Lompat ke isi

Konflik Portugal-Utsmaniyah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nasrie (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Illchy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(31 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 14: Baris 14:
| combatant2 = {{flag|Kesultanan Utsmaniyah|1453}}
| combatant2 = {{flag|Kesultanan Utsmaniyah|1453}}
*Didukung oleh:
*Didukung oleh:
[[Berkas:Flag of Adal.png|25px]] [[Kesultanan Adal]]
[[Berkas:Flag of Adal Sultanate.svg|25px]] [[Kesultanan Adal]]<br>

{{flag|India}} [[Zamorin dari Calicut|(Kerajaan Calicut)]]<br>
{{flag|India}} [[Zamorin dari Calicut|(Kerajaan Calicut)]]<br>
[[Berkas:Fictional flag of the Mughal Empire.svg|25px]] [[Kesultanan Mughal]]<br>
[[Berkas:Fictional flag of the Mughal Empire.svg|25px]] [[Kesultanan Mughal]]<br>
Baris 21: Baris 20:
{{flagicon|Aceh Sultanate}} [[Kesultanan Aceh]]<br>
{{flagicon|Aceh Sultanate}} [[Kesultanan Aceh]]<br>
[[Berkas:Flag of the Gujarat Sultanate.svg|tepi|22px]] [[Kesultanan Gujarat]]<br>
[[Berkas:Flag of the Gujarat Sultanate.svg|tepi|22px]] [[Kesultanan Gujarat]]<br>
[[Berkas:Nuvola Somalian flag.svg|25px]] [[Somalia]]
[[Berkas:Muzzaffar_(Mogadishu_area)_flag_according_to_1576_Portuguese_map.svg|25px]] [[Kesultanan Mogadishu|Mogadishu Somalia]]
[[Berkas:Muzzaffar_(Mogadishu_area)_flag_according_to_1576_Portuguese_map.svg|25px]] [[Kesultanan Ajuran]] <small> <br />
[[Berkas:Muzzaffar_(Mogadishu_area)_flag_according_to_1576_Portuguese_map.svg|25px]] [[Kesultanan Ajuran]] <small> <br />
| commander1 = *[[Francisco de Almeida]]<br>
| commander1 = *[[Francisco de Almeida]]<br>
Baris 38: Baris 37:
*[[Murat Reis]]
*[[Murat Reis]]
}}
}}
{{Campaignbox Portuguese-Turkish War}}


'''Perang Portugis-Utsmaniyah''' <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=AE8dQ8gvow8C&pg=PT89&dq=portuguese-ottoman+war&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjvwM60-7TaAhVEIZAKHTC9BWcQ6AEIKDAA#v=onepage&q=portuguese-ottoman%20war&f=false|title=Battle at Sea: 3,000 Years of Naval Warfare|last=Grant|first=R. G.|date=2011-01-03|publisher=Penguin|isbn=9780756657017}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=QjojCQAAQBAJ&pg=PT371&dq=ottoman-portuguese+war+barnaby&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwju-KWpmq7aAhXEFZAKHTeXDGgQ6AEIJzAA#v=onepage&q=ottoman-portuguese%20war%20barnaby&f=false|title=The Last Crusaders: East, West, and the Battle for the Center of the World|last=Rogerson|first=Barnaby|date=2011-03-29|publisher=The Overlook Press|isbn=9781468302882}}</ref> adalah konflik [[militer]] antara [[Kekaisaran Portugal|Kekaisaran Portugis]] dan [[Kesultanan Utsmaniyah]] (Turki Utsmani) yang berlangsung di [[Samudra Hindia]], [[Afrika]] dan [[Timur Tengah]] sepanjang abad ke-16. Kekuatan [[Eropa]] lainnya membantu Portugis pada beberapa pertempuran, sedangkan Utsmaniyah bersekutu dengan kekuatan muslim lainnya seperti [[India]], [[Kesultanan Mamluk]] ([[Kairo]]), [[Kekaisaran Mughal|Kesultanan Mughal]], [[Kesultanan Adal]], [[Somalia]], dan [[Kesultanan Aceh]] pada sebagian besar peperangan.
'''Perang Portugis-Utsmaniyah''' <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=AE8dQ8gvow8C&pg=PT89&dq=portuguese-ottoman+war&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjvwM60-7TaAhVEIZAKHTC9BWcQ6AEIKDAA#v=onepage&q=portuguese-ottoman%20war&f=false|title=Battle at Sea: 3,000 Years of Naval Warfare|last=Grant|first=R. G.|date=2011-01-03|publisher=Penguin|isbn=9780756657017}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=QjojCQAAQBAJ&pg=PT371&dq=ottoman-portuguese+war+barnaby&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwju-KWpmq7aAhXEFZAKHTeXDGgQ6AEIJzAA#v=onepage&q=ottoman-portuguese%20war%20barnaby&f=false|title=The Last Crusaders: East, West, and the Battle for the Center of the World|last=Rogerson|first=Barnaby|date=2011-03-29|publisher=The Overlook Press|isbn=9781468302882}}</ref> adalah konflik [[militer]] antara [[Kekaisaran Portugal|Kekaisaran Portugis]] dan [[Kesultanan Utsmaniyah]] (Turki Utsmani) yang berlangsung di [[Samudra Hindia]], [[Afrika]], [[Timur Tengah]] dan [[Mediterania]] sepanjang abad ke-16. Kekuatan [[Eropa]] lainnya membantu Portugis pada beberapa pertempuran di mediterania, sedangkan Utsmaniyah bersekutu dengan kekuatan muslim lainnya seperti [[India]], [[Kesultanan Mamluk]] ([[Kairo]]), [[Kekaisaran Mughal|Kesultanan Mughal]], [[Kesultanan Adal]], [[Somalia]], dan [[Kesultanan Aceh]] pada sebagian besar pertempuran di Samudra Hindia, yang merupakan pentas utama perperangan ini.


== Latar belakang Portugis ==
== Latar belakang Portugis ==
[[Berkas:Portuguese map of the Indian Ocean, Africa and Arabia.jpg|jmpl|310x310px|Peta Portugis menggambarkan wilayah Samudra Hindia, Afrika dan Arabia]]
Pada tahun [[1249]] Portugis merebut kembali wilayah yang membentuk Kekaisaran Portugal dengan mengusir permukiman [[Moor]] terakhir di [[Algarve]]. Pada awal abad ke-15, pasukan Portugis merebut kota [[Ceuta]] di sepanjang wilayah yang sekarang [[Maroko]].<ref name="Crowley">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=P1oDBwAAQBAJ|title=Conquerors: How Portugal Forged the First Global Empire|last=Crowley|first=Roger|date=2015-12-01|publisher=Random House Publishing Group|isbn=9780812994018}}</ref> Ini merupakan era dimana para [[navigator]] Portugis melakukan penjelajahan ke selatan di sepanjang pantai Afrika.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=lnmwCwAAQBAJ|title=Seapower in Global Politics, 1494–1993|last=Modelski|first=George|last2=Thompson|first2=William R.|date=1988-06-18|publisher=Springer|isbn=9781349091546}}</ref> Penjelajahan ini menuntut Portugis untuk menyebarkan
kekuatan armada yang tangguh. Menurut profesor John C. Marshman, "''selama abad keenam belas kekuatan maritim Portugis menjadi yang paling tangguh di belahan timur, meneror setiap negara di daerah pesisir''."<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tbmT_Tv-VGUC&pg=PA110&dq=siege+of+diu+1531&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjbn9qr2pnaAhUDFpAKHZlBCi4Q6AEINjAC#v=onepage&q=siege%20of%20diu%201531&f=false|title=History of India from the Earliest Period to the Close of the East India Company's Government|last=Marshman|first=John Clark|date=2010-11-18|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781108021043}}</ref> Menurut sejarawan kekuatan maritim ini menjadikan Portugis sebagai Negara Adidaya pertama dalam sejarah dan terdepan dalam Ekonomi Global sejak akhir abad ke-15 hingga ke-16 karena Emas Afrika dan rempah-rempah Asia.<ref>{{Cite book|title=Handbook of War Studies II|last=Midlarsky|first=Manus|publisher=University of Michigan|year=2000|isbn=978-0-472-06724-4|location=EUA|pages=315}}</ref> Otoritas terkemuka Charles Boxer menyimpulkan mengenai Kekaisaran Portugis: "''Pada abad ke-16, Portugis mendominasi sebagian dari Planet ini dan perdagangannya lebih unggul dibanding negara lainnya''". "Celakanya bagi Timur, Portugis mewarisi ketangkasan militer abad pertengahan dan mencapai puncaknya sejak fase terakhir abad pertengahan ... kapal-kapal mereka memiliki artileri terbaik yang pernah dihasilkan di Eropa."<ref>{{Cite book|title=The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825|last=Boxer|first=Charles|publisher=Penguin|year=1973|isbn=978-0140216479|location=England|pages=11, 13}}</ref> Sejak tahun [[1498]], para kapten seperti [[Vasco da Gama]], [[Pedro Álvares Cabral]], [[Francisco de Almeida]], dan [[Afonso de Albuquerque|Alfonso de Albuquerque]] turut memecut ambisi yang tumbuh dalam kekaisaran yang kuat ini.
Pada tahun [[1249]] Portugis merebut kembali wilayah yang membentuk Kekaisaran Portugal dengan mengusir permukiman [[Moor]] terakhir di [[Algarve]]. Pada awal abad ke-15, pasukan Portugis merebut kota [[Ceuta]] di sepanjang wilayah yang sekarang [[Maroko]].<ref name="Crowley">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=P1oDBwAAQBAJ|title=Conquerors: How Portugal Forged the First Global Empire|last=Crowley|first=Roger|date=2015-12-01|publisher=Random House Publishing Group|isbn=9780812994018}}</ref> Ini merupakan era dimana para [[navigator]] Portugis melakukan penjelajahan ke selatan di sepanjang pantai Afrika.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=lnmwCwAAQBAJ|title=Seapower in Global Politics, 1494–1993|last=Modelski|first=George|last2=Thompson|first2=William R.|date=1988-06-18|publisher=Springer|isbn=9781349091546}}</ref> Penjelajahan ini menuntut Portugis untuk menyebarkan
kekuatan armada yang tangguh. Menurut profesor John C. Marshman, "''selama abad keenam belas kekuatan maritim Portugis menjadi yang paling tangguh di belahan timur, meneror setiap negara di daerah pesisir''."<ref name=":0">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tbmT_Tv-VGUC&pg=PA110&dq=siege+of+diu+1531&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjbn9qr2pnaAhUDFpAKHZlBCi4Q6AEINjAC#v=onepage&q=siege%20of%20diu%201531&f=false|title=History of India from the Earliest Period to the Close of the East India Company's Government|last=Marshman|first=John Clark|date=2010-11-18|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781108021043}}</ref> Menurut sejarawan kekuatan maritim ini menjadikan Portugis sebagai ''{{lang|en|World Power}}'' pertama dalam sejarah dan terdepan dalam Ekonomi Global sejak akhir abad ke-15 hingga ke-16 karena Emas Afrika dan rempah-rempah Asia.<ref>{{Cite book|title=Handbook of War Studies II|last=Midlarsky|first=Manus|publisher=University of Michigan|year=2000|isbn=978-0-472-06724-4|location=EUA|pages=315}}</ref> Otoritas terkemuka Charles Boxer menyimpulkan mengenai Kekaisaran Portugis: "''Pada abad ke-16, Portugis mendominasi sebagian dari Planet ini dan perdagangannya lebih unggul dibanding negara lainnya''". "Celakanya bagi negeri Timur, Portugis mewarisi ketangkasan militer abad pertengahan dan mencapai puncaknya sejak fase terakhir abad pertengahan ... kapal-kapal mereka memiliki artileri terbaik yang pernah dihasilkan di Eropa."<ref>{{Cite book|title=The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825|last=Boxer|first=Charles|publisher=Penguin|year=1973|isbn=978-0140216479|location=England|pages=11, 13}}</ref> Sejak tahun [[1498]], para kapten seperti [[Vasco da Gama]], [[Pedro Álvares Cabral]], [[Francisco de Almeida]], dan [[Afonso de Albuquerque|Alfonso de Albuquerque]] turut memecut ambisi yang tumbuh dalam kekaisaran yang kuat ini.


== Latar belakang Utsmaniyah ==
== Latar belakang Utsmaniyah ==
Bangsa baru yang kuat tersebut juga menebar aura "[[teror]]" di Samudera Hindia. Satu-satunya kekuatan yang mampu untuk menghadapinya adalah Kesultanan Utsmaniyah (karena mereka terlibat nyaris di semua pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16). Tetapi sejak awal abad ke-16, kekuatan Muslim ini sudah mengalami dampak kemunduran ekonomi akibat kedatangan orang Eropa pertama. Sejarawan India P. Malekandathil mengatakan "''Upaya Portugis untuk memonopoli perdagangan timur dengan mengalirkan komoditas ke Eropa melalui rute Cape dimulai dengan mengorbankan Utsmaniyah serta mengurangi arus kekayaan ke Utsmaniyah''."<ref>{{Cite book|title=Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean|last=Malekandathil|first=Pius|publisher=Primus Books|year=2010|isbn=978-93-80607-01-6|location=Delhi|pages=110}}</ref> Akibatnya, Kesultanan memulai deretan peperangan untuk melawan kekuatan Portugis di Samudera Hindia dan di daerah pesisir. Utsmaniyah "''mencium marabahaya politik di lingkungan mereka. Hingga [[1515]], Eropa menjadi musuh utama Turki dari barat. Tetapi pada tahun tersebut dengan penaklukkan [[Hormuz]] (terletak di timur Kekaisaran Turki) oleh orang Lusitan, Utsmaniyah menyadari mereka telah dikelilingi oleh orang-orang Eropa, yang sebenarnya mengirim pesan-pesan politik peringatan kepada Utsmaniyah. Tekanan ekonomi yang terus terjadi serta ancaman-ancaman politik yang muncul dari ekspansi Eropa membuat Utsmaniyah mengalihkan perhatian mereka ke [[Ekspedisi laut Utsmaniyah ke Samudra Hindia|wilayah politik Samudra Hindia]].''"<ref>{{Cite book|title=Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean|last=Malekandathil|first=Pius|publisher=Primus Books|year=2010|isbn=978-93-80607-01-6|location=Delhi|pages=113}}</ref> Turki menganggap Portugis sebagai ancaman besar terhadap monopoli mereka di daerah tersebut. Profesor G. Casale menyatakan: Utsmaniyah melancarkan "''perlawanan ideologis, militer dan perdagangan secara sistematis melawan Kekaisaran Portugis, pesaing utama mereka dalam rangka menguasai rute perdagangan di maritim Asia."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=Xf3h3Z1YQtIC&dq=casale+the+ottomans+launched+a+systematic+attack&hl=pt-BR&source=gbs_navlinks_s|title=The Ottoman Age of Exploration|last=Casale|first=Giancarlo|date=2010-02-25|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199798797}}</ref>''
Bangsa baru yang kuat tersebut juga menebarkan aura "[[teror]]" di Samudera Hindia. Satu-satunya kekuatan yang sanggup menghadapinya adalah Kesultanan Utsmaniyah (karena mereka terlibat nyaris di semua pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16). Tetapi sejak awal abad ke-16, kekuatan Muslim ini sudah mengalami dampak kemunduran ekonomi akibat kedatangan orang Eropa pertama. Sejarawan India P. Malekandathil mengatakan "''Upaya Portugis untuk memonopoli perdagangan di timur dengan menyalurkan komoditas ke Eropa melalui rute Cape dimulai dengan mengorbankan Utsmaniyah serta mengurangi aliran kekayaan ke Utsmaniyah''."<ref>{{Cite book|title=Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean|last=Malekandathil|first=Pius|publisher=Primus Books|year=2010|isbn=978-93-80607-01-6|location=Delhi|pages=110}}</ref> Sebagai akibatnya, Kesultanan memulai deretan perlawanan untuk menangkal kekuatan Portugis di Samudera Hindia dan di daerah pesisir. Utsmaniyah "''mencium marabahaya politik di lingkungan mereka. Hingga [[1515]], Eropa menjadi musuh utama Turki yang berasal dari barat. Tetapi pada tahun tersebut dengan penaklukkan [[Hormuz]] (yang terletak di timur Kesultanan) oleh orang Lusitan, Utsmaniyah menyadari mereka telah dikelilingi oleh orang-orang Eropa, yang sebenarnya adalah sinyal peringatan kepada Utsmaniyah. Tekanan ekonomi yang terus terjadi serta ancaman-ancaman politik yang muncul dari ekspansi Eropa membuat Utsmaniyah mengalihkan perhatian mereka ke [[Ekspedisi laut Utsmaniyah ke Samudra Hindia|wilayah politik Samudra Hindia]].''"<ref>{{Cite book|title=Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean|last=Malekandathil|first=Pius|publisher=Primus Books|year=2010|isbn=978-93-80607-01-6|location=Delhi|pages=113}}</ref> Turki menganggap Portugis sebagai ancaman besar terhadap monopoli mereka di daerah tersebut. Profesor G. Casale menyatakan: Utsmaniyah melancarkan "''perlawanan ideologis, militer dan perdagangan secara sistematis melawan Kekaisaran Portugis, pesaing utama mereka dalam rangka menguasai rute perdagangan di maritim Asia."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=Xf3h3Z1YQtIC&dq=casale+the+ottomans+launched+a+systematic+attack&hl=pt-BR&source=gbs_navlinks_s|title=The Ottoman Age of Exploration|last=Casale|first=Giancarlo|date=2010-02-25|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199798797}}</ref>''


== Perang ==
== Perang ==
Baris 52: Baris 53:
=== Deklarasi perang ===
=== Deklarasi perang ===
[[Berkas:Comentários_do_Grande_Afonso_Dalboquerque.jpg|jmpl|Edisi klasik "''{{Lang|pt|Comentários do Grande Afonso Dalboquerque}}''"]]
[[Berkas:Comentários_do_Grande_Afonso_Dalboquerque.jpg|jmpl|Edisi klasik "''{{Lang|pt|Comentários do Grande Afonso Dalboquerque}}''"]]
Keadaan Perang antara Utsmani dan Portugis dilihat tidak hanya dari banyaknya pertempuran yang mereka lakukan selama abad ke-16, tetapi terutama ketika kita merujuk kembali ke sumber-sumber utama Portugis yang disimpan [[Arsip Nasional Torre do Tombo]] di [[Lisboa]]. Salah satu sumber paling penting adalah '''''{{lang|por|Comentários do Grande Afonso Dalboquerque}}''''', yang diterbitkan pada tahun 1576, di Lisboa, oleh gubernur Estado da Índia, [[Afonso de Albuquerque]]. Dalam dokumen ini ia menyatakan secara eksplisit bagaimana Portugis menyatakan perang melawan Turki awal 1510 ketika ia memimpin [[Penaklukan goa oleh portugis|penaklukan Portugis ke Goa]]: "''{{lang|pt|...lhe daria a governança das terras de Goa, porque '''fará ali e fizera sempre guerra aos Turcos'''}}'' (''di sana dia akan selalu berperang melawan orang-orang Turki'') ''{{lang|pt|e por duas vezes fora cercada deles, sendo de gentios, a defendêra como muito valente cavaleiro}}."''<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=0mfTGI3poGEC&printsec=frontcover&dq=Coment%C3%A1rios+do+grande+Afonso+de+Albuquerque&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi208vf9tjaAhWMHJAKHVnEAVUQ6AEINzAD#v=onepage&q=guerra%20aos%20turcos&f=false|title=Commentarios do grande Afonso Dalboquerque, Capitâo Geral... das Indias Orientaes...|last=Albuquerque|first=Afonso de|date=1774|publisher=na Regia Officina Typographica|language=pt}}</ref> Kemudian dia mengatakan bahwa orang Turki "''{{lang|pt|eram inimigos capitães dos Portugueses}}''" (musuh utama Portugis).<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=0mfTGI3poGEC&printsec=frontcover&dq=Coment%C3%A1rios+do+grande+Afonso+de+Albuquerque&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi208vf9tjaAhWMHJAKHVnEAVUQ6AEINzAD#v=onepage&q=guerra%20aos%20turcos&f=false|title=Commentarios do grande Afonso Dalboquerque, Capitâo Geral... das Indias Orientaes...|last=Albuquerque|first=Afonso de|date=1774|publisher=na Regia Officina Typographica|language=pt}}</ref> Dia tidak hanya menegaskan Keadaan Perang dengan Turki tetapi juga menambahkan dimensinya: "''{{lang|pt|Além de senhorar os mares da Índia, também as tuas armadas corriam o mar de Levante, e que de uma parte, e da outra fazia guerra ao Turco, e o grande Sultão}}." (''Selain lautan India, armada Anda juga menavigasi Laut Levantine, di satu sisi dan di sisi lainnya, berperang melawan orang Turki, dan Sultan agung'').''<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=vkILAAAAYAAJ&pg=PA133&lpg=PA133&dq=afonso+de+albuquerque+guerra+turcos&source=bl&ots=G2X19AmYjB&sig=2dsjOGR-0lPZfLyth2xCs6XR1nk&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiW3JXU0braAhWBkpAKHVs1BOYQ6AEIaTAO#v=onepage&q=guerra%20turcos&f=false|title=Commentarios do grande Afonso Dalboquerque: capitão geral que foi das Indias Orientaes em tempo do muito poderoso rey D. Manuel, o primeiro deste nome|last=Albuquerque|first=Afonso de|date=1774|publisher=Na Regia Officina Typografica|language=pt}}</ref>
Keadaan Perang antara Utsmani dan Portugis dilihat tidak hanya dari banyaknya pertempuran yang mereka lakukan selama abad ke-16, tetapi terutama ketika kita merujuk kembali ke sumber-sumber utama Portugis yang disimpan [[Arsip Nasional Torre do Tombo]] di [[Lisboa]]. Salah satu sumber paling penting adalah '''''{{lang|por|Comentários do Grande Afonso Dalboquerque}}''''', yang diterbitkan pada tahun [[1576]], di Lisboa, oleh gubernur Estado da Índia, [[Afonso de Albuquerque]]. Dalam dokumen ini ia menyatakan secara eksplisit bagaimana Portugis menyatakan perang melawan Turki awal [[1510]] ketika ia memimpin [[Penaklukan goa oleh portugis|penaklukan Portugis atas Goa]]: "''{{lang|pt|...lhe daria a governança das terras de Goa, porque '''fará ali e fizera sempre guerra aos Turcos'''}}'' (''di sana dia akan selalu berperang melawan orang-orang Turki'') ''{{lang|pt|e por duas vezes fora cercada deles, sendo de gentios, a defendêra como muito valente cavaleiro}}."''<ref name="Albuquerque 1774">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=0mfTGI3poGEC&printsec=frontcover&dq=Coment%C3%A1rios+do+grande+Afonso+de+Albuquerque&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi208vf9tjaAhWMHJAKHVnEAVUQ6AEINzAD#v=onepage&q=guerra%20aos%20turcos&f=false|title=Commentarios do grande Afonso Dalboquerque, Capitâo Geral... das Indias Orientaes...|last=Albuquerque|first=Afonso de|date=1774|publisher=na Regia Officina Typographica|language=pt}}</ref> Kemudian dia mengatakan bahwa orang Turki "''{{lang|pt|eram inimigos capitães dos Portugueses}}''" (musuh utama Portugis).<ref name="Albuquerque 1774"/> Dia tidak hanya menegaskan Keadaan Perang dengan Turki tetapi juga menambahkan dimensinya: "''{{lang|pt|Além de senhorar os mares da Índia, também as tuas armadas corriam o mar de Levante, e que de uma parte, e da outra fazia guerra ao Turco, e o grande Sultão}}." (''Selain lautan India, armada Anda juga menavigasi Laut Levantine, di satu sisi dan di sisi lainnya, berperang melawan orang Turki, dan Sultan agung'').''<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=vkILAAAAYAAJ&pg=PA133&lpg=PA133&dq=afonso+de+albuquerque+guerra+turcos&source=bl&ots=G2X19AmYjB&sig=2dsjOGR-0lPZfLyth2xCs6XR1nk&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiW3JXU0braAhWBkpAKHVs1BOYQ6AEIaTAO#v=onepage&q=guerra%20turcos&f=false|title=Commentarios do grande Afonso Dalboquerque: capitão geral que foi das Indias Orientaes em tempo do muito poderoso rey D. Manuel, o primeiro deste nome|last=Albuquerque|first=Afonso de|date=1774|publisher=Na Regia Officina Typografica|language=pt}}</ref>


Selain tulisan [[Afonso de Albuquerque]], beberapa bukti lain yang dimiliki "Arsip Nasional Torre do Tombo, menyangkut kegiatan-kegiatan Portugis di Asia dan tentunya mengenai perselisihan Utsmaniyah-Portugis...''Cartas de Ormuz a D. João de Castro'' (surat-surat dari Hormuz, benteng Portugis di Teluk Persia, kepada Raja Muda Portugis India, 1545-48)".<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=pjfZ8CxxMyoC&pg=PA68&dq=ottoman-portuguese+conflict&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjY1YTSj7raAhUBnJAKHSWJD1QQ6AEIODAD#v=onepage&q=ottoman-portuguese%20conflict&f=false|title=Approaching Ottoman History: An Introduction to the Sources|last=Faroqhi|first=Suraiya|date=1999-12-09|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521666480|language=en}}</ref>
Selain tulisan [[Afonso de Albuquerque]], beberapa bukti lain yang dimiliki "Arsip Nasional Torre do Tombo, menyangkut kegiatan-kegiatan Portugis di Asia dan tentunya mengenai perselisihan Utsmaniyah-Portugis...''Cartas de Ormuz a D. João de Castro'' (surat-surat dari Hormuz, benteng Portugis di Teluk Persia, kepada Raja Muda Portugis India, 1545-48)".<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=pjfZ8CxxMyoC&pg=PA68&dq=ottoman-portuguese+conflict&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjY1YTSj7raAhUBnJAKHSWJD1QQ6AEIODAD#v=onepage&q=ottoman-portuguese%20conflict&f=false|title=Approaching Ottoman History: An Introduction to the Sources|last=Faroqhi|first=Suraiya|date=1999-12-09|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521666480|language=en}}</ref>
[[Berkas:Diogo_Couto_Manuscript,_Da_Asia.jpg|kiri|jmpl|Manuskrip Diogo Couto, ''Da Asia'' (1611). Salah satu manuskrip yang masih bertahan yang menegaskan perang tersebut.]]
[[Berkas:Diogo_Couto_Manuscript,_Da_Asia.jpg|kiri|jmpl|Manuskrip Diogo Couto, ''Da Asia'' ([[1611]]). Salah satu manuskrip yang masih bertahan yang menegaskan perang tersebut.]]
Catatan sejarawan kontemporer dan Kesatria Diogo Couto (juga milik Arsip Nasional Torre do Tombo) sangat berguna jika ingin memahami seputar konflik panjang ini. Dia menulis dalam ''Da Asia, parte II, Bab IX: "{{Lang|pt|Foram chamados os capitães a conselho sobre '''a guerra que se havia de fazer aos Turcos'''.}}''" <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=0etAAAAAcAAJ&printsec=frontcover&dq=diogo+couto&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwix1Z_Yn9naAhWDQpAKHWD2DxkQ6AEIKDAA#v=onepage&q=guerra%20turcos&f=false|title=Da Asia: De Diogo De Couto|last=Barros|first=João de|last2=Couto|first2=Diogo do|last3=Faria|first3=Manoel Severim de|date=1783|publisher=Regia Officina Typografica|language=pt}}</ref> (Para kapten dipanggil untuk memberi nasihat mengenai perang yang akan dilakukan melawan Turki.)
Catatan sejarawan kontemporer dan Kesatria Diogo Couto (juga milik Arsip Nasional Torre do Tombo) sangat berguna jika ingin memahami seputar konflik panjang ini. Dia menulis dalam ''Da Asia, parte II, Bab IX: "{{Lang|pt|Foram chamados os capitães a conselho sobre '''a guerra que se havia de fazer aos Turcos'''.}}''" <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=0etAAAAAcAAJ&printsec=frontcover&dq=diogo+couto&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwix1Z_Yn9naAhWDQpAKHWD2DxkQ6AEIKDAA#v=onepage&q=guerra%20turcos&f=false|title=Da Asia: De Diogo De Couto|last=Barros|first=João de|last2=Couto|first2=Diogo do|last3=Faria|first3=Manoel Severim de|date=1783|publisher=Regia Officina Typografica|language=pt}}</ref> (Para kapten dipanggil untuk memberi nasihat mengenai perang yang akan dilakukan melawan Turki.)


Baris 61: Baris 62:
Pertikaian militer antara Portugis dan Utsmaniyah pecah terutama karena permasalahan ekonomi. Isu-isu ini menyebabkan serangkaian konflik jangka panjang yang berlangsung hampir sepanjang abad ke-16.<ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hbyYCgAAQBAJ&pg=PA261&dq=This+naval+contest+lasted+for+most+of+the+sixteenth+century.&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjY3P6ZrZfaAhXHDZAKHRkCD-8Q6AEIKDAA#v=onepage&q=This%20naval%20contest%20lasted%20for%20most%20of%20the%20sixteenth%20century.&f=false|title=Waging War: Conflict, Culture, and Innovation in World History|last=Lee|first=Wayne E.|date=2016|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199797455}}</ref> Kedatangan Portugis di Samudra Hindia mengusik siklus perdagangan dan monopoli kekuatan timur,<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA17&dq=the+portuguese+arrival+in+the+indian+ocean+disrupted&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjJzLLOrNnaAhXTnJAKHc0DA4EQ6AEIKDAA#v=onepage&q=the%20portuguese%20arrival%20in%20the%20indian%20ocean%20disrupted&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> terutama Kesultanan Utsmaniyah yang menjadi negara adidaya muslim pada masa itu.
Pertikaian militer antara Portugis dan Utsmaniyah pecah terutama karena permasalahan ekonomi. Isu-isu ini menyebabkan serangkaian konflik jangka panjang yang berlangsung hampir sepanjang abad ke-16.<ref name=":2">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hbyYCgAAQBAJ&pg=PA261&dq=This+naval+contest+lasted+for+most+of+the+sixteenth+century.&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjY3P6ZrZfaAhXHDZAKHRkCD-8Q6AEIKDAA#v=onepage&q=This%20naval%20contest%20lasted%20for%20most%20of%20the%20sixteenth%20century.&f=false|title=Waging War: Conflict, Culture, and Innovation in World History|last=Lee|first=Wayne E.|date=2016|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199797455}}</ref> Kedatangan Portugis di Samudra Hindia mengusik siklus perdagangan dan monopoli kekuatan timur,<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA17&dq=the+portuguese+arrival+in+the+indian+ocean+disrupted&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjJzLLOrNnaAhXTnJAKHc0DA4EQ6AEIKDAA#v=onepage&q=the%20portuguese%20arrival%20in%20the%20indian%20ocean%20disrupted&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> terutama Kesultanan Utsmaniyah yang menjadi negara adidaya muslim pada masa itu.


Portugis membawa perubahan ekonomi dan politik serius yang tidak hanya mempengaruhi para khalifah Muslim, tetapi juga seluruh dunia. Sejak awal abad ini, orang-orang Portugis mampu mengendalikan aliran perdagangan dalam sumbu Timur/Barat. Sehingga Portugis dapat memblokir rute laut ke India melalui Mediterania. Dalam waktu yang singkat, Kekaisaran Portugis merebut pusat-pusat perdagangan yang penting di [[Afrika Timur]] ([[Sofala]] 1505, Kilwa 1505, [[Mozambique|Mozambik]] 1507); Laut Merah ([[Socotra|Sokotra]] 1507); Di muara [[Teluk Persia]] (Ormuz 1514, [[Bahrain]] 1521); di pantai barat India ([[Cochin|Kochi]] 1503, [[Cannanore|Kannur]] 1505, [[Goa, india|Goa]] 1510, [[Diu]] 1534, [[Bassein]] 1534) dan [[selat Malaka]] (1511). Kepulauan yang kaya akan rempah-rempah di [[Maluku]], serta [[Indonesia]] dan [[Mauritius]] juga dikuasai pada 1512. Satu tahun kemudian, menyerang [[China]]. Pulau [[Macao|Makau]] Cina diduduki oleh Portugis pada tahun 1557 (dan tetap menjadi negara Portugis sampai tahun 1999). Orang Portugis adalah orang Eropa pertama yang tiba di [[Jepang]] (1543), dan mendirikan pos perdagangan di sana pada 1570.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA17&dq=the+portuguese+arrival+in+the+indian+ocean+disrupted&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjJzLLOrNnaAhXTnJAKHc0DA4EQ6AEIKDAA#v=onepage&q=the%20portuguese%20arrival%20in%20the%20indian%20ocean%20disrupted&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref>
Portugis membawa perubahan ekonomi dan politik serius yang tidak hanya mempengaruhi para khalifah Muslim, tetapi juga seluruh dunia. Sejak awal abad ini, orang-orang Portugis mampu mengendalikan aliran perdagangan dalam sumbu Timur/Barat. Sehingga Portugis dapat memblokir rute laut ke India melalui Mediterania. Dalam waktu yang singkat, Kekaisaran Portugis merebut pusat-pusat perdagangan yang penting di [[Afrika Timur]] ([[Sofala]] 1505, Kilwa 1505, [[Mozambique|Mozambik]] 1507); Laut Merah ([[Socotra|Sokotra]] 1507); Di muara [[Teluk Persia]] (Ormuz 1514, [[Bahrain]] 1521); di pantai barat India ([[Cochin|Kochi]] 1503, [[Cannanore|Kannur]] 1505, [[Goa, india|Goa]] 1510, [[Diu]] 1534, [[Bassein]] 1534) dan [[selat Malaka]] (1511). Kepulauan yang kaya akan rempah-rempah di [[Maluku]], serta [[Indonesia]] dan [[Mauritius]] juga dikuasai pada 1512. Satu tahun kemudian, menyerang [[China]]. Pulau [[Macao|Makau]] Cina diduduki oleh Portugis pada tahun 1557 (dan tetap menjadi negara Portugis sampai tahun 1999). Orang Portugis adalah orang Eropa pertama yang tiba di [[Jepang]] (1543), dan mendirikan pos perdagangan di sana pada 1570.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA17&dq=the+portuguese+arrival+in+the+indian+ocean+disrupted&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjJzLLOrNnaAhXTnJAKHc0DA4EQ6AEIKDAA#v=onepage&q=the%20portuguese%20arrival%20in%20the%20indian%20ocean%20disrupted&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref>


Oleh karena itu, tidak mengherankan jika perubahan besar dalam politik di Afrika dan Asia akan berakhir dengan peperangan. Alasan-alasan itulah yang menyebabkan pertempuran besar pertama antara Utsmani dan Portugis. Awal 1506, Utsmani dan sekutunya melawan Portugis dalam [[Pertempuran Kannur]] yang terkenal.<ref name=":3">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=HKmXcBCKEcAC&pg=PA15&dq=battle+of+cannanore+1506+naus&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi7pIai9JzaAhUDW5AKHaNYB84Q6AEIMjAB#v=onepage&q=ottoman%20portuguese&f=false|title=India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars|last=Kurup|first=K. K. N.|date=1997|publisher=Northern Book Centre|isbn=9788172110833}}</ref> Pertempuran inilah kelak menciptakan rangkaian skenario konflik di antara kedua kekuatan tersebut. Sejarawan India [[K. K. N. Kurup]] menjelaskan dalam pertempuran ini, "''Tiga '''[[kerakah]] Portugis dan sebuah '''[[karavel]] membombardir '''enam puluh kerakah dan ratusan paraus juga zabuqs'''...'''Artileri Portugis''' memainkan peran penting dengan dibantu senjata besar yang dipasang di dinding benteng di Kannur serta menewaskan lebih dari 3.000 orang.. Ini yang menentukan kemenangan Portugis''." Juga sejarawan [[Bailey W. Diffie]], mengatakan bahwa [[kerakah]] muslim bertabrakan dengan "''skuadron Portugis yang diperintahkan oleh putra Vicero'y Lourenço. Di sana diikuti pertempuran yang berkepanjangan di mana berkumpulnya awak kapal Hindu, Arab, dan Turki''."<ref name=":4">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hBTqPX4G9Y4C&pg=PA232&dq=wallys+the+first+trial+of+this+fleet+in+march+1506&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiBs6_61Z3aAhVHk5AKHXBcBCwQ6AEIKDAA#v=onepage&q=wallys%20the%20first%20trial%20of%20this%20fleet%20in%20march%201506&f=false|title=Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580|last=Diffie|first=Bailey Wallys|date=1977|publisher=U of Minnesota Press|isbn=9780816607822}}</ref> Menariknya, pertempuran ini memiliki pola yang terus berulang di setiap pertempuran berikutnya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika perubahan besar dalam politik di Afrika dan Asia akan berakhir dengan peperangan. Alasan-alasan itulah yang menyebabkan pertempuran besar pertama antara Utsmani dan Portugis. Awal 1506, Utsmani dan sekutunya melawan Portugis dalam [[Pertempuran Kannur]] yang terkenal.<ref name=":3">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=HKmXcBCKEcAC&pg=PA15&dq=battle+of+cannanore+1506+naus&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi7pIai9JzaAhUDW5AKHaNYB84Q6AEIMjAB#v=onepage&q=ottoman%20portuguese&f=false|title=India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars|last=Kurup|first=K. K. N.|date=1997|publisher=Northern Book Centre|isbn=9788172110833}}</ref> Pertempuran inilah kelak menciptakan rangkaian skenario konflik di antara kedua kekuatan tersebut. Sejarawan India [[K. K. N. Kurup]] menjelaskan dalam pertempuran ini, "''Tiga '''[[kerakah]] Portugis dan sebuah '''[[karavel]] membombardir '''enam puluh kerakah dan ratusan paraus juga zabuqs'''...'''Artileri Portugis''' memainkan peran penting dengan dibantu senjata besar yang dipasang di dinding benteng di Kannur serta menewaskan lebih dari 3.000 orang.. Ini yang menentukan kemenangan Portugis''." Juga sejarawan [[Bailey W. Diffie]], mengatakan bahwa [[kerakah]] muslim bertabrakan dengan "''skuadron Portugis yang diperintahkan oleh putra Vicero'y Lourenço. Di sana diikuti pertempuran yang berkepanjangan di mana berkumpulnya awak kapal Hindu, Arab, dan Turki''."<ref name=":4">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hBTqPX4G9Y4C&pg=PA232&dq=wallys+the+first+trial+of+this+fleet+in+march+1506&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiBs6_61Z3aAhVHk5AKHXBcBCwQ6AEIKDAA#v=onepage&q=wallys%20the%20first%20trial%20of%20this%20fleet%20in%20march%201506&f=false|title=Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580|last=Diffie|first=Bailey Wallys|date=1977|publisher=U of Minnesota Press|isbn=9780816607822}}</ref> Menariknya, pertempuran ini memiliki pola yang terus berulang di setiap pertempuran berikutnya.


=== Kekuatan Militer ===
=== Kekuatan Militer ===
Baris 69: Baris 70:
==== Kekuatan tentara ====
==== Kekuatan tentara ====
[[Berkas:Kadırga_Minyatür.jpg|jmpl|Sebuah Galai Utsmani yang khas]]
[[Berkas:Kadırga_Minyatür.jpg|jmpl|Sebuah Galai Utsmani yang khas]]
Di satu sisi, Utsmani memiliki keunggulan yang luar biasa tidak hanya dari dalam kerajaan saja tetapi juga dari kalifah muslim lainnya yang sangat mendukung mereka, juga sebaliknya. Utsmani mampu mengumpulkan tentara dalam jumlah besar dari luar Kesultanan.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=apQfBgAAQBAJ&pg=PA17&dq=Of+this+group,+only+four+global+powers+have+qualified+as+world+powers:+Portugal,+the+Netherlands,+Britain,+and+the+United+States.&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi9297-kbjaAhWFUJAKHSxhCGcQ6AEILzAB#v=onepage&q=russia&f=false|title=The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990|last=Rasler|first=Karen A.|last2=Thompson|first2=William R.|date=2015-01-13|publisher=University Press of Kentucky|isbn=9780813149929|language=en}}</ref> Ini terbukti saat [[Kejatuhan Konstantinopel]]: "''Sultan [[Mehmed II]] mengepung kota tersebut pada awal April dengan kekuatan 75.000 dan 100.000 pasukan dan sebuah armada besar.''<ref name=":11">{{Cite news|url=https://www.britannica.com/event/Fall-of-Constantinople-1453|title=Fall of Constantinople {{!}} Summary|work=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2018-04-27}}</ref>'' Kekuatan tentara yang besar ini sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah tentara Eropa yang mempertahankan kota tersebut: "Itu merupakan pertahanan [[garnisun]] yang buruk, di bawah Kaisar [[Konstantinus XI Palaiologos]], berjumlah sekitar 8.000 orang''."<ref>{{Cite news|url=https://www.britannica.com/event/Fall-of-Constantinople-1453|title=Fall of Constantinople {{!}} Summary|work=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2018-04-27}}</ref> Demikian pula, Kekaisaran Portugis memiliki jumlah pasukan yang sangat terbatas dan jarang didukung oleh sekutu-sekutu penting di Timur. [[Portugal]], saat itu memiliki sekitar 1 juta orang, dan dengan ditemukannya [[Brasil]], warganya diberikan peluang baru untuk berimigrasi. Selain itu, banyak orang Portugis yang meninggal karena penyakit di Timur.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA16&dq=The+population+of+Portugal,+about+one+million+people,+was+not+large,+and+there+were+many+other+emigration+opportunities,+especially+in+Brazil&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj9sPSfv9raAhWCIJAKHc40BEIQ6AEIKjAA#v=onepage&q=The%20population%20of%20Portugal,%20about%20one%20million%20people,%20was%20not%20large,%20and%20there%20were%20many%20other%20emigration%20opportunities,%20especially%20in%20Brazil&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> Sebagai perbandingan, Kesultanan Utsmaniyah pada dekade pertama abad ke-16 memiliki populasi sekitar 13 juta orang,<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=QjzYdCxumFcC&pg=PA468&lpg=PA468&dq=ottoman+empire+15+million+people+16th+century&source=bl&ots=PfX6SdHNtc&sig=RAWjEylQEQINHMpsfnr1V9HC1jM&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwin8ZKi4dvaAhVKIZAKHbD3B14Q6AEIgwEwDQ#v=onepage&q=%22the%20population%20of%20the%20empire%20in%201520%20was%20estimated%20at%20approximately%2012%20to%2013%20million.%22&f=false|title=Encyclopedia of the Ottoman Empire|last=Ágoston|first=Gábor|last2=Masters|first2=Bruce Alan|date=2010-05-21|publisher=Infobase Publishing|isbn=9781438110257|language=en}}</ref> sementara Portugis sekitar 1 juta orang.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA16&dq=The+population+of+Portugal,+about+one+million+people,+was+not+large,+and+there+were+many+other+emigration+opportunities,+especially+in+Brazil&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj9sPSfv9raAhWCIJAKHc40BEIQ6AEIKjAA#v=snippet&q=%22The%20population%20of%20Portugal,%20about%20one%20million%20people,%20was%20not%20large%22&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> Oleh sebab itu, tenaga manusia merupakan kekurangan besar di pihak Portugis.
Di satu sisi, Utsmani memiliki keunggulan yang luar biasa tidak hanya dari dalam kerajaan saja tetapi juga dari kalifah muslim lainnya yang sangat mendukung mereka, juga sebaliknya. Utsmani mampu mengumpulkan tentara dalam jumlah besar dari luar Kesultanan.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=apQfBgAAQBAJ&pg=PA17&dq=Of+this+group,+only+four+global+powers+have+qualified+as+world+powers:+Portugal,+the+Netherlands,+Britain,+and+the+United+States.&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi9297-kbjaAhWFUJAKHSxhCGcQ6AEILzAB#v=onepage&q=russia&f=false|title=The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990|last=Rasler|first=Karen A.|last2=Thompson|first2=William R.|date=2015-01-13|publisher=University Press of Kentucky|isbn=9780813149929|language=en}}</ref> Ini terbukti saat [[Kejatuhan Konstantinopel]]: "''Sultan [[Mehmed II]] mengepung kota tersebut pada awal April dengan kekuatan 75.000 dan 100.000 pasukan dan sebuah armada besar.''<ref name=":11">{{Cite news|url=https://www.britannica.com/event/Fall-of-Constantinople-1453|title=Fall of Constantinople {{!}} Summary|work=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2018-04-27}}</ref>'' Kekuatan tentara yang besar ini sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah tentara Eropa yang mempertahankan kota tersebut: "Itu merupakan pertahanan [[garnisun]] yang buruk, di bawah Kaisar [[Konstantinus XI Palaiologos]], berjumlah sekitar 8.000 orang''."<ref name=":11"/> Demikian pula, Kekaisaran Portugis memiliki jumlah pasukan yang sangat terbatas dan jarang didukung oleh sekutu-sekutu penting di Timur. [[Portugal]], saat itu memiliki sekitar 1 juta orang, dan dengan ditemukannya [[Brasil]], warganya diberikan peluang baru untuk berimigrasi. Selain itu, banyak orang Portugis yang meninggal karena penyakit di Timur.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA16&dq=The+population+of+Portugal,+about+one+million+people,+was+not+large,+and+there+were+many+other+emigration+opportunities,+especially+in+Brazil&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj9sPSfv9raAhWCIJAKHc40BEIQ6AEIKjAA#v=onepage&q=The%20population%20of%20Portugal,%20about%20one%20million%20people,%20was%20not%20large,%20and%20there%20were%20many%20other%20emigration%20opportunities,%20especially%20in%20Brazil&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> Sebagai perbandingan, Kesultanan Utsmaniyah pada dekade pertama abad ke-16 memiliki populasi sekitar 13 juta orang,<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=QjzYdCxumFcC&pg=PA468&lpg=PA468&dq=ottoman+empire+15+million+people+16th+century&source=bl&ots=PfX6SdHNtc&sig=RAWjEylQEQINHMpsfnr1V9HC1jM&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwin8ZKi4dvaAhVKIZAKHbD3B14Q6AEIgwEwDQ#v=onepage&q=%22the%20population%20of%20the%20empire%20in%201520%20was%20estimated%20at%20approximately%2012%20to%2013%20million.%22&f=false|title=Encyclopedia of the Ottoman Empire|last=Ágoston|first=Gábor|last2=Masters|first2=Bruce Alan|date=2010-05-21|publisher=Infobase Publishing|isbn=9781438110257|language=en}}</ref> sementara Portugis sekitar 1 juta orang.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA16&dq=The+population+of+Portugal,+about+one+million+people,+was+not+large,+and+there+were+many+other+emigration+opportunities,+especially+in+Brazil&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj9sPSfv9raAhWCIJAKHc40BEIQ6AEIKjAA#v=snippet&q=%22The%20population%20of%20Portugal,%20about%20one%20million%20people,%20was%20not%20large%22&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> Oleh sebab itu, tenaga manusia merupakan kekurangan besar di pihak Portugis.


Dalam konteks ini, [[Pertempuran Diu]] (1509) adalah contoh bagus yang mengarahkan kita pada skenario tersebut. [[K. K. N. Kurup]] memberitahukan bahwa dalam pertempuran ini "''Armada Turki yang terdiri dari 2.000 orang di bawah Amir Husain dari Laut Merah berlayar menuju [[Diu]] untuk bergabung dengan pasukan Malik Ayyaz dan para penguasa pantai India lainnya''.''. Di sisi India, Malik memimpin armada yang terdiri dari orang-orang [[Gujarat]], [[Bijapur]] Ahmednagar dan [[Kozhikode|Calicut]]. '''Rombongan Amir Husain terdiri dari orang Mesir, Venesia, dan lainnya yang bekerja sama dengan armada India'''...menghadapi Armada Portugis di Diu dan berjuang mati-matian. '''Sekitar 6.000 tentara gabungan tersebut berjuang melawan Portugis dalam pertempuran ini'''.'' Kemudian sejarawan beralih ke pasukan Portugis, yang terdiri dari "'''''sembilan belas kapal dan 1.200 orang'''''."<ref name=":5">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=HKmXcBCKEcAC&pg=PA15&dq=battle+of+cannanore+1506+naus&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi7pIai9JzaAhUDW5AKHaNYB84Q6AEIMjAB#v=onepage&q=turks%20portuguese&f=false|title=India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars|last=Kurup|first=K. K. N.|date=1997|publisher=Northern Book Centre|isbn=9788172110833}}</ref> Sejarawan Willian Weir menegaskan kembali angka-angka ini: "'''''Husain kembali dengan lebih banyak kapal'''. Kebanyakan adalah galai-galai yang memasang tiga meriam di atas paruh perunggu besar yang digunakan untuk menyeruduk. '''Ada 200 kapal, ribuan pendayung, dan 1.500 tentara menaiki kapal musuh'''. Selain pedang dan tombak, para prajurit membawa busur atau pemantik api. Mereka memiliki jepitan besi untuk merampas kapal musuh dan belanga api untuk dijatuhkan di dek mereka...Ketika orang-orang Muslim kembali, Almeida memiliki '''17 kapal'''''."<ref name=":6">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=m16GgjVL9qwC&pg=PA79&dq=There+were+200+ships,+thousands+of+rowers,+and+1,500&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiUxeP7453aAhULmJAKHeOnBQsQ6AEIKDAA#v=onepage&q=There%20were%20200%20ships,%20thousands%20of%20rowers,%20and%201,500&f=false|title=50 Battles That Changed the World: The Conflicts That Most Influenced the Course of History: Easyread Comfort Edition|last=Weir|first=William|date=2009-03-30|publisher=ReadHowYouWant.com|isbn=9781442976863}}</ref>
Dalam konteks ini, [[Pertempuran Diu]] (1509) adalah contoh bagus yang mengarahkan kita pada skenario tersebut. [[K. K. N. Kurup]] memberitahukan bahwa dalam pertempuran ini "''Armada Turki yang terdiri dari 2.000 orang di bawah Amir Husain dari Laut Merah berlayar menuju [[Diu]] untuk bergabung dengan pasukan Malik Ayyaz dan para penguasa pantai India lainnya''.''. Di sisi India, Malik memimpin armada yang terdiri dari orang-orang [[Gujarat]], [[Bijapur]] Ahmednagar dan [[Kozhikode|Calicut]]. '''Rombongan Amir Husain terdiri dari orang Mesir, Venesia, dan lainnya yang bekerja sama dengan armada India'''...menghadapi Armada Portugis di Diu dan berjuang mati-matian. '''Sekitar 6.000 tentara gabungan tersebut berjuang melawan Portugis dalam pertempuran ini'''.'' Kemudian sejarawan beralih ke pasukan Portugis, yang terdiri dari "'''''sembilan belas kapal dan 1.200 orang'''''."<ref name=":5">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=HKmXcBCKEcAC&pg=PA15&dq=battle+of+cannanore+1506+naus&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi7pIai9JzaAhUDW5AKHaNYB84Q6AEIMjAB#v=onepage&q=turks%20portuguese&f=false|title=India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars|last=Kurup|first=K. K. N.|date=1997|publisher=Northern Book Centre|isbn=9788172110833}}</ref> Sejarawan Willian Weir menegaskan kembali angka-angka ini: "'''''Husain kembali dengan lebih banyak kapal'''. Kebanyakan adalah galai-galai yang memasang tiga meriam di atas paruh perunggu besar yang digunakan untuk menyeruduk. '''Ada 200 kapal, ribuan pendayung, dan 1.500 tentara menaiki kapal musuh'''. Selain pedang dan tombak, para prajurit membawa busur atau pemantik api. Mereka memiliki jepitan besi untuk merampas kapal musuh dan belanga api untuk dijatuhkan di dek mereka...Ketika orang-orang Muslim kembali, Almeida memiliki '''17 kapal'''''."<ref name=":6">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=m16GgjVL9qwC&pg=PA79&dq=There+were+200+ships,+thousands+of+rowers,+and+1,500&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiUxeP7453aAhULmJAKHeOnBQsQ6AEIKDAA#v=onepage&q=There%20were%20200%20ships,%20thousands%20of%20rowers,%20and%201,500&f=false|title=50 Battles That Changed the World: The Conflicts That Most Influenced the Course of History: Easyread Comfort Edition|last=Weir|first=William|date=2009-03-30|publisher=ReadHowYouWant.com|isbn=9781442976863}}</ref>
[[Berkas:Carrack_1565.jpg|kiri|jmpl|Sebuah kerakah Portugis pada abad ke-16]]
[[Berkas:Carrack_1565.jpg|kiri|jmpl|Sebuah kerakah Portugis pada abad ke-16]]


==== Kekuatan armada ====
==== Kekuatan armada ====
[[Berkas:Miracle_cannon.jpg|jmpl|Meriam perunggu Portugis]]
[[Berkas:Miracle_cannon.jpg|jmpl|Meriam perunggu Portugis]]
Hasil Pertempuran Diu (1509) "''sekitar 1.500 prajurit dari pasukan gabungan terbunuh''" memberikan contoh bagaimana Portugis mampu menutupi kelemahan dari segi angka selama perang tersebut: kekuatan armada yang ulung. Meskipun Utsmani dan sekutunya lebih unggul dalam jumlah pasukan dan kapal, mereka secara militer tidak seefisien Portugis. Alasan kesimpulan ini dijelaskan oleh profesor Geoffrey Parker: "''Untuk masalah strategi armada laut yang dihadapi kekuatan Iberia pada abad keenam belas sama sekali berbeda dengan mereka yang menghadapi Inggris. Negara-negara yang berbatasan dengan Laut Utara dan Saluran, di mana banyak pelabuhan air dalam dengan teater operasi yang relatif kecil, bisa mengandalkan senjata-senjata besar dan berat untuk pertahanan. Tetapi Portugal dan Spanyol mengharuskan orang-orang yang berperang mampu berlayar ke lautan yang jauh, melewati lautan ganas untuk berdagang dan menghancurkan kapal-kapal musuh yang beroperasi tanpa izin mereka. Sehingga memerlukan kapal yang serbaguna, dan butuh waktu bertahun-tahun sebelum 'jalur kecil' [[Kristoforus kolumbus|Columbus]] dan [[Vasco da Gama]] membuka jalan bagi kapal laut perang yang dikenal sebagai [[galiung]]."''<ref name=":12">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=cIFiNRH3oWsC&pg=PA92&dq=For+the+problems+of+naval+strategy+that+faced+the+Iberian+powers+in+the+sixteenth+century+were+entirely+different&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiQxO3f5p3aAhWDlZAKHV3MB-gQ6AEIKDAA#v=onepage&q=For%20the%20problems%20of%20naval%20strategy%20that%20faced%20the%20Iberian%20powers%20in%20the%20sixteenth%20century%20were%20entirely%20different&f=false|title=The Military Revolution: Military Innovation and the Rise of the West, 1500-1800|last=Parker|first=Geoffrey|date=1996-04-18|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521479585}}</ref> Dia menjelaskan bahwa "''kapal perang yang paling modern adalah skuadron galiung Portugis, yang dalam waktu normal, berhasil mengawasi kerajaan dimana matahari tak pernah tenggelam''."
Dalam [[Pertempuran Diu (1509)|Pertempuran Diu]] (1509) "''sekitar 1.500 prajurit dari pasukan gabungan terbunuh''" memperlihatkan contoh bagaimana Portugis mampu mengatasi kelemahannya dari segi jumlah selama perang tersebut: kekuatan armada yang ulung. Meskipun Utsmaniyah dan sekutunya lebih unggul dalam jumlah pasukan maupun kapal, mereka secara militer tidak seefisien Portugis. Kesimpulan ini dijelaskan oleh profesor Geoffrey Parker: "''Untuk masalah strategi armada laut yang dihadapi kekuatan Iberia pada abad keenam belas sama sekali berbeda dengan mereka yang menghadapi Inggris. Negara-negara yang berbatasan dengan Laut Utara dan Saluran, di mana banyak pelabuhan air yang dalam dengan teater operasi yang relatif kecil, bisa mengandalkan senjata-senjata besar dan berat untuk pertahanan. Tetapi Portugal dan Spanyol mengharuskan orang-orang yang berperang mampu berlayar ke lautan yang jauh, melewati lautan yang ganas untuk berdagang dan menghancurkan kapal-kapal musuh yang beroperasi tanpa izin mereka. Sehingga memerlukan kapal yang serbaguna, dan butuh waktu bertahun-tahun sebelum 'jalur kecil' [[Kristoforus kolumbus|Columbus]] dan [[Vasco da Gama]] membuka jalan bagi kapal laut perang yang dikenal sebagai [[galiung]]."''<ref name=":12">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=cIFiNRH3oWsC&pg=PA92&dq=For+the+problems+of+naval+strategy+that+faced+the+Iberian+powers+in+the+sixteenth+century+were+entirely+different&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiQxO3f5p3aAhWDlZAKHV3MB-gQ6AEIKDAA#v=onepage&q=For%20the%20problems%20of%20naval%20strategy%20that%20faced%20the%20Iberian%20powers%20in%20the%20sixteenth%20century%20were%20entirely%20different&f=false|title=The Military Revolution: Military Innovation and the Rise of the West, 1500-1800|last=Parker|first=Geoffrey|date=1996-04-18|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521479585}}</ref> Dia menjelaskan bahwa "''kapal perang yang paling modern adalah skuadron galiung Portugis, yang dalam waktu normal, berhasil mengawasi kerajaan dimana matahari tak pernah tenggelam''."


Dengan demikian, Kekaisaran Portugis memperkenalkan pola baru dalam peperangan laut di dunia, khususnya Asia. Portugis adalah pionir dalam pengembangan teknologi militer armada laut yang canggih. Sejarawan K.M Mathew mengatakan "''Pada abad ke-15, para pembuat kapal Portugis membuat kemajuan besar khususnya dalam pembuatan [[karavel]]. Kapal perang baru mengandalkan kualitas pelayarannya, kemampuan manuver dan kekuatan senjatanya. Bahkan, pembuatan kapal dan peralatannya untuk pelayaran India merupakan minat khusus bagi penguasa Portugis...Mereka melakukan banyak hal untuk memperhebat senjata api dan beberapa armada jenis baru ke India untuk berbagai tujuan''." Penulis Muslim Syed Ramsey juga mengakui bahwa kekuatan armada Portugis adalah "''keunggulan Portugis atas saingan mereka di Samudra Hindia, hingga pada tingkat yang cukup besar (dari segi kuantitas dan kualitas), pada pesaing Eropa mereka di Atlantik - melebihi sebagian besar armada laut di dunia - dan raja Portugis terhindar dari biaya pengadaan dan produksi senjata armada laut terbaik yang diizinkan teknologi Eropa''." Penulis tersebut mengatakan bahwa Raja John II dari Portugal "''Pada 1489 memperkenalkan tim-tim  artileri terlatih pertama yang terstandarisasi pada setiap kapal''." Dia menyimpulkan: "''Raja Portugis memanfaatkan teknologi meriam terbaik yang tersedia di Eropa, khususnya meriam perunggu terbaru, lebih tahan lama dan lebih akurat, yang dikembangkan di Eropa Tengah''."<ref name=":13">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=jkk5DAAAQBAJ&pg=PT249&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEILzAB#v=onepage&q=galleon%20botafogo%20cannons&f=false|title=Tools of War: History of Weapons in Early Modern Times|last=Ramsey|first=Syed|date=2016-05-12|publisher=Vij Books India Pvt Ltd|isbn=9789386019820|language=en}}</ref> Juga menurut sarjana Jeremy Black, "''Peperangan armada Abad Pertengahan awalnya didominasi pertempuran jarak dekat (mendatangi dan menaiki kapal musuh). Lahirnya senjata api, menyebabkan pergeseran ke arah taktik di mana kapal tidak lagi bersentuhan langsung dan menaikinya pun menjadi mustahil''. ''Portugis adalah yang pertama secara sistematis mendayagunakan meriam berat untuk aksi-aksi mengelakkan diri melawan musuh-musuh yang lebih unggul, sebuah perkembangan yang sering salah diklaim bagi Inggris''." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=FciAAgAAQBAJ&pg=PA173&lpg=PA173&dq=%22The+rising+importance+of+fire-power,+however,+led+to+a+shift+towards+stand-off+tactics+in+which+ships+did+not+come+into+direct+contact+and+boarding+became+impossible.+The+Portuguese+were+the+first+systematically+to+exploit+heavy+cannon+to+fight+stand-off+actions+against+superior+enemies,+a+development+often+incorrectly+claimed+for+the+English%22&source=bl&ots=P_Guli1bu8&sig=YKenJye1cnT-pXZTzR_9dUd0FmM&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjo0K2y8ODaAhVROZAKHR0SBKkQ6AEIKDAA#v=snippet&q=%22The%20Portuguese%20were%20the%20first%20systematically%20to%20exploit%20heavy%20cannon%20to%20fight%20stand-off%20actions%20against%20superior%20enemies,a%20development%20often%20incorrectly%20claimed%20for%20the%20English%22%22&f=false|title=European Warfare, 1494-1660|last=Black|first=Jeremy|date=2005-07-05|publisher=Routledge|isbn=9781134477098|language=en}}</ref>
Dengan demikian, Kekaisaran Portugis memperkenalkan pola baru dalam peperangan laut ke dunia, khususnya Asia. Portugis adalah pionir dalam pengembangan teknologi militer armada laut yang canggih. Sejarawan K.M Mathew mengatakan "''Pada abad ke-15, para pembuat kapal Portugis membuat kemajuan besar khususnya dalam pembuatan [[karavel]]. Kapal perang baru mengandalkan kualitas pelayarannya, kemampuan manuver dan kekuatan senjatanya. Bahkan, pembuatan kapal dan peralatannya untuk pelayaran India merupakan minat khusus bagi penguasa Portugis...Mereka melakukan banyak hal untuk memperhebat senjata api dan beberapa armada jenis baru ke India untuk berbagai tujuan''." Penulis Muslim Syed Ramsey juga mengakui bahwa kekuatan armada Portugis adalah "''keunggulan Portugis atas lawan mereka di Samudra Hindia, hingga pada tingkat yang cukup besar (dari segi kuantitas dan kualitas), pada pesaing Eropa mereka di Atlantik - melebihi sebagian besar armada laut di dunia - dan raja Portugis terhindar dari biaya pengadaan dan produksi senjata armada laut terbaik yang diizinkan teknologi Eropa''." Penulis tersebut mengatakan bahwa Raja John II dari Portugal "''Pada 1489 memperkenalkan tim-tim artileri terlatih pertama yang terstandardisasi pada setiap kapal''." Dia menyimpulkan: "''Raja Portugis memanfaatkan teknologi meriam terbaik yang tersedia di Eropa, khususnya meriam perunggu terbaru, lebih tahan lama dan lebih akurat, yang dikembangkan di Eropa Tengah''."<ref name=":13">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=jkk5DAAAQBAJ&pg=PT249&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEILzAB#v=onepage&q=galleon%20botafogo%20cannons&f=false|title=Tools of War: History of Weapons in Early Modern Times|last=Ramsey|first=Syed|date=2016-05-12|publisher=Vij Books India Pvt Ltd|isbn=9789386019820|language=en}}</ref> Juga menurut sarjana Jeremy Black, "''Peperangan armada Abad Pertengahan awalnya didominasi pertempuran jarak dekat (mendatangi dan menaiki kapal musuh). Lahirnya senjata api, menyebabkan pergeseran ke arah taktik di mana kapal tidak lagi bersentuhan langsung dan menaikinya pun menjadi mustahil''. ''Portugis adalah yang pertama secara sistematis mendayagunakan meriam berat untuk aksi-aksi mengelak melawan musuh-musuh yang lebih unggul, sebuah perkembangan yang sering salah diklaim bagi Inggris''." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=FciAAgAAQBAJ&pg=PA173&lpg=PA173&dq=%22The+rising+importance+of+fire-power,+however,+led+to+a+shift+towards+stand-off+tactics+in+which+ships+did+not+come+into+direct+contact+and+boarding+became+impossible.+The+Portuguese+were+the+first+systematically+to+exploit+heavy+cannon+to+fight+stand-off+actions+against+superior+enemies,+a+development+often+incorrectly+claimed+for+the+English%22&source=bl&ots=P_Guli1bu8&sig=YKenJye1cnT-pXZTzR_9dUd0FmM&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjo0K2y8ODaAhVROZAKHR0SBKkQ6AEIKDAA#v=snippet&q=%22The%20Portuguese%20were%20the%20first%20systematically%20to%20exploit%20heavy%20cannon%20to%20fight%20stand-off%20actions%20against%20superior%20enemies,a%20development%20often%20incorrectly%20claimed%20for%20the%20English%22%22&f=false|title=European Warfare, 1494-1660|last=Black|first=Jeremy|date=2005-07-05|publisher=Routledge|isbn=9781134477098|language=en}}</ref>


Secara umum, galiung Portugis memiliki 35 meriam.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA16&dq=The+population+of+Portugal,+about+one+million+people,+was+not+large,+and+there+were+many+other+emigration+opportunities,+especially+in+Brazil&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj9sPSfv9raAhWCIJAKHc40BEIQ6AEIKjAA#v=onepage&q=%22thirty-five%20guns%22&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> Tapi salah satu Galiung portugis yang dikenal dengan sebutan [[Botafogo]], "dikatakan dilengkapi dengan 366 senjata" <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hBTqPX4G9Y4C&pg=PA218&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEIKDAA#v=onepage&q=%22Portuguese%20galleon%22%20%22the%20Botafogo%22%20%22was%20said%20to%20have%20mounted%20a%20grand%20total%20of%20366.%22&f=false|title=Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580|last=Diffie|first=Bailey Wallys|date=1977|publisher=U of Minnesota Press|isbn=9780816607822|language=en}}</ref> <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=jkk5DAAAQBAJ&pg=PT249&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEILzAB#v=onepage&q=%22This%20ship%20had%20an%20exceptional%20capacity%20of%20fire%20for%20its%20time,%20illustrating%20the%20evolution%20that%20was%20operating%20at%20the%20time,%20and%20for%20this%20reason,%20it%20became%20known%20as%20Botafogo,%20meaning%20literally%20fire%20maker,%20torcher%20or%20spitfire%20in%20popular%20Portuguese.%22&f=false|title=Tools of War: History of Weapons in Early Modern Times|last=Ramsey|first=Syed|date=2016-05-12|publisher=Vij Books India Pvt Ltd|isbn=9789386019820|language=en}}</ref> dan berperan penting dalam [[Penaklukan Tunis (1535)]]. Batofogo, yang awalnya dibaptis oleh São João Baptista, merupakan Galiung terbesar di Eropa.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tb6_BAAAQBAJ&pg=PT54&lpg=PT54&dq=Batista,+built+in+1534,+was+Europe's+biggest+warship+and+was+nicknamed+%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D+(Spitfire)+because+of+its+366+bronze+cannon.&source=bl&ots=DUk3pxjTMT&sig=I5sChK3q4yX-bDStyHhkT7gj3qE&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiFzof53traAhUGgJAKHfXXChIQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Batista,%20built%20in%201534,%20was%20Europe's%20biggest%20warship%20and%20was%20nicknamed%20%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D%20(Spitfire)%20because%20of%20its%20366%20bronze%20cannon.&f=false|title=The Portuguese: A Portrait of a People|last=Hatton|first=Barry|date=2016-01-06|publisher=Andrews UK Limited|isbn=9781908493392|language=en}}</ref> Selain itu, Portugis juga memiliki kapal terbesar di dunia yang disebut Padre Eterno (Bapa Kekal) yang mampu membawa kargo seberat 2.000 ton.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tb6_BAAAQBAJ&pg=PT54&lpg=PT54&dq=Batista,+built+in+1534,+was+Europe's+biggest+warship+and+was+nicknamed+%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D+(Spitfire)+because+of+its+366+bronze+cannon.&source=bl&ots=DUk3pxjTMT&sig=I5sChK3q4yX-bDStyHhkT7gj3qE&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiFzof53traAhUGgJAKHfXXChIQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Batista,%20built%20in%201534,%20was%20Europe's%20biggest%20warship%20and%20was%20nicknamed%20%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D%20(Spitfire)%20because%20of%20its%20366%20bronze%20cannon.&f=false|title=The Portuguese: A Portrait of a People|last=Hatton|first=Barry|date=2016-01-06|publisher=Andrews UK Limited|isbn=9781908493392|language=en}}</ref> Ekspresi kekuatan armada laut ini mempengaruhi tempat lain di Afrika atau Asia dan tentu saja membantu meningkatkan "teror" Portugis atas wilayah Timur yang mereka dekati, khususnya karena banyak kapal dari Timur yang tidak memiliki senjata. <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tbmT_Tv-VGUC&pg=PA110&dq=siege+of+diu+1531&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjbn9qr2pnaAhUDFpAKHZlBCi4Q6AEINjAC#v=onepage&q=%22terror%22&f=false|title=History of India from the Earliest Period to the Close of the East India Company's Government|last=Marshman|first=John Clark|date=2010-11-18|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781108021043|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=HKmXcBCKEcAC&pg=PA9&dq=indian+ships+had+no+guns&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiq5NOI4draAhWEFpAKHSMfDMEQ6AEILzAB#v=onepage&q=indian%20ships%20had%20no%20guns&f=false|title=India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars|last=Kurup|first=K. K. N.|date=1997|publisher=Northern Book Centre|isbn=9788172110833|language=en}}</ref>
Secara umum, galiung Portugis memiliki 35 meriam.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA16&dq=The+population+of+Portugal,+about+one+million+people,+was+not+large,+and+there+were+many+other+emigration+opportunities,+especially+in+Brazil&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj9sPSfv9raAhWCIJAKHc40BEIQ6AEIKjAA#v=onepage&q=%22thirty-five%20guns%22&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> Tapi salah satu Galiung portugis yang dikenal dengan sebutan [[Botafogo]], "dikatakan dilengkapi dengan 366 senjata" <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hBTqPX4G9Y4C&pg=PA218&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEIKDAA#v=onepage&q=%22Portuguese%20galleon%22%20%22the%20Botafogo%22%20%22was%20said%20to%20have%20mounted%20a%20grand%20total%20of%20366.%22&f=false|title=Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580|last=Diffie|first=Bailey Wallys|date=1977|publisher=U of Minnesota Press|isbn=9780816607822|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=jkk5DAAAQBAJ&pg=PT249&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEILzAB#v=onepage&q=%22This%20ship%20had%20an%20exceptional%20capacity%20of%20fire%20for%20its%20time,%20illustrating%20the%20evolution%20that%20was%20operating%20at%20the%20time,%20and%20for%20this%20reason,%20it%20became%20known%20as%20Botafogo,%20meaning%20literally%20fire%20maker,%20torcher%20or%20spitfire%20in%20popular%20Portuguese.%22&f=false|title=Tools of War: History of Weapons in Early Modern Times|last=Ramsey|first=Syed|date=2016-05-12|publisher=Vij Books India Pvt Ltd|isbn=9789386019820|language=en}}</ref> dan berperan penting dalam [[Penaklukan Tunis (1535)]]. Batofogo, yang awalnya dibaptis oleh São João Baptista, merupakan Galiung terbesar di Eropa.<ref name="Hatton">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tb6_BAAAQBAJ&pg=PT54&lpg=PT54&dq=Batista,+built+in+1534,+was+Europe's+biggest+warship+and+was+nicknamed+%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D+(Spitfire)+because+of+its+366+bronze+cannon.&source=bl&ots=DUk3pxjTMT&sig=I5sChK3q4yX-bDStyHhkT7gj3qE&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiFzof53traAhUGgJAKHfXXChIQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Batista,%20built%20in%201534,%20was%20Europe's%20biggest%20warship%20and%20was%20nicknamed%20%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D%20(Spitfire)%20because%20of%20its%20366%20bronze%20cannon.&f=false|title=The Portuguese: A Portrait of a People|last=Hatton|first=Barry|date=2016-01-06|publisher=Andrews UK Limited|isbn=9781908493392|language=en}}</ref> Selain itu, Portugis juga memiliki kapal terbesar di dunia yang disebut Padre Eterno (Bapa Kekal) yang mampu membawa kargo seberat 2.000 ton.<ref name="Hatton"/> Ekspresi kekuatan armada laut ini mempengaruhi tempat lain di Afrika atau Asia dan tentu saja membantu meningkatkan "teror" Portugis atas wilayah Timur yang mereka dekati, khususnya karena banyak kapal dari Timur yang tidak memiliki senjata.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tbmT_Tv-VGUC&pg=PA110&dq=siege+of+diu+1531&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjbn9qr2pnaAhUDFpAKHZlBCi4Q6AEINjAC#v=onepage&q=%22terror%22&f=false|title=History of India from the Earliest Period to the Close of the East India Company's Government|last=Marshman|first=John Clark|date=2010-11-18|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781108021043|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=HKmXcBCKEcAC&pg=PA9&dq=indian+ships+had+no+guns&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiq5NOI4draAhWEFpAKHSMfDMEQ6AEILzAB#v=onepage&q=indian%20ships%20had%20no%20guns&f=false|title=India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars|last=Kurup|first=K. K. N.|date=1997|publisher=Northern Book Centre|isbn=9788172110833|language=en}}</ref>


Memang, dengan hanya melihat gambar-gambar klasik kapal Portugis dan Utsmani saat itu (disajikan di atas) dan membandingkannya, dapat dipahami bagaimana keunggulan militer Portugis di lautan. Jadi, sekali lagi, alasan utama keberhasilan Portugis melawan Utsmani, menurut profesor G. Modelski, adalah Keuatan Armada mereka''.''<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?redir_esc=y&hl=pt-BR&id=lnmwCwAAQBAJ&q=was+portugal+the+first#v=snippet&q=was%20portugal%20the%20first&f=false|title=Seapower in Global Politics, 1494–1993|last=Modelski|first=George|last2=Thompson|first2=William R.|date=1988-06-18|publisher=Springer|isbn=9781349091546}}</ref>
Hanya dengan melihat gambar-gambar klasik kapal Portugis dan Utsmaniyah saat itu (disajikan di atas) dan membandingkannya, dapat dipahami bagaimana keunggulan militer Portugis di lautan. Jadi, sekali lagi, alasan utama keberhasilan Portugis melawan Utsmaniyah, menurut profesor G. Modelski, adalah Keuatan Armada mereka''.''<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?redir_esc=y&hl=pt-BR&id=lnmwCwAAQBAJ&q=was+portugal+the+first#v=snippet&q=was%20portugal%20the%20first&f=false|title=Seapower in Global Politics, 1494–1993|last=Modelski|first=George|last2=Thompson|first2=William R.|date=1988-06-18|publisher=Springer|isbn=9781349091546}}</ref>
[[Berkas:Fort_Jesus,_Mombasa.png|kiri|bingkai|Benteng Jesus di Mombasa, 1593.]]
[[Berkas:Fort_Jesus,_Mombasa.png|kiri|bingkai|Benteng Jesus di Mombasa, 1593.]]


==== Benteng: Senjata Amfibi ====
==== Benteng: Senjata Amfibi ====
Pembangunan benteng adalah elemen kunci lain untuk keberhasilan Portugis di Samudera Hindia. Benteng-benteng ini adalah senjata yang sangat serbaguna yang mampu melindungi dan mengamankan lautan maupun daratan yang dikendalikan oleh Portugis. Penulis Roger Crowley, menekankan manfaat dan dampaknya bagi perkembangan Kekaisaran, serta untuk memenangkan pertempuran, mengatakan bahwa "keahlian teknologi dalam pembangunan benteng .... memfasilitasi bentuk baru kekaisaran samudra jarak jauh, mampu mengendalikan perdagangan dan sumber daya melintasi jarak yang sangat jauh." Liam Matthew Brockey berpendapat sama, mengatakan bahwa "Orang-orang Portugis merencanakan benteng mereka dengan baik ... mengadopsi ide-ide terbaru untuk benteng pertahanan....Mereka sangat sulit ditumpas dan memberikan Portugis kekuatan pertahanan yang besar."<ref name=":7">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=8COoDQAAQBAJ|title=Portuguese Colonial Cities in the Early Modern World|last=Brockey|first=Liam Matthew|date=2016-12-05|publisher=Routledge|isbn=9781351909822}}</ref> Portugis mampu mengendalikan situs-situs penting dan kemudian melaksanakan "penguasaan atas benteng-benteng utama Samudra Hindia."<ref>{{Cite book|title=The sea and civilization : a maritime history of the world|last=Lincoln|first=Payne|publisher=Penguin Random House Companies.|year=2013|isbn=978-1-4000-4409-2|location=USA|pages=412}}</ref>
Pembangunan benteng adalah elemen kunci lain dalam keberhasilan Portugis di Samudera Hindia. Benteng-benteng ini adalah senjata yang serbaguna yang mampu melindungi dan mengamankan lautan maupun daratan yang dikendalikan oleh Portugis. Penulis Roger Crowley, mengatakan "''keahlian teknologi dalam pembangunan benteng .... memfasilitasi bentuk baru kekaisaran samudra jarak jauh, yang mampu mengendalikan perdagangan dan sumber daya melintasi jarak yang sangat jauh''." Liam Matthew Brockey berpendapat sama, mengatakan bahwa "''Orang-orang Portugis merencanakan benteng mereka dengan baik ... mengadopsi ide-ide terbaru untuk benteng pertahanan....Mereka sangat sulit ditumpas dan memberikan Portugis kekuatan pertahanan yang hebat''."<ref name=":7">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=8COoDQAAQBAJ|title=Portuguese Colonial Cities in the Early Modern World|last=Brockey|first=Liam Matthew|date=2016-12-05|publisher=Routledge|isbn=9781351909822}}</ref> Portugis mampu mengendalikan situs-situs penting dan kemudian melaksanakan "''penguasaan atas benteng-benteng utama Samudra Hindia''."<ref>{{Cite book|title=The sea and civilization : a maritime history of the world|url=https://archive.org/details/seacivilizationm0000pain|last=Lincoln|first=Payne|publisher=Penguin Random House Companies.|year=2013|isbn=978-1-4000-4409-2|location=USA|pages=[https://archive.org/details/seacivilizationm0000pain/page/412 412]}}</ref>


Tanah Timur yang berbatasan dengan Samudra Hindia dan Afrika melihat lanskap mereka diubah sepenuhnya oleh pembangunan kastil batu Eropa yang dilengkapi dengan meriam perunggu yang sangat efisien dan pasukan artileri yang berpatroli di pantai tersebut. Benteng Jesus di Mombasa adalah salah satu yang paling menonjol dari jenisnya selain benteng-benteng di Goa dan Diu yang masih berdiri sampai saat ini. Benteng-benteng itu tidak hanya mengesankan dalam hal konstruksi militer tetapi juga mampu menahan pengepungan panjang dan daya tahan yang luar biasa. Kemenangan Portugis atas kekuatan besar Utsmani-Gujarat dalam [[Pengepungan Diu|Pengepungan Pertama dan Kedua Diu]] (1538 dan 1546) dianggap sebagai salah satu yang paling penting, terutama karena benteng dirancang secara militer dan istana yang kuat yang dibangun oleh Orang Eropa.
Tanah Timur yang berbatasan dengan Samudra Hindia dan Afrika melihat lanskap mereka diubah sepenuhnya oleh pembangunan kastil batu Eropa yang dilengkapi dengan meriam perunggu yang sangat efisien dan pasukan artileri yang berpatroli di pantai tersebut. Benteng Jesus di [[Mombasa]] adalah salah satu yang paling menonjol dari jenisnya selain benteng-benteng di Goa dan Diu yang masih berdiri sampai saat ini. Benteng-benteng itu tidak hanya mengesankan dalam hal konstruksi militer tetapi juga mampu menahan pengepungan panjang dan daya tahannya yang luar biasa. Kemenangan Portugis atas kekuatan besar Utsmaniyah-Gujarat dalam [[Pengepungan Diu|Pengepungan Pertama dan Kedua Diu]] (1538 dan 1546) dianggap sebagai salah satu yang paling penting, terutama karena benteng tersebut dirancang secara militer dan kastel yang kuat yang dibangun oleh Orang Eropa.


Utsmani mampu melakukan pengepungan terhadap Portugis dalam berbagai kesempatan selama abad ke-16. Misalnya, jumlah pasukan Utsmani/Arab yang mengepung [[Mazagão]] (1562) di [[Maroko]] sangat mengesankan: 100.000 prajurit yang didukung oleh 50.000 [[kavaleri]], menurut sumber utama Portugis yang diceritakan oleh Agostinho Gavy de Mendonça, seorang prajurit dan kroni yang selamat dari pengepungan tersebut.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=h5-fH7xIZj0C&q=Esta+gente+da+gera%C3%A7%C3%A3o+de+Hetigi+seriam+cem+mil+homens+de+guerra&dq=Esta+gente+da+gera%C3%A7%C3%A3o+de+Hetigi+seriam+cem+mil+homens+de+guerra&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwis--DHgtvaAhXGDJAKHbgPC68Q6AEIKjAA|title=Historia do cerco de Mazagão|last=Mendonça|first=Agostinho de Gavy de|date=1890|publisher=Impresso na Typ. do commercio de Portugal|language=pt}}</ref> Sekali lagi, kualitas militer benteng tersebut sangat penting bagi kemenangan Portugis. Si kroni mengatakan "25.000 musuh mati selama pengepungan tersebut."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=h5-fH7xIZj0C&q=Esta+gente+da+gera%C3%A7%C3%A3o+de+Hetigi+seriam+cem+mil+homens+de+guerra&dq=Esta+gente+da+gera%C3%A7%C3%A3o+de+Hetigi+seriam+cem+mil+homens+de+guerra&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjAs4j4_9raAhVDkpAKHTScB4gQ6AEIKjAA|title=Historia do cerco de Mazagão|last=Mendonça|first=Agostinho de Gavy de|date=1890|publisher=Impresso na Typ. do commercio de Portugal|language=pt}}</ref> Pengepungan terkenal lainnya dengan hasil sama adalah [[Pengepungan Malaka (1568)]], Pengepungan Hormuz (1552), Pengepungan Bahrain (1559) dan lainnya. (Untuk daftar lengkap, lihat Tabel Peperangan di bawah)
Utsmaniyah mampu melakukan pengepungan terhadap Portugis dalam berbagai kesempatan selama abad ke-16. Misalnya, jumlah pasukan Utsmaniyah/Arab yang mengepung [[Mazagão]] (1562) di [[Maroko]] sangat banyak: 100.000 prajurit yang didukung oleh 50.000 [[kavaleri]], menurut sumber utama Portugis yang diceritakan oleh Agostinho Gavy de Mendonça, seorang prajurit dan kroni yang selamat dari pengepungan tersebut.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=h5-fH7xIZj0C&q=Esta+gente+da+gera%C3%A7%C3%A3o+de+Hetigi+seriam+cem+mil+homens+de+guerra&dq=Esta+gente+da+gera%C3%A7%C3%A3o+de+Hetigi+seriam+cem+mil+homens+de+guerra&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwis--DHgtvaAhXGDJAKHbgPC68Q6AEIKjAA|title=Historia do cerco de Mazagão|last=Mendonça|first=Agostinho de Gavy de|date=1890|publisher=Impresso na Typ. do commercio de Portugal|language=pt}}</ref> Sekali lagi, kualitas militer benteng tersebut sangat penting bagi kemenangan Portugis. Si kroni mengatakan "''25.000 musuh terbunuh selama pengepungan tersebut''."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=h5-fH7xIZj0C&q=Esta+gente+da+gera%C3%A7%C3%A3o+de+Hetigi+seriam+cem+mil+homens+de+guerra&dq=Esta+gente+da+gera%C3%A7%C3%A3o+de+Hetigi+seriam+cem+mil+homens+de+guerra&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjAs4j4_9raAhVDkpAKHTScB4gQ6AEIKjAA|title=Historia do cerco de Mazagão|last=Mendonça|first=Agostinho de Gavy de|date=1890|publisher=Impresso na Typ. do commercio de Portugal|language=pt}}</ref> Pengepungan terkenal lainnya dengan hasil sama adalah [[Pengepungan Malaka (1568)]], Pengepungan Hormuz (1552), Pengepungan Bahrain (1559) dan lainnya.


=== Perbandingan Kemiliteran ===
=== Perbandingan Kemiliteran ===
[[Berkas:Museu_Militar_do_Bucaco_(19).JPG|kiri|jmpl|Senapan lontak Portugis pada abad ke-16]]
[[Berkas:Museu_Militar_do_Bucaco_(19).JPG|kiri|jmpl|Senapan lontak Portugis pada abad ke-16]]
Dengan kekuatan militer yang dominan, khususnya pada abad ke-14, Utsmani mampu mengendalikan wilayah yang luas, membangun hubungan diplomatik dengan masyarakatnya dan mengumpulkan prajurit untuk pertempuran mereka. Di Timur, khususnya, mereka mendekati masyarakat dan menyambut mereka untuk membangun aliansi yang kuat untuk berjuang dalam perang. Sebenarnya, "''Dinasti Utsmani pada abad ke-15 dan ke-16 mampu mengumpulkan tentara yang lebih banyak daripada negara-negara Eropa Barat lainnya.''"<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=apQfBgAAQBAJ&pg=PA17&dq=Of+this+group,+only+four+global+powers+have+qualified+as+world+powers:+Portugal,+the+Netherlands,+Britain,+and+the+United+States.&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi9297-kbjaAhWFUJAKHSxhCGcQ6AEILzAB#v=snippet&q=%22The%20Ottomans%20in%20the%20fifteenth%20and%20sixteenth%20centuries%22%20%22were%20quite%20capable%20of%20putting%20together%20armies%20larger%20than%20any%20of%20those%20of%20the%20Western%20European%20states%22&f=false|title=The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990|last=Rasler|first=Karen A.|last2=Thompson|first2=William R.|date=2015-01-13|publisher=University Press of Kentucky|isbn=9780813149929|language=en}}</ref> Selain itu, Eropa pada abad ke-14 masih dalam tahap awal kekuatan militer mereka, dan Utsmani melihat kesempatan ini untuk menyerang Eropa Timur dengan tentara yang jumlahnya luar biasa. <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=ZDljPtPJLbkC&pg=PA3&dq=ottoman+empire+superiority+over+the+europeans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj5hY2MpNvaAhXMIZAKHVx2AkoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=ottoman%20empire%20superiority%20over%20the%20europeans&f=false|title=East Encounters West: France and the Ottoman Empire in the Eighteenth Century|last=Gocek|first=Fatma Muge|date=1987-12-03|publisher=Oxford University Press|isbn=9780195364330|language=en}}</ref> [[Kejatuhan Konstantinopel|Jatuhnya Konstantinopel]] merupakan tanda dari marabahaya yang diwakili Utsmani ke Eropa.
Dengan kekuatan militernya yang dominan, khususnya pada abad ke-14, Utsmaniyah mampu mengendalikan wilayah yang luas, membangun hubungan diplomatik dengan rakyatnya dan mengumpulkan pasukan untuk pertempuran mereka. Di Timur, khususnya, mereka mendekati masyarakat dan mempersilahkan mereka untuk membangun aliansi yang kuat untuk berjuang dalam perang. Sebenarnya, "''Dinasti Utsmaniyah pada abad ke-15 dan ke-16 mampu mengumpulkan tentara yang lebih banyak daripada negara-negara Eropa Barat lainnya.''"<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=apQfBgAAQBAJ&pg=PA17&dq=Of+this+group,+only+four+global+powers+have+qualified+as+world+powers:+Portugal,+the+Netherlands,+Britain,+and+the+United+States.&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi9297-kbjaAhWFUJAKHSxhCGcQ6AEILzAB#v=snippet&q=%22The%20Ottomans%20in%20the%20fifteenth%20and%20sixteenth%20centuries%22%20%22were%20quite%20capable%20of%20putting%20together%20armies%20larger%20than%20any%20of%20those%20of%20the%20Western%20European%20states%22&f=false|title=The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990|last=Rasler|first=Karen A.|last2=Thompson|first2=William R.|date=2015-01-13|publisher=University Press of Kentucky|isbn=9780813149929|language=en}}</ref> Selain itu, Eropa pada abad ke-14 masih dalam tahap awal kekuatan militer mereka, dan Utsmaniyah melihat kesempatan ini untuk menyerang Eropa Timur dengan tentara yang jumlahnya luar biasa.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=ZDljPtPJLbkC&pg=PA3&dq=ottoman+empire+superiority+over+the+europeans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj5hY2MpNvaAhXMIZAKHVx2AkoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=ottoman%20empire%20superiority%20over%20the%20europeans&f=false|title=East Encounters West: France and the Ottoman Empire in the Eighteenth Century|last=Gocek|first=Fatma Muge|date=1987-12-03|publisher=Oxford University Press|isbn=9780195364330|language=en}}</ref> [[Kejatuhan Konstantinopel|Jatuhnya Konstantinopel]] merupakan tanda dari marabahaya yang diwakili Utsmaniyah ke Eropa.
[[Berkas:Armour_of_the_Ottoman_Empire_(zirah_baktar_or_zirh_gomlek).jpg|jmpl|297x297px|[[Baju zirah]] Kesultanan Utsmani ]]
[[Berkas:Armour_of_the_Ottoman_Empire_(zirah_baktar_or_zirh_gomlek).jpg|jmpl|297x297px|[[Baju zirah]] Kesultanan Utsmani ]]
[[Berkas:World_of_Discoveries_(20).JPG|kiri|jmpl|Baju zirah Kerajaan Portugis]]
[[Berkas:World_of_Discoveries_(20).JPG|kiri|jmpl|Baju zirah Kerajaan Portugis]]
Namun, skenario berbahaya ini bagi Eropa mulai berubah drastis pada dekade pertama abad ke-15, lebih tepatnya pada 1415, dengan Penaklukan Portugis atas Ceuta, dan kebangkitan Kekaisaran Portugis. [[Zaman Penjelajahan]], yang dipelopori oleh [[Portugal]], membawa revolusi teknologi, militer dan politik yang belum pernah ada di dunia sebelumnya. Bukti-bukti yang ditunjukkan di atas menegaskan bagaimana periode inovasi militer membuat kekuatan militer Portugal mampu menghadapi Utsmani dan sekutunya di tanah air mereka pada abad ke-16. Portugis mampu mengembangkan dan menggunakan senjata militer yang paling kuat pada waktu itu dalam bentuk galiung, meriam perunggu, senjata api, dan benteng-bentengnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=8XcQUcweabUC&pg=PA25&dq=portuguese+superiority+ottomans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi8zo3KwtvaAhVBFpAKHWJzCTY4FBDoAQhiMAg#v=onepage&q=%22western%20Europeans,%20by%20adopting%20new%20Renaissance%20knowledge%20in%20navigation%20and%20shipbuilding,%20laid%20the%20foundation%20for%20their%20later%20dominance%20of%20the%20globe.%20The%20Portuguese%20led%20the%20way%22&f=false|title=A Companion to Colonial America|last=Vickers|first=Daniel|date=2008-04-15|publisher=John Wiley & Sons|isbn=9780470998489|language=en}}</ref> Utsmani, meskipun masih memiliki jangkauan militer yang sama dan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah tentara, pada abad ke-16 mereka mulai menunjukkan kelemahan dalam pertempuran seperti dalam peperangan tingkat lanjut. Profesor Fatma Gocek menjelaskan hal ini: "''Selama abad keenam belas dan ketujuh belas, dengan meningkatnya konsolidasi kekuatan militer, kekayaan materi, dan kemajuan ilmiah di negara-negara Eropa, Utsmani mulai kehilangan keunggulan militer mereka atas Barat''."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=ZDljPtPJLbkC&pg=PA3&dq=ottoman+empire+superiority+over+the+europeans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj5hY2MpNvaAhXMIZAKHVx2AkoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=%22with%20the%20increasing%20consolidation%20of%20military%20power,%20material%20wealth,%20and%20scientific%20progress%20among%20the%20European%20states,%20the%20Ottomans%20started%20to%20lose%20their%20military%20superiority%20over%20the%20West%22&f=false|title=East Encounters West: France and the Ottoman Empire in the Eighteenth Century|last=Gocek|first=Fatma Muge|date=1987-12-03|publisher=Oxford University Press|isbn=9780195364330|language=en}}</ref> Yang menarik, kroni persia kontemporer, Monajjem Yazni mencatat bahwa "''selama pengepungan Bahrain pada 1603, meriam-meriam Portugis jatuh ke tangan Safavid, tetapi para ahli tidak dapat memproduksi bola dengan ukuran besar yang digunakan oleh senjata-senjata tersebut''."<ref>{{Cite web|url=http://www.iranicaonline.org/articles/firearms-i-history|title=FIREARMS i. HISTORY – Encyclopaedia Iranica|last=electricpulp.com|website=www.iranicaonline.org|language=en|access-date=2018-04-28}}</ref>
Namun, skenario bahaya ini bagi Eropa mulai berubah drastis pada dekade pertama abad ke-15, lebih tepatnya pada 1415, dengan Penaklukan Portugis atas Ceuta, serta bangkitnya Kekaisaran Portugis. [[Zaman Penjelajahan]], yang dipelopori oleh [[Portugal]], menciptakan revolusi teknologi, militer dan politik yang belum pernah ada di dunia sebelumnya. Bukti-bukti tersebut menegaskan bagaimana periode inovasi militer membuat kekuatan militer Portugal mampu menghadapi Utsmaniyah dan sekutunya di tanah air mereka pada abad ke-16. Portugis mampu mengembangkan dan menggunakan senjata militer yang paling kuat pada waktu itu dalam bentuk galiung, meriam perunggu, senjata api, dan benteng-bentengnya.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=8XcQUcweabUC&pg=PA25&dq=portuguese+superiority+ottomans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi8zo3KwtvaAhVBFpAKHWJzCTY4FBDoAQhiMAg#v=onepage&q=%22western%20Europeans,%20by%20adopting%20new%20Renaissance%20knowledge%20in%20navigation%20and%20shipbuilding,%20laid%20the%20foundation%20for%20their%20later%20dominance%20of%20the%20globe.%20The%20Portuguese%20led%20the%20way%22&f=false|title=A Companion to Colonial America|last=Vickers|first=Daniel|date=2008-04-15|publisher=John Wiley & Sons|isbn=9780470998489|language=en}}</ref> Utsmaniyah, meskipun masih memiliki jangkauan militer yang sama dan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah tentara, pada abad ke-16 mereka mulai menunjukkan kemunduran dalam pertempuran. Profesor Fatma Gocek menjelaskan: "''Selama abad keenam belas dan ketujuh belas, dengan meningkatnya konsolidasi kekuatan militer, kekayaan materi, dan kemajuan ilmiah di negara-negara Eropa, Utsmaniyah mulai kehilangan keunggulan militer mereka atas Barat''."<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=ZDljPtPJLbkC&pg=PA3&dq=ottoman+empire+superiority+over+the+europeans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj5hY2MpNvaAhXMIZAKHVx2AkoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=%22with%20the%20increasing%20consolidation%20of%20military%20power,%20material%20wealth,%20and%20scientific%20progress%20among%20the%20European%20states,%20the%20Ottomans%20started%20to%20lose%20their%20military%20superiority%20over%20the%20West%22&f=false|title=East Encounters West: France and the Ottoman Empire in the Eighteenth Century|last=Gocek|first=Fatma Muge|date=1987-12-03|publisher=Oxford University Press|isbn=9780195364330|language=en}}</ref> Yang menarik, kroni persia kontemporer, Monajjem Yazni menuliskan "''selama pengepungan Bahrain pada 1603, meriam-meriam Portugis jatuh ke tangan Safavid, tetapi para ahlinya tidak mampu memproduksi bola meriam dengan ukuran besar yang digunakan oleh senjata-senjata tersebut''."<ref>{{Cite web|url=http://www.iranicaonline.org/articles/firearms-i-history|title=FIREARMS i. HISTORY – Encyclopaedia Iranica|last=electricpulp.com|website=www.iranicaonline.org|language=en|access-date=2018-04-28}}</ref>


Meskipun Utsmani, Arab dan khalifah muslim lainnya berusaha membangun aliansi untuk mengusir invasi Portugis, superioritas militer orang-orang Eropa terbukti terlalu kuat. Penulis Timur, Al-Khalifa dalam bukunya ''First Light'' mengatakan: "''Perlawanan Arab dan Utsmani terhadap Portugis semakin intensif di Laut Merah, Teluk Arab dan Samudera Hindia. Namun, perlawanan ini tidak berpengaruh karena keunggulan senjata Portugis. Tidak ada sarana untuk memperlengkapi pasukan armada laut yang setara dengan musuh. Portugis terus menjadi penguasa yang tak terbantahkan dari perairan ini. Mereka dilengkapi dengan senjata yang unggul, memiliki keterampilan organisasi yang lebih baik dan tentara yang berdedikasi''." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=CTgsBgAAQBAJ&pg=PA21&lpg=PA21&dq=The+Arab+and+Ottoman+reaction+against+the+Portuguese+intensified+in+the+Red+Sea,+the+Arabian+Gulf+and+the+Indian+Ocean.+However,+this+national+reaction+had+no+immediate+and+effective+results+at+first+because+of+the+Portuguese+superiority+in+weapons+and+the+lack+of+a+strong+political+power+to+meet+the+Portuguese+challenge.+There+were+no+means+of+equipping+a+naval+force+equal+to+the+enemy&source=bl&ots=o8kaw2mBSF&sig=SwpD8Ot5HUhnTCoEUQ5jTpicFvc&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwimlOOflt3aAhWCD5AKHTPyAQ8Q6AEIKjAA#v=snippet&q=%22They%20were%20equipped%20with%20superior%20weapons,%20had%20better%20organizational%20skills%20and%20were%20dedicated%20soldiers%22%20%22because%20of%20the%20portuguese%20superiority%20in%20weapons%22%20%22There%20were%20no%20means%20of%20equipping%20a%20naval%20force%20equal%20to%20the%20enemy%22%20%22The%20Portuguese%20continued%20to%20be%20the%20undisputed%20rulers%20of%20these%20waters%22&f=false|title=First Light|last=Al_Khalifa|date=2013-10-28|publisher=Routledge|isbn=9781136161490|language=en}}</ref> Sebaliknya, sejarawan Karen Hasler dan William Thompson menjelaskan "''tentara Utsmani... mewakili kelompok besar orang-orang yang berperang yang sering kali kurang dipersenjatai dan tidak terorganisir''." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=apQfBgAAQBAJ&pg=PA17&dq=Of+this+group,+only+four+global+powers+have+qualified+as+world+powers:+Portugal,+the+Netherlands,+Britain,+and+the+United+States.&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi9297-kbjaAhWFUJAKHSxhCGcQ6AEILzAB#v=snippet&q=%22Ottoman%22%20%22armies%20represented%20large%20hordes%20of%20fighting%20men%20who%20were%20often%20poorly%20armed%20and%20organized.%22&f=false|title=The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990|last=Rasler|first=Karen A.|last2=Thompson|first2=William R.|date=2015-01-13|publisher=University Press of Kentucky|isbn=9780813149929|language=en}}</ref>
Meskipun Utsmaniyah, Arab dan khalifah muslim lainnya berusaha membangun aliansi untuk mengusir invasi Portugis, keunggulan militer orang-orang Eropa terbukti terlalu besar. Penulis Timur, Al-Khalifa dalam bukunya ''First Light'' mengatakan: "''Perlawanan Arab dan Utsmaniyah terhadap Portugis semakin intensif di Laut Merah, Teluk Arab dan Samudera Hindia. Namun, perlawanan ini tidak berpengaruh karena keunggulan senjata Portugis. Tidak ada sarana untuk memperlengkapi pasukan armada laut yang setara dengan musuh. Portugis terus menjadi penguasa yang tak terbantahkan di perairan ini. Mereka dilengkapi dengan senjata yang unggul, memiliki keterampilan organisasi yang lebih baik dan tentara yang berdedikasi''." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=CTgsBgAAQBAJ&pg=PA21&lpg=PA21&dq=The+Arab+and+Ottoman+reaction+against+the+Portuguese+intensified+in+the+Red+Sea,+the+Arabian+Gulf+and+the+Indian+Ocean.+However,+this+national+reaction+had+no+immediate+and+effective+results+at+first+because+of+the+Portuguese+superiority+in+weapons+and+the+lack+of+a+strong+political+power+to+meet+the+Portuguese+challenge.+There+were+no+means+of+equipping+a+naval+force+equal+to+the+enemy&source=bl&ots=o8kaw2mBSF&sig=SwpD8Ot5HUhnTCoEUQ5jTpicFvc&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwimlOOflt3aAhWCD5AKHTPyAQ8Q6AEIKjAA#v=snippet&q=%22They%20were%20equipped%20with%20superior%20weapons,%20had%20better%20organizational%20skills%20and%20were%20dedicated%20soldiers%22%20%22because%20of%20the%20portuguese%20superiority%20in%20weapons%22%20%22There%20were%20no%20means%20of%20equipping%20a%20naval%20force%20equal%20to%20the%20enemy%22%20%22The%20Portuguese%20continued%20to%20be%20the%20undisputed%20rulers%20of%20these%20waters%22&f=false|title=First Light|last=Al_Khalifa|date=2013-10-28|publisher=Routledge|isbn=9781136161490|language=en}}</ref> Sebaliknya, sejarawan Karen Hasler dan William Thompson menjelaskan "''tentara Utsmaniyah... mewakili kelompok besar orang-orang yang berperang yang sering kali kurang dipersenjatai dan tidak terorganisir''." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=apQfBgAAQBAJ&pg=PA17&dq=Of+this+group,+only+four+global+powers+have+qualified+as+world+powers:+Portugal,+the+Netherlands,+Britain,+and+the+United+States.&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi9297-kbjaAhWFUJAKHSxhCGcQ6AEILzAB#v=snippet&q=%22Ottoman%22%20%22armies%20represented%20large%20hordes%20of%20fighting%20men%20who%20were%20often%20poorly%20armed%20and%20organized.%22&f=false|title=The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990|last=Rasler|first=Karen A.|last2=Thompson|first2=William R.|date=2015-01-13|publisher=University Press of Kentucky|isbn=9780813149929|language=en}}</ref>


Akhirnya, penulis India Shankarlal C. Bhatt merangkum seluruh keunggulan militer Portugis dengan mengatakan bahwa mereka "dipersenjatai dan diperlengkapi dengan lebih baik (amor, arqualius dan sejenis granat yang terbuat dari tanah liat dengan mesiu di dalamnya)" dan "karena umumnya pasukan Portugis adalah pelaut profesional berpengalaman, kebanyakan bangsawan prajurit yang berkuasa atas Turki." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=3IWXh-6zDe8C&pg=PA18&lpg=PA18&dq=%22they+were+better+armed+and+equipped+(armor,+arquebuses+and+a+type+of+grenade+made+of+clay+with+gunpowder+inside%22&source=bl&ots=8YBcwk_0Vz&sig=8tkMPQID8sLfw3WbLqWB9EL6PpE&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjAiZHMut3aAhXDjJAKHd0LDn8Q6AEIKDAA#v=onepage&q=%22they%20were%20better%20armed%20and%20equipped%20(armor,%20arquebuses%20and%20a%20type%20of%20grenade%20made%20of%20clay%20with%20gunpowder%20inside%22&f=false|title=Land and People of Indian States and Union Territories: In 36 Volumes. Daman & Diu|last=Bhatt|first=Shankarlal C.|date=2006|publisher=Gyan Publishing House|isbn=9788178353890|language=en}}</ref> Hal lain yang menarik yang disebutkan oleh penulis ini adalah bahwa Portugis lebih unggul "''tidak hanya dalam kekuatan fisik dan ukuran, tetapi juga dalam keterampilan tempur.''" <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=3IWXh-6zDe8C&pg=PA19&lpg=PA19&dq=%22not+only+in+physical+strength+and+size+but+in+combat+skills%22&source=bl&ots=8YBcwk_6Pz&sig=qKNXtJVHedqmRCYe1VI9WPtfgHs&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjPtcTNvN3aAhVKkpAKHSo4CEEQ6AEIKzAA#v=onepage&q=%22not%20only%20in%20physical%20strength%20and%20size%20but%20in%20combat%20skills%22&f=false|title=Land and People of Indian States and Union Territories: In 36 Volumes. Daman & Diu|last=Bhatt|first=Shankarlal C.|date=2006|publisher=Gyan Publishing House|isbn=9788178353890|language=en}}</ref>
Akhirnya, penulis India Shankarlal C. Bhatt merangkum seluruh keunggulan militer Portugis dengan mengatakan bahwa mereka "''dipersenjatai dan perlengkapannya lebih baik (baju zirah, arqualius dan sejenis granat yang terbuat dari tanah liat dengan mesiu di dalamnya)"'' dan ''"karena umumnya pasukan Portugis adalah pelaut profesional berpengalaman, kebanyakan prajurit bangsawan yang berkuasa atas Turki''." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=3IWXh-6zDe8C&pg=PA18&lpg=PA18&dq=%22they+were+better+armed+and+equipped+(armor,+arquebuses+and+a+type+of+grenade+made+of+clay+with+gunpowder+inside%22&source=bl&ots=8YBcwk_0Vz&sig=8tkMPQID8sLfw3WbLqWB9EL6PpE&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjAiZHMut3aAhXDjJAKHd0LDn8Q6AEIKDAA#v=onepage&q=%22they%20were%20better%20armed%20and%20equipped%20(armor,%20arquebuses%20and%20a%20type%20of%20grenade%20made%20of%20clay%20with%20gunpowder%20inside%22&f=false|title=Land and People of Indian States and Union Territories: In 36 Volumes. Daman & Diu|last=Bhatt|first=Shankarlal C.|date=2006|publisher=Gyan Publishing House|isbn=9788178353890|language=en}}</ref> Hal lain yang menarik yang disebutkan oleh penulis ini adalah bahwa Portugis lebih unggul "''tidak hanya dalam kekuatan fisik dan ukuran, tetapi juga dalam keterampilan tempur.''" <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=3IWXh-6zDe8C&pg=PA19&lpg=PA19&dq=%22not+only+in+physical+strength+and+size+but+in+combat+skills%22&source=bl&ots=8YBcwk_6Pz&sig=qKNXtJVHedqmRCYe1VI9WPtfgHs&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjPtcTNvN3aAhVKkpAKHSo4CEEQ6AEIKzAA#v=onepage&q=%22not%20only%20in%20physical%20strength%20and%20size%20but%20in%20combat%20skills%22&f=false|title=Land and People of Indian States and Union Territories: In 36 Volumes. Daman & Diu|last=Bhatt|first=Shankarlal C.|date=2006|publisher=Gyan Publishing House|isbn=9788178353890|language=en}}</ref>


=== Pertempuran ===
=== Pertempuran ===
Baris 111: Baris 112:
!Kemenangan Utsmaniyah
!Kemenangan Utsmaniyah
|-
|-
|[[Pertempuran Kannur]] (1506)
|[[Pertempuran Kannur]] (1506)
|[[Pengepungan Diu (1531)]] <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=MDmoDQAAQBAJ&pg=PT44&dq=ottoman+diu+1531&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj3k9TOp6DaAhXEH5AKHU-VBVgQ6AEIMDAB#v=onepage&q=ottoman%20diu%201531&f=false|title=Geographical Knowledge and Imperial Culture in the Early Modern Ottoman Empire|last=Emiralioglu|first=Pinar|date=2016-12-05|publisher=Routledge|isbn=9781351934213}}</ref>
|[[Pengepungan Diu (1531)]] <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=MDmoDQAAQBAJ&pg=PT44&dq=ottoman+diu+1531&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj3k9TOp6DaAhXEH5AKHU-VBVgQ6AEIMDAB#v=onepage&q=ottoman%20diu%201531&f=false|title=Geographical Knowledge and Imperial Culture in the Early Modern Ottoman Empire|last=Emiralioglu|first=Pinar|date=2016-12-05|publisher=Routledge|isbn=9781351934213}}</ref>
|-
|-
Baris 120: Baris 121:
|[[Pertempuran Sahar]] [Aljir] (1541) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=WjQfo3a1eVMC&pg=PA193&dq=battle+of+algier+1541+ottoman&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiQspGDqaDaAhXFIpAKHWlXCmkQ6AEIKjAA#v=onepage&q=battle%20of%20algier%201541%20ottoman&f=false|title=Conflict and Conquest in the Islamic World: A Historical Encyclopedia|last=Mikaberidze|first=Alexander|date=2011-07-31|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781598843361}}</ref>
|[[Pertempuran Sahar]] [Aljir] (1541) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=WjQfo3a1eVMC&pg=PA193&dq=battle+of+algier+1541+ottoman&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiQspGDqaDaAhXFIpAKHWlXCmkQ6AEIKjAA#v=onepage&q=battle%20of%20algier%201541%20ottoman&f=false|title=Conflict and Conquest in the Islamic World: A Historical Encyclopedia|last=Mikaberidze|first=Alexander|date=2011-07-31|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781598843361}}</ref>
|-
|-
|[[Penaklukan Tunis (1535)|Penaklukan Tunis]] (1535) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=2sSNPz6Bm0wC&pg=PA59&dq=crowley+the+portuguese+sent+twenty-three+caravels&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi30-HlnaDaAhXJGZAKHTgZAsYQ6AEIKjAA#v=onepage&q=crowley%20the%20portuguese%20sent%20twenty-three%20caravels&f=false|title=Empires of the Sea: The Final Battle for the Mediterranean, 1521-1580|last=Crowley|first=Roger|date=2009-06-04|publisher=Faber & Faber|isbn=9780571250806}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hBTqPX4G9Y4C&pg=PA218&dq=a+huge+Portuguese+galleon,+the+Botafogo,+loaned+to+Charles+V+during+his+assault+on+Tunis&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiqtcDrnqDaAhXHGpAKHbYmCvMQ6AEIKDAA#v=onepage&q=a%20huge%20Portuguese%20galleon,%20the%20Botafogo,%20loaned%20to%20Charles%20V%20during%20his%20assault%20on%20Tunis&f=false|title=Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580|last=Diffie|first=Bailey Wallys|date=1977|publisher=U of Minnesota Press|isbn=9780816607822}}</ref>
|[[Penaklukan Tunis (1535)|Penaklukan Tunis]] (1535) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=2sSNPz6Bm0wC&pg=PA59&dq=crowley+the+portuguese+sent+twenty-three+caravels&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwi30-HlnaDaAhXJGZAKHTgZAsYQ6AEIKjAA#v=onepage&q=crowley%20the%20portuguese%20sent%20twenty-three%20caravels&f=false|title=Empires of the Sea: The Final Battle for the Mediterranean, 1521-1580|last=Crowley|first=Roger|date=2009-06-04|publisher=Faber & Faber|isbn=9780571250806}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hBTqPX4G9Y4C&pg=PA218&dq=a+huge+Portuguese+galleon,+the+Botafogo,+loaned+to+Charles+V+during+his+assault+on+Tunis&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiqtcDrnqDaAhXHGpAKHbYmCvMQ6AEIKDAA#v=onepage&q=a%20huge%20Portuguese%20galleon,%20the%20Botafogo,%20loaned%20to%20Charles%20V%20during%20his%20assault%20on%20Tunis&f=false|title=Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580|last=Diffie|first=Bailey Wallys|date=1977|publisher=U of Minnesota Press|isbn=9780816607822}}</ref>
|[[Perebutan Aden (1548)|Perebutan Aden]] (1548) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=QFhKDwAAQBAJ&pg=PT19&dq=capture+of+aden+1548&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjLkYOjqaDaAhWDIZAKHclYDtwQ6AEILjAB#v=onepage&q=capture%20of%20aden%201548&f=false|title=Süleyman the Magnificent|last=King|first=Joe|date=1986-12-01|publisher=Marine Publishing}}</ref>
|[[Perebutan Aden (1548)|Perebutan Aden]] (1548) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=QFhKDwAAQBAJ&pg=PT19&dq=capture+of+aden+1548&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjLkYOjqaDaAhWDIZAKHclYDtwQ6AEILjAB#v=onepage&q=capture%20of%20aden%201548&f=false|title=Süleyman the Magnificent|last=King|first=Joe|date=1986-12-01|publisher=Marine Publishing}}</ref>
|-
|-
|[[Pengepungan Diu|Pengepungan Pertama Diu]] (1538) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=9mvzKWt50JsC&pg=PA113&dq=Adas+a+revised+moslem+strategy&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwipme6Dn6DaAhUGFZAKHckdDsAQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Adas%20a%20revised%20moslem%20strategy&f=false|title=Islamic & European Expansion: The Forging of a Global Order|last=Adas|first=Michael|date=1993|publisher=Temple University Press|isbn=9781566390682}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=Kl3IR3RJTIEC&pg=PA216&dq=mathew+admiral+pasha+after+had+many+days&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiKpsikn6DaAhVJkJAKHbvfA8AQ6AEIKjAA#v=onepage&q=portugalis&f=false|title=History of the Portuguese Navigation in India, 1497-1600|last=Mathew|first=K. M.|date=1988|publisher=Mittal Publications|isbn=9788170990468}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=kNzCDgAAQBAJ&pg=PA29&dq=clodfelter+ottoman+fleet+of+76+galleys&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiTw72ooKDaAhUIvJAKHbUyBUcQ6AEIKDAA#v=onepage&q=clodfelter%20ottoman%20fleet%20of%2076%20galleys&f=false|title=Warfare and Armed Conflicts: A Statistical Encyclopedia of Casualty and Other Figures, 1492–2015, 4th ed.|last=Clodfelter|first=Micheal|date=2017-05-09|publisher=McFarland|isbn=9781476625850}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?redir_esc=y&hl=pt-BR&id=CokFAAAAMAAJ&focus=searchwithinvolume&q=600+portuguese|title=Journal of the Asiatic Society of Bombay|date=1922|publisher=Asiatic Society of Bombay.}}</ref>
|[[Pengepungan Diu|Pengepungan Pertama Diu]] (1538) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=9mvzKWt50JsC&pg=PA113&dq=Adas+a+revised+moslem+strategy&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwipme6Dn6DaAhUGFZAKHckdDsAQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Adas%20a%20revised%20moslem%20strategy&f=false|title=Islamic & European Expansion: The Forging of a Global Order|last=Adas|first=Michael|date=1993|publisher=Temple University Press|isbn=9781566390682}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=Kl3IR3RJTIEC&pg=PA216&dq=mathew+admiral+pasha+after+had+many+days&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiKpsikn6DaAhVJkJAKHbvfA8AQ6AEIKjAA#v=onepage&q=portugalis&f=false|title=History of the Portuguese Navigation in India, 1497-1600|last=Mathew|first=K. M.|date=1988|publisher=Mittal Publications|isbn=9788170990468}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=kNzCDgAAQBAJ&pg=PA29&dq=clodfelter+ottoman+fleet+of+76+galleys&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiTw72ooKDaAhUIvJAKHbUyBUcQ6AEIKDAA#v=onepage&q=clodfelter%20ottoman%20fleet%20of%2076%20galleys&f=false|title=Warfare and Armed Conflicts: A Statistical Encyclopedia of Casualty and Other Figures, 1492–2015, 4th ed.|last=Clodfelter|first=Micheal|date=2017-05-09|publisher=McFarland|isbn=9781476625850}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?redir_esc=y&hl=pt-BR&id=CokFAAAAMAAJ&focus=searchwithinvolume&q=600+portuguese|title=Journal of the Asiatic Society of Bombay|date=1922|publisher=Asiatic Society of Bombay.}}</ref>
|[[Perebutan Muskat (1552)|Perebutan Muskat]] (1552) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=YeccBQAAQBAJ&pg=PA52&dq=battle+1553+ormuz+ottoman&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjK5ae5o6DaAhUDlpAKHTmbCxMQ6AEIKDAA#v=onepage&q=battle%201553%20ormuz%20ottoman&f=false|title=The Ottoman Empire, 1300-1650: The Structure of Power|last=Imber|first=Colin|date=2009-08-26|publisher=Macmillan International Higher Education|isbn=9781137014061}}</ref>
|[[Perebutan Muskat (1552)|Perebutan Muskat]] (1552) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=YeccBQAAQBAJ&pg=PA52&dq=battle+1553+ormuz+ottoman&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjK5ae5o6DaAhUDlpAKHTmbCxMQ6AEIKDAA#v=onepage&q=battle%201553%20ormuz%20ottoman&f=false|title=The Ottoman Empire, 1300-1650: The Structure of Power|last=Imber|first=Colin|date=2009-08-26|publisher=Macmillan International Higher Education|isbn=9781137014061}}{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
|-
|-
|[[Pertempuran Wayna Daga]] (1543) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=5rZCDQAAQBAJ&pg=PA278&dq=stapleton+9,000+ethiopians&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjw-cXmoaDaAhXBDpAKHUfQBLMQ6AEIKDAA#v=onepage&q=stapleton%209,000%20ethiopians&f=false|title=Encyclopedia of African Colonial Conflicts [2 volumes]|last=Stapleton|first=Timothy J.|date=2016-11-07|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781598848373}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=WU92d6sB8JAC&pg=PA32&dq=battle+of+wayna+daga+1543&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiW5Zn5oaDaAhXBHZAKHRy8B9wQ6AEIKDAA#v=onepage&q=battle%20of%20wayna%20daga%201543&f=false|title=Historical Dictionary of Ethiopia|last=Shinn|first=David H.|last2=Ofcansky|first2=Thomas P.|date=2013-04-11|publisher=Scarecrow Press|isbn=9780810874572}}</ref>
|[[Pertempuran Wayna Daga]] (1543) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=5rZCDQAAQBAJ&pg=PA278&dq=stapleton+9,000+ethiopians&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjw-cXmoaDaAhXBDpAKHUfQBLMQ6AEIKDAA#v=onepage&q=stapleton%209,000%20ethiopians&f=false|title=Encyclopedia of African Colonial Conflicts [2 volumes]|last=Stapleton|first=Timothy J.|date=2016-11-07|publisher=ABC-CLIO|isbn=9781598848373}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=WU92d6sB8JAC&pg=PA32&dq=battle+of+wayna+daga+1543&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiW5Zn5oaDaAhXBHZAKHRy8B9wQ6AEIKDAA#v=onepage&q=battle%20of%20wayna%20daga%201543&f=false|title=Historical Dictionary of Ethiopia|last=Shinn|first=David H.|last2=Ofcansky|first2=Thomas P.|date=2013-04-11|publisher=Scarecrow Press|isbn=9780810874572}}</ref>
Baris 131: Baris 132:
|[[Pengepungan Kedua Diu]] (1546) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=Kl3IR3RJTIEC&pg=PA216&dq=mathew+admiral+pasha+after+had+many+days&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiKpsikn6DaAhVJkJAKHbvfA8AQ6AEIKjAA#v=onepage&q=portugalis&f=false|title=History of the Portuguese Navigation in India, 1497-1600|last=Mathew|first=K. M.|date=1988|publisher=Mittal Publications|isbn=9788170990468}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=NTTRCwAAQBAJ&pg=PA76&dq=casale+the+second+siege+of+diu+devolved&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwie-IyaoqDaAhUKIZAKHYVnC0EQ6AEIKDAA#v=onepage&q=casale%20the%20second%20siege%20of%20diu%20devolved&f=false|title=The Ottoman Age of Exploration|last=Casale|first=Giancarlo|date=2010-02-25|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199703388}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=rN69iFj1PJoC&pg=PA116&dq=pius+a+large+fleet+dispatched&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjXpKu2oqDaAhUMl5AKHYEbDLoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=pius%20a%20large%20fleet%20dispatched&f=false|title=Maritime India: Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean|last=Malekandathil|first=Pius|date=2010|publisher=Primus Books|isbn=9789380607016}}</ref>
|[[Pengepungan Kedua Diu]] (1546) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=Kl3IR3RJTIEC&pg=PA216&dq=mathew+admiral+pasha+after+had+many+days&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiKpsikn6DaAhVJkJAKHbvfA8AQ6AEIKjAA#v=onepage&q=portugalis&f=false|title=History of the Portuguese Navigation in India, 1497-1600|last=Mathew|first=K. M.|date=1988|publisher=Mittal Publications|isbn=9788170990468}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=NTTRCwAAQBAJ&pg=PA76&dq=casale+the+second+siege+of+diu+devolved&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwie-IyaoqDaAhUKIZAKHYVnC0EQ6AEIKDAA#v=onepage&q=casale%20the%20second%20siege%20of%20diu%20devolved&f=false|title=The Ottoman Age of Exploration|last=Casale|first=Giancarlo|date=2010-02-25|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199703388}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=rN69iFj1PJoC&pg=PA116&dq=pius+a+large+fleet+dispatched&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjXpKu2oqDaAhUMl5AKHYEbDLoQ6AEIKDAA#v=onepage&q=pius%20a%20large%20fleet%20dispatched&f=false|title=Maritime India: Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean|last=Malekandathil|first=Pius|date=2010|publisher=Primus Books|isbn=9789380607016}}</ref>
|-
|-
|[[Kampanye Utsmaniyah melawan Hormuz|Pengepungan Hormuz]] (1552) <ref name=":9">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=daQcBQAAQBAJ&pg=PA149&dq=jeremy+after+the+failures+of+diu&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjstpXQoqDaAhWBPpAKHbP0BaAQ6AEIKDAA#v=onepage&q=jeremy%20after%20the%20failures%20of%20diu&f=false|title=War in the World: A Comparative History, 1450-1600|last=Black|first=Jeremy|date=2011-09-28|publisher=Macmillan International Higher Education|isbn=9780230344266}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=ZRpXAAAAYAAJ&q=siege+of+hormuz+1552&dq=siege+of+hormuz+1552&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjE3Zr4oqDaAhUKgJAKHSBOCrsQ6AEILjAB|title=Great Ottoman Turkish civilization|last=Çiçek|first=Kemal|last2=Kuran|first2=Ercüment|last3=Göyünç|first3=Nejat|last4=Ortaylı|first4=İlber|date=2000|publisher=Yeni Türkiye}}</ref>
|[[Kampanye Utsmaniyah melawan Hormuz|Pengepungan Hormuz]] (1552) <ref name=":9">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=daQcBQAAQBAJ&pg=PA149&dq=jeremy+after+the+failures+of+diu&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjstpXQoqDaAhWBPpAKHbP0BaAQ6AEIKDAA#v=onepage&q=jeremy%20after%20the%20failures%20of%20diu&f=false|title=War in the World: A Comparative History, 1450-1600|last=Black|first=Jeremy|date=2011-09-28|publisher=Macmillan International Higher Education|isbn=9780230344266}}{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=ZRpXAAAAYAAJ&q=siege+of+hormuz+1552&dq=siege+of+hormuz+1552&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjE3Zr4oqDaAhUKgJAKHSBOCrsQ6AEILjAB|title=Great Ottoman Turkish civilization|last=Çiçek|first=Kemal|last2=Kuran|first2=Ercüment|last3=Göyünç|first3=Nejat|last4=Ortaylı|first4=İlber|date=2000|publisher=Yeni Türkiye}}</ref>
|-
|-
|[[Pertempuran Selat Hormuz|Pertempuran 1553]] (Kampanye Hormuz) <ref name="Casale">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=NTTRCwAAQBAJ&pg=PA99&dq=casale+the+battle+that+ensued+ranks&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjIu4SSo6DaAhWEUJAKHZMKD_kQ6AEIKDAA#v=onepage&q=casale%20the%20battle%20that%20ensued%20ranks&f=false|title=The Ottoman Age of Exploration|last=Casale|first=Giancarlo|date=2010-02-25|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199703388}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=YeccBQAAQBAJ&pg=PA52&dq=battle+1553+ormuz+ottoman&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjK5ae5o6DaAhUDlpAKHTmbCxMQ6AEIKDAA#v=onepage&q=battle%201553%20ormuz%20ottoman&f=false|title=The Ottoman Empire, 1300-1650: The Structure of Power|last=Imber|first=Colin|date=2009-08-26|publisher=Macmillan International Higher Education|isbn=9781137014061}}</ref>
|[[Pertempuran Selat Hormuz|Pertempuran 1553]] (Kampanye Hormuz) <ref name="Casale">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=NTTRCwAAQBAJ&pg=PA99&dq=casale+the+battle+that+ensued+ranks&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjIu4SSo6DaAhWEUJAKHZMKD_kQ6AEIKDAA#v=onepage&q=casale%20the%20battle%20that%20ensued%20ranks&f=false|title=The Ottoman Age of Exploration|last=Casale|first=Giancarlo|date=2010-02-25|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199703388}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=YeccBQAAQBAJ&pg=PA52&dq=battle+1553+ormuz+ottoman&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjK5ae5o6DaAhUDlpAKHTmbCxMQ6AEIKDAA#v=onepage&q=battle%201553%20ormuz%20ottoman&f=false|title=The Ottoman Empire, 1300-1650: The Structure of Power|last=Imber|first=Colin|date=2009-08-26|publisher=Macmillan International Higher Education|isbn=9781137014061}}{{Pranala mati|date=Juni 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
|-
|-
|[[Pertempuran Teluk Oman|Pertempuran 1554]] (Kampanye Hormuz) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=BXNBAQAAQBAJ&pg=PT99&dq=1554+ottoman+portuguese&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiOlLKcpKDaAhUDlJAKHRcnBS8Q6AEIPjAD#v=onepage&q=1554%20ottoman%20portuguese&f=false|title=The Indian Ocean in World History|last=Alpers|first=Edward A.|date=2013-10-31|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199929948}}</ref>
|[[Pertempuran Teluk Oman|Pertempuran 1554]] (Kampanye Hormuz) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=BXNBAQAAQBAJ&pg=PT99&dq=1554+ottoman+portuguese&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiOlLKcpKDaAhUDlJAKHRcnBS8Q6AEIPjAD#v=onepage&q=1554%20ottoman%20portuguese&f=false|title=The Indian Ocean in World History|last=Alpers|first=Edward A.|date=2013-10-31|publisher=Oxford University Press|isbn=9780199929948}}</ref>
|-
|-
|Pengepungan Bahrain (1559) <ref name=":10">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=wKU6jvKGicUC&pg=PA60&dq=fuccaro+in+1559&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiFkOvUpKDaAhUJEJAKHdPIDZgQ6AEIKDAA#v=onepage&q=fuccaro%20in%201559&f=false|title=Histories of City and State in the Persian Gulf: Manama Since 1800|last=Fuccaro|first=Nelida|date=2009-09-03|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521514354}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=PVRe48Mmt_oC&pg=PA69&dq=in+1559,+the+turks+made+their+first+attempt&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwij3779pKDaAhUGDpAKHXALDXgQ6AEIKDAA#v=onepage&q=in%201559,%20the%20turks%20made%20their%20first%20attempt&f=false|title=Life and Land Use on the Bahrain Islands: The Geoarchaeology of an Ancient Society|last=Larsen|first=Curtis E.|date=1983|publisher=University of Chicago Press|isbn=9780226469065}}</ref>
|Pengepungan Bahrain (1559) <ref name=":10">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=wKU6jvKGicUC&pg=PA60&dq=fuccaro+in+1559&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiFkOvUpKDaAhUJEJAKHdPIDZgQ6AEIKDAA#v=onepage&q=fuccaro%20in%201559&f=false|title=Histories of City and State in the Persian Gulf: Manama Since 1800|last=Fuccaro|first=Nelida|date=2009-09-03|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521514354}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=PVRe48Mmt_oC&pg=PA69&dq=in+1559,+the+turks+made+their+first+attempt&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwij3779pKDaAhUGDpAKHXALDXgQ6AEIKDAA#v=onepage&q=in%201559,%20the%20turks%20made%20their%20first%20attempt&f=false|title=Life and Land Use on the Bahrain Islands: The Geoarchaeology of an Ancient Society|last=Larsen|first=Curtis E.|date=1983|publisher=University of Chicago Press|isbn=9780226469065}}</ref>
|-
|-
|Pengepungan Mazagao (1562) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=_pqdQAAACAAJ&dq=john+martyn+mazagao&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj5l4WVpaDaAhUDk5AKHQN2Ck0Q6AEIKDAA|title=The Siege of Mazagão: A Perilous Moment in the Defence of Christendom Against Islam|last=Martyn|first=John R. C.|date=1994|publisher=Peter Lang|isbn=9780820422107}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=o9UYAAAAYAAJ&q=the+strength+of+mazagao+was+tested+20+years&dq=the+strength+of+mazagao+was+tested+20+years&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiGv9qvpaDaAhVNmJAKHf5BDVwQ6AEIKzAA|title=Cultural Links Between Portugal and Italy in the Renaissance|last=Lowe|first=K. J. P.|date=January 2000|publisher=Oxford University Press|isbn=9780198174288}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=7nVIBhrRb9AC&pg=PA84&dq=dauril+the+celebrated+portuguese+resistance&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwici_7LpaDaAhUIgZAKHcoBBroQ6AEIKDAA#v=onepage&q=dauril%20the%20celebrated%20portuguese%20resistance&f=false|title=The Making of an Enterprise: The Society of Jesus in Portugal, Its Empire, and Beyond, 1540-1750|last=Alden|first=Dauril|date=1996|publisher=Stanford University Press|isbn=9780804722711}}</ref>
|Pengepungan Mazagao (1562) <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=_pqdQAAACAAJ&dq=john+martyn+mazagao&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj5l4WVpaDaAhUDk5AKHQN2Ck0Q6AEIKDAA|title=The Siege of Mazagão: A Perilous Moment in the Defence of Christendom Against Islam|last=Martyn|first=John R. C.|date=1994|publisher=Peter Lang|isbn=9780820422107}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=o9UYAAAAYAAJ&q=the+strength+of+mazagao+was+tested+20+years&dq=the+strength+of+mazagao+was+tested+20+years&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiGv9qvpaDaAhVNmJAKHf5BDVwQ6AEIKzAA|title=Cultural Links Between Portugal and Italy in the Renaissance|last=Lowe|first=K. J. P.|date=January 2000|publisher=Oxford University Press|isbn=9780198174288}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=7nVIBhrRb9AC&pg=PA84&dq=dauril+the+celebrated+portuguese+resistance&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwici_7LpaDaAhUIgZAKHcoBBroQ6AEIKDAA#v=onepage&q=dauril%20the%20celebrated%20portuguese%20resistance&f=false|title=The Making of an Enterprise: The Society of Jesus in Portugal, Its Empire, and Beyond, 1540-1750|last=Alden|first=Dauril|date=1996|publisher=Stanford University Press|isbn=9780804722711}}</ref>
Baris 149: Baris 150:


== Hasil ==
== Hasil ==
Sebagaimana penelaahan atas literatur-literatur di atas, pada akhir abad ke-16, Portugis terbukti lebih unggul secara militer daripada Kesultanan Utsmaniyah, Portugis mengalahkan mereka pada sebagian besar pertempuran dan mengamankan kekuasaannya atas arus perdagangan rempah-rempah di Samudera Hindia dan Teluk Persia, sementara Utsmaniyah terpaksa melepaskan operasi mereka di Samudra Hindia dan mundur ke tanah air mereka di Laut Merah yang berhasil mereka lindungi.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=7f_IalOpyyQC&pg=PA44&dq=portuguese+superiority+ottomans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwijrda0pdvaAhXGiJAKHSXWDfgQ6AEITTAF#v=snippet&q=%22The%20Turks%20were%20defending%20their%20home%20ground,%20which%20then%20included%20the%20Red%20Sea%22%20%22the%20Portuguese%20were%20defending%20their%20seaborne%20empire,%20which%20marginally%20but%20undeniably%20included%20the%20Persian%20Gulf%22&f=false|title=Revisiting Hormuz: Portuguese Interactions in the Persian Gulf Region in the Early Modern Period|last=Couto|first=Dejanirah|last2=Loureiro|first2=Rui Manuel|last3=Loureiro|first3=Rui|date=2008|publisher=Otto Harrassowitz Verlag|isbn=9783447057318|language=en}}</ref> Di samping itu, setelah [[Pertempuran Lepanto]] Kesultanan Utsmani juga kehilangan pengaruh mereka atas perairan meditarania. Berikut adalah beberapa penulis akademis yang berbeda, dari Timur dan Barat yang menetapkan hasil peperangan ini:
Sebagaimana penelaahan atas literatur-literatur di atas, pada akhir abad ke-16, Portugis terbukti lebih unggul secara militer daripada Kesultanan Utsmaniyah, Portugis mengalahkan mereka pada sebagian besar pertempuran dan mengamankan kekuasaannya atas arus perdagangan rempah-rempah di Samudera Hindia dan Teluk Persia, sementara Utsmaniyah terpaksa melepaskan operasi mereka di Samudra Hindia dan mundur ke tanah air mereka di Laut Merah yang berhasil mereka lindungi.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=7f_IalOpyyQC&pg=PA44&dq=portuguese+superiority+ottomans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwijrda0pdvaAhXGiJAKHSXWDfgQ6AEITTAF#v=snippet&q=%22The%20Turks%20were%20defending%20their%20home%20ground,%20which%20then%20included%20the%20Red%20Sea%22%20%22the%20Portuguese%20were%20defending%20their%20seaborne%20empire,%20which%20marginally%20but%20undeniably%20included%20the%20Persian%20Gulf%22&f=false|title=Revisiting Hormuz: Portuguese Interactions in the Persian Gulf Region in the Early Modern Period|last=Couto|first=Dejanirah|last2=Loureiro|first2=Rui Manuel|last3=Loureiro|first3=Rui|date=2008|publisher=Otto Harrassowitz Verlag|isbn=9783447057318|language=en}}</ref> Di samping itu, setelah [[Pertempuran Lepanto]] Kesultanan Utsmani juga kehilangan pengaruh mereka atas perairan meditarania. Berikut adalah beberapa penulis akademis yang berbeda, dari Timur dan Barat yang menetapkan hasil peperangan ini:


* '''G. Modelski''': ''"orang-orang Turki tidak pernah menang di samudra. Galai-galai Mediterania yang mereka pergunakan terbukti tidak cocok melawan kapal-kapal besar Portugis."'' <ref name=":1">{{Cite book|title=Seapower in Global Politics, 1494-1993|last=Modelski|first=George|publisher=THE MACMILLAN PRESS LTD|year=1988|isbn=978-1-349-09156-0|location=London|pages=157}}</ref>
* '''G. Modelski''': ''"orang-orang Turki tidak pernah menang di samudra. Galai-galai Mediterania yang mereka pergunakan terbukti tidak cocok melawan kapal-kapal besar Portugis."'' <ref name=":1">{{Cite book|title=Seapower in Global Politics, 1494-1993|last=Modelski|first=George|publisher=THE MACMILLAN PRESS LTD|year=1988|isbn=978-1-349-09156-0|location=London|pages=157}}</ref>
* '''Palmira Brummett''': "Di Samudra Hindia, Kesultanan Utsmaniyah gagal menyingkirkan Portugis sebagai kekuatan yang dominan." ''"jelas bahwa Utsmaniyah telah kandas dalam upaya melawan Portugis di Samudra Hindia."'' <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=oiJmVbrve5sC&pg=PA173&dq=it+is+clear+that+the+Ottomans+failed+in+their+bid+to+challenge+the+Portuguese+in+the+Indian+Ocean&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiJ8s6xspfaAhWDEZAKHesgBRsQ6AEIKDAA#v=onepage&q=it%20is%20clear%20that%20the%20Ottomans%20failed%20in%20their%20bid%20to%20challenge%20the%20Portuguese%20in%20the%20Indian%20Ocean&f=false|title=Ottoman Seapower and Levantine Diplomacy in the Age of Discovery|last=Brummett|first=Palmira Johnson|date=1994|publisher=SUNY Press|isbn=9780791417027}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=oiJmVbrve5sC&pg=PA24&dq=portuguese+superiority+ottomans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwijrda0pdvaAhXGiJAKHSXWDfgQ6AEIODAC#v=snippet&q=%22In%20the%20Indian%20Ocean,%20the%20Ottomans%20would%20seek%20unsuccessfully%20to%20replace%20the%20Portuguese%20as%20dominant%20power%22&f=false|title=Ottoman Seapower and Levantine Diplomacy in the Age of Discovery|last=Brummett|first=Palmira Johnson|date=1994|publisher=SUNY Press|isbn=9780791417027|language=en}}</ref>
* '''Palmira Brummett''': "Di Samudra Hindia, Kesultanan Utsmaniyah gagal menyingkirkan Portugis sebagai kekuatan yang dominan." ''"jelas bahwa Utsmaniyah telah kandas dalam upaya melawan Portugis di Samudra Hindia."'' <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=oiJmVbrve5sC&pg=PA173&dq=it+is+clear+that+the+Ottomans+failed+in+their+bid+to+challenge+the+Portuguese+in+the+Indian+Ocean&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiJ8s6xspfaAhWDEZAKHesgBRsQ6AEIKDAA#v=onepage&q=it%20is%20clear%20that%20the%20Ottomans%20failed%20in%20their%20bid%20to%20challenge%20the%20Portuguese%20in%20the%20Indian%20Ocean&f=false|title=Ottoman Seapower and Levantine Diplomacy in the Age of Discovery|last=Brummett|first=Palmira Johnson|date=1994|publisher=SUNY Press|isbn=9780791417027}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=oiJmVbrve5sC&pg=PA24&dq=portuguese+superiority+ottomans&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwijrda0pdvaAhXGiJAKHSXWDfgQ6AEIODAC#v=snippet&q=%22In%20the%20Indian%20Ocean,%20the%20Ottomans%20would%20seek%20unsuccessfully%20to%20replace%20the%20Portuguese%20as%20dominant%20power%22&f=false|title=Ottoman Seapower and Levantine Diplomacy in the Age of Discovery|last=Brummett|first=Palmira Johnson|date=1994|publisher=SUNY Press|isbn=9780791417027|language=en}}</ref>
* '''Pius Malekandathil''': "''Meskipun Portugis dan Utsmaniyah bergerak ke wilayah Samudera Hindia hampir bersamaan, Portugis berhasil beradaptasi. Rantai benteng Portugis yang didirikan di sepanjang pantai India barat mampu mencegah Utsmaniyah menyatukan kegiatan ekonomi India ke dalam rancangan mereka, yang mereka pelihara dari pertengahan abad ke-15 dan seterusnya."'' <ref>{{Cite book|title=Maritime India: Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean|last=Malekandathil|first=Pius|publisher=Primus Books|year=2010|isbn=978-93-80607-01-6|location=Delhi|pages=122, 123}}</ref>
* '''Pius Malekandathil''': "''Meskipun Portugis dan Utsmaniyah bergerak ke wilayah Samudera Hindia hampir bersamaan, Portugis berhasil beradaptasi. Rantai benteng Portugis yang didirikan di sepanjang pantai India barat mampu mencegah Utsmaniyah menyatukan kegiatan ekonomi India ke dalam rancangan mereka, yang mereka pelihara dari pertengahan abad ke-15 dan seterusnya."'' <ref>{{Cite book|title=Maritime India: Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean|last=Malekandathil|first=Pius|publisher=Primus Books|year=2010|isbn=978-93-80607-01-6|location=Delhi|pages=122, 123}}</ref>
* '''M.A Cook''': "''Ali Beg pada tahun 1584 bergerak ke pantai Afrika Timur sampai Malindi. Dia mengulangi lagi pada 1589, kali ini mencapai Mombasa, di mana skuadronnya menyerah oleh serangan armada Portugis dari Goa di India barat. Dengan demikian mengakhiri upaya Utsmaniyah untuk melawan dominasi Portugal atas perairan India.'''"''''' <ref>{{Cite book|title=A History of the Ottoman Empire to 1730|last=Cook|first=M.A.|publisher=Cambridge University Press|year=1976|isbn=0521208912|location=New York, Melbourne|pages=122}}</ref>
* '''M.A Cook''': "''Ali Beg pada tahun 1584 bergerak ke pantai Afrika Timur sampai Malindi. Dia mengulangi lagi pada 1589, kali ini mencapai Mombasa, di mana skuadronnya menyerah oleh serangan armada Portugis dari Goa di India barat. Dengan demikian mengakhiri upaya Utsmaniyah untuk melawan dominasi Portugal atas perairan India.'''"''''' <ref>{{Cite book|title=A History of the Ottoman Empire to 1730|last=Cook|first=M.A.|publisher=Cambridge University Press|year=1976|isbn=0521208912|location=New York, Melbourne|pages=122}}</ref>
* '''Lincoln Payne''': "''Perang resmi Utsmaniyah melawan Portugis berakhir dengan pembunuhan Sokullu pada 1579, tetapi satu dekade kemudian lima armada kapal dikirim untuk merebut Mombasa ... Utsmaniyah menyerah kepada Portugis, sehingga mengakhiri upaya Utsmaniyah untuk mempengaruhi hal ihwal di Samudra Hindia."'' <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=6vglAwAAQBAJ&pg=PT393&dq=%22the+Ottomans+surrendered+to+the+Portuguese,+thus+ending+Ottoman+efforts+to+influence+events+in+the+Indian+Ocean%22&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjx9Ma5oq7aAhVDTJAKHXdPBUwQ6AEIKDAA#v=onepage&q=%22the%20Ottomans%20surrendered%20to%20the%20Portuguese,%20thus%20ending%20Ottoman%20efforts%20to%20influence%20events%20in%20the%20Indian%20Ocean%22&f=false|title=The Sea and Civilization: A Maritime History of the World|last=Paine|first=Lincoln|date=2014-02-06|publisher=Atlantic Books|isbn=9781782393573}}</ref>
* '''Lincoln Payne''': "''Perang resmi Utsmaniyah melawan Portugis berakhir dengan pembunuhan Sokullu pada 1579, tetapi satu dekade kemudian lima armada kapal dikirim untuk merebut Mombasa ... Utsmaniyah menyerah kepada Portugis, sehingga mengakhiri upaya Utsmaniyah untuk mempengaruhi hal ihwal di Samudra Hindia."'' <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=6vglAwAAQBAJ&pg=PT393&dq=%22the+Ottomans+surrendered+to+the+Portuguese,+thus+ending+Ottoman+efforts+to+influence+events+in+the+Indian+Ocean%22&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjx9Ma5oq7aAhVDTJAKHXdPBUwQ6AEIKDAA#v=onepage&q=%22the%20Ottomans%20surrendered%20to%20the%20Portuguese,%20thus%20ending%20Ottoman%20efforts%20to%20influence%20events%20in%20the%20Indian%20Ocean%22&f=false|title=The Sea and Civilization: A Maritime History of the World|last=Paine|first=Lincoln|date=2014-02-06|publisher=Atlantic Books|isbn=9781782393573}}</ref>
* '''G.A Ballard''': ''"saat itu merupakan era tekanan dan perselisihan yang terjadi berulang kali, tetapi dalam kondisi-kondisi yang stasioner; meskipun terus-menerus diserang, Portugis tidak pernah terusir ke mana pun, bahkan ketika mengalami kemunduran sementara selalu bisa memulihkan supremasi mereka cepat atau lambat."'' <ref>{{Cite book|title=Rulers of the Indian Ocean|last=Ballard|first=G.A|publisher=University of Michigan|year=1928|location=Boston, Houghton Mifflin Company,|pages=130}}</ref>
* '''G.A Ballard''': ''"saat itu merupakan era tekanan dan perselisihan yang terjadi berulang kali, tetapi dalam kondisi-kondisi yang stasioner; meskipun terus-menerus diserang, Portugis tidak pernah terusir ke mana pun, bahkan ketika mengalami kemunduran sementara selalu bisa memulihkan supremasi mereka cepat atau lambat."'' <ref>{{Cite book|title=Rulers of the Indian Ocean|last=Ballard|first=G.A|publisher=University of Michigan|year=1928|location=Boston, Houghton Mifflin Company,|pages=130}}</ref>
* '''Svat Soucek:''' "''Dengan demikian nasib [[Piri Reis]] merepresentasikan argumen yang kuat terhadap citra Kesultanan Utsmaniyah yang sepenuhnya terlibat dalam eksplorasi dan penemuan dunia oleh para pelopor Barat, dari konfrontasi antara Turki Utsmani dan Portugis di Samudra Hindia, perjuangan global untuk dominasi yang dimenangkan Turki. Jika itu yang terjadi, kita akan bicara bukan tentang Estado da India Portugis tetapi dari kerajaan samudera Utsmaniyah yang menguasai Samudera Hindia dari Mombasa di pantai Afrika timur ke Melaka di Malaysia, sebuah segi empat raksasa yang sudut lainnya adalah Hormuz dan Aden. Jauh dari melihat Porte yang melancarkan kampanye gencar untuk menguasai kekaisaran samudera semacam itu, namun kami melihat  tindakan itu bahkan tidak berhasil membuat Teluk Persia di bawah kendalinya: upaya oleh skuadron kecil di bawah komando Piri Reis untuk menaklukkan Hormuz telah direncanakan dengan buruk dan terlalu kecil untuk usaha semacam itu, selain secara nyata disabotase oleh gubernur Basra Kubad Pasha; lebih penting lagi, tidak dilakukan kampanye lain yang lebih baik yang seharusnya diluncurkan dari Basra. Emporium besar, yang kepemilikannya oleh orang-orang kafir sangat disesalkan oleh Piri Reis di Kitabı Bahriye, sehingga penguasaan Portugis bukan menjadi landasan kampanye Utsmaniyah untuk menaklukkan Samudera Hindia''." <ref name=":14">{{Cite journal|last=Soucek|first=Svat|date=2013|title=Piri Reis: His uniqueness among cartographers and hydrographers of the Renaissance|url=http://www.lecfc.fr/new/articles/216-article-11.pdf|journal=CFC (N°216- Juin 2013)|volume=|pages=143, 144|via=Comite Francais de Cartographie - Accueil}}</ref>
* '''Svat Soucek:''' "''Dengan demikian nasib [[Piri Reis]] merepresentasikan argumen yang kuat terhadap citra Kesultanan Utsmaniyah yang sepenuhnya terlibat dalam eksplorasi dan penemuan dunia oleh para pelopor Barat, dari konfrontasi antara Turki Utsmani dan Portugis di Samudra Hindia, perjuangan global untuk dominasi yang dimenangkan Turki. Jika itu yang terjadi, kita akan bicara bukan tentang Estado da India Portugis tetapi dari kerajaan samudera Utsmaniyah yang menguasai Samudera Hindia dari Mombasa di pantai Afrika timur ke Melaka di Malaysia, sebuah segi empat raksasa yang sudut lainnya adalah Hormuz dan Aden. Jauh dari melihat Porte yang melancarkan kampanye gencar untuk menguasai kekaisaran samudera semacam itu, namun kami melihat tindakan itu bahkan tidak berhasil membuat Teluk Persia di bawah kendalinya: upaya oleh skuadron kecil di bawah komando Piri Reis untuk menaklukkan Hormuz telah direncanakan dengan buruk dan terlalu kecil untuk usaha semacam itu, selain secara nyata disabotase oleh gubernur Basra Kubad Pasha; lebih penting lagi, tidak dilakukan kampanye lain yang lebih baik yang seharusnya diluncurkan dari Basra. Emporium besar, yang kepemilikannya oleh orang-orang kafir sangat disesalkan oleh Piri Reis di Kitabı Bahriye, sehingga penguasaan Portugis bukan menjadi landasan kampanye Utsmaniyah untuk menaklukkan Samudera Hindia''." <ref name=":14">{{Cite journal|last=Soucek|first=Svat|date=2013|title=Piri Reis: His uniqueness among cartographers and hydrographers of the Renaissance|url=http://www.lecfc.fr/new/articles/216-article-11.pdf|journal=CFC (N°216- Juin 2013)|volume=|pages=143, 144|via=Comite Francais de Cartographie - Accueil}}</ref>


== Catatan ==
== Catatan ==

Revisi terkini sejak 17 Juli 2024 05.35

Perang Portugis-Utsmaniyah

Kerakah Portugis mengungguli kapal-kapal Muslim dari Diu.
Tanggalabad ke 16
LokasiSamudera Hindia/Timur/Afrika
Hasil Kemenangan Portugis [1][2][3][4]
Perubahan
wilayah
Kekaisaran Portugis menguasai Samudera Hindia dan Teluk Persia, membangun benteng di sepanjang pantai Afrika dan India dan mempertahankan dominasi perdagangan rempah-rempah. Utsmaniyah mundur ke tanah air mereka di Laut Merah.[1][2][3][5]
Pihak terlibat

Portugal Kekaisaran Portugis

  • Didukung oleh:

Spanyol Spanyol Habsburg

Liga Suci

 Kesultanan Utsmaniyah

  • Didukung oleh:

Kesultanan Adal
 India (Kerajaan Calicut)
Kesultanan Mughal
Kesultanan Mamluk
Kesultanan Aceh Kesultanan Aceh
Kesultanan Gujarat
Mogadishu Somalia

Kesultanan Ajuran
Tokoh dan pemimpin
  • Hadim Suleiman Pasha
  • Piri Reis
  • Ali Bey Evrenosoglu
  • Mustafa Pasha of Al-Hasa
  • Sefer Reis
  • Murat Reis
  • Perang Portugis-Utsmaniyah [6][7] adalah konflik militer antara Kekaisaran Portugis dan Kesultanan Utsmaniyah (Turki Utsmani) yang berlangsung di Samudra Hindia, Afrika, Timur Tengah dan Mediterania sepanjang abad ke-16. Kekuatan Eropa lainnya membantu Portugis pada beberapa pertempuran di mediterania, sedangkan Utsmaniyah bersekutu dengan kekuatan muslim lainnya seperti India, Kesultanan Mamluk (Kairo), Kesultanan Mughal, Kesultanan Adal, Somalia, dan Kesultanan Aceh pada sebagian besar pertempuran di Samudra Hindia, yang merupakan pentas utama perperangan ini.

    Latar belakang Portugis

    [sunting | sunting sumber]
    Peta Portugis menggambarkan wilayah Samudra Hindia, Afrika dan Arabia

    Pada tahun 1249 Portugis merebut kembali wilayah yang membentuk Kekaisaran Portugal dengan mengusir permukiman Moor terakhir di Algarve. Pada awal abad ke-15, pasukan Portugis merebut kota Ceuta di sepanjang wilayah yang sekarang Maroko.[8] Ini merupakan era dimana para navigator Portugis melakukan penjelajahan ke selatan di sepanjang pantai Afrika.[9] Penjelajahan ini menuntut Portugis untuk menyebarkan kekuatan armada yang tangguh. Menurut profesor John C. Marshman, "selama abad keenam belas kekuatan maritim Portugis menjadi yang paling tangguh di belahan timur, meneror setiap negara di daerah pesisir."[10] Menurut sejarawan kekuatan maritim ini menjadikan Portugis sebagai World Power pertama dalam sejarah dan terdepan dalam Ekonomi Global sejak akhir abad ke-15 hingga ke-16 karena Emas Afrika dan rempah-rempah Asia.[11] Otoritas terkemuka Charles Boxer menyimpulkan mengenai Kekaisaran Portugis: "Pada abad ke-16, Portugis mendominasi sebagian dari Planet ini dan perdagangannya lebih unggul dibanding negara lainnya". "Celakanya bagi negeri Timur, Portugis mewarisi ketangkasan militer abad pertengahan dan mencapai puncaknya sejak fase terakhir abad pertengahan ... kapal-kapal mereka memiliki artileri terbaik yang pernah dihasilkan di Eropa."[12] Sejak tahun 1498, para kapten seperti Vasco da Gama, Pedro Álvares Cabral, Francisco de Almeida, dan Alfonso de Albuquerque turut memecut ambisi yang tumbuh dalam kekaisaran yang kuat ini.

    Latar belakang Utsmaniyah

    [sunting | sunting sumber]

    Bangsa baru yang kuat tersebut juga menebarkan aura "teror" di Samudera Hindia. Satu-satunya kekuatan yang sanggup menghadapinya adalah Kesultanan Utsmaniyah (karena mereka terlibat nyaris di semua pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16). Tetapi sejak awal abad ke-16, kekuatan Muslim ini sudah mengalami dampak kemunduran ekonomi akibat kedatangan orang Eropa pertama. Sejarawan India P. Malekandathil mengatakan "Upaya Portugis untuk memonopoli perdagangan di timur dengan menyalurkan komoditas ke Eropa melalui rute Cape dimulai dengan mengorbankan Utsmaniyah serta mengurangi aliran kekayaan ke Utsmaniyah."[13] Sebagai akibatnya, Kesultanan memulai deretan perlawanan untuk menangkal kekuatan Portugis di Samudera Hindia dan di daerah pesisir. Utsmaniyah "mencium marabahaya politik di lingkungan mereka. Hingga 1515, Eropa menjadi musuh utama Turki yang berasal dari barat. Tetapi pada tahun tersebut dengan penaklukkan Hormuz (yang terletak di timur Kesultanan) oleh orang Lusitan, Utsmaniyah menyadari mereka telah dikelilingi oleh orang-orang Eropa, yang sebenarnya adalah sinyal peringatan kepada Utsmaniyah. Tekanan ekonomi yang terus terjadi serta ancaman-ancaman politik yang muncul dari ekspansi Eropa membuat Utsmaniyah mengalihkan perhatian mereka ke wilayah politik Samudra Hindia."[14] Turki menganggap Portugis sebagai ancaman besar terhadap monopoli mereka di daerah tersebut. Profesor G. Casale menyatakan: Utsmaniyah melancarkan "perlawanan ideologis, militer dan perdagangan secara sistematis melawan Kekaisaran Portugis, pesaing utama mereka dalam rangka menguasai rute perdagangan di maritim Asia."[15]

    Deklarasi perang

    [sunting | sunting sumber]
    Edisi klasik "Comentários do Grande Afonso Dalboquerque"

    Keadaan Perang antara Utsmani dan Portugis dilihat tidak hanya dari banyaknya pertempuran yang mereka lakukan selama abad ke-16, tetapi terutama ketika kita merujuk kembali ke sumber-sumber utama Portugis yang disimpan Arsip Nasional Torre do Tombo di Lisboa. Salah satu sumber paling penting adalah Comentários do Grande Afonso Dalboquerque, yang diterbitkan pada tahun 1576, di Lisboa, oleh gubernur Estado da Índia, Afonso de Albuquerque. Dalam dokumen ini ia menyatakan secara eksplisit bagaimana Portugis menyatakan perang melawan Turki awal 1510 ketika ia memimpin penaklukan Portugis atas Goa: "...lhe daria a governança das terras de Goa, porque fará ali e fizera sempre guerra aos Turcos (di sana dia akan selalu berperang melawan orang-orang Turki) e por duas vezes fora cercada deles, sendo de gentios, a defendêra como muito valente cavaleiro."[16] Kemudian dia mengatakan bahwa orang Turki "eram inimigos capitães dos Portugueses" (musuh utama Portugis).[16] Dia tidak hanya menegaskan Keadaan Perang dengan Turki tetapi juga menambahkan dimensinya: "Além de senhorar os mares da Índia, também as tuas armadas corriam o mar de Levante, e que de uma parte, e da outra fazia guerra ao Turco, e o grande Sultão." (Selain lautan India, armada Anda juga menavigasi Laut Levantine, di satu sisi dan di sisi lainnya, berperang melawan orang Turki, dan Sultan agung).[17]

    Selain tulisan Afonso de Albuquerque, beberapa bukti lain yang dimiliki "Arsip Nasional Torre do Tombo, menyangkut kegiatan-kegiatan Portugis di Asia dan tentunya mengenai perselisihan Utsmaniyah-Portugis...Cartas de Ormuz a D. João de Castro (surat-surat dari Hormuz, benteng Portugis di Teluk Persia, kepada Raja Muda Portugis India, 1545-48)".[18]

    Manuskrip Diogo Couto, Da Asia (1611). Salah satu manuskrip yang masih bertahan yang menegaskan perang tersebut.

    Catatan sejarawan kontemporer dan Kesatria Diogo Couto (juga milik Arsip Nasional Torre do Tombo) sangat berguna jika ingin memahami seputar konflik panjang ini. Dia menulis dalam Da Asia, parte II, Bab IX: "Foram chamados os capitães a conselho sobre a guerra que se havia de fazer aos Turcos." [19] (Para kapten dipanggil untuk memberi nasihat mengenai perang yang akan dilakukan melawan Turki.)

    Pertikaian militer antara Portugis dan Utsmaniyah pecah terutama karena permasalahan ekonomi. Isu-isu ini menyebabkan serangkaian konflik jangka panjang yang berlangsung hampir sepanjang abad ke-16.[20] Kedatangan Portugis di Samudra Hindia mengusik siklus perdagangan dan monopoli kekuatan timur,[21] terutama Kesultanan Utsmaniyah yang menjadi negara adidaya muslim pada masa itu.

    Portugis membawa perubahan ekonomi dan politik serius yang tidak hanya mempengaruhi para khalifah Muslim, tetapi juga seluruh dunia. Sejak awal abad ini, orang-orang Portugis mampu mengendalikan aliran perdagangan dalam sumbu Timur/Barat. Sehingga Portugis dapat memblokir rute laut ke India melalui Mediterania. Dalam waktu yang singkat, Kekaisaran Portugis merebut pusat-pusat perdagangan yang penting di Afrika Timur (Sofala 1505, Kilwa 1505, Mozambik 1507); Laut Merah (Sokotra 1507); Di muara Teluk Persia (Ormuz 1514, Bahrain 1521); di pantai barat India (Kochi 1503, Kannur 1505, Goa 1510, Diu 1534, Bassein 1534) dan selat Malaka (1511). Kepulauan yang kaya akan rempah-rempah di Maluku, serta Indonesia dan Mauritius juga dikuasai pada 1512. Satu tahun kemudian, menyerang China. Pulau Makau Cina diduduki oleh Portugis pada tahun 1557 (dan tetap menjadi negara Portugis sampai tahun 1999). Orang Portugis adalah orang Eropa pertama yang tiba di Jepang (1543), dan mendirikan pos perdagangan di sana pada 1570.[22]

    Oleh karena itu, tidak mengherankan jika perubahan besar dalam politik di Afrika dan Asia akan berakhir dengan peperangan. Alasan-alasan itulah yang menyebabkan pertempuran besar pertama antara Utsmani dan Portugis. Awal 1506, Utsmani dan sekutunya melawan Portugis dalam Pertempuran Kannur yang terkenal.[23] Pertempuran inilah kelak menciptakan rangkaian skenario konflik di antara kedua kekuatan tersebut. Sejarawan India K. K. N. Kurup menjelaskan dalam pertempuran ini, "Tiga kerakah Portugis dan sebuah karavel membombardir enam puluh kerakah dan ratusan paraus juga zabuqs...Artileri Portugis memainkan peran penting dengan dibantu senjata besar yang dipasang di dinding benteng di Kannur serta menewaskan lebih dari 3.000 orang.. Ini yang menentukan kemenangan Portugis." Juga sejarawan Bailey W. Diffie, mengatakan bahwa kerakah muslim bertabrakan dengan "skuadron Portugis yang diperintahkan oleh putra Vicero'y Lourenço. Di sana diikuti pertempuran yang berkepanjangan di mana berkumpulnya awak kapal Hindu, Arab, dan Turki."[24] Menariknya, pertempuran ini memiliki pola yang terus berulang di setiap pertempuran berikutnya.

    Kekuatan Militer

    [sunting | sunting sumber]

    Kekuatan tentara

    [sunting | sunting sumber]
    Sebuah Galai Utsmani yang khas

    Di satu sisi, Utsmani memiliki keunggulan yang luar biasa tidak hanya dari dalam kerajaan saja tetapi juga dari kalifah muslim lainnya yang sangat mendukung mereka, juga sebaliknya. Utsmani mampu mengumpulkan tentara dalam jumlah besar dari luar Kesultanan.[25] Ini terbukti saat Kejatuhan Konstantinopel: "Sultan Mehmed II mengepung kota tersebut pada awal April dengan kekuatan 75.000 dan 100.000 pasukan dan sebuah armada besar.[26] Kekuatan tentara yang besar ini sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah tentara Eropa yang mempertahankan kota tersebut: "Itu merupakan pertahanan garnisun yang buruk, di bawah Kaisar Konstantinus XI Palaiologos, berjumlah sekitar 8.000 orang."[26] Demikian pula, Kekaisaran Portugis memiliki jumlah pasukan yang sangat terbatas dan jarang didukung oleh sekutu-sekutu penting di Timur. Portugal, saat itu memiliki sekitar 1 juta orang, dan dengan ditemukannya Brasil, warganya diberikan peluang baru untuk berimigrasi. Selain itu, banyak orang Portugis yang meninggal karena penyakit di Timur.[27] Sebagai perbandingan, Kesultanan Utsmaniyah pada dekade pertama abad ke-16 memiliki populasi sekitar 13 juta orang,[28] sementara Portugis sekitar 1 juta orang.[29] Oleh sebab itu, tenaga manusia merupakan kekurangan besar di pihak Portugis.

    Dalam konteks ini, Pertempuran Diu (1509) adalah contoh bagus yang mengarahkan kita pada skenario tersebut. K. K. N. Kurup memberitahukan bahwa dalam pertempuran ini "Armada Turki yang terdiri dari 2.000 orang di bawah Amir Husain dari Laut Merah berlayar menuju Diu untuk bergabung dengan pasukan Malik Ayyaz dan para penguasa pantai India lainnya.. Di sisi India, Malik memimpin armada yang terdiri dari orang-orang Gujarat, Bijapur Ahmednagar dan Calicut. Rombongan Amir Husain terdiri dari orang Mesir, Venesia, dan lainnya yang bekerja sama dengan armada India...menghadapi Armada Portugis di Diu dan berjuang mati-matian. Sekitar 6.000 tentara gabungan tersebut berjuang melawan Portugis dalam pertempuran ini. Kemudian sejarawan beralih ke pasukan Portugis, yang terdiri dari "sembilan belas kapal dan 1.200 orang."[30] Sejarawan Willian Weir menegaskan kembali angka-angka ini: "Husain kembali dengan lebih banyak kapal. Kebanyakan adalah galai-galai yang memasang tiga meriam di atas paruh perunggu besar yang digunakan untuk menyeruduk. Ada 200 kapal, ribuan pendayung, dan 1.500 tentara menaiki kapal musuh. Selain pedang dan tombak, para prajurit membawa busur atau pemantik api. Mereka memiliki jepitan besi untuk merampas kapal musuh dan belanga api untuk dijatuhkan di dek mereka...Ketika orang-orang Muslim kembali, Almeida memiliki 17 kapal."[31]

    Sebuah kerakah Portugis pada abad ke-16

    Kekuatan armada

    [sunting | sunting sumber]
    Meriam perunggu Portugis

    Dalam Pertempuran Diu (1509) "sekitar 1.500 prajurit dari pasukan gabungan terbunuh" memperlihatkan contoh bagaimana Portugis mampu mengatasi kelemahannya dari segi jumlah selama perang tersebut: kekuatan armada yang ulung. Meskipun Utsmaniyah dan sekutunya lebih unggul dalam jumlah pasukan maupun kapal, mereka secara militer tidak seefisien Portugis. Kesimpulan ini dijelaskan oleh profesor Geoffrey Parker: "Untuk masalah strategi armada laut yang dihadapi kekuatan Iberia pada abad keenam belas sama sekali berbeda dengan mereka yang menghadapi Inggris. Negara-negara yang berbatasan dengan Laut Utara dan Saluran, di mana banyak pelabuhan air yang dalam dengan teater operasi yang relatif kecil, bisa mengandalkan senjata-senjata besar dan berat untuk pertahanan. Tetapi Portugal dan Spanyol mengharuskan orang-orang yang berperang mampu berlayar ke lautan yang jauh, melewati lautan yang ganas untuk berdagang dan menghancurkan kapal-kapal musuh yang beroperasi tanpa izin mereka. Sehingga memerlukan kapal yang serbaguna, dan butuh waktu bertahun-tahun sebelum 'jalur kecil' Columbus dan Vasco da Gama membuka jalan bagi kapal laut perang yang dikenal sebagai galiung."[32] Dia menjelaskan bahwa "kapal perang yang paling modern adalah skuadron galiung Portugis, yang dalam waktu normal, berhasil mengawasi kerajaan dimana matahari tak pernah tenggelam."

    Dengan demikian, Kekaisaran Portugis memperkenalkan pola baru dalam peperangan laut ke dunia, khususnya Asia. Portugis adalah pionir dalam pengembangan teknologi militer armada laut yang canggih. Sejarawan K.M Mathew mengatakan "Pada abad ke-15, para pembuat kapal Portugis membuat kemajuan besar khususnya dalam pembuatan karavel. Kapal perang baru mengandalkan kualitas pelayarannya, kemampuan manuver dan kekuatan senjatanya. Bahkan, pembuatan kapal dan peralatannya untuk pelayaran India merupakan minat khusus bagi penguasa Portugis...Mereka melakukan banyak hal untuk memperhebat senjata api dan beberapa armada jenis baru ke India untuk berbagai tujuan." Penulis Muslim Syed Ramsey juga mengakui bahwa kekuatan armada Portugis adalah "keunggulan Portugis atas lawan mereka di Samudra Hindia, hingga pada tingkat yang cukup besar (dari segi kuantitas dan kualitas), pada pesaing Eropa mereka di Atlantik - melebihi sebagian besar armada laut di dunia - dan raja Portugis terhindar dari biaya pengadaan dan produksi senjata armada laut terbaik yang diizinkan teknologi Eropa." Penulis tersebut mengatakan bahwa Raja John II dari Portugal "Pada 1489 memperkenalkan tim-tim artileri terlatih pertama yang terstandardisasi pada setiap kapal." Dia menyimpulkan: "Raja Portugis memanfaatkan teknologi meriam terbaik yang tersedia di Eropa, khususnya meriam perunggu terbaru, lebih tahan lama dan lebih akurat, yang dikembangkan di Eropa Tengah."[33] Juga menurut sarjana Jeremy Black, "Peperangan armada Abad Pertengahan awalnya didominasi pertempuran jarak dekat (mendatangi dan menaiki kapal musuh). Lahirnya senjata api, menyebabkan pergeseran ke arah taktik di mana kapal tidak lagi bersentuhan langsung dan menaikinya pun menjadi mustahil. Portugis adalah yang pertama secara sistematis mendayagunakan meriam berat untuk aksi-aksi mengelak melawan musuh-musuh yang lebih unggul, sebuah perkembangan yang sering salah diklaim bagi Inggris." [34]

    Secara umum, galiung Portugis memiliki 35 meriam.[35] Tapi salah satu Galiung portugis yang dikenal dengan sebutan Botafogo, "dikatakan dilengkapi dengan 366 senjata" [36][37] dan berperan penting dalam Penaklukan Tunis (1535). Batofogo, yang awalnya dibaptis oleh São João Baptista, merupakan Galiung terbesar di Eropa.[38] Selain itu, Portugis juga memiliki kapal terbesar di dunia yang disebut Padre Eterno (Bapa Kekal) yang mampu membawa kargo seberat 2.000 ton.[38] Ekspresi kekuatan armada laut ini mempengaruhi tempat lain di Afrika atau Asia dan tentu saja membantu meningkatkan "teror" Portugis atas wilayah Timur yang mereka dekati, khususnya karena banyak kapal dari Timur yang tidak memiliki senjata.[39][40]

    Hanya dengan melihat gambar-gambar klasik kapal Portugis dan Utsmaniyah saat itu (disajikan di atas) dan membandingkannya, dapat dipahami bagaimana keunggulan militer Portugis di lautan. Jadi, sekali lagi, alasan utama keberhasilan Portugis melawan Utsmaniyah, menurut profesor G. Modelski, adalah Keuatan Armada mereka.[41]

    Benteng Jesus di Mombasa, 1593.

    Benteng: Senjata Amfibi

    [sunting | sunting sumber]

    Pembangunan benteng adalah elemen kunci lain dalam keberhasilan Portugis di Samudera Hindia. Benteng-benteng ini adalah senjata yang serbaguna yang mampu melindungi dan mengamankan lautan maupun daratan yang dikendalikan oleh Portugis. Penulis Roger Crowley, mengatakan "keahlian teknologi dalam pembangunan benteng .... memfasilitasi bentuk baru kekaisaran samudra jarak jauh, yang mampu mengendalikan perdagangan dan sumber daya melintasi jarak yang sangat jauh." Liam Matthew Brockey berpendapat sama, mengatakan bahwa "Orang-orang Portugis merencanakan benteng mereka dengan baik ... mengadopsi ide-ide terbaru untuk benteng pertahanan....Mereka sangat sulit ditumpas dan memberikan Portugis kekuatan pertahanan yang hebat."[42] Portugis mampu mengendalikan situs-situs penting dan kemudian melaksanakan "penguasaan atas benteng-benteng utama Samudra Hindia."[43]

    Tanah Timur yang berbatasan dengan Samudra Hindia dan Afrika melihat lanskap mereka diubah sepenuhnya oleh pembangunan kastil batu Eropa yang dilengkapi dengan meriam perunggu yang sangat efisien dan pasukan artileri yang berpatroli di pantai tersebut. Benteng Jesus di Mombasa adalah salah satu yang paling menonjol dari jenisnya selain benteng-benteng di Goa dan Diu yang masih berdiri sampai saat ini. Benteng-benteng itu tidak hanya mengesankan dalam hal konstruksi militer tetapi juga mampu menahan pengepungan panjang dan daya tahannya yang luar biasa. Kemenangan Portugis atas kekuatan besar Utsmaniyah-Gujarat dalam Pengepungan Pertama dan Kedua Diu (1538 dan 1546) dianggap sebagai salah satu yang paling penting, terutama karena benteng tersebut dirancang secara militer dan kastel yang kuat yang dibangun oleh Orang Eropa.

    Utsmaniyah mampu melakukan pengepungan terhadap Portugis dalam berbagai kesempatan selama abad ke-16. Misalnya, jumlah pasukan Utsmaniyah/Arab yang mengepung Mazagão (1562) di Maroko sangat banyak: 100.000 prajurit yang didukung oleh 50.000 kavaleri, menurut sumber utama Portugis yang diceritakan oleh Agostinho Gavy de Mendonça, seorang prajurit dan kroni yang selamat dari pengepungan tersebut.[44] Sekali lagi, kualitas militer benteng tersebut sangat penting bagi kemenangan Portugis. Si kroni mengatakan "25.000 musuh terbunuh selama pengepungan tersebut."[45] Pengepungan terkenal lainnya dengan hasil sama adalah Pengepungan Malaka (1568), Pengepungan Hormuz (1552), Pengepungan Bahrain (1559) dan lainnya.

    Perbandingan Kemiliteran

    [sunting | sunting sumber]
    Senapan lontak Portugis pada abad ke-16

    Dengan kekuatan militernya yang dominan, khususnya pada abad ke-14, Utsmaniyah mampu mengendalikan wilayah yang luas, membangun hubungan diplomatik dengan rakyatnya dan mengumpulkan pasukan untuk pertempuran mereka. Di Timur, khususnya, mereka mendekati masyarakat dan mempersilahkan mereka untuk membangun aliansi yang kuat untuk berjuang dalam perang. Sebenarnya, "Dinasti Utsmaniyah pada abad ke-15 dan ke-16 mampu mengumpulkan tentara yang lebih banyak daripada negara-negara Eropa Barat lainnya."[46] Selain itu, Eropa pada abad ke-14 masih dalam tahap awal kekuatan militer mereka, dan Utsmaniyah melihat kesempatan ini untuk menyerang Eropa Timur dengan tentara yang jumlahnya luar biasa.[47] Jatuhnya Konstantinopel merupakan tanda dari marabahaya yang diwakili Utsmaniyah ke Eropa.

    Baju zirah Kesultanan Utsmani
    Baju zirah Kerajaan Portugis

    Namun, skenario bahaya ini bagi Eropa mulai berubah drastis pada dekade pertama abad ke-15, lebih tepatnya pada 1415, dengan Penaklukan Portugis atas Ceuta, serta bangkitnya Kekaisaran Portugis. Zaman Penjelajahan, yang dipelopori oleh Portugal, menciptakan revolusi teknologi, militer dan politik yang belum pernah ada di dunia sebelumnya. Bukti-bukti tersebut menegaskan bagaimana periode inovasi militer membuat kekuatan militer Portugal mampu menghadapi Utsmaniyah dan sekutunya di tanah air mereka pada abad ke-16. Portugis mampu mengembangkan dan menggunakan senjata militer yang paling kuat pada waktu itu dalam bentuk galiung, meriam perunggu, senjata api, dan benteng-bentengnya.[48] Utsmaniyah, meskipun masih memiliki jangkauan militer yang sama dan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah tentara, pada abad ke-16 mereka mulai menunjukkan kemunduran dalam pertempuran. Profesor Fatma Gocek menjelaskan: "Selama abad keenam belas dan ketujuh belas, dengan meningkatnya konsolidasi kekuatan militer, kekayaan materi, dan kemajuan ilmiah di negara-negara Eropa, Utsmaniyah mulai kehilangan keunggulan militer mereka atas Barat."[49] Yang menarik, kroni persia kontemporer, Monajjem Yazni menuliskan "selama pengepungan Bahrain pada 1603, meriam-meriam Portugis jatuh ke tangan Safavid, tetapi para ahlinya tidak mampu memproduksi bola meriam dengan ukuran besar yang digunakan oleh senjata-senjata tersebut."[50]

    Meskipun Utsmaniyah, Arab dan khalifah muslim lainnya berusaha membangun aliansi untuk mengusir invasi Portugis, keunggulan militer orang-orang Eropa terbukti terlalu besar. Penulis Timur, Al-Khalifa dalam bukunya First Light mengatakan: "Perlawanan Arab dan Utsmaniyah terhadap Portugis semakin intensif di Laut Merah, Teluk Arab dan Samudera Hindia. Namun, perlawanan ini tidak berpengaruh karena keunggulan senjata Portugis. Tidak ada sarana untuk memperlengkapi pasukan armada laut yang setara dengan musuh. Portugis terus menjadi penguasa yang tak terbantahkan di perairan ini. Mereka dilengkapi dengan senjata yang unggul, memiliki keterampilan organisasi yang lebih baik dan tentara yang berdedikasi." [51] Sebaliknya, sejarawan Karen Hasler dan William Thompson menjelaskan "tentara Utsmaniyah... mewakili kelompok besar orang-orang yang berperang yang sering kali kurang dipersenjatai dan tidak terorganisir." [52]

    Akhirnya, penulis India Shankarlal C. Bhatt merangkum seluruh keunggulan militer Portugis dengan mengatakan bahwa mereka "dipersenjatai dan perlengkapannya lebih baik (baju zirah, arqualius dan sejenis granat yang terbuat dari tanah liat dengan mesiu di dalamnya)" dan "karena umumnya pasukan Portugis adalah pelaut profesional berpengalaman, kebanyakan prajurit bangsawan yang berkuasa atas Turki." [53] Hal lain yang menarik yang disebutkan oleh penulis ini adalah bahwa Portugis lebih unggul "tidak hanya dalam kekuatan fisik dan ukuran, tetapi juga dalam keterampilan tempur." [54]

    Pertempuran

    [sunting | sunting sumber]

    Dalam daftar di bawah ini, diperlihatkan pertempuran yang paling dikenal serta sumber akademis yang mengakui pemenang, dalam urutan kronologis:

    Tabel Pertempuran
    Kemenangan Portugis Kemenangan Utsmaniyah
    Pertempuran Kannur (1506) Pengepungan Diu (1531) [55]
    Pertempuran Diu (1509) [56][57][58] Pertempuran Preveza (1538) [59]
    Penaklukan Goa (1510) [60][61] Pertempuran Sahar [Aljir] (1541) [62]
    Penaklukan Tunis (1535) [63][64] Perebutan Aden (1548) [65]
    Pengepungan Pertama Diu (1538) [66][67][68][69] Perebutan Muskat (1552) [70]
    Pertempuran Wayna Daga (1543) [71][72] Pertempuran Alcazar Quibir (1579) [73]
    Pengepungan Kedua Diu (1546) [74][75][76]
    Pengepungan Hormuz (1552) [77][78]
    Pertempuran 1553 (Kampanye Hormuz) [79][80]
    Pertempuran 1554 (Kampanye Hormuz) [81]
    Pengepungan Bahrain (1559) [82][83]
    Pengepungan Mazagao (1562) [84][85][86]
    Pengepungan Malaka (1568) [87][88]
    Pertempuran Lepanto (1571) [89][90][91][92]
    Pertempuran Mombasa (1589) [93][94][95]

    Sebagaimana penelaahan atas literatur-literatur di atas, pada akhir abad ke-16, Portugis terbukti lebih unggul secara militer daripada Kesultanan Utsmaniyah, Portugis mengalahkan mereka pada sebagian besar pertempuran dan mengamankan kekuasaannya atas arus perdagangan rempah-rempah di Samudera Hindia dan Teluk Persia, sementara Utsmaniyah terpaksa melepaskan operasi mereka di Samudra Hindia dan mundur ke tanah air mereka di Laut Merah yang berhasil mereka lindungi.[96] Di samping itu, setelah Pertempuran Lepanto Kesultanan Utsmani juga kehilangan pengaruh mereka atas perairan meditarania. Berikut adalah beberapa penulis akademis yang berbeda, dari Timur dan Barat yang menetapkan hasil peperangan ini:

    • G. Modelski: "orang-orang Turki tidak pernah menang di samudra. Galai-galai Mediterania yang mereka pergunakan terbukti tidak cocok melawan kapal-kapal besar Portugis." [97]
    • Palmira Brummett: "Di Samudra Hindia, Kesultanan Utsmaniyah gagal menyingkirkan Portugis sebagai kekuatan yang dominan." "jelas bahwa Utsmaniyah telah kandas dalam upaya melawan Portugis di Samudra Hindia." [98][99]
    • Pius Malekandathil: "Meskipun Portugis dan Utsmaniyah bergerak ke wilayah Samudera Hindia hampir bersamaan, Portugis berhasil beradaptasi. Rantai benteng Portugis yang didirikan di sepanjang pantai India barat mampu mencegah Utsmaniyah menyatukan kegiatan ekonomi India ke dalam rancangan mereka, yang mereka pelihara dari pertengahan abad ke-15 dan seterusnya." [100]
    • M.A Cook: "Ali Beg pada tahun 1584 bergerak ke pantai Afrika Timur sampai Malindi. Dia mengulangi lagi pada 1589, kali ini mencapai Mombasa, di mana skuadronnya menyerah oleh serangan armada Portugis dari Goa di India barat. Dengan demikian mengakhiri upaya Utsmaniyah untuk melawan dominasi Portugal atas perairan India." [101]
    • Lincoln Payne: "Perang resmi Utsmaniyah melawan Portugis berakhir dengan pembunuhan Sokullu pada 1579, tetapi satu dekade kemudian lima armada kapal dikirim untuk merebut Mombasa ... Utsmaniyah menyerah kepada Portugis, sehingga mengakhiri upaya Utsmaniyah untuk mempengaruhi hal ihwal di Samudra Hindia." [102]
    • G.A Ballard: "saat itu merupakan era tekanan dan perselisihan yang terjadi berulang kali, tetapi dalam kondisi-kondisi yang stasioner; meskipun terus-menerus diserang, Portugis tidak pernah terusir ke mana pun, bahkan ketika mengalami kemunduran sementara selalu bisa memulihkan supremasi mereka cepat atau lambat." [103]
    • Svat Soucek: "Dengan demikian nasib Piri Reis merepresentasikan argumen yang kuat terhadap citra Kesultanan Utsmaniyah yang sepenuhnya terlibat dalam eksplorasi dan penemuan dunia oleh para pelopor Barat, dari konfrontasi antara Turki Utsmani dan Portugis di Samudra Hindia, perjuangan global untuk dominasi yang dimenangkan Turki. Jika itu yang terjadi, kita akan bicara bukan tentang Estado da India Portugis tetapi dari kerajaan samudera Utsmaniyah yang menguasai Samudera Hindia dari Mombasa di pantai Afrika timur ke Melaka di Malaysia, sebuah segi empat raksasa yang sudut lainnya adalah Hormuz dan Aden. Jauh dari melihat Porte yang melancarkan kampanye gencar untuk menguasai kekaisaran samudera semacam itu, namun kami melihat tindakan itu bahkan tidak berhasil membuat Teluk Persia di bawah kendalinya: upaya oleh skuadron kecil di bawah komando Piri Reis untuk menaklukkan Hormuz telah direncanakan dengan buruk dan terlalu kecil untuk usaha semacam itu, selain secara nyata disabotase oleh gubernur Basra Kubad Pasha; lebih penting lagi, tidak dilakukan kampanye lain yang lebih baik yang seharusnya diluncurkan dari Basra. Emporium besar, yang kepemilikannya oleh orang-orang kafir sangat disesalkan oleh Piri Reis di Kitabı Bahriye, sehingga penguasaan Portugis bukan menjadi landasan kampanye Utsmaniyah untuk menaklukkan Samudera Hindia." [104]
    1. ^ a b Lee, Wayne, 2016, Waging War: Conflict, Culture, and Innovation in World History, p. 261
    2. ^ a b G. Modelski, 1988, Seapower on Global Politics, p. 157.
    3. ^ a b Pius Malekandathil, 2010, MARITIME INDIA Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean, p.122 and 123
    4. ^ Svat Soucek, 2014: PIRI REIS His uniqueness among cartographers and hydrographers of the Renaissance, p. 144.
    5. ^ Lincoln Paine, 2013, The Sea and Civilization: A Maritime History of the World, p. 430.
    6. ^ Grant, R. G. (2011-01-03). Battle at Sea: 3,000 Years of Naval Warfare. Penguin. ISBN 9780756657017. 
    7. ^ Rogerson, Barnaby (2011-03-29). The Last Crusaders: East, West, and the Battle for the Center of the World. The Overlook Press. ISBN 9781468302882. 
    8. ^ Crowley, Roger (2015-12-01). Conquerors: How Portugal Forged the First Global Empire. Random House Publishing Group. ISBN 9780812994018. 
    9. ^ Modelski, George; Thompson, William R. (1988-06-18). Seapower in Global Politics, 1494–1993. Springer. ISBN 9781349091546. 
    10. ^ Marshman, John Clark (2010-11-18). History of India from the Earliest Period to the Close of the East India Company's Government. Cambridge University Press. ISBN 9781108021043. 
    11. ^ Midlarsky, Manus (2000). Handbook of War Studies II. EUA: University of Michigan. hlm. 315. ISBN 978-0-472-06724-4. 
    12. ^ Boxer, Charles (1973). The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825. England: Penguin. hlm. 11, 13. ISBN 978-0140216479. 
    13. ^ Malekandathil, Pius (2010). Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean. Delhi: Primus Books. hlm. 110. ISBN 978-93-80607-01-6. 
    14. ^ Malekandathil, Pius (2010). Maritime India - Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean. Delhi: Primus Books. hlm. 113. ISBN 978-93-80607-01-6. 
    15. ^ Casale, Giancarlo (2010-02-25). The Ottoman Age of Exploration. Oxford University Press. ISBN 9780199798797. 
    16. ^ a b Albuquerque, Afonso de (1774). Commentarios do grande Afonso Dalboquerque, Capitâo Geral... das Indias Orientaes... (dalam bahasa Portugis). na Regia Officina Typographica. 
    17. ^ Albuquerque, Afonso de (1774). Commentarios do grande Afonso Dalboquerque: capitão geral que foi das Indias Orientaes em tempo do muito poderoso rey D. Manuel, o primeiro deste nome (dalam bahasa Portugis). Na Regia Officina Typografica. 
    18. ^ Faroqhi, Suraiya (1999-12-09). Approaching Ottoman History: An Introduction to the Sources (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 9780521666480. 
    19. ^ Barros, João de; Couto, Diogo do; Faria, Manoel Severim de (1783). Da Asia: De Diogo De Couto (dalam bahasa Portugis). Regia Officina Typografica. 
    20. ^ Lee, Wayne E. (2016). Waging War: Conflict, Culture, and Innovation in World History. Oxford University Press. ISBN 9780199797455. 
    21. ^ Black, Jeremy (1996-03-28). The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792 (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 9780521470339. 
    22. ^ Black, Jeremy (1996-03-28). The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792 (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 9780521470339. 
    23. ^ Kurup, K. K. N. (1997). India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars. Northern Book Centre. ISBN 9788172110833. 
    24. ^ Diffie, Bailey Wallys (1977). Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580. U of Minnesota Press. ISBN 9780816607822. 
    25. ^ Rasler, Karen A.; Thompson, William R. (2015-01-13). The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990 (dalam bahasa Inggris). University Press of Kentucky. ISBN 9780813149929. 
    26. ^ a b "Fall of Constantinople | Summary". Encyclopedia Britannica (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-27. 
    27. ^ Black, Jeremy (1996-03-28). The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792 (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 9780521470339. 
    28. ^ Ágoston, Gábor; Masters, Bruce Alan (2010-05-21). Encyclopedia of the Ottoman Empire (dalam bahasa Inggris). Infobase Publishing. ISBN 9781438110257. 
    29. ^ Black, Jeremy (1996-03-28). The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792 (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 9780521470339. 
    30. ^ Kurup, K. K. N. (1997). India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars. Northern Book Centre. ISBN 9788172110833. 
    31. ^ Weir, William (2009-03-30). 50 Battles That Changed the World: The Conflicts That Most Influenced the Course of History: Easyread Comfort Edition. ReadHowYouWant.com. ISBN 9781442976863. 
    32. ^ Parker, Geoffrey (1996-04-18). The Military Revolution: Military Innovation and the Rise of the West, 1500-1800. Cambridge University Press. ISBN 9780521479585. 
    33. ^ Ramsey, Syed (2016-05-12). Tools of War: History of Weapons in Early Modern Times (dalam bahasa Inggris). Vij Books India Pvt Ltd. ISBN 9789386019820. 
    34. ^ Black, Jeremy (2005-07-05). European Warfare, 1494-1660 (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781134477098. 
    35. ^ Black, Jeremy (1996-03-28). The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792 (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 9780521470339. 
    36. ^ Diffie, Bailey Wallys (1977). Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580 (dalam bahasa Inggris). U of Minnesota Press. ISBN 9780816607822. 
    37. ^ Ramsey, Syed (2016-05-12). Tools of War: History of Weapons in Early Modern Times (dalam bahasa Inggris). Vij Books India Pvt Ltd. ISBN 9789386019820. 
    38. ^ a b Hatton, Barry (2016-01-06). The Portuguese: A Portrait of a People (dalam bahasa Inggris). Andrews UK Limited. ISBN 9781908493392. 
    39. ^ Marshman, John Clark (2010-11-18). History of India from the Earliest Period to the Close of the East India Company's Government (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. ISBN 9781108021043. 
    40. ^ Kurup, K. K. N. (1997). India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars (dalam bahasa Inggris). Northern Book Centre. ISBN 9788172110833. 
    41. ^ Modelski, George; Thompson, William R. (1988-06-18). Seapower in Global Politics, 1494–1993. Springer. ISBN 9781349091546. 
    42. ^ Brockey, Liam Matthew (2016-12-05). Portuguese Colonial Cities in the Early Modern World. Routledge. ISBN 9781351909822. 
    43. ^ Lincoln, Payne (2013). The sea and civilization : a maritime history of the world. USA: Penguin Random House Companies. hlm. 412. ISBN 978-1-4000-4409-2. 
    44. ^ Mendonça, Agostinho de Gavy de (1890). Historia do cerco de Mazagão (dalam bahasa Portugis). Impresso na Typ. do commercio de Portugal. 
    45. ^ Mendonça, Agostinho de Gavy de (1890). Historia do cerco de Mazagão (dalam bahasa Portugis). Impresso na Typ. do commercio de Portugal. 
    46. ^ Rasler, Karen A.; Thompson, William R. (2015-01-13). The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990 (dalam bahasa Inggris). University Press of Kentucky. ISBN 9780813149929. 
    47. ^ Gocek, Fatma Muge (1987-12-03). East Encounters West: France and the Ottoman Empire in the Eighteenth Century (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 9780195364330. 
    48. ^ Vickers, Daniel (2008-04-15). A Companion to Colonial America (dalam bahasa Inggris). John Wiley & Sons. ISBN 9780470998489. 
    49. ^ Gocek, Fatma Muge (1987-12-03). East Encounters West: France and the Ottoman Empire in the Eighteenth Century (dalam bahasa Inggris). Oxford University Press. ISBN 9780195364330. 
    50. ^ electricpulp.com. "FIREARMS i. HISTORY – Encyclopaedia Iranica". www.iranicaonline.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-28. 
    51. ^ Al_Khalifa (2013-10-28). First Light (dalam bahasa Inggris). Routledge. ISBN 9781136161490. 
    52. ^ Rasler, Karen A.; Thompson, William R. (2015-01-13). The Great Powers and Global Struggle, 1490-1990 (dalam bahasa Inggris). University Press of Kentucky. ISBN 9780813149929. 
    53. ^ Bhatt, Shankarlal C. (2006). Land and People of Indian States and Union Territories: In 36 Volumes. Daman & Diu (dalam bahasa Inggris). Gyan Publishing House. ISBN 9788178353890. 
    54. ^ Bhatt, Shankarlal C. (2006). Land and People of Indian States and Union Territories: In 36 Volumes. Daman & Diu (dalam bahasa Inggris). Gyan Publishing House. ISBN 9788178353890. 
    55. ^ Emiralioglu, Pinar (2016-12-05). Geographical Knowledge and Imperial Culture in the Early Modern Ottoman Empire. Routledge. ISBN 9781351934213. 
    56. ^ Adas, Michael (1993). Islamic & European Expansion: The Forging of a Global Order. Temple University Press. ISBN 9781566390682. 
    57. ^ Grant, R. G. (2017-10-24). 1001 Battles That Changed the Course of History. Book Sales. ISBN 9780785835530. 
    58. ^ Paine, Lincoln (2014-02-06). The Sea and Civilization: A Maritime History of the World. Atlantic Books. ISBN 9781782393573. 
    59. ^ Goldstein, Jack (2014-01-22). 101 Amazing Facts about Pirates. Andrews UK Limited. ISBN 9781783335299. 
    60. ^ Crowley, Roger (2015-09-15). Conquerors: How Portugal seized the Indian Ocean and forged the First Global Empire. Faber & Faber. ISBN 9780571290918. 
    61. ^ Mathew, K. M. (1988). History of the Portuguese Navigation in India, 1497-1600. Mittal Publications. ISBN 9788170990468. 
    62. ^ Mikaberidze, Alexander (2011-07-31). Conflict and Conquest in the Islamic World: A Historical Encyclopedia. ABC-CLIO. ISBN 9781598843361. 
    63. ^ Crowley, Roger (2009-06-04). Empires of the Sea: The Final Battle for the Mediterranean, 1521-1580. Faber & Faber. ISBN 9780571250806. 
    64. ^ Diffie, Bailey Wallys (1977). Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580. U of Minnesota Press. ISBN 9780816607822. 
    65. ^ King, Joe (1986-12-01). Süleyman the Magnificent. Marine Publishing. 
    66. ^ Adas, Michael (1993). Islamic & European Expansion: The Forging of a Global Order. Temple University Press. ISBN 9781566390682. 
    67. ^ Mathew, K. M. (1988). History of the Portuguese Navigation in India, 1497-1600. Mittal Publications. ISBN 9788170990468. 
    68. ^ Clodfelter, Micheal (2017-05-09). Warfare and Armed Conflicts: A Statistical Encyclopedia of Casualty and Other Figures, 1492–2015, 4th ed. McFarland. ISBN 9781476625850. 
    69. ^ Journal of the Asiatic Society of Bombay. Asiatic Society of Bombay. 1922. 
    70. ^ Imber, Colin (2009-08-26). The Ottoman Empire, 1300-1650: The Structure of Power. Macmillan International Higher Education. ISBN 9781137014061. [pranala nonaktif permanen]
    71. ^ Stapleton, Timothy J. (2016-11-07). Encyclopedia of African Colonial Conflicts [2 volumes]. ABC-CLIO. ISBN 9781598848373. 
    72. ^ Shinn, David H.; Ofcansky, Thomas P. (2013-04-11). Historical Dictionary of Ethiopia. Scarecrow Press. ISBN 9780810874572. 
    73. ^ Saramago, José (2010-09-07). The Elephant's Journey. Random House. ISBN 9781407092348. 
    74. ^ Mathew, K. M. (1988). History of the Portuguese Navigation in India, 1497-1600. Mittal Publications. ISBN 9788170990468. 
    75. ^ Casale, Giancarlo (2010-02-25). The Ottoman Age of Exploration. Oxford University Press. ISBN 9780199703388. 
    76. ^ Malekandathil, Pius (2010). Maritime India: Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean. Primus Books. ISBN 9789380607016. 
    77. ^ Black, Jeremy (2011-09-28). War in the World: A Comparative History, 1450-1600. Macmillan International Higher Education. ISBN 9780230344266. [pranala nonaktif permanen]
    78. ^ Çiçek, Kemal; Kuran, Ercüment; Göyünç, Nejat; Ortaylı, İlber (2000). Great Ottoman Turkish civilization. Yeni Türkiye. 
    79. ^ Casale, Giancarlo (2010-02-25). The Ottoman Age of Exploration. Oxford University Press. ISBN 9780199703388. 
    80. ^ Imber, Colin (2009-08-26). The Ottoman Empire, 1300-1650: The Structure of Power. Macmillan International Higher Education. ISBN 9781137014061. [pranala nonaktif permanen]
    81. ^ Alpers, Edward A. (2013-10-31). The Indian Ocean in World History. Oxford University Press. ISBN 9780199929948. 
    82. ^ Fuccaro, Nelida (2009-09-03). Histories of City and State in the Persian Gulf: Manama Since 1800. Cambridge University Press. ISBN 9780521514354. 
    83. ^ Larsen, Curtis E. (1983). Life and Land Use on the Bahrain Islands: The Geoarchaeology of an Ancient Society. University of Chicago Press. ISBN 9780226469065. 
    84. ^ Martyn, John R. C. (1994). The Siege of Mazagão: A Perilous Moment in the Defence of Christendom Against Islam. Peter Lang. ISBN 9780820422107. 
    85. ^ Lowe, K. J. P. (January 2000). Cultural Links Between Portugal and Italy in the Renaissance. Oxford University Press. ISBN 9780198174288. 
    86. ^ Alden, Dauril (1996). The Making of an Enterprise: The Society of Jesus in Portugal, Its Empire, and Beyond, 1540-1750. Stanford University Press. ISBN 9780804722711. 
    87. ^ Truxillo, Charles A. (2012). Crusaders in the Far East: The Moro Wars in the Philippines in the Context of the Ibero-Islamic World War. Jain Publishing Company. ISBN 9780895818645. 
    88. ^ Clodfelter, Micheal (2017-05-09). Warfare and Armed Conflicts: A Statistical Encyclopedia of Casualty and Other Figures, 1492–2015, 4th ed. McFarland. ISBN 9781476625850. 
    89. ^ Horowitz, Irving (2018-02-06). Culture and Civilization. Routledge. ISBN 9781351524438. 
    90. ^ Horowitz, Irving (2018-02-06). Culture and Civilization. Routledge. ISBN 9781351524438. 
    91. ^ Chesterton, G. K. (2012-06-06). Lepanto. Ignatius Press. ISBN 9781681492926. 
    92. ^ Santarém.), Manuel Francisco de Barros e Sousa de Mesquita de Macedo Leitão e Carvalhosa (visconde de (1827). Noticia dos manuscriptos pertencentes ao direito publico externo diplomatico de Portugal, e á historia, e litteratura do mesmo paiz, que existem na Bibliotheca r. de Paris, e outras, da mesma capital, e nos archivos de França (dalam bahasa Portugis). Academia real das Sciencias. 
    93. ^ Alpers, Edward A. (2013-10-31). The Indian Ocean in World History. Oxford University Press. ISBN 9780199929948. 
    94. ^ Olson, James Stuart (1991). Historical Dictionary of European Imperialism. Greenwood Publishing Group. ISBN 9780313262579. 
    95. ^ A History of the Ottoman Empire to 1730. CUP Archive. 
    96. ^ Couto, Dejanirah; Loureiro, Rui Manuel; Loureiro, Rui (2008). Revisiting Hormuz: Portuguese Interactions in the Persian Gulf Region in the Early Modern Period (dalam bahasa Inggris). Otto Harrassowitz Verlag. ISBN 9783447057318. 
    97. ^ Modelski, George (1988). Seapower in Global Politics, 1494-1993. London: THE MACMILLAN PRESS LTD. hlm. 157. ISBN 978-1-349-09156-0. 
    98. ^ Brummett, Palmira Johnson (1994). Ottoman Seapower and Levantine Diplomacy in the Age of Discovery. SUNY Press. ISBN 9780791417027. 
    99. ^ Brummett, Palmira Johnson (1994). Ottoman Seapower and Levantine Diplomacy in the Age of Discovery (dalam bahasa Inggris). SUNY Press. ISBN 9780791417027. 
    100. ^ Malekandathil, Pius (2010). Maritime India: Trade, Religion and Polity in the Indian Ocean. Delhi: Primus Books. hlm. 122, 123. ISBN 978-93-80607-01-6. 
    101. ^ Cook, M.A. (1976). A History of the Ottoman Empire to 1730. New York, Melbourne: Cambridge University Press. hlm. 122. ISBN 0521208912. 
    102. ^ Paine, Lincoln (2014-02-06). The Sea and Civilization: A Maritime History of the World. Atlantic Books. ISBN 9781782393573. 
    103. ^ Ballard, G.A (1928). Rulers of the Indian Ocean. Boston, Houghton Mifflin Company,: University of Michigan. hlm. 130. 
    104. ^ Soucek, Svat (2013). "Piri Reis: His uniqueness among cartographers and hydrographers of the Renaissance" (PDF). CFC (N°216- Juin 2013): 143, 144 – via Comite Francais de Cartographie - Accueil.