Lompat ke isi

Kardono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Nuguseo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(20 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Officeholder
[[Berkas:Kardono-First-President-of-the-AFF.jpg|right|thumb|Kardono]]
|honorific-prefix =
'''Kardono''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|21|5|1927|[[Jakarta]]|11|5|2003}}<ref>[http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2003/05/11/brk,20030511-08,id.html "Kardono, Mantan Ketua PSSI Meninggal Dunia"], [[Tempo.co|TempoInteraktif.com]], diakses [[16 Juni]] [[2013]]</ref>) adalah mantan Ketua [[PSSI]] periode [[1983]] - [[1991]]. Ia pernah membawa {{timnas|Indonesia}} merebut medali emas [[SEA Games 1987]] dan [[SEA Games 1991|1991]]. Dia juga merupakan Ketua [[AFF]] pertama yang menjabat pada periode [[1984]] - [[1989]]<ref>[http://www.aseanfootball.org/v2/?page_id=6908 "HISTORY OF ASEAN FOOTBALL FEDERATION"], Situs AFF, diakses [[16 Juni]] [[2013]]</ref>
|name = Kardono
|image =
|imagesize =
|caption =
|office =
|order =
|president =
|term_start =
|term_end =
|predecessor =
|successor =
|birth_date = {{Birth date|1927|5|12}}
|birth_place = [[Yogyakarta]]
|death_date = {{Death date and age|2003|5|11|1927|5|12}}
|death_place = RS Pondok Indah, [[Jakarta Selatan]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|serviceyears = 1946 —
|servicenumber =
|rank = [[Berkas:Pdu marsdyatni staf.png|25px]] [[Marsekal Madya]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Air Force.svg|25px]] [[TNI Angkatan Udara]]
|unit =
|awards =
|party =
|relations =
|spouse =
|children =
|residence = Jl. Cipinang Cempedak II No. 56 [[Jakarta Timur]]
|alma_mater =
|occupation =
|religion = [[Islam]]
}}
'''[[Marsekal Madya]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) Kardono''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]]|21|5|1927|[[Jakarta]]|11|5|2003}}<ref>[http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2003/05/11/brk,20030511-08,id.html "Kardono, Mantan Ketua PSSI Meninggal Dunia"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100731135430/http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2003/05/11/brk,20030511-08,id.html |date=2010-07-31 }}, [[Tempo.co|TempoInteraktif.com]], diakses [[16 Juni]] [[2013]]</ref>) adalah seorang tentara dan administrator sepak bola Indonesia. Ia merupakan mantan Ketua [[PSSI]] periode [[1983]] - [[1991]]. Ia pernah membawa {{timnas|Indonesia}} merebut medali emas [[SEA Games 1987]] dan [[SEA Games 1991|1991]]. Dia juga merupakan Ketua [[AFF]] pertama yang menjabat pada periode [[1984]] - [[1989]]<ref>[http://www.aseanfootball.org/v2/?page_id=6908 "HISTORY OF ASEAN FOOTBALL FEDERATION"], Situs AFF, diakses [[16 Juni]] [[2013]]</ref> Selain itu, ia adalah mertua dari penyanyi keroncong terkenal [[Sundari Soekotjo]].<ref name=":0">{{Cite web|url=https://nasional.tempo.co/read/16659/mantan-ketua-pssi-kardono-meninggal-dunia|title=Mantan Ketua PSSI Kardono Meninggal Dunia|date=2003-09-12|website=Tempo|language=en|access-date=2019-08-21}}</ref>


== Riwayat Hidup ==
Ia adalah salah satu perintis dan pendiri penerbangan [[Indonesia]]. Sederet jabatan pernah disandang suami Rochyatun yang terkahir menyandang pangkat jenderal bintang tiga di [[TNI AU]]. Selain pernah menjadi Inspektur Jenderal Pembangunan, pria lulusan [[SMA Negeri 3 Yogyakarta|SMA Bagian B Padmanaba]], Yogyakarta tahun [[1948]] ini juga pernah menjadi Sekretaris Militer Presiden di era Presiden [[Soeharto]].
Ia adalah salah satu perintis dan pendiri penerbangan [[Indonesia]]. Sederet jabatan pernah disandang suami Rochyatun yang terkahir menyandang pangkat jenderal bintang tiga di [[TNI AU]]. Selain pernah menjadi Inspektur Jenderal Pembangunan, pria lulusan [[SMA Negeri 3 Yogyakarta|SMA Bagian B Padmanaba]], Yogyakarta tahun [[1948]] ini juga pernah menjadi [[Sekretariat Militer Presiden Republik Indonesia|Sekretaris Militer Presiden]] di era Presiden [[Soeharto]].<ref name=":0" /> Ayahnya cuma petani kecil di [[Godean, Sleman|Desa Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Dan Kardono kecil menghabiskan sekolahnya di Yogyakarta sampai tamat SMA. Kemudian, Ia melanjutkan di [[Sekolah Tinggi Teknik Bandung|Sekolah Tinggi Teknik]] Bagian [[Geodesi]] di Bandung, 1951.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/K/20030623-33-K_2.html|title=Apa dan Siapa - KARDONO|website=ahmad.web.id|access-date=2019-08-21|archive-date=2019-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20190814150319/http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/K/20030623-33-K_2.html|dead-url=yes}}</ref>

== Dibajak Tentara Merah Jepang ==
Ketika menumpang [[Japan Airlines]] DC-8 dari [[Paris]] menuju [[Tokyo]] pada 28 September 1977, pesawat dengan [[Japan Airlines Penerbangan 472|nomor penerbangan 472]] itu singgah di [[Mumbai|Bombay (sekarang Mumbai)]]. Setelah lepas landas, pesawat dibajak dan dipaksa mendarat di [[Dhaka|Dacca (sekarang Dhaka)]], ibukota [[Bangladesh]]. Selama disandera penuh ketakutan itu, Kardono diam-diam mengerok istrinya yang mungkin saja masuk angin, karena stress keringatan juga terlalu lama dalam pesawat dalam keadaan mencekam. Para pembajak yang tak tahu apa itu kerokan, ketakutan melihat tengkuk istri Kardono yang merah-merah mendekati kehitaman. “Turun!”, perintah pembajak. Jadilah sang istri ikut diturunkan bersama 117 penumpang lainnya. Kebetulan juga saat itu permintaan pembajak berupa tebusan milyaran rupiah dan pembebasan rekan-rekan mereka dari berbagai penjara, dikabulkan. Uang tebusan pun diantarkan ke Dacca oleh Pemerintah Jepang. Kemana Kardono? Dia tetap disandera dan dibawa ke [[Kuwait]], lalu [[Damaskus|Damaskus (Siria)]] sambil teroris bernegosiasi berbagai pihak dan akhirnya terbang ke [[Aljir]] sekaligus mengakhiri drama pembajakan. Di ibukota [[Aljazair]] itu, Kardono dibebaskan bersama sisa sandera setelah disekap lebih dari 132 jam.<ref>{{Cite web|url=http://baltyra.com/2011/03/15/kardono-disandera-lalu-pimpin-pssi-nurdin-pimpin-pssi-lalu-menyandera/|title=Kardono disandera, lalu pimpin PSSI. Nurdin pimpin PSSI, lalu ‘menyandera’|date=2011-03-15|website=BALTYRA|language=en-US|access-date=2019-08-21|archive-date=2019-08-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20190821150601/http://baltyra.com/2011/03/15/kardono-disandera-lalu-pimpin-pssi-nurdin-pimpin-pssi-lalu-menyandera/|dead-url=yes}}</ref>

== Ketua Umum PSSI ==
Ia dilantik menjadi Ketua Umum PSSI pada bulan November 1983.<ref name=":1" /> Ia mengalahkan banyak saingan, di antaranya pengusaha tenar [[Probosutedjo]] yang punya klub Mertju Buana. Naiknya Kardono—dari klub sepak bola Angkasa—sudah diatur oleh panitia kongres. Sebelum utusan perserikatan di daerah-daerah datang ke kongres, Pengurus Harian PSSI, [[Suparjo Pontjowinoto]], mengirim telegram yang isinya, hanya Kardono yang direstui oleh pimpinan nasional untuk jabatan Ketua Umum PSSI. Kongres pun berjalan cukup tegang bahkan [[Solihin G. P.|Solihin G.P]]. beserta sejumlah peserta dari Komda PSSI Jawa Barat meninggalkan sidang ketika berlangsung pemilihan ketua umum. Ganjalan kongres itu tidak berlarut-larut. Penggemar bola menaruh harapan besar kepada Kardono karena tokoh ini dekat dengan "[[Soeharto|pimpinan nasional]]". Sehari-hari, Kardono adalah Sekretaris Militer Presiden.<ref name=":1" />

Namun, harapan itu tinggal harapan, setidak-tidaknya sampai akhir 1985. PSSI gagal meraih tiket ke [[Piala Dunia FIFA 1986|Piala Dunia FIFA1986 di Meksiko]]. Indonesia hanya menjadi juara subgrup 3-B Asia. Pada penentuan juara grup, PSSI dikalahkan [[Tim nasional sepak bola Korea Selatan|Korea Selatan]]. Pelatih PSSI Pra-Piala Dunia, [[Sinyo Aliandoe]], menjadi bulan- bulanan kecaman, tetapi Kardono justru memuji Aliandoe. "Aliandoe punya prinsip dan pendirian yang tegas. Saya menghargai sikap itu," katanya. Kegagalan ini, menurut Kardono, bukan kesalahan pelatih. Selain persepakbolaan nasional tetap saja tidak bangkit, sudah separuh masa jabatan Kardono disibukkan oleh masalah suap. Terus terang ia mengakui sulit membawa kasus suap ke pengadilan. "Belum ada bukti yang kuat untuk bisa membawa kasus itu ke pengadilan. Harus ada saksi kapan uang suap itu diserahkan dan di mana diserahkan," katanya dalam dengar pendapat dengan [[Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Komisi IX DPR]], Mei 1985.<ref name=":1" />

== Pasca Ketua Umum PSSI ==
Ia memberi dukungan penuh kepada tim asal kampung halamannya, [[PSS Sleman]], ketika berhasil menembus babak final [[Liga 2|Divisi Utama Liga Indonesia]] pada tahun 1999 yang berlangsung di [[Stadion Benteng|Stadion Benteng, Tangerang]].<ref name=":2">{{Cite web|url=https://pss-sleman.co.id/id/category/umum/2015-05-11/pss-sleman-dalam-sejarah-pesan-terakhir-almarhum-bapak-kardono-bagi-pss-sleman|title=PSS SLEMAN DALAM SEJARAH: Pesan Terakhir Almarhum Bapak Kardono bagi PSS Sleman|last=Sleman|first=Official Site PSS|website=Official Site PSS Sleman|language=en|access-date=2019-08-21}}</ref> Dalam pertandingan tersebut, ia banyak memberi wejangan kepada anak asuhnya di tim PSS Sleman terutama dalam hal sportivitas permainan.<ref name=":2" />

==Meninggal Dunia==
Marsekal Madya TNI (Purn.) Kardono, meninggal dunia. pada Minggu 11 Mei 2003 pukul 03.30 WIB dini di RS Pondok Indah, Jakarta. Beliau meninggal karena penyakit kanker getah bening yang dideritanya, Sebelumnya Kardono di rawat di National University Hospital, Singapura. Jenazah Kardono akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.<ref>[https://nasional.tempo.co/read/16659/mantan-ketua-pssi-kardono-meninggal-dunia "Mantan Ketua PSSI Kardono Meninggal Dunia"]</ref>

==Riwayat Jabatan==
* Sesmilpres
*

== Penghargaan ==
* [[Berkas:PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|70px]] [[Bintang Mahaputera Utama]] (27 Juli 1982)<ref>{{Cite web|title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|website=Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2021-01-20|archive-date=2022-08-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20220805183645/https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|dead-url=no}}</ref>


== Rujukan ==
== Rujukan ==
Baris 14: Baris 68:
{{DEFAULTSORT:Kardono, Kardono}}
{{DEFAULTSORT:Kardono, Kardono}}
[[Kategori:Ketua Umum PSSI]]
[[Kategori:Ketua Umum PSSI]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Tokoh Dirgantara Indonesia]]
[[Kategori:Perintis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara]]
[[Kategori:Alumni SMA Negeri 3 Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]




{{indo-bio-stub}}
{{Indo-politikus-stub}}

Revisi terkini sejak 26 Juni 2024 03.21

Kardono
Informasi pribadi
Lahir(1927-05-12)12 Mei 1927
Yogyakarta
Meninggal11 Mei 2003(2003-05-11) (umur 75)
RS Pondok Indah, Jakarta Selatan
Tempat tinggalJl. Cipinang Cempedak II No. 56 Jakarta Timur
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Udara
Masa dinas1946 —
Pangkat Marsekal Madya TNI
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Marsekal Madya TNI (Purn.) Kardono (21 Mei 1927 – 11 Mei 2003[1]) adalah seorang tentara dan administrator sepak bola Indonesia. Ia merupakan mantan Ketua PSSI periode 1983 - 1991. Ia pernah membawa Indonesia merebut medali emas SEA Games 1987 dan 1991. Dia juga merupakan Ketua AFF pertama yang menjabat pada periode 1984 - 1989[2] Selain itu, ia adalah mertua dari penyanyi keroncong terkenal Sundari Soekotjo.[3]

Riwayat Hidup

[sunting | sunting sumber]

Ia adalah salah satu perintis dan pendiri penerbangan Indonesia. Sederet jabatan pernah disandang suami Rochyatun yang terkahir menyandang pangkat jenderal bintang tiga di TNI AU. Selain pernah menjadi Inspektur Jenderal Pembangunan, pria lulusan SMA Bagian B Padmanaba, Yogyakarta tahun 1948 ini juga pernah menjadi Sekretaris Militer Presiden di era Presiden Soeharto.[3] Ayahnya cuma petani kecil di Desa Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan Kardono kecil menghabiskan sekolahnya di Yogyakarta sampai tamat SMA. Kemudian, Ia melanjutkan di Sekolah Tinggi Teknik Bagian Geodesi di Bandung, 1951.[4]

Dibajak Tentara Merah Jepang

[sunting | sunting sumber]

Ketika menumpang Japan Airlines DC-8 dari Paris menuju Tokyo pada 28 September 1977, pesawat dengan nomor penerbangan 472 itu singgah di Bombay (sekarang Mumbai). Setelah lepas landas, pesawat dibajak dan dipaksa mendarat di Dacca (sekarang Dhaka), ibukota Bangladesh. Selama disandera penuh ketakutan itu, Kardono diam-diam mengerok istrinya yang mungkin saja masuk angin, karena stress keringatan juga terlalu lama dalam pesawat dalam keadaan mencekam. Para pembajak yang tak tahu apa itu kerokan, ketakutan melihat tengkuk istri Kardono yang merah-merah mendekati kehitaman. “Turun!”, perintah pembajak. Jadilah sang istri ikut diturunkan bersama 117 penumpang lainnya. Kebetulan juga saat itu permintaan pembajak berupa tebusan milyaran rupiah dan pembebasan rekan-rekan mereka dari berbagai penjara, dikabulkan. Uang tebusan pun diantarkan ke Dacca oleh Pemerintah Jepang. Kemana Kardono? Dia tetap disandera dan dibawa ke Kuwait, lalu Damaskus (Siria) sambil teroris bernegosiasi berbagai pihak dan akhirnya terbang ke Aljir sekaligus mengakhiri drama pembajakan. Di ibukota Aljazair itu, Kardono dibebaskan bersama sisa sandera setelah disekap lebih dari 132 jam.[5]

Ketua Umum PSSI

[sunting | sunting sumber]

Ia dilantik menjadi Ketua Umum PSSI pada bulan November 1983.[4] Ia mengalahkan banyak saingan, di antaranya pengusaha tenar Probosutedjo yang punya klub Mertju Buana. Naiknya Kardono—dari klub sepak bola Angkasa—sudah diatur oleh panitia kongres. Sebelum utusan perserikatan di daerah-daerah datang ke kongres, Pengurus Harian PSSI, Suparjo Pontjowinoto, mengirim telegram yang isinya, hanya Kardono yang direstui oleh pimpinan nasional untuk jabatan Ketua Umum PSSI. Kongres pun berjalan cukup tegang bahkan Solihin G.P. beserta sejumlah peserta dari Komda PSSI Jawa Barat meninggalkan sidang ketika berlangsung pemilihan ketua umum. Ganjalan kongres itu tidak berlarut-larut. Penggemar bola menaruh harapan besar kepada Kardono karena tokoh ini dekat dengan "pimpinan nasional". Sehari-hari, Kardono adalah Sekretaris Militer Presiden.[4]

Namun, harapan itu tinggal harapan, setidak-tidaknya sampai akhir 1985. PSSI gagal meraih tiket ke Piala Dunia FIFA1986 di Meksiko. Indonesia hanya menjadi juara subgrup 3-B Asia. Pada penentuan juara grup, PSSI dikalahkan Korea Selatan. Pelatih PSSI Pra-Piala Dunia, Sinyo Aliandoe, menjadi bulan- bulanan kecaman, tetapi Kardono justru memuji Aliandoe. "Aliandoe punya prinsip dan pendirian yang tegas. Saya menghargai sikap itu," katanya. Kegagalan ini, menurut Kardono, bukan kesalahan pelatih. Selain persepakbolaan nasional tetap saja tidak bangkit, sudah separuh masa jabatan Kardono disibukkan oleh masalah suap. Terus terang ia mengakui sulit membawa kasus suap ke pengadilan. "Belum ada bukti yang kuat untuk bisa membawa kasus itu ke pengadilan. Harus ada saksi kapan uang suap itu diserahkan dan di mana diserahkan," katanya dalam dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Mei 1985.[4]

Pasca Ketua Umum PSSI

[sunting | sunting sumber]

Ia memberi dukungan penuh kepada tim asal kampung halamannya, PSS Sleman, ketika berhasil menembus babak final Divisi Utama Liga Indonesia pada tahun 1999 yang berlangsung di Stadion Benteng, Tangerang.[6] Dalam pertandingan tersebut, ia banyak memberi wejangan kepada anak asuhnya di tim PSS Sleman terutama dalam hal sportivitas permainan.[6]

Meninggal Dunia

[sunting | sunting sumber]

Marsekal Madya TNI (Purn.) Kardono, meninggal dunia. pada Minggu 11 Mei 2003 pukul 03.30 WIB dini di RS Pondok Indah, Jakarta. Beliau meninggal karena penyakit kanker getah bening yang dideritanya, Sebelumnya Kardono di rawat di National University Hospital, Singapura. Jenazah Kardono akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.[7]

Riwayat Jabatan

[sunting | sunting sumber]
  • Sesmilpres

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Kardono, Mantan Ketua PSSI Meninggal Dunia" Diarsipkan 2010-07-31 di Wayback Machine., TempoInteraktif.com, diakses 16 Juni 2013
  2. ^ "HISTORY OF ASEAN FOOTBALL FEDERATION", Situs AFF, diakses 16 Juni 2013
  3. ^ a b "Mantan Ketua PSSI Kardono Meninggal Dunia". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2003-09-12. Diakses tanggal 2019-08-21. 
  4. ^ a b c d "Apa dan Siapa - KARDONO". ahmad.web.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-14. Diakses tanggal 2019-08-21. 
  5. ^ "Kardono disandera, lalu pimpin PSSI. Nurdin pimpin PSSI, lalu 'menyandera'". BALTYRA (dalam bahasa Inggris). 2011-03-15. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-21. Diakses tanggal 2019-08-21. 
  6. ^ a b Sleman, Official Site PSS. "PSS SLEMAN DALAM SEJARAH: Pesan Terakhir Almarhum Bapak Kardono bagi PSS Sleman". Official Site PSS Sleman (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-08-21. 
  7. ^ "Mantan Ketua PSSI Kardono Meninggal Dunia"
  8. ^ "Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003" (PDF). Sekretariat Negara Republik Indonesia. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-08-05. Diakses tanggal 2021-01-20. 
Jabatan olahraga
Didahului oleh:
Sjarnoebi Said
Ketua Umum PSSI
1983 - 1991
Diteruskan oleh:
Azwar Anas