Hirohito: Perbedaan antara revisi
k Perbaikan tata bahasa Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
|||
(134 revisi perantara oleh 69 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Pp-semi-indef|small=yes}} |
|||
⚫ | |||
{{Redirect|Showa|Kegunaan lain|Hirohito (disambiguasi)}} |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|image = Hirohito |
| image = Hirohito in dress uniform.jpg |
||
|caption = |
|||
| caption = Potret resmi, 1935. |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
| reign = 25 Desember 1926 – 7 Januari 1989<br>({{age in years and days|1926|12|25|1989|1|7|duration=yes}}) |
|||
|cor-type = Japan |
|||
⚫ | |||
|personalname = Hirohito |
|||
| cor-type = [[Penobatan]] |
|||
⚫ | |||
| |
| predecessor = [[Kaisar Taishō|Yoshihito, Kaisar Taishō]] |
||
| successor = [[Akihito|Akihito, Kaisar Heisei]] |
|||
|reg-type = [[Perdana Menteri Jepang|Perdana Menteri]] |
| reg-type = [[Perdana Menteri Jepang|Perdana Menteri]] |
||
|regent = {{List collapsed|title=''Lihat |
| regent = {{List collapsed|title=''Lihat daftar''|1=''[[Kekaisaran Jepang|Periode sebelum Perang Dunia II]]''<br />[[Giichi Tanaka]]<br /> [[Osachi Hamaguchi]]<br /> [[Reijirō Wakatsuki]]<br /> [[Tsuyoshi Inukai]]<br /> [[Takahashi Korekiyo]] (acting)<br /> [[Makoto Saitō]]<br /> [[Keisuke Okada]]<br /> [[Kōki Hirota]]<br /> [[Senjūrō Hayashi]]<br /> [[Fumimaro Konoe]]<br /> [[Kiichirō Hiranuma]]<br /> [[Nobuyuki Abe]]<br /> [[Mitsumasa Yonai]]<br /> [[Fumimaro Konoe]]<br /> [[Hideki Tōjō]]<br /> [[Kuniaki Koiso]]<br /> [[Kantarō Suzuki]]<br /> [[Prince Higashikuni Naruhiko|Higashikuni Naruhiko]] <br />''[[Jepang pascapendudukan|Periode setelah Perang Dunia II]]''<br /> [[Kijūrō Shidehara]]<br />[[Tetsu Katayama]]<br />[[Hitoshi Ashida]]<br />[[Shigeru Yoshida]]<br />[[Ichirō Hatoyama]]<br />[[Tanzan Ishibashi]]<br />[[Nobusuke Kishi]]<br />[[Hayato Ikeda]]<br />[[Eisaku Satō]]<br />[[Kakuei Tanaka]]<br />[[Takeo Miki]]<br />[[Takeo Fukuda]]<br />[[Masayoshi Ōhira]]<br />[[Masayoshi Itō]] (acting)<br />[[Zenkō Suzuki]]<br />[[Yasuhiro Nakasone]]<br />[[Noboru Takeshita]]}} |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|predecessor1 = '''Tidak ada Jabatan''' |
|||
⚫ | |||
|successor1 = '''Dirinya sebagai Kaisar''' |
|||
⚫ | |||
|reg-type1 = |
| reg-type1 = Penguasa |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
|spouse = [[Permaisuri Kōjun|Putri Nagako dari Kuni]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
| death_place = Istana Ōmiya |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
|anthem = ''[[Kimi ga Yo]]'' |
|||
⚫ | |||
|father = [[Kaisar Taishō|Taishō]] |
|||
⚫ | |||
|mother =[[Permaisuri Teimei|Teimei]] |
|||
|era = |
| era name = Shōwa (昭和) |
||
| era dates = 1926–1989 |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
| mother = [[Kujō Sadako|Sadako, Permaisuri Teimei]] |
|||
⚫ | |||
| spouse = [[Nagako|Nagako, Permaisuri Kōjun]] |
|||
|death_place =[[Ōmiya Palace|Tempat Fukiage, Tokyo]] |
|||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
⚫ | |||
| birth_name = Hirohito, Pangeran Michi<br>({{lang|ja|迪宮裕仁親王}}) |
|||
⚫ | |||
| posthumous name = ''[[Tsuigō]]'': {{awrap|Kaisar Shōwa ({{lang|ja|昭和天皇}})}} |
|||
| module = {{Listen|pos=center|embed=yes|filename=Imperial Rescript on the Termination of the War.ogg|title=Suara Hirohito|type=speech|description=Hirohito mengumumkan [[penyerahan Jepang]] kepada pasukan Sekutu<br />Direkam 14 Agustus 1945}} |
|||
}} |
}} |
||
'''Hirohito'''{{Efn|{{nihongo2|裕仁}}}} ({{lahirmati||29| 4|1901||7|1|1989}}), juga dikenal dengan nama anumerta '''Kaisar Shōwa''',{{Efn|{{nihongo2|昭和天皇}}, {{transl|ja|Shōwa Tennō}}}} adalah [[kaisar Jepang]] ke-124, yang memerintah dari tahun 1926 hingga [[Kematian dan pemakaman kenegaraan Hirohito|kematiannya]] pada tahun 1989. Masa pemerintahannya selama lebih dari 62 tahun adalah yang terpanjang dari semua kaisar Jepang dalam sejarah dan salah satu dari [[Daftar penguasa monarki menurut lama kekuasaan|raja yang paling lama memerintah]] di dunia. |
|||
'''Hirohito''' (裕仁), atau yang dikenal sebagai '''Kaisar Showa '''(昭和天皇, ''Shōwa-tennō'') ({{lahirmati|[[Puri Aoyama]], [[Tokyo]], [[Jepang]]|29|4|1901|[[Ōmiya Palace|Tempat Fukiage, Tokyo]]|7|1|1989}}) adalah kaisar [[Jepang]] yang ke-124. Dalam sejarah Jepang dia adalah Kaisar terlama yang memerintah ([[1926]]-[[1989]]) dan merupakan salah satu tokoh penting pada masa [[Perang Dunia II]] dan pembangunan kembali Jepang. |
|||
Dia adalah [[kepala negara]] di bawah [[Konstitusi Meiji]] selama [[Daftar wilayah yang diduduki Kekaisaran Jepang|ekspansi kekaisaran Jepang]], [[militerisme Jepang|militerisasi]], dan [[Perang Dunia II]]. Di bawah kepemimpinan Hirohito, Jepang mengobarkan perang di Asia pada tahun 1930-an dan 1940-an. |
|||
Setelah [[penyerahan Jepang|Jepang menyerah]], meskipun Jepang mengobarkan perang atas nama Hirohito, ia tidak dituntut atas [[kejahatan perang Jepang|kejahatan perang]], karena Jenderal [[Douglas MacArthur]] berpikir bahwa kaisar yang berpura-pura kooperatif akan membantu pembangunan [[Pendudukan Sekutu atas Jepang|Pendudukan Sekutu]] yang damai dan akan membantu AS mencapai tujuan pascaperangnya.{{sfn|Rich|2018}} Pada tanggal 1 Januari 1946, di bawah tekanan Sekutu, Kaisar secara resmi melepaskan wewenang keilahiannya. |
|||
Hirohito dan istrinya, [[Permaisuri Kōjun|Nagako]], memiliki dua putra dan lima putri; ia digantikan oleh anak kelima dan putra sulungnya, [[Akihito]]. Pada tahun 1979, Hirohito menjadi satu-satunya raja di dunia yang bergelar "Kaisar". |
|||
== Biografi == |
== Biografi == |
||
Hirohito |
Hirohito merupakan anak pertama dari [[Kaisar]] [[Yoshihito]] ([[Taisho]]) dan [[Permaisuri Teimei|Permaisuri Teimei (Sadako)]], dan kakak dari Pangeran [[Yasuhito, Pangeran Chichibu|Yasuhito Chichibu]] ([[1903]]-[[1953]]), Pangeran [[Nobuhito, Pangeran Takamatsu|Nobuhito Takamatsu]] ([[1905]]-[[1987]]) serta Pangeran [[Takahito, Pangeran Mikasa|Takahito Mikasa]] ([[1915]]-[[2016]]). Sebelum naik takhta ia dikenal sebagai Pangeran ''Michi'' (迪宮, ''Michi-no-Miya''). Masa kekuasaannya sebagai kaisar dikenal sebagai era ''Showa'' yang berarti ''damai, cerah budi''. Namun ironisnya, justru pada saat itu, Jepang terlibat perang melawan [[Republik Rakyat Tiongkok|RRT]] dan akhirnya dalam [[Perang Dunia II]]. Di [[Indonesia]], ketika masa pendudukan Jepang ([[1942]]-[[1945]]) Hirohito dikenal sebagai ''Tenno Heika'' yang berarti "Yang Mulia Kaisar". |
||
Hirohito mengenyam pendidikan awal di [[Gakushuin]] Peer's School dari [[April]] [[1908]] hingga April [[1914]], kemudian mendapatkan pendidikan khusus untuk putra mahkota (''Togu-gogakumonsho'') di Istana [[Akasaka]] dari tahun 1914 sampai [[Februari]] [[1921]]. Mendapatkan karier sebagai letnan and ''sub-lieutnant'' (1st class) [[9 Desember]], [[1912]] pada Angkatan Darat Kekaisaran, kapten dan letnan ([[31 Oktober]] [[1916]], mayor dan wakil komandan ([[31 Oktober]] [[1920]] )letnan kolonel dan komandan ([[31 oktober|31 Oktober]][[1923]]) dan kolonel dan komandan Angkatan Laut |
Hirohito mengenyam pendidikan awal di [[Gakushuin]] Peer's School dari [[April]] [[1908]] hingga April [[1914]], kemudian mendapatkan pendidikan khusus untuk putra mahkota (''Togu-gogakumonsho'') di Istana [[Akasaka]] dari tahun 1914 sampai [[Februari]] [[1921]]. Mendapatkan karier sebagai letnan and ''sub-lieutnant'' (1st class) [[9 Desember]], [[1912]] pada Angkatan Darat Kekaisaran, kapten dan letnan ([[31 Oktober]] [[1916]], mayor dan wakil komandan ([[31 Oktober]] [[1920]] )letnan kolonel dan komandan ([[31 oktober|31 Oktober]][[1923]]) dan kolonel dan komandan Angkatan Laut Kekaisaran (''Kaigun'') ([[31 Oktober 1924]]). Ia diangkat menjadi putra mahkota secara resmi pada tanggal [[16 November 1916]]. Pada tahun [[1922]] ia mengadakan kunjungan ke [[Inggris]] dan sejumlah negara negara [[Eropa]]. Kunjungan ini dianggap kelompok sayap kanan kontroversial sehingga menewaskan [[Perdana Menteri]] [[Hamaguchi]]. |
||
Hirohito memiliki pengetahuan tentang penelitian [[biologi]] [[laut]] dan beberapa hasil penelitiannya dituangkan dalam sejumlah buku di antaranya ''The Opisthobranchia of Sagami Bay'' dan ''Some Hydrozoans of the Amakusa Islands''. |
Hirohito memiliki pengetahuan tentang penelitian [[biologi]] [[laut]] dan beberapa hasil penelitiannya dituangkan dalam sejumlah buku di antaranya ''The Opisthobranchia of Sagami Bay'' dan ''Some Hydrozoans of the Amakusa Islands''. |
||
Baris 54: | Baris 62: | ||
Pada masa ia bertakhta, Hirohito menyaksikan pertentangan di dalam negeri dan peperangan yang diawali dengan kericuhan di dalam negeri akibat pertentangan antara kelompok moderat dengan golongan kanan ultranasionalis yang disokong militer khususnya Angkatan Darat sebagai kekuatan terbesar pada saat itu. Akibatnya sejumlah pejabat tinggi, pengusaha dan tokoh-tokoh penting negara terbunuh dan puncaknya adalah insiden militer 26 Februari 1936, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel [[Saburo Aizawa]] serta 1500 prajurit. Peristiwa ini juga melibatkan pangeran [[Yashuhito Chichibu]] sehingga Kaisar Hirohito sendiri turun tangan dan memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata kekaisaran untuk menyelesaikan hal ini dan memastikan loyalitas dari seluruh keluarga kekaisaran. Meskipun demikian diam-diam insiden ini "direstui" oleh kalangan pimpinan Angkatan Darat terutama dari kalangan [[ultranasionalis]]. Oleh karena itu pada tahun 1930, klik ultranasionalis dan militer menguasai pimpinan pemerintahan. |
Pada masa ia bertakhta, Hirohito menyaksikan pertentangan di dalam negeri dan peperangan yang diawali dengan kericuhan di dalam negeri akibat pertentangan antara kelompok moderat dengan golongan kanan ultranasionalis yang disokong militer khususnya Angkatan Darat sebagai kekuatan terbesar pada saat itu. Akibatnya sejumlah pejabat tinggi, pengusaha dan tokoh-tokoh penting negara terbunuh dan puncaknya adalah insiden militer 26 Februari 1936, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel [[Saburo Aizawa]] serta 1500 prajurit. Peristiwa ini juga melibatkan pangeran [[Yashuhito Chichibu]] sehingga Kaisar Hirohito sendiri turun tangan dan memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata kekaisaran untuk menyelesaikan hal ini dan memastikan loyalitas dari seluruh keluarga kekaisaran. Meskipun demikian diam-diam insiden ini "direstui" oleh kalangan pimpinan Angkatan Darat terutama dari kalangan [[ultranasionalis]]. Oleh karena itu pada tahun 1930, klik ultranasionalis dan militer menguasai pimpinan pemerintahan. |
||
Akhirnya, pada masa kekaisaran Hirohito Jepang tercatat terlibat peperangan di antaranya [[Insiden Manchuria]] [[1931]], [[Insiden Nanking]] [[1937]], dan [[Perang Dunia II]] dengan melancarkan serangan atas Pangkalan Angkatan Laut [[Amerika Serikat]] di Pearl Harbour [[ |
Akhirnya, pada masa kekaisaran Hirohito Jepang tercatat terlibat peperangan di antaranya [[Insiden Manchuria]] [[1931]], [[Insiden Nanking]] [[1937]], dan [[Perang Dunia II]] dengan melancarkan serangan atas Pangkalan Angkatan Laut [[Amerika Serikat]] di Pearl Harbour [[7 Desember]] [[1941]]. |
||
== Hari Yang Terpanjang dan Akhir Perang == |
== Hari Yang Terpanjang dan Akhir Perang == |
||
Baris 68: | Baris 76: | ||
Menteri Peperangan [[Amerika Serikat]] [[Henry Stimson]] mengatakan ''"Tidak menurunkan kaisar Jepang dari takhtanya akan memudahkan proses penyerahan dan menghindarkan peperangan yang dapat merugikan khususnya pasukan pendudukan, yang kita lakukan terhadap [[Kaisar Jerman]] pasca [[Perang Dunia I]] sehingga publik menganggap kaisar [[Jerman]] adalah musuh, setan (devil), mengakibatkan kekosongan kekuasan dan tata pemerintahaan di wilayah itu sehingga memunculkan [[Adolf Hitler]]"''. |
Menteri Peperangan [[Amerika Serikat]] [[Henry Stimson]] mengatakan ''"Tidak menurunkan kaisar Jepang dari takhtanya akan memudahkan proses penyerahan dan menghindarkan peperangan yang dapat merugikan khususnya pasukan pendudukan, yang kita lakukan terhadap [[Kaisar Jerman]] pasca [[Perang Dunia I]] sehingga publik menganggap kaisar [[Jerman]] adalah musuh, setan (devil), mengakibatkan kekosongan kekuasan dan tata pemerintahaan di wilayah itu sehingga memunculkan [[Adolf Hitler]]"''. |
||
Sekalipun banyak desakan dari berbagai pemimpin dunia agar Kaisar Hirohito diadili, termasuk diantaranya Presiden Amerika Serikat [[Harry S Truman]] meskipun akhirnya Presiden |
Sekalipun banyak desakan dari berbagai pemimpin dunia agar Kaisar Hirohito diadili, termasuk diantaranya Presiden Amerika Serikat [[Harry S. Truman]] meskipun akhirnya Presiden Truman setuju untuk mempertahankan kedudukan kaisar. Panglima pendudukan, Jendral [[Douglas McArthur]] juga tetap menempatkan Hirohito pada tahtanya sebagai simbol dan memperlancar pembangunan kembali Jepang dan simbol keterpaduan Kaisar dengan rakyatnya terutama pada masa pendudukan. Kedudukan Kaisar pada takhtanya didasarkan pada [[konstitusi]] baru yang diterapkan [[3 Mei]] 1947 yang dinamakan [[Konstitusi Jepang]] atau konstitusi pasca perang yang menetapkan kaisar sebagai lambang atau simbol dan kepala negara sebagaimana [[kerajaan]] atau [[monarki]] konstitusional. Konstitusi ini menggantikan [[Konstitusi Meiji]] pada era [[Meiji]] dimana kaisar sebagai pemegang komando dan kekuasaan tertinggi. |
||
Kaisar Hirohito menyaksikan kemajuan pembangunan Jepang pasca-perang. Ia mengunjungi kembali beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat dan bertemu Presiden [[Richard Nixon]] pada tahun [[1971]]. |
Kaisar Hirohito menyaksikan kemajuan pembangunan Jepang pasca-perang. Ia mengunjungi kembali beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat dan bertemu Presiden [[Richard Nixon]] pada tahun [[1971]]. |
||
== Kematian == |
== Kematian == |
||
⚫ | Kaisar Hirohito meninggal pada tanggal [[7 Januari]] [[1989]] akibat penyakit [[kanker]] usus dua belas jari ([[duodenum]]) yang dideritanya. Pemakaman kenegaraannya dihadiri oleh para pemimpin dunia di antaranya Presiden Amerika Serikat [[George Bush]], Presiden [[Prancis]] [[Francois Mitterand]], [[HRH Duke of Edinburgh]] dari [[Inggris]], dan Raja [[HM Baudouin]] dari [[Belgia]], pada tanggal 24 Februari 1989. Jenazahnya dimakamkan di [[Mausoleum Kekaisaran Musashino]], di samping makam [[Kaisar Taisho]]. Kedudukannya digantikan oleh Putra Mahkota [[Akihito]].<ref name="survivors">{{cite web|url=https://www.latimes.com/world/asia/la-fg-japan-archive-1989jan07-story.html#page=3 |title=Hirohito's survivors |work=Los Angeles Times |date= 7 January 1989|access-date=3 December 2016}}</ref> |
||
⚫ | Kaisar Hirohito meninggal pada tanggal [[7 Januari]] [[1989]] akibat penyakit [[kanker]] usus dua belas jari ([[duodenum]]) yang dideritanya. Pemakaman kenegaraannya dihadiri oleh para pemimpin dunia di antaranya Presiden Amerika Serikat [[George Bush]], Presiden [[ |
||
== Galeri == |
== Galeri == |
||
Baris 88: | Baris 95: | ||
Berkas:Imperial general headquaters meeting.jpg|Hirohito adalah Kepala Jendral Imperial 1943 |
Berkas:Imperial general headquaters meeting.jpg|Hirohito adalah Kepala Jendral Imperial 1943 |
||
Berkas:Showa-family1941 12 7.jpg|Keluarga Hirohito (7 Desember 1941) |
Berkas:Showa-family1941 12 7.jpg|Keluarga Hirohito (7 Desember 1941) |
||
Berkas:Macarthur hirohito.jpg|Kaisar Showa dan |
Berkas:Macarthur hirohito.jpg|Kaisar Showa dan Jendral McArthur |
||
Berkas:Emperor Showa visit to Hiroshima in 1947.JPG|Hirohito di Hiroshima |
Berkas:Emperor Showa visit to Hiroshima in 1947.JPG|Hirohito di Hiroshima |
||
Berkas:Ford and Emperor1975.jpg|Gerald dan Betty Ford bersama Kojun dan Showa |
Berkas:Ford and Emperor1975.jpg|Gerald dan Betty Ford bersama Kojun dan Showa |
||
Baris 97: | Baris 104: | ||
* [[Garis suksesi takhta Jepang]] |
* [[Garis suksesi takhta Jepang]] |
||
* [[Kaisar Jepang]] |
* [[Kaisar Jepang]] |
||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [ |
* [https://web.archive.org/web/19990129045845/http://www.geocities.com/Tokyo/Temple/3953/ Imperial Family of Japan] |
||
* [http://www.mtholyoke.edu/acad/intrel/hando/hando.htm Japan Longest Day] |
* [http://www.mtholyoke.edu/acad/intrel/hando/hando.htm Japan Longest Day] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110225124451/http://www.mtholyoke.edu/acad/intrel/hando/hando.htm |date=2011-02-25 }} |
||
{{S-start}} |
|||
{|align="center" border="1" |
|||
{{s-hou|[[Wangsa Kekaisaran Jepang|Wangsa Yamato]]|29 April|1901|7 Januari|1989}} |
|||
|width="30%" align="center"|Didahului oleh<br />[[Yoshihito]], Kaisar Taishō |
|||
{{s-reg|}} |
|||
|width="40%" align="center"|'''[[Daftar Kaisar Jepang]]''' |
|||
{{s-bef|before=[[Kaisar Taishō|Yoshihito, Kaisar Taishō<small>]]}} |
|||
|width="30%" align="center"|Dilanjutkan:<br />Kaisar [[Akihito]] |
|||
⚫ | |||
|} |
|||
{{s-aft|after=[[Akihito]]}}<!--- Akihito hanya boleh disebut 'Kaisar Heisei' setelah meninggal ---> |
|||
{{S-end}} |
|||
{{Daftar Kaisar Jepang}} |
{{Daftar Kaisar Jepang}} |
||
{{Tokoh Perang Dingin}} |
|||
{{DEFAULTSORT:Hirohito, Kaisar}} |
{{DEFAULTSORT:Hirohito, Kaisar}} |
Revisi terkini sejak 18 April 2024 05.35
Hirohito[a] (29 April 1901 – 7 Januari 1989), juga dikenal dengan nama anumerta Kaisar Shōwa,[b] adalah kaisar Jepang ke-124, yang memerintah dari tahun 1926 hingga kematiannya pada tahun 1989. Masa pemerintahannya selama lebih dari 62 tahun adalah yang terpanjang dari semua kaisar Jepang dalam sejarah dan salah satu dari raja yang paling lama memerintah di dunia.
Dia adalah kepala negara di bawah Konstitusi Meiji selama ekspansi kekaisaran Jepang, militerisasi, dan Perang Dunia II. Di bawah kepemimpinan Hirohito, Jepang mengobarkan perang di Asia pada tahun 1930-an dan 1940-an.
Setelah Jepang menyerah, meskipun Jepang mengobarkan perang atas nama Hirohito, ia tidak dituntut atas kejahatan perang, karena Jenderal Douglas MacArthur berpikir bahwa kaisar yang berpura-pura kooperatif akan membantu pembangunan Pendudukan Sekutu yang damai dan akan membantu AS mencapai tujuan pascaperangnya.[1] Pada tanggal 1 Januari 1946, di bawah tekanan Sekutu, Kaisar secara resmi melepaskan wewenang keilahiannya.
Hirohito dan istrinya, Nagako, memiliki dua putra dan lima putri; ia digantikan oleh anak kelima dan putra sulungnya, Akihito. Pada tahun 1979, Hirohito menjadi satu-satunya raja di dunia yang bergelar "Kaisar".
Biografi
[sunting | sunting sumber]Hirohito merupakan anak pertama dari Kaisar Yoshihito (Taisho) dan Permaisuri Teimei (Sadako), dan kakak dari Pangeran Yasuhito Chichibu (1903-1953), Pangeran Nobuhito Takamatsu (1905-1987) serta Pangeran Takahito Mikasa (1915-2016). Sebelum naik takhta ia dikenal sebagai Pangeran Michi (迪宮, Michi-no-Miya). Masa kekuasaannya sebagai kaisar dikenal sebagai era Showa yang berarti damai, cerah budi. Namun ironisnya, justru pada saat itu, Jepang terlibat perang melawan RRT dan akhirnya dalam Perang Dunia II. Di Indonesia, ketika masa pendudukan Jepang (1942-1945) Hirohito dikenal sebagai Tenno Heika yang berarti "Yang Mulia Kaisar".
Hirohito mengenyam pendidikan awal di Gakushuin Peer's School dari April 1908 hingga April 1914, kemudian mendapatkan pendidikan khusus untuk putra mahkota (Togu-gogakumonsho) di Istana Akasaka dari tahun 1914 sampai Februari 1921. Mendapatkan karier sebagai letnan and sub-lieutnant (1st class) 9 Desember, 1912 pada Angkatan Darat Kekaisaran, kapten dan letnan (31 Oktober 1916, mayor dan wakil komandan (31 Oktober 1920 )letnan kolonel dan komandan (31 Oktober1923) dan kolonel dan komandan Angkatan Laut Kekaisaran (Kaigun) (31 Oktober 1924). Ia diangkat menjadi putra mahkota secara resmi pada tanggal 16 November 1916. Pada tahun 1922 ia mengadakan kunjungan ke Inggris dan sejumlah negara negara Eropa. Kunjungan ini dianggap kelompok sayap kanan kontroversial sehingga menewaskan Perdana Menteri Hamaguchi.
Hirohito memiliki pengetahuan tentang penelitian biologi laut dan beberapa hasil penelitiannya dituangkan dalam sejumlah buku di antaranya The Opisthobranchia of Sagami Bay dan Some Hydrozoans of the Amakusa Islands.
Ia dinobatkan menjadi kaisar pada tanggal 25 Desember 1926 setelah ayahnya Kaisar Taisho meninggal, dilantik secara resmi 10 November, 1928, di Tokyo.
Pernikahan dan Keluarga
[sunting | sunting sumber]Hirohito menikah dengan Putri Nagako, putri sulung Pangeran Kuniyoshi pada tanggal 26 Januari 1924 dan dikaruniai 7 orang anak, Putri Teru Shigeko (1925-1961), Putri Hisa Sachiko (1927-1928), Putri Taka Kazuko (1929-1989), Putri Yori Atsuko (1931- ), Pangeran Akihito (1933- ), Pangeran Hitachi Masahito (1935 - ), Putri Suga Takako (1939 - ).
Masa bertakhta
[sunting | sunting sumber]Pada masa ia bertakhta, Hirohito menyaksikan pertentangan di dalam negeri dan peperangan yang diawali dengan kericuhan di dalam negeri akibat pertentangan antara kelompok moderat dengan golongan kanan ultranasionalis yang disokong militer khususnya Angkatan Darat sebagai kekuatan terbesar pada saat itu. Akibatnya sejumlah pejabat tinggi, pengusaha dan tokoh-tokoh penting negara terbunuh dan puncaknya adalah insiden militer 26 Februari 1936, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Saburo Aizawa serta 1500 prajurit. Peristiwa ini juga melibatkan pangeran Yashuhito Chichibu sehingga Kaisar Hirohito sendiri turun tangan dan memerintahkan pasukan Angkatan Bersenjata kekaisaran untuk menyelesaikan hal ini dan memastikan loyalitas dari seluruh keluarga kekaisaran. Meskipun demikian diam-diam insiden ini "direstui" oleh kalangan pimpinan Angkatan Darat terutama dari kalangan ultranasionalis. Oleh karena itu pada tahun 1930, klik ultranasionalis dan militer menguasai pimpinan pemerintahan.
Akhirnya, pada masa kekaisaran Hirohito Jepang tercatat terlibat peperangan di antaranya Insiden Manchuria 1931, Insiden Nanking 1937, dan Perang Dunia II dengan melancarkan serangan atas Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour 7 Desember 1941.
Hari Yang Terpanjang dan Akhir Perang
[sunting | sunting sumber]Menjelang akhir perang (1945), Jepang sudah praktis kalah perang. Angkatan Lautnya bisa dikatakan hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Namun pihak Angkatan Darat masih ingin melanjutkan peperangan. Rapat 6 Besar (Angkatan Darat Jendral Umezu,Angkatan Laut Admiral Toyoda, Kementrian Peperangan Jendral Korechika Anami, Menteri Luar Negeri Shinegori Togo, Perdana Menteri Suzuki Kantaro, Kementrian Angkatan Laut Admiral Yonai Mitsumasa) macet. Muncul pula ancaman pemberontakan komunis yang dikhawatirkan beberapa pejabat teras kekaisaran. Lambannya penanganan masalah ini ditambah dengan dijatuhkannya bom atom di Hiroshima (6 Agustus 1945), Nagasaki (9 Agustus 1945) serta pernyataan perang Uni Soviet (yang sebelumnya netral karena perjanjian Molotov-Matsuoka dengan batas akhir April 1946) sesaat setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, membuat Kaisar memerintahkan untuk menghentikan peperangan pada konfrensi 6 Besar yang dikatakan pada tanggal 10 Agustus 1945:
"Meneruskan peperangan hanya akan menambah kesengsaraan rakyat Jepang, kondisi negara tidak akan mampu untuk bertahan cukup lama dan kemampuan mempertahankan persisir pantai saja sudah diragukan. Sangat sulit melihat tentara yang setia dilucuti ..tetapi saatnya untuk menanggung apa yang tidak tertanggungkan. Saya menyetujui proposal untuk menerima proklamasi Sekutu (Potsdam) yang garis besarnya ada di menteri luar negeri"
Karena desakan kaisar inilah akhirnya Jepang menyatakan menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945.
Kaisar setelah perang
[sunting | sunting sumber]Setelah Perang Asia (Dai Toa Senso) selesai, banyak desakan agar kaisar Hirohito diadili sebagai penjahat perang. Ada banyak keterangan kontroversial mengenai keterlibatannya dalam perang baik sebelum maupun pada saat Perang Dunia II. Di antaranya adalah David Bergammi dalam bukunya Japan Imperial Conspiracy yang mengatakan bahwa kaisar terlibat dalam perencanaan perang. Namun banyak pula yang tidak setuju dengan alasan bahwa dia hanyalah sebagai simbol dan pemimpin agama sebagaimana kaisar-kaisar periode sebelumnya Shogun sekalipun pada saat itu berkedudukan sebagai komando tertinggi.
Menteri Peperangan Amerika Serikat Henry Stimson mengatakan "Tidak menurunkan kaisar Jepang dari takhtanya akan memudahkan proses penyerahan dan menghindarkan peperangan yang dapat merugikan khususnya pasukan pendudukan, yang kita lakukan terhadap Kaisar Jerman pasca Perang Dunia I sehingga publik menganggap kaisar Jerman adalah musuh, setan (devil), mengakibatkan kekosongan kekuasan dan tata pemerintahaan di wilayah itu sehingga memunculkan Adolf Hitler".
Sekalipun banyak desakan dari berbagai pemimpin dunia agar Kaisar Hirohito diadili, termasuk diantaranya Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman meskipun akhirnya Presiden Truman setuju untuk mempertahankan kedudukan kaisar. Panglima pendudukan, Jendral Douglas McArthur juga tetap menempatkan Hirohito pada tahtanya sebagai simbol dan memperlancar pembangunan kembali Jepang dan simbol keterpaduan Kaisar dengan rakyatnya terutama pada masa pendudukan. Kedudukan Kaisar pada takhtanya didasarkan pada konstitusi baru yang diterapkan 3 Mei 1947 yang dinamakan Konstitusi Jepang atau konstitusi pasca perang yang menetapkan kaisar sebagai lambang atau simbol dan kepala negara sebagaimana kerajaan atau monarki konstitusional. Konstitusi ini menggantikan Konstitusi Meiji pada era Meiji dimana kaisar sebagai pemegang komando dan kekuasaan tertinggi.
Kaisar Hirohito menyaksikan kemajuan pembangunan Jepang pasca-perang. Ia mengunjungi kembali beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat dan bertemu Presiden Richard Nixon pada tahun 1971.
Kematian
[sunting | sunting sumber]Kaisar Hirohito meninggal pada tanggal 7 Januari 1989 akibat penyakit kanker usus dua belas jari (duodenum) yang dideritanya. Pemakaman kenegaraannya dihadiri oleh para pemimpin dunia di antaranya Presiden Amerika Serikat George Bush, Presiden Prancis Francois Mitterand, HRH Duke of Edinburgh dari Inggris, dan Raja HM Baudouin dari Belgia, pada tanggal 24 Februari 1989. Jenazahnya dimakamkan di Mausoleum Kekaisaran Musashino, di samping makam Kaisar Taisho. Kedudukannya digantikan oleh Putra Mahkota Akihito.[2]
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Kaisar Showa bersama Pangeran Mikasa, Nobuhito, dan Yasuhito
-
Hirohito memakai Baju Kaisar
-
Hirohito (1902)
-
Hirohito dan Lloyd George (1921)
-
Kaisar Hirohito dan Permaisuri Kojun
-
Kaisar Showa dan Shirayuki
-
Tentara dan Kaisar Showa (8 Januari 1938)
-
Hirohito adalah Kepala Jendral Imperial 1943
-
Keluarga Hirohito (7 Desember 1941)
-
Kaisar Showa dan Jendral McArthur
-
Hirohito di Hiroshima
-
Gerald dan Betty Ford bersama Kojun dan Showa
-
Ronald Reagan dan Kaisar Showa
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Rich 2018.
- ^ "Hirohito's survivors". Los Angeles Times. 7 January 1989. Diakses tanggal 3 December 2016.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Imperial Family of Japan
- Japan Longest Day Diarsipkan 2011-02-25 di Wayback Machine.
Hirohito Lahir: 29 April 1901 Meninggal: 7 Januari 1989
| ||
Gelar | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Yoshihito, Kaisar Taishō |
Kaisar Jepang 25 Desember 1926 – 7 Januari 1989 |
Diteruskan oleh: Akihito |
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan