Lompat ke isi

Stasiun Tuban: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°54′1″S 112°3′29″E / 6.90028°S 112.05806°E / -6.90028; 112.05806
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k istilahnya sekarang penjagaan aset. (via JWB)
 
(44 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: Baris 1:
{{hatnote|Singkatan stasiun kereta api bukan berarti [[Taman nasional]].}}
{{hatnote|Singkatan stasiun kereta api bukan berarti [[Taman nasional]].}}
{{infobox stasiun
{{infobox stasiun
|image=Stasiun Tuban.jpeg
| image = Stasiun Tuban, 2020.jpg
|caption=Fasad perspektif Stasiun Tuban
| caption = Fasad perspektif Stasiun Tuban yang sudah tertutupi pagar, 2020.
|name=Tuban
| name = Tuban
|prov=Jawa Timur
| prov = Jawa Timur
|kabupaten=Tuban
| kabupaten = Tuban
|kecamatan kabupaten=Tuban
| kecamatan kabupaten = Tuban
|kelurahan kabupaten= Doromukti
| kelurahan kabupaten = Doromukti
|kodepos= 62316
| kodepos = 62316
|open= 1 Agustus 1920
| open = 1 Agustus 1920
|close=5 Desember 1990
| close = 5 Desember 1990
|oldname=''Toeban''
| oldname = ''Toeban''
|kode=TN
| kode = TN
|class=I
| class = I
|close_type=PJKA
| close_type = PJKA
|tinggi=+7 m
| tinggi = +7 m
|line=-
| line = Tidak ada layanan.
|operator=[[Daerah Operasi VIII Surabaya]]
| operator = wpa8
| letak = * km 37+498 lintas [[Stasiun Babat|Babat]]–''Tuban''<br>
|class=I
|letak=km 37+498 lintas [[Stasiun Babat|Babat]]–''[[Stasiun Tuban|Tuban]]''
*km 0+000 cabang ''Tuban''-''Pabrik Kapur Tuban''
|nomor=4303
| nomor = 4303
}}
}}
[[Berkas: Gapura Stasiun Tuban.jpeg|jmpl|300px|Gapura atau gerbang/pintu masuk utamanya stasiun yang menjadikan saksi membisu kejayaan Stasiun Tuban ketika masih beroperasi.]]
'''Stasiun Tuban (TN)''' adalah stasiun kereta api nonaktif kelas I yang berada di [[Doromukti, Tuban, Tuban]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 meter ini termasuk dalam [[Daerah Operasi VIII Surabaya|Wilayah Aset VIII Surabaya]].
'''Stasiun Tuban (TN)''' adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di [[Doromukti, Tuban, Tuban]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 meter ini termasuk dalam [[Daerah Operasi VIII Surabaya|Wilayah Penjagaan Aset VIII Surabaya]].


S.A. Reitsma menyebutkan bahwa stasiun dan jalur kereta apinya merupakan bagian dari program kerja NIS agar masyarakat Tuban dapat menikmati moda kereta api. Oleh karenanya, setelah sukses dengan [[jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi]], dibangunlah jalur-jalur cabangnya, yaitu dari [[Jalur kereta api Rembang–Bojonegoro|Bojonegoro menuju Jatirogo]] dan Babat menuju Merak-Oerak (Merakurak). Jalur Merakurak–Babat panjangnya 46 km dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1920.<ref>{{cite book|title=Indische spoorweg-politiek|last=Reitsma|first=S. A.|publisher=Landsdrukkerij|year=1920}}</ref><ref>{{citeweb|title=Trains in Dutch East-Indies[1], a fascination.pdf|last=Teeuwen|first=Dirk|url=http://www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl/Special%20Subjects/Railroads.html/trains-dutch-east-indies[1].pdf|website=www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl|access-date=2018-09-03}}</ref><ref>{{Cite book|title=Memori Serah Jabatan, 1921-1930: Jawa Tengah|last=Arsip Nasional RI|first=|publisher=Arsip Nasional RI|year=1977|isbn=|location=Jakarta|pages=85}}</ref> Dahulu, perjalanan kereta apinya diformat dua kali pergi pulang sehari baik dari Babat ke Tuban maupun dari Tuban ke Babat. Awalnya lokomotif yang dijalankan untuk melayani kereta itu menggunakan [[lokomotif uap]]. Namun, memasuki tahun 1970-an, peran lokomotif uap digantikan oleh lokomotif [[diesel hidraulik]] seperti [[Lokomotif D300|D300]] atau [[Lokomotif D301|D301]]. Karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya dan juga karena prasarana yang sudah tua, maka stasiun dan jalurnya ditutup pada tahun 1990.
Steven Anne Reitsma menyebutkan bahwa stasiun dan jalur kereta apinya merupakan bagian dari program kerja NIS agar masyarakat Tuban dapat menikmati moda kereta api. Oleh karenanya, setelah sukses dengan [[jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi]], dibangunlah jalur-jalur cabangnya, yaitu dari [[Jalur kereta api Rembang–Bojonegoro|Bojonegoro menuju Jatirogo]] dan Babat menuju Merak-Oerak (Merakurak). Jalur Merakurak–Babat panjangnya 46&nbsp;km dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1920.<ref>{{cite book|title=Indische spoorweg-politiek|last=Reitsma|first=Steven Anne|publisher=Landsdrukkerij|year=1920|url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB02:100002593}}</ref><ref>{{citeweb|title=Trains in Dutch East-Indies[1], a fascination.pdf|last=Teeuwen|first=Dirk|url=http://www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl/Special%20Subjects/Railroads.html/trains-dutch-east-indies[1].pdf|website=www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl|access-date=2018-09-03}}{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite book|title=Memori Serah Jabatan, 1921-1930: Jawa Tengah|last=Arsip Nasional RI|first=|publisher=Arsip Nasional RI|year=1977|isbn=|location=Jakarta|pages=85}}</ref> Dahulu, perjalanan kereta apinya diformat dua kali pergi pulang sehari baik dari Babat ke Tuban maupun dari Tuban ke Babat. Awalnya lokomotif yang dijalankan untuk melayani kereta itu menggunakan [[lokomotif uap]]. Namun, memasuki tahun 1970-an, peran lokomotif uap digantikan oleh lokomotif [[diesel hidraulik]] seperti [[Lokomotif D300|D300]] atau [[Lokomotif D301|D301]]. Karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya dan juga karena prasarana yang sudah tua, maka stasiun dan jalurnya ditutup pada tahun 1990.


Emplasemen stasiun ini sekarang telah menjadi permukiman padat penduduk namun tanahnya masih dikuasai oleh [[PT KAI]]. Sedangkan untuk bangunan Stasiun Tuban sendiri disewa untuk dijadikan bengkel las. Stasiun ini juga memiliki subdipo lokomotif yang masih asli sejak zaman Belanda, terletak di timur stasiun setelah melewati perlintasan kereta yang sekarang berlokasi di Gang Ikhlas [[Kebonsari, Tuban, Tuban]] yang sekarang menjadi rumah tinggal. Namun, banyak sarana dan prasarana di subdipo itu yang hilang tak berbekas karena dirobohkan. Stasiun Tuban juga dilengkapi menara air yang dahulu berfungsi mengisi air lokomotif uap.
Emplasemen stasiun ini sekarang telah menjadi permukiman padat penduduk namun tanahnya masih dikuasai oleh [[PT KAI]]. Sedangkan untuk bangunan Stasiun Tuban sendiri disewa untuk dijadikan bengkel las. Stasiun ini juga memiliki subdepo lokomotif yang masih asli sejak zaman Belanda, terletak di timur stasiun setelah melewati perlintasan kereta yang sekarang berlokasi di Gang Ikhlas, [[Kebonsari, Tuban, Tuban]] yang sekarang menjadi rumah tinggal. Namun, banyak sarana dan prasarana di subdepo itu yang hilang tak berbekas karena dirobohkan. Stasiun Tuban juga dilengkapi menara air yang dahulu berfungsi mengisi air lokomotif uap.


Dari stasiun ini dulunya terdapat percabangan rel kereta api menuju eks-pabrik pengolahan batu kapur yang biasa disebut masyarakat Tuban dengan nama Pabrik Kapur. Sedangkan eks Pabrik Kapur sendiri telah ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Tuban pada kisaran tahun 1998, karena dianggap sebagai salah satu sumber polusi udara dan tidak cocok dengan perkembangan kota. Meski demikian lahan tersebut masih ada dan dikuasai oleh [[Semen Gresik]] (kini bagian dari [[Semen Indonesia|PT Semen Indonesia]] Tbk.).<ref>{{Cite news|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3880459/cantik-siapa-sangka-taman-hijau-ini-dulunya-lahan-tambang-batu-kapur|title=Cantik! Siapa Sangka Taman Hijau Ini Dulunya Lahan Tambang Batu Kapur|last=Wahyudiyanta|first=Imam|newspaper=detiknews|access-date=2018-09-27}}</ref>
Dari stasiun ini dulunya terdapat percabangan rel kereta api menuju eks-pabrik pengolahan batu kapur yang bernama Pabrik Kapur Ronggolawe. Sedangkan eks Pabrik Kapur Ronggolawe sendiri telah ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Tuban pada kisaran tahun 1989, karena dianggap sebagai salah satu sumber polusi udara dan tidak cocok dengan perkembangan kota. Meski demikian lahan tersebut masih ada dan dikuasai oleh pemerintah kabupaten Tuban yang saat ini digunakan untuk hutan kota.


Saat ini Jalur kereta api Babat–Merakurak sedang dipertimbangkan untuk direaktivasi. Perencanaan ini dilakukan untuk menunjang kilang ''Grass Root Refinery'' (GRR) Tuban milik perusahaan Indonesia-Rusia PT Pertamina Rosneft, yang akan beroperasi pada 2027. Selain direaktivasi, direncanakan pula perpanjangan trase menuju Jenu.<ref>{{Cite web|title=Revitalisasi Jalur Kereta Bersejarah, GRR Tuban Bangun Konektivitas ke Industri|url=https://kumparan.com/kumparanbisnis/revitalisasi-jalur-kereta-bersejarah-grr-tuban-bangun-konektivitas-ke-industri-1wZTelV6oLM|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2021-10-01}}</ref>
Pada masanya, dulu di era DKA klasifikasi stasiun ini di golongkan sebagai stasiun kelas IV dibuktikan dengan adanya surat keputusan DDKA No.20493/BB/54. tertanggal 16 Maret 1954.<ref name=":0">{{Citebook|title=Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 2|last1=Nusantara|first1=Tim Telaga Bakti|first2=(APKA)|last2=Asosiasi Pakar Perkeretaapian|publisher=CV. Angkasa|year=1997|isbn=|location=Bandung|pages=215-220}}</ref>


== Galeri ==
Dahulu sekali, NIS pernah menyusun ''masterplan'' perpanjangan jalur ini sampai ke [[Lasem, Rembang]]. Saat itu [[Stasiun Lasem]] sudah ada, tinggal pembangunan jalur kereta apinya saja. Konstruksi tubuh ''baan'' memang sudah mulai. Namun, begitu sampai [[Merakurak, Tuban|Merakurak]], rel yang dipasang selalu amblas, sehingga hanya sampai Merakurak. Proyek ini gagal dan akhirnya dinonaktifkan penuh pada masa pendudukan Jepang.<ref name=":0" />

<gallery>
Depot lokomotif Tuban.jpeg|Panorama [[depo lokomotif]] di stasiun Tuban.
Plakat aset di Depot lokomotif Tuban.jpeg|Plakat aset yang ada di [[depo lokomotif]] stasiun Tuban.
Patok NIS di dekat Stasiun Tuban.jpeg|Patok NIS di Jalan [[Abdul Wahid Hasyim|Wachid Hasyim]] dekat di stasiun Tuban.
</gallery>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}


{{Adjacent stations|system1=KAI
{{s-rail-start}}
|line1=Merakurak–Babat|left1=Latsari|right1=Trosobo
{{s-rail|title=KAI}}
|line2=Percabangan menuju Pabrik Kapur Tuban|right2=Pabrik Kapur Tuban|note-right2=
{{s-line|system=KAI|previous=Latsari|line=Merakurak–Babat|next=Trosobo}}
}}
{{s-line|system=KAI|line=Percabangan menuju Pabrik Kapur Tuban|next=Pabrik Kapur Tuban|note2=PT Semen Gresik Tuban}}
{{s-end}}
{{stasiun-stub}}


{{coord|-07.1063472|112.1688083|display=title}}
{{coord|6|54|1|S|112|3|29|E|display=title}}


[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di Jawa Timur|Tuban]]
[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di Jawa Timur|Tuban]]
[[Kategori:Tuban, Tuban]]
[[Kategori:Tuban, Tuban]]


{{stasiun-Jatim-stub}}

Revisi terkini sejak 26 September 2024 13.03

Stasiun Tuban
Tuban+7 m
Fasad perspektif Stasiun Tuban yang sudah tertutupi pagar, 2020.
Lokasi
Koordinat7°6′23″S 112°10′19″E / 7.10639°S 112.17194°E / -7.10639; 112.17194
Ketinggian+7 m
Operator
Letak
  • km 37+498 lintas BabatTuban
  • km 0+000 cabang Tuban-Pabrik Kapur Tuban[1]
LayananTidak ada layanan.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka1 Agustus 1920
Ditutup5 Desember 1990
Nama sebelumnyaToeban
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Gapura atau gerbang/pintu masuk utamanya stasiun yang menjadikan saksi membisu kejayaan Stasiun Tuban ketika masih beroperasi.

Stasiun Tuban (TN) adalah stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Doromukti, Tuban, Tuban. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 meter ini termasuk dalam Wilayah Penjagaan Aset VIII Surabaya.

Steven Anne Reitsma menyebutkan bahwa stasiun dan jalur kereta apinya merupakan bagian dari program kerja NIS agar masyarakat Tuban dapat menikmati moda kereta api. Oleh karenanya, setelah sukses dengan jalur kereta api Gambringan–Surabaya Pasarturi, dibangunlah jalur-jalur cabangnya, yaitu dari Bojonegoro menuju Jatirogo dan Babat menuju Merak-Oerak (Merakurak). Jalur Merakurak–Babat panjangnya 46 km dan diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1920.[3][4][5] Dahulu, perjalanan kereta apinya diformat dua kali pergi pulang sehari baik dari Babat ke Tuban maupun dari Tuban ke Babat. Awalnya lokomotif yang dijalankan untuk melayani kereta itu menggunakan lokomotif uap. Namun, memasuki tahun 1970-an, peran lokomotif uap digantikan oleh lokomotif diesel hidraulik seperti D300 atau D301. Karena kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya dan juga karena prasarana yang sudah tua, maka stasiun dan jalurnya ditutup pada tahun 1990.

Emplasemen stasiun ini sekarang telah menjadi permukiman padat penduduk namun tanahnya masih dikuasai oleh PT KAI. Sedangkan untuk bangunan Stasiun Tuban sendiri disewa untuk dijadikan bengkel las. Stasiun ini juga memiliki subdepo lokomotif yang masih asli sejak zaman Belanda, terletak di timur stasiun setelah melewati perlintasan kereta yang sekarang berlokasi di Gang Ikhlas, Kebonsari, Tuban, Tuban yang sekarang menjadi rumah tinggal. Namun, banyak sarana dan prasarana di subdepo itu yang hilang tak berbekas karena dirobohkan. Stasiun Tuban juga dilengkapi menara air yang dahulu berfungsi mengisi air lokomotif uap.

Dari stasiun ini dulunya terdapat percabangan rel kereta api menuju eks-pabrik pengolahan batu kapur yang bernama Pabrik Kapur Ronggolawe. Sedangkan eks Pabrik Kapur Ronggolawe sendiri telah ditutup oleh Pemerintah Kabupaten Tuban pada kisaran tahun 1989, karena dianggap sebagai salah satu sumber polusi udara dan tidak cocok dengan perkembangan kota. Meski demikian lahan tersebut masih ada dan dikuasai oleh pemerintah kabupaten Tuban yang saat ini digunakan untuk hutan kota.

Saat ini Jalur kereta api Babat–Merakurak sedang dipertimbangkan untuk direaktivasi. Perencanaan ini dilakukan untuk menunjang kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban milik perusahaan Indonesia-Rusia PT Pertamina Rosneft, yang akan beroperasi pada 2027. Selain direaktivasi, direncanakan pula perpanjangan trase menuju Jenu.[6]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Reitsma, Steven Anne (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij. 
  4. ^ Teeuwen, Dirk. "Trains in Dutch East-Indies[1], a fascination.pdf" (PDF). www.indonesia-dutchcolonialheritage.nl. Diakses tanggal 2018-09-03. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Arsip Nasional RI (1977). Memori Serah Jabatan, 1921-1930: Jawa Tengah. Jakarta: Arsip Nasional RI. hlm. 85. 
  6. ^ "Revitalisasi Jalur Kereta Bersejarah, GRR Tuban Bangun Konektivitas ke Industri". kumparan. Diakses tanggal 2021-10-01. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Latsari
menuju Merakurak
Merakurak–Babat Trosobo
menuju Babat
Terminus Percabangan menuju Pabrik Kapur Tuban Pabrik Kapur Tuban
Terminus

6°54′1″S 112°3′29″E / 6.90028°S 112.05806°E / -6.90028; 112.05806{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman