', 7 Februari 1954]]

⚫
Lies menikah dengan Firmansjah (yang juga dikenal dengan nama Dick Ninkeula), seorang pegawai [[Produksi Film Negara]] yang diperkenalkan Lies sewaktu syuting film ''Pulang'', di pertengahan tahun 1950-an, tidak lama setelah Lies tamat SMA.{{sfn|''Varia'' 1961|p=26}} Setelah pernikahan mereka dikaruniai anak, seorang laki-laki yang dinamai Rio, Rio, Lies mengambil cuti. Pada tahun 1959, dalam sebuah wawancara dengan majalah ''Varia'', dia menjelaskan bahwa dia berencana untuk menjaga Rio sehingga anaknya itu sudah cukup besar untuk ditinggal.{{sfn|''Varia'' 1961|p=26}}
⚫
[[Berkas:Minggu Pagi 6.45 (7 February 1954) cover.jpg|jmpl|Lies di sampul majalah ''[[Minggu Pagi]]'', 7 Februari 1954]]
⚫
Lies menikah dengan Firmansjah (yang juga dikenal dengan nama Dick Ninkeula), seorang pegawai [[Produksi Film Negara]] yang diperkenalkan Lies sewaktu syuting film ''Pulang'', di pertengahan tahun 1950-an, tidak lama setelah Lies tamat SMA.{{sfn|''Varia'' 1961|p=26}} Setelah pernikahan mereka dikaruniai anak, seorang laki-laki yang dinamai Rio, Rio, Lies mengambil cuti. Pada tahun 1959, dalam sebuah wawancara dengan majalah ''Varia'', dia menjelaskan bahwa dia berencana untuk menjaga Rio hingga anaknya itu sudah cukup besar untuk ditinggal.{{sfn|''Varia'' 1961|p=26}}


Lies kembali ke dunia perfilman pada tahun 1960, ketika ia bermain dalam film ''[[Pedjuang]]'', yang disutradarai oleh [[Usmar Ismail]]. Film ini mengikuti prajurit-prajurit Indonesia pada masa [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Perang Kemerdekaan]].{{sfn|Kristanto|2007|p=51}} Pada tahun 1961, Lies main dalam filmnya yang penghabisan, ''[[Pesan Ibu]]''. Dalam film ini, dia berperan sebagai perempuan muda yang membantu ibunya menafkahi keluarga setelah ayahnya meninggal.{{sfn|Kristanto|2007|p=61}}
Lies kembali ke dunia perfilman pada tahun 1960, ketika ia bermain dalam film ''[[Pedjuang]]'', yang disutradarai oleh [[Usmar Ismail]]. Film ini mengikuti prajurit-prajurit Indonesia pada masa [[Sejarah Indonesia (1945–1949)|Perang Kemerdekaan]].{{sfn|Kristanto|2007|p=51}} Pada tahun 1961, Lies main dalam filmnya yang penghabisan, ''[[Pesan Ibu]]''. Dalam film ini, dia berperan sebagai perempuan muda yang membantu ibunya menafkahi keluarga setelah ayahnya meninggal.{{sfn|Kristanto|2007|p=61}}
Baris 78: Baris 81:
|ref={{SfnRef|''De nieuwsgier'' 1954}}
|ref={{SfnRef|''De nieuwsgier'' 1954}}
}}
}}
* {{Cite book |editor-last=Kristanto |editor-first=JB |title=Katalog Film Indonesia 1926&ndash;2007 |year=2007 |location=Jakarta |publisher=Nalar |ref=harv |isbn=978-979-26-9006-4}}
* {{Cite book |editor-last=Kristanto |editor-first=JB |title=Katalog Film Indonesia 1926–2007 |year=2007 |location=Jakarta |publisher=Nalar |ref=harv |isbn=978-979-26-9006-4}}
* {{Cite news
* {{Cite news
|title=Lies Noor en Bambang Hermanto naar Tokio
|title=Lies Noor en Bambang Hermanto naar Tokio
Baris 94: Baris 97:
|url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4bcc348375606_lies-noor/filmography
|url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4bcc348375606_lies-noor/filmography
|work=filmindonesia.or.id
|work=filmindonesia.or.id
|publisher=Yayasan Konfiden
|publisher=Yayasan Konfiden
|location=Jakarta
|location=Jakarta
|accessdate=16 Juni 2016
|accessdate=16 Juni 2016
|archiveurl=http://www.webcitation.org/6iIzFZ56c
|archiveurl=https://www.webcitation.org/6iIzFZ56c?url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4bcc348375606_lies-noor/filmography
|archivedate=16 Juni 2016
|archivedate=2016-06-16
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Filmografi}}
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Filmografi}}
|dead-url=no
}}
}}
* {{cite newspaper
* {{cite newspaper
|title=Lies Noor Meninggal
|title=Lies Noor Meninggal
Baris 121: Baris 125:
|work=Film Varia
|work=Film Varia
|date=Agustus 1954
|date=Agustus 1954
|pages=4&ndash;5, 35
|pages=4–5, 35
|ref=harv
|ref=harv
}}
}}
Baris 129: Baris 133:
|work=Film Varia
|work=Film Varia
|date=Maret 1955
|date=Maret 1955
|pages=2&ndash;3, 39
|pages=2–3, 39
|ref=harv
|ref=harv
}}
}}
Baris 136: Baris 140:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
* {{Commons category-inline}}
* {{Commons category-inline}}
{{Authority control}}


[[Kategori:Kematian 1945]]
[[Kategori:Kelahiran 1943]]
[[Kategori:Aktris Indonesia]]
[[Kategori:Kematian 1961]]
[[Kategori:Pemeran perempuan Indonesia]]

Revisi terkini sejak 1 Agustus 2024 22.37

Infobox orangLies Noor

Edit nilai pada Wikidata
Biografi
Kelahiran1938 Edit nilai pada Wikidata
Batavia Edit nilai pada Wikidata
Kematian14 Maret 1961 Edit nilai pada Wikidata (22/23 tahun)
Rumah Sakit PGI Cikini Edit nilai pada Wikidata
Tempat pemakamanKaret Bivak Galat: Kedua parameter tahun harus terisi! Edit nilai pada Wikidata
Data pribadi
PendidikanSMK Budi Mulia (1951–1954) Edit nilai pada Wikidata
Kegiatan
Pekerjaanaktris, peragawan Edit nilai pada Wikidata
Keluarga
AnakRio Marcel Firmansjah-Ninkeula Edit nilai pada Wikidata
Orang tuaMohammad Noor Puspawidjaja bin Abdul Latif Edit nilai pada Wikidata, Neneng Surtiah Edit nilai pada Wikidata
IMDB: nm3405745 Edit nilai pada Wikidata


Elisa Firmansjah Noor (12 Juli 1933 – 14 Maret 1961)[1] adalah seorang aktris dan model berkebangsaan Indonesia.

Lies Noor pada tahun 1957

Kehidupan awal

[sunting | sunting sumber]
Lies pada tahun 1955

Lies dilahirkan di Batavia pada tanggal 12 Juli 1933. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Varia, dia menyatakan bahwa dia berasal dari sebuah keluarga yang tidak senang kalau dia main film. Ketika masih duduk di bangku sekolah di Jakarta, pada tahun 1952 Lies diminta Basuki Effendy untuk bermain dalam filmnya Pulang. Karena dia beranggapan bahwa dia dapat pensiun setelah bermain dalam satu film, kemudian memperjuangkan kepentingan rakyat seperti idolanya Maria Ulfah Santoso, Lies menerima tawaran tersebut.[2] Pulang disambut dengan baik oleh masyarakat,[2] dan salah satu resensi dalam koran De Nieuwsgier menyatakan bahwa Lies sangat bergiat dan fotojenis.[3]

Dengan cepat, Lies menjadi terkenal sebagai pemain film, dan dia kemudian banyak ditawarkan peran dalam film lain.[2] Dia mengambil peran dalam Rentjong dan Surat pada tahun 1953, serta Kopral Djono pada tahun 1954.[4] Dalam tulisan yang dimuat di majalah Film Varia pada bulan Agustus 1954, Haznam Rahman menyatakan bahwa Lies merupakan harapan baru untuk perfilman Indonesia. Dia menyatakan bahwa Lies sudah diterima oleh masyarakat, meskipun filmnya belum banyak, dan berharap kalau Lies akan terus berkarya. Dia juga mengusulkan agar Lies berpindah dari studio Gabungan Artis Film ke studio yang lebih besar seperti Persari atau Perfini.[5]

Lies paling produktif pada tahun 1955, ketika dia berperan dalam lima film: Gagal, Peristiwa Didanau Toba, Sampai Berdjumpa Kembali, Ibu dan Putri, dan Oh, Ibuku.[6] Pada pertengahan tahun 1950-an, Lies memperoleh honorarium sebanyak Rp 10.000 untuk film yang diproduksi di Jakarta atau Rp 12.500 untuk film yang diproduksi di luar Ibu Kota.[a] Ketika Lies didekati Honey Motion Pictures untuk filmnya Awan dan Tjemara (1955), dia menolak peran tersebut, sebab honornya—Rp 7,500—dianggap terlalu rendah. Peran itu akhirnya dimainkan oleh pemain baru, Triana.[7]

Pada tahun 1956, Lies berangkat ke Hong Kong bersama dengan delegasi Indonesia ke Festival Film Asia Pasifik yang ketiga.[8] Pada tahun yang sama dia bermain dalam tiga film: Melati Sendja, Peristiwa 10 Nopember, dan Rajuan Alam.[9] Film yang terakhir ini memunculkan Lies dan Bambang Hermanto sebagai sepasang suami-istri yang berusaha melawan malaria. Film Rajuan Alam ditayangkan di Tokyo pada tahun 1957 di Festival Film Asia Pasifik yang keempat. Lies dan Bambang menghadiri acara tersebut.[10][11]

Lies di sampul majalah Minggu Pagi, 7 Februari 1954

Lies menikah dengan Firmansjah (yang juga dikenal dengan nama Dick Ninkeula), seorang pegawai Produksi Film Negara yang diperkenalkan Lies sewaktu syuting film Pulang, di pertengahan tahun 1950-an, tidak lama setelah Lies tamat SMA.[12] Setelah pernikahan mereka dikaruniai anak, seorang laki-laki yang dinamai Rio, Rio, Lies mengambil cuti. Pada tahun 1959, dalam sebuah wawancara dengan majalah Varia, dia menjelaskan bahwa dia berencana untuk menjaga Rio hingga anaknya itu sudah cukup besar untuk ditinggal.[12]

Lies kembali ke dunia perfilman pada tahun 1960, ketika ia bermain dalam film Pedjuang, yang disutradarai oleh Usmar Ismail. Film ini mengikuti prajurit-prajurit Indonesia pada masa Perang Kemerdekaan.[13] Pada tahun 1961, Lies main dalam filmnya yang penghabisan, Pesan Ibu. Dalam film ini, dia berperan sebagai perempuan muda yang membantu ibunya menafkahi keluarga setelah ayahnya meninggal.[14]

Lies meninggal akibat encephalitis di Rumah Sakit Cikini di Jakarta pada tanggal 14 Maret 1961, setelah dirawat selama dua hari.[15] Dia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak pada hari berikutnya.[2] Eulogi mengenai Lies disampaikan oleh beberapa tokoh perfilman, termasuk Djamaluddin Malik, Turino Djunaedy, dan Basuki Effendy. Pemakaman Lies juga dihadiri Chitra Dewi, Sofia Waldy, Bing Slamet, dan Astaman.[2]

Filmografi

[sunting | sunting sumber]

Dalam kariernya yang berdurasi sembilan tahun, Lies berperan dalam tiga belas film.[16]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Menurut majalah Film Varia, di bulan Maret 1955, honor tertinggi yang diterima bintang film Indonesia pada masa itu adalah Rp 10.000. Namun, ada beberapa bintang yang sudah mulai minta honor senilai Rp 15.000 (Sj. D. 1955, hlm. 3).

Rujukan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Aneka. 1953-07-01. 
  2. ^ a b c d e Varia 1961, hlm. 5.
  3. ^ De nieuwsgier 1954.
  4. ^ Kristanto 2007, hlm. 34–36.
  5. ^ Rahman 1954, hlm. 35.
  6. ^ Kristanto 2007, hlm. 36–38.
  7. ^ Kristanto 2007, hlm. 38.
  8. ^ De nieuwsgier 1956.
  9. ^ Kristanto 2007, hlm. 38–41.
  10. ^ Algemeen Indisch dagblad 1957a.
  11. ^ Algemeen Indisch dagblad 1957b.
  12. ^ a b Varia 1961, hlm. 26.
  13. ^ Kristanto 2007, hlm. 51.
  14. ^ Kristanto 2007, hlm. 61.
  15. ^ Nasional 1961.
  16. ^ Filmindonesia.or.id, Filmografi.

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]
  • "Eerste PFN-product Bekoring der Natuur als kleurenfilm". Algemeen Indisch dagblad (dalam bahasa bahasa Belanda). 9 Mei 1956. hlm. 1 – via delpher.nl. 
  • "Indonesische films naar Hongkong". De nieuwsgier (dalam bahasa bahasa Belanda). 9 Mei 1956. hlm. 6 – via delpher.nl. 
  • "Jonge spelers". De nieuwsgier (dalam bahasa bahasa Belanda). 22 April 1954. hlm. 2 – via delpher.nl. 
  • Kristanto, JB, ed. (2007). Katalog Film Indonesia 1926–2007. Jakarta: Nalar. ISBN 978-979-26-9006-4. 
  • "Lies Noor en Bambang Hermanto naar Tokio". Algemeen Indisch dagblad (dalam bahasa bahasa Belanda). 20 Mei 1957. hlm. 3 – via delpher.nl. 
  • "Lies Noor – Filmografi". filmindonesia.or.id. Jakarta: Yayasan Konfiden. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-16. Diakses tanggal 16 Juni 2016. 
  • "Lies Noor Meninggal". Nasional. 16 Maret 1961. hlm. 3. 
  • "Lies Noor Meninggal". Varia: 5, 26. 22 Maret 1961. 
  • Rahman, Haznam (Agustus 1954). "Mengapa Film-Film Persari dan Perfini Djarang Beredar? Mana Nana Mayo? Lies Noor Harapan Baru". Film Varia: 4–5, 35. 
  • Sj. D. (Maret 1955). "Honorarium Pemain Film". Film Varia: 2–3, 39. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  • Media tentang Lies Noor di Wikimedia Commons
Diperoleh dari "https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Lies_Noor&oldid=26111307"