Lompat ke isi

Daftar Sultan Banten: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Makescience (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(38 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5: Baris 5:
| coatofarmssize = 110px
| coatofarmssize = 110px
| coatofarmscaption = '''Lambang Kerajaan Banten'''
| coatofarmscaption = '''Lambang Kerajaan Banten'''
| image =Syarif Muhammad ash-Shafiuddin of Banten.png
| image =
| caption = Syarif Muhammad ash-Shafiuddin, sultan Banten sekarang (sejak [[11 Desember]] [[2016]])
| caption =
| first_monarch = [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Maulana Hasanuddin]]
| first_monarch = [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Sultan Maulana Hasanuddin]]
| last_monarch = [[Maulana Muhammad Shafiuddin dari Banten|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]
| last_monarch =
| style = [[Sultan]]
| style = [[Sultan]]
| residence = [[Istana Surosowan|Keraton Surasowan]] (dulu)
| residence = [[Istana Surosowan|Keraton Surasowan]] (dulu)
Baris 14: Baris 14:
| began = 1552
| began = 1552
| ended = 1813
| ended = 1813
| pretender =
| pretender = [[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin]]
}}
}}
'''Sultan Banten''' adalah penguasa [[Kesultanan Banten]] di [[provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]], yang pernah berjaya di ujung barat [[Pulau Jawa]].
'''Sultan Banten''' adalah penguasa [[Kesultanan Banten]] di [[provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]], yang pernah berjaya di ujung barat [[Pulau Jawa]].<ref name=":2">{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=iCVf2eblDAMC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten|last=Pudjiastuti|first=Titik|date=2007|publisher=Yayasan Obor Indonesia|year=|isbn=978-979-461-650-5|location=Jakarta|page=|pages=|author-link=}}</ref>
[[Berkas:Maulana Hasanuddin of Banten.jpg|jmpl|Lukisan [[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]], raja pertama [[Kesultanan Banten]]]]


== Kesultanan Banten Kini ==
== Sultan Banten terakhir ==
Pada saat terjadi peralihan kekuasaan di Nusantara dari [[Belanda]] kepada [[Inggris]] tahun [[1813]], [[Thomas Stamford Raffles]] dari pemerintahan Inggris membagi wilayah Banten menjadi 4 Kabupaten, yakni Banten Lor (Banten Utara, yang kelak menjadi [[Kabupaten Serang]]), Banten Kulon (Banten Barat, kelak menjadi [[Kabupaten Caringin]] yang pada tahun 1907 masuk kedalam [[Kabupaten Pandeglang]]), Banten Tengah (Kelak menjadi [[Kabupaten Pandeglang]]) dan Banten Kidul (Banten Selatan, yang kelak menjadi [[Kabupaten Lebak]]).<ref name=":1" /> Pada tahun yang sama, [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh [[Thomas Stamford Raffles]]<ref name=":3">{{cite book|last=Anshoriy Ch|first=M. Nasruddin|date=2008|year=|url=https://books.google.co.id/books?id=4jP4dAmRzbUC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Bangsa Gagal: Mencari Identitas Kebangsaan|location=Yogyakarta|publisher=LKiS|isbn=9789791283656|page=67|pages=|author-link=}}</ref> yang kemudian berakhir dengan dihapuskannya status [[Kesultanan Banten]] oleh pemerintah kolonial [[Inggris]].<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=SawyrExg75cC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Historical Dictionary of Indonesia|last=R.B.|first=Cribb|last2=Kahin|first2=Audrey|date=2004|publisher=Scarecrow Press|year=|isbn=0-8108-4935-6|edition=2nd|location=Lanham, Maryland|page=|pages=|language=en|author-link=:en:Robert Cribb}}</ref> Setelah status kesultanan dihapuskan, kemudian diangkatlah Rafiuddin sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler di wilayah Banten,<ref name=":12">{{Cite web|url=http://bantenologi.org/index.php/artikel/70-siapakah-sultan-banten-terakhir|title=Siapakah Sultan Banten Terakhir?|last=|first=|date=2009-10-11|website=bantenologi.org|publisher=|language=id|access-date=2017-06-14|archive-date=2017-06-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20170627185903/http://www.bantenologi.org/index.php/artikel/70-siapakah-sultan-banten-terakhir|dead-url=yes}}</ref> atau di sebagian penulisan sejarah, Rafiuddin diangkat menjadi Bupati di wilayah Banten Hilir (Wilayah [[Kabupaten Pandeglang]]), sedangkan [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] kemudian diangkat menjadi Bupati Banten Hulu (wilayah [[Kabupaten Serang]]).<ref name=":1">{{Cite news|url=http://www.kesultananbanten.id/sejarah-kesultanan-banten-dari-masa-ke-masa/|title=Sejarah Kesultanan Banten dari Masa ke Masa|last=Azmatkhan|first=Tubagus Nurfadhil|date=2016-12-06|work=|newspaper=Website Resmi Kesultanan Banten|language=en-US|access-date=2017-04-14|via=}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
{{main|Kesultanan Banten}}
Setelah [[Kesultanan Banten]] dianeksasi dan dihapuskan status kesultanannya oleh [[Hindia Belanda]] pada tahun 1813, pada tahun 2016 [[Kesultanan Banten]] kembali dihidupkan dengan diangkatnya [[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin]] sebagai Sultan Banten ke-18<ref name=":0">{{Citation|last=Kabar5 Com|title=Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja Dinobatkan Menjadi Sultan Banten ke-18|date=2016-12-14|url=https://m.youtube.com/watch?v=v3UQbdGHCPo|accessdate=2017-04-14}}</ref> dengan dasar Ketetapan Pengadilan Agama Serang nomor 0316/PDT.P/2016/PA.SRG tanggal [[22 September]] [[2016]] tentang Penetapan Ahli Waris.<ref>{{Cite news|url=http://bantenheadline.com/saya-sultan-banten-ke-18-yang-sah-kata-ratu-bagus-hendra-bambang-wisanggeni-soerjaatmadja/|title=“Saya Sultan Banten ke-18 Yang Sah”, Kata Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|date=2017-01-11|newspaper=Banten Headline|language=id-ID|access-date=2017-04-14}}</ref>


Rafiuddin (yang bernama asli Joyo Miharjo<ref name=":12" />) bukan merupakan warga Banten, ia adalah seorang dari [[Rembang]] yang kemudian diberi kedudukan di wilayah Banten oleh pemerintah kolonial. Hubungan darah antara keduanya terbentuk karena Rafiuddin menikah dengan adik Ratu Asyiah (Ibunda [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]). Dengan begitu, gelar resmi Sultan Banten terakhir dari trah Kesultanan Banten yang semestinya adalah pada [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] (yang berkuasa dari tahun [[1809]] - [[1813]]), bukan pada nama Rafiuddin dari Rembang ([[1813]] - [[1820]]) yang sekadar sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler dan bukan dari keturunan para Sultan Banten, karena setelah dinobatkannya [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] sebagai Sultan Banten pada tahun [[1809]], tidak ada lagi penobatan gelar Sultan di wilayah Banten kecuali dinobatkannya [[KH.Tb.A. Syadzili wasee]] sebagai Ketua Kenadziran Banten Lama[[2020]].<ref name=":1" />
== Sultan Banten Terakhir ==
Pada saat terjadi peralihan kekuasaan di Nusantara dari [[Belanda]] kepada [[Inggris]], [[Thomas Stamford Raffles]] dari pemerintahan Inggris membagi wilayah Banten menjadi 4 Kabupaten, yakni Banten Lor (Banten Utara, yang kelak menjadi [[Kabupaten Serang]]), Banten Kidul (Banten Selatan, kelak menjadi [[Kabupaten Caringin]] yang pada tahun 1907 masuk kedalam [[Kabupaten Pandeglang]]), Banten Tengah (Kelak menjadi [[Kabupaten Pandeglang]]) dan Banten Kulon (Banten Barat, yang kelak menjadi [[Kabupaten Lebak]]). Pada tahun yang sama pula yakni [[1813]], [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh [[Thomas Stamford Raffles]] yang kemudian berakhir dengan dihapuskannya status Kesultanan Banten oleh pemerintah kolonial [[Inggris]]<ref>R. B. Cribb, A. Kahin, (2004), ''Historical dictionary of Indonesia'', Scarecrow Press, ISBN 0-8108-4935-6.</ref>. Setelah status kesultanan dihapuskan, kemudian diangkatlah Rafiuddin sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler di wilayah Banten<ref name=":12">{{Cite web|url=http://bantenologi.org/index.php/artikel/70-siapakah-sultan-banten-terakhir|title=Siapakah Sultan Banten Terakhir?|website=bantenologi.org|language=en-gb|access-date=2017-06-14}}</ref>, atau di sebagian penulisan sejarah, Rafiuddin diangkat menjadi Bupati di wilayah Banten Hilir (Wilayah [[Kabupaten Pandeglang]]), sedangkan [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] kemudian diangkat menjadi Bupati Banten Hulu (wilayah [[Kabupaten Serang]])<ref name=":1">{{Cite news|url=http://www.kesultananbanten.id/sample-page/|title=SEJARAH KESULTANAN BANTEN DARI MASA KE MASA|date=2016-12-06|newspaper=Website Resmi Kesultanan Banten|language=en-US|access-date=2017-04-14}}</ref>. Rafiuddin (yang bernama asli Joyo Miharjo) bukan merupakan warga Banten, ia adalah seorang dari [[Rembang]] yang kemudian diberi kedudukan di wilayah Banten. Hubungan darah antara keduanya terbentuk karena Rafiuddin menikah dengan adik Ratu Asyiah (Ibunda [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]). Sehingga gelar Sultan terakhir Banten yang resmi dari trah Kesultanan Banten yang semestinya adalah pada [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] (yang berkuasa dari tahun [[1809]] - [[1813]]), bukan pada nama Rafiuddin dari Rembang ([[1813]] - [[1820]]) yang sekadar sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler dan bukan dari keturunan para Sultan Banten, karena setelah dinobatkannya [[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] sebagai Sultan Banten pada tahun [[1809]], tidak ada lagi penobatan gelar Sultan di wilayah Banten kecuali dinobatkannya [[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja]] sebagai Sultan Banten ke-18 pata tahun [[2016]].


== Daftar Sultan-sultan Banten ==
== Daftar Sultan Banten ==
Berikut adalah daftar sultan Banten<ref>{{Cite news|url=http://ranji.sarkub.com/silsilah-sultan-sultan-banten-dan-keturunannya/|title=Silsilah Sultan Sultan Banten dan Keturunannya {{!}} Ranji Sarkub|date=2015-06-18|newspaper=Ranji Sarkub|language=id-ID|access-date=2017-04-14}}</ref><ref>Drs. H. Tri Hatmadji, (2005), ''Ragam Pusaka Budaya Banten'', Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang, ISBN 979-99324-0-8.</ref>:
Berikut adalah daftar sultan Banten:<ref name=":2" /><ref name=":1" /><ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=yqCHCgAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Ragam Pusaka Budaya Banten|last=Hatmadji|first=Tri|date=2005|publisher=Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang|year=|isbn=979-99324-0-8|location=Serang|page=81|pages=|author-link=}}</ref>


=== Kesultanan Banten sebagai Negara Berdaulat ===
=== Kesultanan Banten sebagai Negara Berdaulat ===
Baris 37: Baris 36:
! width="240px" |Keterangan
! width="240px" |Keterangan
|-
|-
|
|1
|
|[[Sunan Gunung Jati|Sultan Syarif Hidayatullah]]
|Sunan Gunung Jati
|Sultan ke-2 [[Kesultanan Cirebon]]
|-
|1
|[[1552]] - [[1570]]
|[[1552]] - [[1570]]
|[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]]
|[[Maulana Hasanuddin dari Banten|Maulana Hasanuddin]]
|Pangeran Sabakinking
|Pangeran Sabakinking
|[[8 Oktober]] [[1526]] [[Masehi|M]] (1 [[Muharam]] 933 [[Hijriyah|H]]) - [[1552]] [[Masehi|M]],<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Banten_dalam_pergumulan_sejarah.html?id=WtBwAAAAMAAJ&redir_esc=y|title=Banten dalam Pergumulan Sejarah: Sultan, Ulama, Jawara|last=Lubis|first=Nina Herlina|date=2004|publisher=LP3ES|year=|isbn=9793330120|location=Jakarta|page=|pages=|author-link=}}</ref> status [[Kesultanan Banten]] sebagai [[kadipaten]] di bawah [[Kesultanan Cirebon]]<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Sunan_Gunung_Jati_antara_fiksi_dan_fakta.html?id=GdfXAAAAMAAJ&redir_esc=y|title=Sunan Gunung Jati Antara Fiksi dan Fakta: Pembumian Islam dengan Pendekatan Struktural dan Kultural|last=Wildan|first=Dadan|date=2003|publisher=Humaniora|year=|isbn=9799231663|location=Bandung|page=|pages=|author-link=}}</ref>
|[[8 Oktober]] [[1526]] [[Masehi|M]] (1 [[Muharam]] 933 [[Hijriyah|H]]) - [[1552]] [[Masehi|M]], sebagai kadipaten di bawah [[Kesultanan Cirebon]]
|-
|-
|2
|2
|[[1570]] - [[1585]]
|[[1570]] - [[1585]]
|[[Maulana Yusuf dari Banten|Maulana Yusuf]]
|[[Maulana Yusuf dari Banten|Maulana Yusuf]]
|Pangeran Pasareyan
|Pangeran Pasareyan
Baris 56: Baris 49:
|-
|-
|3
|3
|[[1585]] - [[1596]]
|[[1585]] - [[1596]]
|[[Maulana Muhammad dari Banten|Maulana Muhammad]]
|[[Maulana Muhammad dari Banten|Maulana Muhammad]]
|
|
Baris 64: Baris 57:
|-
|-
|4
|4
|[[1596]] - [[1647]]
|[[1596]] - [[1647]]
|[[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulqadir]]
|[[Abdul Mafakhir dari Banten|Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulqadir]]
|
|
Baris 72: Baris 65:
|-
|-
|5
|5
|[[1647]] - [[1651]]
|[[1647]] - [[1651]]
|[[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|[[Abu al-Ma'ali Ahmad dari Banten|Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad]]
|
|
Baris 81: Baris 74:
|6
|6
|[[1651]] - [[1683]]
|[[1651]] - [[1683]]
|[[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]]
|[[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa<ref>Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeeran Ratu (Djajadiningrat, 1983: 209-10)</ref>]][[Daftar Sultan Banten#cite note-7|<span class="mw-reflink-text">[7]</span>]][[Daftar Sultan Banten#cite note-8|<span class="mw-reflink-text">[8]</span>]][[Daftar Sultan Banten#cite note-8|<span class="mw-reflink-text">[8]</span>]][[Daftar Sultan Banten#cite note-8|<span class="mw-reflink-text">[8]</span>]]<span class="mw-reflink-text"><nowiki>[9]</nowiki></span>
|
|
* Abu al-Fath Abdulfattah
* Abu al-Fath Abdulfattah
* Pangeran Dipati
* Pangeran Dipati
* Pangeran Surya
* Pangeran Surya
|(Catatan) <sup>1</sup>
|
|-
|-
|7
|7
|[[1683]] - [[1687]]
|[[1683]] - [[1687]]
|[[Haji dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdulqahar]]
|[[Haji dari Banten|Sultan Abu Nashar Abdulqahar]]
|
|
* Sultan Haji
* Sultan Haji
* Pangeran Dakar
* Pangeran Dakar
|(Catatan) <sup>1</sup>
|(Catatan) <sup>2</sup>
|-
|-
|8
|8
|[[1687]] - [[1690]]
|[[1687]] - [[1690]]
|Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya
|[[Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya]]
|Pangeran Ratu
|
|
|
|-
|-
|9
|9
|[[1690]] - [[1733]]
|[[1690]] - [[1733]]
|Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainulabidin
|[[Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainul Abidin]]
|
|
* Pangeran Adipadi
* Pangeran Adipadi
Baris 111: Baris 104:
|-
|-
|10
|10
|[[1733]] - [[1750]]
|[[1733]] - [[1750]]
|Sultan Muhammad Syifa Zainularifin
|[[Sultan Muhammad Syifa Zainul Arifin]]
|Pangeran Abdullah
|Pangeran Abdullah
|
|
|-
|-
|
|
|[[1750]] - [[1752]]
|[[1750]] - [[1752]]
|Sultan Syarifuddin Ratu Wakil<sup>2</sup>
|Sultan Syarifuddin Ratu Wakil<sup>3</sup>
|Pangeran Syarifuddin
|Pangeran Syarifuddin
|dalam pengaruh Ratu Syarifah Fatima<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|url=http://timikasatu.com/2014/11/13/ingin-kuasai-banten-ratu-syarifah-fatimah-malah-dibuang-ke-pulau-edam/|title=Ingin Kuasai Banten, Ratu Syarifah Fatimah Malah Dibuang ke Pulau Edam|last=redaksi|website=Timika Satu|access-date=2017-04-14}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://sportourism.id/heritage/jejak-kyai-tapa-awal-konflik-internal-banten-penyusupan-agen-wanita-voc-ke-jantung-keraton|title=Jejak Kyai Tapa: Awal Konflik Internal Banten: Penyusupan Agen Wanita VOC ke Jantung Keraton|website=Sportourism.id|language=id|access-date=2017-04-14}}</ref>
|dalam pengaruh Ratu Syarifah Fatima<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|url=https://ditulis.id/ratu-syarifah-fatimah-malah-dibuang-ke-pulau-edam/|title=Ingin Kuasai Banten, Ratu Syarifah Fatimah Malah Dibuang ke Pulau Edam|last=Arsadam|website=Ditulis ID|access-date=2022-10-10}}</ref>
|-
|-
|11
|11
|[[1752]] - [[1753]]
|[[1752]] - [[1753]]
|Sultan Muhammad Wasi Zainulalimin
|Sultan Muhammad Wasi Zainulalimin
|Pangeran Arya Adisantika
|Pangeran Arya Adisantika
Baris 129: Baris 122:
|-
|-
|12
|12
|[[1753]] - [[1773]]
|[[1753]] - [[1773]]
|Sultan Muhammad Arif Zainulasyiqin
|Sultan Muhammad Arif Zainulasyiqin
|Pangeran Gusti
|Pangeran Gusti
Baris 135: Baris 128:
|-
|-
|13
|13
|[[1773]] - [[1799]]
|[[1773]] - [[1799]]
|[[Aliyuddin I dari Banten|Sultan Aliyuddin I]]
|[[Aliyuddin I dari Banten|Sultan Aliyuddin I]]
|Abu al-Mafakhir Muhammad Aliyuddin
|Abu al-Mafakhir Muhammad Aliyuddin
Baris 141: Baris 134:
|-
|-
|14
|14
|[[1799]] - [[1801]]
|[[1799]] - [[1801]]
|[[Muhyiddin Zainussalihin dari Banten|Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin]]
|[[Muhyiddin Zainussalihin dari Banten|Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin]]
|
|
Baris 147: Baris 140:
|-
|-
|15
|15
|[[1801]] - [[1802]]
|[[1801]] - [[1802]]
|[[Ishaq Zainulmuttaqin dari Banten|Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin]]
|[[Ishaq Zainulmuttaqin dari Banten|Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin]]
|
|
Baris 154: Baris 147:
|
|
|[[1802]] - [[1803]]
|[[1802]] - [[1803]]
|Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya
|Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya
|
|
|Untuk sementara administrasi [[Kesultanan Banten]] dipegang oleh seorang ''Caretaker'' Sultan Wakil Pangeran Natawijaya
|Untuk sementara administrasi [[Kesultanan Banten]] dipegang oleh seorang ''Caretaker'' Sultan Wakil Pangeran Natawijaya
|-
|-
|16
|16
|[[1803]] - [[1808]]
|[[1803]] - [[1808]]
|[[Aliyuddin II dari Banten|Sultan Aliyuddin II]]
|[[Aliyuddin II dari Banten|Sultan Aliyuddin II]]
|Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin
|Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin
Baris 165: Baris 158:
|-
|-
|
|
|[[1808]] - [[1809]]
|[[1808]] - [[1809]]
|Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala
|[[Sultan Wakil Pangeran Suramenggala|Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala]]
|
|
|Untuk sementara administrasi [[Kesultanan Banten]] dipegang oleh seorang ''Caretaker'' Sultan Wakil Pangeran Suramenggala
|Untuk sementara administrasi [[Kesultanan Banten]] dipegang oleh seorang ''Caretaker'' Sultan Wakil Pangeran Suramenggala
|-
|-
|17
|17
|[[1809]] - [[1813]]
|[[1809]] - [[1813]]
|[[Maulana Muhammad Shafiuddin dari Banten|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]
|[[Maulana Muhammad Shafiuddin dari Banten|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]]
|Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
|Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
Baris 177: Baris 170:
|-
|-
| colspan="5" |Catatan:
| colspan="5" |Catatan:
<sup>1.</sup> <small>Sejak masa pemerintahan [[Ageng Tirtayasa dari Banten|Sultan Ageng Tirtayasa]], gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeran Ratu. Gelar Pangeran Ratu berkembang menjadi Tubagus sementara Pangeran Adipati berkembang menjadi Adipati MAS. Keturunan Tubagus menyebar di daerah Banten / Jawa Barat sementara keturunan Adipati MAS menyebar di Surabaya / Jawa Timur. Di Pemakaman Boto Putih pembagian ini menjadi dasar pembagian kawasan Kasepuhan dan Kanoman.<ref>{{cite book|url=http://perpustakaan.dpr.go.id/catalog/index.php?p=show_detail&id=23685|title=Tinjauan Kritis tentang Sajarah Banten|last=Djajadiningrat|first=Hoesein|date=1983|publisher=Djambatan|year=|isbn=|location=Jakarta|page=209 - 10|pages=|author-link=Hussein Jayadiningrat}}</ref></small>.
<sup>1.</sup> <small>Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 dan meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC.</small>


<sup>2.</sup> <small>Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 dan meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=Muoj7z9IOI8C&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false|title=Arkeologi Islam Nusantara|last=Tjandrasasmita|first=Uka|date=2009|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|year=|isbn=9789799102126|location=Jakarta|page=128|pages=|author-link=}}</ref>.</small>
<sup>2.</sup> <small>Ketika Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin dibuang ke Ambon, istrinya Ratu Syarifah Fatima berhasil membujuk Belanda (Baron van Inhoff) untuk menobatkan putranya dari suami terdahulu sebagai Sultan Banten. Pangeran Syarifuddin naik takhta dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, tetapi pada kenyataannya yang berkuasa adalah Ratu Syarifah Fatima<ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/event/jalan-bareng-abah-alwi/12/07/08/m6ts51-ratu-yang-dibenci-rakyat-banten|title=Ratu yang Dibenci Rakyat Banten {{!}} Republika Online|newspaper=Republika Online|access-date=2017-04-14}}</ref>. Hal tersebut yang menyebabkan tidak diakuinya Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin maupun Ratu Syarifah Fatima sebagai Sultan Banten ke-11.</small>

<sup>3.</sup> <small>Ketika Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin dibuang ke [[Ambon]], istrinya yang bernama Ratu Syarifah Fatima berhasil membujuk [[Gustaaf Willem baron van Imhoff]] selaku [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] untuk menobatkan putranya dari suami terdahulu sebagai Sultan Banten.<ref>{{Cite web|url=https://sportourism.id/heritage/jejak-kyai-tapa-awal-konflik-internal-banten-penyusupan-agen-wanita-voc-ke-jantung-keraton|title=Jejak Kyai Tapa: Awal Konflik Internal Banten: Penyusupan Agen Wanita VOC ke Jantung Keraton|website=Sportourism.id|language=id|access-date=2017-04-14|archive-date=2017-05-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20170504204759/https://sportourism.id/heritage/jejak-kyai-tapa-awal-konflik-internal-banten-penyusupan-agen-wanita-voc-ke-jantung-keraton|dead-url=yes}}</ref> Pangeran Syarifuddin naik takhta dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, tetapi pada kenyataannya yang berkuasa adalah Ratu Syarifah Fatima.<ref name=":2" /> Hal tersebut yang menyebabkan tidak diakuinya Sultan Syarifuddin Ratu Wakil maupun Ratu Syarifah Fatima sebagai Sultan Banten ke-11.<ref>{{Cite news|url=http://www.republika.co.id/berita/event/jalan-bareng-abah-alwi/12/07/08/m6ts51-ratu-yang-dibenci-rakyat-banten|title=Ratu yang Dibenci Rakyat Banten {{!}} Republika Online|last=Purwadi|first=Didi|date=2012-01-08|work=|newspaper=Republika Online|access-date=2017-04-14|via=}}</ref></small>
|}
|}


=== Pewaris Kesultanan setelah dihapuskan Belanda ===
=== Pewaris Kesultanan setelah dihapuskan Belanda ===
Setelah dihapuskan oleh Pemerintah Kolonial Belanda maka Kesultanan Banten berubah menjadi lembaga kenadziran yang fungsinya adalah mengelola segala peninggalan Kesultanan Banten termasuk makam, masjid hingga bekas keraton. Karena sudah berubah fungsi maka para pewaris Kesultanan Banten hanya bertugas untuk memupuk tali silaturahmi antar keluarga kesultanan.
<ref>{{Cite web|url=http://id.rodovid.org/wk/Istimewa:ChartInventory/973793|title=1. Sultan Muhammad ‘arif Zainul Asyikin (1753-1773) - Keturunan (Inventaris) - Rodovid ID|website=id.rodovid.org|language=id|access-date=2017-04-14}}</ref>
{| class="wikitable" border="1" width="90%"
{| class="wikitable" border="1" width="90%"
! width="20px" |No.
! width="20px" |No.
!Masa
!Masa
!Nama Lain
!Nama
! width="240px" |Keterangan
!Keterangan
|-
|-
|1
|1
Baris 196: Baris 191:
|-
|-
|2
|2
|[[1888]] - [[1946]]
|[[1888]] - [[1916]]
|Pangeran Timoer Soerjaatmadja
|Pangeran Timoer Soerjaatmadja
|(Catatan) <sup>1 & 2</sup>
|(Catatan) <sup>1 & 2</sup>
|-
|-
|3
|3
|[[1946]] - ?
|[[1916]] - [[1986]]
|Ratu Bagus Aryo Marjono Soerjaatmadja
|Ratu Bagus Aryo Marjono Soerjaatmadja
|(Catatan) <sup>3</sup>
|(Catatan) <sup>3</sup>
|-
|-
|4
|4
|? - [[1956]]
|[[1968]] - [[1956]]
|Ratu Bagus Abdul Mugni Soerjaatmadja
|Ratu Bagus Abdul Mughni Soerjaatmadja
|(Catatan) <sup>4</sup>
|
|-
|-
| colspan="4" |Catatan:<ref name=":1" />
|5
|[[1956]] - [[2016]]
|[[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja]]
|(Catatan) <sup>4</sup>
|-
| colspan="4" |Catatan:
<sup>1.</sup> <small>[[Maulana Muhammad Shafiuddin|Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin]] yang dibuang ke [[Surabaya]] merasa kecewa terhadap perlakuan pihak penjajah sehingga melarang keturunannya untuk menikah dengan kalangan Eropa, hal ini dilanggar oleh Pangeran Surya Kumala, sehingga hak pewarisan tahta Kesultanan Banten dialihkan kepada Pangeran Timur Soerjaatmadja.</small>


=== Kenadziran Banten Lama ===
<sup>2.</sup> <small>Pada masa Kevakuman [[Kesultanan Banten]], rakyat Banten di bawah pimpinan para Ulama secara seporadis kerap melakukan perlawanan kepada pemerintah [[Hindia Belanda]]. Banyak perjuangan yang menyuarakan spirit kesultanan Banten dan keislaman, yang paling menonjol adalah peristiwa Geger Cilegon tahun 1888.</small>

<sup>3.</sup> <small>Pada masa awal kemerdekaan RI sekitar tahun 1946 - 1948, di [[Yogyakarta]] terjadi pertemuan antara pewaris takhta Kesultanan Banten: Ratu Bagus Aryo Marjono Soerjaatmadja, [[Soekarno]], Sultan [[Hamengkubuwono IV]], dan K.H. [[Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani]] (Residen Banten). Pada pertemuan tersebut, Soekarno mempersilakan pewaris takhta [[Kesultanan Banten]] untuk memimpin wilayah Banten kembali, namun pewaris takhta dikarenakan tanggung jawabnya sebagi Direktur BRI (kini setingkat [[Gubernur Bank Indonesia]]) menitipkan kepemimpinan Banten termasuk penjagaan dan pengurusan aset keluarga besar Kesultanan Banten kepada K.H. [[Tubagus Ahmad Chatib al-Bantani]] selaku Residen Banten sampai saat bilamana anak atau cucu Marjono kembali ke Banten.</small>

<sup>4.</sup> <small>Pada 11 Desember 2016, Ratu Bagus Bambang dinobatkan menjadi Sultan Banten ke-18 dengan gelar Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin<ref name=":0" /></small>
|}


=== Sultan Banten di Bawah Provinsi Banten ===
{| class="wikitable" border="1" width="90%"
{| class="wikitable" border="1" width="90%"
! width="20px" |No.
! width="20px" |No.
Baris 234: Baris 217:
|-
|-
|18
|18
|[[2016]] - Sekarang
|[[2020]] - Sekarang
|[[KH. Tb. A. Syadzili Wasee]]
|[[Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja|Sultan Syarif Muhammad ash-Shafiuddin]]
|Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja<ref>{{citeweb|url=http://bantenraya.com/metropolis/9817-pewaris-kesultanan-banten-terima-mandat|title=Pewaris Kesultanan Banten Terima Mandat|website=bantenraya.com|access-date=}}</ref>
|KH. Tb. A. Syadzili Wasee<ref>{{Cite web|url=http://bantenraya.com/metropolis/9817-pewaris-kesultanan-banten-terima-mandat|title=Pewaris Kesultanan Banten Terima Mandat|last=hauna|website=bantenraya.com|language=in-id|access-date=2017-06-15|archive-date=2017-08-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20170826193149/http://bantenraya.com/metropolis/9817-pewaris-kesultanan-banten-terima-mandat|dead-url=yes}}</ref>
|Di bawah pemerintah [[Provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]]
|Di bawah pemerintah [[Provinsi]] [[Banten]], [[Indonesia]]
|}
|}



== Referensi ==
== Referensi ==


{{reflist}}


== Pranala Luar ==
=== Catatan Kaki ===
{{reflist|30em}}

=== Bibliografi ===
* {{cite }}

== Pranala luar ==


* {{URL|http://kesultananbanten.id|Website resmi}} [[Kesultanan Banten]]
* {{URL|http://kesultananbanten.id|Website resmi}} [[Kesultanan Banten]]
Baris 250: Baris 239:
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Kesultanan Banten]]
* [[Kesultanan Banten]]

{{Sultan Banten}}

|}


[[Kategori:Sultan Banten| ]]
[[Kategori:Sultan Banten| ]]

Revisi terkini sejak 23 September 2024 18.49

Sultan Banten
Bekas Kerajaan
Lambang Kerajaan Banten
Penguasa pertama Sultan Maulana Hasanuddin
Penguasa terakhir
Gelar Sultan
Kediaman resmi Keraton Surasowan (dulu)
Penunjuk Turun-temurun (dari Keluarga Kesultanan Banten)
Pendirian 1552
Pembubaran 1813

Sultan Banten adalah penguasa Kesultanan Banten di provinsi Banten, Indonesia, yang pernah berjaya di ujung barat Pulau Jawa.[1]

Lukisan Maulana Hasanuddin, raja pertama Kesultanan Banten

Sultan Banten terakhir

[sunting | sunting sumber]

Pada saat terjadi peralihan kekuasaan di Nusantara dari Belanda kepada Inggris tahun 1813, Thomas Stamford Raffles dari pemerintahan Inggris membagi wilayah Banten menjadi 4 Kabupaten, yakni Banten Lor (Banten Utara, yang kelak menjadi Kabupaten Serang), Banten Kulon (Banten Barat, kelak menjadi Kabupaten Caringin yang pada tahun 1907 masuk kedalam Kabupaten Pandeglang), Banten Tengah (Kelak menjadi Kabupaten Pandeglang) dan Banten Kidul (Banten Selatan, yang kelak menjadi Kabupaten Lebak).[2] Pada tahun yang sama, Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles[3] yang kemudian berakhir dengan dihapuskannya status Kesultanan Banten oleh pemerintah kolonial Inggris.[4] Setelah status kesultanan dihapuskan, kemudian diangkatlah Rafiuddin sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler di wilayah Banten,[5] atau di sebagian penulisan sejarah, Rafiuddin diangkat menjadi Bupati di wilayah Banten Hilir (Wilayah Kabupaten Pandeglang), sedangkan Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin kemudian diangkat menjadi Bupati Banten Hulu (wilayah Kabupaten Serang).[2]

Rafiuddin (yang bernama asli Joyo Miharjo[5]) bukan merupakan warga Banten, ia adalah seorang dari Rembang yang kemudian diberi kedudukan di wilayah Banten oleh pemerintah kolonial. Hubungan darah antara keduanya terbentuk karena Rafiuddin menikah dengan adik Ratu Asyiah (Ibunda Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin). Dengan begitu, gelar resmi Sultan Banten terakhir dari trah Kesultanan Banten yang semestinya adalah pada Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin (yang berkuasa dari tahun 1809 - 1813), bukan pada nama Rafiuddin dari Rembang (1813 - 1820) yang sekadar sebagai Sultan Bupati atau Sultan Tituler dan bukan dari keturunan para Sultan Banten, karena setelah dinobatkannya Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin sebagai Sultan Banten pada tahun 1809, tidak ada lagi penobatan gelar Sultan di wilayah Banten kecuali dinobatkannya KH.Tb.A. Syadzili wasee sebagai Ketua Kenadziran Banten Lama2020.[2]

Daftar Sultan Banten

[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah daftar sultan Banten:[1][2][6]

Kesultanan Banten sebagai Negara Berdaulat

[sunting | sunting sumber]
No. Masa/Tahun Nama Sultan Nama Lain Keterangan
1 1552 - 1570 Maulana Hasanuddin Pangeran Sabakinking 8 Oktober 1526 M (1 Muharam 933 H) - 1552 M,[7] status Kesultanan Banten sebagai kadipaten di bawah Kesultanan Cirebon[8]
2 1570 - 1585 Maulana Yusuf Pangeran Pasareyan
3 1585 - 1596 Maulana Muhammad
  • Pangeran Sedangrana
  • Prabu Seda ing Palembang
4 1596 - 1647 Sultan Abdul Mafakhir Mahmud Abdulqadir
  • Pangeran Ratu
  • Sultan Agung
5 1647 - 1651 Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad
  • Pangeran Anom
  • Sultan Kilen
6 1651 - 1683 Sultan Ageng Tirtayasa
  • Abu al-Fath Abdulfattah
  • Pangeran Dipati
  • Pangeran Surya
(Catatan) 1
7 1683 - 1687 Sultan Abu Nashar Abdulqahar
  • Sultan Haji
  • Pangeran Dakar
(Catatan) 2
8 1687 - 1690 Sultan Abu al-Fadhl Muhammad Yahya Pangeran Ratu
9 1690 - 1733 Sultan Abu al-Mahasin Muhammad Zainul Abidin
  • Pangeran Adipadi
  • Kang Sinihun ing Nagari Banten
10 1733 - 1750 Sultan Muhammad Syifa Zainul Arifin Pangeran Abdullah
1750 - 1752 Sultan Syarifuddin Ratu Wakil3 Pangeran Syarifuddin dalam pengaruh Ratu Syarifah Fatima[2][9]
11 1752 - 1753 Sultan Muhammad Wasi Zainulalimin Pangeran Arya Adisantika
12 1753 - 1773 Sultan Muhammad Arif Zainulasyiqin Pangeran Gusti
13 1773 - 1799 Sultan Aliyuddin I Abu al-Mafakhir Muhammad Aliyuddin
14 1799 - 1801 Sultan Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
15 1801 - 1802 Sultan Muhammad Ishaq Zainulmuttaqin
1802 - 1803 Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya Untuk sementara administrasi Kesultanan Banten dipegang oleh seorang Caretaker Sultan Wakil Pangeran Natawijaya
16 1803 - 1808 Sultan Aliyuddin II Abu al-Mafakhir Muhammad Aqiluddin
1808 - 1809 Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala Untuk sementara administrasi Kesultanan Banten dipegang oleh seorang Caretaker Sultan Wakil Pangeran Suramenggala
17 1809 - 1813 Sultan Maulana Muhammad Shafiuddin Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin
Catatan:

1. Sejak masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, gelar-gelar kebangsawanan Banten ditertibkan: Sultan untuk raja, Pangeran Ratu untuk putra mahkota atau pewaris takhta pertama, Pangeran Adipati untuk pewaris takhta kedua atau adik Pangeran Ratu. Gelar Pangeran Ratu berkembang menjadi Tubagus sementara Pangeran Adipati berkembang menjadi Adipati MAS. Keturunan Tubagus menyebar di daerah Banten / Jawa Barat sementara keturunan Adipati MAS menyebar di Surabaya / Jawa Timur. Di Pemakaman Boto Putih pembagian ini menjadi dasar pembagian kawasan Kasepuhan dan Kanoman.[10].

2. Penobatan ini disertai beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut kemudian dituangkan dalam sebuah perjanjian yang ditandatangani pada 17 April 1684 dan meminimalkan kedaulatan Banten karena dengan perjanjian itu segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan dalam dan luar negeri harus atas persetujuan VOC[11].

3. Ketika Sultan Abdullah Muhammad Syifa Zainularifin dibuang ke Ambon, istrinya yang bernama Ratu Syarifah Fatima berhasil membujuk Gustaaf Willem baron van Imhoff selaku Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk menobatkan putranya dari suami terdahulu sebagai Sultan Banten.[12] Pangeran Syarifuddin naik takhta dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil, tetapi pada kenyataannya yang berkuasa adalah Ratu Syarifah Fatima.[1] Hal tersebut yang menyebabkan tidak diakuinya Sultan Syarifuddin Ratu Wakil maupun Ratu Syarifah Fatima sebagai Sultan Banten ke-11.[13]

Pewaris Kesultanan setelah dihapuskan Belanda

[sunting | sunting sumber]

Setelah dihapuskan oleh Pemerintah Kolonial Belanda maka Kesultanan Banten berubah menjadi lembaga kenadziran yang fungsinya adalah mengelola segala peninggalan Kesultanan Banten termasuk makam, masjid hingga bekas keraton. Karena sudah berubah fungsi maka para pewaris Kesultanan Banten hanya bertugas untuk memupuk tali silaturahmi antar keluarga kesultanan.

No. Masa Nama Keterangan
1 1832 - 1888 Pangeran Surya Kumala (Catatan) 1
2 1888 - 1916 Pangeran Timoer Soerjaatmadja (Catatan) 1 & 2
3 1916 - 1986 Ratu Bagus Aryo Marjono Soerjaatmadja (Catatan) 3
4 1968 - 1956 Ratu Bagus Abdul Mughni Soerjaatmadja (Catatan) 4
Catatan:[2]

Kenadziran Banten Lama

[sunting | sunting sumber]
No. Masa/Tahun Nama Sultan Nama Lain Keterangan
18 2020 - Sekarang KH. Tb. A. Syadzili Wasee KH. Tb. A. Syadzili Wasee[14] Di bawah pemerintah Provinsi Banten, Indonesia


Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan Kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Pudjiastuti, Titik (2007). Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-650-5. 
  2. ^ a b c d e f Azmatkhan, Tubagus Nurfadhil (2016-12-06). "Sejarah Kesultanan Banten dari Masa ke Masa". Website Resmi Kesultanan Banten (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-14. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ Anshoriy Ch, M. Nasruddin (2008). Bangsa Gagal: Mencari Identitas Kebangsaan. Yogyakarta: LKiS. hlm. 67. ISBN 9789791283656. 
  4. ^ R.B., Cribb; Kahin, Audrey (2004). Historical Dictionary of Indonesia (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-2nd). Lanham, Maryland: Scarecrow Press. ISBN 0-8108-4935-6. 
  5. ^ a b "Siapakah Sultan Banten Terakhir?". bantenologi.org. 2009-10-11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-27. Diakses tanggal 2017-06-14. 
  6. ^ Hatmadji, Tri (2005). Ragam Pusaka Budaya Banten. Serang: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang. hlm. 81. ISBN 979-99324-0-8. 
  7. ^ Lubis, Nina Herlina (2004). Banten dalam Pergumulan Sejarah: Sultan, Ulama, Jawara. Jakarta: LP3ES. ISBN 9793330120. 
  8. ^ Wildan, Dadan (2003). Sunan Gunung Jati Antara Fiksi dan Fakta: Pembumian Islam dengan Pendekatan Struktural dan Kultural. Bandung: Humaniora. ISBN 9799231663. 
  9. ^ Arsadam. "Ingin Kuasai Banten, Ratu Syarifah Fatimah Malah Dibuang ke Pulau Edam". Ditulis ID. Diakses tanggal 2022-10-10. 
  10. ^ Djajadiningrat, Hoesein (1983). Tinjauan Kritis tentang Sajarah Banten. Jakarta: Djambatan. hlm. 209 - 10. 
  11. ^ Tjandrasasmita, Uka (2009). Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. hlm. 128. ISBN 9789799102126. 
  12. ^ "Jejak Kyai Tapa: Awal Konflik Internal Banten: Penyusupan Agen Wanita VOC ke Jantung Keraton". Sportourism.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-04. Diakses tanggal 2017-04-14. 
  13. ^ Purwadi, Didi (2012-01-08). "Ratu yang Dibenci Rakyat Banten | Republika Online". Republika Online. Diakses tanggal 2017-04-14. 
  14. ^ hauna. "Pewaris Kesultanan Banten Terima Mandat". bantenraya.com (dalam bahasa in). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-26. Diakses tanggal 2017-06-15. 

Bibliografi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]