Lompat ke isi

Silla: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Anatolia.kr (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(14 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Former Country
{{Infobox Former Country
|native_name = 신라(新羅)
| native_name = 신라(新羅)
|conventional_long_name = Silla
| conventional_long_name = Silla
|common_name = Silla
| common_name = Silla|
| continent = moved from Category:Asia to East Asia
|
|continent = moved from Category:Asia to East Asia
| region = Asia Timur
|region = Asia Timur
| country = Korea Selatan
|country = Korea Selatan
| era = Kuno
|era = Kuno
| status =
|status =
| status_text =
|status_text =
| kingdom =
|kingdom =
| government_type = Monarki|
| year_start = 57 SM
|government_type = Monarki
| year_end = 935|
|
| event_start = Pendirian
|year_start = 57 SM
|year_end = 935
| date_start =
| event_end = Diserahkan kepada [[Dinasti Goryeo]]
|
| date_end = |
|event_start = Pendirian
| event1 = Pengenalan akan [[Buddhisme]]
|date_start =
| date_event1 = 527
|event_end = Diserahkan kepada [[Dinasti Goryeo]]
| event2 = Kampanye [[Jinheung dari Silla|Raja Jinheung]]
|date_end =
| date_event2 = 551–576
|
|event1 = Pengenalan akan [[Buddhisme]]
| event3 = [[Penyatuan Silla]]
| date_event3 = 676–935|
|date_event1 = 527
| event_pre =
|event2 = Kampanye [[Jinheung dari Silla|Raja Jinheung]]
| date_pre = ||<!--- Flag navigation: Preceding and succeeding entities p1 to p5 and s1 to s5 --->
|date_event2 = 551–576
|event3 = [[Penyatuan Silla]]
| p1 = Konfederasi Jinhan
| flag_p1 =
|date_event3 = 676–935
| s1 = Dinasti Goryeo
|
| flag_s1 =
|event_pre =
| s2 = Silla Bersatu
|date_pre =
| flag_s2 =
|
| image_flag = <!--- Default: Flag of {{{common_name}}}.svg --->
|<!--- Flag navigation: Preceding and succeeding entities p1 to p5 and s1 to s5 --->
| flag = <!--- Link target under flag image. Default: Flag of {{{common_name}}} --->
|p1 = Konfederasi Jinhan
| flag_type = <!--- Displayed text for link under flag. Default "Flag" --->|
|flag_p1 =
|s1 = Dinasti Goryeo
| image_coat =
|flag_s1 =
| symbol =
| symbol_type = |
|
| image_map = History of Korea-576.png
|image_flag = <!--- Default: Flag of {{{common_name}}}.svg --->
| image_map_caption = Silla pada masa kejayaannya tahun 576.|
|flag = <!--- Link target under flag image. Default: Flag of {{{common_name}}} --->
| capital = [[Gyeongju]]|
|flag_type = <!--- Displayed text for link under flag. Default "Flag" --->
| latd = |
|
| national_motto =
|image_coat =
|symbol =
| national_anthem =
| common_languages = [[Bahasa Silla]] <br /> (bagian dari [[Bahasa Korea Kuno]])
|symbol_type =
| religion = [[Buddhisme]], [[Konfusianisme]], [[Taoisme]], [[Shamanisme Korea]]
|
| currency = |
|image_map = History of Korea-576.png
| title_leader = [[Monarki|Raja]]
|image_map_caption = Silla pada masa kejayaannya tahun 576.
| leader1 = [[Bak Hyeokgeose dari Silla|Hyeokgeose]] (pertama)
|
|capital = [[Gyeongju]]
| year_leader1 = 57 SM – 4
| leader2 = [[Jinheung dari Silla|Jinheung]]
|
|latd =
| year_leader2 = 540–576
| leader3 = [[Muyeol dari Silla|Muyeol]]
|
| year_leader3 = 654–661
|national_motto =
| leader4 = [[Munmu dari Silla|Munmu]]
|national_anthem =
| year_leader4 = 661–681
|common_languages = [[Bahasa Silla]] <br /> (bagian dari [[Bahasa Korea Kuno]])
| leader5 = [[Sinmun dari Silla|Sinmun]]
|religion = [[Buddhisme]], [[Konfusianisme]], [[Taoisme]], [[Shamanisme Korea]]
|currency =
| year_leader5 = 681–692
| leader6 = [[Gyeongsun dari Silla|Gyeongsun]] (akhir)
|
| year_leader6 = 927–935||<!--- Area and population of a given year --->
|title_leader = [[Monarki|Raja]]
| stat_year1 =
|leader1 = [[Bak Hyeokgeose dari Silla|Hyeokgeose]] (pertama)
| stat_area1 =
|year_leader1 = 57 SM – 4
| stat_pop1 =
|leader2 = [[Jinheung dari Silla|Jinheung]]
| footnotes =
|year_leader2 = 540–576
| today = {{flag|Korea Selatan}}
|leader3 = [[Muyeol dari Silla|Muyeol]]
|year_leader3 = 654–661
|leader4 = [[Munmu dari Silla|Munmu]]
|year_leader4 = 661–681
|leader5 = [[Sinmun dari Silla|Sinmun]]
|year_leader5 = 681–692
|leader6 = [[Gyeongsun dari Silla|Gyeongsun]] (akhir)
|year_leader6 = 927–935
|
|<!--- Area and population of a given year --->
|stat_year1 =
|stat_area1 =
|stat_pop1 =
|footnotes =
}}
}}
{{Infobox Korean name
{{Infobox Korean name
Baris 87: Baris 74:
}}
}}
{{sejarah Korea}}
{{sejarah Korea}}
'''Silla''' (tahun 57 Sebelum Masehi - 935 Masehi), seringkali diucapkan ''Shilla'', adalah salah satu dari [[Tiga Kerajaan Korea]]. Silla bermula dari kerajaan kecil di [[Konfederasi Samhan]]. pada tahun 660 Masehi Silla bersekutu dengan [[Dinasti Tang]] berhasil menaklukkan [[Baekje|kerajaan Baekje]] serta [[Goguryeo]] pada tahun 668. Pada masa penyatuan ini seringkali disebut sebagai masa [[Silla Bersatu]] atau ''Silla Selanjutnya'' (Hu-silla) di mana wilayah kekuasaannya mencakup semua bagian [[Semenanjung Korea]], sementara sebelah utaranya adalah wilayah kekuasaan kerajaan baru, yang merupakan penerus dari kerajaan Goguryeo, [[Balhae]]. Setelah hampir 1000 tahun, Silla terpecah menjadi negeri-negeri kecil yang mengantarkan Korea pada masa [[Tiga Kerajaan Akhir Korea]], dan sampai pada akhirnya semuanya diserap oleh kerajaan baru, [[Dinasti Goryeo]] tahun 935.
'''Silla''' (tahun 57 Sebelum Masehi - 935 Masehi), sering kali diucapkan ''Shilla'', adalah salah satu dari [[Tiga Kerajaan Korea]]. Silla bermula dari kerajaan kecil di [[Konfederasi Samhan]]. Pada tahun 660 Masehi Silla bersekutu dengan [[Dinasti Tang]] berhasil menaklukkan [[Baekje|kerajaan Baekje]] serta [[Goguryeo]] pada tahun 668. Pada masa penyatuan ini sering kali disebut sebagai masa [[Silla Bersatu]] atau ''Silla Selanjutnya'' (Hu-silla) di mana wilayah kekuasaannya mencakup semua bagian [[Semenanjung Korea]], sementara sebelah utaranya adalah wilayah kekuasaan kerajaan baru, yang merupakan penerus dari kerajaan Goguryeo, [[Balhae]]. Setelah hampir 1000 tahun, Silla terpecah menjadi negeri-negeri kecil yang mengantarkan Korea pada masa [[Tiga Kerajaan Akhir Korea]], dan sampai pada akhirnya semuanya diserap oleh kerajaan baru, [[Dinasti Goryeo]] tahun 935.


== Nama ==
== Nama ==
Dari awal pendirian sampai perkembangannya menjadi kerajaan yang besar, nama Silla tercatat dalam banyak [[karakter Tionghoa]] ([[hanja]]) yang secara fonetis mungkin ditulis berdasarkan nama dugaan dari bahasa Korea kuno yaitu: Saro; 斯盧, Sara; 斯羅, Seora-beol; 徐羅(伐), Seona-beol; 徐那(伐), Seoya-beol; 徐耶(伐), atau pun Seo-beol; 徐伐. Arti kata-kata dugaan dari bahasa Silla itu kemungkinan adalah ibukota, walaupun masih menjadi [[misteri|teka-teki]]. Pada tahun 503, Raja Jijeung menetapkan tulisan hanja “新羅” yang dibaca Silla dalam bahasa Korea modern. Karena orang Korea kini seringkali [[palatalisasi|mempalatalisasikan]] abjad maka penyebutan kata “Silla” terdengar seperti “Shilla” di telinga pendengar bahasa lain.
Dari awal pendirian sampai perkembangannya menjadi kerajaan yang besar, nama Silla tercatat dalam banyak [[karakter Tionghoa]] ([[hanja]]) yang secara fonetis mungkin ditulis berdasarkan nama dugaan dari bahasa Korea kuno yaitu: Saro; 斯盧, Sara; 斯羅, Seora-beol; 徐羅(伐), Seona-beol; 徐那(伐), Seoya-beol; 徐耶(伐), ataupun Seo-beol; 徐伐. Arti kata-kata dugaan dari bahasa Silla itu kemungkinan adalah ibu kota, walaupun masih menjadi [[misteri|teka-teki]]. Pada tahun 503, Raja Jijeung menetapkan tulisan hanja “新羅” yang dibaca Silla dalam bahasa Korea modern. Karena orang Korea kini sering kali [[palatalisasi|mempalatalisasikan]] abjad maka penyebutan kata “Silla” terdengar seperti “Shilla” di telinga pendengar bahasa lain.


Kata yang paling mendekati adalah Seora-beol, dapat ditelusuri dari unsur bahasa Silla, syeo-beul, yang berarti ibukota kerajaan, yang kemudian berubah menjadi Syeo-ul, dan akhirnya Seo-ul. Seoul yang kini dikenal adalah ibukota Korea setelah berakhirnya masa Dinasti Joseon, di mana nama saat itu adalah [[Seoul|Hanseong]] atau Hanyang.
Kata yang paling mendekati adalah Seora-beol, dapat ditelusuri dari unsur bahasa Silla, syeo-beul, yang berarti ibu kota kerajaan, yang kemudian berubah menjadi Syeo-ul, dan akhirnya Seo-ul. Seoul yang kini dikenal adalah ibu kota Korea setelah berakhirnya masa Dinasti Joseon, di mana nama saat itu adalah [[Seoul|Hanseong]] atau Hanyang.


Nama Silla pada zaman kuno dikenal luas oleh masyarakat Asia Timur Laut. Orang [[Yamato]] menyebutnya Shiragi, orang [[Jurchen]] (nenek moyang bangsa [[Manchu]] menyebut ''Solgo'' atau ''Solho''. Dalam bahasa Tionghoa penyebutannya adalah ''Shin Luo''.
Nama Silla pada zaman kuno dikenal luas oleh masyarakat Asia Timur Laut. Orang [[Yamato]] menyebutnya Shiragi, orang [[Jurchen]] (nenek moyang bangsa [[Manchu]] menyebut ''Solgo'' atau ''Solho''. Dalam bahasa Tionghoa penyebutannya adalah ''Shin Luo''.
Baris 105: Baris 92:
Dalam masa [[Proto Tiga Kerajaan]] (masa sebelum Tiga Kerajaan), negara-negara kecil di bagian tengah dan selatan semenanjung Korea dikelompokkan ke dalam 3 konfederasi (negara bagian) bernama [[Samhan]]. Salah satunya bernama [[Jinhan]] yang memiliki 12 buah bagian-bagian yang lebih kecil. Salah satunya adalah negeri ''Saro'' (Saro-guk) yang merupakan asal dari Silla. Negeri Saro terbagi atas 6 desa dengan 6 kelompok klan.
Dalam masa [[Proto Tiga Kerajaan]] (masa sebelum Tiga Kerajaan), negara-negara kecil di bagian tengah dan selatan semenanjung Korea dikelompokkan ke dalam 3 konfederasi (negara bagian) bernama [[Samhan]]. Salah satunya bernama [[Jinhan]] yang memiliki 12 buah bagian-bagian yang lebih kecil. Salah satunya adalah negeri ''Saro'' (Saro-guk) yang merupakan asal dari Silla. Negeri Saro terbagi atas 6 desa dengan 6 kelompok klan.


Berdasarkan babad [[Goryeo]] [[Samguk Sagi]] yang ditulis pada abad ke-12, Silla didirikan oleh seseorang bernama [[Bak Hyeokgeose]] tahun 57 SM di kota yang sekarang adalah [[Gyeongju]]. Menurut legenda Bak Hyeokgeose lahir dari telur kuda putih. Ketika berusia 13, ke-6 kelompok klan mengangkatnya jadi pemimpin negeri Saro.
Berdasarkan babad [[Goryeo]] [[Samguk Sagi]] yang ditulis pada abad ke-12, Silla didirikan oleh seseorang bernama [[Bak Hyeokgeose]] tahun 57 SM di kota yang sekarang adalah [[Gyeongju]]. Menurut legenda, Bak Hyeokgeose terlahir dari telur kuda putih. Ketika berusia 13, ke-6 kelompok klan mengangkatnya menjadi pemimpin negeri Saro.


Pembuktian lewat bukti [[arkeologi]]s menunjukkan bahwa walau ada negara yang berdiri pada masa itu di wilayah Gyeongju, masih terlalu dini untuk menyebut Silla sebagai sebuah kerajaan. Penulis [[Samguk Sagi]] dari zaman [[Goryeo]], [[Kim Bu-sik]], mungkin mencoba untuk mengesahkan bukti berdirinya Silla dengan memberi senioritas historis di atas rivalnya, [[Baekje]] dan [[Goguryeo]].
Pembuktian melalui bukti [[arkeologi]]s menunjukkan bahwa walau ada negara yang berdiri pada masa itu di wilayah Gyeongju, masih terlalu dini untuk menyebut Silla sebagai sebuah kerajaan. Penulis [[Samguk Sagi]] dari zaman [[Goryeo]], [[Kim Bu-sik]], mungkin mencoba untuk mengesahkan bukti berdirinya Silla dengan memberi senioritas historis atas kedua rivalnya, [[Baekje]] dan [[Goguryeo]].


=== Sejarah awal ===
=== Sejarah awal ===
Baris 119: Baris 106:
[[Naemul dari Silla|Raja Naemul]] (berkuasa 356-402) dari klan Kim menetapkan sistem [[monarki]] yang turun-temurun. Gelarnya kini telah menjadi Maripgan (han atau gan), yaitu gelar serupa dengan khan pada [[Bangsa Turkik|orang Turkik]] dan [[Mongol]]. Pada 377, ia mengirim utusan dan menjalin hubungan dengan [[Goguryeo]].
[[Naemul dari Silla|Raja Naemul]] (berkuasa 356-402) dari klan Kim menetapkan sistem [[monarki]] yang turun-temurun. Gelarnya kini telah menjadi Maripgan (han atau gan), yaitu gelar serupa dengan khan pada [[Bangsa Turkik|orang Turkik]] dan [[Mongol]]. Pada 377, ia mengirim utusan dan menjalin hubungan dengan [[Goguryeo]].


Silla mencoba mendekati Goguryeo karena sedang mengalami tekanan dari [[Baekje]] dan [[Jepang|Negeri Wa]][http://muse.jhu.edu/cgi-bin/access.cgi?uri=/journals/korean_studies/v027/27.1allen.pdf]. Namun saat Goguryeo mulai memperluas teritori ke selatan dan memindahkan ibukotanya ke [[Pyongyang]] tahun 427, [[Nulji dari Silla|Raja Nulji]] mencoba mengadakan persekutuan dengan Baekje.
Silla mencoba mendekati Goguryeo karena sedang mengalami tekanan dari [[Baekje]] dan [[Jepang|Negeri Wa]] [http://muse.jhu.edu/cgi-bin/access.cgi?uri=/journals/korean_studies/v027/27.1allen.pdf]{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Namun saat Goguryeo mulai memperluas teritori ke selatan dan memindahkan ibu kotanya ke [[Pyongyang]] tahun 427, [[Nulji dari Silla|Raja Nulji]] mencoba mengadakan persekutuan dengan Baekje.


Pada masa [[Beopheung dari Silla|Raja Bopheung]] (514-540), Silla telah mencapai titik penuh sebagai negara kuat. Ia pun telah menggunakan [[Buddhisme]] sebagai agama negara dan mengendalikan negara-negara kecil di sekitarnya. Sekitar tahun 530-an [[Konfederasi Gaya]] dapat ditaklukkannya.
Pada masa [[Beopheung dari Silla|Raja Bopheung]] (514-540), Silla telah mencapai titik penuh sebagai negara kuat. Ia pun telah menggunakan [[Buddhisme]] sebagai agama negara dan mengendalikan negara-negara kecil di sekitarnya. Sekitar tahun 530-an [[Konfederasi Gaya]] dapat ditaklukkannya.
Baris 128: Baris 115:
* Pada abad ke 7 Masehi, Silla menjalin hubungan dengan Dinasti Tang dari Tiongkok.
* Pada abad ke 7 Masehi, Silla menjalin hubungan dengan Dinasti Tang dari Tiongkok.
* Pada tahun 660 di bawah pemerintahan Raja Muyeol (berkuasa 654-661), berhasil menundukkan Baekje.
* Pada tahun 660 di bawah pemerintahan Raja Muyeol (berkuasa 654-661), berhasil menundukkan Baekje.
* Pada tahun 668, di bawah kekuasaan Raja Munmu Besar dan Jenderal Kim Yu-shin dengan bantuan militer Dinasti Tang, berhasil mengalahkan Goguryeo. Seluruh semenanjung Korea berhasil disatukan Silla setelah hampir 10 tahun mengusir seluruh koloni Dinasti Tang di sebelah utara. Para pelarian Goguryeo mendirikan negeri baru di timur laut semenanjung Korea bernama Balhae.
* Pada tahun 668, di bawah kekuasaan Raja Munmu Besar dan Jenderal Kim Yu-shin dengan bantuan militer Dinasti Tang, berhasil mengalahkan Goguryeo. Seluruh semenanjung Korea berhasil disatukan Silla setelah hampir 10 tahun berupaya mengusir seluruh koloni Dinasti Tang di sebelah utara. Para pelarian Goguryeo mendirikan negeri baru di timur laut semenanjung Korea bernama Balhae.


Para anggota keluarga pemimpin pada zaman Silla Bersatu digolongkan ke dalam sistem kelompok ''Jin-gol'' (keturunan tulang murni) dan ''Seong-gol'' (tulang suci) berdasarkan keturunan orang tuanya. Selain itu, sebagai akibat dari penyatuan wilayah-wilayah semenanjung Korea, para keluarga bangsawan semakin banyak mengumpulkan kekayaan. Pada masa-masa awal unifikasi terjadi beberapa kali pemberontakan oleh para pejabat istana, namun dapat ditekan oleh keluarga kerajaan dengan memindahkan mereka ke dalam jabatan-jabatan pusat. Untuk waktu yang lama, sekitar 1 abad (dari akhir abad ke-7 sampai akhir abad ke-8), kerajaan mengganti sistem penggajian pejabat dengan memberi tanah (no-geup) dengan sistem jikjeon atau dengan membayar gaji saja.
Para anggota keluarga pemimpin pada zaman Silla Bersatu digolongkan ke dalam sistem kelompok ''Jin-gol'' (keturunan tulang murni) dan ''Seong-gol'' (tulang suci) berdasarkan keturunan orang tuanya. Selain itu, sebagai akibat dari penyatuan wilayah-wilayah semenanjung Korea, para keluarga bangsawan semakin banyak mengumpulkan kekayaan. Pada masa-masa awal unifikasi terjadi beberapa kali pemberontakan oleh para pejabat istana, namun dapat ditekan oleh keluarga kerajaan dengan memindahkan mereka ke dalam jabatan-jabatan pusat. Untuk waktu yang lama, sekitar 1 abad (dari akhir abad ke-7 sampai akhir abad ke-8), kerajaan mengganti sistem penggajian pejabat dengan memberi tanah (no-geup) dengan sistem jikjeon atau dengan membayar gaji saja.


Akhir abad ke-8, klan Kim mulai menolak penggunaan sistem ini dan mulai memberontak. Pemberontakan terbesar adalah pembangkangan [[Kim Dae-gong]] yang berlangsung 3 tahun.
Akhir abad ke-8, klan Kim mulai menolak penggunaan sistem ini dan mulai memberontak. Pemberontakan terbesar adalah pembangkangan [[Kim Dae-gong]] yang berlangsung selama 3 tahun.


Periode tengah Silla berakhir dengan pembunuhan Raja Hyegong tahun 780 yang mengakhiri suksesi dari Raja Muyeol, tokoh penyatu [[Tiga Kerajaan Korea|Tiga Kerajaan]]. Kematiannya adalah puncak perselisihan panjang antar klan dalam kerajaan yang melibatkan sebagian besar anggota keluarga bangsawan.
Periode tengah Silla berakhir dengan pembunuhan Raja Hyegong tahun 780 yang mengakhiri suksesi Raja Muyeol, tokoh penyatu [[Tiga Kerajaan Korea|Tiga Kerajaan]]. Kematiannya adalah puncak perselisihan panjang antar klan dalam kerajaan yang melibatkan sebagian besar anggota keluarga bangsawan.


Akibatnya keluarga bangsawan muncul sebagai kekuatan utama bagian internal sementara peran raja hanya sebagai tokoh kepala saja. Namun begitu, periode ini menyaksikan negeri ini pada titik puncak, dengan kuatnya hubungan dan konsolidasi keluarga kerajaan serta berhasilnya usaha mempraktikkan sistem birokrasi cara [[Tiongkok]].
Akibatnya keluarga bangsawan muncul sebagai kekuatan utama bagian internal sementara peran raja hanya sebagai tokoh kepala saja. Namun begitu, periode ini merupakan titik puncak kejayaan negeri ini, yang ditandai dengan kuatnya hubungan dan konsolidasi keluarga kerajaan serta berhasilnya usaha mempraktikkan sistem birokrasi cara [[Tiongkok]].


== Penurunan dan kejatuhan ==
== Penurunan dan kejatuhan ==
Baris 142: Baris 129:


== Politik dan sosial ==
== Politik dan sosial ==
Dari abad ke-6, Silla menetapkan sistem yang ketat dalam bidang [[birokrasi]] dan [[hukum]]. Pangkat dan status sosial pejabat diukur berdasarkan [[sistem ranking tulang]]. Begitu pula pada cara berpakaian, bentuk rumah dan jumlah perkawinan yang diperbolehkan, semuanya diatur menurut hukum tertentu. Kelas anggota keluarga kerajaan dibagi menjadi 2, yaitu kelas ''tulang suci'' (seong-gol) dan ''tulang murni'' (jin-gol). Sistem ini berakhir ketika penguasa terakhir dari kelas tulang suci, [[Jindeok dari Silla|Ratu Jindeok]] wafat pada tahun 654<ref>{{cite web|url=http://100.empas.com/dicsearch/pentry.html?i=156198|title=성골 [聖骨]|accessdate=2006-08-29|work=Empas Encyclopedia}}</ref>. Jumlah bangsawan dari kelas tulang suci pun semakin menurun karena calon raja/ratu hanya boleh berasal dari keturunan yang kedua orang tuanya berasal dari kelas tulang suci, sementara keturunan dari orang tua tulang suci yang menikah dengan kelas tulang murni dianggap masuk ke kelas tulang murni.
Dari abad ke-6, Silla menetapkan sistem yang ketat dalam bidang [[birokrasi]] dan [[hukum]]. Pangkat dan status sosial pejabat diukur berdasarkan [[sistem ranking tulang]]. Begitu pula pada cara berpakaian, bentuk rumah dan jumlah perkawinan yang diperbolehkan, semuanya diatur menurut hukum tertentu. Kelas anggota keluarga kerajaan dibagi menjadi 2, yaitu kelas ''tulang suci'' (seong-gol) dan ''tulang murni'' (jin-gol). Sistem ini berakhir ketika penguasa terakhir dari kelas tulang suci, [[Jindeok dari Silla|Ratu Jindeok]] wafat pada tahun 654.<ref>{{cite web|url=http://100.empas.com/dicsearch/pentry.html?i=156198|title=성골 [聖骨]|accessdate=2006-08-29|work=Empas Encyclopedia}}</ref> Jumlah bangsawan dari kelas tulang suci pun semakin menurun karena calon raja/ratu hanya boleh berasal dari keturunan yang kedua orang tuanya berasal dari kelas tulang suci, sementara keturunan dari orang tua tulang suci yang menikah dengan kelas tulang murni dianggap masuk ke kelas tulang murni.


Sejak menguatnya kebijakan negara yang tersentralisasi, masyarakat Silla juga dipengaruhi oleh kebijakan aristokrat yang ketat. Sistem birokrasi negara pun mengadopsi cara Tiongkok untuk mengurus wilayah yang sangat luas. Sebelum masa unifikasi, Raja Silla menganggap dirinya sangat besar dan menyamai sang Buddha. Sedangkan hal-hal mencolok yang mewarnai periode setelah unifikasi adalah meningkatnya konflik antar kelompok, antara keluarga kerajaan dengan bangsawan.
Sejak menguatnya kebijakan negara yang tersentralisasi, masyarakat Silla juga dipengaruhi oleh kebijakan aristokrat yang ketat. Sistem birokrasi negara pun mengadopsi cara Tiongkok untuk mengurus wilayah yang sangat luas. Sebelum masa unifikasi, Raja Silla menganggap dirinya sangat besar dan menyamai sang Buddha. Sedangkan hal-hal mencolok yang mewarnai periode setelah unifikasi adalah meningkatnya konflik antar kelompok, antara keluarga kerajaan dengan bangsawan.


== Budaya ==
== Budaya ==
Ibukota Silla adalah Seora-beol (saat ini [[Gyeongju]]). Di sana sejumlah besar makam Silla masih bisa ditemui di pusat kota Gyeongju. Kuburan-kuburan raja Silla yang berbentuk gundukan bukit-bukit kecil serta benda-benda berharga dari zaman itu dapat ditemukan di seluruh wilayah Gyeongju. [[Wilayah Bersejarah Gyeongju]] dimasukkan oleh [[UNESCO]] dalam daftar [[Warisan Dunia]] pada tahun 2000<ref>[http://www.imaeil.com/sub_news/sub_news_view.php?news_id=10211&yy=2008 매일신문<!-- Bot generated title -->]</ref>. Sebagian besar dari kota kuno Silla ini juga dilindungi dalam wilayah [[Taman Nasional Gyeongju]]<ref>'하회마을·양동마을 세계문화유산 추진''</ref> .
Ibu kota Silla adalah Seora-beol (saat ini [[Gyeongju]]). Di sana sejumlah besar makam Silla masih bisa ditemui di pusat kota Gyeongju. Kuburan-kuburan raja Silla yang berbentuk gundukan bukit-bukit kecil serta benda-benda berharga dari zaman itu dapat ditemukan di seluruh wilayah Gyeongju. [[Wilayah Bersejarah Gyeongju]] dimasukkan oleh [[UNESCO]] dalam daftar [[Warisan Dunia]] pada tahun 2000.<ref>[http://www.imaeil.com/sub_news/sub_news_view.php?news_id=10211&yy=2008 매일신문<!-- Bot generated title -->]</ref> Sebagian besar dari kota kuno Silla ini juga dilindungi dalam wilayah [[Taman Nasional Gyeongju]].<ref>'하회마을·양동마을 세계문화유산 추진''</ref>


Peniggalan-peninggalan termashyur Silla di Gyeongju:
Peniggalan-peninggalan termashyur Silla di Gyeongju:
Baris 156: Baris 143:


== Buddhisme ==
== Buddhisme ==
[[Berkas:Mikeswe4.jpg|thumb|right|240px|Patung Buddha emas di Kuil [[Bulguksa]].]]
[[Berkas:Mikeswe4.jpg|jmpl|ka|240px|Patung Buddha emas di Kuil [[Bulguksa]].]]
[[Bopheung dari Silla|Raja Bopheung]] secara resmi masuk [[agama Buddha]] pada tahun 527, walau sebenarnya sudah diperkenalkan sejak lebih dari 100 tahun sebelumnya di Silla. Buddhisme diperkenalkan ke Silla oleh [[Biksu A-do]], seorang pelarian Goguryeo pada pertengahan abad ke-5<ref>Buddhism of Silla http://www.shilla.or.kr/shilla_culture/shilla_bulgeo.asp</ref>. Cerita menyebutkan bahwa Raja Bopheung memeluk agama Buddha setelah mengeksekusi seorang bangsawan istana bernama Ichadon hanya karena ingin darahnya berwarna putih susu.
[[Bopheung dari Silla|Raja Bopheung]] secara resmi masuk [[agama Buddha]] pada tahun 527, walau sebenarnya sudah diperkenalkan sejak lebih dari 100 tahun sebelumnya di Silla. Buddhisme diperkenalkan ke Silla oleh [[Biksu A-do]], seorang pelarian Goguryeo pada pertengahan abad ke-5.<ref>Buddhism of Silla http://www.shilla.or.kr/shilla_culture/shilla_bulgeo.asp {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080321083129/http://www.shilla.or.kr/shilla_culture/shilla_bulgeo.asp |date=2008-03-21 }}</ref> Cerita menyebutkan bahwa Raja Bopheung memeluk agama Buddha setelah mengeksekusi seorang bangsawan istana bernama Ichadon hanya karena ingin darahnya berwarna putih susu.


Buddhisme di Silla lebih kuat dibanding di Goguryeo atau Baekje karena merupakan agama negara. Dari Raja Bopheung sampai 6 penguasa berikutnya, menggunakan [[nama Buddhis]] dan menganggap diri mereka setara dengan Buddha<ref>http://www.koreandb.net/Buddhism/buddhist1-main2.htm Retrieved on 2008-03-08</ref>. Dalam hal pertahanan negara dibentuklah barisan militer [[Hwarang]], para pemuda yang memiliki pemahaman Buddhisme yang kuat. Mereka juga memainkan perang penting dalam penyatuan semenanjung. Masa-masa akhir periode awal Silla adalah saat Budhisme mencapai puncak. Sejumlah besar kuil didirikan dengan dana dan sponsor bangsawan. Yang paling terkenal adalah [[Bulguksa]], [[Seokkuram]], dan [[Hwangyongsa]] (Kuil Kaisar Naga) yang dibangun dengan 9 tingkat pagoda kayu, melambangkan 9 buah negeri yang bersatu dalam Silla. Hwangyongsa runtuh karena terbakar dalam [[invasi Mongol ke Goryeo]] abad ke-12. Kuil Buddha Silla melambang kekuatan kerajaan dan peran Buddhisme dalam ekspansi dan proteksi negara.
Buddhisme di Silla lebih kuat dibanding di Goguryeo atau Baekje karena merupakan agama negara. Dari Raja Bopheung sampai 6 penguasa berikutnya, menggunakan [[nama Buddhis]] dan menganggap diri mereka setara dengan Buddha.<ref>http://www.koreandb.net/Buddhism/buddhist1-main2.htm Retrieved on 2008-03-08</ref> Dalam hal pertahanan negara dibentuklah barisan militer [[Hwarang]], para pemuda yang memiliki pemahaman Buddhisme yang kuat. Mereka juga memainkan perang penting dalam penyatuan semenanjung. Masa-masa akhir periode awal Silla adalah saat Budhisme mencapai puncak. Sejumlah besar kuil didirikan dengan dana dan sponsor bangsawan. Yang paling terkenal adalah [[Bulguksa]], [[Seokkuram]], dan [[Hwangyongsa]] (Kuil Kaisar Naga) yang dibangun dengan 9 tingkat pagoda kayu, melambangkan 9 buah negeri yang bersatu dalam Silla. Hwangyongsa runtuh karena terbakar dalam [[invasi Mongol ke Goryeo]] abad ke-12. Kuil Buddha Silla melambangkan kekuatan kerajaan dan peran Buddhisme dalam ekspansi dan proteksi negara.


Dengan bersatunya [[Tiga Kerajaan Korea|Tiga Kerajaan]] dalam Silla Bersatu, agama Buddha kurang menjadi begitu penting saat negara mulai mengadopsi metode birokrasi Tiongkok untuk mengelola negara yang semakin besar dan juga untuk mengekang kekuasaan keluarga bangsawan. Namun Buddhisme tetap mendapat tempat khusus rakyat Silla. Banyak dari biksu-biksu pergi ke Tiongkok belajar dan mencari [[Sutra (kitab)|sutra]]. Hasil seni dan kerajinan Silla sangat dipengaruhi unsur-unsur Buddhisme yang kental.
Dengan bersatunya [[Tiga Kerajaan Korea|Tiga Kerajaan]] dalam Silla Bersatu, agama Buddha kurang menjadi begitu penting saat negara mulai mengadopsi metode birokrasi Tiongkok untuk mengelola negara yang semakin besar dan juga untuk mengekang kekuasaan keluarga bangsawan. Namun Buddhisme tetap mendapat tempat khusus rakyat Silla. Banyak dari biksu-biksu pergi ke Tiongkok belajar dan mencari [[Sutra (kitab)|sutra]]. Hasil seni dan kerajinan Silla sangat dipengaruhi unsur-unsur Buddhisme yang kental.

Revisi terkini sejak 26 April 2024 11.57

Silla

신라(新羅)
57 SM–935
Silla pada masa kejayaannya tahun 576.
Silla pada masa kejayaannya tahun 576.
Ibu kotaGyeongju
Bahasa yang umum digunakanBahasa Silla
(bagian dari Bahasa Korea Kuno)
Agama
Buddhisme, Konfusianisme, Taoisme, Shamanisme Korea
PemerintahanMonarki
Raja 
• 57 SM – 4
Hyeokgeose (pertama)
• 540–576
Jinheung
• 654–661
Muyeol
• 661–681
Munmu
• 681–692
Sinmun
• 927–935
Gyeongsun (akhir)
Era SejarahKuno
• Pendirian
57 SM
• Pengenalan akan Buddhisme
527
• Kampanye Raja Jinheung
551–576
676–935
• Diserahkan kepada Dinasti Goryeo
935
Didahului oleh
Digantikan oleh
Konfederasi Jinhan
dnsDinasti
Goryeo
Silla Bersatu
Sekarang bagian dari Korea Selatan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Silla
Cheonmado dari Cheonmachong
Nama Korea
Hangul
Hanja
新羅
Alih AksaraSilla
McCune–ReischauerSilla

Silla (tahun 57 Sebelum Masehi - 935 Masehi), sering kali diucapkan Shilla, adalah salah satu dari Tiga Kerajaan Korea. Silla bermula dari kerajaan kecil di Konfederasi Samhan. Pada tahun 660 Masehi Silla bersekutu dengan Dinasti Tang berhasil menaklukkan kerajaan Baekje serta Goguryeo pada tahun 668. Pada masa penyatuan ini sering kali disebut sebagai masa Silla Bersatu atau Silla Selanjutnya (Hu-silla) di mana wilayah kekuasaannya mencakup semua bagian Semenanjung Korea, sementara sebelah utaranya adalah wilayah kekuasaan kerajaan baru, yang merupakan penerus dari kerajaan Goguryeo, Balhae. Setelah hampir 1000 tahun, Silla terpecah menjadi negeri-negeri kecil yang mengantarkan Korea pada masa Tiga Kerajaan Akhir Korea, dan sampai pada akhirnya semuanya diserap oleh kerajaan baru, Dinasti Goryeo tahun 935.

Dari awal pendirian sampai perkembangannya menjadi kerajaan yang besar, nama Silla tercatat dalam banyak karakter Tionghoa (hanja) yang secara fonetis mungkin ditulis berdasarkan nama dugaan dari bahasa Korea kuno yaitu: Saro; 斯盧, Sara; 斯羅, Seora-beol; 徐羅(伐), Seona-beol; 徐那(伐), Seoya-beol; 徐耶(伐), ataupun Seo-beol; 徐伐. Arti kata-kata dugaan dari bahasa Silla itu kemungkinan adalah ibu kota, walaupun masih menjadi teka-teki. Pada tahun 503, Raja Jijeung menetapkan tulisan hanja “新羅” yang dibaca Silla dalam bahasa Korea modern. Karena orang Korea kini sering kali mempalatalisasikan abjad maka penyebutan kata “Silla” terdengar seperti “Shilla” di telinga pendengar bahasa lain.

Kata yang paling mendekati adalah Seora-beol, dapat ditelusuri dari unsur bahasa Silla, syeo-beul, yang berarti ibu kota kerajaan, yang kemudian berubah menjadi Syeo-ul, dan akhirnya Seo-ul. Seoul yang kini dikenal adalah ibu kota Korea setelah berakhirnya masa Dinasti Joseon, di mana nama saat itu adalah Hanseong atau Hanyang.

Nama Silla pada zaman kuno dikenal luas oleh masyarakat Asia Timur Laut. Orang Yamato menyebutnya Shiragi, orang Jurchen (nenek moyang bangsa Manchu menyebut Solgo atau Solho. Dalam bahasa Tionghoa penyebutannya adalah Shin Luo.

Para ahli sejarah secara tradisional membagi sejarah Silla menjadi 3 bagian periode: awal (57 SM-654 M), tengah (654-780) dan akhir (780-935).

Perubahan kekuasaan

[sunting | sunting sumber]

Silla diperintah oleh 3 keluarga (klan) kuat selama berdirinya, yaitu Bak/Park (박), Seok (석), dan Kim (김). Klan Bak sebagai pendiri berkuasa lebih dari 3 generasi sebelum menghadapi pemberontakan oleh klan Seok. Pada masa-masa awal pemerintahan Silla oleh klan Seok, Raja Talhae, klan Kim berperan sebagai klan aristokrat (bangsawan). Ketiga klan ini saling berebut kekuasaan sepanjang sejarah Silla.

Pendirian

[sunting | sunting sumber]

Dalam masa Proto Tiga Kerajaan (masa sebelum Tiga Kerajaan), negara-negara kecil di bagian tengah dan selatan semenanjung Korea dikelompokkan ke dalam 3 konfederasi (negara bagian) bernama Samhan. Salah satunya bernama Jinhan yang memiliki 12 buah bagian-bagian yang lebih kecil. Salah satunya adalah negeri Saro (Saro-guk) yang merupakan asal dari Silla. Negeri Saro terbagi atas 6 desa dengan 6 kelompok klan.

Berdasarkan babad Goryeo Samguk Sagi yang ditulis pada abad ke-12, Silla didirikan oleh seseorang bernama Bak Hyeokgeose tahun 57 SM di kota yang sekarang adalah Gyeongju. Menurut legenda, Bak Hyeokgeose terlahir dari telur kuda putih. Ketika berusia 13, ke-6 kelompok klan mengangkatnya menjadi pemimpin negeri Saro.

Pembuktian melalui bukti arkeologis menunjukkan bahwa walau ada negara yang berdiri pada masa itu di wilayah Gyeongju, masih terlalu dini untuk menyebut Silla sebagai sebuah kerajaan. Penulis Samguk Sagi dari zaman Goryeo, Kim Bu-sik, mungkin mencoba untuk mengesahkan bukti berdirinya Silla dengan memberi senioritas historis atas kedua rivalnya, Baekje dan Goguryeo.

Sejarah awal

[sunting | sunting sumber]

Dalam masa kekuasaanya, tampuk kepemimpinan Silla berganti-ganti dengan peran 3 klan terkuat.

Mulai abad ke-2 M, Silla baru muncul sebagai kerajaan yang berkembang pesat di bagian tenggara semenanjung Korea. Silla memperluas kekuasaan dan pengaruh atas Konfederasi Jinhan pada abad ke-3 dan terus menjadi kuat.

Di bagian barat Baekje telah berdiri kokoh sejak tahun 250 setelah menundukkan Konfederasi Mahan. Di bagian barat daya, Konfederasi Gaya muncul dan mengambil alih Konfederasi Byeonhan. Sementara di utara, Goguryeo yang sejak tahun 50 mulai berdiri kokoh, berhasil mengusir perwakilan militer Tiongkok terakhir dari semenanjung Korea pada tahun 313 dan terus mengancam para tetangganya.

Berkembang jadi kerajaan

[sunting | sunting sumber]

Raja Naemul (berkuasa 356-402) dari klan Kim menetapkan sistem monarki yang turun-temurun. Gelarnya kini telah menjadi Maripgan (han atau gan), yaitu gelar serupa dengan khan pada orang Turkik dan Mongol. Pada 377, ia mengirim utusan dan menjalin hubungan dengan Goguryeo.

Silla mencoba mendekati Goguryeo karena sedang mengalami tekanan dari Baekje dan Negeri Wa [1][pranala nonaktif permanen]. Namun saat Goguryeo mulai memperluas teritori ke selatan dan memindahkan ibu kotanya ke Pyongyang tahun 427, Raja Nulji mencoba mengadakan persekutuan dengan Baekje.

Pada masa Raja Bopheung (514-540), Silla telah mencapai titik penuh sebagai negara kuat. Ia pun telah menggunakan Buddhisme sebagai agama negara dan mengendalikan negara-negara kecil di sekitarnya. Sekitar tahun 530-an Konfederasi Gaya dapat ditaklukkannya.

Pada masa Raja Jinheung (540-570), Silla mengembangkan armada perang yang kuat. Ia pernah membantu Baekje merebut wilayah Sungai Han yang diduduki Goguryeo namun pada tahun 553 merebut wilayah itu dari Baekje, mengakhiri 120 tahun aliansi kedua kerajaan itu. Peiode awal Silla berakhir dengan wafatnya Ratu Jindeok pada tahun 654.

Silla Bersatu

[sunting | sunting sumber]
  • Pada abad ke 7 Masehi, Silla menjalin hubungan dengan Dinasti Tang dari Tiongkok.
  • Pada tahun 660 di bawah pemerintahan Raja Muyeol (berkuasa 654-661), berhasil menundukkan Baekje.
  • Pada tahun 668, di bawah kekuasaan Raja Munmu Besar dan Jenderal Kim Yu-shin dengan bantuan militer Dinasti Tang, berhasil mengalahkan Goguryeo. Seluruh semenanjung Korea berhasil disatukan Silla setelah hampir 10 tahun berupaya mengusir seluruh koloni Dinasti Tang di sebelah utara. Para pelarian Goguryeo mendirikan negeri baru di timur laut semenanjung Korea bernama Balhae.

Para anggota keluarga pemimpin pada zaman Silla Bersatu digolongkan ke dalam sistem kelompok Jin-gol (keturunan tulang murni) dan Seong-gol (tulang suci) berdasarkan keturunan orang tuanya. Selain itu, sebagai akibat dari penyatuan wilayah-wilayah semenanjung Korea, para keluarga bangsawan semakin banyak mengumpulkan kekayaan. Pada masa-masa awal unifikasi terjadi beberapa kali pemberontakan oleh para pejabat istana, namun dapat ditekan oleh keluarga kerajaan dengan memindahkan mereka ke dalam jabatan-jabatan pusat. Untuk waktu yang lama, sekitar 1 abad (dari akhir abad ke-7 sampai akhir abad ke-8), kerajaan mengganti sistem penggajian pejabat dengan memberi tanah (no-geup) dengan sistem jikjeon atau dengan membayar gaji saja.

Akhir abad ke-8, klan Kim mulai menolak penggunaan sistem ini dan mulai memberontak. Pemberontakan terbesar adalah pembangkangan Kim Dae-gong yang berlangsung selama 3 tahun.

Periode tengah Silla berakhir dengan pembunuhan Raja Hyegong tahun 780 yang mengakhiri suksesi Raja Muyeol, tokoh penyatu Tiga Kerajaan. Kematiannya adalah puncak perselisihan panjang antar klan dalam kerajaan yang melibatkan sebagian besar anggota keluarga bangsawan.

Akibatnya keluarga bangsawan muncul sebagai kekuatan utama bagian internal sementara peran raja hanya sebagai tokoh kepala saja. Namun begitu, periode ini merupakan titik puncak kejayaan negeri ini, yang ditandai dengan kuatnya hubungan dan konsolidasi keluarga kerajaan serta berhasilnya usaha mempraktikkan sistem birokrasi cara Tiongkok.

Penurunan dan kejatuhan

[sunting | sunting sumber]

Akhir dari periode ini dinamakan Zaman Tiga Kerajaan Akhir, saat beberapa kerajaan yang mengatasnamakan pendahulunya bangkit dan memberontak seperti Hubaekje dan Hugoguryeo. Silla sendiri jatuh ke dalam pemberontakan dinasti baru, Goryeo pada tahun 935.

Politik dan sosial

[sunting | sunting sumber]

Dari abad ke-6, Silla menetapkan sistem yang ketat dalam bidang birokrasi dan hukum. Pangkat dan status sosial pejabat diukur berdasarkan sistem ranking tulang. Begitu pula pada cara berpakaian, bentuk rumah dan jumlah perkawinan yang diperbolehkan, semuanya diatur menurut hukum tertentu. Kelas anggota keluarga kerajaan dibagi menjadi 2, yaitu kelas tulang suci (seong-gol) dan tulang murni (jin-gol). Sistem ini berakhir ketika penguasa terakhir dari kelas tulang suci, Ratu Jindeok wafat pada tahun 654.[1] Jumlah bangsawan dari kelas tulang suci pun semakin menurun karena calon raja/ratu hanya boleh berasal dari keturunan yang kedua orang tuanya berasal dari kelas tulang suci, sementara keturunan dari orang tua tulang suci yang menikah dengan kelas tulang murni dianggap masuk ke kelas tulang murni.

Sejak menguatnya kebijakan negara yang tersentralisasi, masyarakat Silla juga dipengaruhi oleh kebijakan aristokrat yang ketat. Sistem birokrasi negara pun mengadopsi cara Tiongkok untuk mengurus wilayah yang sangat luas. Sebelum masa unifikasi, Raja Silla menganggap dirinya sangat besar dan menyamai sang Buddha. Sedangkan hal-hal mencolok yang mewarnai periode setelah unifikasi adalah meningkatnya konflik antar kelompok, antara keluarga kerajaan dengan bangsawan.

Ibu kota Silla adalah Seora-beol (saat ini Gyeongju). Di sana sejumlah besar makam Silla masih bisa ditemui di pusat kota Gyeongju. Kuburan-kuburan raja Silla yang berbentuk gundukan bukit-bukit kecil serta benda-benda berharga dari zaman itu dapat ditemukan di seluruh wilayah Gyeongju. Wilayah Bersejarah Gyeongju dimasukkan oleh UNESCO dalam daftar Warisan Dunia pada tahun 2000.[2] Sebagian besar dari kota kuno Silla ini juga dilindungi dalam wilayah Taman Nasional Gyeongju.[3]

Peniggalan-peninggalan termashyur Silla di Gyeongju:

Silla juga terkenal di kalangan pedagang Muslim Timur Tengah yang pergi berdagang ke Tiongkok lewat jalur sutra. Ahli geografi Arab dan Persia seperti Ibn Khuradhih, Al-Masudi, Dimashiki, Al-Nawairi dan Al-Maqrizi menuliskan catatan-catatan tentang Silla.

Buddhisme

[sunting | sunting sumber]
Patung Buddha emas di Kuil Bulguksa.

Raja Bopheung secara resmi masuk agama Buddha pada tahun 527, walau sebenarnya sudah diperkenalkan sejak lebih dari 100 tahun sebelumnya di Silla. Buddhisme diperkenalkan ke Silla oleh Biksu A-do, seorang pelarian Goguryeo pada pertengahan abad ke-5.[4] Cerita menyebutkan bahwa Raja Bopheung memeluk agama Buddha setelah mengeksekusi seorang bangsawan istana bernama Ichadon hanya karena ingin darahnya berwarna putih susu.

Buddhisme di Silla lebih kuat dibanding di Goguryeo atau Baekje karena merupakan agama negara. Dari Raja Bopheung sampai 6 penguasa berikutnya, menggunakan nama Buddhis dan menganggap diri mereka setara dengan Buddha.[5] Dalam hal pertahanan negara dibentuklah barisan militer Hwarang, para pemuda yang memiliki pemahaman Buddhisme yang kuat. Mereka juga memainkan perang penting dalam penyatuan semenanjung. Masa-masa akhir periode awal Silla adalah saat Budhisme mencapai puncak. Sejumlah besar kuil didirikan dengan dana dan sponsor bangsawan. Yang paling terkenal adalah Bulguksa, Seokkuram, dan Hwangyongsa (Kuil Kaisar Naga) yang dibangun dengan 9 tingkat pagoda kayu, melambangkan 9 buah negeri yang bersatu dalam Silla. Hwangyongsa runtuh karena terbakar dalam invasi Mongol ke Goryeo abad ke-12. Kuil Buddha Silla melambangkan kekuatan kerajaan dan peran Buddhisme dalam ekspansi dan proteksi negara.

Dengan bersatunya Tiga Kerajaan dalam Silla Bersatu, agama Buddha kurang menjadi begitu penting saat negara mulai mengadopsi metode birokrasi Tiongkok untuk mengelola negara yang semakin besar dan juga untuk mengekang kekuasaan keluarga bangsawan. Namun Buddhisme tetap mendapat tempat khusus rakyat Silla. Banyak dari biksu-biksu pergi ke Tiongkok belajar dan mencari sutra. Hasil seni dan kerajinan Silla sangat dipengaruhi unsur-unsur Buddhisme yang kental.

  1. ^ "성골 [聖骨]". Empas Encyclopedia. Diakses tanggal 2006-08-29. 
  2. ^ 매일신문
  3. ^ '하회마을·양동마을 세계문화유산 추진
  4. ^ Buddhism of Silla http://www.shilla.or.kr/shilla_culture/shilla_bulgeo.asp Diarsipkan 2008-03-21 di Wayback Machine.
  5. ^ http://www.koreandb.net/Buddhism/buddhist1-main2.htm Retrieved on 2008-03-08

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]