Lompat ke isi

Penyengauan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Bebasnama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(13 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox IPA
{{kembangkan}}
| above = Penyengauan<br>(Nasalisasi)
'''Nasalisasi''' adalah sebuah fenomena bahasa di mana sebuah [[fonem]] berubah bentuk menjadi [[nasal]]. Sebuah [[vokal]] bisa pula dinasalisasi tanpa berubah menjadi nasal. Misalkan dalam [[bahasa Perancis]] ada beberapa vokal yang bisa dinasalisasikan.
| ipa symbol = ◌̃
| ipa number = 424
| decimal1 = 771
}}
{{Sound change}}
{{IPA notice}}
Dalam [[fonetik|ilmu fonetika]], '''penyengauan''', '''pembindengan''', atau '''nasalisasi''' merupakan suatu proses penghasilan suara saat [[velum]] digerakkan ke bawah, jadi beberapa aliran udara keluar melalui hidung saat bagian artikulasi lain (selain saluran hidung) mengalami produksi suara. Suara sengauan arketipal yang terjadi karena proses ini biasanya adalah {{IPA|[n]}}.


Dalam [[Alfabet Fonetik Internasional]], penyengauan diindikasikan oleh diakritik [[tilda]] {{unichar|0303|COMBINING TILDE|html=|cwith=◌}} yang ditulis diatas huruf untuk menunjukkan suara yang mengalami penyengauan, sebagai contoh, {{IPA|[ã]}} merupakan {{IPA|[a]}} yang mengalami penyengauan, dan {{IPA|[ṽ]}} merupakan {{IPA|[v]}} yang mengalami penyengauan. Diakritik subskrip {{IPA|[ą]}}, yang biasa dipanggil sebagai [[ogonek]] atau ''nosinė'', biasanya digunakan untuk mengindikasikan penyengauan saat sebuah vokal memiliki tanda [[nada (linguistik)|nada]] yang akan memudahkan pembaca dalam memahami nada dan penyengauan dalam vokal tersebut. Sebagai contoh, {{IPA|[ą̄ ą́ ą̀ ą̂ ą̌]}} lebih dapat dilihat dengan benar pada kebanyakan font daripada {{IPA|[ã̄ ã́ ã̀ ã̂ ã̌]}}.
Pembentukan kata dalam bahasa Indonesia memiliki banyak keunikan. Hal itu salah satunya dibuktikan dengan adanya hukum nasalisasi. Nasalisasi berasal dari kata nasal, yang berarti bersangkutan dengan bunyi bahasa yang dihasilkan dengan mengeluarkan udara melalui hidung, yaitu m, n, ng, dan ny, kemudian diberikan imbuhan -isasi menjadi nasalisasi berarti pelepasan udara melalui hidung pada waktu menghasilkan bunyi bahasa.


== Pembagian Nasalisasi ==
Nasalisasi dibagi dua:
Nasalisasi dibagi dua:
* pertama, nasalisasi huruf konsanan/vokal yang bersuara (tidak luluh). Contoh: andai - mengandaikan, bantah- membantah, cinta- mencintai, duga -menduga,ejek - mengejek, fasilitas - memfasilitasi, gambar - menggambar, hukum - menghukum, iris - mengiris, jauh - menjauhi, makan - memakan, nikah - menikah, ompol - mengompol, qasar - mengqasar, usul - mengusulkan, vonis - memvonis, ziarah - menziarahi;
* '''pertama''', nasalisasi huruf konsanan/vokal yang bersuara (tidak luluh). Contoh: ''andai - mengandaikan, bantah- membantah, cinta- mencintai, duga -menduga,ejek - mengejek, fasilitas - memfasilitasi, gambar - menggambar, hukum - menghukum, iris - mengiris, jauh - menjauhi, makan - memakan, nikah - menikah, ompol - mengompol, qasar - mengqasar, usul - mengusulkan, vonis - memvonis, ziarah - menziarahi;''
* kedua, nasalisasi konsonan yang tidak bersuara (luluh). Contoh: konsumsi - meng...onsumsi (konsonan /k/ luluh), taat - men...aati (konsonan /t/ luluh), sapu - meny...apu (konsonan /s/ luluh), populer - mem...opulerkan (konsonan /p/ luluh). Nasalisasi memopuplerkan mungkin agak tabu bagi para pengguna bahasa karena biasanya menggunakan kata mempopulerkan.
* '''kedua''', nasalisasi konsonan yang tidak bersuara (luluh). Contoh: ''konsumsi - meng...onsumsi (konsonan /k/ luluh), taat - men...aati (konsonan /t/ luluh), sapu - meny...apu (konsonan /s/ luluh), populer - mem...opulerkan (konsonan /p/ luluh). Nasalisasi memopuplerkan mungkin agak tabu bagi para pengguna bahasa karena biasanya menggunakan kata mempopulerkan.''


Lain halnya dengan kata kristal, tradisi, stabil, dan produksi. Nasalisasi luluh tidak berlaku pada bentukan kata tersebut karena memiliki dua huruf konsonan di awal kata, yaitukr, tr, st, dan pr. Bentukan kata tersebut bukan: mengristal, menradisi, menyetabil, dan memroduksi, akan tetapi: mengkristal, mentradisi, menstabilkan, dan memproduksi. Kataberawalan kr, tr, st, dan pr tidak luluh bila diberikan prefiks me-N.
Lain halnya dengan kata kristal, tradisi, stabil, dan produksi. Nasalisasi luluh tidak berlaku pada bentukan kata tersebut karena memiliki dua huruf konsonan di awal kata, yaitu ''kr, tr, st'', dan ''pr''. Bentukan kata tersebut bukan: ''mengristal, menradisi, menyetabil, dan memroduksi,'' akan tetapi: ''mengkristal, mentradisi, menstabilkan, dan memproduksi''. Kata berawalan ''kr, tr, st'', dan pr tidak luluh bila diberikan prefiks me-N.


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==

Revisi terkini sejak 15 Februari 2024 16.34

Penyengauan
(Nasalisasi)
◌̃
Nomor IPA424
Pengodean karakter
Entitas (desimal)&#771;
Unikode (heks)U+0303

Dalam ilmu fonetika, penyengauan, pembindengan, atau nasalisasi merupakan suatu proses penghasilan suara saat velum digerakkan ke bawah, jadi beberapa aliran udara keluar melalui hidung saat bagian artikulasi lain (selain saluran hidung) mengalami produksi suara. Suara sengauan arketipal yang terjadi karena proses ini biasanya adalah [n].

Dalam Alfabet Fonetik Internasional, penyengauan diindikasikan oleh diakritik tilda U+0303 ◌̃ combining tilde (HTML: &#771;) yang ditulis diatas huruf untuk menunjukkan suara yang mengalami penyengauan, sebagai contoh, [ã] merupakan [a] yang mengalami penyengauan, dan [ṽ] merupakan [v] yang mengalami penyengauan. Diakritik subskrip [ą], yang biasa dipanggil sebagai ogonek atau nosinė, biasanya digunakan untuk mengindikasikan penyengauan saat sebuah vokal memiliki tanda nada yang akan memudahkan pembaca dalam memahami nada dan penyengauan dalam vokal tersebut. Sebagai contoh, [ą̄ ą́ ą̀ ą̂ ą̌] lebih dapat dilihat dengan benar pada kebanyakan font daripada [ã̄ ã́ ã̀ ã̂ ã̌].

Pembagian Nasalisasi

[sunting | sunting sumber]

Nasalisasi dibagi dua:

  • pertama, nasalisasi huruf konsanan/vokal yang bersuara (tidak luluh). Contoh: andai - mengandaikan, bantah- membantah, cinta- mencintai, duga -menduga,ejek - mengejek, fasilitas - memfasilitasi, gambar - menggambar, hukum - menghukum, iris - mengiris, jauh - menjauhi, makan - memakan, nikah - menikah, ompol - mengompol, qasar - mengqasar, usul - mengusulkan, vonis - memvonis, ziarah - menziarahi;
  • kedua, nasalisasi konsonan yang tidak bersuara (luluh). Contoh: konsumsi - meng...onsumsi (konsonan /k/ luluh), taat - men...aati (konsonan /t/ luluh), sapu - meny...apu (konsonan /s/ luluh), populer - mem...opulerkan (konsonan /p/ luluh). Nasalisasi memopuplerkan mungkin agak tabu bagi para pengguna bahasa karena biasanya menggunakan kata mempopulerkan.

Lain halnya dengan kata kristal, tradisi, stabil, dan produksi. Nasalisasi luluh tidak berlaku pada bentukan kata tersebut karena memiliki dua huruf konsonan di awal kata, yaitu kr, tr, st, dan pr. Bentukan kata tersebut bukan: mengristal, menradisi, menyetabil, dan memroduksi, akan tetapi: mengkristal, mentradisi, menstabilkan, dan memproduksi. Kata berawalan kr, tr, st, dan pr tidak luluh bila diberikan prefiks me-N.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]